Anda di halaman 1dari 70

1

DISTRIBUSI FREKUENSI

Widhi Kurniawan
PENDAHULUAN
2

Seringkali data yang telah tertumpuk tersedia


dalam jumlah yang sangat besar sehingga kita
mengalami kesulitan untuk mengenali ciri – cirinya.
Oleh karena itu, data yang jumlahnya besar perlu
ditata atau diorganisir dengan cara meringkas data
tersebut kedalam bentuk kelompok data sehingga
dengan segera dapat diketahui cirinya dan dapat
dengan mudah dianalisis.
PENDAHULUAN
3

Pengelompokan data tersebut dilakukan dengan


cara mendistribusikan data dalam kelas atau
selang dan menetapkan banyaknya nilai yang
termasuk dalam tiap kelas yang disebut frekuensi
kelas.
Bentuk tabel yang mengklasifikasikan setiap
individu atau item dari data yang diobservasi ke
dalam kelas-kelas tertentu, sehingga setiap
individu atau item hanya termasuk ke dalam kelas
tertentu saja disebut dengan distribusi frekuensi
Distribusi data :
4

Adalah pola atau model


penyebaran yang merupakan
gambaran kondisi sekelompok data.
Bentuk distribusi standar :
5

 Simetris
 Jika penyebaran data sebelah kiri dan kanan dari
nilai rata-rata populasi adalah sama.
 Menjulur ke kanan
 Jika data mengumpul dinilai-nilai yang kecil (disebelah
kiri) dan sisanya (data dengan nilai-nilai besar)
menyebar di sebelah kanan.
 Menjulur ke kiri
 Jika data mengumpul dinilai-nilai yang besar
(disebelah kanan) dan sisanya (data dengan nilai-nilai
kecil) menyebar di sebelah kiri.
Contoh bentuk distribusi yang
Simetri :
6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Contoh bentuk distribusi yang
menjulur ke kanan (positif):
7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Contoh bentuk distribusi yang
menjulur ke kiri (negatif):
8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Beberapa alat yang digunakan untuk
mendeteksi bentuk distribusi :
9

 Histogram dan poligon  Distribusi Frekuensi


 Diagram batang-daun

 Diagram kotak
Distribusi Frekuensi :
10

 Definisi :
Adalah metode statistik untuk menyusun data
dengan cara membagi nilai-nilai observasi data
ke dalam kelas-kelas-kelas dengan interval
tertentu.
Terdapat beberapa tabel distribusi frekuensi:
1. Mutlak

2. Relatif

3. Kumulatif (Kurang Dari dan Lebih Dari)


Contoh Tabel Distribusi Frekuensi
11

KELOMPOK FREKUENSI
Kelompok ke-1 f1
Kelompok ke-2 f2 Pendidikan Frekuensi
Kelompok ke-3 f3
Kelompok ke-i fi S1 62
Kelompok ke-k fk S2 19
S3 9
90

k
n = Σ fi = f1 + f2 + f3 +….. + fi + …… + fk
i=1
Perbandingan Tabel Dist. Frekuensi
12
Perbandingan Tabel Dist. Frekuensi
13
Contoh :
14

Besarnya modal yang dimiliki 100


perusahaan di daerah A
Subyek : perusahaan di daerah A
Jumlah : 100 perusahaan
BESAR MODAL dari 100 perusahaan di
daerah A (dalam juta $):
15

75 86 66 86 50 78 66 79 68 60
80 83 87 79 80 77 81 92 57 52
58 82 73 95 66 60 84 80 79 63
80 88 58 84 96 87 72 65 79 80
86 68 76 41 80 40 63 90 83 94
76 66 74 76 68 82 59 75 35 34
65 63 85 87 79 77 76 74 76 78
75 60 96 74 73 87 52 98 88 64
76 69 60 74 72 76 57 64 67 58
72 80 72 56 73 82 78 45 75 56
Catatan:
16

 Untuk mendapatkan gambaran dan kesimpulan


tentang data tersebut, dapat dibuat tabel
frekuensi atau distribusi frekuensi.
 Tabel frekuensi atau distribusi frekuensi berarti
mendistribusikan data kedalam beberapa kelas
atau kategori, kemudian menentukan
banyaknya individu yang termasuk kelas
tertentu, yang disebut frekuensi kelas.
Tabel frekuensi mutlak
17

KLAS NILAI TENGAH SISTEM TALLY FREKUENSI


INTERVAL ( Xi ) (f )
30 - 39 34.5 II 2
40 - 49 44.5 III 3
50 - 59 54.5 IIIII IIIII I 11
60 - 69 64.5 IIIII IIIII IIIII IIIII 20
70 - 79 74.5 IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 32
IIIII II
80 - 89 84.5 IIIII IIIII IIIII IIIII 25
IIIII
90 - 99 94.5 IIIII II 7
JUMLAH 100
Istilah-Istilah :
18

 30 - 39 …….. disebut kelas interval


 30 ………… disebut nilai batas kelas bawah
 39 ………… disebut nilai batas kelas atas
 29,5 ………... disebut nilai limit kelas bawah
 39,5 ………... disebut nilai limit kelas atas
 c = limit kelas atas - limit kelas bawah
……..…….. disebut panjang kelas
 Xi = (batas kelas bawah + batas kelas atas)/2
…………… disebut nilai tengah
KETENTUAN UMUM PEMBENTUKAN
DISTRIBUSI FREKUENSI (1):
19

1. Tentukan bilangan terbesar dan terkecil


dalam data mentah dan cari rentangnya
(selisih antara bilangan terbesar dan
terkecil).
2. Bagi rentang dalam sejumlah tertentu kelas
interval yang mempunyai ukuran sama.
Pada umumnya :
Perkiraan panjang kelas = rentang dibagi
dengan banyaknya kelas interval.
KETENTUAN UMUM PEMBENTUKAN
DISTRIBUSI FREKUENSI (2):
20

 Banyaknya kelas interval (k) sebaiknya antara


5 sampai 20 (tidak ada aturan umum yang
menentukan jumlah kelas).
 Kriterium Sturges digunakan untuk menentukan
banyaknya kelas interval, yaitu
k = 1 + 3,322 log n
dimana k = banyaknya kelas interval
n = banyaknya observasi
KETENTUAN UMUM PEMBENTUKAN
DISTRIBUSI FREKUENSI (3):
21

3. Jika langkah 2 tidak mungkin (tidak dapat


dibagi dalam sejumlah kelas yang
mempunyai ukuran sama), maka gunakan
selang kelas yang ukurannya berbeda atau
selang kelas terbuka.
4. Tentukan banyaknya pengamatan yang jatuh
kedalam tiap selang kelas, yaitu menentukan
frekuensi kelas.
Contoh Soal
22

Diketahui nilai statistika 40 mahasiswa adalah :


75 , 70, 75, 60, 65, 60, 45, 55, 75, 70, 85, 80, 75, 60,
65, 60, 55, 65, 65, 65, 80, 75, 65, 65, 75, 80, 65, 65,
75, 65, 80, 65, 70, 75, 75, 65, 85, 85, 65, 75.

Dari deretan data nilai tersebut, buatlah tabel


distribusi frekuensi (mutlak) nya!!
Jawab
23

1. Temukan data terkecil dan data terbesarnya.


Data Terkecil = 45 Data Terbesar = 85
2. Hitung Rentangan (R)
R = Data Terbesar – Data Terkecil
R = 85 – 45
R = 40
24

3. Hitung Jumlah Kelas (K) dengan aturan Sturges


K = 1 + 3,3. Log n
K = 1 + 3,3. Log 40  40 disini adalah jumlah
data atau nilainya  40 siswa
K = 1 + 3,3. 1,60
K = 1 + 5,29
K = 6,29 dibulatkan menjadi 6 (karena 6,29
lebih dekat dengan 6 daripada 7).
25

