Anda di halaman 1dari 4

CHAPTER 31

DISLEKSIA

PENDAHULUAN
Definisi
Menurut Kementerian Pendidikan Selandia Baru (2008): Disleksia adalah suatu jenis
kesulitan belajar khusus dibuktikan saat keterampilan membaca dan menulis anak tidak dapat
berkembang dengan akurat dan / atau lancar, terutama kesadaran fonologisnya.

Patofisiologi
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak disleksia mengalami gangguan pada sistem
pembacaan posterior sisi kiri terutama di daerah otak oksipital temporoparietal kiri bersamaan
dengan peningkatan aktivitas di daerah frontal pada anak-anak disleksia.

Tipe

Tabel 1. Tipe disleksia.

Tanda dan Gejala


Gejala Umum
1. Umumnya anak dengan disleksia berkepribadian bersemangat tinggi namun memiliki
keterampilan verbal yang kurang seperti tidak dapat membaca, menulis, mengeja sesuai
dengan usianya atau teman sebayanya.
2. Tingkat intelegensia normal / tinggi namun tidak memiliki prestasi akademik yang
mencolok.
3. Cenderung memiliki kemampuan verbal baik namun kurang baik dalam kemampuan tulis.
4. Ceroboh dan terkesan bertingkah kekanak-kanakan.
5. Kurang memiliki rasa kepercayaan diri sendiri
6. Sering melalum dan kehilangan banyak waktu yang semestinya bisa produktif beraktivitas
7. Membaca dengan sangat lamat dan ragu-ragu
8. Mudah kehilangan fokus ketika membaca
9. Kesulitan mengeja bacaan dengan baik
10. Terkadang menambahkan atau menghilangkan sufiks / prefik pada kata yang dibaca
11. Kemampuan dalam memahami suatu hal kurang baik
12. Sulit untuk memahami apa yang baru saja sedang diajarkan
13. Sering mengabaikan tanda baca dalam kalimat
14. Kurang mampu dalam menyalin tulisan yang tertulis di papan
15. Metode pelajaran terbaik bagi pengidap disleksia adalah melalui demonstrasi, menggunakan
alat peraga dan praktek langsung.
16. Bertalenta dibidang ekstrakurikuler seperti akting drama, seni, musik dan lainnya.
Gejala terkait Kemampuan Menulis
17. Tulisan tangan sulit untuk dibaca.
18. Sering terbolak-balik dalam menuliskan sesuatu. Contoh menulis 21 justru menjadi 12.
Ataau menulis fan menjadi afn.
19. Kadang sesuatu yang ditulis tidak sesuai dengan apa yang dungkapkan secara verbal oleh
dirinya sendiri.
20. Gaya menulis yang tidak umum dan cenderung lambat dalam menulis.
Masalah Lain yang Berhubungan dengan Pasien
21. Sering salah eja kata atau kalimat.
22. Bisa jadi tidak memahami konsep tambah dan kurang dalam penjumlahan angka.
23. Kesulitan menyampaikan jam (waktu).
Masalah Sosial dan Emosional
24. Stres dan sering gelisah parah.
25. Panik bila menghadapi sesuatu yang tidak dapat diatasi olehnya.
26. Bisa menjadi anak yang bermasalah namun bisa juga menjadi anak yang terlalu pendiam
dalam lingkungan pergaulan.
27. Mengarang cerita yang tidak benar.
28. Sulit untuk memahami sesuatu yang bersifat gurauan.
29. Kesulitan dalam managemen waktu.
MANIFESTASI ORAL
Oleh karena itu anak dengan disleksia dapat dilatih untuk melakukan latihan rutin dasar,
namun demikian anak memiliki pemahaman tersendiri dalam menjelaskan kesulitannya, anak
penderita disleksia kurang lebih memiliki gigi yang sehat tetapi perlu ditekankan.
1. Kebersihan mulut yang buruk
2. Karies gigi
3. Maloklusi
4. Tingkat stres yang tinggi pada anak-anak ini pada akhirnya mengarah pada kebiasaan seperti
menggigit kuku
5. Halitosis.
DIAGNOSA KASUS
Diagnosis kasus didapatkan berdasarkan diagnosis klinis melalui anamnesis, observasi dan
penilaian psikometri pasien.
1. Memiliki masalah dengan linguistiknya.
2. Riwayat terlambat berbicara
3. Komplain dari sekolah pasien
4. Melakukan tes comprehensive test of phonological processing (CTOPP) dan test of word
reading efficiency (TOWRE)
5. Kelainan kromosom genetika seperti sindrom klinefelter
6. Electroencephalography
7. Chromosomal analysis, functional and imaging.

MANAGEMEN
1. Managemen kasus disleksia merupakan managemen jangka panjang dengan perawatan
seumur hidup.
2. Pada tahap awal anak akan difokuskan untuk belajar membaca.
3. Tujuannya agar anak mulai memahami fonetik suatu kata.
4. Terapi yang dilakukan sejak dini memiliki rasio keberhasilan lebih baik dibangidng bila
dilakukan ketika sudah beranjak dewasa.
5. Modifikasi pembelajaran kelas dengan memberi waktu ekstra untuk mengerjakan tugas
biasa.
6. Demonstrasi, praktik dan pembelajaran visual lebih efektif
DENTAL MANAGEMEN
1. Dijadwalkan untuk kunjungan pada pagi hari.
2. Pasien dengan komorbid autoimun, ADHD, asma dan penyakit lain harus diantisipasi
dengan modulasi yang tepat sebelum perawatan.
3. Hindari penggunaan Lokal Anestesia guna mencegah interaksi obat dengan obat harian
pasien dengan disleksia.
4. Hindari penggunaan NSAID dan aspirin.
5. Anak dengan riwayat hipertiroid perlu mendapat penanganan dalam ruang operasi.
6. Perawatan dengan Nitrous Oxide dapat dipertimbang.
7. Edukasi cara menjaga kesehatan gigi terkait cara menggosok gigi, gosok lidah dan flossing
harus diajarkan reguler dan sesering mungkin agar anak segera paham dan selalu teringat.
Anak dengan disleksia cenderung tidak menunjukkan emosi yang dirasakannya sehingga
kadang pasien tersebut kontrol hanya pada jadwal rutin padahal mungkin di tengah rentang
waktu tersebut pasien sendang merasakan gigi sakit.

Anda mungkin juga menyukai