Disusun Oleh:
Eva Rosita, S.Kep
202014048
2
tubuh dan mendukung kembalinya aliran darah ke jantung.
Immobilisasi menyebabkan aktifitas dan tonus otot menjadi berkurang.
Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari empat tipe
tulang: panjang, pendek, pipih, dan ireguler (tidak beraturan). Sistem
skeletal berfungsi dalam pergerakan, melindungi organ vital,
membantu mengatur keseimbangan kalsium, berperan dalam
pembentukan sel darah merah.
Sendi adalah hubungan di antara tulang. Ligamen adalah ikatan
jaringan fibrosa yang berwarna putih, mengkilat, fleksibel mengikat
sendi menjadi satu sama lain dan menghubungkan tulang dan
kartilago. Tendon adalah jaringan ikat fibrosa berwarna putih,
mengkilat, yang menghubungkan otot dengan tulang. Kartilago adalah
jaringan penghubung pendukung yang tidak mempunyai vaskuler,
terutama berada di sendi dan toraks, trakhea, laring, hidung, dan
telinga.
Propriosepsi adalah sensasi yang dicapai melalui stimulasi dari bagian
tubuh tertentu dan aktifitas otot. Proprioseptor memonitor aktifitas otot
dan posisi tubuh secara berkesinambungan. Misalnya proprioseptor
pada telapak kaki berkontribusi untuk memberi postur yang benar
ketika berdiri atau berjalan. Saat berdiri, ada penekanan pada telapak
kaki secara terus menerus. Proprioseptor memonitor tekanan,
melanjutkan informasi ini sampai memutuskan untuk mengubah posisi.
2. DEFINISI
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara
bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehat. Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan,
memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degeneratif dan
untuk aktualisasi (Mubarak, 2008).
Imobilisasi adalah suatu kondisi yang relatif, dimana individu tidak
saja kehilangan kemampuan geraknya secara total, tetapi juga
mengalami penurunan aktifitas dari kebiasaan normalnya (Mubarak,
2008).
Gangguan mobilitas fisik (immobilisasi) didefinisikan oleh North
American Nursing Diagnosis Association (NANDA) sebagai suatu
keadaan dimana individu yang mengalami atau beresiko mengalami
keterbatasn gerakan fisik. Individu yang mengalami atau beresiko
mengalami keterbatasan fisik antara lain : lansia, individu dengan
penyakit yang mengalami penurunan kesadaran lebih dari 3 hari atau
lebih, individu yang kehilangan fungsi antaomi akibat perubahan
isiolohi (kehilangan fungsi motorik, klien dengan stroke, klien
3
pengguna kursi roda), penggunaan alat eksternal (seperti gips atau
traksi) dan pembatasan gerakan volunteer (Potter&Perry,2005)
3. ETIOLOGI
Penyebab utama immobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah,
kekakuan otot, ketidakseimbangan, dan masalah psiokologis.
Penyebab secara umum :
Kelainan postur
1) Gangguan perkembangan otot
2) Kerusakan system saraf pusat
3) Trauma langsung pada system musculoskeletal dan neuromuscular
4) Kekakuan otot
Kondisi – kondisi yang menyebabkan immobilisasi antara lain
(Restrick, 2005) :
a. Fall
b. Fracture
c. Stroke
d. Postoperative bed rest
e. Dmentia and Depression
f. Instability
g. Hipnotic medicine
h. Impairment of vision
i. Polipharmacy
j. Fear of fall
4. KARAKTERISTIK
1) Kontraktur sendi
Disebabkan karena tidak digunakan atrofi dan pendekatan saraf
otot.
2) Perubahan eliminasi urine
Eliminasi urine pasien berubah karena adanya imobilisasi pada
posisi tegak lurus, urine mengalir keluar dari pelvis ginjal lalu
masuk ke dalam ureter dan kandung kemih akibat gaya gravitasi.
3) Perubahan sistem integument
4
Dekubitus terjadi akibat iskemia dan anoreksia jaringan. Jaringan
yang tertekan, darah membentuk dan kontriksi kuat pada pembuluh
darah akibat tekanan persistem pada kulit dan struktur di bawah
kulit sehingga respirasi selular terganggu dan sel menjadi mati.
4) Perubahan metabolik
Ketika cidera atau stres terjadi, sistem endokrin memicu
serangkaian respon yang bertujuan untuk mempertahankan tekanan
darah dan memelihara hidup.
5) Perubahan sistem muskulus skeletal
Keterbatasan mobilisasi mempengaruhi otot klien melalui
kehilangan daya tahan, penurunan massa otot atrofi dan penurunan
stabilitas.
6) Perubahan pada sistem respiratori
Klien dengan pasca operasi dan imobilisasi beresiko tinggi
mengalami komplikasi pada paru- paru.
5
hari akan berebda mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai
mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan berbeda
mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita madura dan
sebagainya.
4) Tingkat energy
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang
yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan
orang sehat apalagi dengan seorang pelari.
5) Usia dan status perkembangan
Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasnya
dibandingkan dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit
dalam masa pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat
kelincahannya dibandingkan dengan anak yang sering sakit.
6
b. Mobilisasi sebagian permanen, merupakan kemampuan
individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya tetap.
Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang
reversibel. Contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke,
paraplegi karena cedera tulang belakang, dan untuk kasus
poliomielitis terjadi karena terganggunya sistem saraf sensorik
dan motorik.
7
eliminasi (Fundamental Keperawatan Potter dan Perry Edisi 7
Buku 3).
4) Perubahan Sistem Pernapasan
Akibat imobilisasi, kadar hemoglobin menurun, ekspansi paru
menurun, dan terjadinya lemah otot yang dapat menyebabkan
proses metabolisme terganggu (Fundamental Keperawatan Potter
dan Perry Edisi 7 Buku 3).
5) Perubahan Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular juga dipengaruhi oleh imobilisasi. Ada tiga
perubahan utama yaitu hipotensi ortostatik, peningkatan beban
kerja jantung, dan pembentukan thrombus. Hipotensi ortostatik
adalah penurunan tekanan darah sistolik 25 mmHg dan diastolik
10mmHg ketika klien bangun dari posisi berbaring atau duduk ke
posisi berdiri. Pada klien imobilisasi, terjadi penurunan sirkulasi
volume cairan, pengumpulan darah pada ekstremitas bawah, dan
penurunan respon otonom. (McCance and Huether, 1994 dalam
Fundamental Keperawatan Perry dan Potter Ed. 4, Vol.2).
6) Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Perubahan yang terjadi dalam sistem muskuloskeletal sebagai
dampak dari imobilisasi adalah sebagai berikut: (Fundamental
Keperawatan Potter dan Perry Edisi 7 Buku 3)
7) Gangguan Muskular
Menurunnya massa otot sebagai dampak imobilitas dapat
menyebabkan turunnya kekuatan otot secara langsung.
Menurunnya fungsi kapasitas otot ditandai dengan menurunnya
stabilitas. Kondisi berkurangnya massa otot dapat menyebabkan
atropi pada otot. Sebagai contoh, otot betis seseorang yang telah
dirawat lebih dari enam minggu ukurannya akan lebih kecil selain
menunjukkan tanda lemah atau lesu.
8) Gangguan Skeletal
Adanya imobilitas juga dapat menyebabkan gangguan skeletal,
misalnya akan mudah terjadinya kontraktur sendi dan osteoporosis.
Kontraktur merupakan kondisi yang abnormal dengan kriteria
adanya fleksi dan fiksasi yang disebabkan atropi dan
memendeknya otot.
9) Perubahan Sistem Integumen
Perubahan sistem integumen yang terjadi berupa penurunan
elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi darah akibat
imobilisasi dan terjadinya iskemia serta nekrosis jaringan
superficial dengan adanya luka decubitus sebagai akibat tekanan
kulit yang kuat dan sirkulasi yang menurun ke jaringan
(Fundamental Keperawatan Potter dan Perry Edisi 7 Buku 3)
8
10) Perubahan Eliminasi
Eliminasi urine klien berubah oleh adanya imobilisasi. Pada posisi
tegak lurus, urine mengalir keluar dari pelvis ginjal lalu masuk ke
dalam ureter dan kandung kemih akibat gaya gravitasi. Jika klien
dalam posisi rekumben atau datar, ginjal dan ureter membentuk
garis datar seperti pesawat. Ginjal yang membentuk urine harus
masuk ke dalam kandung kemih melawan gaya gravitasi. Akibat
kontraksi peristaltik ureter yang tidak cukup kuat melawan gaya
gravitasi, pelvis ginjal menjadi terisi sebelum urine masuk ke
dalam ureter (Fundamental Keperawatan Potter dan Perry Edisi 7
Buku 3).
11) Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku sebagai akibat imobilisasi, antara lain
timbulnya rasa bermusuhan, bingung, cemas, emosional tinggi,
depresi, perubahan siklus tidur, dan menurunnya koping
mekanisme. Terjadinya perubahan perilaku tersebut merupakan
dampak imobilisasi karena selama proses imobilisasi seseorang
akan mengalami perubahan peran, konsep diri, kecemasan, dan
lain-lain (Fundamental Keperawatan Potter dan Perry Edisi 7 Buku
3)
9
Penanggung
Nama :
Hubungan dengan pasien :
Riwayat keluarga
Genogram (kalau perlu)
Keterangan genogram
2. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang
menyebabkan terjadi keluhan/gangguan dalam mobilisasi dan
imobilisasi, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan,
tingkat mobilisasi dan imobilisasi, daerah terganggunya mobilitas
dan imobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas.
3. Riwayat Keperawatan Penyakit yang Pernah Diderita
Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan mobilisasi, misalnya adanya riwayat penyakit sistem
neurologis (kecelakaan cerebrovascular, trauma kepala,
peningkatan tekanan intracranial, miastenia gravis, guillain barre,
cedera medulla spinalis, dan lain-lain), riwayat penyakit sistem
kardiovaskular (infark miokard, gagal jantung kongestif), riwayat
penyakit musculoskeletal (osteoporosis, fraktur, artritis), riwayat
penyakit sistem pernapasan (penyakit paru obstruksi menahun,
pneumonia, dan lain-lain), riwayat pemakaian obat, seperti
sedative, hipnotik, depresan sistem saraf pusat, laksania, dan lain-
lain.
4. Kemampuan Fungsi Motorik
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri,
kaki kanan dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan,
kekuatan, atau spastis.
5. Kemampuan Mobilisasi
Pengkajian kemampuan mobilisasi dengan tujuan untuk menilai
kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan
berpindah tanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas
adalah sebagai berikut:
10
Tingkat Kategori
Aktivitas/Mobilisasi
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri
secara penuh.
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat.
Memerlukan bantuan atau
Tingkat 2
pengawasan orang lain.
Memerlukan bantuan,
Tingkat 3 pengawasan orang lain, dan
peralatan.
Sangat tergantung dan tidak dapat
Tingkat 4 melakukan atau berpartisipasi
dalam perawatan.
11
6. Kemampuan Rentang Gerak
Pengkajian rentang gerak (range of motion-ROM) dilakukan pada
daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul dan kaki.
Derajat
Tipe Gerakan Rentang
Normal
Leher, Spina, Servikal
Fleksi : menggerakkkan dagu menempel ke 45
dada
Ekstensi : mengembalikan kepala ke posisi 45
tegak
Hiperekstensi : menekuk kepala ke belakang 10
sejauh mungkin
Fleksi Lateral : memiringkan kepala sejauh 40-45
mungkin ke arah setiap bahu
Rotasi : memutar kepala sejauh mungkin dalam 180
gerakan sirkuler
Bahu
Fleksi : menaikkan lengan dari posisi di 180
samping tubuh ke depan ke posisi di atas
kepala
Ekstensi : mengembalikan lengan ke posisi 180
semula
Abduksi : menaikkan lengan ke posisi samping 180
di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari
kepala
Adduksi : menurunkan lengan ke samping dan 320
menyilang tubuh sejauh mungkin
Rotasi dalam : dengan siku fleksi, memutar 90
bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu
jari menghadap ke dalam dan ke belakang
Rotasi luar : dengan siku fleksi, menggerakkan 90
lengan sampai ibu jari ke atas dan samping
kepala
Lengan Bawah
Supinasi : memutar lengan bawah dan tangan 70-90
sehingga telapak tangan menghadap ke atas
12
Pronasi : memutar lengan bawah sehingga 70-90
telapak tangan menghadap ke bawah
Pergelangan Tangan
Fleksi : menggerakkan telapak tangan ke sisi 80-90
dalam lengan bawah
Ekstensi : menggerakkan jari-jari sehingga jari- 80-90
jari, tangan, dan lengan bawah berada dalam
arah yang sama
Abduksi (fleksi radial) : menekuk pergelangan Sampai 30
tangan miring (medial) ke ibu jari
Adduksi (fleksi luar) : menekuk pergelangan 30-50
tangan miring (lateral) ke arah lima jari
Jari-jari Tangan
Fleksi : membuat pergelangan 90
Ekstensi : meluruskan jari tangan 90
Hiperekstensi : menggerakkan jari-jari tangan 30-60
ke belakang sejauh mungkin
Ibu Jari
Fleksi : menggerakkan ibu jari menyilang 90
permukaan telapak tangan
Ekstensi : menggerakkan ibu jari lurus menjauh 90
dari tangan
Pinggul
Fleksi : menggerakkan tungkai ke depan dan 90-120
atas
Ekstensi : menggerakkan kembali kesamping 90-120
tungkai yang lain
Lutut
Fleksi : menggerakkan tumit ke arah belakang 120-130
paha
Ekstensi : mengembalikan tungkai ke lantai 120-130
Mata Kaki
Dorsifleksi : menggerakkan kaki sehingga jari- 20-30
jari kaki menekuk ke atas
Plantarfleksi : menggerakkan kaki sehingga 45-50
jari-jari kaki menekuk kebawah
13
Pengkajian intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan
perubahan pada sistem pernapasan, antara lain : suara napas,analisa
gas darah, gerakan dinding thorak, adanya mucus, batuk yang
produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi. Pengkajian
intoleransi aktivitas terhadap perubahan sistem kardiovaskular,
seperti nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya
thrombus, serta perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas
atau perubahan posisi.
9. Perubahan Psikologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya
gangguan mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku,
peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme koping, dan lain-
lain.
14
10. Kaji Batasan Karakteristik
Kerusakan Mobilitas Fisik
- Postur tubuh tidak stabil selama melakukan aktivitas rutin
- Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik
kasar
- Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik
halus
- Tidak ada koordinasi gerak atau gerakan tak ritmis
- Keterbatasan ROM
- Sulit terbalik
- Perubahan gaya berjalan
- Penurunan waktu reaksi
- Gerakan menjadi napas pendek
- Usaha yang kuat untuk perubahan gerak
- Gerak lambat
- Gerakan menyebabkan tremor
11. Kaji Faktor yang Berhubungan
Kerusakan mobilitas fisik
- Pengobatan
- Terapi pembatasan gerak
- Kurang pengetahuan mengenai manfaat pergerakan fisik
- IMT di atas 75% sesuai dengan usia
- Kerusakan sensori persepsi
- Nyeri, tidak nyaman
- Kerusakan musculoskeletal dan neuromuscular
- Intoleransi aktivitas/penurunan kekuatan dan stamina
- Depresi mood atau cemas
- Kerusakan kognitif
- Penurunan kekuatan otot, control dan atau massa
- Keengganan untuk memulai gerak
- Gaya hidup menetap, tidak fit
- Malnutrisi umum atau spesifik
15
- Kehilangan integritas struktur tulang
- Keterlambatan perkembangan
- Kekakuan sendi atau kontraktur
- Keterbatasan daya tahan kardiovaskular
- Berhubungan dengan metabolisme selular
- Keterbatasan lingkungan fisik atau social
- Kepercayaan terhadap budaya berhubungan dengan aktivitas
yang tepat disesuaikan dengan umur
16
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Yang Mungkin Muncul
1) Risiko Sindrom Disuse
Faktor Risiko:
a. Perubahan tingkat kesadaran
b. Imobilitas Mekanis
c. Paralisis
d. Program Imobilisasi
e. Nyeri Hebat
2) Hambatan Mobilitas di Tempat Tidur
a. Batasan Karakteristik:
a) Hambatan kemampuan mengubah dari posisi duduk lama ke telentang
b) Hambatan kemampuan mengubah dari posisi telungkup ke telentang
c) Hambatan kemampuan mengubah dari posisi telentang ke duduk
d) Hambatan kemampuan mengubah posisi dari telentang ke telungkup
e) Hambatan kemampuan mengubah posisi dari telentang ke duduk
f) Hambatan kemampuan mengubah posisi sendiri di tempat tidur
g) Hambatan kemampuan untuk miring kanan-kiri
b. Faktor yang berhubungan:
a) Gangguan Kognitif
b) Fisik tidak bugar
c) Kurang pengetahuan
d) Keterbatasan lingkungan (misalnya: ukuran tempat tidur, tipe tempat tidur,
peralatan terapi, restrain)
e) Kekuatan otot tidak memadai
f) Gangguan musculoskeletal
g) Gangguan neuromuscular
h) Obesitas
i) Nyeri
j) Obat sedasi
3) Hambatan Mobilitas Fisik
a. Batasan Karakteristik:
a) Penurunan waktu reaksi
b) Kesulitan membolak-balik
17
c) Melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan (misalnya:
meningkatkan perhatian pada aktivitas orang lain, mengendalikan
perilaku, focus pada ketunadayaan/aktivitas sebelum sakit).
d) Dyspnea setelah beraktivitas
e) Perubahan cara berjalan
f) Gerakan bergetar
g) Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motoric halus
h) Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motoric kasar
i) Keterbatasan rentang pergerakan sendi
j) Tremor akibat pergerakan
k) Ketidakstabilan postur
l) Pergerakan lambat
m) Pergerakan tidak terkoordinasi
b. Faktor yang berhubungan:
a) Intoleran Aktivitas
b) Perubahan metabolism seluler
c) Ansietas
d) Indeks masa tubuh di atas persentil ke-75 sesuai usia
e) Gangguan kognitif
f) Kontraktur
g) Kepercayaan budaya tentang aktivitas sesuai usia
h) Fisik tidak bugar
i) Penurunan ketahanan tubuh
j) Penurunan kendali otot
k) Penurunan massa otot
l) Penurunan kekuatan otot
m) Kurang pengetahuan tentang nilai aktivitas fisik
n) Keadaan mood depresif
o) Keterlambatan perkembangan
p) Ketidaknyamanan
q) Disuse
18
r) Kaku Sendi
s) Kurang dukungan lingkungan (missal: fisik atau social)
t) Keterbatasan ketahanan kardiovaskular
u) Kerusakan integritas struktur tulang
19
e) Keterbatasan lingkungan (missal: tangga, tanjakan, permukaan tidak rata,
rintangan yang membahayakan, jarak, tidak ada alat bantu atau individu
lain yang membantu, tipe kursi roda)
f) Gangguan pengelihatan
g) Kekuatan otot tidak memadai
h) Keterbatasan ketahanan tubuh
i) Gangguan musculoskeletal (missal: kontraktur)
j) Gangguan neuromuscular
k) Obesitas
l) Nyeri
5) Hambatan Kemampuan Berpindah
a. Batasan Karakteristik
a) Ketidakmampuan berpindah di antara tingkat ketinggian yang sama
b) Ketidakmampuan berpindah dari tempat tidur ke kursi
c) Ketidakmampuan berpindah dari tempat tidur ke berdiri
d) Ketidakmampuan berpindah dari mobil ke kursi
e) Ketidakmampuan berpindah dari kursi ke tempat tidur
f) Ketidakmampuan berpindah dari kursi ke mobil
g) Ketidakmampuan berpindah dari kursi ke lantai
h) Ketidakmampuan berpindah dari lantai ke kursi
i) Ketidakmampuan berpindah dari lantai ke berdiri
j) Ketidakmampuan berpindah dari berdiri ke tempat tidur
k) Ketidakmampuan berpindah dari berdiri ke kursi
l) Ketidakmampuan berpindah dari berdiri ke lantai
m) Ketidakmampuan naik dan/ turun dari bath tub
n) Ketidakmampuan naik dan/ turun kursi buang air
o) Ketidakmampuan naik dan/ turun toilet
b. Faktor yang berhubungan:
a) Gangguan kognitif
b) Kondisi fisik tidak bugar
20
c) Kendala lingkungan (missal: tinggi tempat tidur, ruang tidak adekuat, tipe
kursi roda, peralatan terapi, restrain)
d) Gangguan keseimbangan
e) Gangguan penglihatan
f) Kekuatan otot tidak memadai
g) Kurang pengetahuan
h) Gangguan musculoskeletal (missal: kontraktur)
i) Gangguan neuromuscular
j) Obesitas
k) Nyeri
6) Hambatan Berjalan
a. Batasan Karakteristik:
a) Hambatan kemampuan menaiki tangga
b) Hambatan menyusuri tepi jalan
c) Hambatan kemampuan berjalan di jalan menurun
d) Hambatan kemapuan berjalan di jalan menanjak
e) Hambatan kemampuan berjalan di permukaan tidak rata
f) Hambatan kemampuan berjalan dengan jarak tertentu
b. Faktor yang berhubungan:
a) Gangguan kognitif
b) Kondisi fisik tidak bugar
c) Kendala lingkungan (missal: tangga, tanjakan, permukaan tidak rata,
rintangan yang membahayakan, jarak, kurang alat bantu atau individu lain
yang akan membantu dan restrain)
d) Gangguan keseimbangan
e) Gangguan penglihatan
f) Kekuatan otot tidak memadai
g) Kurang pengetahuan
h) Gangguan musculoskeletal (missal: kontraktur)
i) Gangguan neuromuscular
j) Obesitas
21
10. INTERVENSI
o ROM dapat
mempertahankan
pergerakan sendi
o ROM pasif
dilakukan jika
23
klien tidak dapat
melakukan
secara mandiri
o Meningkatkan
harga diri klien
24
11. SUMBER PUSTAKA
Alimul H., A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Buku 1. Jakarta: Salemba Medika
Dochterman, Joanne Mccloskey. 2004. Nursing Intervention Classification. America:
Mosby
Heater Herdman, T.2012. NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan 2012-
2014.Jakarta: EGC
Perry, Potter. 2010. Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7.Jakarta: Salemba
Medika
Suparmi, Yulia, dkk. 2010. Panduan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: PT Citra Aji
Pramana
Swanson, Elizabeth. 2008. Nursing Outcome Classification. America: Mosby
25
BAB II: TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
a) Nama : Tn. A
b) Umur : 48 tahun
c) Jenis kelamin : Laki-laki
d) Agama : Islam
e) Suku/Bangsa : WNI
f) Pendidikan :-
g) Pekerjaan : PNS
h) Alamat : Grobogan
i) Catatan Masuk:
- Tanggal : 30 November 2020
- Jam : 08.00 WIB
- Dikirim Oleh : IGD
- Diagnose Medis : Stroke Non Hemoragik
b. Indentitas penanggung jawab
a) Nama : Listia
b) Umur : 44 Tahun
c) Alamat : Grobogan
c. Keluhan utama
Tn. A mengatakan kesulitan menggerakan anggota tubuh bagian kiri.
d. Riwayat kesehatan
a) Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD pada tanggal 01 Desember 2020 pada jam 06.00 WIB
dengan keluhan tidak bisa menggerakan anggota tubuh bagian kiri. Pasien lalu
di berikan terapi infus RL 20 tpm, injeksi Ranitidin 2 x 1 amp, injeksi
Ceftriaxon 2 x 1 gr, Methylprednisolone 3 x 1, injeksi candesartan. Pasien lalu
pindahkan ke bangsal cempaka pada pukul 07.00 WIB. Data dari pengkajian
yaitu pasien mengatakan anggota tubuh bagian kiri tidak bisa di gerakkan,
kesemutan terus menerus, lemas dan sakit kepala sejak 2 hari yang lalu, mual
dan muntah. Pasien setiap hari menggunakan kursi roda. Pasien mengatakan
lemah dan aktifitas di bantu oleh keluarga seperti makan, minum, mandi,
toileting, dan ROM. Saat dilakukan EKG pasien menunjukkan hasil iskemia.
Pasien mengatakan kandung kemih terasa penuh. Distensi kandung kemih,
26
pasien tampak lemah untuk berjalan ke kamar mandi. Pasien tidak
menggunakan kateter. Di dapatkan hasil ttv:
TD = 170/90 mmHg
RR = 22 x/menit
N = 92 x/menit
S = 37,50c
- Setelah Sakit
Keterangan:
1= Keluhan ekstrime
2= Keluhan berat
3= Keluhan sedang
4= Keluhan ringan
28
5= Tidak ada keluhan
Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
diri
Makan dan Minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat √
tidur
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Keterangan:
0= mandiri
1= dengan alat bantu
2= di bantu orang lain
3= di bantu orang lain dan alat
4= bergantung total
f) Pola kognitif
29
Tn. A mengatakan sehat, tidak ada gangguan pada penglihatan, pendengaran,
perasaan, penciuman, dan pasien dapat mengingat peristiwa yang telah terjadi
pada saat dilakukan pengkajian.
g) Pola hubungan dan reproduksi
Pasien mengatakan mempunyai istri, 2 orang anak dan 1 cucu. Pasien
mengatakan memiliki hubungan yang baik dengan anggota keluarga yang lain
dan apabila terdapat masalah selalu di selesaikan dengam musyawarah antar
keluarga. Pasien mengatakan masih melakukan hubungan suami istri.
h) Pola konsep diri
Pasien mengatakan meskipun sakit tapi masih semangat untuk sembuh dan
ingin segera pulang ke rumah.
i) Pola koping dan toleransi stress
Pasien mengatakan akan terus berobat sampai sakit yang di derita sembuh dan
tidak patah semangat ataupun menyerah dengan keadaan sekarang. Pasien
mengatakan keluarga menyemangati untuk segera sembuh dan merawat
pasien dengan baik.
j) Pola nilai dan kepercayaan
Pasien mengatakan beragama islam dan sebelum sakit selalu menjalankan
ibadah tepat waktu, setelah sakit pasien tetap menjalankan ibadah secara tepat
waktu di bantu dengan keluarga.
f. Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
Bagian tubuh atas dan bawah sebelah kiri tidak bisa di gerakan. Pasien tampak
lemah. Pasien melakukan aktifitas di bantu keluarga. Pasien mengalami
distensi kandung kemih
b) Kesadaran
Compos Mentis
c) TTV
- TD : 170/90mmhg
- N : 92x/menit
- RR : 22x/menit
- S: 37,5°C.
d) BB/TB
- BB : 48 Kg
- TB : 168 cm
31
- Perkusi : bunyi kencang dan bergaung, tidak ada pneumothoraks,
efusi pleura, serta kelainan jantung.
- Auskultasi : suara paru terdengar dengan jelas
j) Pemeriksaan paru
- Inspeksi : RR: 22 x/menit, tidak ada retraksi dinding dada, tidak
terdapat otot bantu pernapasan, ekspansi dada kanan dan kiri simetris,
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, taktil fremitus teraba bergetar
- Perkusi : Suara paru resonan atau sonor
Batas baru hepar di ICS 4 sampai ICS
Batas atas kiri jantung ICS 2-3
Batas atas kanan jantung ICS 2 linea sternalis kanan
Batas kiri bawah jantung line media clavicuralis ICS ke 5
kiri
- Auskultasi : Suara paru vesikuler dan tidak ada suara tambahan
k) Pemeriksaan jantung
- Inspeksi : Ictuscordis nampak tidak kuat angkat
- Palpasi : Ictuscordis teraba tidak kuat angkat
- Perkusi : Batas jantung atas ICS II – III parasternal kiri, batas kanan
ICS ke IV garis parasternal kanan, dan batas kiri di ICS ke IV
midclavicula kiri
- Auskultasi : BJ 1 = BJ 2 yaitu lubdup
l) Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi : Tidak ada jejas atau luka, dinding perut simetris, tidak
ada pembengkakan
- Auskultasi : suara peristaltic atau bising usu terdengar 15 x/menit
- Perkusi : terdapat suara timpani
- Palpasi : terdapat nyeri tekan di kuadran 3 bawah dia atas simpisis
pubis karena distensi kandung kemih
m) Pemeriksaan ekstremitas
- Ekstremitas atas
Kanan Kiri
Kekuatan otot 5 1
Rentang gerak 4 1
Terpasang infus
RL 20 tpm/menit
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT ≤ 3 detik ≤ 3 detik
Keluhan Tidak ada Tidak dapat di
32
gerakkan
- Esktremitas bawah
Kanan Kiri
Kekuatan otot 5 1
Rentang gerak 5 1
Akral Hangat Hangat
Edema Ada Tidak ada
CRT ≤ 3 detik ≤ 3 detik
Keluhan Tidak ada Tidak dapat di
gerakkan
Persentase
Skala Karakteristik
Kekuatan Normal
0 0 Paralisis sempurna.
Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di
1 10
palpasi atau dilihat
Gerakan otot penuh melawan gravitasi
2 25
dengan topangan
3 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi
Gerakan penuh yang normal melawan
4 75
gravitasi dan melawan tahanan minimal
Kekuatan normal, gerakan penuh yang
5 100 normal melawan gravitasi dan tahanan
penuh
h. Pemeriksaan penunjang
i. Program therapy
36
2. ANALISA DATA
- DS:
Tn. A mengatakan belum BAK karena lemah dan kesulitan
bergerak
Tn. A mengatakan terasa penuh di kandung kemih
- DO:
Tn. A belum kencing sama sekali
Distensi pada kandung kemih
Belum terpasang kateter Kerusakan Perubahan
3. 01 Sensorik Eliminasi Urine
38
Desember - TTV: dan
2020 TD : 170/90mmhg Motorik:
08.00 WIB N : 92x/menit Stroke
RR : 22x/menit
S: 37,5°C
4. RENCANA KEPERAWATN
39
JAM
1. Selasa Hambatan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x8 jam 1. O: 1. Untuk mengkaji
01-12- Mobilitas diharapkan hambatan mobilitas fisik pasien teratasi dengan Mengkaji tingkat
2020 Fisik b.d kriteria hasil : kekuatan Otot kekuatan otot
08.15 Gangguan 1. Tn. A mampu menggerakkan anggota tubuh sebelah kiri 2. N: 2. Pasien dan
WIB Neuromus 2. Kekuatan otot Tn. A menjadi Ajarkan teknik keluarga
culer Ekstremitas atas Ambulasi & mampu
5 5 perpindahan melakukan
4 5 yang aman tknik ambulasi
Ektremitas bawah kepada klien dan berpindah
5 5
dan keluarga yang aman
5 5
3. Kemampuan untuk 3. E: 3. Pasien
mobilisasi tanpa/ dengan alat bantu Dorong klien termotivasi dan
4. Ambulasi : Kemampuan berpindah tanpa/dengan alat bantu melakukan semangat untuk
5. Observasi TTV dalam keadaan normal latihan untuk memperkuat
6. Bertambahnya kekuatan otot memperkuat anggota tubuh
7. Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan anggota tubuh 4. Pasien
mobilitas
4. K: melakukan
Kolaborasi ke latihan ROM
ahli terapi fisik
untuk program
latihan ROM
2. Selasa Intoleransi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x8 jam 1. O: 1. Untuk
01-12- Aktifitas diharapkan intoleransi aktifitas pasien teratasi dengan kriteria Kaji aktifitas mengetahui
2020 b.d hasil : pasien tingkat aktifitas
08.15 Kelemaha 1. Klien mampu mengidentifikasi aktifitas dan situasi yang 2. N: pasien
WIB n Umum termasuk dalam intoleransi aktifitas. Bantu klien 2. Untuk
2. Klien mampu berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa melakukan membantu klien
40
disertai peningkatan TD dan perubahan EKG ambulasi yang dalam
3. Klien mengungkapkan secara verbal, pemahaman tentang dapat ambulasi.
pengobatan dan atau alat yang dapat meningkatkan ditoleransi. 3. Pasien memiliki
toleransi terhadap aktifitas. 3. E: jadwal aktifitas
4. Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan tanpa Rencanakan dan istirahat
bantuan atau dengan bantuan minimal tanpa menunjukkan jadwal antara 4. Membantu
kelelahan aktifitas dan pasien dalam
istirahat yang melakukan
dapat aktifitas secara
dilakukan mandiri
pasien.
4. K:
Kolaborasi
dengan
keluarga untuk
membantu
pasien dalam
melakukan
atau
mengajarkan
aktifitas
sehari-hari.
3. Selasa Perubahan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x8 jam 1. O: 1. Mengetahui
01-12- Eliminasi diharapkan perubahan eliminasi urin pasien teratasi dengan Monitor gangguan
2020 Urine b.d kriteria hasil : eliminasi eliminasi urin
08.15 Kerusakan 1. Berkemih lebih dari 200cc setiap kali Bak. urine: meliputi 2. Merangsang
WIB Sensorik 2. Eliminasi urine tidak terganggu : bau, jumlah , warna urine frekwensi,kons atau
dan dalam rentang yang diharapkan. istensi,bau,vol mengurangi
41
Motorik: 3. Tidak mengalami distensi kandung kemih ume dan warna nyeri distensi
Stroke 4. Pasien dapat BAK urine. abdomen
2. N: 3. Agar tidak
Lakukan terjadi distensi
rangsangan abdomen
untuk Bak 4. Membantu
dengan psasien untuk
kompres mengeluarkan
hangat dingin bak karena
3. E: sakitnya.
Anjurkan
pasien untuk
tidak menahan
pipis
4. K:
Kolaborasi
dengan tim
medis
pemasangan
DC
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
43
Umum DO:
Hasil skore aktifitas
Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
diri Keterangan:
0= mandiri
Makan dan Minum √
1= dengan alat bantu
Mandi √ 2= di bantu orang lain
Toileting √ 3= di bantu orang lain dan alat
4= bergantung total
Berpakaian √
Mobilitas di tempat √ 2. DS:
tidur Tn. A mengatakan lemah
DO:
Berpindah √
Tn. A masih bergantung pada keluarga dalama melakukan
Ambulasi / ROM √ ambulasi
3. DS:
Tn. A mengatakan bersedia merencanakan jadwal
DO:
Tn. A belum merencanakan jadwal aktifitas dan istirahat
2. Membantu klien 4. DS:
melakukan ambulasi yang Keluarga Tn. A mengatakan bersedia membantu pasien
09. 50 WIB dapat ditoleransi. dalam beraktifitas sehari-hari
DO:
Tn. A dalam melakukan aktifitas sehari-hari dibantu oleh
3. Merencanakan jadwal keluarga dan alat
antara aktifitas dan
10.00 WIB istirahat yang dapat
dilakukan pasien.
