Anda di halaman 1dari 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/328878436

PERANCANGAN KONSTRUKSI TRASH BUCKET CONVEYOR (TBC) SEBAGAI


MEKANISME PEMBERSIH SAMPAH DI SUNGAI

Article · August 2018

CITATIONS READS

0 1,035

2 authors, including:

Riky Adhiharto
Politeknik Manufaktur Negeri Bandung
17 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

RANCANG BANGUN MESIN PLASTIC WASTE SHREDDER DENGAN KAPASITAS 15 KG/HARI View project

All content following this page was uploaded by Riky Adhiharto on 12 November 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PERANCANGAN KONSTRUKSI TRASH BUCKET CONVEYOR (TBC) SEBAGAI
MEKANISME PEMBERSIH SAMPAH DI SUNGAI
Riky Adhiharto, ST. MT., Fadlillah Agung Komara
Jurusan Teknik Perancangan Manufaktur, Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, 2016
E-mail: riky@polman-bandung.ac.id

Abstrak -- Trash Bucket Conveyor yang selanjutnya disebut TBC adalah suatu mekanisme yang
berfungsi sebagai bagian dari alat pemindah sampah disungai yang diadaptasi dari konstruksi
conveyor dan bucket elevator. TBC memiliki motor listrik sebagai penggerak, dua rangkaian rantai dan
sproket yang mengikat 18 buah bucket, Serta hopper sebagai pengarah sampah yang dipindahkan.
Adapun penelitian ini bertujuan untuk memcahkan masalah sampah yang menjadi masalah tak
kunjung selesai terutama disungai-sungai menuju hilir. Diharapkan dapat menjadi solusi yang inovatif,
efektif dan tepat guna. Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan penjelasan konstruksi dari
penjelasan di atas, yang selanjutnya akan dihasilkan data perhitungan dari kontrol geometri konstruksi,
serta dituangkan dalam dokumentasi teknik berupa gambar kerja.
Dengan metodologi penyelesaian yang ada, adapun simpulan dari penelitian adalah, terpenuhinya
semua tuntutan yang ada dari spesifikasi yang dihasilkan, adanya empat sub fungsi utama yaitu sub
fungsi penggerak dan transmisi, sub fungsi pemindah , sub fungsi pengencangan rantau, dan sub
fungsi pengarah material pindahan (hopper). Sub fungsi tersebut merupakan empat sub fungsi untuk
mencapai fungsi utamanya. Konstruksi ini berujung pada dihasilkannya dokumentasi teknik berupa
gambar assembly, gambar subassembly, dan gambar bagian.
Kata kunci: Bucket Conveyor

