tp
s:
//j
a tim
.b
ps.
go.
id
ht
tp
s:
// ja
tim
.b
ps
.g
o.id
Statistik Pemuda Provinsi Jawa Timur
2019
ISSN : 2685-3639
No. Publikasi : 35520.2002
Katalog : 4103008.35
Naskah:
Bidang Statistik Sosial
BPS Provinsi Jawa Timur
Penyunting: o .id
.g
Bidang Statistik Sosial
ps
Desain Kover :
t
ja
Diterbitkan Oleh:
ht
Dicetak Oleh:
PT Sinar Murni Indoprinting
Pengarah:
Dadang Hardiwan S.Si, M.Si
Penanggung Jawab:
Asim Saputra, SST, M.Ec.Dev.
.id
Penyunting:
o
.g
Bambang Indarto, S.Si, M.Si
ps
.b
im
Penulis :
t
ja
Pengolah Data:
Debora Sulistya Rini, M.Si
Dr. Achmad Syahrul Choir SST.,M.Si
Pemuda mempunyai fungsi dan peran yang strategis dalam pembangunan bangsa.
Dalam proses pembangunan bangsa, pemuda merupakan kekuatan moral, kontrol sosial,
dan agen perubahan sebagai perwujudan dari fungsi, peran, karakteristik, dan
kedudukannya yang strategis dalam pembangunan nasional. Kekuatan dan potensi yang
dimiliki pemuda merupakan modal yang dapat dikembangkan demi kemajuan sumber daya
manusia. Kualitas pemuda yang mumpuni akan menjadi pondasi yang kuat dalam
menghadapi persaingan; kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan perubahan tata
nilai, budaya maupun norma. Oleh karena itu, diperlukan data yang akurat dan mutakhir
khususnya yang berkaitan dengan pemuda sebagai perencanaan, target/sasaran
.id
pembangunan, pengambilan kebijakan dan evaluasi pembangunan.
o
.g
Publikasi Statistik Pemuda Jawa Timur 2019 ini secara khusus mengulas mengenai
ps
kondisi pemuda di Jawa Timur. Pemaparan secara deskriptif dalam penyajian ini
.b
im
diharapkan memberikan gambaran secara umum mengenai potensi pemuda, yang meliputi
t
informasi. Publikasi ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan dalam memberikan
s:
tp
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan publikasi ini. Kritik dan saran diharapkan untuk
kesempurnaan publikasi selanjutnya.
Halaman
.id
1.3 Sistematika Penulisan .......................................................................... 2
o
1.4 Batasan Penulisan ............................................................................... 3
.g
BAB II Metodologi ................................................................................................. 5
ps
.id
7.6 Tingkat Pengangguran Terbuka .......................................................... 71
o
BAB VIII Teknologi Informasi .................................................................................... 75
.g
ps
Lampiran ............................................................................................................ 83
t
// ja
s:
tp
ht
Halaman
Tabel 3.1 Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Kelompok Umur, Tipe Daerah dan
dan Jenis Kelamin, 2019 ......................................................................... …………… 15
Tabel 3.2 Rasio Jenis Kelamin Pemuda Jawa Timur Menurut Tipe Daerah, 2019…………….. 15
Tabel 3.3 Persentase Pemuda Jawa Timur sebagai Kepala Rumah Tangga Menurut Tipe
Daerah, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2019………………………………………….. 18
Tabel 4.1 Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Kelompok Umur dan Partisipasi
Sekolah, 2019………………………………………………………………………………………………….. 24
Tabel 4.2 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Pemuda Jawa Timur Menurut Kelompok Umur,
.id
Jenis Kelamin, dan Tipe Daerah, 2019 ……………………………………………………………… 25
Tabel 4.3
o
Angka Buta Huruf Pemuda Jawa Timur Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin,
.g
ps
2019…………………………………………………………………………………………………………………. 26
.b
Tabel 4.4 Angka Buta Huruf Pemuda Jawa Timur Menurut Kelompok Umur dan Jenis
im
Kelamin, 2019………………………………………………………………………………………………….. 27
t
Tabel 4.5 Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan
// ja
Tabel 5.1 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Berobat Jalan Menurut Jenis Kelamin
tp
ht
.id
Tabel 7.4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Pemuda Jawa Timur Menurut Kelompok
o
.g
Umur, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019 ……………………………………………………….. 62
ps
Tabel 7.5 Persentase Pemuda Jawa Timur Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama (Tiga
.b
Tabel 7.6 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan Utama,
t
ja
Tabel 7.7 Persentase Pemuda Jawa Timur Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, Tipe
tp
Tabel 7.8 Rata-rata Jumlah Jam Kerja Utama Dalam Seminggu dari Pemuda Jawa Timur yang
Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019 ….. 69
Tabel 7.9 Persentase Pemuda Jawa Timur Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja dalam
Seminggu, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019 ……………………………………………………. 70
Tabel 7.10 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pemuda Jawa Timur Menurut Tingkat
Pendidikan, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2019 ………………………………………………… 72
Tabel 8.1 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Menggunakan HP dan Menggunakan
Komputer Menurut Tingkat Pendidikan, 2019 ……………………………………………………….. 78
Tabel 8.2 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Mengakses Internet Menurut Tingkat
Pendidikan, 2019 …………………………………………………………………………………………………… 81
Tabel 8.3 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Mengakses Internet Menurut Kelompok
Umur Dan Media Yang Digunakan, 2019 ……….……………………………………………………… 81
Halaman
Gambar 3.1 Jumlah dan Persentase Pemuda Jawa Timur, Tahun 2015-2019 ……………….. 13
Gambar 3.2 Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin,
2019 ………………………………………………………………………………………………………….. 14
Gambar 3.3 Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan
Status Perkawinan, 2019 …………………………………………………………………………… 16
Gambar 3.4 Persentase Pemuda Menurut Kedudukan dalam Rumah Tangga, 2019………. 18
Gambar 3.5 Persentase Pemuda Menurut Status Tinggal Bersama Dalam Rumah Tangga,
2019 ………………………………… .................................................................……… 19
.id
Gambar 4.1 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Tidak Pernah Sekolah, Tahun 2015-
o
2019……………………………………………………………………………………………………………
.g 22
Gambar 4.2 Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Partisipasi Sekolah, 2019 .………… 23
ps
Gambar 4.3 Angka Buta Huruf Pemuda Jawa Timur Menurut Kelompok Umur dan Jenis
.b
Gambar 4.4 Rata-rata Lama Sekolah Pemuda Jawa Timur Menurut Tipe Daerah dan Jenis
t
ja
Gambar 5.1 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Mengalami Keluhan Kesehatan dalam
tp
Sebulan Terakhir Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019 ………………… 34
ht
Gambar 5.2 Angka Kesakitan Pemuda Jawa Timur Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin,
2019 ……………………………………………………………………………………………………………. 35
Gambar 5.3 Persentase Pemuda Jawa Timur dengan Keluhan Kesehatan yang Berobat
Jalan Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019 ……………..……………………. 36
Gambar 5.4 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Pernah Dirawat Inap Setahun Terakhir
Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019 ……………………………………………. 39
Gambar 5.5 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Pernah Dirawat Inap Menurut Lama
Dirawat, 2019 …………………………………………………………………………………………….. 40
Gambar 5.6 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Memiliki Jaminan Kesehatan Menurut
Tipe Daerah dan Jenis Jaminan Kesehatan, 2019 …………………………………………. 42
Gambar 5.7 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Menggunakan Jaminan Kesehatan
Untuk Berobat Jalan/Melakukan Rawat Inap Menurut Tipe Daerah, 2019 …… 43
Gambar 5.8 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Merokok Tembakau Dalam Sebulan
Terakhir, 2019 ……………………………………………………………………………………………… 44
.id
Daerah, dan Jenis Kelamin, 2019 ………………………………………………………………….. 72
o
.g
Gambar 8.1 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Memiliki HP dan Menggunakan HP
ps
Gambar 8.2 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Menggunakan Komputer PC/Desktop
im
Dalam 3 Bulan Terakhir Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019 ………… 77
t
ja
Gambar 8.3 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Menggunakan HP dan Menggunakan
//
s:
Gambar 8.4 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Mengakses Internet Dalam 3 Bulan
ht
Halaman
.id
Kelompok Umur, 2019 .................................................................................. 88
o
