Anda di halaman 1dari 3

TERAPI SAKINAH

oleh Mimbar Dakwah Islam pada 06 Desember 2010 jam 16:11

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Saudariku, ada empat hal yang dapat membuka tabir sakinah bagi keluarga kita. Kita sering
menyaksikan infotainment di TV, banyak selebritis yang kawin-cerai. Kayaknya sepele
banget, sepertinya urusan yang satu ini cuma urusan administrasi saja.

Dalam tulisan ini, saya tak hendak menjadi pengamat atau biang gosip bagi selebritis, tapi
lebih pada kepentingan untuk memotivasi kita semua agar dapat menciptakan keluarga yang
rukun dan damai. Karena sesungguhnya, bukan hanya selebritis yang bisa kawin-cerai, tapi
masyarakat biasa juga bisa. Jika saja mereka mengerti betapa pentingnya mempertahankan
sebuah perkawinan, apalagi buat kita yang beriman pada Allah swt, tentu pertimbangan yang
sangat matang menjadi acuan utama.

Menurut kaidah bahasa Indonesia, sakinah mempunyai arti kedamaian, ketentraman,


ketenangan, kebahagiaan. Jadi keluarga sakinah mengandung makna keluarga yang diliputi
rasa damai, tentram, juga bahagia (mudah-mudahan bahagia lahir bathin).Namun sering
kedamaian dalam rumah tangga menjadi rusak hanya karena tidak adanya saling pengertian
antara suami dan istri; apalagi kalau sudah menyangkut urusan materi. Berikut ada 4 terapi
untuk menciptakan keluarga sakinah.

* Sholat

perhatikan sholat, apakah sudah tepat waktu, berjamaah atau tidak. Bayangkan, jika suatu
rumah yang di bangun tapi ahli rumah yang ada di dalamnya tidak menjadi orang-orang yang
ahli sholat. Atau sholat tapi melalaikan sholatnya. Banyak dari kita yang memiliki pandangan
sholat hanya mempunyai dimensi akhirat, tidak memiliki dimensi dunia. Siapa yang
bilang???

Lalu bagaimana kita sebagai istri bisa selalu mendirikan sholat berjamaah seperti halnya
suami? Bisa saudariku, pintalah suami kita untuk mendirikan jamaah di masjid. Pahala istri
yang mengajak, menyuruh suaminya berjamaah di masjid sama. Setiap langkah yang di
pijakan suami menuju masjid/mushola, setiap langkah saat suami pulang dari masjid menuju
rumah, itu di hitung pahala yang sama oleh malaikat untuk istrinya.
Sholat adalah dasar, sholat adalah tiang setiap atap kehidupan manusia. Tidak ada yang perlu
di koreksi dari sebuah masalah kecuali sholatnya dahulu. Sebelum jauh-jauh mencari solusi,
sebelum jauh-jauh mmperbaiki diri buat segala permasalahan yang kita hadapi, nomor satu
yang perlu di tanyakan dalam diri kita dan suami, bagaimana sholat kita mas? Bang? Ayah?
Abi? 

Robbij’alni muqiimassholaati wamindzurriyati Ya Allah jadikan aku dan keturunanku orang-


orang yang mendirikan sholat.

* Sholat dan Sedekah

Hati, jangan biarkan hati kita penuh sebelah. Dalam sholat kita menghadap kepada Allah, tapi
dalam sedekah kita menyeimbangkan hati kita dengan berbagi kepada sesama. Jika sholat
sudah di istiqomamahkan, maka fokuskan hubungan kita kepada sesama makhluk dengan
sedekah.

Kita berbagi, tidak dapat di pungkiri kitalah yang merasa bahagia. Bayangkan saja, semisal
kita membawa makanan kepada tetangga yang kebetulan tidak seberuntung kita dalah hal
riski, ketika kita datang mereka tersenyum bahagia, kita melihat rekah senyum itu siapa yang
paling merasa bahagia jika bukan kita yang memberi.