1. Latar Belakang
kata lain hanya dengan melibatkan operator
Permasalahan sampah di Indonesia masih menjadi seminimum mungkin.
masalah yang sulit diselesaikan. Sikap tak peduli TBC (Trash Bucket Conveyor) adalah suatu
dari mayoritas masyarakat akan penanggulangan metode yang penulis pikirkan dan penulis coba
sampah menjadi pemicu utama. Oleh karena rancang untuk mengatasi permasalahan diatas.
masyarakat terbiasa membuang sampah tanpa Dengan mekanisme pemindahan berkelanjutan.
memikirkan akibatnya. Banyak sekali dampak Memodifikasi konstruksi dari bucket elevator dan
negatif yang terjadi. Banjir, longsor sampah, disesuaikan dengan kebutuhan pengangkatan
penyakit dan lain sebagainya. Salah satu masalah sampah dengan lokasi kerja disungai.
yang kerap terjadi adalah, adanya penumpukan
sampah sehingga dapat menghambat bahkan 2. Proses Perancangan
menyumbat aliran sungai. Hal ini disebabkan
banyaknya masyarakat yang menjadikan sungai Trash Bucket Conveyor dirancang untuk
sebagai pembuangan akhir yang praktis. Fatalnya mengatasai permasalahan sampah yang hanyut di
jika aliran sungai terhambat maka dapat sungai dan menumpuk di pintu air. Metode
menyebabkan naiknya air sungai ke daratan. Untuk perancangan Trash Bucket Conveyor ini
mencegah terjadinya penumpukkan sampah dan berdasarkan pada VDI 2222.
berbagai akibat yang dibawanya. Maka harus ada MERENCANA
suatu mekanisme yang dapat memindahkan Proses perencanaan meliputi beberapa
sampah dari sungai ke tempat lain (penampungan) kegiatan. Diawali dengan mengkaji dan
secara terus menerus. mengidentifikasi masalah dengan berfokus pada
Sejauh ini, pemindahan sampah dari sungai mekanisme pemindahan sampah dari aliran
dilakukan di pintu air dengan menggunakan sungai. Hingga mengamati keadaan dari beberapa
escavator dan crane. Penulis menilai metode ini pintu air yang menjadi contoh masalah.
kurang efektif. Pemindahan sampah menggunakan MENGKONSEP
alat berat tentunya akan memerlukan banyak Proses mengkonsep didasari oleh beberapa
tenaga manusia (operator). Sehingga kemampuan hal yaitu, daftar tuntutan perancangan Trash
serta jam kerja dari pemindahan sampah ini Bucket Conveyor, pemetaan fungsi dan
menjadi terbatas (minim). Akibatnya ketika air mekanisme, pemilihan komponen sesuai
membawa sampah dalam jumlah banyak, metode kebutuhan maupun fungsi, dan konsep rancangan.
yang ada tidak akan mampu mengakomodir MERANCANG
pemindahan. sehingga sampah akan menumpuk Proses merancang Trash Bucket Conveyor
dan pintu air akan tersumbat. Maka perlu adanya terbagi dalam beberapa tahap yaitu, draft
metode baru yang dapat mengatasi permasalahan rancangan awal, analisa dan perhitungan
tersebut. Yaitu dengan pengangkatan secara kekuatan, penentuan spesifikasi rancangan,
bertahap tanpa melibatkan operator atau dengan penentuan tipe dan model komponen standar dan
non sandar sesuai kebutuhan, dan pemodelan. Maka penulis menyimpulkan bahwa mekanisme
PENYELESAIAN yang dirancang harus mampu mengakomodir
Hasil perhitungan dan penetapan tipe maupun pemindahan sampah dengan debit besar, kriteria
standard komponen pada tahap perancangan, sampah adalah sampah dengan berbagai macam
disusun dalam bentuk draft rancangan akhir, dan material yang hanyut dan mengapung di aliran
disusun dalam bentuk gambar kerja dan sungai. Penulis berencana untuk membuat
dokumentasi teknik lainnya. mekanisme untuk mengangkat sampah dan
kemudian memindahkannya ke tempat
2.1 Tahap Merencana penampungan di bantaran sungai. Penulis
menyimpulkan, akan ada dua mekanisme
Setelah melalui tahapan dentifikasi masalah. Maka konveyor yang bekerja. Yang pertama adalah
terdapat suatu masalah yang tak berkesudahan di bucket konveyor yang berfungsi untuk mengangkat
Indonesia, yaitu permasalahan mengenai sampah. sampah dari aliran sungai dan yang kedua adalah
Penyebab utamanya yaitu kurangnya kesadaran belt konveyor yang berfungsi untuk
masyarakat untuk mau membuang sampah pada memindahkannya ke tempat penampungan.
tempatnya dan kurang baiknya sistem pengelolaan
yang dilakukan. Dimulai dengan adanya keinginan 2.2 Tahap Mengkosep
untuk menyelesaikan permasalahan
penanggulangan sampah yang ada di Indonesia Proses pertama dalam tahap mengkonsep
yang menjadi permasalahan pelik. Maka penulis adalah membuat pemetaan konsep rancangan.
mencoba membuat suatu solusi pemecahan Setelah terlihat gambarannya kemudian
masalah tersebut. Adalah sungai yang menjadi dilanjutkan dengan penentuan daftar tuntutan
target tempat penulis untuk mengembangkan sebagai acuan pembuatan rancangan.
suatu mekanisme mesin penanggulangan sampah. Selanjutnya menentukan fungsi menyeluruh dari
Sungai dijadikan tempat sampah yang paling Trash Bucket Conveyor dengan metode black box
praktis. Hal itu menyebabkan penumpukan yang nantinya akan menghasilkan struktur pada
sampah yang semakin menggunung ketika menuju masing-masing fungsi bagian rancangan. Berikut
ke muara. Pemecahan sampai saat ini adalah adalah daftar tuntutan yang harus dipenuhi pada
dengan adanya pengerukkan dengan proses perancangan. Berikut adalah pemetaan
menggunakan escavator dan crane. Namun konsep rancangan dengan menggunakan metode
penulis menilai metode itu belum cukup efektif. black box :
Melihat berbagai kondisi dari target lokasi.

Pemetaan diatas adalah gambaran dari konsep meter menggunakan konstruksi tembok.
yang penulis rencanakan untuk merealisasikan 3. Konveyor harus mampu bekerja dalam
rencana yang merupakan solusi dari keadaan basah (tidak terganggu dengan air).
permasalahan sampah disungai. Adapun 4. Menggunakan penggerak motor listrik.
cakupan yang akan penulis realisasikan dalam
proyek ini adalah mekanisme yang berada dalam Tuntutan Sekunder :
kotak kuning yaitu Trash Bucket Conveyor. 1. Panjang konveyor sekitar 4 meter
Berikut merupakan daftar tuntutan dalam 2. Sudut Elevasi 45 derajat.
pengerjaan proyek. 3. Jarak antar bucket 600 mm
Tuntutan Primer :
1. Mampu mengakomodir pemindahan sampah 2.3 Tahap Merancang
sebesar 200 ton sampah/hari.
2. Konveyor di konstruksi di sungai, Dengan Bucket Conveyor adalah suatu alat pemindah
konstruksi penyekatan sungai selebar 3,5 yang berfungsi untuk memindahkan material dari
suatu tempat ke tempat yang lain dengan 6. Fungsi rangka dan struktur untuk menopang
memanfaatkan mekanisme perubahan gerak dan meletakkan segala macam komponen
rotasi dari motor menjadi gerak translasi yang dari alat.
ditransmisikan melalui hubungan sproket dan Berikut merupakan pemilihan rancangan
rantai yang membawa bucket sebagai media konstruksi secara rinci dari setiap fungsi yang
pemindah. Bucket Conveyor ini umumnya memiliki sudah ditetapkan, yang disajikan dalam bentuk
kemiringan ekstrim. Bahkan bisa dikonstruksi diagram FMS (Fungsi, Mekanisme dan Struktur).
tegak lurus dengan bidang lantai.
TBC adalah salah satu bagian dari mekanisme
yang direncanakan penulis sebagai media
penanggulangan sampah disungai yang mengacu
pada konstruksi dari bucket konveyor. TBC
memiliki fungsi untuk mengangkut sampah yang
terbawa aliran sungai secara terus menerus.
Adapun sampah yang dapat diangkut adalah
sampah yang mengambang di air. Namun TBC ini
hanyalah satu dari beberapa mekanisme lain.
Sehingga Perlu adanya mekanisme lain diluar
TBC yang memiliki fungsi untuk memindahkan
sampah yang diangkat ke tempat lain
(penampungan). Adapun mekanisme itu berupa
sebuah belt conveyor. Dengan begitu TBC barulah
bisa bekerja seperti apa yang diinginkan.
TBC akan dikonstruksikan pada sungai yang
disekat oleh konstruksi tembok selebar 3,5 m.
Penulis merencanakan adanya fondasi yang
kokoh untuk menopang dan mengikat TBC pada
bidang lantai. Jika sungai terdiri lebih dari 4m,
maka TBC dapat dikonstruksikan secara paralel.
Selain itu, TBC pun harus ditempatkan dekat
dengan penampungan sampah seperti di pintu air
atau lainnya. Sehingga sampah yang diangkut dari
sungai dapat segera ditampung dan dipindahkan.

Gambar 2.2 Konsep rancangan konstruksi

Dengan konsep rancangan konstruksi awal


seperti pada gambar di atas, berikut merupakan
penjabaran fungsi yang dirumuskan oleh penulis.
1. Fungsi penggerak menggunakan motor
listrik.
2. Fungsi sistem transmisi putaran
menggunakan gear box/reducer
3. Fungsi pemindah menggunakan bucket yang
dibawa oleh chain and sproket conveyor.
4. Fungsi pengencangan rantai.
5. Fungsi pengarah dari output pemindahan
(sampah) berupa hopper yang dikonstruksi
diujung konveyor.
3. Perhitungan Konstruksi

3.1 Perhitungan Penentuan Elemen Kerja dan


Kontrol geometri
Tahapan perhitungan dan kontrol geometri yang
dilakukan oleh penulis dalam proyek ini meliputi:
1. Penentuan rantai konveyor untuk membawa
bucket
2. Penentuan daya motor dan sistem transmisi
rantai-sproket.
3. Kontrol geometri poros.
4. Kontrol batang, pengikatan baut/las pada
struktur konveyor.
3.1.1 Beban Angkat dan Kapasitas Pemindahan
Beban maksimal diasumsikan bucket terisi penuh oleh air
3600.
Masa jenis air : 1 kg/dm³ q (kapasitas) = /
Volume Bucket : 128000 cm³ (solidwork)
Beban Angkut Bucket
(Wb) : 128 kg
3600.128
Jumlah bucket : 17 Bucket q (kapasitas) = 0,6/0,25
Jumlah bucket terisi : 9 Bucket
Jarak Antar Bucket (L) : 600 mm q (kapasitas) = 192000 Kg/jam
Keccepatan (v) : 0,25 m/s = 192 Ton/jam

Berat beban angkut


total (Ms) = 128 x 9
= 1088 kg

3.1.2 Beban Bucket


Berat bucket (Gb) = 4,3 kg
Berat Total Bucket (Mb) = Jumlah bucket x berat bucket
= 17 x 4,3
= 73,1 kg

3.1.3 Pemilihan Rantai dan Sproket


Ft : Gaya rantai q : Massa rantai/m (tabel 17-1)
KA : Tabel 3-5 Rolof Matek lt : Panjang Rantai (m)
: Gaya sentrifugal g : Gravitasi
Gaya berat rantai
: mp = 0,29 (Berat per Pitch)
(tabel rantai tsubaki) kg
Fges : Gaya total np = 102 (Jumlah Bilah)
mr = . .2

Fges = Ft.KA+Fz+Fs
Fs = (mr+Mb).g
(17.20-Rolof matek)

Ft = .9 . 45 Fs = 59,16.10

Ft = 10880 4,3.9 . 45 Fs = 591,6 N


Ft = 7720,7 N = 2600 N

Fz = . . Fges = 7720,7.1+3750+2600

Fz = 60. 2,5 . 10 Fges = 7720,7.1+3750+2600


= 3750 N = 14070,7 N
Rantai yang dipilih :
Tsubaki, RF03100R-DS-NEP-1LK2 (Average tensile strenght memenuhi)

Gambar 3.2 Standar rantai conveyor yang dipilih

Pemilihan Sproket :
Tsubaki, RF03100 R 10T – BW N
Gambar 3.3 Standar sproket conveyor yang dipilih

3.1.4 Panjang Rantai, Berat rantai dan Sproket


d (Diameter sproket) : 366 mm
L (Jarak Antar Poros rencana) : 4500 mm

Kl (Keliling Sproket) = π.d


= 1150 mm

Pitch = 100 mm
m (Berat per Pitch) = 0,29 kg

Panjang Rantai = Keliling sproket+(2 X L)


