Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmatNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah kuliah Dasar Pendidikan dengan judul “Tripusat
Pendidikan sebagai Proses Pendidikan di Indonesia” ini sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar Pendidikan di Universitas
Negeri Surabaya Jurusan Pendidikan Teknik Mesin.
Penulis menyadari adanya keterbatasan dalam wawasan dan ilmu yang penulis miliki. Oleh
karena itu, penulis mohon maaf atas kekurangan dalam laporan tugas akhir ini dan membuka diri
terhadap saran dan kitik yang bersifat membangun demi perbaikan di kemudian hari.

Surabaya, 14 Februari 2019

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ......................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan ......................................................................... 5
2.2 Tri Pusat Pendidikan .................................................................................................................. 5
2.2.1 Keluarga ........................................................................................................................... 5
2.2.2 Sekolah ............................................................................................................................. 6
2.2.3 Masyarakat ....................................................................................................................... 7
2.3 Hubungan Timbal Balik antara Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat ................................. 9
2.3.1 Hubungan Keluarga dengan Sekolah ...................................................................................... 9
2.3.2 Pengaruh sekolah terhadap masyarakat ................................................................................. 10
2.3.3 Pengaruh masyarakat terhadap sekolah ................................................................................. 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 13
3.2 Kritik dan Saran .......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 14

2
BAB I
PENDAHULUAN
  
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang paling utama dalam kehidupan, karena dengan pendidikan
manusia akan mulia serta mendapatkan wawasan yang luas serta dapat mengikuti perkembangan
zaman. Selain itu, pada Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 dijelaskan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Peran pihak-pihak yang ahli
sangatlah menentukan bagaimana dan kemana arah pendidikan akan dibawa. Pendidikan akan
berjalan dan menghasilkan tujuan yang diharapkan apabila diatur serta dibimbing oleh lingkungan
yang baik, begitu pula sebaliknya kesalahan dan kecenderungan negatif yang ditimbulkan dari asas
pendidikan tersebut kelak akan menimbulkan kemunduran dan kehancuran dibidang pendidikan.
Di dalam bidang pendidikan, Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai Bapak Pendidikan. Beliau
adalah orang yang paling banyak mencetuskan ide-ide cemerlangnya ke dalam dunia pendidikan.
Di antara idenya yang dikenal oleh insan pendidikan adalah tentang Konsep Tri Pusat Pendidikan
Ki Hajar Dewantara. Istilah Tri Pusat Pendidikan adalah istilah yang digunakan olehnya untuk
menggambarkan lembaga atau lingkungan pendidikan yang ada di
sekitar manusia dan yang mempengaruhi perilaku peserta didik. Tiga unsur ini dikenal dengan nama
Tripusat Pendidikan. Setiap lingkungan tersebut mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang
berperan penting dalm pembentukan perilaku dan pribadi peserta didik. Selain memiliki tugas dan
fungsinya masing-masing, unsur-unsur lingkungan tersebut memiliki hubungan yang sangat erat
dalam menentukan keberhasilan peserta didik.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan membahas tentang Tripusat Pendidikan agar pembaca
mengetahui tujuan keberadaannya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Pengertian dan fungsi lingkungan pendidikan
2. Definisi Tri Pusat Pendidikan
3. Keluarga, sekolah, masyarakat

3
4. Hubungan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat
1.3 Tujuan
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
2. Mengetahui Definisi Tri Pusat Pendidikan
3. Mengetahui penjelasan tentanag Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
4. Mengetahui Hubungan antara keluarga, Sekolah, dan Masyarakat

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan


Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan khusus yang dapat dikembangkan
melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi antara manusia dengan
lingkungan. Lingkungan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, karena lingkungan dapat
mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, dan perkembangan.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab atas terhadap kedewasaaan anak didik, namun
lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan anak didik karena anak
didik pasti akan tinggal disuatu lingkungan yang akan mempengaruhi anak didik. Pada dasarnya
lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
Lingkungan pendidikan ialah latar tempat berlangsungnya pendidikan khususnya pada tiga
lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan Secara umum fungsi
lingkungan pendidikan ialah membantu peserta didik dalam ibteraksi dalam berbagai lingkungan
sekitarnya, utamanya berbagi sumber daya pendidikan yang terjadinya akar dapat mencapai tujuan
pendidik yang optimal.
Perlu dikemukakan bahwa pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui tiga kegiatan yakni
membimbing, mengajar,dan/melatih (Ayat 1 Pasal 1 dari UU No. 14/2005). Tiga aspek tersebut
dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Membimbing, terutama berkaitan dengan pemantapan jati diri dan pribadi dari segi-segi
perilaku umum (aspek pembudayann)
2. Mengajar, terutama berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan, dan
3. Melatih, berkaitan dengan ketrampilan dan kemahiran (aspek teknologi)