4. Hitung Panjang Kelas Interval (P)


P=R:K
P = 40 : 6
P = 6,67 dibulatkan menjadi 7
26

5. Tentukan Batas data terendah atau ujung


bawah interval kelas pertama, lalu hitung
kelas intervalnya dengan cara :

“(Ujung Bawah Kelas + Panjang Kelas atau P) – 1 “


27

• (45 + 7) – 1 = 52 – 1 = 51
 45 sbg ujung bwh kls ke-1 & 51 sbg ujung atas kls ke-1
• (52 + 7) – 1 = 59 – 1 = 58
 52 sbg ujung bwh kls ke-2 & 58 sbg ujung atas kls ke-2
• (59 + 7) – 1 = 66 – 1 = 65

 59 sbg ujung bwh kls ke-3 & 65 sbg ujung atas kls ke-3
• (66 + 7) – 1 = 73 – 1 = 72
 66 sbg ujung bwh kls ke-4 & 72 sbg ujung atas kls ke-4
• (73 + 7) – 1 = 80 – 1 = 79

 73 sbg ujung bwh kls ke-5 & 80 sbg ujung atas kls ke-5
•(80 + 7) – 1 = 87 – 1 = 86
 80 sbg ujung bwh kls ke-6 & 87 sbg ujung atas kls ke-6
28

 Batas kelas panjang interval kelasnya berhenti


pada angka 86, karena :
- Sudah tepat atau melewati data terbesar yaitu
85.
- Sudah sesuai dengan perhitungan jumlah kelas
(K) yaitu ada 6 kelas.
29

6. Masukkan interval data dari langkah nomer 5


diatas dan cari di deretan data awal tadi,
berapa banyak data yang nilainya sesuai
dengan interval kelas tersebut, lalu masukkan
ke dalam tabel.
30
Catatan tentang panjang kelas
31

DATA PANJANG KELAS (p)

Bilangan • Bilangan bulat


bulat
Bil bulat satu • Bilangan bulat satu desimal
desimal
Bil bulat n • Bilangan bulat n desimal
desimal
32

 Tentukan nilai ujung bawah kelas interval pertama


Boleh mengambil nilai data terkecil
atau nilai data yang lebih kecil dari nilai data
terkecil

 Masukkan semua data ke dalam interval kelas


Distribusi Frekuensi Relatif
33

 Nilai frekuensinya TIDAK dinyatakan dalam bentuk


ANGKA MUTLAK, tapi dalam bentuk ANGKA
PERSENTASE (%) atau ANGKA RELATIF.
 Rumus mencari frekuensi relatif adalah :
Contoh
34
Contoh
35

Maka untuk membuat tabel distribusi frekuensi relatif (%) adalah


dengan mencari frekuensi relatif (%) untuk setiap interval
kelasnya dulu.
Jawab :
f relatif kelas ke-1 = 1/40 x 100% = 2,5%
f relatif kelas ke-2 = 2/40 x 100% = 5%
f relatif kelas ke-3 = 17/40 x 100% = 42,5%
f relatif kelas ke-4 = 3/40 x 100% = 7,5%
f relatif kelas ke-5 = 10/40 x 100% = 25%
f relatif kelas ke-6 = 7/40 x 100% = 17,5% +
Total = 100%
Contoh
36

 Lalu masukkan hasil perhitungan frekuensi relatif


tersebut ke dalam tabel.
Distribusi Frekuensi Kumulatif
37

 Distribusi Frekuensi Kumulatif (fkum ) adalah


distribusi yang nilai frekuensinya (f) diperoleh
dengan cara MENJUMLAHKAN frekuensi demi
frekuensi.
 Distribusi Frekuensi Kumulatif terbagi menjadi 2,

yaitu :
- Distribusi Frekuensi Kumulatif “KURANG DARI”
- Distribusi Frekuensi Kumulatif “ATAU LEBIH”
Contoh “KURANG DARI”
38
39
Keterangan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif
“KURANG DARI”
40