= 1150 x (2 x L)
= 10150
≈ 10200 Mm

Jumlah Bilah = Panjang rantai/Pitch


= 10200/100
= 102 Buah

Mr (Berat Total Rantai) = Jumlah Bilah x m x jumlah rangkaian rantai


= 176 x 0.29 x 2
= 29, 58 Kg
Ms (Berat Sproket) = 11.1 kg
= 10200/100
= 102 Buah

3.1.5 Pergitungan Daya dan Pemilihan Motor


Te (Beban Total) = Wm + Mr
= (1200 + 29,58)
= 1229,58 kg
= 1230 kg

Fte (gaya total) : 12,3 kN


v (kecepatan) : 0,25 m/s

Daya yang dibutuhkan (pa) = (Fte x sin45 x v)


= (12,3 x sin45 x 0.25)
= 3,07 kW
Efisiensi = p x 1,2
= 3,07 x 1,2
= 3,68
Daya Motor (p) = 5,5 HP
= 4,3 kW
Putaran Sproket (n2) = v/phi x Dsp
= 0,25 x 60/ (phi x 0,366)
= 13,052104 Rpm
= 13 Rpm

Pemilihan Motor (Chenta)

Gambar 3.4 Standar motor yang dipilih 1


Gambar 3.5 Standar motor yang dipilih 2

3.1.6 Kontrol Geometri Poros

Gambar 3.6 DBB Poros untuk momen bengkok

d : Diameter
Ftot : Gaya berat total
: Tegangan Gabungan
: Tegangan Bengkok

d : 65 mm (Asumsi, hub sproket) σb =

Ftot = Fbucket+Fsampah+Fsproket+Frantai
. 240
= 731+10880+444+591.6 = .
= 12600 N 32
Ft = Ftot/4 3150.240.32
=
. 65
= 12,6/4
= 3150 N
σb = 28

Gambar 3.7 DBB Poros untuk momen puntir


Ft : Gaya rantai q : Massa rantai/m
Fso : Gaya kendur rantai lt : Panjang Rantai
: Gaya berat : Elevasi
: Tegangan Puntir Fs’ : Dari tabel

1
= Ft =

.
1
= . =
. .
16
3,68
=
324. . 13
Fw = . 2 = 2600 N

Fw = 2600. 2.625 Fso = . . )

= 5500 N = 2,4.9,81.10200 4,5. 45


= 625,24 N
5500.162.16
=
. 65

= 17

240
= 3. 120
2

= 28 3. 17 120
= 40,7 120 AMAN!!

3.1.7 Pemilihan Bantalan Untuk Pengencangan

Gambar 3.8Tabe pemilihan take up bearing

Dipilih bantalan dengan diameter poros 40 agar tidak terjadi konsentrasi tegangan pada poros
yang diakibatkan oleh perbedaan diameter yang ekstrem.

3.1.8 Pemilihan bantalan tetap


Dipilih bantalan BGHFS-C 6208 dengan diameter poros 40, yang terbuat dari bahan stainless steel
yang dapat bertahan dari korosi.

Gambar 3.9Tabel pemilihan fix bearing 1


Gambar 3.10 Tabel pemilihan fix bearing 2

3.1.9 Kontrol Rangka dan baut

Gambar 3.11 Ilustrasi pembebanan pada rangka


Gambar 3.12 DBB profil horizontal
Berat Rangka = 350 Kg (Steel Cal)
Beban Total (TE) = 1260 Kg

Ftot/6 = (1260.10)/6
= 2300 N

Frangka/6 = (350.10)/6
= 584 N

Fgab = 2884 N

σb = 120 Material St37

. 633
=
WB INP 100x50 = 34200 cm³

2300 584 .633


= 34200

σb = 53,4 Aman

Setiap profil dihubungkan oleh empat buah baut M12


Kontrol :
As = 84,3 mm²
= As. n. m n (jumlah baut) = 4
m (jumlah patahan baut) = 1
2884 σizin 120
=
84,3.4.1 Baut grade 4.6
8,6
= 120 Aman

3.1.10 Penentuan Rantai dan Sproket


4,4
=
13
Gambar 3.13 Tabel penentuan sproket

Berdasarkan tabel diatas. hasil pembagian dari daya motor dan putaran. Makan diambil sproket dengan
tipe Nr24B.