2.2. Tri Pusat Pendidikan


Manusia sepanjang hidupnya selalu akan mendapatkan pengaruh dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat luas. Ketiga lingkungan tersebut disebut Tri Pusat Pendidikan, yang akan mengaruhi
manusia dari segi perilaku, Perkembangan dan pertumbuhan.
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup didalam lingkungan
masyarakat tertentu tempat mengalami pendidik.
2.2.1        Keluarga

5
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena
hubungan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti (ayah, ibu, dan anak), ataupun
keluarga yang diperluas (kakek, nenk, adik/ipar dan lain-lain). Keluarga merupakan lembaga
pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga
pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi
dan mendidik anak agar berkembang dengan baik.
Lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam
keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dan dikatakan lingkungan
yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga. Sehingga
pendidikan yang  paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama memiliki fungsi dan peranan dalam
pendidikan, yaitu:
1.      Pengalaman pertama masa kanak kanak.
2.      Menjamin kehidupan emosional anak.
3.      Menanamkan dasar pendidikan moral.
4.      Memberikan dasar pendidikan sosial.
5.      Peletakan dasar-dasar keagamaan
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-
baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang (pendidikan individual) maupun pendidikan
sosial. Keluarga itu tempat untuk melangsungkan pendidikan kearah pembentukan pribadi yang
senpurna, tidak saja bagi anak-anak kecil tetapi juga bagi para remaja. Peran orang tua dalam
keluarga sebagai penuntun, sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh. Secara khusus terdapat
dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap anaknya, meliputi:
1.      Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
2.      Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap
anaknya.
3.      Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi
tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.
4.      Memelihara dan membesarkan anaknya.
5.      Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna
bagi kehidupan anak kelak. 
2.2.2        Sekolah

6
Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga,
yang sekaligus merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Namun, tidak semua tugas
mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,terutama dalam hal ilmu pengetahuan
dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Seiring dengan
perkembangan peradaban manusia, sekolah telah mencapai posisi yang sangat sentral dalam
pendidikan keluarga. Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung disekolah ini
yaitu:
1.      Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkis
2.      Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogen
3.      Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan pendidikan yang harus diselesaikan
4.      Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum
5.      Adanya penekanan tentang kualitas tentang pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan
dimasa yang akan mendatang
Sekolah disebut sebagai lembaga pendidikan formal, karena sekolah memilki bentuk yang
jelas, dalam arti memiliki program yang telah direncanakan dengan teratur dan ditetapkan dengan
resmi. Apabila ditinjau dari segi sifatnya terdapat dua jenias sebagai berikut:
a.       Sekolah Umum
Yaitu sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam spesialisasi pada bidang pekerjaan
tertentu. Sekolah ini penekanannya adalah sebagai persiapan mengikuti pendidikan yang lebih
tinggi tingkatannya. Termasuk dalam hal ini adalah SD /MI, SMP /MTS, SMA / MAU.
b.      Sekolah Kejuruan
Yaitu lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian-
keahlian tertentu, seperti: SMEA, MAPK (MAK), SMKK, STM, SMK dan lain sebagainya.
2.2.3        Masyarakat
Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh
pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadarkan persatuan dan
kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya.
Masyarakat juga dapat diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupan sosial dengan tata nilai
dan tata budaya sendiri. Dalam arti ini masyarakat adalah wadah dan wahana pendidikan; medan
kehidupan manusia yang majemuk (plural:suku, agama, ekonomi, dan lain sebagainya). Manusia
berada dalam multi kompleks antar hubungan dan antar aksi dalam masyarakat.

