Anda di halaman 1dari 4

TUGAS OSCA KEPERAWATAN MEDIKAL

PENGKAJIAN KEKUATAN OTOT

Nama Mahasiswa : Eksaniwati


NIM : PB 1905009
Home Base : RSU PKU Muhammadiyah Delanggu

Judul Tindakan/video: Pengkajian Kekuatan otot


Tujuan :
a. Untuk meningkatkan fungsi saraf
b. Untuk meningkatkan massa otot
c. Untuk meningkatkan kekuatan otot
d. Untuk meningkatkan kinerja fisik dan fungsi
Tinjauan Pustaka :
1. Pengertian
a. Kekuatan otot adalah kemampuan dari otot baik secara kualitas maupun
kuantitas mengembangkan ketegangan otot untuk melakukan
kontraksi(Waters& Bhattacharya 2009)
b. Menurut Bastinus Matjan (2010:16):Kekuatan otot (muscle strength) adalah
kemampuan otot menimbulkan suatu tegangan terhadap suatu tahanan.Menurut
penjelasan tersebut semakin besar teganganya pasti lebih besar pula tenaga yang
dihasilkan.maka latihan yang paling sesuai untuk mengembangkan kekuatan
ialah latihan tahanan (resistance exercise)
2. Pemeriksaan kekuatan otot
Penilaian kekuatan otot mempunyai skala ukur yang umumnya dipakai untuk
memeriksa penderita yang mengalami kelumpuhan selain mendiagnosa status
kelumpuhan juga dipakai untuk melihat apakah ada kemajuan yang diperoleh
selama menjalani perawatan atau sebaliknya apakah terjadi perburukan pada
penderita.Penilaian tersebut meliputi :

Nilai Penilaian Kekuatan otot


0 Paralisis,tidak ada kontraksi otot sama sekali
1 Terlihat/teraba getaran kontraksi otot
Tidak ada gerakan ekstremitas sama sekali
2 Dapat melakukan ROM penuh tapi dengan bantuan
(menyangga sendi)
Tidak dapat melawan gaya berat
3 Dapat melakukan ROM secara penuh & mandiri
Dapat melawan gaya berat
Tidak dapat melawan tahanan dari pemeriksa
4 Dapat melawan tahanan ringan dari pemeriksa
5 Kekuatan normal
(Suratun,dkk,2008)

FORMAT PEMERIKSAAN KEKUATAN OTOT


N JENIS PEMERIKSAAN PROSEDUR NILAI
O
1 Kekuatan otot ekstremitas atas a. Meminta klien melakukan fleksi
a. Otot bahu pada lengan dan beri tahanan
b. Lakukan prosedur yang sama
untuk gerakan ekstensi
lengan,lalu beri tahanan.
c. Nilai kekuatan otot dengan
menggunakan skala 0-5

b. Otot siku a. Minta klien melakukan gerakan


fleksi pada siku dan beri tahanan
b. Lakukan prosedur yang sama
untuk gerakan ekstensi siku,lalu
beri tahanan
c. Nilai kekuatan otot dengan
menggunakan skala 0-5

c. Otot pergelangan tangan a. Letakkan lengan bawah klien


diatas meja dengan telapak tangan
menghadap keatas
b. Minta klien untuk melakukan
gerakan fleksi telapak tangan
dengan melawan tahanan
c. Nilai kekuatan otot dengan
menggunakan nilai 0-5

d. Otot-otot jari tangan a. Minta klien untuk menggunakan


jari-jari dengan melawan tahanan
b. Nilai kekuatan otot dengan
menggunakan skala 0-5

2 Kekuatan otot ekstremitas a. Atur posisi tidur klien,lebih naik


bawah pemeriksaan dilakukan dalam
a. Otot panggul supine
b. Minta klien untuk melakukan
gerakan fleksi tungkai melawan
tahanan
c. Minta klien untuk melakukan
gerakan abduksi dan adduksi
tungkai melawan tahanan
d. Nilai kekuatan otot dengan
menggunakan skala 0-5
b. Otot lutut a. Minta klien untuk melakukan
gerakan fleksi lutut dengan
melawan tahanan
b. Nilai kekuatan otot dengan
menggunakan skala 0-5

c. Otot Tumit a. Minta klien untuk melakukan


gerakan plantar fleksi
b. Nilai kekuatan otot dengan
menggunakan skala 0-5

d.Otot jari-jari kaki a. Minta klien untuk melakukan gerakan


fleksi dan ekstensi jari-jari kaki dengan
melawan tahanan
b. Nilai kekuatan otot dengan
menggunakan skala 0-5

3. Terdapat tiga macam test pengukuran dalam mengukur kekuatan otot menurut
kementrian Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani tahun
2010,yakni meliputi:
a. Kekuatan otot genggam dengan menggunakan test hand-grip Dynamometer
b. Kekuatan punggung atas dan dada dengan menggunakan tes Pull dan Push
Dynamometer
c. Kekuatan otot punggung dan tungkai dengan menggunakan tes Back dan Legs
Dynamometer
Alat dan Bahan :
a. Sarung tangan
b. Handrub
Indikasi dan Kontraindikasi:
a. Indikasi
untuk mengevaluasi gangguan sistem motorik seseorang yang disebabkan karena
gangguan pada aktivitas saraf pusat seperti keadaan cidera kepala,cedera spinal atau
pasien dengan stroke.
b. Kontraindikasi
 Keadaan patah tulang,sprain,strain
 Pasien dengan gangguan kesadaran

Prosedur tindakan :
Tahap Pra interaksi :
1. Memperkenalkan diri dan mengidentifikasi identitas pasien
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Cuci tangan
4. Menyiapkan peralatan
5. Menggunakan sarung tangan
6. Pasien disuruh posisi berdiri : tidak ada luka dekubitus dan kontraktur
7. Tangan pasien disuruh lurus kedepan : tidak ada tremor
8. Pasien disuruh duduk dan menengok ke kanan dan ke kiri
9. Pasien disuruh mengangkat bahu
10. Pasien disuruh mengangkat kedua lengan,dan pemeriksa mendorong
11. Pasien disuruh mengangkat kaki bergantian kanan dan kiri secara bergantian dan
ditahan.
12. Pasien disuruh merapatkan kakinya dan melawan tahanan petugas
13. Pasien disuruh merenggangkan kaki dan pasien disuruh merapatkan.
14. Pasien disuruh duduk dan kedua tangan didepan,petugas memeluk untuk memberi
tahanan
15. Pasien disuruh merenggangkan kelima jari dan dirapatkan ke jari petugas
16. Pasien disuruh memegang jari petugas
17. Pasien disuruh menekuk kedua kakinya dan diluruskan
18. Pasien dengan posisi tidur disuruh untuk menggeser kaki ke kanan dan kiri dan
melawan tahanan petugas
19. Pasien disuruh posisi kakinya seperti menginjak rem dan petugas memberikan
tahanan.
20. Pasien posisi tidur dan petugas mengecek dengan memijat kaki apakah ada nyeri
tekan
Efek samping :
Hipertrofi dan Hiperplasi
Gangguan impuls motorik karena kerusakan saraf pada UMN,LMN,NMJ
Evaluasi :
1. Pada video diatas tahap orientasi tidak dijelaskan tujuan tindakan dan prosedur
pelaksanan tindakan.
2. Pada video tidak melukan cuci tangan
3. Tidak menjaga privasi
4. Tidak merapikan peralatan dan pasien
5. Selesai tindakan tidak melakukan cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai