Di Susun Oleh :
Dosen Pengampu
JURUSAN MATEMATIKA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah, Tuhan sekalian alam. Atas
rahmad dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Organisasi”. Shawalat
berangkaikan salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
beserta kerabat, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman, sosok yang
telah membawa manusia dan seisi alam dari zaman kegelapan sampai saat ini
sehingga kita menjadi manusia beriman, berilmu, dan beramal shaleh agar
menjadi manusia yang berkahlak mulia.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Organisasi pada program studi Matematika, Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Di dalam penulisan makalah
ini tidak lepas dari beberapa referensi buku, baik tulisan dalam bentuk buku
maupun jurnal – jurnal yang sudah terintegritas. Untuk itu dalam kesempatan ini
saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
semua referensi yang membantu saya dalam penulisan makalah ini.
Saya menyadari dalam proses penulisan makalah ini masih memiliki
kekurangan baik materi maupun cara penulisannya namun demikian saya telah
berupayah dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan baik. Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Rencana Pembelajaran Semester ............................................... 1
B. Materi Pembelajaran .................................................................. 3
1. Ruang Lingkup Manajemen Organisasi ........................... 3
2. Konsep Dasar Manajemen Organisasi .............................. 3
3. Fungsi Dasar Manajemen Organisasi ............................... 4
4. Pemotivasian (Motivation) .................................................. 5
5. Kepemimpinan (Leadership) .............................................. 6
6. Ruang Manajemen Sumber Daya Manusia ...................... 6
7. Manajemen Kinerja ............................................................ 7
8. Perilaku Organisasional ..................................................... 7
9. Struktur Orgsnisasi ............................................................. 8
10. Budaya Organisasi .............................................................. 8
11. Perubahan Organisasi ........................................................ 9
12. Pengambilan Keputusan ..................................................... 9
13. Komunikasi Dalam Organisasi .......................................... 9
C. Uji Kompetensi Dasar ................................................................. 10
1. Ujian Tengah Semester ....................................................... 10
BAB II PEMBAHASAN
A. Integrasi Antar Materi ............................................................... 12
1. Ruang Lingkup Manajemen Organisasi ............................ 12
2. Konsep Dasar Manajemen Organisasi .............................. 14
3. Fungsi Dasar Manajemen Organisasi ............................... 19
4. Pemotivasian (Motivation) .................................................. 24
5. Kepemimpinan (Leadership) .............................................. 27
ii
6. Ruang Manajemen Sumber Daya Manusia ...................... 29
7. Manajemen Kinerja ............................................................ 32
8. Perilaku Organisasi ............................................................. 36
9. Struktur Organisasi ............................................................ 38
10. Budaya Organisasi .............................................................. 44
11. Perubahan Organisasi ........................................................ 47
12. Pengambilan Keputusan ..................................................... 49
13. Komunikasi Dalam Organisasi .......................................... 50
B. Integrasi Antara Materi dengan Uji Kompetensi Dasar ........ 54
1. Ujian Tengah Semester ....................................................... 54
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
mahasiswa mengenai manajemen
organisasi. Serta tugas kelompok
sebagai wadah mahasiswa dalam
bekerja sama untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan dosen.
Partisipasi Berupa kehadiran (70% dari 16 20%
pertemuan atau minimal hadir 12
pertemuan) serta keaktifan
mahasiswa dalam pembelajaran
(bertanya, menjawab pertanyaan, dan
memberikan saran).
Ujian Tengah Berupa ujian tulisan maupun lisan 20%
Semester yang diujikan kepada mahasiswa
mengenai materi-materi yang telah
dijelaskan oleh dosen sebagai bahan
untuk mengevaluasi kemampuan dan
pengetahuan mahasiswa mengenai
materi-materi yang telah
disampaikan.
Ujian Akhir Berupa ujian tulisan maupun lisan 25%
Semester yang diujikan kepada mahasiswa
mengenai materi-materi yang telah
dijelaskan oleh dosen sebagai bahan
untuk mengevaluasi kemampuan dan
pengetahuan mahasiswa mengenai
materi-materi yang telah
disampaikan.
Tabel 2.1 Kriteria penilaian mahasiswa
2
B. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran Manajemen Organisasi yang dipelajari selama 14
pertemuan yaitu :
1. Ruang Lingkup Manajemen Organisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ruang lingkup
merupakan batasan luas subjek yang tercakup dalam suatu bidang ilmu.
Ruang lingkup dalam manajemen organisasi yaitu individual, kelompok,
organisasi, sarana kerja, partner kerja, dan kinerja.
3
3. Fungsi Dasar Manajemen Organisasi
Ada banyak fungsi manajemen yang dipaparkan oleh para ahli
manajemen, akan tetapi dalam pembelajaran ini hanya empat fungsi penting
saja yang akan diulas, yaitu :
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan merupakan tindakan awal dalam aktivitas manajerial pada
setiap organisasi. Perencanaan juga sangat bermanfaat dalam manajemen,
diantaranya : 1) membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat, 2)
memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian
organisasi, 3) membuat tujuan lebih khusus, terperinci, dan lebih mudah
dipahami serta meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti dan menghemat
waktu, usaha, serta dana.
Dalam sebuah organisasi jabatan-jabatan yang memegang penuh
tanggung jawab atas tujuan perencanaan yaitu, staf perencanaan, satuan tugas
perencanaan, dewan direksi, CEO (Chief Executive Officer), komisi eksekutif
dan manajemen lini.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian merupakan usaha penciptaan hubungan tugas yang
jelas antar personalia, sehingga dengan demikian setiap orang dapat bekerja
bersama-sama dalam kondisi yang baik untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi. Proses pengorganisasian dalam suatu organisasi meliputi
pembatasan dan penjumlahan tugas-tugas, pengelompokan dan
pengklasifikasi tugas-tugas, pendelegasian wewenang di antara anggota
organisasi.
c. Actuating (Penggerakan)
Penggerakan adalah aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan
yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan
tenaganya secara efektif serta efisien untuk mencapai tujuan.
Di dalam manajemen penggerakan memiliki fungsi, yaitu : 1)
memengaruhi orang-orang agar bersedia menjadi pengikut, 2) menaklukkan
daya tolak orang-orang, 3) membuat seseorang atau orang-orang suka
4
mengerjakan tugas dengan lebih baik, 4) mendapatkan, memelihara, dan
memupuk kesetian pada pimpinan, tugas, dan organisasi tempat bekerja.
d. Controlling (Pengawasan)
Pengawasan adalah proses membandingkan kinerja aktual dengan
standard dan keperluan memperbaiki tindakan dalam pelaksanaan tugas.
Pengawasan dalam manajemen terbagi atas 3 jenis, yaitu pengawasan intern
(badan dalam organisasi) dan ekstern (badan diluar organisasi), pengawasan
Preventif (dilakukan sebelum kegiatan dilakukan) dan represif (dilakukan
setelah kegiatan dilakukan), pengawasan aktif (dilakukan di tempat kegiatan)
dan pasif (berupa dokumen-dokumen kegiatan).
4. Pemotivasian (Motivation)
Motivasi adalah suatu sugesti atau dorongan yang muncul karena
diberikan oleh seseorang kepada orang lain atau dari diri sendiri. Pada sekitar
tahun 1950-an, terdapat teori-teori motivasi yang berkembang, yaitu :
a. Teori Hierarki Kebutuhan
Teori motivasi ini dicetuskan oleh Abraham Maslow, menurut Maslow
bahwa setiap diri manusia terdapat kebutuhan fisiologis, yaitu seperti makan,
minum, istirahat dan lainnya, kebutuhan keamanan merupakan pertahanan
hidup jangka panjang, kebutuhan kasih sayang, prestasi, kepercayaan diri,
kemandirian serta kebebasan. ketenaran, kehormatan, keinginan untuk
memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri.
b. Teori X dan Teori Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor, dengan mengajukan dua
pandangan yang berbeda tentang manusia yaitu teori X (negatif), merupakan
teori yang mengasumsi hal-hal negatif dan teori Y (positif), merupakan teori
yang mengasumsi hal yang bersifat positif.
c. Teori Dua Faktor
Teori ini dibuat oleh Frederick Herzberg yang mengatakan bahwa
hubungan seorang individu dengan kerja merupakan suatu hubungan dasar
dan sikap individu terhadap kerja sangat menentukan berhasil atau gagalnya
individu tersebut.
5
5. Kepemimpinan (Leadership)
Pada hakikatnya makna kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi
yang dilakukan pemimpin terhadap individu atau kelompok melakukan suatu
tindakan dengan sukarela dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan.
Terdapat teori-teori kepemimpinan yang menjadi dasar materi kepemimpinan
ini yaitu :
1. Teori kepemimpinan situasional yaitu teori dengan fokus utama pada
faktor situasi sebagai variabel penentu kemampuan kepemimpinan.
2. Teori kepemimpinan kontingensi yaitu teori dengan memfokuskan
perhatian yang lebih luas, yaitu pada aspek-aspek keterkaitan antara
kondisi atau variabel situasional dengan watak dan tingkah laku dan
kriteria kinerja pemimpin.
3. Path-Goal Theory, merupakan teori yang berpendapat bahwa
efektifitas pemimpin ditentukan oleh interaksi antara tingkah laku
pemimpin dengan karakteristik situasi.
Terdapat delapan sifat dalam kepemimpinan yang merupakan ciri-ciri
fundamental, yaitu percaya diri, inisiatif, kejernihan berfikir, kegigihan,
keberanian, disiplin, pendengar yang baik, serta Problem solver.
6
7. Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja merupakan proses manajemen secara alamiah,
dengan cakupan meliputi kegiatan menganalisis tujuan unit kerja dan
memastikan bahwa terdapat hubungan dengan tujuan menyeluruh organisasi,
menganalisis keterampilan pekerja dan penugasan yang diberikan dalam
kaitannya dengan tujuan unit kerja.
Tujuan dari manajemen kinerja yaitu untuk meningkatkan kinerja
organisasi, tim dan individu dalam suatu keterkaitan, agar mencapai tujuan
organisasi yang telah di tetapkan sebelumnya dalam kurun waktu tertentu.
Manajemen kinerja dapat memberikan manfaat ke berbagai pihak, baik
manajer, pegawai, maupun perusahaan atau organisasi.
Manajemen kinerja berkeja atas prinsip dasar yang dapat dijadikan acuan
bersama agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Adapun prinsip dasar
manajemen kinerja yang utama, antara lain perumusan tujuan, umpan balik,
berkelanjutan, kejujuran, tanggung jawab, konsensus dan kerja sama,
komunikasi dua arah.
8. Perilaku Organisasional
Organisasi merupakan suatu sistem yang terkoordinasi atau sekumpulan
orang yang dikoordinasikan secara sadar untuk bekerja sama dalam mencapai
tujuan yang sama pula atau tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan perilaku
organisasi merupakan suatu bidang yang menyelidiki tentang sikap dan
perilaku di dalam organisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan yang
dapat meningkatkan efektivitas dalam berorganisasi.
Setiap disiplin ilmu pasti memiliki tujuan, begitu juga dengan ilmu
perilaku organisasi yang memiliki tujuan, yaitu prediksi, eksplansi, dan
pengendalian. Perilaku organisasi merupakan ilmu perilaku terapan yang
dibangun dengan dukungan sejumlah disiplin perilaku. Adapun keterkaitan
beberapa disiplin ilmu dengan ilmu perilaku organisasi menurut Robbins,
yaitu psikologi, psikologi sosial, sosiologi, antropologi, dan ilmu politik.
7
9. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan out line di dalam skema organisasi, dari
penempatan tugas yang paling atas (CEO) sampai pada penetapan tugas yang
paling bawah (SDM). Struktur organisasi mendeskripsikan bagaimana
organisasi itu mengatur dirinya sendiri dalam mencapai tujuan yang
diinginkan.
Robbins menetapkan 3 variabel dan Johnson menabahkan satu variabel
struktur organisasi yaitu kompleksitas (merupakan gambaran tentang tingkat
diferensiasi pada sebuah organisasi), formalitas (menggambarkan bagaiamana
pekerjaan di dalam organisasi itu dikoordinasikan), sentralisasi
(menggambarkan pengambilkan keputusan sebuah organisasi diputuskan oleh
manajemen puncak), dan ukuran organisasi (variabel yang mengukur tuntutan
pelayanan atau produk organisasi). Struktur organisasi terbagi atas tiga jenis
yaitu struktur linier, struktur line dan staff, serta struktur fungsional.
8
11. Perubahan Organisasi
Perubahan dalam sebuah organisasi dapat menciptakan dinamika melalui
suatu rencana perubahan yang biasanya dimulai dengan perubahan atas sistem
dan struktur organisasi, aplikasi keterampilan tenaga kerja, serta peningkatan
dan pengembangan pengetahuan karyawannya. Perubahan tersebut dapat
dikategorikan sebagai perubahan hierarki dan wewenang, peranan individu
dalam pekerjaan, penataan hubungan kerja melalui jaringan komunikasi
formal, tampilan jenis pekerjaan dan penciptaan tugas baru yang disebabkan
oleh perkembangan teknologi, dan lain-lain.
Chin dan Benne mengungkapkan bahwa ada 3 tipe strategi perubahan
organisasi yang efektif, yaitu Empirical-rational strategy, Normatif-
reductive strategy, dan The power-coercive strategy.
9
komunikator, komunikan, dan saluran. Proses komunikasi dalam organisasi
terbagi atas 2 jenis, yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Serta
komunikasi dalam organisasi juga memiliki fungsi, diantaranya fungsi
informatif, fungsi regulatif, fungsi persuasif, fungsi integratif.
Beberapa gaya komunikasi yang dilakukan oleh para manajer atau
pemimpin dalam memimpin organisasi atau perusahaan, yaitu Controlling
style communication, Equalitarian style communication, Structuring style
communication, Dynamic style communication, Relinguishing style
communication.
10
4. Sebutkan apa saja yang menjadi syarat seorang pemimpin yang baik,
jelaskan secara terperinci!
5. Apa yang dimaksud dengan Teori Motivasi Hierarki Abraham
Maslow, jelaskan secara terperinci dan berikan contohnya masing-
masing!
6. Jelaskan dan sebutkan ruang lingkup dari manajemen sumber daya
manusia!
7. Apa yang dimaksud dengan manajemen kinerja secara:
Holistik
Terintegrasi
Umpan balik
Pengukuran
11
BAB II
PEMBAHASAN
12
Berdasarkan contoh diatas, dapat kita simpulkan bahwa :
i. Organisasi dalam ruang lingkup manajemen organisasi berdasarkan
contoh diatas adalah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara.
ii. individual dalam ruang lingkup manajemen organisasi adalah dosen
dan mahasiswa. Staf. dosen dan mahasiswa dikatakan individual
karena bersifat perseorangan, maksudnya adalah staf dan dosen
bertanggung jawab atas kinerja yang dilakukannya kepada dekan dan
sedangkan mahasiswa bertanggung jawab atas tugas yang
dikerjakannya kepada dosen.
iii. Kelompok dalam ruang lingkup menajemen organisasi adalah divisi-
divisi dalam organisasi. Dalam contoh diatas Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menjadi sebuah
organisasi sehingga kelompok atau divisi-divisinya adalah jurusan-
jurusan yang ada di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara, yaitu Ilmu Komputer, Sistem Informasi,
Matematika, Fisika, dan Biologi.
iv. Sarana kerja dalam ruang lingkup manajemen organisasi merupakan
gedung atau tempat dimana pelaksanaan kerja berlangsung.
Berdasarkan contoh diatas sarana kerja berupa gedung tempat
perkuliahan berlangsung, masjid sebagai tempat beribadah, lapangan
olahraga, perpustakaan, serta aula dan kantin.
v. Berdasarkan contoh diatas partner kerjanya adalah mahasiswa, dimana
dosen akan mendidik mahasiswa menjadi mahasiswa yang berakhlak
mulia dan cerdas.
vi. Kinerja merupakan hasil atau tingkat keberhasilan yang dihasilkan
dari proses pelaksanaan tugas, berdasarkan contoh di atas dosen yang
merupakan pegawai/anggota dan mahasiswa merupakan partner kerja,
dengan kerja sama yang baik antara dosen dan mahasiswa akan
melahirkan kinerja yang baik pula, yaitu mahasiswa yang berakhlak
mulia dan cerdas.
13
Setelah mengetahui apa-apa saja yang menjadi ruang lingkup manajemen
organisasi maka akan dipelajari konsep dasar manajemen organisasi. Didalam
materi konsep dasar manajemen organisasi terdapat submateri mengenai
tingkat/level manajemen dan proses manajemen yang sangat berkaitan dengan
ruang lingkup manajemen organisai, sebab itulah yang menjadi alasan mengapa
harus mengetahui terlebih dahulu apa-apa saja yang menjadi ruang lingkup
manajemen organisasi.
14
Artinya : Dia mengatur urusan dari langin ke bumi, kemudian (urusan)
itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu. (As Sajdah: 5)
Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah
subhanahu wa ta’ala adalah pengatur alam (Al Mudabbir/manajer).
Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah subhanahu wa
ta’ala dalam mengelola alam ini. Kita dapat mencontoh hal ini yaitu dengan
mengatur waktu kita dalam kehidupan ini jadikan pekerjaan kita juga
merupakan ibadah kepada Allah.
b. Pengertian Organisasi
Menurut Hasibuan, organisasi merupakan suatu sistem perserikatan
formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja
sama dalam mencapai tujuan tertentu. Robbins mengemukakan bahwa
organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi
merupakan suatu sistem yang terkoordinasi atau sekumpulan orang yang
dikoordinasikan secara sadar untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang
sama pula atau tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Ferland, dikatakan sebagai organisasi jika memenuhi 5 unsur
pokok, yaitu :
i. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal.
ii. Adanya kegiatan yang berbeda-beda tetapi satu sama lain saling
berkaitan (interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan.
iii. Tiap-tiap anggota memberikan sumbangan tenaganya/usahanya.
iv. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan.
v. Adanya suatu tujuan yang telah ditetapkan.
15
Berdasarkan pengertian manajemen dan pengertian organisasi diatas,
dapat kita simpulkan bahwa manajemen organisasi merupakan sebuah proses
untuk mengatur atau mengelola suatu sistem yang terkoordinasi yang
dilakukan oleh sekelompok orang atau sekelompok orang yang dikoordinasi
untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara bekerja sama memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki.
c. Konsep Dasar
Konsep dasar dari manajemen organisasi dimulai dari sistem yang
merupakan sekumpulan unsur yang saling berkaitan, bekerja sama untuk
mencapai satu tujuan yang sama. Dan individual yang merupakan orang-
orang yang terlibat atau yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain
dan mampu bekerja sama untuk mencapai satu tujuan yang sama. Ada
beberapa hal yang harus diselesaikan dalam konsep dasar manajemen
organisasi diantaranya, visi misi organisasi, rancangan pekerjaan,
pelaksanaan pekerjaan, pencapaian target pekerjaan, Menemukan solusi
alternatif, dan menetapkan sumber daya manusia, produksi, harga produk
promosi/periklanan produk, distribusi dan pemasaran produk.
d. Proses Manajemen Organisasi
Dalam manajemen terdapat 4 proses yang harus dijalankan oleh seorang
manajer, menurut Schermerhorn yaitu :
i. Planning (perencanaan) yang berisi visi misi serta cara terbaik untuk
mencapai tujuan suatu organisasi.
ii. Organizing (organisasi) merupakan proses membagi pekerjaan,
mengalokasikan sumber daya, dan pengaturan serta koordinasi aktivitas
anggota organisasi untuk melaksanakan rencana.
iii. Leading (kepemimpinan) adalah memotivasi anggota organisasi agar
mereka memberikan kontribusi terhadap tujuan kelompok dan organisasi.
iv. Controlling (pengendalian) merupakan pengukuran dan pengoreksian
untuk kerja individu dan organisasi.
16
e. Level Manajemen
Dalam organisasi terdapat 3 tingkat atau level manajemen, yaitu :
1. Top Level Management (manajemen puncak) yaitu manajer-manajer
yang bertanggung jawab atas kinerja manajemen organisasi secara
keseluruhan, seperti CEO (Chief Executibe Officer), CFO (Chief
Financial Officer), COO (Chief Operational Officer), presiden
direktur, direktur utama, dan lainnya. Orang-orang tersebut memiliki
tugas atau fungsi utama, yaitu :
i. Menentukan tujuan perusahaan dan membuat kerangka rencana dan
kebijakan untuk mencapai tujuan utama yang telah ditetapkan serta
mengorganisir kegiatan dan pekerjaan yang akan dilakukan oleh
manajer-manajer di tingkat menengah.
ii. Bertanggung jawab atas kelangsungan dan pertumbuhan hidup
perusahaan.
2. Middle or Administrative Management (manajemen menengah),
manajer yang berada di bawah manajer tingkat atas, seperti general
manager, plant manager, factory manager, regional manager, atau
division manager. Manajer-manajer ini memiliki tugas, yaitu :
i. Menginterpretasikan kebijakan yang disusun manajemen puncak
dan menjelaskannya ke tingkat manajemen yang lebih rendah sera
mengorganisir kegiatan departemennya untuk melaksanakan
rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan.
ii. Merekrut dan menyeleksi serta menempatkan karyawan yang
dibutuhkan oleh departement atau unit kerja dan memotivasi
karyawannya untuk melakukan yang terbaik untuk departement dan
perusahaan serta mengawasi dan mengarahkan karyawannya.
3. First Level Management (Manajemen lini), manajemen yang
bertanggung jawab atas operasional atau pekerjaan harian para
karyawan dalam menghasilkan suatu produk atau layanan seperti
supervisior, mandor. Mempunyai tugas atau fungsi utama, yaitu :
i. Memahami dan mempelajari masalah dan keluhan-keluhan para
pekerja operasional sebelum melaporkannya ke manajemen tingkat
17
menengah dan menjaga kondisi kerja yang baik dan menjaga
hubungan yang sehat antara atasan dan bawahan.
ii. Mendengarkan saran-saran karyawan serta mendorong para pekerja
untuk mengambil inisiatif, serta bertanggung jawab untuk
meningkatkan moral karyawan dan membangkitkan semangat kerja
dalam tim serta meminimalkan pemborosan sumber daya
organisasi atau perusahaan.
Setelah membahas mengenai konsep dasar organisasi yang didalamnya
terdapat proses manajemen dan tingkat/level manajemen jika kita kaitkan dengan
ruang lingkup organisasi maka akan di dapat kesimpulan :
Dalam sebuah organisasi yaitu Unversitas Islam Negeri Sumatera Utara
terdapat :
i. Top Level Management yaitu dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
ii. Middle or Administrative Management yaitu wakil dekan, ketua jurusan
dan staf akademik Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara.
iii. First Level Management yaitu para dosen yang mengajar di Fakultas
Sains dan Teknologi Unversitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Masing-masing tingkat/level manajemen tersebut menjalankan proses
manajemen yang terdiri atas Planning (perencanaan), Organizing
(pengorganisasian), Leading (kepemimpinan), Controlling (pengendalian), yaitu :
i. Manajemen puncak melakukan perencanaan mengenai program-program
atau sistem pendidikan yang dapat melahirkan generasi bangsa yang
berkahlak mulia serta cerdas dan dapat menaikkan peringkat fakultas.
Manajemen puncak atau dekan juga melakukan pengorganisasian yaitu
dengan mengalokasikan atau pembagian tugas kepada staf dan ketua
jurusan, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen
puncak memberikan motivasi kepada manajemen menengah dan lini agar
dapat memberikan kontribusi yang full dalam melaksanakan tugasnya,
serta melakukan pengoreksian tugas yang telah ditugaskan pada setiap
semester atau tahunnya.
18
ii. Manajemen menengah menjelaskan perencanaan yang telah ditetapkan
manajemen puncak kepada manajemen lini yaitu dosen yang mengajar di
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Manajemen menengah juga melakukan pemotivasian dan pengoreksian
terhadap manajemen lini sebagai bahan untuk diserahkan kepada
manajemen puncak.
iii. Manajemen lini yaitu dosen menjalankan perencanaan yang telah
ditetapkan manajemen puncak semaksimal mungkin agar terwujudnya
tujuan yang telah ditetapkan serta bekerja sama dengan mahasiswa
sebagai partner kerja agar tercapainya tujuan tersebut.
19
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah di perbuatnya untuk
hari esok(akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha teliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.
Hal ini menjelaskan bahwa perencanaan yang akan dilakukan harus
diseuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi pada masa lampau, saat ini,
serta prediksi masa datang. Karena perencanaan merupakan bagian pentiing
dari sebuah kesuksessan.
Menurut T.Hani Handoko kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui
empat tahapan, yaitu :
i. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
ii. Merumuskan keadaan saat ini.
iii. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan.
iv. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
pencapaian tujuan.
Dalam sebuah organisasi jabatan-jabatan yang memegang penuh
tanggung jawab atas tujuan perencanaan yaitu, staf perencanaan, satuan tugas
perencanaan, dewan direksi, CEO (Chief Executive Officer), komisi eksekutif
dan manajemen lini. Jika dikaitkan dengan materi sebelumnya, yang
memegang penuh tanggung jawab atas tujuan perencanaan ini yaitu, dekan,
wakil dekan, ketua jurusan, dan staf. Perencanaan dalam manajemen berisi :
i. Tujuan yang dirumuskan oleh pimpinan tingkat atas berdasarkan
penilaian ekonomi, sosial, dan politik sesuai dengan garis-garis
pengarahan strategi dan kebijakan.
ii. Strategi yang bersifat jangka panjang dan menjadi perencanaan yang
bersifat taktis pada pimpinan tingkat bawah.
iii. Kebijakan membatasi ruang lingkup dalam pembuatan keputusan
dan menjamin bahwa keputusan yang diperlukan akan memberikan
sumbangan terhadap penyelesaian tujuan yang menyeluruh.
20
iv. Prosedur menggambarkan urutan-urutan yang bersifat kronologis
dari setiap tindakan yang harus dilakukan
v. Anggaran, yaitu perencanaan yang meliputi sumber dana yang ada
kaitannya terhadap semua tahap-tahap kegiatan untuk periode
tertentu dalam waktu yang akan datang.
vi. Rencana proyek yaitu perpaduan dari tujuan, kebijakan, prosedur,
anggaran, dan unsur lain yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
vii. Rencana fungsional yaitu suatu garis tindakan yang akan dilakukan
dalam bidang fungsional terhadap penyelesaian sasaran perencanaan
organisasi secara keseluruhan.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Terry mengemukakan bahwa pengorganisasian merupakan usaha
penciptaan hubungan tugas yang jelas antar personalia, sehingga dengan
demikian setiap orang dapat bekerja bersama-sama dalam kondisi yang baik
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Sementara itu, Dale mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah
sebagai proses multi langkah yaitu :
i. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan organisasi.
ii. Membagi beban kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis
dan memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang.
iii. Mengkombinasikan pekerjaan dengan cara yang logis dan efisien.
iv. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan bawahan
dalam suatu kesatuan yang harmonis.
v. Memanau efektivitas organisasi dalam mengambil langkah-langkah
penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Proses pengorganisasian dalam suatu organisasi meliputi pembatasan dan
penjumlahan tugas-tugas, pengelompokan dan pengklasifikasi tugas-tugas,
pendelegasian wewenang di antara anggota organisasi. Langkah-langkah
manajemen dalam membentuk kegiatan pada proses pengorganisasian, yaitu :
21
i. Sasaran, manajemen harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin
dicapai.
ii. Penetapan kegiatan, artinya manajer harus mengetahui, merumuskan
dan mengspesifikasi kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan yang akan
dilakukan.
iii. Pendelegasian wewenang, artinya manjer harus menetapkan
wewenang yang akan didelegasikan kepada setiap department.
iv. Bagan organisasi, artinya manajer harus menetapkan bagan/struktur
organisasi yang bagaimana yang akan diperlukan.
c. Actuating (Penggerakan)
Penggerakan adalah aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan
yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan
tenaganya secara efektif serta efisien untuk mencapai tujuan. Dengan
demikian, seorang pemimpin harus berpegang pada prinsip berikut :
i. Mengarah kepada tujuan
ii. Keharmonisan dengan tujuan
iii. Kesatuan komando
iv. Penghargaan/insentif
v. Komunikasi yang baik serta efisien.
Selain prinsip diatas, seorang pemimpin juga harus mampu, 1)
memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan kepada bawahan. 2)
memberikan bimbingan lewat tindakan atau teladan. 3) pengarahan yang
dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas, dan
tegas. Jika dihubungkan dengan materi sebelumnya yang harus memiliki
prinsip diatas merupakan rektor, dekan, dan ketua jurusan agar para bawahan
dapat mencontoh sikap dan perilaku yang baik dari para pimpinan.
Di dalam manajemen penggerakan memiliki fungsi, yaitu : 1)
memengaruhi orang-orang agar bersedia menjadi pengikut, 2) menaklukkan
daya tolak orang-orang, 3) membuat seseorang atau orang-orang suka
mengerjakan tugas dengan lebih baik, 4) mendapatkan, memelihara, dan
memupuk kesetian pada pimpinan, tugas, dan organisasi tempat bekerja, 5)
22
menanamkan, memelihara, dan memupuk rasa tanggung jawab seseorang
terhadap masyarakat.
Pergerakan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
i. Orientasi, merupakan cara pengarahan dengan memberikan
informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik
dan dapat memahami akan peranannya.
ii. Perintah, merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang
berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu
kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
iii. Delegasi wewenang, artinya pimpinan melimpahkan sebagian dari
wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.
d. Controlling (Pengawasan)
Mondy dan Premeaux mengatakan bahwa “controlling is the process of
comparing actual perforemance with standards and taking any necessary
corrective actions”. Pendapat ini menegaskan bahwa pengawasan adalah
proses membandingkan kinerja aktual dengan standard dan keperluan
memperbaiki tindakan dalam pelaksanaan tugas.
Pengawasan dalam manajemen terbagi atas 3 jenis, yaitu :
i. Pengawasan intern dan ekstern, pengawasan intern dilakukan oleh
orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang
bersangkutan. Sedangkan pengawasan ekstern adalah pemeriksaan
yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di luar unit
organisasi yang diawasi, jika dikaitkan dengan materi sebelumnya
maka yang melakukan pengawasan adalah staf kementerian agama
serta kementerian pendidikan dan kebudayaan dalam mengawasi
jalannya program pendidikan di Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara.
ii. Pengawasan Preventif dan represif, pengawasan preventif sebagai
pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum
kegiatan itu dilakukan, sehingga dapat mencegah terjadinya
penyimpangan. Sedangkan pengawasan represif adalah pengawasan
23
yang dilakukan terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan itu
dilakukan.
iii. Pengawasan Aktif dan Pasif, pengawasan aktif dilakukan sebagai
bentuk pengawasan yang dilaksanakan di tempat kegiatan yang
bersangkutan, misalnya ketika himpunan mahasiswa jurusan
mengadakan kegiatan outbound ketua jurusan akan mengawasi
jalannya pelaksanaan kegiatan, sesuai dengan perencanaan yang
telah disepakati atau tidak. Sedangkan pengawasan pasif melakukan
pengawasan melalui penelitian dan pengujian terhadap surat-surat
pertanggungjawaban yang disertai dengan bukti-bukti penerimaan
dan pengeluaran.
4. Pemotivasian (Motivation)
Motivasi berasal dari bahasa Latin “movere” yang artinya dorongan atau
menggerakan. Dalam bahasa Inggris kata motivasi berasal dari kata
“motivation” yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan
sesuatu. Sehingga dapat diberikan pengertian bahwa motivasi adalah suatu
sugesti atau dorongan yang muncul karena diberikan oleh seseorang kepada
orang lain atau dari diri sendiri.
Perkembangan konsep-konsep motivasi dimulai sekitar tahun 1950-an,
pada saat itu teori-teori yang berkembang adalah teori hierarki kebutuhan,
teori x dan y, dan teori dua faktor. Teori-teori inilah yang banyak digunakan
oleh seorang manajer pelaksana di organisasi dalam menjelaskan motivasi
kepada anggotanya. Berikut penjelasan mengenai teori-teori tersebut, yaitu :
a. Teori Hierarki Kebutuhan
Teori motivasi ini dicetuskan oleh Abraham Maslow, menurut Maslow
bahwa setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu :
i. Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan yang paling dianggap
penting artinya usaha menjaga keseimbangan unsure-unsur fisik
seperti makan, minum, istirahat dan lainnya.
ii. Kebutuhan keamanan, yaitu kebutuhan mendapatkan keamanan,
stabilitas, proteksi, struktur hukum, kebebasan dari rasa takut dan
24
cemas, dengan kata lain kebutuhan keamanan merupakan pertahanan
hidup jangka panjang.
iii. Kebutuhan kasih sayang, merupakan kebutuhan untuk dimiliki atau
menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang
dominan.
iv. Kebutuhan harga diri, merupakan kebutuhan yang dapat berasal dari
diri sendiri seperti, kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi,
prestasi, kepercayaan diri, kemandirian serta kebebasan. Kebutuhan
ini juga dapat berasal dari orang lain seperti, penghargaan dari orang
lain, ketenaran, kehormatan, menjadi orang penting, serta
mendapatkan apresiasi.
v. Kebutuhan aktualisasi diri, merupakan keinginan untuk memperoleh
kepuasan dengan dirinya sendiri, untuk menjadi kreatif dan bebas
mencapai puncak prestasi potensinya.
b. Teori X dan Teori Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor, yaitu dengan
mengajukan dua pandangan yang berbeda tentang manusia.
i. Teori X (negatif), merupakan teori yang mengasumsi atau langsung
menilai anggota organisasi tidak suka pekerjaannya, tidak suka
dikontrol, dan bahkan suka bermalas-malasan.
ii. Teori Y (positif), merupakan teori yang mengasumsi hal yang
bersifat positif, misalnya manusia akan melatih tujuan pribadi dan
pengontrolan diri sendiri jika mereka melakukan komitmen.
c. Teori Dua Faktor
Teori ini dibuat oleh Frederick Herzberg yang mengatakan bahwa
hubungan seorang individu dengan kerja merupakan suatu hubungan dasar
dan sikap individu terhadap kerja sangat menentukan berhasil atau gagalnya
individu tersebut. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi individu tersebut,
yaitu : 1) faktor higiene yaitu memotivasi seseorang untuk keluar dari
ketidakpuasan, 2) faktor motivator yaitu memotivasi seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan, seperti prestasi, pengakuan, kemajuan tingkat
kehidupan, dan lainnya.
25
Motivasi dalam manajemen terbagi atas motivasi intrinsik yaitu motif-
motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Dan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif fari
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
Perilaku setiap individu pada dasarnya berorientasi pada tujuan yang
ingin dicapai, dengan kata lain perilaku individu pada umumnya di dorong
oleh keinginan untuk merealisasikan tujuan. Hubungan antara perilaku dan
motivasi dapat terwujud dalam enam variasi, yaitu : 1) sebuah perilaku dapat
hanya dilandasi oleh sebuah motivasi, 2) perilaku dapat pula dilandasi oleh
beberapa motivasi, 3) perilaku yang sama dapat dilandasi oleh motivasi yang
sama, 4) perilaku yang sama dapat dilandasi oleh motivasi yang berbeda, 5)
perilaku yang berbeda dapat dilandasi oleh motivasi yang sama, 6) perilaku
yang berbeda dapat dilandasi oleh motivasi yang berbeda.
Suatu motivasi seseorang dapat meningkat apabila seseorang tersebut
mendapatkan, penghargaan atau pengakuan atas kinerja yang telah
dicapainya, adanya tantangan, rasa tanggung jawab, dan diberikan
kesempatan dalam menunjukkan kemampuannya atau merasa dihargai.
Dalam prosesnya, motivasi dapat dilakukan dengan cara :
i. Motivasi langsung, merupakan motivasi baik materil maupun
nonmateril yang diberikan secara langsung pada setiap anggota
untuk memenuhi kebutuhan dan tercapainya kepuasan.
ii. Motivasi tidak langsung, merupakan pemberian motivasi dalam
bentuk fasilitas-fasilitas pendukung dalam menunjang semangat
kerja atau kelancaran tugas agar anggota senang atau betah dan
bersemangat dalam menjalankan tugasnya.
Materi Motivasi ini sangat berkaitan dengan materi sebelumnya, karena
pemotivasian harus dilakukan oleh setiap tingkat manajemen agar anggota
semangat dalam memberikan kontribusinya untuk mencapai tujuan organisasi
(Fakultas Sains dan Tekonologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara). Serta
hubungan kerja sama antara dosen dan mahasiswa berjalan dengan baik dan
maksimal dalam mencapai tujuan universitas.
26
5. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain dalam
hubungan antara pimpinan dengan bawahan atau dengan pengikut. Hersey
dan Blanchard berpendapat bawah kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan
dalam situasi tertentu.
Pada hakikatnya makna kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi
yang dilakukan pemimpin terhadap individu atau kelompok melakukan suatu
tindakan dengan sukarela dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan.
a. Teori-Teori Kepemimpinan
1. Teori Kepemimpinan Situasional (Situasional Leadership)
Merupakan teori dengan fokus utama pada faktor situasi sebagai
variabel penentu kemampuan kepemimpinan. Fred, Robbins dan Lussier
menyatakan bahwa faktor situasi lebih menentukan keberhasilan seorang
pemimpin dibandingkan dengan watak pribadinya. Seseorang bisa
dianggap sebagai pemimpin atau pengikut tergantung pada situasi atau
keadaan yang dihadapi.
2. Teori Kepemimpinan Fielder (Contingensi of Leadership)
Teori kepemimpinan ini memfokuskan perhatiannya pada kecocokan
antara karakteristik watak pribadi pemimpin, tingkah launya, dan
variabel-variabel situasional. Sehingga teori ini memfokuskan perhatian
yang lebih luas, yaitu pada aspek-aspek keterkaitan antara kondisi atau
variabel situasional dengan watak dan tingkah laku dan kriteria kinerja
pemimpin.
Teori kepemimpinan fielder dikatakan sebagai model kontingensi
karena teori tersebut beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap
efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya
kepemimpinan dan kesesuaian situasi yang dihadapinya. Menurut fielder
ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kesesuaian situasi dan faktor
tersbut yaitu, hubungan antara pemimpin dan bawahan (leader-member
relations), struktur tugas (the task structure), dan kekuatan posisi
(position power).
27
3. Path-Goal Theory
Merupakan teori yang berpendapat bahwa efektifitas pemimpin
ditentukan oleh interaksi antara tingkah laku pemimpin dengan
karakteristik situasi. Menurut House, tingkah laku pemimpin dapat
dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu :
i. Supportive leadership, yaitu menunjukkan perhatian terhadap
kesejahteraan bawahan dan meniptakan ilkim kerja yang
bersahabat.
ii. Directive leadership, yaitu mengarahkan bawahan untuk bekerja
sesuai dengan peraturan, prosedur, dan petunjuk yang ada.
iii. Participative leadership, yaitu konsultasi dengan bawahan
dalam pengambilan keputusan.
iv. Achievement-oriented leadership, yaitu menentukan tujuan
organisasi yang menantang dan menekankan perlunya kinerja
yang memuaskan.
Dalam teori ini, variabel yang sangat menentukan efektifitas
pemimpin adalah, karakteristik pribadi para bawahan/karyawan dan
lingkungan internal organisasi seperti misalnya peraturan dan prosedur
yang ada.
b. Sifat Dasar Kepemimpinan
Terdapat delapan sifat dalam kepemimpinan yang merupakan ciri-ciri
fundamental, yaitu :
i. Percaya diri, artinya seorang pemimpin harus yakin atas kepandaian
dan kemampuannya dalam memimpin suatu organisasi atau
kelompok berdasarkan pada pendidikan dan pengalamannya.
ii. Inisiatif, artinya seorang pemimpin harus mempunyai daya cipta
serta melakukan hal yang besar untuk kemajuan organisasinya.
iii. Kejernihan berfikir, artinya seorang pemimpin harus bisa berfikir
logis serta berfikir positif sehingga tidak salah langkah dalam
mengambil keputusan serta dapat mengutarakan ide-idenya secara
jelas dalam kata-kata.
28
iv. Kegigihan, artinya seorang pemimpin harus bisa tabah dan ulet
dalam meniti atau mengorganisir organisasi atau kelompoknya.
v. Keberanian, seorang pemimpin harus berani atau nekat dalam
mengambil keputusan serta melakukan hal-hal besar,
vi. Disiplin, seorang pemimpin harus bisa disiplin terhadap waktu seta
dapat menjadi contoh karyawannya dalam me-manage waktu, karen
kunci kesuksessan adalah disiplin.
vii. Pendengar yang baik, seorang pemimpin yang efektif akan meramu
semua informasi yang didenga dari semua pihak tanpa terkecuali.
viii. Problem solver, artinya seorang pemimpin ditunut mampu membuat
keputusan penting dan tepat untuk keluar dari permasalahan, serta
bertindah tegas dan tidak plin-plan.
Seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat dasar kepimpinan diatas jika
ingin tujuan organisasinya tercapai dengan maksimal. Sama halnya dengan contoh
pada materi ruang lingkup organisasi, seorang dekan,wakil dekan, ketua jurusan
dan bahkan dosen yang berinteraksi langsung dengan mahasiswa sebagai partner
harus memiliki sifat dasar kepemimpinan diatas agar dapat terjalinnya kerja sama
yang baik dan melahirkan generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia dan
cerdas. Selanjutnya akan dibahas mengenai ruang manajemen sumber daya
manusia yang akan mengulas mengenai perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan, pengarahan, analisis jabatan, serta rekrutmen anggota baru dalam
suatu organisasi.
29
Sedangkan secara mikro, manajemen sumber daya manusia adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-
kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai
tujuan individu, organisasi, dan masyarakat.
a. Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
Ruang lingkup manajemen sumber daya manusia meliputi semua
aktivitas yang berhubungan dengan sumber daya manusia dalam organisasi.
Aktivitas-aktvitas yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia
secara umum mencakup :
i. Rancangan organisasi, berupa perencanaan sumber daya manusia,
analisis pekerjaan, serta rancangan pekerjaan.
ii. Staffing, berupa rekrutmen, pengarahan pekerjaan, promosi,
pelayanan-pelayanan outplacement, pengangkatan atau orientasi
serta metode-metode seleksi pekerja.
iii. System reward, tunjangan-tunjangan dan pematuhan, berupa
pelayanan-pelayanan kesehatan, prosedur-prosedur pengaduan,
kompensasi, administrasi pengupahan, administrasi tunjangan,
hubungan-hubungan kerja.
iv. Manajemen performansi, berupa penilaian manajemen, program
peningkatan, penilaian performansi yang difokuskan pada klien.
v. Pengembangan pekerja dan organisasi berupa pengembangan
pengawasan, perencanaan, program-program pembinaan, pelatihan
keterampilan, penilaian-penilaian terhadap sikap.
vi. Komunikasi dan hubungan masyarakat.
b. Tujuan dan Aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia
Terdapat empat tujuan manajemen sumber daya manusia, yaitu :
1. Tujuan Sosial manajemen sumber daya manusia adalah agar
organisasi bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap
kebutuhan dan tantangan masyarakat seraya meminimalkan dampak
negatif tuntutan itu terhadap organisasi.
30
2. Tujuan organisasional manajemen sumber daya manusia adalah
sasaran formal organisasi yang dibuat untuk membantu organisasi
mencapai tujuannya dengan cara : 1) meningkatkan produktivitas
perusahaan dengan menyediakan tenaga kerja yang terlatig dan
termotivasi dengan baik, 2) mengembangkan dan mempertahankan
kualitas kehidupan kerja dengan membuka kesemparan bagi
kepuasan kerja dan aktualisasi di karyawan, 3) membantu
mempertahankan kebijakan etis dan perilaku yang bertanggung
jawab secara sosial.
3. Tujuan fungsional manajemen sumber daya manusia merupakan
tujuan untuk mempertahankan kontribusi departemen sumber daya
manusia pada tingkat yaang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Kegiatan atau aktivitas manajemen sumber daya manusia secara umum
dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu :
1. Persiapan dan pengadaan, kegiatan persiapan dan pengadaan
meliputi banyak kegiatan di antaranya adalah kegiatan analisis
jabatan, yaitu kegiatan untuk mengetahui jabatan-jabatan yang ada
dalam organisasi beserta tuga-tugas yang dilakukan dan persyaratan
yang harus dimiliki oleh pemegang jabatan tersebut dan lingkungan
kerja dimana kegiatan itu dilakukan.
2. Pengembangan dan penilaian, penilaian yang bertujuan melihat
apakah untuk kerja pegawai sesuai dengan yang diharapkan, dan
memberikan umpan balik untuk meningkatkan kemampuan dan
kinerja. Selanjutnya membantu perencanaan karier pegawai dalam
organisasi agar selaras dengan kebutuhan organisasi berguna untuk
pengembangan kemampuan pegawai.
3. Pengkompensasian dan perlindungan, untuk mempertahanan dan
memelihara semangat kerja pegawai, maka pegawai diberi
kompensasi dan beberapa kenikmatan atau keuntungan lainnya
dalam bentuk program-program kesejahteraan.
4. Hubungan-hubungan kepegawaian, hubungan ini meliputi usaha
untuk memotivasi pegawai, memberdayakan pegawai yang
31
dilakukan melalui penataan pekerjaan yang baik, meningkatkan
disiplin pegawai agar mematuhi aturan, kebijakan-kebijakan yang
ada dan melakukan bimbingan.
Pencapaian kinerja organisasi dapat dilihat dari betapa efektf produk
tersebut dan bagaimana pelayanan organisasi diteruskan pada para pelanggan.
Karenanya salah satu sasaran dari manajemen sumber daya manusia adalah
menciptakan kegiatan yang merupakan kontribusi menuju superior
organization performancce. Dan tidak lupa pula memberikan pelatihan etika
kepada sumber daya manusia agar terciptanya sumber daya yang unggul dan
kinerja yang dihasilkan juga maksimal.
7. Manajemen Kinerja
a. Pengertian Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan kinerja.
Manajemen merupakan sebuah proses untuk mengatur atau mengelola
sesuatu yang dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi untuk
mencapai tujuan tertentu dengan cara bekerja sama memanfaatkan sumber
daya yang dimiliki. Sedangkan kinerja berasal dari kata “Perforemance” yang
diartikan sebagai hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan
berlangsung untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
Menurut Waltres, manajemen kinerja adalah tentang mengarahkan dan
mendorong pekerja untuk bekerja seefektif dan seefisien mungkin selaras
dengan kebutuhan organisasi. Menurut Wibowo manajemen kinerja
merupakan gaya manajemen dalam mengelola sumberdaya yang berorientasi
32
pada kinerja yang melakukan proses komunikasi secara terbuka dan
berkelanjutan dengan menciptakan visi bersama dan pendekatan strategis
secara terpadu sebagai kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan organisasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, manajemen kinerja merupakan suatu
proses yang dapat mendorong pada pengembangan dan peningkatan kinerja
ke arah yang lebih baik dan berkualitas, melalui komunikasi yang
berkesinambungan antara pimpinan dengan pegawai sejalan dengan apa yang
diharapkan oleh organisasi.
Manajemen kinerja merupakan proses manajemen secara alamiah,
dengan cakupan meliputi kegiatan menganalisis tujuan unit kerja dan
memastikan bahwa terdapat hubungan dengan tujuan menyeluruh organisasi,
menganalisis keterampilan pekerja dan penugasan yang diberikan dalam
kaitannya dengan tujuan unit kerja.
b. Tujuan dan Manfaat Manajemen Kinerja
Tujuan dari manajemen kinerja yaitu untuk meningkatkan kinerja
organisasi, tim dan individu dalam suatu keterkaitan, agar mencapai tujuan
organisasi yang telah di tetapkan sebelumnya dalam kurun waktu tertentu.
Manajemen kinerja dapat memberikan manfaat ke berbagai pihak, baik
manajer, pegawai, maupun perusahaan atau organisasi. Menurut Wibowo
manfat manajemen kinerja bagi organisasi antara lain : menyesuaikan tujuan
organisasi dengan tujuan tim dan individu, memperbaiki kinerja,
meningkatkan komitmen, mendukung nilai-nilai inti, memperbaiki proses
pelatihan dan pengembangan, meningkatkan dasar pelatihan dan
pengembangan berkelanjutan, mengusahakan basis perencanaan karir,
membantu menahan pekerja terampil untuk tidak pindah, mendukung inisiatif
kualitas total dan pelayanan pelanggan, serta mendukung perubahan budaya.
Manfaat manajemen kinerja bagi manajer anatara lain : mengusahakan
klarifikasi kinerja dan harapan perilaku, menawarkan peluang, menggunakan
waktu secara berkualitas, memperbaiki kinerja tim dan individual,
mengusahakan penghargaan non financial bagi staf, mengusahakan dasar
untuk membantu pegawai yang kinerjanya rendah, mengusahakan kerangka
kinerja untuk meninjau kembali kinerja dan tingkat kompetensi. Dan
33
sedangkan manfat manajemen bagi pegawai, yaitu memperjelas peran dan
tujuan, mendorong dan mendukung untuk bekerja dengan baik, membantu
untuk mengembangkan kemampuan kerja, menggunakan waktu sebaik
mungkin, menjadi landasan untuk pengukuran kinerjanya.
c. Prinsip Dasar Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja berkeja atas prinsip dasar yang dapat dijadian acuan
bersama agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Adapun prinsip dasar
manajemen kinerja yang utama, antara lain :
i. Perumusan tujuan, manajemen kinerja dimulai dengan melakukan
perumusan dan mengklarifikasi terlebih dahulu tujuan yang hendak
dicapai organisasi.
ii. Umpan balik, manajemen kinerja memelukan umpan balik karena dapat
memungkinkan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari
pekerjaan oleh individu dipergunakan untuk memodifikasi tujuan
organisasi.
iii. Berkelanjutan, manajemen kinerja merupakan suatu proses yang sifatnya
berlangusng secara terus-menurus, berkelanjutan, bersifat evolusioner,
dimana kinerja seara bertahap selalu diperbaiki sehingga menjadi lebih
baik.
iv. Kejujuran, artinya kejujuran dapat menjadikan komunikasi antara
manajer, pekerja dan rekan kerja berjalan dengan baik. Selain itu
kejujuran juga dapat menjadi penilaian kinerja tentang apa yang
memotivasi pekerja, apa yang mereka suka dan tidak suka mengenai apa
yang mereka lakukan serta apa yang mereka butuhkan.
v. Tanggung jawab, merupakan dasar dari pengembangan kinerja, dengan
anggota atau pegawai memahami tanggung jawab atas apa yang mereka
kerjakan dan tidak kerjakan untuk mencapai tujuan.
vi. Konsesnsus dan kerja sama, manajemen kinerja mengandalkan pada
konsensus dan kerja sama antar atasan dan bawahan daripada
menekankan pada kontrol dan melakukan paksaan. Manajemen kinerja
bekerja atas dasar kontrak kesepakatan antara atasan dan bawahan.
34
vii. Komunikasi dua arah, komunikasi dua arah menunjukkan adanya sikap
keterbukaan dan saling pengertian antara dua pihak. Dengan adanya
komunikasi dua arah dapat mengindari terjadi salah persepsi di antara
atasan dengan bawahan.
Suatu manajemen kinerja dapat dinyatakan berhasil apabila telah
memeuhi kriteri berikut :
i. Terdapat komitmen dan dukungan dari manajemen puncak untk
menajalankan manajemen kinerja.
ii. Proses manajemen kinerja berjalan secara transparan dan bekerja
secara jujur serta adil.
iii. Tidak menambah pekerjaan baru, tetapi memperbaiki apa yang telah
biasa dikerjakan.
iv. Dapat bekerja secara fleksibel untuk disesuaikan dengan kebutuhan
lingkungan lokal atau khusus.
v. Terdapat kerangka kerja kompetensi terutama untuk organisasi
dngan keterlibatan penuh semua yang berkepentingan.
Berdasarkan materi yang telah dijelaskan maka dapat kita simpulkan
bahwa, manajemen kinerja merupakan suatu proses manajemen dengan
cakupan meliputi kegiatan menganalisis keterampilan pekerja dan
memastikan bahwa terdapat hubungan dengan tujuan menyeluruh organisasi,
serta manajemen kinerja bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi,
tim dan individu dalam suatu keterkaitan, agar mencapai tujuan organisasi
yang telah di tetapkan sebelumnya dalam kurun waktu tertentu.
35
8. Perilaku Organisasional
a. Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti
alat. Terdapat banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai
pengertian organisasi, diantaranya :
i. Chester I.Barnard, dalam bukunya “The Exeutive Functions,
mengemukakan bahwa organisasi adalah sistem kerja sama antara
dua orang atau lebih.
ii. Robbins, S.P mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem
yang terdiri dari pola aktivitas kerja sama yang dilakukan secara
teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai
suatu tujuan.
iii. Dr. Prajudi Atmosudirdjo, mengatakan bahwa organisasi adalah
struktur tata pembagian kerja dan yang bekerja sama secara tertentu
untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Dari beberapa definisi organisasi yang telah dikemukakan oleh para ahli
maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa organisasi merupakan suatu sistem
yang terkoordinasi atau sekumpulan orang yang dikoordinasikan secara sadar
untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sama pula atau tujuan yang
telah ditetapkan.
Menurut Ferland, dikatakan sebagai organisasi jika memenuhi 5 unsur
pokok yang menjadi ciri-ciri suatu organisasi, yaitu :
i. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal.
ii. Adanya kegiatan yang berbeda-beda tetapi satu sama lain saling
berkaitan (interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan.
iii. Tiap-tiap anggota memberikan sumbangan tenaganya/usahanya.
iv. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan.
v. Adanya suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Bukan hanya manajemen saja yang memiliki prinsip, organisasi juga
memiliki prinsip yang menjadi dasar suatu organisasi, yaitu :
i. Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas
36
ii. Prinsip skala hierarki, dalam suatu organisasi harus ada garis
kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai
pelaksana, sehingga mempertegas pendelegasian wewenang.
iii. Prinsip kesatuan perintah, yaitu dalam sebuah organisasi seseorang
hanya menerima perintah dan bertanggung jawab hanya kepada
seorang atasan atau pimpinan.
iv. Prinsip pembagian pekerjaan, pembagian pekerjaan akan
memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban,
serta menunjang efektivitas jalannya organisgiasi.
v. Prinsip fungsional, artinya seseorang secara fungsional harus
menjalankan tugas dan wewenangnya, kegiatannya.
vi. Prinsip pemisahan, beban pekerjaan seseorang tidak dapat dibebakan
kepada orang lain.
vii. Prinsip keseimbangan, artinya penyusunan struktur organisasi harus
selaras dengan tujuan dari organisasi tersebut.
viii. Prinsip kepemimpinan, adanya proses kepemimpinan yang
digerakkan oleh pemimpin dalam memajukan dan mengembangkan
organisasinya.
b. Perilaku Organisasi
Jhons mengemukakan bahwa, perilaku organisasi adalah suatu istilah
yang umum yang menunjuk pada sikap dan perilaku individu dan kelompok
dalam organisasi, yang berkenaan dengan studi yang sistematis tentang sikap
dan perilaku, baik yang menyangkut pribadi maupun antarpribadi dalam
konteks organisasi. Dan Robbins mengemukakan bahwa perilaku organisasi
adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang ditimbulkan oleh
individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku manusia di dalam
organisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan yang dapat meningkatkan
efektivitas organisasi.
Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, perilaku organisasi
merupakan suatu bidang yang menyelidiki tentang sikap dan perilaku di
dalam organisasi dengan tujuan menerapka pengetahuan yang dapat
meningkatkan efektivitas dalam berorganisasi.
37
Setiap disiplin ilmu pasti memiliki tujuan, begitu juga dengan ilmu
perilaku organisasi yang memiliki tujuan :
i. Prediksi, sebagai acuan untuk memprediksi perilaku-perilaku
anggota organisasi pada masa yang akan datang.
ii. Eksplansi, yaitu menjelaskan berbagai peristiwa yang terjadi dalam
organisasi.
iii. Pengendalian, maksudnya semakin banyak perilaku dalam organisasi
yang dapat diprediksi dengan tepat maka akan semakin mudah
pimpinan organisasi dalam melakukan fungsi pengendalian atas
anggotanya.
Dengan demikian perilaku organisasi merupakan ilmu perilaku terapan
yang dibangun dengan dukungan sejumlah disiplin perilaku. Adapun
keterkaitan beberapa disiplin ilmu dengan ilmu perilaku organisasi menurut
Robbins, yaitu psikologi, psikologi sosial, sosiologi, antropologi, dan ilmu
politik.
9. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan out line di dalam skema organisasi, dari
penempatan tugas yang paling atas (CEO) sampai pada penetapan tugas yang
paling bawah (SDM). Struktur organisasi mendeskripsikan bagaimana
organisasi itu mengatur dirinya sendiri dalam mencapai tujuan yang
diinginkan.
Reksohadiprodjo dan Handoko mengemukakan bahwa struktur
organisasi adalah susunan antar hubungan satuan-satuan organisasi yang di
dalamnya tedapat pemimpin (pengurus), tugas serta wewenangnya masing-
38
masiing yang mempunyai peranan tertentu dalam kesatuan untuk mencapai
tujuan organisasi.
Robbins juga menetapkan 3 variabel dan Johnson menabah satu variabel
struktur organisasi yaitu :
i. Kompleksitas, merupakan gambaran tentang tingkat diferensiasi pada
sebuah organisasi yang terdiri dari 3 dimensi yaitu :
a. Diferensiasi vertikal menggambarkan semakin meningkatnya
diferensiasi, maka demikian pula kompleksitasnya karena jumlah
hierarki di dalam organisasi bertambah. Faktor yang menentukan
diferensiasi vertikal adalah rentang kendali, rentang kendali
menetapkan jumlah bawahan yang dapat diatur dengan efektif oleh
seorang manajer. Diferensiasi vertikal dapat ditinjau dari jumlah
tingkat dalam divisi-divisi tunggal yang terdalam dari organisasi, dan
jumlah rata-rata tingkat organisasi secara keseluruhan.
b. Diferensiasi horizontal menggambarkan tingkat pemisahan
diferensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi pada anggotanya,
sifat dari tugas yang mereka laksanakan, serta tingkat pendidikan
dan pelatihannya. Bukti paling nyata pada organisasi yang
menekankan pada diferensiasi horizontal adalah spesialisasi
(pengelompokan aktivitas tertentu yang dilakukan satu individu) dan
departementalisasi (ciri khas organisasi dalam mengkoordinasikan
aktivitas yang telah ditetapkan).
c. Diferensiasi spasial menggambarkan sejauh mana unit atau anggota
organisasi tersebut secara geografis. Organisasi yang tersebar secara
geografis akan semakin tinggi komplektisitasnya.
ii. Formalisasi, merupakan peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis
yang menggambarkan sejauh mana sebuah organisasi mendasari
aktivitasnya pada norma dan prsedur untuk mengatur perilaku pengurus
dan anggotanya. Formalitas juga menggambarkan bagaimana pekerjaan
didalam organisasi itu distandardisasikan.
iii. Sentralisasi, menggambarkan dimana pengambilan keputusan
dipusatkam pada suatu pimpinan didalam organisasi. Terdapat 3 ciri-ciri
39
sentralisasi, yaitu ; 1) sentralisasi hanya terdapat pada struktur formal, 2)
sentralisasi memperhatikan kebebasan dalam pengambilan keputusan, 3)
konsentrasi pada pimpinan dapat merujuk pada seseorang, unit, atau
tingkat tetapo mengimplementasikan konsentrasi pada tingkat tinggi.
iv. Ukuran organisasi merupakan suatu variabel konteks yang mengukur
tuntutan pelayanan atau produk organisasi. Terdapat 5 dimensi utama
yang dapat digunakan untuk mengukur kualiltas layanan dalam bidang
jasa, yaitu; 1) tangibles, meliputi bukti langsung, berupa fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi. 2) reliabilitas merupakan
kemampuan dalam memberikan pelayanan segera dan memuaskan serta
sesuai dengan yang disajikan. 3) responsiveness yaitu keinginan para staf
untuk membantu para masyarakat dan memberikan pelayanan dengan
tanggap. 4) assurance yaitu kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya, bebas dari resiko dan keraguan dan 5) empathy, meliputi
kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan
penuh perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan masyarakat.
Setiap organisasi memiliki struktur yang berbeda-beda. Perbedaan
tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan wewenang, tanggung jawab,
hubungan interaksi, serta besar dan kecilnya suatu organisasi. Oleh sebab itu
terdapatlah ragam struktur organisasi, yaitu :
i. Struktur Linier (Line Structure)
A
B1 B2
C1 C2 C3 C4
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Linier
Kelebihan jika menggunakan struktur ini ialah (1) sederahan dan
jelas, (2) wewenang dan tanggung jawabnya mengalir dengan jelas, (3)
semua intruksi, penugasan dan laporan pertanggungjawaban dapat
terlaksana dengan cepat, (4) ada kesatuan pengarahan dan satu kesatuan
perintah satu atasan dan satu bawahan, sehingga tidak membutuhkan
tenaga staf penasehat.
40
ii. Struktur Line dan Staff (Line and Staff Structure)
Pimpinan
Staf
B1 B2
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Line dan Staff
B1 B2
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Fungsional
Kelebihan struktur ini yaitu; (1) efisiensi melalui spesialisasi, (2)
komunikasi dan jaringan keputusannya relatif sederhana, (3) dapat
mendelegasi keputusan operasional sehari-hari, (4) mempermudah
pengukuran output dan hasil dari setiap fungsi. Sedangkan kelemahan
struktur ini ialah (1) menyebabkan spesialisasi yang sempit, (2) dapat
mendorong timbulnya persaingan dan konflik antar fungsi, (3) dapat
menyebabkan tingginya biaya koordinasi antar fungsi, (4) Identifikasi
karyawan dengan kelompok spesialis dapat membuat perubahan menjadi
sulit.
Berikut terdapat contoh sutruktur perusahaan dan diikuti dengan struktur
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
berdasarkan contoh pada materi Ruang Lingkup Manajemen Organisasi.
41
Gambar 2.4 Struktur suatu perusahaan
42
Gambar 2.5 Struktur organisasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
43
Setelah struktur organisasi tersusun maka langkah selanjutnya adalah
menetapkan budaya organisasi yang berupa norma-norma atau peraturan yang
disepakati sebagai arah perilaku individu dalam berorganisasi. Dengan demikian,
untuk lebih mengenal apa itu budaya organisasi, maka selanjutnya akan dibahas
materi mengenai budaya organisasi.
44
Robbins mengelompokkan bentuk budaya organisasi menjadi 4 jenis,
yaitu :
i. Network Culture, organisasi memandang anggota sebagai keluarga
dan teman dimana orang saling mengenal dan senang satu sama lain.
Aspek negatif yang besar diasosiasiakn dengan budaya ini adalah
bahwa fokus pada persahabatan dapat menimbulkan rasa toleransi
terhadap orang-orang yang berkinerja jelek.
ii. Mercenary Culture, organisasi berorientasi pada tujuan yang
melibatkan orang yang sangat fokus dan sangat bersemangat untuk
mencapai tujuan. Sisi negatif dari budaya ini adalah bahwa dapat
mengarahkan ke suatu perlakuan yang hampir tidak manusiawi
terhadap orang yang dipahami sebagai orang yang berkinerja rendah.
iii. Fragmented culture, organisasi ini terdiri dari para individualis,
sedikit melakukan kontak antara satu sama lain dan tidak saling
mengenal. Dalam budaya ini anggota organisasi dinilai hanya
berdasarkan produktifitas dan mutu hasil kerja mereka. Sisi negatif
dalam budaya ini adalah kritik yang besar terhadap orang lain dan
tidak adanya kolegialitas.
iv. Communal culture, organisasi ini mengedepankan persahabatan
antar anggota dan menilai baik kinerja mereka sehingga antara
anggota dalam organisasi sangat bersahabat satu sama lain baik
secara pribadi maupun profesional. Sisi negatif dalam organisasi ini
ialah karena setiap orang sangat bersahabat sehingga perbedaan
antara pekerjaan dan bukan pekerjaan dalam praktik menjadi kabur.
Budaya organisasi juga dapat difungsikan sebagai identitas organisasi,
komitmen kolektif, stabilitas sistem dan sebagai alat yang memberikan
pengertian. Proses terbentuknya budaya organisasi membutuhkan beberapa
orang pendiri, yaitu orang-orang yang dianggap berpengaruh atau karismatik.
Dalam proses terbentunya budaya organisasi juga terdapat proses adaptasi,
yaitu :
i. Akomodasi merupakan proses pengadaptasian budaya baru ke dalam
budaya lama sehingga budaya lama tergantikan dengan budaya baru.
45
ii. Akulturasi ditandai dengan perubahan secara fisik dan psikologi
yang terjadi sebagai hasil dari adaptasi yang dipersyaratkan untuk
memfungsikan dalam konteks budaya yang baru atau budaya yang
berbeda.
iii. Asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap yang sama,
bertujuan untuk mencapai kesatuan, atau paling untuk mecapai
integritasi dalam organisasi dan tindakan.
Perubahan budaya organisasi bukanlah suatu hal yang tidak mungkin
dilakukan. Desakan lingkungan social, ekonomi, dan politik terhadap
perubahan budaya organisasi merupakan suatu keharusan yang tidak dapat
dihindari apabila organisasi tersebut tetap diterima, bertahan, dan
berkembang. Victor S.L.Tan menggambarkan empat tahapan model
perubahan budaya organisasi, yaitu :
i. Culture Assessment, pada tahap ini dilakukan dengan penilaian
budaya dan mempertimbangkan budaya organisasi yang diinginkan.
ii. Culture Gap Analysis, pada tahap ini dianalisis kesejangan yang
terjadi antara budaya yang sudah terjadi dengan budaya organisasi
yang diharapkan.
iii. Influencing Culture Change, pada tahap ini sudah terjadi perubahan
pola pikir, mengubah kebijakan organisasi, prosedur dan sistem
dengan menyelaraskan dengan budaya organisasi yang baru.
iv. Sustaining The New Culture, keberlanjutan budaya organisasi yang
baru sangat ditentukan oleh nilai dan peran pimpinan dalam menjaga
konsistensi kebijakannya dalam aktivitas dan tugas sehari-hari.
46
11. Perubahan Organisasi
Perubahan organisasi merupakan dinamika yang dimaksudkan menjaga
keseimbangan organisasi. Perubahan organisasi sangat terkait dengan kondisi
lingkungan internal (perubahan stuktur organisasi, penggantian pimpinan,
peningkatan kuantitas, dan kualitas pekerjaan) dan lingkungan eksternal
(implementasi atas tuntutan socio-economic-political role organisasi terhadap
lingkungannya).
Organisasi yang dapat melakukan perubahan dengan baik adalah
organisasi yang mengikuti proses berikut :
i. Pimpinan harus mengikuti saran agen pembaharu (partner kerja
eksternal)
ii. Mengangkat seorang konsultan organisasi dalam mencari dan
mendapatkan fakta, mengidentifikasi masalah dan mencari solusi.
iii. Pemimpin melibatkan bawahan dalam penerapan bentuk pengujian
yang disarankan oleh konsultan organisasi serta dapat membuktikan
bahwa gagasan dan metode baru yang ditawarkann konsultan telah
menghasilkan sesuatu yang baru.
Chin dan Benne mengungkapkan bahwa ada 3 tipe strategi perubahan
organisasi yang efektif, yaitu :
i. Empirical-rational strategy, strategi dimana pengurus organisasi
mendaptkan informasi yang cukup mengenai anggota organisasi
yang dihubunginya sehingga suatu perubahan yang proposional
dapat dilakukan secara rasional.
ii. Normatif-reductive strategy, strategi dimana merubah norma dasar
anggota organisasi dengan cara metode intervensi untuk mengubah
kebiasaan, nilai-nilai, dan sikap anggota organisasi.
iii. The power-coercive strategy, strategi pengurus organisasi yang
memusatkan perhatian pada kemampuan individu atau kelompok
untuk dipengaruhi. Dan memungkinkan pengurus organisasi juga
melakukan usaha kombinasi dengan menggunakan strategi
empirical-rational dan strategi normatif-reductive secara bergantian.
47
Agar dapat menentukan apakah terdapat perubahan dalam suatu
organisasi maka ada beberapa variabel yang dapat menentukan perubahan
organisasi, yaitu :
i. Labour turnover, digambarkan sebagai proporsi karyawan yang
meninggalkan pekerjaan dalam satu tahun, misalnya karyawan yang
pension, meninggal dunia, pindah tugas (rotasi dan mutasi), dan cuti.
ii. Konflik organisasi, digambarkan sebagai suasana ketegangan yang
ada dalam organisasi. Konflik dalam organisasi juga disebabkan oleh
ukuran organisasi, spesialisasi hierarki, dan kompleksitas.
iii. Kelenturan Organisasi, merupakan koordinasi di antara satuan-
satuan kerja dalam organisasi sehingga dapat bertahan atau
menyesuaikan diri dengan perubahan yang datang dari luar.
iv. Pertumbuhan Organisasi, merupakan penambahan jumlah manusia
dalam organisasi, dapat juga dihubungkan dengan meningkatnya
jaringan komunikasi, pengembangan departemen dan spesialisai
pekerjaan, dan bahkan peningkatan asset.
v. Sukses administrasi, meliputi tingkat pergantian di antara para
pemimpin dalam suatu organisasi.
vi. Teknologi organisasi, diartikan sebagai mekanisme atau prosedur
yang menyebabkan organisasi meningkatkan hasil produksi atau
layanan.
Perubahan organisasi juga dapat dilakukan melalui pengembangan
organisasi, yaitu suatu proses untuk menuju peruabahan organisasi dengan
menerapkan berbagai macam konsep dan teknik yang telah dikembangkan
dalam bidang ilmu perilaku seperti hubungan individu.
48
12. Pengambilan Keputusan (Decision Making)
Menurut G.Terry bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai
pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang
mungkin. Dan Horold dan Cyril O Donnel, mengatakan bahwa pengambilan
keputusan adalah cara pemilihan di antara alternatif mengenai suatu cara
bertindak, yaitu inti dari perencanaan. Suatu rencana tidak dapat dikatakan
tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya,
petunjuk, atau reputasi yang telah dibuat.
Dari pendapat para ahli di atas mengenai pengertian pengambilan
keputusan di dapat kesimpulan bahwa pengambilan keputusan merupakan
suatu proses pemikiran dari pemilihan alternatif yang akan dihasilkan
mengenai perencanaan yang akan membawa kemajuan organisasi atau
perusahaan.
George R.Terry, mengemukakan pendapat mengenai dasar-dasar
pengambilan keputusan, yaitu :
i. Intuisi, merupakan suatu proses alam bawah sadar atau tidak sadar
yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang terseleksi dan
bersifat subjektif sehingga mudah dipengaruhi.
ii. Pengalaman, dengan pengalaman seseorang dapat memperkirakan
untung ruginya, baik buruknya keputusan yang dihasilkan serta
mungkin hanya dengan sekejap dapat memperkirakan cara
penyelesaiannya.
iii. Fakta, pengambilan keputusan yang didasari oleh fakta dapat
memberikan keputusan yang baik, kuat, dan memiliki tingkat
kepercayaan yang lebih tinggi, sehingga orang lain dapat menerima
keputusan-keputusan yang disepakati dengan lapang dada.
iv. Wewenang, yaitu pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi
kedudukannya terhadap orang yang lebih rendah kedudukannya.
v. Rasional, keputusan yang diambil bersifat objektif, logis, lebih
transparan, serta konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai
49
dalam batas kendala tertentu, sehingga keputusan yang diambil lebih
mendekati kebenaran.
Secara umum keputusan dibagi menjadi dua jenis yaitu, (1) keputusan
Strategis, setiap organisasi melahirkan berbagai kebijakan atau keputusan
organisasional, (2) keputusan operasional, adapun keputusan yang
menyangkut pengelolaan organisasi sehari-hari. Keputusan operasional sangat
menentukan efektivitas keputusan strategis yang diambil oleh para manajer
puncak.
Di sisi lain, ada pula pembagian jenis keputusan berdasarkan masalah
yang dihadapi, yaitu (1) keputusan yang diprogramkan, merupakan keputusan
yang didasarkan pada masalah yang diketahui secara baik atau masalahnya
diketahui secara jelas, (2) keputusan yang tidak diprogram, merupakan
keputusan yang diambil atau dibuat berdasarkan masalah yang tidak diketahui
secara jelas atau data dan informasinya kurang tersedia sebagaimana
mestinya.
50
ii. Komunikan/penerima/receiver, merupakan orang yang menerima
pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan
bertanggung jawab untuk dapat mengerti isi pesan atau berita yang
disampaikan dengan baik dan benar.
iii. Saluran/media/channel, merupakan suatu wadah untuk menyampaikan
pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
Pemilihan media dalam proses komunikasi harus sesuai dengan sifat
berita yang akan disampaikan.
Komunikasi organisasi pada umumnya membahas mengenai struktur dan
fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi, dan proses
pengorganisasian. Komunikasi organisasi menurut Wiryanto adalah
pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok
formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi organisasi juga
dapat di definisikan sebagai proses menciptakan dan saling menukar pesan
dalam suatu jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama lain untuk
mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah – ubah.
Proses komunikasi dalam organisasi terbagi atas 2 jenis, yaitu :
i. Komunikasi Internal, yaitu proses komunikasi di antara para pengurus
dan anggota, serta sesama anggota dalam ruang lingkup suatu
organisasi, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran
gagasan secara horizontal dan vertikal, sehingga kerja organisasi
berjalan.
ii. Komunikasi Eksternal, yaitu proses komunikasi di antara para
pengurus dan anggota suatu organisasi dengan oang atau masyarakat
umum.
Secara umum, komunikasi dalam organisasi memiliki fungsi yaitu :
i. Fungsi Informatif, organisasi dapat di pandang sebagai suatu sistem
pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak,
lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang di dapat memungkinkan
setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara
lebih pasti.
51
ii. Fungsi Regulatif, fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan
yang berlaku dalam suatu organiasasi. Pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja, artinya bawahan membutuhkan
kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh
untuk dilaksanakan.
iii. Fungsi Persuasif, fungsi ini bertujuan untuk mengubah atau
memengaruhi kepercayaan, sikap, perilaku bawahan agar bertindak
sesuai dengan keinginan pimpinan.
iv. Fungsi Integratif, sutau organisasi menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik, misalnya dengan laporan kemajuan organisasi,
perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan
olahraga ataupun kegiatan darmawisata.
Beberapa gaya komunikasi yang dilakukan oleh para manajer atau
pemimpin dalam memimpin organisasi atau perusahaan, yaitu :
i. Controlling style communication, merupakan suatu komunikasi
dengan adanya kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa,
dan mengatur perilaku, pikiran, dan tanggapan orang lain.
ii. Equalitarian style communication, merupakan suatu gaya komunikasi
setiap anggotanya dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat
dalam suasana yang rileks, santai dan informal.
iii. Structuring style communication, gaya komunikasi ini memanfaatkan
pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan
perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan
serta struktur organisasi.
iv. Dynamic style communication, gaya komunikasi ini memiliki
kecenderungan agresif, karena pengirim pesan memahami bahwa
lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan.
v. Relinguishing style communication, gaya komunikasi yang
mencerminkan ketersediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun
gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah.
52
Tujuan komunikasi dalam sebuah organisasi sangat memberikan banyak
manfaat secara langsung, yaitu memudahkan para anggota bekerja dari
instruksi-intruksi yang diberikan dari atasan dan untuk mengurangi
kesalahpahaman yang biasa terjadi. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa akan
adanya hambatan dalam komunikasi di suatu organisasi, seperti :
i. Hambatan dari proses komunikasi, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, simbol
yang dipergunakan antara si pengirim dan peneriam pesan tidak sama,
adanya gangguan yang tejadi pada media dalam menyampaikan pesan,
terjadi salah penafsiran sandi oleh si penerima pesan, serta kurang
fokusnya si penerima pesan dalam menerima pesan dari pengirim
pesan.
ii. Hambatan fisik, misalnya gangguan kesehatan (tuna wicara),
gangguan alat komunikasi, dan lainnya.
iii. Hambatan Semantik, kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi
mempunyai arti yang berbeda, tidak jelas, dan bahkan berbelit-belit
antara memberi pesan dan penerima pesan.
iv. Hambatan Psikologis, perbedaan nilai-nilai serta harapan yang
berbeda antar pengirim dan penerima pesan, sehingga menimbulkan
emosi di atas pemikiran-pemikiran dari si pengirim maupun si
penerima pesan.
53
B. Integrasi Antara Materi dengan Uji Kompetensi Dasar
1. Ujian Tengah Semester
Di dalam soal ujian tengah semester mata kuliah Manajemen
Organisasi terdapat 6 materi yang diujikan, yaitu : pemotivasian, ruang
manajemen sumber daya manusia, dan manajemen kinerja.
1. Materi pertemuan kedua, yaitu konsep dasar manajemen organisasi
dengan soal sebagai berikut :
Jelaskan bagaimana manajemen yang baik dilaksanakan oleh seorang
manajer, menurut Schermanhorn?
Menurut Schermerhorn, dalam manajemen yang baik terdapat 4
proses yang harus dilaksanakan oleh seorang manajer, yaitu :
a. Planning (perencanaan) yang berisi visi misi serta cara terbaik untuk
mencapai tujuan suatu organisasi.
b. Organizing (organisasi) merupakan proses membagi pekerjaan,
mengalokasikan sumber daya, dan pengaturan serta koordinasi
aktivitas anggota organisasi untuk melaksanakan rencana.
c. Leading (kepemimpinan) adalah memotivasi anggota organisasi agar
mereka memberikan kontribusi terhadap tujuan kelompok dan
organisasi.
d. Controlling (pengendalian) merupakan pengukuran dan
pengoreksian untuk kerja individu dan organisasi.
54
ii. Perencanaan Taksis, merupakan suatu rencana yang
menitikberatkan pada perencanaan rencana taksis untuk mencapai
tujuan operasional. Dikembangkan oleh manajer tingkat
menengah dan tingkah bawah, rencana operasional memiliki
fokus jangka pendek dan lingkup yang relatif lebih sempit.
Masing-masing rencana operasional berkaitan dengan suatu
rangkaian kecil aktivitas.
b. Perencanaan dimensi waktu, perencanaan ini terdiri dari :
i. Rencana jangka panjang, suatu rencana jangka panjang ( long-
range plan) meliputi banyak tahun, mungkin bahkan beberapa
dekade.
ii. Rencana jangka menengah, suatu rencana yang agak bersifat
sementara dan lebih mudah berubah dibanding rencana jangka
panjang. rencana jangka panjang menengah biasanya meliputi
periode satu hingga lima tahun dan terutama penting bagi manajer
menegah dan manajer lini.
iii. Rencana jangka pendek, seorang manajer juga mengembangkan
suatu rencana jangka pendek, yang memiliki kerangka satu tahun
atau kurang. Rencana jangka pendek sangat memengaruhi
aktivitas sehari- hari manajer.
c. Perencanan dari dimensi jenis, perencanaan ini terdiri dari :
i. Perencanaan dari atas ke bawah (top down planning),
perencanaan ini dibuat oleh pucuk pimpinan dalam suatu struktur
organisasi, misalnya pemerintah pusat yang selanjutnya
perencanaan tersebut disampaikan ke tingkat provinsi/
kabupaten/kota untuk dilaksanakan.
ii. Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up planning),
perencanaan ini dibuat oleh tenaga perencanaan di tingkat bawah
dari suatu struktur organisasi, misalnya dibuat di
provinsi/kabupaten/kota untuk disampiakan ke pemerintahan
pusat.
55
iii. Perencanaan mendatar (horizontal planning), perencanaan
mendatar biasanya dibuat pada saat membuat perencanaan lintas
sektoral oleh pejabat selevel. Misalnya perencanaan lintas
sektoral oleh pejabat selevel. Misalnya perencanaan peningkatan
sumber daya manusia melibatkan pejabat departemen pendidikan,
departemen agama, departemen tenaga kerja dan transmigrasi,
departemen kesehatan, departemen sosial.
iv. Perencanaan gabungan atas ke bawah dan bawah ke atas ( top
down and buttom-up planning), perencanaan ini dibuat untuk
mengakomodasikan kepentingan pemerintah pusat dengan
pemerintah provinsi/kabupaten/kota. Oleh sebab itu,
pembuatannya melibatkan partisipasi aktif kedua belah pihak.
56
e. Tahap pengambilan tindakan koreksi, jika diketahuii dalam
pelaksanaanya terjadi penyimpangan, dimana perlu adanya
perbaikan dalam pelaksanaan.
57
a. Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan yang paling dianggap
penting artinya usaha menjaga keseimbangan unsure-unsur fisik
seperti makan, minum, istirahat dan lainnya.
b. Kebutuhan keamanan, yaitu kebutuhan mendapatkan keamanan,
stabilitas, proteksi, struktur hukum, kebebasan dari rasa takut dan
cemas, dengan kata lain kebutuhan keamanan merupakan pertahanan
hidup jangka panjang.
c. Kebutuhan kasih sayang, merupakan kebutuhan untuk dimiliki atau
menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang
dominan. Misalnya kehidupan pernikahan yang membuat orang
terpuaskan kenyamanan, keamanannya, serta kasih sayangnya.
d. Kebutuhan harga diri, merupakan kebutuhan yang dapat berasal dari
diri sendiri seperti, kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi,
prestasi, kepercayaan diri, kemandirian serta kebebasan. Kebutuhan
ini juga dapat berasal dari orang lain seperti, penghargaan dari orang
lain, ketenaran, kehormatan, menjadi orang penting, serta
mendapatkan apresiasi.
e. Kebutuhan aktualisasi diri, merupakan keinginan untuk memperoleh
kepuasan dengan dirinya sendiri, untuk menjadi kreatif dan bebas
mencapai puncak prestasi potensinya.
58
b. Staffing, berupa rekrutmen, pengarahan pekerjaan, promosi,
pelayanan-pelayanan outplacement, pengangkatan atau orientasi
serta metode-metode seleksi pekerja.
c. System reward, tunjangan-tunjangan dan pematuhan, berupa
pelayanan-pelayanan kesehatan, prosedur-prosedur pengaduan,
kompensasi, administrasi pengupahan, administrasi tunjangan,
hubungan-hubungan kerja.
d. Manajemen performansi, berupa penilaian manajemen, program
peningkatan, penilaian performansi yang difokuskan pada klien.
e. Pengembangan pekerja dan organisasi berupa pengembangan
pengawasan, perencanaan, program-program pembinaan, pelatihan
keterampilan, penilaian-penilaian terhadap sikap.
f. Komunikasi dan hubungan masyarakat berupa sistem-sistem
informasi sumber daya manusia, publikasi pekerja, sistem
penyaranan, dan penelitian sumber daya manusia.
59
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai integrasi antar materi dan integrasi
materi dengan uji kompetensi dasar, didapatlah kesimpulan, yaitu :
1. Manajemen organisasi merupakan sebuah proses untuk mengatur atau
mengelola suatu sistem yang terkoordinasi yang dilakukan oleh
sekelompok orang atau sekelompok orang yang dikoordinasi untuk
mencapai tujuan tertentu dengan cara bekerja sama memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki. Manajemen organisasi memiliki fungsi
sebagai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta pengawasan
dalam suatu organisasi.
2. Kemajuan suatu perusahaan tidak terlepas dari anggota yang
termotivasi, terpimpin, serta adanya lingkungan atau budaya organisasi
yang nyaman sehingga anggota betah dan dapat memberikan kontribusi
lebih kepada organisasi.
3. Manajemen kinerja merupakan suatu proses yang dapat mendorong
pada pengembangan dan peningkatan kinerja ke arah yang lebih baik
dan berkualitas, melalui komunikasi yang berkesinambungan antara
pimpinan dengan pegawai sejalan dengan apa yang diharapkan oleh
organisasi.
4. Struktur organisasi adalah susunan antar hubungan satuan-satuan
organisasi yang di dalamnya tedapat pemimpin (pengurus), tugas serta
wewenangnya masing-masing yang mempunyai peranan tertentu dalam
kesatuan untuk mencapai tujuan organisasi. Struktur organisasi dapat
mengalami perubahan apabila tidak terlihatnya kemajuan organisasi
secara signifikan.
5. Organisai mengalami kemajuan dikarenakan pemimpin/pengurus dalam
mengambil keputusan tepat dan tidak salah langkah, serta komunikasi
antar bawahan dengan pimpinan, pimpinan dengan bawahan, sesama
bawahan berjalan baik sehingga menghasilkan kinerja yang baik.
60
B. Saran
1. Hal ini berarti di dalam sebuah organisasi harus memiliki pemimpin
untuk dapat mengkoordinasi anggotanya agar dapat mencapai tujuan
organisasinya. Seorang pemimpin dalam sebuah organisasi harus
mampu melakukan perencanaan dan pengawasan yaitu menentukan
serta mengawasi jalnnya pekerjaan, melakukan pengorganisasian yaitu
mengenai pembagian beban kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang
dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompk orang, melakukan
penggerakan yaitu memberikan motivasi, inspirasi kepada bawahan
agar semangat dalam bekerja.
2. Seorang pemimpin harus dapat menjadi inspirasi bagi para bawahannya
dan dapat memberikan motivasi kepada bawahannya agar bawahan
bersemangat dalam menjalankan pekerjaannya. Serta seorang pemimpin
juga harus mampu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman berupa
fasilitas-fasilitas yang memadai.
3. Untuk melahirkan kinerja yang baik seorang pemimpin harus
memberikan reward kepada bawahannya yang memiliki kinerja yang
baik sehingga semangat bawahannya bertambah dan berlomba-lomba
untuk mencapai kinerja yang baik. Dan seorang pemimpin juga harus
merekrut anggota-anggota yang berkualitas juga demi terciptanya
kinerja sesuai yang diinginkan.
4. Dengan adanya struktur organisasi maka tidak terjadinya penyimpangan
beban kerja, masing-masing individu memiliki peranannya masing-
masing sesuai dengan bidangnya sehingga proses manajemen organisasi
berjalan secara efektif dan efisien. Tetapi apabila struktur organisasi
tidak berjalan dengan baik maka terjadi perubahan organisasi guna
menciptakan keseimbangan organisasi seta dapat meningkatkan
kuantitas dan kualitas pekerjaan.
5. Tanpa adanya komunikasi maka hubungan kerja sama dalam sebuah
organisasi tidak akan berjalan dengan baik dan tidak dapat mengambil
sebuah keputusan dengan baik pula, sehingga tujuan organisasi tidak
akan tercapai.
61
DAFTAR PUSTAKA
62