Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PERHITUNGAN DAN STANDARISASI DALAM

EPIDEMIOLOGI

oleh :

KELOMPOK 1
LINDA TRIANA (18/FAM/083)
NUR FAIZAH D. (18/FAM/086)
ZAENAL HABIB G. (18/FAM/
NGATOUL WAHID (18/FAM/

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKES IBNU SINA AJIBARANG

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa yang mana telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Berkat limpahan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikanpenulisan makalah tentang Perhitungan dan
Standarisasi dalam Epidemiologi.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Novita Endang, S.KM,
M.Kes (Epid) karena telah memberikan tugas ini, agar kami dapat lebih mengetahui
tentang Perhitungan dan Standarisasi dalam Epidemiologi.

Kami mengharap makalah ini bermanfaat bagi semua orang, sehingga mampu
menambah pengetahuan bagi orang-orang yang membacanya. Terakhir, penulis mohon
maaf jika dalam makalah ini ada banyak kekurangan karena penulis juga masih dalam
proses pembelajaran. Untuk itu, segala saran, kritik, tegur, dan masukan yang
membangun akan senantiasa penulis terima dengan lapang hati.

Ajibaranag, November 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mengetahui apakah angka kematian satu jenis penyakit di suatu


negara lebih tinggi atau lebih rendah dari negara lain, biasanya kita
membandingkan angka kematian kasar pada penyakit tertentu. Oleh karena itu,
kami membahas tentang perhitungan dan standarisasi dalam epidemiologi untuk
menjadi tolak ukur tingkat kesehatan pada suatu negara dibandingkan di negara
lain.

B. Rumusan Masalah

B. Tujuan
BAB II

ISI

A. Definisi Standarisasi

Membandingkan rate penyakit pada populasi yg mempunyai distribusi


karakteristik populasi yg berbeda dan karakteristik tersebut berhubungan dengan
penyakit. Dengan metode umum yaitu menggunakan standarisasi langsung dan
standarisasi tidak langsung. (Nurul, kesmas Esa Unggul 2013)
Standarisasi juga merupakan suatu prosedur untuk menghilangkan
perbedaan dalam komposisi umur. Menghasilkan ukuran tunggal (summary
index) untuk perbandingan populasi. Biasanya yang perlu di-adjust: umur dan
jenis kelamin. Standarisasi diperlukan karena membaca/meneliti angka kasar
dapat menyesatkan jika populasi yang diamati berbeda dalam struktur penduduk.
(Sarni, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik 2012 )
Menurut Webb et al (2005), standardisasi merupakan suatu metode yang
digunakan untuk menghasilkan ukuran yang setara atau komparabel antara
beberapa populasi atau sub- grup, dengan memperhitungkan konfounding utama,
seperti perbedaan umur dan sex pada komposisi populasi atau sub grop yang
berbeda. Sedangkan, menurut Rothman (2002), standardisasi adalah sebuah
metode dengan menggabungkan angka rata-rata kategori spesifik ke dalam nilai
kesimpulan tunggal dengan mengambil rata-rata yang telah ditakar.

B. Istilah-Istilah dalam Standarisasi


Rate sering digunakan untuk menggambarkan kejadian (dlm demografi;
epidemiologi) . Dalam aplikasi membandingkan rate antar populasi yang berbeda
atau dalam populasi yang sama namun periode yang berbeda.Rate memberi
informasi yang lebih lengkap karena mengandung informasi tetang jumlah
kejadian, jumlah populasi dari mana kejadian terjadi , periode waktu kejadian
terjadi.Rate juga memberi kondisi yang komperabel karena dapat untuk
membandingkan frekwensi kejadian secara lebih komperabel seperti frekwensi
kejadian penyakit di populasi dari waktu ke waktu , frekwensi kejadian penyakit
diantara satu populasi dengan populasi lain dan frekwensi kejadian penyakit
diantara sub populasi.