 Untuk acuan penentuan nilai, menggunakan nilai ujung bawah


kelas.
 Penentuan frekuensi kumulatif melihat dari frekuensi pada tabel

distribusi frekuensi (mutlak) lalu dikumulasikan sesuai dengan


kategori nilai pada tabel distribusi frekuensi kumulatif.
 Ada penambahan 1 kelas, yaitu “KURANG DARI 87”
dikarenakan nilai data terbesar adalah 85, sehingga kalau nilai
“KURANG DARI” hanya sampai ke “KURANG DARI 80” saja,
maka untuk data nilai yang LEBIH DARI 80 tidak masuk hitungan
padahal ada frekuensinya.
Contoh “ATAU LEBIH”
41
Keterangan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif
“ATAU LEBIH”
42

 Konsep perhitungan frekuensi kumulatifnya sama


dengan frekuensi kumulatif “KURANG DARI”, hanya
saja kalau tabel distribusi frekuensi kumulatif “ATAU
LEBIH” mengacu pada nilai “ATAU LEBIH” nya,
sehingga kita tinggal mencari berapa frekuensi
kumulatifnya dengan melihat dari frekuensi
(mutlak).
DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF RELATIF
43

 Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif {fkum (%)} adalah distribusi


frekuensi yang NILAI FREKUENSI KUMULATIF diubah menjadi NILAI
FREKUENSI RELATIF atau dalam bentuk persentase (%).
 Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif juga terbagi menjadi :

- Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif “KURANG DARI”


- Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif “ATAU LEBIH”

 Konsep Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif adalah :


- TIDAK menggunakan angka mutlak, jadi menggunakan persentase.
- Mengambil frekuensinya dari tabel DISTRIBUSI FREKUENSI
KUMULATIF.
44

 Rumus untuk mencari Frekuensi Kumulatif Relatif (%)


adalah :
Mengacu pada tabel DFKKD..
45
Tentukan FKR nya!
Cara perhitungan
46

 Dengan mengacu pada tabel distribusi frekuensi kumulatif


“KURANG DARI” di atas, maka perhitungan frekuensi kumulatif
relatifnya adalah :
F kum (%) kelas ke-1 = 0/40 x 100% =0%
F kum (%) kelas ke-2 = 1/40 x 100% = 2,5%
F kum (%) kelas ke-3 = 3/40 x 100% = 7,5%
F kum (%) kelas ke-4 = 20/40 x 100% = 50%
F kum (%) kelas ke-5 = 23/40 x 100% = 57,5%
F kum (%) kelas ke-6 = 33/40 x 100% = 82,5%
F kum (%) kelas ke-7 = 40/40 x 100% = 100%
Dari perhitungan di atas lalu dimasukkan ke dalam tabel.
47
Mengacu pada tabel DFKAL..
48
Tentukan FKR nya!
Cara perhitungan
49

 Dari tabel distribusi frekuensi kumulatif “ATAU LEBIH” di atas,


bisa dilakukan perhitungan untuk mencari Frekuensi Kumulatif
Relatif “ATAU LEBIH” :
F kum (%) kelas ke-1 = 40/40 x 100% = 100%
F kum (%) kelas ke-2 = 39/40 x 100% = 97,5 %
F kum (%) kelas ke-3 = 37/40 x 100% = 92,5 %
F kum (%) kelas ke-4 = 20/40 x 100% = 50%
F kum (%) kelas ke-5 = 17/40 x 100% = 42,5 %
F kum (%) kelas ke-6 = 7/40 x 100% = 17,5 %
F kum (%) kelas ke-7 = 0/40 x 100% = 0%
50
GRAFIK
51

 Grafik merupakan lukisan pasang surutnya suatu


keadaan dengan garis atau gambar atau dengan
kata lain  Grafik menggambarkan naik atau
turunnya hasil statistik.
 Dengan masih mengacu pada Tabel Distribusi

Frekuensi, maka bisa digambarkan dengan cara


membuat grafik :
- Histogram
- Poligon Frekuensi
- Ogive
HISTOGRAM
52

 Histogram merupakan grafik yang


menggambarkan suatu distribusi frekuensi dengan
bentuk beberapa segiempat atau menyerupai
diagram batang.
Langkah Membuat HISTOGRAM
53

 Buat “absis” dan “ordinat” absis adalah sumbu


mendatar atau sumbu X yang menyatakan NILAI;
ordinat adalah sumbu tegak atau sumbu Y yang
menyatakan FREKUENSI.
 Buat skala absis dan skala ordinatnya dengan
melihat dari nilai dan frekuensinya.
 Buat Batas Kelas (Ingat lagi langkah-langkah
membuat Batas Kelas!!)
Contoh
54
Batas Kelas
55

 Batas Kelas :
Batas kelas ke-1  45 – 0,5 = 44,5
Batas kelas ke-2  (51 + 52) x ½ = 51,5
Batas kelas ke-3  (58 + 59) x ½ = 58,5
Batas kelas ke-4  (65+66) x ½ = 65,5
Batas kelas ke-5  (72+73) x ½ = 72,5
Batas kelas ke-6  (79+80) x ½ = 79,5
Batas kelas ke-7  86 + 0,5 = 86,5
Lalu masukkan ke dalam tabel dan sesuaikan dengan
frekuensinya.
Ilustrasi
56
PLOT HISTOGRAM
57
POLIGON FREKUENSI
58

 Poligon Frekuensi merupakan grafik garis yang


menghubungkan NILAI TENGAH tiap sisi atas yang
berdekatan dengan NILAI TENGAH jarak frekuensi
mutlak masing-masing.
 Perbedaan antara HISTOGRAM dengan POLIGON
FREKUENSI adalah :
a. Histogram menggunakan BATAS KELAS ; sedangkan
POLIGON menggunakan TITIK TENGAH.
b. Grafik HISTOGRAM berwujud SEGIEMPAT atau
menyerupai DIAGRAM BATANG; sedangkan POLIGON
berwujud GARIS atau KURVA yang saling berhubungan
satu sama lain.
Langkah Membuat POLIGON
59

 Buat TITIK TENGAH kelas dengan cara : (NILAI


UJUNG BAWAH KELAS + NILAI UJUNG ATAS
KELAS) x ½  lihat lagi materi awal pembahasan
istilah pada tabel distribusi frekuensi.
 Buat TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI yang MUTLAK
disertai dengan kolom tambahan berupa kolom
TITIK TENGAH KELAS tsb.
 Buat grafik poligon frekuensi dengan melihat data
pada tabel distribusi frekuensi mutlak .
Contoh
60
Titik Tengah Kelas
61

Buat TITIK TENGAH KELAS


Titik tengah kelas ke-1 : (45 + 51) x ½ = 48
Titik tengah kelas ke-2 : (52 + 58) x ½ = 55
Titik tengah kelas ke-3 : (59 + 65) x ½ = 62
Titik tengah kelas ke-4 : (66 + 72) x ½ = 69
Titik tengah kelas ke-5 : (73 + 79) x ½ = 76
Titik tengah kelas ke-6 : (80 + 86) x ½ = 83
62
PLOT POLIGON
63
OGIVE
64

 Ogive biasanya digunakan untuk sensus penduduk


tentang perkembangan kelahiran dan kematian
bayi, perkembangan penjualan suatu produk,
perkembangan dan penjualan saham, dsb.
MACAM OGIVE
65

 Grafik Ogive berdasarkan dari Tabel Distribusi


Frekuensi Kumulatif “KURANG DARI” dan Tabel
Distribusi Frekuensi Kumulatif “ATAU LEBIH”.
 Grafik Ogive dari Tabel Distribusi Frekuensi
(mutlak) ditambah dengan 1 kolom FREKUENSI
MENINGKAT dengan menggunakan BATAS
KELAS (Batas nyata).
OGIVE KD.AL
66
OGIVE KD.AL
67
OGIVE FREKUENSI MENINGKAT
68
OGIVE FREKUENSI MENINGKAT
69
70

Anda mungkin juga menyukai