7
Dalam pembahasan ini masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam pendidikan.
Pendidikan masyarakat tersebut telah mulai sejak anak lepas dari asuhan keluarga dan berada diluar
pendidikan sekolah.
  Dalam hal ini yang dimaksud dengan pendidikan masyarakat adalah ketika seorang anak
berinteraksi dengan orang lain selain yang berada dalam ikatan keluarga serta diluar dari
pengawasan lingkungan keluarga. Sehingga sejak awal edukasi tentang lingkungan pergaulan anak
harus disampaikan sehingga ketika seorang anak berada diluar jangkauan keluarga, mampu memilih
dan memilah lingkungan di masyarakat
Sebaliknya, apabila anak berada di luar lingkungan rumah namun masih dalam pengawasan
keluarga, maka masih dikatakan sebagai pendidikan keluarga. Sebagai contoh ketika liburan
keluarga, dimana seorang anak dibebaskan untuk berinteraksi dengan orang lain/masyarakat namun
masih dalam kadar pengawasan kaluarga.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan anak berada di dalam lingkungan masyarakat,
adalah ketika seorang anak tidak berada di bawah pengawasan orang tua atau anggota keluarga
yang lain, dan tidak sedang berada di bawah pengawasan guru atau petugas sekolah yang lain.
Pada dasarnya dalam pendidikan masyarakat tidak terdapat sebuah aturan yang memaksa
seseorang untuk belajar secara formal layaknya dalam lingkup sekolah, namun eksistensinya
memiliki “pengaruh” yang memberikan pembentukan karakter bagi seorang anak. Sehingga Ki
Hajar Dewantara secara tegas menyebutkan lingkungan pendidikan yang ketiga ialah pergerakan
pemuda.
Pengaruh-pengaruh dari masyarakat ada yang bersifat positif terhadap anak dan juga bersifat
negatif. Yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat positif ialah segala sesuatu yang membawa
pengaruh baik terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Yaitu pengaruh-pengaruh yang
menuju kepada hal-hal yang baik dan berguna  bagi anak itu sendiri maupun bagi kehidupan
bersama.
Pengaruh yang positif dari masyarakat banyak kita jumpai dalam perkumpula-perkumpulan
pemuda, organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa maupun organisasi yang lain. Baik
perkumpulan atau organisasi itu bergerak dalam bidang kesenian, kebudayaan, olahraga, politik,
maupun yang merupakan organisasi biasa yang bersifat menghimpun dan menyatukan para anggota,
seperti halnya organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa dari sesuatu jenis sekolah atau fakultas.
Tetapi perlu ditekankan di sini bahwa organisasi atau perkumpulan pemuda yang memberikan
pengaruh positif ini ialah organisasi atau perkumpulan pemuda yang di organisasi secara baik dan
“legal”.

8
Sedang yang di maksud  dengan pengaruh yang bersifat negatif ialah segala macam
pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang tidak baik dan merugikan. Baik, merugikan bagi
pendidikan dan perkembangan anak maupun merugikan kepada kehidupan bersama.
Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya  di dalam masyarakat. Dan anehnya
, pengaruh yang negatif ini sangat mudah di terima oleh anak, dan sangat kuat meresap di hati anak.
Anak yang tadinya baik di rumah, setelah mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa menjadi
anak brandalan. Oleh karena itu menjadi tugas bagi orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan
terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan selalu mengawasi dengan siapa anaknya itu
bergaul. Bukan maksudnya di sini untuk membeda-bedakan kawan, tetapi justru untuk menjaga
agar si anak tidak terlanjur memperoleh pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan
Contoh: setiap kali anak minta izin untuk belajar di rumah kawannya. Berangkat, membawa
buku dan pulang jam 10 atau 11 malam di mana orang tua sudah tidur. Demikian berjalan beberapa
lama tetapi apa hasilnya? Anak telah menjadi pecandu ganja.
Memang kita bisa menyalahkan kepada anak. Dan mungkin kita bisa juga menyalahkan kepada
kawan yang mengajaknya. Tetapi di samping itu, orang tua lah yang bersalah paling besar.
Mengapa ia tidak selalu mengadakan pengawasan yang teliti terhadap anaknya. Andaikata orang tua
selalu mengadakan pengawasan dengan teliti, selalu mengawasi dengan siapa saja anak itu bergaul,
kiranya tidak akan terjadi hal-hal yang demikian. Hal hal semacam itu kiranya akan bisa di cegah
sebelumnya.

2.3. Hubungan Timbal Balik antara Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat


2.3.1        Hubungan keluarga dengan sekolah
Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyarakat mendapat peranan sangat penting
karena membentuk kepribadian dan watak anggota keluarganya. Sedangkan masyarakat terdiri dari
keluarga-keluarga. Dari satuan terkecil itu terbentuklah gagasan untuk terus mewariskan standar
watak dan kepribadian yang baik yang diakui oleh semua golongan masayarakat, salah satu institusi
yang mewarisakan kepribadian dan watak kepada masayarakat adalah sekolah. Sekolah tidak akan
terus berdiri jika tidak di dukung oleh masyarakat, maka dari itu kedua sistem sosial ini saling
mendukung dan melengkapi. Jika di sekolah dapat terbentuk perubahan sosial yang baik
berdasarkan nilai atau kaidah yang berlaku, maka masyarakat pun akan mengalami perubahan
sosial.
Sebagai salah satu wujud sekolah sebagai bagian dari masyarakat maka terbentuklah sekolah
masyarakat (community school). Sekolah ini bersifat life centered. Yang menjadi pokok pelajaran

9
adalah kebutuhan manusia, masalah-masalah dan proses-proses social dengan tujuan untuk
memperbaiki kehidupan dalam masyarakat. Masyarakat dipandang sebagai laboratorium dimana
anak belajar, menyelidiki dan turut serta dalam usaha-usaha masyarakat yang mengandung unsur
pendidikan.
Menurut Oqbum fungsi keluarga itu adalah sebagai berikut:
· Fungsi kasih sayang
· Fungsi ekonomi
· Fungsi pendidikan
· Fungsi perlindungan/penjagaan
· Fungsi rekreasi
· Fungsi status keluarga
· Fungsi agama
2.3.2        Pengaruh sekolah terhadap masyarakat
Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada luas-tidaknya
produk serta kualitas dari produk sekolah itu sendiri. Semakin luas sebaran produk sekolah di
tengah-tengah masyarakat, tentu produk sekolah tersebuut membawa pengaruh positif yang berarti
bagi perkembangan masyarakat bersangkutan. Sekolah dapat disebut sebagai lembaga investasi
manusiawi. Investasi jenis ini sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat.
Rendahnya kualitas faktor manusia disetiap masyarakat, akan berpengaruh terhadap prestasi yang
bisa dicapai oleh masyarakat bersangkutan.
Terdapat empat macam pengaruh pendidikan sekolah terhadap perkembangan masyarakat,
yaitu:
1.      Mencerdaskan kehidupan masyarakat
2.      Membawa pengaruh pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.
3.      Mencetak warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan
masyarakat.
4.      Melahirkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta
integrasi sosial yang harmonis ditengah-tengah masyarakat.
Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki hubungan rasional berdasarkan kebutuhan.
Adapun gambaran hubungan rasional diantara keduanya:
a.       Sekolah sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan di masyarakat yang
membawa konsekuensi-konsekuensi dan konseptual serta teknis yang bersesuaian antar fungsi
pendidikan yang diperankan sekolah dengan yang dibutuhkan masyarakat. Untuk menjalankan

10
tujuan pendidikan yang rasional dan ideal, maka sekolah memerlukan mekanisme informasi timbal
balik yang rasional, objektif dan realitas dengan masyarakat
b.      Sasaran pendidikan yang ditengani lembaga persekolahan detentukan kejelasan formulasi
kontrak antara sekolah dengan masyarakat. Diperlukan pendekatan komprehensif didalam
pengembangan program dan kurikulum untuk masing-masing jenis dan jenjang persekolahan.
c.       Pelaksanaan fungsi sekolah dalam melayani masyarakat yang dipengaruhi oleh ikatan-ikatan
objektif diantara keduanya. Ikatan objektif tersebut berupa perhatian, penghargaan dan lapangan-
lapangan tertentu seperti dana, fasilitas dan jaminan-jaminan objektif lainnya.

2.3.3        Pengaruh masyarakat terhadap sekolah


Pada dasarnya masyarakat senantiasa memiliki dinamika untuk selalu tumbuh dan
berkembang, disamping itu juga setiap masyarakat memiliki identitas tersendri sesuai dengan
pengalaman budaya dan perbendaharaan alamiahnya.masyarakat sebagai satu totlitas memiliki
physical environment (lingkungan alamiah, benda-benda, iklim, kekayaan material) dan social
environment (manusia, kebudayaan, dan nilai-nilai agama), sumber daya alam, sumber daya
manusia dan budaya. Keterkaitan masyarakat dengan pendidikan adalah sangat erat dan sangat
mempengaruhi, kenyataannya bagi setiap orang bahwa masyarkat yang baik, maju, modern ialah
masyarakat yang didalamnya ditemukan suatu tingkat pendidikan yang baik, maju, dan modern
pula, dalam wujud lembaga-lembaganya maupun jumlah dan tingkat orang terdidik. Dengan kata
lain suatu masyarakat yang maju karena adanya pendidikan yang maju dan baik, sebaliknya
masyarakat yang kurang memperhatikan pembinaan pendidikan, akan tetap keterbelakangan, tidak
hanya dari segi intelektual tetapi juga dari segi sosial kultural.
Masyarkat dengan segala atribut dan identitassnya yang memiliki dinamika ini, secara langsung
akan berpengaruh terhadap pendidikan persekolahan. Pengaruh-pengaruh yang dimaksud adalah:
1.      Terhadap orientasi dan tujuan pendidikan
Bahwa suatu masyarakat dengan segala dinamikanya, senantiasa Membawa pengaruh
terhadap orientasi dan tujuan pendidikan pada lembaga persekolahan. Ini adalah wajar dan bisa
dimengerti karena sekolah merupakan lembaga yang dilahirkan dari, oleh untuk masyarakat.
Arah program pendidikan persekolahan biasanya tercermin didalam kurikulum, didalam
kenyataannya selalu terjadi perubahan-perubahan didalam suatu jangka tertentu. Perubahan-
perubahan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan yang memunculkan orientasi-
orientasi dan tujuan-tujuan yang baru yang pasti akan diperhatikan oleh lembaga pendidikan
sekolah.

11
Sebagai bukti bahwa idenitas suatu masyarakat beepengaruh terhadap program pendidikan
disekolah-sekolah adalah dengan berbedanya orientasi dan tujuan pendidikan pada masing-masing
negara. Pengaruh pertumbuhan dan perkembngan masyarakat juga terlihat dalam perubahan
orientasi dan tujuan pendidikan dari suatu periode tertentu dengan periode berikutnya. Oleh karena
itu, dalam relitasnya tidak pernah terdapat kurikulum pendidikan yang berlaku permanen,
kurikulum akan selalu disempurnakan dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarkat
yang terjadi.
2.      Terhadap proses pendidikan di sekolah
Pengaruh masyarakat dibidang sosial budaya dan partisipasinya adalah sesuatu yang jelas
membawa pengaruh erhadap berlangsungnya proses pendidikan di sekolah. Adapun pengaruh sosial
budaya yang dimaksud biasanya tercermin didalam prose belajar mengajar, baik yang menyangkut
pola aktifitas pendidik maupun anak didik didalam proses pendidikan. Dalam kenyataannya
berfungsinya proses penyelenggaraan pendidikan disekolah-sekolah tergantung pada kualitas dan
kuantitas kompenen manusiawi, fasilitas dana, dan perlengkapan pendidikan. Dalam kaitan ini
pengaruh tingkat partisipasi masyarakat seperti diatas tampak sangat besar, karena itulah hubungan
pengaruh timbal balik antara tingkat pasrtisipasi masyarakat dengan kulitas proses penyelenggaraan
pendidikan sekolah-sekolah, menuntut adanya jalinan hubungan yang harmonis antara sekolah
dengan masyarakat. Sementara itu perubahan-perubahan yang terjadi dan ada di masyarakat
mempengaruhi pula materi pendidikan disekolah, karena perubahan itu merupakan salah satu
sumber yang ada di masyrakat.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tripusat Pendidikan ialah Lingkungan pendidikan yang sangat berperan penting dalam
pendidikan manusia, diantara lingkungan tersebut keluarga, sekolah, dan masyarakat. Semua
Lingkungan tersebut mempunyai fungsi atau peran dan tanggung jawab masing-masing dalam
pendidikan manusia.
Semua lingkungan pendidikan tersebut mempunyai hubungan timbal balik antara satu dengan
lainnya, diantaranya:
1. Hubungan antara keluarga dan sekolah
2. Pengaruh sekolah terhadap masyarakat
3. Pengaruh masyarakat dan sekolah
Hubungan timbal balik tersebutlah yang bisa membuat pendidikan bisa berjalan dengan baik.

3.2 Kritik dan Saran


Dengan adanya makalah ini, kami berharap agar para pembaca umumnya dan kami sebagai
penulis khususnya dapat dijadikan acuan sebagai bahan pembelajaran, oleh karenanya kami juga
berharap kepada semua pihak yang membaca makalah ini, kiranya dapat memberikan masukan,
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna untuk perbaikan penyusunan makalah kami
selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. 2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


Indrakusuma, Amier Daien. 1975. Pengantar Ilmu Pendidikan. Malang: Usaha Nasional.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Malang: Usaha  Nasional.
Tirtarahardja, Umar, S. L. La Sulo.  2005. Pengantar Pendidikan: Jakarta: Rineka Cipta.
Puranto, M. Ngalim. 1995.  Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Bandung: PT. Remaja Kosda
Karya

14

Anda mungkin juga menyukai