1. Angka kasar merupakan indikator populasi secara umum yang mewakili


populasi dan dipengaruhi oleh tingkat perbedaan pada setiap sub
kelompok (misalnya:umur,sex,ras,dll)
2. Angka adjusted merupakan indikator fiktif yang dihitung menggunakan
prosedur standarisasi yang mewakili populasi dan tidak dipengaruhi oleh
perbedaan pada setiap sub kelompok.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

Rate Keuntungan Kerugian


Crude Rate 1.Aktual Sejak populasi bervariasi
2.Mudah dihitung untuk dalam komposisi
perbandingan internasional (misalnya , usia ) ,
( banyak digunakan meskipun perbedaan tingkat sulit
keterbatasan ) untuk menafsirkan
Spesific Rate 1.Subkelompok homogen Rumit untuk
2. Lebih rinci yang berguna untuk membandingkan banyak
epidemiologi dan tujuan subkelompok dari dua
kesehatan masyarakat atau lebih populasi
Adjusted Rate 1. Laporan Ringkasan 1. Fiksi
2. Perbedaan komposisi kelompok 2.Magnitud mutlak
" dihapus " , yang memungkinkan tergantung pada standar
berisi perbandingan populasi yang dipilih

C. Manfaat Standardisasi

Manfaat standardisasi yaitu untuk menghasilkan ukuran yang setara atau


komparabel antara beberapa populasi atau sub grup. Dengan memperhitungkan
konfounding utama seperti perbedaan umur dan sex pada komposisi populasi atau
sub grup yang berbeda-Webb et al (2005). Misalnya yaitu untuk melakukan
perbandingan angka kesakitan atau kematian pada dua negara atau lebih

D. Perbedaan Metode Standardisasi


Perbedaan Standardisasi Langsung dan Tidak Langsung
Standardisasi Langsung Standardisasi Tidak
Langsung

Metode Angka rata-rata studi Angka rata-rata pada


diaplikasikan pada populasi populasi standar
standar diaplikasikan pada populasi
studi

 Populasi studi Angka spesifik rata-rata Komposisi dan total


umur-jenis kelamin (Age-sex kematian atau kasus variabel
specific rates) umur-jenis kelamin (Age-sex
composition +total deaths
(or cases)

Populasi standar Komposisi variabel umur- Rata-rata variabel umur-jenis


jenis kelamin kelamin dan rata-rata
keseluruhan

Hasil Angka rata-rata umur-jenis Rasio angka kematian-


kelamin yang kesakitan yang
terstandardisasi (Age-sex terstandardisasi(Standardise
adjusted rate) d mortality (morbidity)
ration(+age-sex adjusted
rate)

E. Metode Standarisasi Langsung (Direct)


Cara kalkulasi
Menggunakan specific rate berdasarkan variabel yang akan dikontrol
(misal umur, sex dll) pada populasi studi . Specific rate tadi diaplikasikan pada
populasi standard berdasarkan variabel yang akan dikontrol (umur, sex dll)
Standarisasi ini menggambarkan :
Apa yang akan terjadi dengan crude rate pada populasi studi jika distribusi
dari variabel yang dikontrol (misal umur, sex) sama dengan populasi standard
Data Yang Harus Tersedia :
a. Specific Rate dari Variabel Populasi Studi /Populasi Yang Akan Dikontrol
b. Distribusi Variabel Yang Akan di Kontrol Pada Populasi Standard
Prosedur perhitungan
a. Dapatkan category-specific rates populasi yang dibandingkan
b. Tentukan standard populasi
c. Hitung jumlah “expexted deaths/cases”
d. Hitung rate yang distandardisasi
RUMUS:
Total “Expected deaths/cases”
Total populasi standar

Penghitngan angka kematian

Dalam cara langsung ini, dua daerah yang akan dibandingkan harus mempunyai
data kematian menurut umur (ASDR), sedangkan daerah yang akan dijadikan
standar adalah daerah yang mempunyai jumlah penduduk menurut umur baik
empirik maupun teoritis, atau bahkan salah satu dari daerah yang akan
dibandingkan menjadi penduduk standar.
Keterangan : Expected death pada kolom terakhir didapatn dengan mengalikan
ASDR masing-masing kelompokumur dengan jumlah penduduk standar pada
kelompok umur yang bersangkutan.
Contoh:
1. Expected death untuk kelompok umur 0-14 th daerah A adalah
4
x 1500=6
1000
2. Expected death untuk kelompok umur 60-74 th daerah B adalah
35
x 600=1,2
1000
3. Angka kematian daerah A yang sudah distandarisasi :
124
x 1000=22,5/1000
5500
4. Angka kematian daerah B yang sudah distandarisasi :
103
x 1000=18,8/1000
5500
22,5
5. Rasio kematian daerah A dan B = =1,2
16,7

Dengan standarisasi terlihat bahwa anagka kematian, alam hal ini CDR unutk
daerah A yang tadinya dianggap lebih rendah, ternyata setelah dilakukan
standarisasi berubah lebih tinggi . Hal ini terjadi karena adanya komposisi
penduduk menurut umur yang berbeda.Kalau diperhatikan pada daerah A jumlah
kelompok umur yang ASDR-nya tertinggi (150/1000) adalah kelompok umur 75+
tahun keatas dengan jumlah 1000 orang. Sedangkan pada daerah B, kelompok
umur yang ASDR-nya tertinggi adalah kelompok umu 75+ dengan jumah hanya
400 orang.

F. Metode Stabdarisasi Tidak Langsung (Indirect)


Dalam standarisasi tidak langsung, tidak mempunyai ASDR hanya ada CDR dan
penduduk menurut kelompok umur dalam suatu daerah tertentu.
Prosedur Perhitungan:

 Tentukan category-specific rates populasi standard


 Dapatkan distribusi populasi yang dibandingkan
 Hitung jumlah “expexted deaths/cases”
 Hitung SMR :

Jumlah kematian yang di observasi


Jumlah “expected deaths”

 Hitung rate yang distandardisasi:

        SMR x Crude Death Rate populasi standard


Sumber : (Chandra, 1995)

Untuk mendapatkan angka kematian yang distandarisasi, diperlukan perhitungan


indeks angka kematian dan faktor koreksi dengan perhitungan seperti dibawah ini.
 Indeks angka kematian daerah
82
A= x 1000=13,4 /1000
6100
191,7
B= x 1000=31,4 /1000
6100
 Faktor koreksi untuk kematian kasar ASDR daerah :
24,5
A= =1,83
31,4
24,5
B= =0,77
31,4
 Rasio angka kematian yang sudah distandarisasi daerah A dan B :
20,13
= =1,1
18,56

Indirect Method
Pada keadaan tertentu kita hanya mengetahui jumlah kematian berdasarkan
kelompok umur, maka kita harus melakukan standarisasi secara indirect.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Standarisasi merupakan suatu prosedur untuk menghilangkan perbedaan


dalam komposisi umur. Menghasilkan ukuran tunggal (summary index) untuk
perbandingan populasi. Biasanya yang perlu di-adjust: umur dan jenis kelamin.
Standarisasi diperlukan karena membaca/meneliti angka kasar dapat menyesatkan
jika populasi yang diamati berbeda dalam struktur penduduk.
DAFTAR PUSTAKA

Alrasyid, Harun. 2013. Metode Epidemiologi. Diakses dari


https://www.academia.edu/4911150/2013_METODE_EPIDEMIOLOGI_-
STANDARDISASI_LANGSUNG

HCA.2005. Rates. Diakses dari


(https://faculty.unlv.edu/ccochran/HCA202_2005/HCA202_2004/lectures/H
CA202_Rates_04.html)

Donny, Drg.Pangemanan, dkk,. BAB X Statistik Vital. Diakses dari


http://repository.maranatha.edu/2522/11/Metlit%20BAB%20X.pdf

Najmah, SKM, MPH.2013.Metode Epidemiologi Standarisasi Langsung

Rizki, Ahmad. 2013. Surveilans Epidemiologi. Diakses dari


https://www.academia.edu/13088266/Surveilans_Epidemiologi

Wahidin, Mugi. 2014. Standardisasi Rate dalam Epidemiologi. Diakses dari


http://slideplayer.info/slide/3005876/#

Anda mungkin juga menyukai