4. Kesimpulan dan Saran 2. Konstruksi pada proyek penulis ini


mempunyai lima sub fungsi utama,
4.1 Kesimpulan yaitu:
Dengan tahapan-tahapan yang telah a. Sub fungsi Penggerak dan
penulis lakukan dalam menyelesaikan proyek, pereduksi putaran sehingga
maka berikut merupakan kesimpulan yang dihasilkan putaran output yang
dapat diambil. sesuai.
1. Pemenuhan tuntutan: b. Sub fungsi pemindah,
transmisi gerak dan perubah
gerak dari gerak rotasi ke
gerak translasi (Poros,
Sproket, rantai, bucket dll).
c. Sub fungsi pengencangan
rantai konveyor.
d. Sub fungsi konstruksi rangka.
e. Sub pengarah hasil pindahan
(hopper).

3. Dokumentasi teknik yang dihasilkan


penulis berupa gambar kerja, yang
terdiri dari gambar susunan, gambar
sub susunan dan gambar bagian.
Adanya gambar sub susunan
disesuaikan dengan mekanisme
pemasangan/instalasi seluruh bagian.
Maksudnya, ada bagian yang perlu
dirakit terlebih dahulu dengan
beberapa bagian yang lain sebelum
dirakit bersama yang lainnya.
4. Ukuran profil rangka telah dikontrol Hakim, Adies Rahman. 2005. Kekuatan Bahan
pada bagian paling kritis. Adapun Dasar. Bandung: Politeknik Manufaktur
ukuran batang profil lain Bandung.
dikonstruksikan untuk seragam. Begitu
Mahmudah, Aida. 2000. Gambar Teknik Mesin.
juga ukuran baut pada konstruksi
Bandung: Politeknik Manufaktur Bandung.
rangka dipilih ukuran yang seragam
hasil perhitungan/kontrol dari baut Meriam, J. L. and L. G. Kraige. 1987.
paling kritis. EngineeringMechanics,Statics, Volume 1, 2nd
Edition. (terjemahan). New York: John Wiley&
4.2 Saran Sons, Inc.
Ada beberapa hal yang perlu penulis
sampaikan sebagai saran dalam Politeknik Manufaktur Bandung. Elemen Mesin
pengembangan proyek, karena proyek masih 3. Bandung: Politeknik Manufaktur Bandung.
bisa dikatakan belum sempurna, yaitu sebagai Tschatsch, Heinz. AppliedMachining
berikut. Technology. Germany: Springer.
1. Trash Bucket Conveyor akan lebih optimal
bekerja ketika ada fungsi naik turun untuk Yuliyawati, Sri Nur dan Hazma. 2006. Bahasa
menyesuaikan ketinggian air. Indonesia Ilmiah dan Tata Tulis Laporan.
2. Perlu adanya penutup yang memastikan Politeknik Manufaktur Bandung.
tidak akan ada sampah yang tersangkut
pada sproket atau rantai.
3. Proyek ini belum menyertakan perhitungan
konstruksi sipil, masih berpegang pada
asumsi dan pengalaman.

Daftar Pustaka

Jannasch, Dieter dkk. 2009. Rollof/Matek


Maschinelemente. Ausburg : Reutlingen.
Guritno, Wahyu dkk. 2000. Standar Polman
Seri 0. Bandung: Politeknik Manufaktur
Bandung.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai