Anda di halaman 1dari 9

Menentukan titik leleh tertentu Paduan Timbal (Pb) dalam (alloy) dan Seng

(Zn) Menggunakan Regresi Linear

Rahadian Dwi, 2)Lathifah Dika, 3)Elang Rimba


1)

Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

rahadian.20047@mhs.unesa.ac.id, lathifah.20051@mhs.unesa.ac.id, elang.20057@mhs.unesa.ac.id.

Abstrak

Timbal adalah jenis logam berat golongan IV-A yang memiliki warna abu-abu kebiruan.
Timbal memiliki titik lebur yang rendah yaitu sekitar 327,5o C yang tersebear lebih luas daripada
logam-logam yang lain. Timbal dapat menyebabkan hasil panen menjadi tercemar yang akan
dikonsumsi oleh manusia. Seng adalah unsur yang berasal dari alam langsung dan merupakan
dalam unsur hara mikro. Warna dari seng yaitu putih berkilau yang cukup relatif apabila
direaksikan dengan oksigen. Titik leleh seng bergantung pada kekuatan relatif dari ikatan,
semakin kuat ikatan yang dibentuk semakin besar energi yang diperlukan untuk memutuskannya.

Kata Kunci :

Abstract

Keywords :

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Timbal adalah jenis logam berat golongan IV-A yang dihasilkan secara alami pada
lapisan kerak bumi. Timbal yang berwarna abu-abu kebiruan bisa meleleh pada suhu 550-600
derajat celcius, lalu akan membentuk oksigen (O2) di udara dan akan terbentuk timbal oksida.
Tanah pertanian dapat terkontaminasi oleh timbal lalu mencemari hasil panen yang nantinya
akan dikonsumsi oleh manusia (Saryan, 1994). Jika ditinjau dalam senyawa kimianya, timbal
mempunyai titik uap yang rendah dan dapat memberikan kestabilan pada senyawa lain. Timbal
memiliki nomor atom 82. Dalam keadaan bebas timbal sukar untuk ditemukan (Gusnita, 2012).

Metode yang Digungakan

Metode yang digunakan yakni metode regresi linear. Regresi linear adalah metode yang
dipakai untuk membuktikan apakah variabel manipulasi yang diteliti mempunyai pengaruh
terhadap variabel respon secara signifikan. Metode ini juga dianggap singkat dan mudah untuk
mengetahui bagaimana pengaruh variabel satu dengan variabel yang lainnya. Metode analitik
menggunakan persamaan umum yang banyak diketahui yakni menggunakan persamaan garis
dengan m = ∆ y /∆ x …. (1)

Tujuan

1. Menganalisis plot grafik hubungan antara P dan T

2. Menganalisis persamaan polynomial dari grafik yang dihasilkan

3. Menganalisis titik leleh alloy yang mengandung 84% timbal

II. DASAR TEORI

Timbal (Pb)

Timbal atau dalam bahasa kimianya (Pb) adalah logam yang berwarna abu-abu kebiruan.
Dalam susunan tabel periodik merupakan golongan IV-A bersama dengan Karbon (C), Silikon
(Si), Geranium (Ge), dan Timah (Zn). Logam ini mempunyai titik leleh yang rendah yaitu
327,5oC dan tersebar luas dibandingkan dengan logam lainnya. Kadar dalam lingkungan
meningkat dikarenakan digunakan dalam berbagai industry, misalnya dalam pemmbuatan baterai
untuk mencegah terjadinya karat. Jika dicampur dengan logam lain akan membentuk logam
campuran yang lebih bagus dari logam murninya dan mempunyai kepadatan yang melebihi
logam lain (Dwi, 2007).

Gambar 2.1 Timbal (Pb)


Seng (Zn)
Seng atau dalam bahasa kimianya (Zn) adalah unsur kimia yang berasal dari alam
langsung dan termasuk dalam unsur hara mikro. Unsur hara mikro adalah unsur yang digunakan
dalam jumlah sedikit. Warna dari seng adalah putih berkilau yang cukup relatif jika direaksikan
dengan oksigen (Diantih, 1990). Dalam dunia industri, seng sering dimanfaatkan yang akan
menimbulkan emisi menjadi meningkat. Emisi dalam seng dari hasil produksi industri dilepaskan
ke udara dan akan tercampur dengan unsur lain di udara (Kenyon, 1991).

Gambar 2.2 Seng (Zn)

Titik leleh

Titik leleh adalah temperatur dimana zat padat (solid) berubah menjadi zat cair (liquid).
Titik leleh suatu zat padat tidak mengalami perubahan yang sama dengan adanya perubahan
tekanan. Oleh sebab itu tekanan biasanya tidak berpengaruh pada penentuan titik leleh kecuali
jika perbedaan dengan tekanan normal begitu besar. Pada umumnya titik leleh senyawa organik
mudah diamati karena temperatur dimana pelelehan mulai terjadi hampir sama dengan teperatur
dimana zat setelah meleleh semua. Titik leleh bergantung pada kekuatan relatif dari ikatan,
semakin kuat ikatan yang dibentuk semakin besar energi yang dibutuhkan untuk
memutuskannnya. Atau dengan kata lain semakin tinggi titik lebur unsur tersebut (Elvira, 2016).

Alloy

Salah satu contoh dari paduan antara timbal dengan seng adalah seperti kuningan.
Kuningan adalah paduan tembaga dengan lebih 50% seng, tapi seringkali ditambah dengan timah
putih dan timah hitam/timbal serta aluminium. Proses laurtan seng dalam tembaga tidak
berkembang oleh perubahan temperatur. Dengan demikian kuningan bukan paduan yang
terbentuk oleh pengendapan. Kuningan dengan kadar seng 45% komposisinya terdiri dari kristal
secara menyeluruh dengan sifat sangat rapuh pada temperatur ruangan. Hal ini terlihat pada
diagram kesetimbangan tembaga seng, dimana titik cair seng lebih rendah daripada titik cair
tembaga (Sudjana, 2008).

Regresi Linear

Dalam pembahasan tentang paduan (alloy) dari timbal dan seng, metode numerik yang
digunakan yaitu metode regresi linear. Sebelum membahas lebih lanjut, maka harus dapat
memahami istilah lain yang berkaitan dengan metode regresi linear. Regresi adalah pengukur
hubungan antara dua variabel atau lebih yang kemudian dinyatakan dalam bentuk fungsi. Dalam
hal ini terdapat 2 buah variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dapat dimisalkan
sebagai x dan y untuk membedakan kedua variabel tersebut. Dalam metode regresi linear harus
terdapat hubungan ketergantungan antar variabel, artinya harus ada variabel yang menentukan
dan variabel yang ditentukan. Selain itu, regresi juga dapat didefinisikan sebagai suatu fungsi y =
f(x) dimana bentuk regresi bergantung pada fungsi atau persamaan yang dimilikinya. Sedangkan
korelasi adalah pengukur hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan sebagai tingkat
derajat keeratan antar variabel. Berbeda dengan regresi, dalam korelasi tidak mengharuskan atau
tidak mempermasalahkan adanya ketergantungan antar variabel. Meski demikian perlu
ditekankan bahwa variabel yang dioperasikan harus memiliki kaitan antara satu sama lain
(Kurniawan, 2016).

Regresi dapat melalui garis atau kurva yang mewakili serangkaian titik data denga
syarat : 1) Data menunjukkan tingkat kesalahan yang cukup signifikan atau menunjukkan adanya
noise; 2) Mencari pola tunggal yang mewakili pola umum perilaku data; 3) Kurva yang dicari
tidak perlu melewati setiap titik data. Untuk menghitung persamaan regresi linear dapat
dituliskan sebagai berikut :

y = ax + b atau y = 𝑎0 + 𝑎1x … (2)

keterangan :

a atau 𝑎0 = slope/gradient/coefficient 1

b atau 𝑎1 = intercept/bias

III. METODE

Untuk menemukan hasil dari soal yang ada dapat menggunakan cara manual ataupun
menggunakan komputasi dengan pemrograman Python. Jika menggunakan pemrograman
Python, maka kita dapat menuliskan langkah percobaan dengan metode flowchart. Flowchart
adalah penggambaran langkah-langkah secara grafik/diagram yang dilakukan secara urut dari
suatu program dengan menggunakan anotasi bidang geometri seperti lingkaran, persegi, oval,
jajar genjang, dll.
Gambar 3.1 Flowchart Plot Grafik dan Persamaan Polinomial

Alogaritma Flowchart :

Pada pemrograman python untuk mengetahui plot grafik hubungan antara P dan T
serta persamaan polinomial.

1. Memulai program dengan terminator “start”


2. Melakukan proses import numpy as np dan import matplotlib.pyplot as plt
3. Memasukkan data yang digunakan untuk nilai x = np.array([40, 50, 60, 70, 80,
90]) dan y = np.array([180, 204, 226, 250, 276, 304])
4. Mencari koefisien persamaan polinomial orde 1 (y = mx + c) dengan program m,
c = np.polyfit(x, y, 1)
5. Membuat persamaan polinomial orde 1 dengan poly1d_fn = np.poly1d([m, c])
6. Membuat plot data dan persamaan polinomial orde 1 dengan menggunakan
program plt, dengan masing-masing program plt.plot(x, y, 'bo', x, poly1d_fn(x),
'r-'), plt.xlabel('P(%)'), plt.ylabel('T(C)'), plt.title('Regresi Linear'),
plt.legend(['Data', 'Regresi Linear']), dan plt.show() untuk menampilkan
grafiknya
7. Menggunakan program “return” untuk kembali ke program utama
8. Menampilkan persamaan polinomial orde 1 dengan print(f"Persamaan
polinomial orde 1: y = {m:.2f}x + {c:.2f}")
9. Mengakhiri program dengan terminator “stop”

Gambar 3.2 Flowchart Titik Leleh alloy yang mengandung 84% timbal

Alogaritma Flowchart :

1. Memulai program dengan terminator “start”


2. Memasukkan nilai titik leleh timbal murni dengan Tm_pure_lead = 327.5 dan titik leleh
timah murni Tm_pure_tin = 231.9
3. Memasukkan nilai kalor peleburan timbal murni (kJ/mol) dengan
delta_H_fusion_pure_lead = 23.2 dan kalor peleburan timah murni (kJ/mol) dengan
delta_H_fusion_pure_tin = 7.3
4. Memasukkan x_lead = 0.84 untuk persentase timbal dalam alloy
5. Menghitung persentase timah dalam alloy dengan x_tin = 1 - x_lead
6. Menghitung titik leleh alloy dengan menggunakan rumus dengan program Tm_alloy =
x_lead * Tm_pure_lead + x_tin * Tm_pure_tin - (x_lead * (1 - x_lead) *
(Tm_pure_lead - Tm_pure_tin) ** 2) / (delta_H_fusion_pure_lead * x_tin +
delta_H_fusion_pure_tin * x_lead)
7. Menampilkan hasil perhitungan dengan program print(f"Titik leleh alloy dengan 84%
timbal adalah {Tm_alloy:.2f} derajat Celsius")
8. Mengakhiri program dengan terminator “stop”

IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Dari set data yang telah diberikan akan menghasilkan sebuah grafik menggunakan python
sebagai berikut, dalam grafik telah dipaparkan bahwa grafik menunjukkan data mengenai
hubungan antara persentase timbal dan titik leleh dalam Alloy.

P (%) 40 50 60 70 80 90

T (oC) 180 204 226 250 276 304

Tabel 4.1 Data Panduan Persentase Timbal dalam Titik Leleh Tertentu

A. Hasil Ploting pada Python

Gambar 4.1.1 Plot Grafik dan Persamaan Gambar 4.1.2 Grafik Hubungan P dan T
Polinomial Pada python serta Persamaan Polinomial
B. Hasil Persamaan pada Python

Gambar 4.1.3 Titik Leleh alloy yang mengandung 84% timbal

C. Hasil Perhitungan Manual

Gambar 4.1.4 Data perhitungan regresi linear x dan y

Grafik hubungan p dan t


350

300
f(x) = 2.45714285714286 x + 80.2857142857143
250 R² = 0.998272324802937

200
Series2
SUHU

150 Linear (Series2)

100

50

0
30 40 50 60 70 80 90 100
pRESENTASE

Gambar 4.2.5 Grafik Perhitungan Manual Excel

Dari gambar telah diketahui :


Σ x =390 Σ xy =97900 St =10584

Σ y =1440 2
∑ x =27100

∑ ¿ ¿ 10584

Σ ⅇ2=Σ ( y−α 0 −α 1 x 2) =12,5787

Rata-rata X dan Y :

390 1440
x= =65 y= =240
6 6

α 1dan α 0:

nΣxy−∑ xy
α 1= 2 2 α 0= y −α 1 x
n ∑ x −( ∑ x )

( 6 ) ( 97900 )−( 390 ) (1440)


¿ 2 ¿ 240−2,45714285
(6)(27100)−( 390 )

¿ 2,45714285 ¿ 80,28571475

Sehingga didapatkan persamaan garis miring yaitu : y=2,4571 x +80,286

Yang kemudian didapatkan koefisien determinasi sebesar :


2
st −Σ ⅇ 10584−125785
r 2= = =0,9983
st 10584

Jadi besarnya titik dalam 84% timbal adalah

Anda mungkin juga menyukai