Jadikan kebiasaan berbagi sebagai azas fundamental bagi keluarga sakinah karena dapat
merasakan bahagianya bersyukur.

* Jangan banyak melihat Bintang di Langit, tetapi lihatlah kerikil-kerikil yang


berserak di tanah.

Saudariku yang sholehah, (insyaAllah, amin) bagaimana kita bisa merasakan indahnya
bersyukur jika yang kita jadikan cerminan kehidupan kita adalah orang-orang yang secara
materi lebih di banding dengan kita, secara karier lebih sukses dengan karier kita, secara gaji
lebih besar yang orang lain terima dibanding gaji kita dan suami. Lalu kapan kita punya
waktu untuk bersyukur??? yang ada kita akan selalu di sibukkan merutuki nasib, rumah
tangga menjadi suram karena wajah kita yang juga selalu menampakkan kesuraman. Selalu
menuntut, “ayah... kenapa kulkasnya masih saja satu pintu? Belikan yang baru lah ya...
seperti tetangga sebelah” dan sebagainya.

Tak akan ada habisnya menuruti keinginan dunia yang selalu beriringan dengan nafsu. Tidak
semua kebahagiaan yang secara dzohir kita lihat dari orang lain bahagia pula menurut dia.
Sepasang suami yang kaya raya, memiliki rumah mewah dan berbagai perusahaan ternama,
banyak kita lihat kehidupannya mengalami kekurangan dalam hal kebutuhan batin,
psikologis, karena tidak memiliki keturunan seperti halnya si miskin atau sepasang suami istri
yang hidupnya pas-pasan namun lengkap dengan keturunan yang lucu-lucu. Mereka itulah
orang yang kering hatinya, istri-istri menangis di dalam istananya, para suami termenung di
kantornya.
 

Itulah misteri keadilan Allah yang jika kita mau membuka mata lebar-lebar, maka akan
semakin malu kita kepadaNya yang Maha Adil dengan apa yang Dia berikan untuk kebaikan
makhuknya. Dan oleh sebab itu, tetaplah berbaik sangka, berkhusnudzon dengan ketentuan-
ketentuan yang telah Allah tetapkan seraya tetap berusaha semampu kita.

Kemudian yang terakhir ialah,

* menghidupkan sunnah Rosul

Sunnah yang paling mudah bagi saya adalah membaca Al Qur'an. Ada banyak lagi yang bisa
kita terapkan di dalam keluarga kita. Contoh, mendirikan sholat malam berdua bersama sang
suami dan melatih anak Qiyamul Lail. Sunnah adalah hiasan rumah, yang menghidupkan
cahaya didalamnya

Dari ‘Amr bin ‘Auf bin Zaid al-Muzani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah  shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

ُ
ِ ‫َم ْن أَحْ يَا ُسنَّةً ِم ْن ُسنَّتِى فَ َع ِم َل بِهَا النَّاسُ َكانَ لَهُ ِم ْث ُل أَجْ ِر َم ْن َع ِم َل بِهَا الَ يَ ْنقُصُ ِم ْن أج‬
‫ُور ِه ْم َش ْيئًا‬

“Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan


oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang
mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun“[1].

Banyak sekali sunnah yang pasti saudariku lebih banyak tahu dari pada saya. Cari dan
dawamkan di dalam kehidupan keluarga tercinta. Mari kita istiqomah untuk menghidupkan
cahaya sakinah di dalam rumah tangga dengan sunnah rosul. Ayah dan ibu menjadi contoh
yang baik bagi anak-anaknya. Dan tunggulah sebahagia apa kita semua merasakan nikmat
dari janji Allah yang menerapkan Sunnah kekasihNya nabi Muhammad SAW. Sekian,
semoga berkah ilmu bagi kita semua, khususnya bagi saya yang lemah iman dan dhaif ini.

Barokallohufikum

wasalam,

Anda mungkin juga menyukai