4. Berkolaborasi dengan
44
keluarga untuk membantu
11.10 WIB pasien dalam melakukan
atau mengajarkan aktifitas
sehari-hari.
3. Menganjurkan pasien
12.30 untuk tidak menahan pipis 3. DS:
WIB Tn. A mengatakan merasa penuh di kandung kemih
DO:
Tn. A mengalami distensi abdomen
4. Berkolaborasi dengan tim
13.00 medis pemasangan DC 4. DS:
WIB Tn. A belum bisa BAK
DO:
Tn. A belum terpasang DC
1 Rabu Hambatan 1. Mengkaji kekuatan Otot 1. DS:
45
02-12-2020 Mobilitas Tn. A mengatakan bisa menggerakan otot penuh melawan
08.00 WIB Fisik b.d gravitasi bagian tubuh sebelah kiri
Gangguan DO:
Neuromusc - Kekuatan Otot dan rentang gerak ektremitas atas
uler 5 2
4 2
Kekuatan otot dan rentang gerak ektremitas bawah
5 2
5 2
2. DS:
08.15 2. Mengajarkan teknik Tn. A dan keluarga mengatakan bersedia di ajarkan teknik
Wib Ambulasi & perpindahan ambulasi dan perpindahan yang aman
yang aman kepada klien DO:
dan keluarga Kegiatan sehari-hari di bantu keluarga dan menggunakan
kursi roda
3. DS:
08. 45 3. Mendorong klien Tn. A mengatakan bersedia melakukan latihan untuk
Wib melakukan latihan untuk memperkuat anggota tubuh
memperkuat anggota tubuh DO:
Tubuh bagian kiri Tn. A masih lemah
5. DS:
10.00 4. Berkolaborasi ke ahli Tn. A bersedia mengikuti terapi latihan ROM
Wib terapi fisik untuk program Do:
latihan ROM Tn. A mengalami kaku pada otot dan sendi berkurang
2 Rabu Intoleransi 1. Mengkaji aktifitas pasien 1. DS:
25-11-2020 Aktifitas b.d Tn. A mengatakan kegiatan aktifitas sehari-hari masih
10.30 Kelemahan dibantu keluarga dan alat
Umum DO:
46
Hasil skore aktifitas
11.00
47
Wib 4. Berkolaborasi dengan
keluarga untuk membantu
pasien dalam melakukan
atau mengajarkan aktifitas
sehari-hari.
48
Neuromusc - Kekuatan Otot dan rentang gerak ektremitas atas
uler 5 3
4 3
Kekuatan otot dan rentang gerak ektremitas bawah
5 3
5 3
08.45 2. Mengajarkan teknik 2. DS:
Wib Ambulasi & perpindahan Tn. A dan keluarga mengatakan bersedia di ajarkan teknik
yang aman kepada klien ambulasi dan perpindahan yang aman
dan keluarga DO:
Tn. A sudah bisa melakukan ambulasi dan perpindahan
dengan aman
3. Mendorong klien
melakukan latihan untuk
09.00 memperkuat anggota tubuh
3. DS:
Wib
Tn. A mengatakan bersedia melakukan latihan untuk
4. Berkolaborasi ke ahli memperkuat anggota tubuh
terapi fisik untuk program DO:
latihan ROM Tubuh bagian kiri Tn. A lemah sebagian
09.15
4. DS:
Wib
Tn. A bersedia mengikuti terapi latihan ROM
Do:
Tn. A mengalami kaku pada otot dan sendi sebagian
2 09.30 Intoleransi 1. Mengkaji aktifitas pasien 1. DS:
Wib Aktivitas Tn. A mengatakan kegiatan aktifitas sehari-hari masih
b.d dibantu keluarga
Kelemahan DO:
Umum Hasil skore aktifitas
49
Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
diri Keterangan:
0= mandiri
Makan dan Minum √
1= dengan alat bantu
Mandi √ 2= di bantu orang lain
Toileting √ 3= di bantu orang lain dan alat
4= bergantung total
Berpakaian
2. DS:
Mobilitas di tempat √ Tn. A mengatakan sedikit lemah
tidur DO:
Tn. A terkadang bergantung pada keluarga dalam
Berpindah √
melakukan ambulasi
Ambulasi / ROM √ 3. DS:
Tn. A mengatakan bersedia merencanakan jadwal
DO:
Tn. A sudah merencanakan jadwal aktifitas dan istirahat
4. DS:
09.45 2. Membantu klien Keluarga Tn. A mengatakan bersedia membantu pasien
Wib melakukan ambulasi yang dalam beraktifitas sehari-hari
dapat ditoleransi. DO:
Tn. A dalam melakukan aktifitas sehari-hari dibantu oleh
keluarga
09.50 3. Merencanakan jadwal
Wib antara aktifitas dan
istirahat yang dapat
dilakukan pasien.
50
10.00 4. Berkolaborasi dengan
Wib keluarga untuk membantu
pasien dalam melakukan
atau mengajarkan aktifitas
sehari-hari.
3 11.10 Perubahan 1. Memonitor eliminasi urine: 1. DS:
Wib Eliminasi meliputi Tn. A mengatakan sudah bisa BAK meskipun masih lemah
Urine b.d frekwensi,konsistensi,bau, dan kesulitan bergerak sebagian
Kerusakan volume dan warna urine. DO:
Sensorik Jumlah urin 1500 cc, warna kuning jernih, frekuensi 3 kali
dan sehari
Motorik: 2. DS:
11.30 Stroke 2. Melakukan rangsangan Tn. A mengatakan sudah nyaman
Wib untuk Bak dengan kompres DS:
hangat dingin Tn. A sudah tidak mengalami distensi kandung kemih
3. DS:
11.40 3. Menganjurkan pasien Tn. A mengatakan kandung kemih tidak penuh
Wib untuk tidak menahan pipis DO:
Tn. A tidak mengalami distensi abdomen
4. DS:
12.30 4. Berkolaborasi dengan tim Tn. A mengatakan sudah BAK
Wib medis pemasangan DC DO:
Tn. A sudah terpasang DC
6. EVALUASI FORMATIF
51
NO HARI/TGL/ DIAGNOSA EVALUASI TTD/NAMA
JAM
1 Selasa Hambatan Mobilitas 1) S:
01-12-2020 Fisik b.d Gangguan Tn. A mengatakan tidak bisa menggerakan bagian tubuh
09.10 Neuromusculer sebelah kiri
WIB Tn. A dan keluarga mengatakan bersedia di ajarkan teknik
ambulasi dan perpindahan yang aman
Tn. A mengatakan bersedia melakukan latihan untuk
memperkuat anggota tubuh
Tn. A bersedia mengikuti terapi latihan ROM
2) O:
Kekuatan Otot dan rentang gerak ektremitas atas
5 1
4 1
Kekuatan otot dan rentang gerak ektremitas bawah
5 1
5 1
Kegiatan sehari-hari di bantu keluarga dan menggunakan
kursi roda
Tubuh bagian kiri Tn. A masih lemah
Tn. A mengalami kaku pada otot dan sendi
3) A:
Masalah belum teratasi
4) P:
Lanjutkan intervensi
1) Mengkaji kekuatan Otot
2) Ajarkan teknik Ambulasi & perpindahan yang aman
kepada klien dan keluarga
3) Dorong klien melakukan latihan untuk memperkuat
52
anggota tubuh
4) Kolaborasi ke ahli terapi fisik untuk program latihan
ROM
2. Selasa Intoleransi Aktifitas 1. S:
Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
01-12-2020 b.d Kelemahan Umum Tn. A mengatakan kegiatan aktifitas sehari-hari
diri
11.10 dibantu keluarga dan alat
Makan dan Wib
Minum √ Tn. A mengatakan lemah
Mandi √ Tn. A mengatakan bersedia merencanakan jadwal
Keluarga Tn. A mengatakan bersedia membantu
Toileting √ pasien dalam
Berpakaian √ 2. O:
Hasil skore aktifitas
Mobilitas di tempat √
tidur
Keterangan:
Berpindah √ 0= mandiri
Ambulasi / ROM √ 1= dengan alat bantu
2= di bantu orang lain
3= di bantu orang lain dan alat
4= bergantung total
Tn. A masih bergantung pada keluarga dalam melakukan
ambulasi
Tn. A belum merencanakan jadwal aktifitas dan istirahat
Tn. A dalam melakukan aktifitas sehari-hari dibantu oleh
keluarga dan alat
3. A:
Masalah belum teratasi
4. P:
Lanjutkan intervensi
1) Kaji aktifitas pasien
53
2) Bantu klien melakukan ambulasi yang dapat ditoleransi.
3) Rencanakan jadwal antara aktifitas dan istirahat yang
dapat dilakukan pasien.
4) Kolaborasi dengan keluarga untuk membantu pasien
dalam melakukan atau mengajarkan aktifitas sehari-hari.
3 Selasa Perubahan Eliminasi 1. S:
01-12-2020 Urine b.d Kerusakan Tn. A mengatakan belum BAK karena lemah dan kesulitan
13.00 Sensorik dan Motorik: bergerak
Wib Stroke Tn. A mengatakan tidak nyaman
Tn. A mengatakan merasa penuh di kandung kemih
Tn. A belum bisa BAK
2. O:
Jumlah, warna, frekuensi urin Tn. A belum ada atau belum
di ketahui
Tn. A mengalami distensi kandung kemih
Tn. A belum terpasang DC
3. A:
Masalah belum teratasi
4. P:
Lanjutkan intervensi
1) Monitor eliminasi urine: meliputi
frekwensi,konsistensi,bau,volume dan warna urine.
2) Lakukan rangsangan untuk Bak dengan kompres hangat
dingin.
3) Anjurkan pasien untuk tidak menahan pipis
4) Kolaborasi dengan tim medis pemasangan DC
4 Rabu Hambatan Mobilitas 1. S:
02-12-2020 Fisik b.d Gangguan Tn. A mengatakan bisa menggerakan otot penuh melawan
10.00 WIB Neuromusculer gravitasi bagian tubuh sebelah kiri
54
Tn. A dan keluarga mengatakan bersedia di ajarkan teknik
ambulasi dan perpindahan yang aman
Tn. A mengatakan bersedia melakukan latihan untuk
memperkuat anggota tubuh
Tn. A mengatakan bersedia mengikuti terapi latihan ROM
2. O:
Kekuatan Otot dan rentang gerak ektremitas atas
5 2
4 2
Kekuatan otot dan rentang gerak ektremitas bawah
5 2
5 2
Kegiatan sehari-hari di bantu keluarga dan menggunakan
kursi roda
Tubuh bagian kiri Tn. A masih lemah
Tn. A mengalami kaku pada otot dan sendi berkurang
3. A: Masalah belum teratasi
4. P: Lanjutkan intervensi
1) Mengkaji kekuatan Otot
2) Ajarkan teknik Ambulasi & perpindahan yang aman
kepada klien dan keluarga
3) Dorong klien melakukan latihan untuk memperkuat
anggota tubuh
4) Kolaborasi ke ahli terapi fisik untuk program latihan
ROM
5 Rabu Intoleransi Aktifitas 1. S:
02-12-2020 b.d Kelemahan Umum Tn. A mengatakan kegiatan aktifitas sehari-hari masih
dibantu keluarga dan alat
Tn. A mengatakan masih merasa lemah
55
Tn. A mengatakan bersedia merencanakan jadwal
Keluarga Tn. A mengatakan bersedia membantu pasien
dalam beraktifitas sehari-hari
2. O:
Hasil skore aktifitas
Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
diri
Keterangan:
Makan dan Minum √ 0= mandiri
1= dengan alat bantu
Mandi √
2= di bantu orang lain
Toileting √ 3= di bantu orang lain dan alat
Berpakaian √ 4= bergantung total
Tn. A masih bergantung pada keluarga dalam
Mobilitas di tempat √ melakukan ambulasi
tidur Tn. A sudah merencanakan jadwal aktifitas dan
Berpindah √ istirahat
Tn. A dalam melakukan aktifitas sehari-hari dibantu
Ambulasi / ROM √
oleh keluarga dan alat
3. A:Masalah belum teratasi
4. P:
Lanjutkan intervensi
1) Kaji aktifitas pasien
2) Bantu klien melakukan ambulasi yang dapat ditoleransi.
3) Rencanakan jadwal antara aktifitas dan istirahat yang
dapat dilakukan pasien.
4) Kolaborasi dengan keluarga untuk membantu pasien
dalam melakukan atau mengajarkan aktifitas sehari-hari
6 Rabu Perubahan Eliminasi 1. S:
02-12-2020 Urine b.d Kerusakan Tn. A mengatakan sudah bisa BAK meskipun lemah dan
56
12.00 Sensorik dan Motorik: kesulitan bergerak
WIB Stroke Tn. A mengatakan sudah sedikit nyaman
Tn. A mengatakan kandung kemih sedikit lega
Tn. A mengatakan sudah bisa BAK
2. O:
Jumlah urin 100 cc, warna kuning, frekuensi 2 kali sehari
urin
DS:
Tn. A masih mengalami distensi kandung kemih
Tn. A sudah terpasang DC
3. A: Masalah belum teratasi
4. P: Lanjutkan Intervensi
1) Monitor eliminasi urine: meliputi
frekwensi,konsistensi,bau,volume dan warna urine.
2) Lakukan rangsangan untuk Bak dengan kompres
hangat dingin.
3) Anjurkan pasien untuk tidak menahan pipis
4) Kolaborasi dengan tim medis pemasangan DC
7 Kamis Hambatan Mobilitas 1. S:
03-12-2020 Fisik b.d Gangguan Tn. A mengatakan bisa menggerakan otot normal melawan
09.17 Neuromusculer gravitasi bagian tubuh sebelah kiri
Wib Tn. A dan keluarga mengatakan bersedia di ajarkan teknik
ambulasi dan perpindahan yang aman
Tn. A mengatakan bersedia melakukan latihan untuk
memperkuat anggota tubuh
Tn. A bersedia mengikuti terapi latihan ROM
2. O:
3. Kekuatan Otot dan rentang gerak ektremitas atas
57
Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
diri
Makan dan Minum √
Mandi √
5 3
Toileting √ 4 3
Berpakaian Kekuatan otot dan rentang gerak ektremitas bawah
5 3
Mobilitas di tempat √ 5 3
tidur Tn. A sudah bisa melakukan ambulasi dan perpindahan
dengan aman
Berpindah √ Tubuh bagian kiri Tn. A lemah sebagian
Ambulasi / ROM √ Tn. A mengalami kaku pada otot dan sendi sebagian
4. A: Masalah belum teratasi
5. P: Lanjutkan Intervensi
1) Mengkaji kekuatan Otot
2) Ajarkan teknik Ambulasi & perpindahan yang aman
kepada klien dan keluarga
3) Dorong klien melakukan latihan untuk memperkuat
anggota tubuh
4) Kolaborasi ke ahli terapi fisik untuk program latihan
ROM
8 Kamis Intoleransi Aktifitas 1. S:
03-12-2020 b.d Kelemahan Umum Tn. A mengatakan kegiatan aktifitas sehari-hari masih
10.15 dibantu keluarga
Wib Tn. A mengatakan sedikit lemah
Tn. A mengatakan bersedia merencanakan jadwal
Keluarga Tn. A mengatakan bersedia membantu pasien
dalam beraktifitas sehari-hari
2. O:
Hasil skore aktifitas
Keterangan:
58
0= mandiri
1= dengan alat bantu
2= di bantu orang lain
3= di bantu orang lain dan alat
4= bergantung total
Tn. A terkadang bergantung pada keluarga dalam melakukan
ambulasi
Tn. A sudah merencanakan jadwal aktifitas dan istirahat
Tn. A dalam melakukan aktifitas sehari-hari dibantu oleh
keluarga
3. A: Masalah belum teratasi
4. P: Lanjutkan Intervensi
1) Kaji aktifitas pasien
2) Bantu klien melakukan ambulasi yang dapat ditoleransi.
3) Rencanakan jadwal antara aktifitas dan istirahat yang
dapat dilakukan pasien.
4) Kolaborasi dengan keluarga untuk membantu pasien
dalam melakukan atau mengajarkan aktifitas sehari-hari
9 Kamis Perubahan Eliminasi 1. S:
03-12- 2020 Urine b.d Kerusakan Tn. A mengatakan sudah bisa BAK meskipun masih lemah
13.45 Sensorik dan Motorik: dan kesulitan bergerak sebagian
wib Stroke Tn. A mengatakan sudah nyaman
Tn. A mengatakan kandung kemih tidak penuh
Tn. A mengatakan sudah BAK
2. O:
Jumlah urin 1500 cc, warna kuning jernih, frekuensi 3 kali
sehari
Tn. A sudah tidak mengalami distensi kandung kemih
59
Tn. A tidak mengalami distensi abdomen
DO:
Tn. A sudah terpasang DC
3. O: Masalah sudah teratasi
4. P: Hentikan intervensi
1) Monitor eliminasi urine: meliputi
frekwensi,konsistensi,bau,volume dan warna urine.
2) Lakukan rangsangan untuk Bak dengan kompres
hangat dingin.
3) Anjurkan pasien untuk tidak menahan pipis
4) Kolaborasi dengan tim medis pemasangan DC
7. EVALUASI SUMATIF
2. O:
Kekuatan Otot dan rentang gerak ektremitas atas
5 3
4 3
60
Kekuatan otot dan rentang gerak ektremitas bawah
5 3
5 3
Tn. A sudah bisa melakukan ambulasi dan perpindahan
dengan aman
Kemampuan 0 1 2 3 4 Tubuh bagian kiri Tn. A lemah sebagian
perawatan diri Tn. A mengalami kaku pada otot dan sendi sebagian
3. A: Masalah belum teratasi
Makan dan Minum √
4. P: Lanjutkan Intervensi
Mandi √ 1) Mengkaji kekuatan Otot
Toileting √ 2) Ajarkan teknik Ambulasi & perpindahan yang aman
kepada klien dan keluarga
Berpakaian 3) Dorong klien melakukan latihan untuk memperkuat
Mobilitas di tempat √ anggota tubuh
tidur 4) Kolaborasi ke ahli terapi fisik untuk program latihan
ROM
Berpindah √
2 Kamis Intoleransi aktifitas 1. S:
Ambulasi / ROM √
03-12-2020 b.d Kelemahan Umum Tn. A mengatakan kegiatan aktifitas sehari-hari masih
10.15 dibantu keluarga
Wib Tn. A mengatakan sedikit lemah
Tn. A mengatakan bersedia merencanakan jadwal
Keluarga Tn. A mengatakan bersedia membantu pasien
dalam beraktifitas sehari-hari
2. O:
Hasil skore aktifitas
61
Keterangan:
0= mandiri
1= dengan alat bantu
2= di bantu orang lain
3= di bantu orang lain dan alat
4= bergantung total
Tn. A terkadang bergantung pada keluarga dalam melakukan
ambulasi
Tn. A sudah merencanakan jadwal aktifitas dan istirahat
Tn. A dalam melakukan aktifitas sehari-hari dibantu oleh
keluarga
3. A: Masalah belum teratasi
4. P: Lanjutkan Intervensi
1) Kaji aktifitas pasien
2) Bantu klien melakukan ambulasi yang dapat ditoleransi.
3) Rencanakan jadwal antara aktifitas dan istirahat yang
dapat dilakukan pasien.
4) Kolaborasi dengan keluarga untuk membantu pasien
dalam melakukan atau mengajarkan aktifitas sehari-hari
3 Kamis Perubahan Eliminasi 1. S:
03-12 2020 Urine b.d Kerusakan Tn. A mengatakan sudah bisa BAK meskipun masih lemah
13.45 Sensorik dan Motorik: dan kesulitan bergerak sebagian
62
wib Stroke Tn. A mengatakan sudah nyaman
Tn. A mengatakan kandung kemih tidak penuh
Tn. A mengatakan sudah BAK
2. O:
Jumlah urin 1500 cc, warna kuning jernih, frekuensi 3 kali
sehari
Tn. A sudah tidak mengalami distensi kandung kemih
Tn. A tidak mengalami distensi abdomen
DO:
Tn. A sudah terpasang DC
3. O: Masalah sudah teratasi
4. P: Hentikan intervensi
1) Monitor eliminasi urine: meliputi
frekwensi,konsistensi,bau,volume dan warna urine.
2) Lakukan rangsangan untuk Bak dengan kompres
hangat dingin.
3) Anjurkan pasien untuk tidak menahan pipis
4) Kolaborasi dengan tim medis pemasangan DC
63