EPIDEMIOLOGI
oleh :
KELOMPOK 1
LINDA TRIANA (18/FAM/083)
NUR FAIZAH D. (18/FAM/086)
ZAENAL HABIB G. (18/FAM/
NGATOUL WAHID (18/FAM/
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa yang mana telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Berkat limpahan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikanpenulisan makalah tentang Perhitungan dan
Standarisasi dalam Epidemiologi.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Novita Endang, S.KM,
M.Kes (Epid) karena telah memberikan tugas ini, agar kami dapat lebih mengetahui
tentang Perhitungan dan Standarisasi dalam Epidemiologi.
Kami mengharap makalah ini bermanfaat bagi semua orang, sehingga mampu
menambah pengetahuan bagi orang-orang yang membacanya. Terakhir, penulis mohon
maaf jika dalam makalah ini ada banyak kekurangan karena penulis juga masih dalam
proses pembelajaran. Untuk itu, segala saran, kritik, tegur, dan masukan yang
membangun akan senantiasa penulis terima dengan lapang hati.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
B. Tujuan
BAB II
ISI
A. Definisi Standarisasi
C. Manfaat Standardisasi
Dalam cara langsung ini, dua daerah yang akan dibandingkan harus mempunyai
data kematian menurut umur (ASDR), sedangkan daerah yang akan dijadikan
standar adalah daerah yang mempunyai jumlah penduduk menurut umur baik
empirik maupun teoritis, atau bahkan salah satu dari daerah yang akan
dibandingkan menjadi penduduk standar.
Keterangan : Expected death pada kolom terakhir didapatn dengan mengalikan
ASDR masing-masing kelompokumur dengan jumlah penduduk standar pada
kelompok umur yang bersangkutan.
Contoh:
1. Expected death untuk kelompok umur 0-14 th daerah A adalah
4
x 1500=6
1000
2. Expected death untuk kelompok umur 60-74 th daerah B adalah
35
x 600=1,2
1000
3. Angka kematian daerah A yang sudah distandarisasi :
124
x 1000=22,5/1000
5500
4. Angka kematian daerah B yang sudah distandarisasi :
103
x 1000=18,8/1000
5500
22,5
5. Rasio kematian daerah A dan B = =1,2
16,7
Dengan standarisasi terlihat bahwa anagka kematian, alam hal ini CDR unutk
daerah A yang tadinya dianggap lebih rendah, ternyata setelah dilakukan
standarisasi berubah lebih tinggi . Hal ini terjadi karena adanya komposisi
penduduk menurut umur yang berbeda.Kalau diperhatikan pada daerah A jumlah
kelompok umur yang ASDR-nya tertinggi (150/1000) adalah kelompok umur 75+
tahun keatas dengan jumlah 1000 orang. Sedangkan pada daerah B, kelompok
umur yang ASDR-nya tertinggi adalah kelompok umu 75+ dengan jumah hanya
400 orang.
Indirect Method
Pada keadaan tertentu kita hanya mengetahui jumlah kematian berdasarkan
kelompok umur, maka kita harus melakukan standarisasi secara indirect.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan