Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA

TROMMEL SCREEN

DOSEN PENGAMPU :

Dr. T. Ir. Luluk Edahwati, MT


DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 PARALEL A
1. Rahmaniar Naulita (19031010001)
2. Irma Chalimatus S (19031010011)
3. Etti Nurfita (19031010012)
4. Ulul Azmi D (19031010016)
5. Dwika Mahtris NP (19031010019)
6. Yolanda Silvania G (19031010021)
7. Apridio Faiz A (19031010025)
8. Muzdalifah (19031010027)
9. Cindy Saskia D (19031010029)
10. Hasna Fairiza (19031010030)
11. Dea Indiastuti R (19031010033)
12. Irsya Emilia Putri (19031010039)
13. Lusitania Rahma P (19031010040)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN” JAWA TIMUR
2020
ii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah


memberikan hikmah, hidayah, kesehatan serta umur panjang sehingga
makalah yang berjudul “Trommel Screen” ini dapat terselesaikan. Kami
juga berterima kasih kepada Ibu Dr. T. Ir. Luluk Endahwati, MT yang
memberikan tugas ini guna sebagai pembelajaran dan penilaian untuk
mata kuliah Alat Industri Kimia.

Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai deskripsi,


kapasitas bagian – bagian alat, cara kerja, kelebihan dan kelemahan dari
tromel. Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan makalah
ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang bisa membangun dari para pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini selanjutnya.

Surabaya, 29 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
I.1 Latar Belakang.............................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
I.3 Tujuan............................................................................................................2
I.4 Manfaat..........................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................3
II.1 Pengertian Screening................................................................................3
II.2 Tujuan Proses Screening..........................................................................2
II.3 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Proses Screening.................2
II.4 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Screening..........................4
II.5 Permukaan Ayakan yang Digunakan pada Screen..............................9
II.6 Trommel Screen.......................................................................................11
II.7 Standar Ukuran Ayakan (Screen)..........................................................11
II.8 Jenis Trommel Screen.............................................................................12
II.9 Kapasitas Screening................................................................................14
II.10 Gambar dan Nama dari Bagian Alat Trommel Screen.....................15
II.11 Penggunaan Trommel Screen.............................................................16
II.12 Portable Trommol Screen.....................................................................17
II.13 Spesifikasi Trommel Screen.................................................................17
II.14 Susunan Trommels Screen..................................................................18
II.15 Cara kerja Trommel Screen..................................................................19
II.16 Kelebihan dan Kekuranan Trommel Screen......................................20
II.17 Pengaplikasian Trommel Screen dalam dunia Industri....................20
BAB III........................................................................................................22
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................22

ii
III.1 Kesimpulan...............................................................................................23
III.2 Saran.........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pengayakan merupakan salah satu metode pemisahan partikel
sesuai dengan ukuran yang diperlukan. Metode ini dimaksudkan untuk
pemisahan fraksi-fraksi tertentu sesumi dengan keperluan dari suatu
material yangbaru mengalami grinding.Ukuran partikel yang lolos
melalui saringan biasanya disebut undersize dan partikel yang tertahan
disebut oversİze Trommel screen adalah pengayak yang berfungsi
untuk memisahkan ukuran material Berbentuk Silinder yang digerakkan
secara berputar dilengkapi dinding bagian luarnya dengan mesh /
sereen net sesuai ukuran material yang diinginkan. Pada bagian
outletnya merupakan tempat keluaran unnuk material oversize.
Kapasitas yang direncanakan sebenarnya sangat tergantung
dari jumlah material yang masuk Misalnya kita menginginkan material
kurang dari 30 mm yang keluar sebagai output produk maka jumlah
tersebut harus cukup terkandung pada raw materialnya. Atau dengan
kata lain kapasitas terencana (TPH) yang diinginkan tidak akan
tercapai apabila material yang masuk 70 % berukuran lebih besar dari
30 mm, Unit Trommel screen ini seperti juga Linit yang biasa dipakai
pada Coal Crushing Plan atau Stone Crushing Plan biasanya juga
bukan merupakan unit yang terpisah dari unit yang lainnya Mungkin
ada interkoneksi dengan bagian lain misalnya untuk bagian jnlet
digunakan conveyor, sedangkan untuk stockpile produk dihubungkan
lags dengan conveyor stacking untuk membentuk ketinggian stockpile
yang cukup.
Oleh karena itu kami akan membahas lebih jelas untuk aplikasi
dari screening terutama trommel sereen Mulai dari cara kerja nya
kelebihan dan kekurangan akan dibahas dalam makalah ini.

1
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa deskripsi dan berapa kapasitas setiap jenis Trommel Screen ?
2. Bagaimana gambar dan fungsi setiap bagian Trommel Screen ?
3. Bagaimana cara kerja Trommel Screen ?
4. Apa saja keuntungan dan kerugian menggunakan Trommel Screen?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian proses Screening
2. Untuk mengetahui tujuan proses Screening
3. Untuk mengetahui hal – hal yang perlu diperhatikan dalam proses
Screening
4. Untuk mengetahui factor – factor yang berhubungan dengan Screening
5. Untuk mengetahui deskripsi dan kapasitas setiap jenis Trommel Screen.
6. Untuk mengetahui gambar dan fungsi setiap bagian Trommel Screen.
7. Untuk mengetahui jenis – jenis Trommel Screen.
8. Untuk mengetahui cara kerja Trommel Screen.
9. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian menggunakan Trommel
Screen.

I.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui deskripsi dan kapasitas setiap jenis
Trommel Screen.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui gambar dan fungsi setiap bagian
Trommel Screen.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara kerja Trommel Screen.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui keuntungan dan kelemahan alat
Trommel Screen.

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Screening


Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara
mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening)
dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk
skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
 Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
 Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan
(undersize)
Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran
tertentu dan seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka
perlu dilakukan pengayakan. Pada proses pengayakan zat padat itu
dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel yang di
bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan (fines), lulus
melewati bukaan ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar
(oversize), atau buntut (tails) tidak lulus. Pengayakan lebih lazim dalam
keadaan kering. Penggunaan screening ini, biasanya ditempatkan setelah
alat size reduction, tapi itu dikembalikan lagi pada proses pabrik, kapan
saatnya pabrik membutuhkan tahap pemisahan partikel padatan maka
disitulah screening akan digunakan.
Sedangkan suatu alat ayakan yang dipakai di industri baik skala kecil
maupun besar dan digunakan untuk memisahkan partikel-partikel solid
menurut ukuran tertentu atau untuk mendapatkan ukuran partikel yang
uniform/seragam berdasarkan alat yang dipakai (tergantung dengan ukuran
partikel yang diinginkan) disebut dengan screen.

3
Gambar II.1 Ayakan tunggal dan ayakan ganda

II.2 Tujuan Proses Screening


 Mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk
beberapa proses berikutnya.
 Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam peremukan
(Primary crushing) atau oversize ke dalam proses pengolahan
berikutnya, sehingga dapat dilakukan kembali proses peremukan tahap
berikutnya (secondary crushing).
 Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk akhir.
 Mencegah masuknya undersize ke permukaan.
Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering untuk material
kasar, dapat optimal sampai dengan ukuran 10 in (10 mesh).
Sedangkan pengayakan dalam keadaan basah biasanya untuk material
yang halus mulai dari ukuran 20 in sampai dengan ukuran 35 in.

II.3 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Proses Screening

Gambar II.2 Alat Screening

4
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam
skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :

 Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).


 Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan
(undersize).

Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran


tertentu dan seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu
dilakukan pengayakan. Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau
dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel yang di bawah ukuran atau yang
kecil (undersize), atau halusan (fines), lulus melewati bukaan ayak, sedang yang
di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut (tails) tidak lulus.
Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering (McCabe, 1999).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu:


 Jenis ayakan
 Cara pengayakan
 Kecepatan pengayakan
 Ukuran ayakan
 Waktu pengayakan
 Sifat bahan yang akan diayak
Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering untuk material
kasar, dapat optimal sampai dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan
pengayakan dalam keadaan basah biasanya untuk material yang halus mulai
dari ukuran 20 in sampai dengan ukuran 35 in.
Permukaan ayakan yang digunakan pada screen bervariasi, yaitu:
a. Plat yang berlubang :
Punched plate, bahan dapat berupa baja ataupun karet keras.
b. Anyaman kawat (woven wire) :
Bahan dapat berupa baja, nikel, perunggu, tembaga, atau logam lainnya.

5
c. Susunan batangan logam :
Biasanya digunakan batang baja (pararel rods).
Sistem bukaan dari permukaan ayakan juga bervariasi, seperti bentuk
lingkaran, persegi ataupun persegi panjang. Penggunaan bentuk bukaan ini
tergantung dari ukuran, karakteristik material, dan kecepan gerakan screen
(Brown, 1950).

II.4 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Screening


a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos
ukuran ayakan adalah :
1. Ukuran bukaan ayakan
Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin banyak
material yang lolos.
2. Ukuran relatif partikel
Material yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya
akan memiliki kecepatan dan kesempatan masuk yang berbeda bila
posisinya berbeda, yaitu yang satu melintang dan lainnya
membujur.
3. Pantulan dari material
Pada waktu material jatuh ke screen maka material akan
membentur kisi-kisi screen sehingga akan terpental ke atas dan
jatuh pada posisi yang tidak teratur.
4. Kandungan air
Kandungan air yang banyak akan sangat membantu tapi bila hanya
sedikit akan menyumbat screen.
b. Faktor pemilihan screen :
1. Kapasitas, kecepatan hasil yang diinginkan.
Dalam faktor ini, sangat mudah diketahui.Ambil saja
contoh sehari-hari.Tidak mungkin kita memilih baju yang lebih
kecil dari tubuh kita.Maka pada faktor ini, kita harus menilik dari
kapasitas produk dari pabrik, atau kapasitas produk pada alat
sebelum memasuki tahap screen. Semakin banyak feed yang
dihasilkan maka berbanding lurus pula dengan kapasitas produk
screening

6
2. Kisaran ukuran ( size range),
Faktor pemilihan screen, salah satunya adalah kisaran
ukuran atau size average. Yaitu ukuran dari produk yang ingin kita
butuhkan dalam proses selanjutnya. Misalnya: dalam industry gula
tidak mungkin padatan gula dengan ukuran besar (sebesar batu)
kita packing langsung. Dalam industry gula, gula produk dalam
ukuran tersebut akan di screening dengan tujuan mendapatkan
hasil yang seragam dan sesuai dengan permintaan pasar ( gula
berbentuk kristal).
3. Sifat bahan : densitas, kemudahan mengalir (flowability),
Bila pada dua faktor diatas kita membahas mengenai alat
ayakannya atau screening, sekarang pada point ini akan kita
bahas mengenai sifat bahannya. Pada bahasan sebelumnya ada
2 macam screening menurut jenis bahannya yaitu wet screening
dan dry screening.
Dalam pemilihan jenis tersebut sangat penting mengetahui
paling tidak berat jenis atau densitasnya. Apabila bahan tersebut
densitasnya lebih besar dari air, maka bahan tersebut akan sulit
bila diperlakukan pada wet screening, mengingat screening
bekerja dengan prinsip merubah sifat bahan menjadi mudah
mengalir seperti air (bila menggunakan air)
4. Unsur bahaya bahan : mudah terbakar, berbahaya, debu yang
ditimbulkan.
Selain secara fisik, kita juga harus mengetahui kandungan bahan
feed secara kimia. Jangan sampai kita menggunakan screening
yang berbahan besi, sedangkan bahan kita bersifat korosif. Bisa
saja kita paksakan penggunaannya akan tetapi hal itu akan
berefek pada besarnya biaya perawatan screening yang harus
dikeluarkan.
c. Faktor efisiensi dari proses pengayakan ini bergantung pada :
Memilih Screen pada Proses Pengayakan (Screening). Efektivitas
ayakan dihitung berdasarkan rekoveri desired material dalam produk
dan rekoveri undesired material di arus reject.

7
Efisiensi screen dalam mechanical engineering didefinisikan
sebagai perbandingan dari energi keluaran dengan eneri masukan.
Dengan demikian dalam screening bukannya efisiensi melainkan ukuran
keefektifan dari operasi.
1. Rasio ukuran minimal partikel yang bisa melewati lubang ayakan,
yaitu: 0,17-1,25 x ukuran lubang ayakan.
2. Persentase total area ayakan yang terbuka.
3. Teknik pengumpanan dan kecepatan pengumpanan.
4. Keadaan fisik dari material itu sendiri (kekerasan bijih, pola
bongkahan bentuk partikel seperti bulat, gepeng, ataupun jarum,
kandungan air).
5. Ada atau tidak adanya penyumbatan lubang screen.
6. Ada atau tidak adanya korosi pada ayakan (kawat).
7. Mekanisme gerakan pengayakan (getaran).
8. Design mekanis dari ayakan tersebut dan Kemiringan ayakan
d. Faktor kapasitas screen secara umum tergantung pada:
1. Luas penampang screen
2. Ukuran bahan
3. Sifat dari umpan seperti; berat jenis, kandungan air, temperature
4. Tipe mechanical screen yang digunakan.
e. Faktor standar ukuran ayakan (screen) :
Ukuran yang digunakan bisa dinyatakan dengan mesh maupun
mm (metrik). Yang dimaksud mesh adalah jumlah lubang yang terdapat
dalam satu inchi persegi (square inch), sementara jika dinyatakan dalam
mm maka angka yang ditunjukkan merupakan besar material yang
diayak.
f. Faktor perbandingan antara luas lubang bukaan dengan luas
permukaan screen :
Perbandingan antara luas lubang bukaan dengan luas permukaan
screen disebut prosentase opening. Pelolosan material dalam ayakan
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
1. Ukuran material yang sesuai dengan lubang ayakan
2. Ukuran rata-rata material yang menembus lubang ayakan
3. Sudut yang dibentuk oleh gaya pukulan partikel

8
4. Komposisi air dalam material yang akan diayak
5. Letak perlapisan material pada permukaan sebelum diayak
Dalam pengayakan melewatkan bahan melalui ayakan seri ( sieve
shaker) yang mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil. Setiap
pemisahan padatan berdasarkan ukuran diperlukan pengayakan. screen
mampu mengukur partikel dari 76 mm sampai dengan 38 µm. Operasi
screening dilakukan dengan jalan melewatkan material pada suatu
permukaan yang banyak lubang atau openings dengan ukuran yang
sesuai.
Ditinjau sebuah ayakan :
Fraksi oversize = fraksi padatan yang tertahan ayakan.
Fraksi undersize = fraksi padatan yang lolos ayakan.
Jika ayakan lebih dari 2 ayakan yang berbeda ukuran lubangnya,
maka akan diperoleh fraksi-fraksi padatan dengan ukuran padatan
sesuai dengan ukuran lubang ayakan. Pengayakan biasanya dilakukan
dalam keadaan kering untuk material kasar, dapat optimal sampai
dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan pengayakan dalam
keadaan basah biasanya untuk material yang halus mulai dari ukuran 20
in sampai dengan ukuran 35 in.
g. Faktor material yang masukkan ke dalam screening :
1. Undersize material, material yang melewati screening (produk)
2. Oversize material, material yang tertinggal diatas ayakan
(screening)
Walaupun proses screening ini bisa dalam keadaan basah
maupun kering, tetapi dry screening lebih sering digunakan dalam
operasi proses mineral.
Dalam proses kering, bahan yang akan diayak tidak
menggunakan cairan dalam proses pengayakannya. Sedangkan dalam
proses pengayakan basah, bahan yang akan diayak ditambah dengan
cairan yang bukan pelarut, misalnya air yang bertujuan untuk mencuci
bahan tersebut melalui pengayakan
h. Faktor yang mempengaruhi proses pengayakan :
1. Bentuk lubang ayakan

9
Bulat, segi empat, kubus, balok, lonjong dsb (yang paling sering
digunakan adalah bujur sangkar).
2. Celah dan interval ayakan
Mesh : jumlah celah (lubang ayakan) bujur sangkar tiap 1 in arah
memanjang.
3. Ukuran partikel
4. Kapasitas ayakan dan keefektifan
i. Faktor Variabel-variabel dalam Proses Pengayakan :
Kapasitas ayakan diukur dengan massa bahan yang diumpankan
persatuan waktu dan persatuan luas ayak (bisa dikendalikan dengan
mengubah laju umpan). Efektifitas ayakan adalah ukuran keberhasilan
ayakan dalam memisahkan bahan A dan B secara teliti (tergantung
pada sifat pengoperasiannya).
1. Metode pengumpanan, umpan harus disebar merata dan mendekati
ayakan dalam arah paralel pada sumbu vertikal ayakan
2. Permukaan ayakan
3. Sudut kemiringan
4. Kecepatan putar, semakin cepat semakin tinggi kapasitas ayakan.
Kecepatan yang baik adalah 0,33 – 0,45 kali kecepatan kritis
5. Frekuensi getaran, tergantung dari ukuran dan jenisnya. Umpan
digetarkan dengan keras tetapi tidak membuat material terlempar ke
udara
j. Faktor kapasitas dan efisiensi screening :
1. Metode of feed
Merupakan suatu cara untuk memperoleh kapasitas maksimum
dan untuk mempunyai efisiensi yaitu harus dialirkan rate material
yang merata ke seluruh permukaan screen dengan sejajar
terhadap permukaan dan kecepatan aliran rendah.

2. Angle of slope
Menambahkan angle of slope yang tepat akan memperbesar rate
material sehingga kapasitas efisiensinya tinggi dan terjadi
pemisahan material yang sempurna.
3. Screening surface

10
Kapasitas dan efisiensi akan lebih tinggi bila permukaan screen di
letakkan seri antara satu dengan yang lainnya sehingga material
akan rata pada permukaan screen.
4. Direction of rotation
Screen yang berputar efisien akan lebih tinggi jika dilakukan rotasi
yang berlawan antara aliran rate material dengan arah perputaran
screen.
5. Vibration amplitude dan frekuensi
Jumlah getaran rate luas permukaan screen mempengaruhi
efisien,makin besar jumlah getaran dan luas areanya,maka makib
besar efisiennya (Putri,2013).

II.5 Permukaan Ayakan yang Digunakan pada Screen


 Punched Plate
Plat yang berlubang (punched plate), bahan dapat berupa baja ataupun
karet keras.

Gambar II.3 Punched Plate

 Woven Wire
Anyaman kawat (woven wire), bahan dapat berupa baja, nikel,
perunggu, tembaga, atau logam lainnya.

11
Gambar II.4 Woven Wire
 Pararel Rods
Susunan batangan logam, biasanya digunakan batang baja (pararel
rods).
Sistem bukaan dari permukaan ayakan juga bervariasi, seperti bentuk
lingkaran, persegi ataupun persegi panjang. Penggunaan bentuk
bukaan ini tergantung dari ukuran, karakteristik material, dan kecepan
gerakan screen.

Gambar II.5 Pararel Rods


II.6 Trommel Screen
Trommel Screen adalah alat screening yang digunakan dalam
industry skala besar  terutama pada pertambangan. Ini adalah salah satu

12
perangkat screening tertua, yang merupakan ayakan silinder biasanya
berputardi antara35 dan 45%. Ini adalah jenis ayakan  bergulir. Trommels
dapat menangani bahan dari 55 mm sampai 6 mm dan ukuran lebih kecil
dapat ditangani dalam kondisi penyaringan basah. Trommel Screen
merupakan screening yang berbeda bentuknya dari vibrating screen,
bentuknya mirip tabung(drum).Trommol berasal dari bahasa Jerman yang
berarti drum. Trommol Screen berbentuk silinder yang diletakkan secara
horizontal dan digunakan untuk  memisahkan material padat berdasarkan
ukurannya. Misalnya,untuk memisahkan sampah kota seperti kaleng atau
padatan lainnya bias juga untuk memisahkan berbagai macam ukuran
bebatuan yang sudah dihancurkan di pertambangan. Misalnya saja,
penggalian. Seorang kontraktor biasanya menggunakan alat pemisah ini
untuk memisahkan puing – puing dari lokasi  penggalian yang digolongkan
menjadi dua macam.Tanah bagian atas yang dapat dijual kembali untuk
pertanian, perkebunan, atau lokasi perkantoran.

II.7 Standar Ukuran Ayakan (Screen)


Ukuran yang digunakan bias dinyatakan dengan mesh maupun mm
(metrik). 1ang dimaksud mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam
satu inchi persegi (square inch), sementara jika dinyatakan dalam mm maka
angka yang ditunjukkan merupakan besar material yang diayak.
Perbandingan antara luas lubang bukan dengan luas permukaan screen
disebut  prosentase opening. Pelolosan material dalam ayakan dipengaruhi
oleh beberapa hal yaitu:
 Ukuran material yang sesuai dengan lubang ayakan
 Ukuran rata-rata material yang menembus lubang ayakan
 Sudut yang dibentuk oleh gaya pukulan partikel
 Komposisi air dalam material yang akan diayak
 Letak perlapisan material pada permukaan sebelum diayak
Dalam pengayakan melewatkan bahan melalui ayakan seri (sieve
shaker) yang mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil. Setiap
pemisahan padatan berdasarkan ukuran diperlukan pengayakan. Screen
mampu mengukur partikel dari 76 mm sampai dengan 38 ƞm. Operasi

13
screening dilakukan dengan jalan melewatkan material pada suatu
permukaan yang banyak lubang atau openings dengan ukuran yang sesuai.
Ditinjau sebuah ayakan :

Gambar II.6 Permukaan Screening


Fraksioversize : fraksipadatan yang tertahan ayakan.
Fraksiundersize : fraksipadatan yang lolos ayakan.

II.8 Jenis Trommel Screen


Berdasarkan jenisnya, trommel screen dibagi menjadi 2 jenis :
1. Tromel dengan Silinder Tunggal.
Ayakan jenis ini terdiri dari satu silinder yang memiliki lubang pada
kedua ujungnya. Silinder tersebut diputar pada porosnya secara
horizontal. Silinder dibuat dari anyaman kawat atau pelat-pelat
belubang. Pada trommel silinder tunggal, material dimasukkan kelubang
pemasukan di sebelah kiri atas silinder. Trommel merupakan ayakan
yang diameter lubangnya makin kekanan makin besar atau makin
kekanan ukuran mesh nya makin kecil. Material yang tidak dapat
melewati lubang ayakan yang terletak di ujung kanan dikeluarkan
melalui lubang silinder yang terletak di ujung kanan yang disebut lubang
pengeluaran.

2. Tromel Bertingkat
Trommel bertingkat ini lebih dikenal dengan Conical Trommel
memiliki bentuk potongan kerucut. Kemiringan pada ayakan jenis ini
berkisar antara 0.75 in sampai3 in setiap panjang / feet, hal ini

14
tergantung pada sifat material yang akan diayak. Trommel jenis ini
sangat cocok  untuk mengayak partikel yang kasar. Conical trommel
mempunyai ayakan yang tersusun secara bertingkat. Di dekat ujung
lubang pemasukan adalah ayakan yang mempunyai mesh paling besar
untuk melewatkan  partikel yang sangat halus terlebih dahulu. Kemudian
ayakan dengan mesh sedang terletak di tengah untuk melewatkan
partikel yang agak kasar. Selanjutnya ayakan yang paling kanan dekat
lubang pengeluaran merupakan ayakan dengan mesh terkecil untuk
melewatkan partikel yang kasar. (Anonim, 2020)
Berdasarkan prinsip kerjanya trammel dibagi menjadi 3 jenis :
1. Trammel dengan silinder tunggal
Ayakan jenis ini terdiri dari satu silinder yang memiliki lubang pada
kedua ujungnya. Silinder tersebut berputar pada porosnya secara
horizontal. Silinder dibuat dari anyaman kawat atau pelat – pelat
berlubang. Pada trammel silinder tunggal, material dimasukkan ke
lubang pemasukan di sebelah kiri atas silinder. Trammel merupakan
ayakan yang diameter lubangnya makin ke kanan makin besar atau
makin ke kanan ukuran meshnya makin kecil. Material yang tidak dapat
melewati lubang ayakan yang terletak di ujung kanan dikeluarkan
melalui lubang silinder yang terletak diujung kanan.
2. Trammel bertingkat
Trammel bertingkat ini lebih dikenal dengan conical trammel memiliki
bentuk potongan kerucut. Kemiringan pada ayakan jenis ini berkisar
0,75 in sampai 3 in setiap panjang 1 feet. Hal ini tergantung pada sifat
material yang akan diayak. Conical trommelr mempunyai ayakan yang
tersusun secara bertingkat. Di dekat ujung lubang pemasukan adalah
ayakan yang mempunyai mesh paling besar untuk melewatkan partikel
yang sangat halus terlebih dahulu. Kemudian ayakan dengan mesh
sedang terletak di tengah untuk melewatkan partikel yang agak kasar.
Selanjutnya ayakan yang paling kanan dekat lubang pengeluaran
merupakan ayakan dengan mesh terkecil untuk melewatkan partikel
yang kasar.

15
3. Trommel silinder gabungan
Trammel silinder gabungan merupakan trammel yang terdiri dari dua
permukaan ayakan atau lebih yang konsentris pada poros yang sama.
Semua permukaan ayakan berbentuk silinder. Permukaan ayakan
dengan lubang paling kasar terletak di silinder bagian dalam dan
semakin ke luar lubang ayakan makin halus. Panjang setiap silinder juga
tidak sama, makin keluar silinder semakin pendek. Hal in untuk
memudahkan dalam memisahkan material hasil ayakan. Material yang
akan diayak, dimasukkan melalui lubang pemasukan pada silinder yang
bagian dalam. Setelah mengalami perputaran material yang paling kasar
langsung keluar dari silinder terdalam ke penampung 1, sedang material
yang lolos dari ayakan pertama menjadi umpan untuk ayakan kedua
yang lubangnya agak halus. Disini material yang kasar keluar dari
silinder kedua ke penampung IV. Material yang agak kasar dan halus
menjadi umpan diayakan ketiga pada silinder terluar. Material halus dari
ayakan ketiga langsung melewati lubang ayakan ke panmpung IV.
Sedangkan material yang agak kasar keluar dari silinder terluar ke
penampung V (Kusuma, 2015).

II.9 Kapasitas Screening


Table II.1 kapasitas screen
Tipes of screen Capacity range, (Ton/ft2.mm.24h)
Grizzlies 1-6
Stationary 1-5
Vibrating 5-20
Shaking & isolating 2-8
Trommels 0,3-2
(Brown, 1950).

16
II.10 Gambar dan Nama dari Bagian Alat Trommel Screen

Gambar II.7 Alat Trommer Screen


Keterangan :
A. Shovel
B. Input ( Feed )
C. Sikat ( Sweaper )
D. Screening ( Ayakan )
E. Produk Samping
F. Produk Utama
Trommel Screen yang berbentuk seperti tabung besar, dimana
tabung tersebut terdapat lubang – lubang. Trommel Screen terdiri dari input
dan output, dimana feed masuk ke dalam input. Didalam input, feed tersebut
diputar oleh screen dengan kecepatan yang tentukan. Feed yang tidak
diinginkan akan keluar dengan sendirinya melalui lubang yang melalaui
output. Feed yang diinginkan akan masuk dalam penampung / storage
kemudian dialirkan melalui belt conveyor. Feed yang tidak masuk / lolos atau
di reycle.

17
II.11 Penggunaan Trommel Screen

Gambar II.8\ Penggunaan Trommol Screen untuk pengolahan sampah kota.

Gambar II.9 Penggunaan Trommel Screen untuk produk penambangan kayu

18
II.12 Portable Trommol Screen.

Gambar II.10 Portabel Trommol Screen


Portabel Trommol Screen adalah jenis trommol screen yang saat ini
cukup populer dan banyak digunakan oleh berbagai instansi. Portable
trommol screen ini sering digunakan pada proses produksi bahan organik
dari berbagai macam limbah. Portable trommol screen memiliki kapasitas
mencapai 150 ton/ jam dan ukuran screen dari ½ inch sampai 2 ½ inch.

II.13 Spesifikasi Trommel Screen

Gambar II.11 Rangkaian Alat Trommel Screen


1. Trommol Screen
Diameter 5 ft x panjang 16 ft
Screen dapat di set dengan ukuran mesh yang berbeda
Kecepatan dapat di set
2. Oversize Chute
Digunakan untuk eksternal konveyor
Tahan tubrukan

19
3. Diesel Drive Unit
Power Unit Diesel 25 Hp
4. Hidraulic Power Unit
Di desain dengan berat yang sangat ringan
Mudah di akses
Perawatannya murah dan mudah
5. Discharge Conveyor
Kecepatan dapat di atur
Tingkat discharge tinggi
Transport menggunakan hidraulik fold
Heavy duty belt (Putri, 2013).

II.14 Susunan Trommels Screen


Biasanya tromels disusun berturut-turut yang satu lebih rendah dari
yang dahulu untuk mendapatkan “free flow” dari satu tromel ke yang lainnya
(selanjutnya).
Penyusun tromels adalah sebagai berikut :
- Undersize diteruskan pada pemisah berikutnya

Gambar II.12 Tromels dengan undersize


- Oversize dimasukkan pada tromels selanjutnya

20
Gambar II.13 Tromels dengan oversize
Beban yang terberat adalah seluruh beban harus melalui ini.
Kelemahan dari susunan ini dapat dihilangkan dengan menyusun secara
konsentrik. Sebagai contoh compound tromels:

Gambar II.14 Compound Tromels


Saringan paling dalam dengan lubang paling besar kemudian
semakin kecil. Dalam menerima beban sebuah saringan dengan lubang
uniform pada seluruh panjang tromels, akan memisahkan bahan menjadi
undersize dan oversize. Yang tertahan pada tromels akan dikeluarkan
melalui ujung yang lebih rendah (Sudaryo, 2015).

II.15 Cara kerja Trommel Screen


Trammel screen berbentuk seperti tabung besar dimana tabung
tersebut terdapat lubang – lubang. Trammel screen terdiri dari input dan
output, dimana feed masuk ke dalam input. Di dalam input, feed tersebut

21
diputar oleh screen dengan kecepatan yang ditentukan. Feed yang tidak
diinginkan akan keluar dengan sendirinya melalui lubang output. Feed yang
diinginkan akan masuk dalam penampung atau storage kemudian dialirkan
melalui belt conveyor.
Memasukkan material ke lubang pemasukkan di sebelah kiri atas
silinder. Berputar dengan kecepatan rendah yaitu 15-20 rpm. Bentuknya
dapat berupa silinder atau kerucut yang miring terhadap horizontal.
Kemiringan ayakan dimaksudkan untuk memudahkan pengeluaran partikel
kasar.

II.16 Kelebihan dan Kekuranan Trommel Screen


Kelebihan Trommel Screen:
1. Harga relatif lebih murah disbanding alat screening lainnya
2. Mudah di operasikan
3. Kecepatan dapat di setting
4. Screen dapat di set dengan ukuran lubang yang berbeda
Kekurangan Trommel Screen:
1. Tidak dapat menghasilkan hasil yang uniform
2. Biaya perawatan tinggi
3. Kebutuhan tempat/ruangan relatif besar (Dzaki, 2016).

II.17 Pengaplikasian Trommel Screen dalam dunia Industri


Bijih besi di Indonesia sebagian besar didominasi oleh kelompok bijih besi
laterit dan pasir besi yang pengelolaannya cenderung lebih sulit dibandingkan
bijih besi hematit-magnetit. Bijih besi laterit memerlukan teknologi tepat guna
untuk meningkatkan kadar Fe agar dapat dimungkinkan produksinya mencapai
tahap besi spons/DRI (Direct Reduced Iron) dan pellet. Bijih besi laterit yang
berada di lokasi penambangan PT. Aikona Bima Amarta memiliki kadar Fe total
sebesar 50%.
Bijih besi tersebut ditambang dengan cara pengerukan (scrap) dan
ditumpukkan di stockpile untuk selanjutnya dilakukan proses pencucian. Proses
pencucian dilakukan dengan menggunakan trommel screen sebagai mesin
pencuci utamanya dan magnetic separator sebagai mesin konsentrasinya. Dari

22
hasil pencucian tersebut selanjutnya dilakukan pengambilan sampel produk
magnetic separator untuk selanjutnya dilakukan analisis kimia (uji kadar) berapa
peningkatan yang terjadi pada bijih besi laterit yang telah mengalami proses
pencucian. Peralatan pencucian bijih besi yang digunakan berupa 2 buah hopper
dan 1 buah screen berdimensi 100x100 mm, 3 buah mesin trommel screen yang
memiliki ukuran saringan 5 mm untuk trommel screen 1 dan trommel screen 2
serta ukuran saringan 20 mm untuk trommel screen 3. Magnetic separator pasir
besi dan magnetic separator bijih besi berjenis drum separator yang dilengkapi
dengan belt conveyor sepanjang 6 m dengan lebar 0,7 m. Sumber air untuk
pencucian didapat dari kolam sumber air yang memiliki volume 10.530,75 m3
yang dipompa menggunakan 4 buah pompa dengan total debit air yang
digunakan adalah sebesar 35,218 liter/detik.
Dalam proses pencucian material bijih besi dilakukan 2x percobaan
pencucian dengan mengubah kecepatan putaran mesin dan kemiringan trommel
screen 2. Kondisi pertama kecepatan trommel screen 1 sebesar 4 Rpm; trommel
screen 2 sebesar 3,11 Rpm; trommel screen 3 sebesar 12,5 Rpm dan magnetic
separator sebesar 9,4 Rpm. Kondisi kedua kecepatan trommel screen 1 sebesar
11,66 Rpm; Kajian Mengenai Peningkatan Kadar Fe Total pada… | 545 Teknik
Pertambangan, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017 trommel screen 2
sebesar 5,8 Rpm; trommel screen 3 sebesar 6,34 Rpm dan magnetic separator
sebesar 14,1 Rpm. Berdasarkan data pencucian raw material pada kondisi A
sebanyak 4302 ton diperoleh konsentrat bijih besi ukuran -20mm sebesar 189
ton (6,03%) dengan kadar 68,63% dan bijih besi ukuran -5mm sebesar 225 ton
(7,14%) dengan kadar 68,29% sehingga didapat total perolehan konsentrat
sebesar 13,17 %. Pada kondisi B sebanyak 4302 ton diperoleh konsentrat bijih
besi ukuran -20mm.sebesar 207 ton (6,65%) dengan kadar 69,19% dan bijih besi
ukuran -5mm sebesar 243 ton (7,79%) dengan kadar 69% sehingga didapat total
perolehan konsentrat sebesar 14,44 % (Rohman, 2017).

23
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan
1. Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara
mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan
(screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan
(sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
2. Beberapa tujuan dari proses screening antara lain : Untuk meningkatkan
spesifikasi suatu material sebagai produk akhir, untuk mencegah
masuknya undersize ke permukaan.Pengayakan biasanya dilakukan
dalam keadaan kering untuk material kasar, dapat optimal sampai
dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan pengayakan dalam
keadaan basah biasanya untuk material yang halus mulai dari ukuran 20
in sampai dengan ukuran 35 in.
3. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu: jenis
ayakan, cara pengayakan, kecepatan pengayakan, ukuran ayakan,
waktu pengayakan, sifat bahan yang akan diayak
4. Ada beberapa factor – factor yang berhubungan dengan screening,
salah satunya adalah faktor yang mempengaruhi kecepatan materian
untuk menerobos ukuran ayakan antara lain : ukuran bukaan ayakan,
ukuran relatif partikel, pantulan dari material, kandungan air
5. Trommel Screen adalah alat screening yang digunakan dalam industry
skala besar  terutama pada pertambangan. Trommol berasal dari
bahasa Jerman yang berarti drum. Trommol Screen berbentuk silinder
yang diletakkan secara horizontal dan digunakan untuk  memisahkan
material padat berdasarkan ukurannya. Trommels dapat menangani
bahan dari 55 mm sampai 6 mm dan ukuran lebih kecil dapat ditangani
dalam kondisi penyaringan basah.
6. Bagian – bagian Tromer Screen antara lain : shovel, input ( Feed ),
sikat( Sweaper ), screening ( Ayakan ), produk samping, produk utama.
7. Berdasarkan jenisnya, trommel screen dibagi menjadi 2 jenis yaitu
tromel dengan silinder tunggal dan tromel bertingkat

24
8. Cara kerja Tromer Screen, yaitu trammel screen yang terdiri dari input
dan output, dimana feed masuk ke dalam input. Di dalam input, feed
tersebut diputar oleh screen dengan kecepatan yang ditentukan. Feed
yang tidak diinginkan akan keluar dengan sendirinya melalui lubang
output. Feed yang diinginkan akan masuk dalam penampung atau
storage kemudian dialirkan melalui belt conveyor.
9. Salah satu kelebihan Tromer Screen adalah harganya relatif lebih murah
dibanding alat screening lainnya serta udah di operasikan.
Kekurangannya sendiri tidak dapat menghasilkan hasil yang uniform,
biaya perawatan tinggi, kebutuhan tempat/ruangan relatif besar.

III.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau
pendapat terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2020, Trommel Screen, diakses pada 29 September 2020, https://id.


Scribd.com/document/356784628/trammel screen/
Brown, G, 1950, Unit Operation, Modern Asia Edition, New York
Dzaki, 2016, Mesin Screening (Trommel Screen), dilihat pada 29 September
2020 pukul 09.30 WIB, https://id.scribd.com/doc/305479706/Tromel-
Screen
Kusuma, K., A, 2015, Makalah Trommel Screen, dilihat pada 29 September
2020, https://id.scribd.com/document/356784628/Makalah-Trommel-
Screen/
Putri, 2013, Screening, diakses pada 29 September 2020,
https://www.Academia.edu/
Rohman, 2017, ‘Kajian Mengenai Peningkatan Kadar Fe Total pada Bijih Besi
Laterit Menggunakan Magnetic Separator di PT Aikona Bima Amarta
Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan’,
Jurnal Teknik Pertambangan, Vol.3, No.2, hal 544-551
Sudaryo, 2015, Alat Industri Kimia, Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, Yogyakarta

26

Anda mungkin juga menyukai