Anda di halaman 1dari 3

Nama Mahasiswa : Eksaniwati

NIM : PB 1905009
Home Base : RSU PKU Muhammmadiyah Delanggu

Judul tindakan/ video : PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN

Tujuan :
1. Memenuhi kebutuhan oksigen
2. Mengoreksi hipoksemia
3. Mencegah hipoksemia
4. Mengobati keracunan karbon monooksid (CO)
5. Fasilitas Absorpsi dan rongga-rongga dalam tubuh.

Tinjauan Pustaka :

Terapi oksigen adalah upaya-upaya meningkatkan masukan oksigen ke dalam


sistem respirasi, meningkatkan daya angkut hemodinamik dan meningkatkan daya
ekstraksi O2 jaringan.
Dalam pemberiannya sebagai obat, O2 dikemas dalam tabung bertekanan tinggi dalam
bentuk gas, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mudah terbakar namun menunjang
proses kebakaran. Sebelum O2 dalam tabung digunakan dalam terapi oksigen, mutlak diperlukan
asesoris berupa regulator, sistem perpipaan oksigen sentral, meter aliran, alat humidifikasi, alat
terapi aerosol, dan pipa/kanul/kateter serta alat pemberinya.

Alat dan Bahan :


1. Sarung tangan.
2. Bengkok.
3. Tissue.
4. Plester.
5. Gunting.
6. Nasal Kanul,simple mask, RM, NRM
7. Tabung oksigen.

Indikasi dan Kontraindikasi :


Indikasi :
1. Gagal napas akibat sumbatan jalan napas, depresi pusat napas, penyakit saraf otot,
trauma thorax atau penyakit pada paru seperti misalnya Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS).
2. Kegagalan transportusi oksegen akibat syok (kardiogenik, hipovolemik dan septik),
infark otot jantung, anemia atau keracunan karbon monoksida (CO).
3. Kegagalan ekstraksi oksigen oleh jaringan akibat keracunan sianida.
4. Peningkatan kebutuhan jaringan terhadap oksigen, seperti pada luka bakar, trauma
ganda, infeksi berat, penyakit keganasan, kejang demam, dan sebagainya.
5. Pasca anestesia terutama anestesia umum dengan gas gelak atau N2O.
Kontraindikasi :
1. Jalan nafas yang tersumbat, baik akibat trauma hidung, penngunaan tampon hidung,
atau akibat infeksi/inflamasi.
2. Pada pasien tanpa hipoksia.
3. Kebutuhan oksigen yang tinggi yaitu pada pasien gagal nafas.
4. Oksigen dapat memicu terjadinya kebakaran.

Prosedur Tindakan :
A. Cuci tangan menggunakan handrub dengan prinsip 6 langkah sebelum ke pasien.
B. Persiapkan alat yang akan digunakan untuk pasien.
C. Pastikan alat yang digunakan dalam kondisi baru dan cek kembali tanggal
kadaluwarsanya.
D. Pastikan jenis, ukuran dan kualitas alat yang digunakan telah sesuai dengan kebutuhan
pasien.
E. Fase orientasi
1. Memberi salam.
2. Memperkenalkan diri.
3. Identifikasi nama, usia dan alamat pasien serta cek gelang identitas pasien.
4. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan ke pasien.
5. Kontrak persetujuan waktu tindakan
6. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien atau keluarga pasien
F. Fase kerja
1. Menjaga privacy pasien.
2. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler atau fowler (jika tidak ada kontra
indikasi).
3. Memakai sarung tangan.
4. Menyiapkan nasal canul yang akan di pasang untuk pasien.
5. Pasangkan selang canul pada saluran tabung oksigen.
6. Lakukan pengaturan oksigen
7. Lakukan pengecekan pada apakah ada udara /tidak pada nasal canul sebelum
dipasang pada hidung pasien.
8. Melakukan pemasangan nasal canul oksigen pada pasien.
9. Mengevaluasi respon pasien.
G. Fase terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan.
2. Pamitan dengan pasien / keluarga.
3. Membersihkan alat-alat
H. Rapikan alat dan bahan yang sudah tidak terpakai.
I. Pilah sampah yang termasuk dalam kategori infeksi/ non infeksi
J. Cuci tangan
K. Mendokumentasikan dilembar catatan keperawatan
Efek Samping :
1. Hidung yang kering dan berdarah.
2. Iritasi kulit karena penggunaan nasal canul.
3. Kegelisan dan kelelahan.
4. Sakit kepala pada pagi hari.
Evaluasi :
Prosedur pemasangan oksigen pada pasien tersebut belum sesuai standar operasional yang sesuai
karena petugas tidak melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.

Anda mungkin juga menyukai