Anda di halaman 1dari 9

Daftar Isi

Kata pengantar.................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................... ii
1.BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang........................................................................... 2
1.2.Rumusan Masalah..................................................................... 3
1.3.Tujuan........................................................................................ 3
1.4.Manfaat...................................................................................... 4
2.BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1.Kajian Pustaka........................................................................... 5
2.2.Kerangka Brfikir....................................................................... 8
3.BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
3.1.Waktu dan Tempat.................................................................... 9
3.2.Metode Penelitian................................................................... 10
3.3.Teknik Nonprobiliti............................................................... 10
3.3.Teknik Pengambilan data....................................................... 10
4.BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
4.1.Deskripsi tempat penelitian.................................................. 11
4.2.Hasil Penelitian....................................................................... 12
5.BAB V KESIMPULAN dan SARAN
5.1.Kesimpulan............................................................................. 14
5.2.Saran........................................................................................ 14
Daftar Pustaka............................................................................. 15

BAB I
                                             PENDAHULUAN
1. 1.     LATAR BELAKANG
Belajar, khususnya dalam pendidikan, bukanlah sekedar transmisi ilmu pengetahuan
sebagai fakta. Tetapi lebih dari itu, belajar adalah mengolah daya penalaran sebagai bekal dasar
setiap warga Negara yang bertanggung jawab. Teori belajar mengatakan kepada kita bahwa
proses belajar tidak terjadi dalam ruang kosong. Data ilmu pengetahuan hanya dapat di serap
dalam kaitannya dengan dunia nyata, terutama pendidikan bangku dasar.
Dewasa ini, salah satu kurikulum yang ada di SMA adalah kegiatan ektrakulikuler.
Ekstrakulikuler adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswi di sekolah mulai dari
jenjang pendidikan dasar hingga universitas. Ektrakulikuler bertujuan untuk mengembangkan
potensi, minat, bakat dan hobi yang dimiliki peserta didik. Kegiatan ini dilakukan diluar jam
pelajaran sekolah tanpa mengganggu kegiatan KBM (kegiatan belajar mengajar),artinya bisa saja
dilaksanakan pada sore hari atau hari libur. Kegiatan ini dilakukan secara swadaya dari pihak
sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan diluar jam pelajaran sekolah.
Ekstrakulikuler baik disekolah maupun diperguruan tinggi telah berlangsung lama dan
diikuti para siswa. Kehadiran kegiatan ekstrakulikuler disamping kegiatan intra kurikuler
dimungkinkan karena banyak manfaat yang didapatkan dari kegiatan tersebut. Ekstrakulikuler
dapat di sebut sebagai bagian dari pendidikan dalam arti luas. Dengan demikian kegiatan ini juga
merupakanproses yang sistematis dan sadar dalam membudayakan warga negara muda agar
memiliki kedewasaan sebagai bekal hidup. Kegiatan ekstrakulikuler bersifat akademik dan non
akademik, misalnya, olahraga,kesenian,dan KIR (kelompok ilmiah remaja) serta berbagai
macam keterampilan serta kepramukaan. Dengan adanya kegiatan Ekstrakulikuler ini, sekolah
mendapat pencitraan yang baik dari pengembangan diri.
Di SMA N 9 Cirebon sendiri ekstrakulikuller yang dilakukan setelah kegiatan belajar,
dimana siswa melakukan kegiatan ekstrakulikuler itu mulai dari sepulang sekolah pukul 14.30
hingga waktu yang di tentukan setiap pengurus organisasi tersebut. Ekstrakulikuler di SMA N 9
Cirebon memiliki segudang prestasi dan kegiatan-kegiatan yang banyak memenangkan
penghargaan. SMA N 9 Cirebon memang menonjol di bidang ekstrakulikuller, hal ini di
buktikan dengan banyaknya penghargaan yang ia dapat, mulai dari juara lomba
paskibra,teater,hingga lomba karya ilmiah dan lomba-lomba ekstrakulikuler lainnya.
Namun siswa/siswi di SMA N 9 Ciirebon saat  ini lebih tertarik kepada ektrakulikuler
nonakademik. Seperti Basket,Teater,Paskibra,Pramuka,dan lainnya.
Berdasarkan permasalahan di itu kami tertarik untuk melakukan observasi di sekolah
mengenai ekstrakulikuler yang memiliki peminat yang kurang banyak daripada ekstrakulikuler
lain di SMA N 9 CIREBON, dimana kami akan memfokuskan permasalah tersebut terhadap
ekstrakulikuler KIR,yang belakangan ini kurang diminati oleh anak kelas X angkatan tahun
2015. Dan judul observasi tersebut berjudul “Evektivitas kegiatan ekstrakulikuler (studi kasus
ekstrakulikuller KIR di SMA N 9 Cirebon)”. Evektivitas ialah suatu ukuran yang menyatakan
seberapa jauh target (kuantitas,kualitas,dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar
presentase target yang dicapai, makin tinggi evektivitasnya (Hidayat, 1986).
Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian
kegiatan yang menghasilkan karya ilmiah. KIR merupakan ekstrakulikuler di SMP maupun
SMA, ini merupakan organisasi yang sifatnya terbuka bagi remaja yang ingin mengembangkan
kreativitas, didirikan oleh UNESCO tahun 1963. Ekstrakulikuler KIR bertujuan untuk
mengembangkan sikap ilmiah,menumbuhkan kejujuran dalam memecahkan permasalahan
praktikum yang sistematis,objektif,dan rasional,serta belajar berinteraksi dan berorganisasi
dalam suatu ekstrakulikuler sehingga akan didapatkan kompetisi individual untuk
mengembangkan diri dalam setiap aspek kehidupan.
Manfaat KIR bagi setiap anggotanya dalam aspek pengetahuan dan aspek lainnya seperti
membangkitkan rasa ingin tahu,daya nalar, serta kreatifitas terhadap suatu pembahasan
praktikum,menambah wawasan terhadap masing-masing bidang KIR (Fisika,Kimia,dan Biologi),
meningkatkan keterampilan menguasai setiap teori dan praktek pada setiap
praktikum,memperluas wawasan komunikasi melalui pengalaman diskusi,kompetisi internal
KIR,mengenal cara-cara berorganisasi untuk pengembangan sikap dan kepribadian,sebagai ajang
unjuk prestasi dalam setiap agenda kompetisi internal.
Kendala yang di hadapi ekstrakulikuler KIR sendiri adalah kurang tertariknya minat
siswa terhadap ekstrakulikuler di SMA N 9, hal ini terlihat dari sikap mereka yang lebih
menyukai esktrakulikuler nonakademik,seperti lahraga,paskibra,pramuka dan sebagainya. Oleh
karena hal tersebut kami akan merangkumnya dalam laporan penelitian kami ini.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. KAJIAN TEORITIS


2.1.1. KAJIAN PUSTAKA MENGENAI PENGERTIAN EFEKTIFITAS
            1). Pengertian Efektivitas
Pada umumnya efektivitas sering dihubungkan dengan efisiensi dalam pencapaian
dan tujuan organisasi. Padahal suatu tujuan atau saran yang telah tercapai sesuai dengan rencana
dapat dikatakan efektif, tetapi belum tentu efisien. Walaupun terjadi suatu peningkatan efektifitas
dalam suatu organisasi maka belum tentu itu efisien. Jelasnya, jika sasaran atau tujuan telah
tercapai sesuai dengan yang di rencanakan sebelumnya dapat dikatakan efektif. Jadi, bila suatu
pekerjaan itu tidak selesai sesuai waktu yang telah ditentukan maka dapat dikatakan tidak efektif.
Efektifitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan dalam mencapai sasaran
yang telah ditetapkan dan adanya keterkaitan antara nilai-nilai yang bervariasi.
Efektifitas berasal dari kata efek yang artinya berpengaruh yang di timbulkan oleh sebab ,
akibat/dampak. Efektif yang artinya berhasil, sedang efektifitas menurut bahasa ketepat gunaan,
menunjang tujuan.
Secara umum teori efektifitas berorientasi pada tujuan, sebagaimana Etzioni mengatakan
efektifitas adalah derajat organisasi sampai pada tujuan. Sedang menurut pendapat Stress,
kefektifan adalah penekanan pada kesesuaian hasil yang dicapai organisai dengan tujuan yang
akan dicapai.
Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat yang dikemukaan sedarmayanti dalam
bukunya yang berjudul Sumber Daya Manusia dan produktifitas kerja mengenai pengertian
efektifitas yaitu : “efektifitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh
target dapat tercapai. Pengertian efektifitas ini lebih berorientasi kepada keluaran sedangkan
masalah pengguanaan masukan kurang menjadi perhatiaan utama. Apabila efesiensi dikaitkan
dengan efektifitas makan walaupun terjadi peningkatan efektifitas belum tentu efisiensi
meningkat.” (Sedarmayanti,2001:59).
Pengertian efektifitas menurut ensiklopedia administrasi karangan The Liang Gie, dkk
(1989:190) adalah : “terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dalam suatu perbuatan
setiap pekerjaan yang efisien tentu juga bersifat efektif. Karena dilihat dari segi hasil,tujuan,atau
akibat yang dikehendaki dengan perbuatan itu telah tercapai bahkan secara maksimal (mutu atau
jumlahnya).
Sedanglan menurut Georgopolus dan Tannembaum (1985:50) “Efektifitas ditinjau dari
sudut pencapaian tujuan, dimana keberhasilan suatu organisasi harus mempertimbangkan bukan
saja sasaran organisasi tetapi juga mekanisme mempertahankan diri mengejar sasaran. Dengan
kata lain penilaian efektifitas harus berkaitan dengan masalah sasaran maupun tujuan.”
Dari pengertiaan diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas lebih di titik beratkan pada
tingkat keberhasilan organisasi (sampai sejauh mana organisai dapat dikatakan berhasil) dalam
usaha mencapai sasaran yang telah dipilih, sedangkan efisiensi lebih menitik beratkan pada
kemampuan organisai dalam menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.

2.1.2. KAJIAN PUSTAKA MENGENAI PENGERTIAN EKSTRAKULIKULER &


EKSTRAKULIKULER KARYA ILMIAH (KIR)
2). Pengertian Ekstrakulikuler
Ekestrakulikuler (biasa disingkat “eskul”) merupakan kegiatan penunjang kegiatan
interakulikuler. Kegiatan ekstrakulikuler berlangsung diluar jam belajar dan umumnya
berlangsung setelah jam pelajaran usai (telah pukul14.15). Menurut kamus besar indonesia
(2002:291) ekstrakulikuler adalah “suatu kegiatan yang berada diluar program yang tertulis di
dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.” Kegiatan ekstrakurikuler
sendiri dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini membeir keleluasaan waktu dan
memberikan kebebasan pada siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai
dengan bakat serta minat mereka.
Menurut Rusli Lutan (1986:72) “program ekstrakulikuler merupakan bagian internal dari
proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan
intrakulikuler dan ekstrakulikuler sesungguhnya tidak dapat dipisahkan, bahkan kegiatan
ekstrakulikuler perpanjangan pelengkap atau penguat kegiatan intrakulikuler untuk menyalurkan
bakat atau pendorong perkembangan potensi anak didik mencapai tarap maksimal.”
Karya Ilmiah Remaja adalah remaja yang melakukan serangkaian kegiatan yang
menghasilkan suatu hasil yang disebut karya ilmiah. Karya ilmiah itu sendriri mempunyai arti
sebagain suatu karya yang dihasilkan melalui cara berpikir yang menurut kaidah penalaran yang
logis, sistemastis, rasional dan ada koherensi antar bagian-bagiannya. Kelompok Ilmiah Remaja
ini merupakan suatu organisasi yang bersifat terbuka bagi remaja yang ingin mengembangkan
kreatifitas dan teknologi pada masa kini maupun masa mendatang.
Menulis karya ilmiah merupakan salah satu bentuk kegiatan menulis dengan didasarkan
pada kemampuan yang berpikir logis serta dapat dipertanggung jawabkan. Pembelajaran menulis
karya ilmiah pada jenjang SMA difokuskan melalui kegiatan pembinaan ekstrakurikuler
kelompok kerja Karya Ilmiah Remaja (KIR). Pembinaan ekstrakurikuler penulisan KIR kurang
diminati oleh siswa disebabkan belum tersedianya media pembinaan yang mendukung proses
kegiatan ekstrakurikuler KIR. Maka dari itu, media dibutuhkan untuk mengatasi hambatan
belajar dan mendukung kelancaran pembinaan ekstrakurikuler KIR. Tujuan pengembangan
media ini adalah menghasilkan produk sebagai wadah pembinaan ekstrakurikuler KIR serta
untuk mengetahui kelayakan media tersebut dalam kegiatan pembinaan KIR.
Namun, ada beberapa kendala dalam ektrakulikuller KIR di SMA N 9 Cirebon, kendala
yang paling kompleks yaitu sedikitnya anggota KIR,dan tak adanya partisipasi dari kelas
X,sebagai generasi penerus untuk ekstrakulikuller ini, dimana remaja saat ini lebih menyukai
hal-hal yang intensitas berfikirnya terbatas dan berbau pergaulan yang mengikuti zaman dimana
lebih menitik beratkan kepada gaya hidup kebarat-baratan dan malas melakukan hal rumit karena
lebih menyukai hal-hal yang mudah dan instan.

BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
            3.1.1 WAKTU PENILITIAN

Program penelitian kami di laksanakan mulai minggu ke-2 pada bulan Januari,berikut
bentuk rincian penelitian kelompok kami :

TABEL PENELITIAN 3.1


BULAN

NO JANUAR
KETERANGAN FEBUARI MARET
. I

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. penelitian topik/tema x

2. perumusan bab i x

3. perumusan bab ii x

4. pembuatan bab iii x

5. pedaran wawancara x

6. penelitian lapangan x

7. penyusunan bab iv  x  x

8. penyusunan bab v  x x 

9. Lampiran x   x
10. penyusunan laporan penelitian secara  x
keseluruhan

Sumber; hasil olahan pribadi

3.1.2 TEMPAT
            Kami melakukan penelitian di lingkungan SMAN 9 CIREBON,karena kami bersekolah
di SMAN 9 CIREBON dan karna kami bertujuan meneliti ekstrakulikuler KIR di SMAN 9
CIREBON.

3.2 METODE PENELITIAN


3.2.1  JENIS PENELITIAN
Metode Yang kami gunakan adalah kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu pendekatan yang
juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara
bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian (Mcmillan dan
Schumacher,2003). Adapun penelitian dari kami efektifitas pengelolaan KIR (pendalaman
materi).

           
3.2.2 SUBJEK PENELITIAN
SUBJEK :
Pembina KIR
Pembina OSIS
Ketua KIR
Anggota KIR (X dan XI)
Murid-Murid SMAN 9 CIREBON

3.3 TEKNIK NONPROBILITI


Simpling bertujuan (nonprobilitas)  adalah Teknik non-probilitas
merupakan teknik yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik ini terdiri sampling sistematis,
sampling kuota, sampling aksidental,
sampling purposive, sampling jenuh
dan snowball sampling. nonprobability
sampling seringkali menjadi alternative
pilihan dengan pertimbangan yang
terkait dengan penghematan biaya,
waktu dan tenaga serta keterandalan
subjektifitas peneliti.

3.4 TEKNIK PENGAMBILAN DATA


           3.4.1 SAMPEL
                   •Pembina osis : - Sofyan Hadi spd
                   •Pembina KIR  : - Sri Sunarti spd
                   • Ketua KIR      : - Lisa Julaeha
                   • Anggota KIR  : - Sigit
                   • Siswa kelas XI : - Lia Apriliani (XI IPA 3)
                                                  - Shifa (XI IPS 1)
                   •Siswa Kelas X : - Asih (X-2)

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Tempat Penelitian


            4.1.1. Kondisi Fisik
SMA N 9 Cirebon terletak dijalan pramuka Kebon Pelok Kecamatan Harjamukti
Kelurahan Kalijaga, sebelah lapangan kebon pelok, jarak antara pusat kota dengan SMA N 9
Cirebon ialah
            4.1.2. Visi-Misi SMA N 9 Cirebon
*Visi Sekolah
Unggul dalam prestasi,luhur dalam perilaku,dan perduli lingkungan tahun 2006. Indikator
:
Meningkatnya peserta didik yang berprestasi dibidang akademik
Meningkatnya peserta didik yang berprestasi dibidang non akademik
Meningkatnya lulusan yang masuk PMDK semakin meningkat prosentasenya setiap tahun
Meningkatnya lulusan yang masuk ke PTN atau PTS semakin meningkat prosentasenya
setiap tahun
Meningkatnya peserta didik dan lulusan yang berakhlak karimah
Meningkatnya peserta didik yang taat dalam melaksanakan IMTAQ
Meningkatnya peserta didik lulusan yang kreatif dan mampu berkompetitif dalam dunia
kerja
*Misi Sekolah

Meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang efektif ,baik, intraktif,maupun


ekstrakulikuller dibidang akademik.
Meningkatkan kegiatan ekstrakulikuller dibidang non akademik.
Meningkatkan profesionalisme personal dalam melaksanakan tugas sehari-hari
Meningkatkan pengalaman ajaran agama dan budi pekerti luhur
Mengembangkan kultur sekolah yang kondusif
Mengembangkan kegiatan ekstrakulikuller dan mulok
Mengembangkan pengetahuan melalui pengadaan buku-buku perpustakaan
Menghemat penggunaan energi
4.1.3 Jumlah Siswa SMA N 9 Cirebon : 598
4.1.4 Jumlah Guru SMA N 9 Cirebon : 75 (sudah +TU)

4.2.1. Hasil Penelitian


Dari hasil wawancara kami didapatkan bahwa ekstrakulikuler di SMA N 9 Cirebon
belum ada perkembangan secara signifikan. Ini dapat dilihat dari perkembangannya yang masih
sama dengan tahun-tahun lalu, hal tersebut dikemukakan oleh Bapak Sofyan Hadi Spd “secara
umum jika boleh saya katakan perkembangan ekstrakulikuler di SMA N 9 Cirebon relatif sama
seperti tahun-tahun sebelumnya karna ada perubahan dari kurikulum 2013 dimana kami
menyiapkan dari sekolah itu satu hari untuk ekstrakulikuler agar terfokus,namun karena ada
perubahan kembali ke KTSP jadi ekstrakulikuler kembali diadakan sore hari...”
Dikatakan pula bahwa ekstrakulikuler yang masih berjalan dengan baik ialah
ekstrakulikuler inti,yaitu P3K : Pramuka,Paskibra,dan PMR. Namun ada eksrtakulikuler lain
yang masih aktif pula seperti GreenSchool,KIR dsb. Berbicara mengenai ekstrakulikuler KIR
kami menanyakan pula apa yang mereka ketahui mengenai ekstrakulikuler di SMA N 9
Cirebon,terutama ekstrakulikuler KIR, beliau mengungkapkan bahwa “secara administratif
semau yang berkaitan dengan ekstrakulikuler memang ada dibagian kesiswaan jadi memang
kami yaitu saya dan Pak Maman yang menyusun program-program ekstrakulikuler mulai dari
penjadwalan,pembinaan,kemudian evaluasi selama kegiatan. Diikuti dengan pertimbangan hal-
hal tertentu......KIR merupakan Karya Ilmiah Remaja dimana kita ketahui remaja-remaja kreatif
yang kritis,alhamdulillah pembinanya sendiri Ibu Sri Sunarti dan ketua KIR saat ini yaitu Lisha
sangat aktif mengelola KIR salah satu budang garapannya kemarin mengikuti olimpiade Sains
Nasional yang diselenggarakan dikota Cirebon...”
Pengelolaan KIR sendiri dilakukan oleh anggotanya dengan bimbingan dan pengawasan
dari pembina, hal ini juga dikemukakan oleh ananda Sigit selaku Anggota KIR bahwa
“...pengelolaan kami kordinir sendiri dengan pengawasan dan bimbingan dari Ibu Sri Sunarti.”
Hal serupa diungkapkan Ibu Sri Sunarti yang mengatakan bahwa “Pengelolaan KIR anak-anak
yang memanagement dan anak-anak sendiri yang mengelola sedangkan pembina hanya
mangarahkan dan memberikan bimbingan mengenai pengelolaannya.” Dikemukakan oleh ketua
KIR yaitu Lisa, saat ini anggota KIR ada 26 siswa.

Organisasi KIR :
Ketua : Lisa Jualeha (XI IPA 2)
Bendahara : Putri Riyani (XI IPA 1)
Angggota : Widia (XI IPA 2),Ayu (XI IPA 2),Nur Azako (XI IPA 2) ,Dian (XI IPS
5),Shiva(XI IPS 5),Anisa (XI IPS 1),Karin (XI IPS 5),Sherly(XI IPS 5),Sigit (X IPA 2) dll.

Jadwal kumpulnya setiap hari rabu dan jum’at setelah pulang sekolah.
Program kerja KIR meliputi :
-          Mengikuti lomba-lomba
-          Persiapan Olimpiade
-          Persiapan membuat alat peraga apa saja yang digunakan untuk mengikuti lomba-lomba
Namun disamping itu KIR mempunyai kendala pada jumlah peminatnya dimana tidak ada
anggotanya yang berasal dari kelas X, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian kami dengan
ketua KIR dimana anggotanya tidak ada yang berasal dari kelas X dan diperkuat dengan
pernyataan Ibu Sri Sunarti, bahwa “Kurang minatnya siswa terhadap bidang akademik,dan KIR
merupakan ekstrakulikuler dibidang akademik,dan sepertinya siswa/siswi SMA N 9 Cirebon
lebih menyukai yang berbau fisik atau nonakademik”.
Hal ini dikemukakan pula oleh Bapak Sofyan Hadi : “....anak remaja sekarang lebih
mementingkan kegiatan-kegiatan yang tidak berfikir dalam artian intensitas berfikirnya
terbatas,dibanding ekstrakulikuler lain yang lebih kefisik,dan mungkin mereka lebih tertarik
kepada ekstakulikuler fisik sepertiolahraga,KIR memang saya akui minatnya sangat sedikit
karena lebih mengedepankan pengetahuan.” Jadi dapat dikatakan bahwa minat siswa menjadi
alasan kuat adik-adik kelas X tidak bergabung dan mengikuti ekstrakulikuler KIR.
Hasil wawancara kami dengan beberapa siswa/siswi kelas XI dan X juga menunjukkan
bahwa ketidak tertarikan mereka ialah karena mereka lebih menyukai ekstrakulikuler
nonakademik. Hal ini diperjelas oleh ungkapan dari Lia Apriliani (XI IPA 3) dia lebih tertarik
kepada ekstrakulikuler Pramuka. Menurutnya ekstrakulikuler Pramuka lebih menantang dan
memacu rasa keingintahuannya terhadap alam dan lingkungan “Menurut saya ekstrakulikuler
pramuka lebih menarik untuk saya ini karena saya menyukai hal yang berbau alam...”
Menurutnya juga KIR merupakan ekstrakulikuler yang bagus namun mungkin kurangnya minat
itu dari segi pengemasan dan menurutnya juga KIR keaktifannya dalam mengikuti lomba-lomba
masihlah kurang.

Hasil wawancara kami dengan kelas X pun menyatakan demikian. Seperti yang
dikemukakan Asih (X-2) bahwa ia lebih tertarik mengikuti ektrakulikuler PMR, karena
menurutnya PMR memiliki tugas mulia menolong teman-teman yang sedang sakit. Menurutnya
KIR juga ekstrakulikuler yang bagus, namun pengemasan konsep yang dikemukakan pada saat
promosi ekstrakulikuler dilapangan atau di kelas X.

4.2.2 Pembahasan
            Dari yang dikatakan oleh Bapak Sofyan Hadi Spd. Bbahwa ekstrakulikuler
diadakan sore hari dan hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh kamus besar
indonesia  (2002:291) yaitu : ekstrakulikuler adalah “suatu kegiatan yang berada diluar
program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.”
           

Daftar Pustaka
http://www.nindiwahyuni.blogspot.com/
http://www.waitukanarakian.blogspot.com/
http://www.dwikasepta.blogspot.com/
http://www.wiki.smabhk.com/wiki/kegiatan_ekstrakulikuler
http://id.wikipedia.org/wiki/ekstrakulikuler

Anda mungkin juga menyukai