Anda di halaman 1dari 2

Nama : Magfira Alex Rahim

Nim : 1011419018
Kelas / Semester : A / III
Tugas : Hukum Pemeritahan Daerah

Anotasi Penataan Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Gorontalo Berdasarkan


Asas Pembentukannya
Pemikiran Pembanding

Berdasarkan Tulisan dari Bapak Abdul Hamid Tome, yang menyatakan bahwa Penataan
Susunan Perangkat Daerah mengalami kecacatan yuridis karena telah bertentangan dengan PP
No. 18 Tahun 2016 khususnya pasal 18 ayat 5 yang memerintahkan penggabungan urusan
pemerintahan hanya dibatasi maksimal 3 urusan pemerintahan, tetapi di Pemerintahan Provinsi
Gorontalo sendiri telah melakukan penggabungan 4 urusan pemerintahan sekaligus dalam satu
perangkat daerah sebagaimana yang tertuang dalam Perda No 11 Tahun 2016.

Menurut pemikiran saya, tidak perlu dilakukan perubahan terhadap Perda No. 11 Tahun
2016, dimana pemerintah melakukan penggabungan 4 urusan pemerintahan dalam satu
perangkat daerah. Mengapa Pemerintah Provinsi Gorontalo melakukan penggabungan urusan
pemerintahan melebihi apa yang telah di tetapkan dalam PP NO 18 Tahun 2016 pada pasal 18
ayat (5)? Karena terjadinya pembatasan Dana Alokasi Umum (DAU) dari Pemerintah Pusat
setelah tahun 2007, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam UU No. 33 Tahun 2004,
sebelum diubah menjadi UU No. 23 Tahun 2014. Pembatasan DAU ini juga pastinya akan
berdampak pada Pemerintahan Provinsi Gorontalo. Hal ini yang membuat Pemerintah Provinsi
Gorontalo berpikir bagaimana caranya agar Provinsi Gorontalo tidak mengalami kebangkrutan
(colaps) sebagai akibat dari ketersediaan dana yang tidak mampu lagi membiayai belanja daerah,
dan disisi lain kapasitas fiskal sudah tidak mampu lagi mengimbangi kebutuhan daerah,
sementara alokasi pendanaan dari Pemerintah Pusat yang sangat diharapkan oleh Pemerintah
Provinsi Gorontalo sudah dibatasi sehingga dapat menimbulkan dampak yang sangat kompleks.
Oleh Karena itu Pemerintah Provinsi Gorontalo perlu membuat beberapa skenario kebijakan,
yaitu di antaranya: skenario kebijakan pengurangan jumlah organisasi perangkat daerah, skenario
kebijakan penurunan laju pertumbuhan belanja, skenario kebijakan peningkatan motivasi dan
kualitas pegawai, skenario kebijakan peningkatan produktivitas pegawai normal serta skenario
kebijakan mixed (gabungan). Dari beberapa skenario kebijakan tersebut, salah satu skenario
yang efektif untuk di berlakukan di Pemerintahan Provinsi Gorontalo adalah Skenario mixed
yaitu gabungan dari seluruh skenario-skenario kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi
Gorontalo. Skenario mixed ini sangat baik untuk dapat diterapkan, dengan mengaktifkan seluruh
kebijakan yang ada. Karena hasil dari skenario mixed ini memperlihatkan bahwa seluruh
persoalan yang terjadi relatif dapat diatasi. Jadi, menurut pemikiran saya pemerintah melakukan
peleburan atau penggabungan beberapa urusan pemerintahan dalam satu perangkat daerah
gunanya yaitu untuk menjaga agar supaya Dana Alokasi Umum (DAU) yang di berikan oleh
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Provinsi Gorontalo bisa membiayai kebutuhan yang di
Provinsi Gorontalo dan tidak mengalami ketidakcukupan dana, yang bisa menyebabkan Provinsi
Gorontalo mengalami kebangkrutan (colaps). Oleh karena itu tidak perlu lagi dilakukan
perubahan terhadap Perda No. 11 Tahun 2016 tentang penggabungan 4 urusan pemerintahan
sekaligus, dan juga di lihat dari salah satu isi dari pasal yang ada dalam Perda tersebut,
khususnya pasal 2 yang menyatakan bahwa Pembentukan Perangkat Daerah itu di dasarkan pada
beberapa asas, salah satunya asas Efektivitas, dimana pembentukan daerah harus berorientasi
pada tujuan yang tepat dan berdaya guna. Jadi, jikalau penggabungan 4 urusan pemerintahan
tersebut lebih efektiv dan bisa mencapai tujuan positif dari mengapa Pemerintah melakukan
penggabungan urusan Pemerintahan tersebut, maka menurut saya penggabungan 4 urusan
pemerintahan berorientasi pada tujuan yang tepat dan berdaya guna.

Anda mungkin juga menyukai