Lampiran 5. Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Kabupaten/Kota dan Status
.g
Perkawinan, 2019 .......................................................................................... 89
ps
Lampiran 9. Angka Buta Huruf Pemuda Jawa Timur Menurut Kabupaten/Kota dan
Jenis Kelamin, 2019 ....................................................................................... 93
Lampiran 10. Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Kabupaten/Kota dan
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2019............................................... 94
Lampiran 11. Persentase Pemuda Jawa Timur yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2019..................................... 95
Lampiran 12. Persentase Pemuda Jawa Timur dengan Keluhan Kesehatan yang
Mengakibatkan Terganggunya Kegiatan Sehari-hari (Angka Kesakitan)
Menurut Kabupaten/Kota, 2019................................................................... 96
Lampiran 13. Persentase Pemuda Jawa Timur yang Sakit Menurut Kabupaten/Kota
Dan Apakah Pernah Berobat Jalan, 2019...................................................... 97
Lampiran 14. Persentase Pemuda Jawa Timur yang Sakit Menurut Kabupaten/Kota
Dan Apakah Pernah Rawat Inap Dalam Setahun Terakhir, 2019 ................. 98
Lampiran 15. Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Kabupaten/Kota dan Apakah
o .id
.g
ps
.b
t im
// ja
s:
tp
ht
“Berikan aku seribu orang tua niscaya kucabut Semeru dari akarnya, berikan aku
sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air dan akan kuguncangkan
dunia.” Kalimat Soekarno tersebut menggambarkan seberapa besar perubahan yang
mampu dibawa oleh pemuda. Jika 10 pemuda saja dapat mengguncang dunia, bayangkan
jika seluruh pemuda Indonesia bersatu dan bekerja sama membangun mewujudkan cita-
.id
cita bangsa Indonesia.
o
.g
Besarnya semangat pemuda pada masa lalu yang tak gentar untuk terus mencoba
ps
perjalanan dari sebuah bangsa. Kecintaan pada bangsa yang semakin erat dan tertanam
t
ja
pada jiwa-jiwa pemuda bangsa Indonesia akan mendorong semangat pemuda dalam
//
s:
menghadapi perubahan yang tengah dan akan terjadi untuk menjaga kelangsungan
tp
Masa depan suatu bangsa sangat ditentukan dari bagaimana pemuda bertindak.
Dengan melakukan hal-hal yang positif dan nyata sebagai wujud pemuda yang cinta
damai, terpelajar, dan memiliki pemikiran yang maju. Pemuda harus dapat mengeluarkan
segala daya dan upaya yang dimiliki untuk turut serta dalam membangun Indonesia.
Pemuda tidak hanya fokus pada pergerakan di organisasi-organisasi kepemudaan, namun
juga harus mampu memainkan peranan dalam menggerakkan perekonomian negara.
Pemuda sebagai aset bangsa harus memiliki kualitas SDM yang mumpuni, harus
mampu bergerak cepat dan lebih maju. Kemampuan berinovasi dan berkreativitas
sangatlah diperlukan untuk mengembangkan ekonomi bangsa. Apalagi di era digital ini
dengan segala kecanggihan teknologi dan tingkat persaingan yang semakin tinggi sehingga
menuntut kualitas SDM lebih ditingkatkan. Pemuda harus mampu beradaptasi dengan
Selain itu pemuda harus dapat menyikapi perkembangan yang terjadi di dunia dan
selalu mengambil sisi positif, serta meninggalkan sisi negatifnya. Pemuda yang
berkarakter, maju dan mandiri sangat berperan dalam mewujudkan Indonesia yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Pemuda yang
berkarakter adalah yang memiliki kejujuran, kepedulian, akhlak yang baik, visi masa
depan, komitmen, ketekunan, mampu bekerja sama, pantang menyerah dan memiliki
wawasan serta pengetahuan yang luas.
Kualitas pemuda pada masa kini menjadi penentu kualitas penduduk di masa
depan. Kualitas tersebut sebagian bergantung pada kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan
.id
mereka. Selanjutnya, bagaimana mereka akan berproses dewasa dan menyiapkan masa
o
.g
depannya. Data-data yang akurat tentang karakteristik pemuda merupakan hal yang
ps
sangat dibutuhkan, agar kekuatan dan kekurangan pemuda dapat diidentifikasi sedini
.b
im
mungkin serta dapat dikelola sedemikian rupa untuk menjawab tantangan ke depan.
t
// ja
s:
tp
1.2. Tujuan
ht
Bab 1 Pendahuluan : Bab ini berisikan latar belakang, tujuan penulisan, sistematika
penulisan dan batasan penulisan.
Bab 3 Profil Demografi Pemuda : Bab ini berisikan ulasan pemuda yang berkaitan dengan
komposisi penduduk, pemuda menurut status perkawinan, serta pemuda
sebagai kepala rumah tangga
Bab 4 Pendidikan Pemuda : Bab ini berisi mengenai partisipasi sekolah, angka buta huruf,
rata-rata lama sekolah, serta pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
Bab 5 Kesehatan Pemuda : Bab ini berisi mengenai keluhan kesehatan, angka kesakitan,
berobat jalan dan rawat inap, kepemilikan jaminan kesehatan, serta perilaku
merokok.
.id
Bab 6 Kesehatan Reproduksi : Bab ini berisi mengenai umur perkawinan pertama
o
pemuda, persalinan pemuda, serta partisipasi pemuda perempuan dalam
.g
ps
program KB.
.b
Bab 7 Ketenagakerjaan Pemuda : Bab ini berisi mengenai partisipasi dalam kegiatan
im
ekonomi, lapangan usaha, jenis pekerjaan, status pekerjaan, jam kerja, serta
t
//ja
Bab 8 Teknologi Informasi : Bab ini berisi mengenai penggunaan handphone dan
ht
.id
a. Data Susenas Kor Jawa Timur tahun 2019, sebagai dasar untuk memperoleh gambaran
o
umum mengenai kondisi dan potensi pemuda dari sisi demografi, pendidikan,
.g
ps
b. Data Sakernas Jawa Timur tahun 2019, digunakan untuk melihat kondisi
im
ketenagakerjaan pemuda.
t
ja
c. Data proyeksi penduduk Jawa Timur 2010-2020, digunakan untuk melihat jumlah
//
s:
Sampel Susenas dan Sakernas Jawa Timur 2019 tersebar di seluruh kabupaten/kota
di Jawa Timur. Data Susenas dan Sakernas 2019 dapat disajikan sampai ke tingkat
kabupaten/kota.
.id
A. Keterangan Demografi :
o
.g
a. Pemuda adalah penduduk berumur 16-30 tahun (berdasarkan Undang-undang
ps
b. Umur dihitung dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau umur menurut
t
ulang tahun yang terakhir. Perhitungan umur didasarkan pada kalender Masehi.
// ja
s:
c. Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah salah seorang anggota rumah tangga (ART)
tp
d. Anggota Rumah Tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat
tinggal di suatu rumah tangga baik yang pada waktu pencacahan berada di rumah
tangga tersebut maupun yang sedang bepergian kurang dari 6 bulan dan tidak
berniat pindah. Orang yang telah 6 bulan atau lebih tinggal di rumah tangga yang
sedang dicacah atau telah tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat menetap
dianggap sebagai anggota rumah tangga dari rumah tangga yang sedang dicacah
tersebut.
e. Tidak termasuk anggota rumah tangga yaitu orang yang telah bepergian selama 6
bulan atau lebih, atau kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah (akan
meninggalkan rumah selama 6 bulan atau lebih).
- Kawin adalah mereka yang mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi
perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam
hal ini tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara dan
sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat
sekelilingnya dianggap sebagai suami-istri.
- Cerai hidup adalah mereka yang berpisah sebagai suami-istri karena bercerai dan
.id
belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun
o
.g
belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup
ps
terpisah tetapi masih berstatus kawin. Wanita yang mengaku belum pernah kawin
.b
im
- Cerai mati adalah mereka yang ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum
//
s:
kawin lagi.
tp
h. Umur perkawinan pertama adalah umur perempuan pernah kawin ketika pertama
ht
B. Kesehatan :
c. Lamanya terganggu tidak merujuk pada keluhan yang terberat saja, melainkan
mencakup jumlah hari untuk semua keluhan kesehatan dalam satu bulan terakhir.
e. Berobat jalan adalah kegiatan atau upaya art yang mempunyai keluhan kesehatan
untuk memeriksakan diri dan mendapat pengobatan dengan mendatangi tempat-
tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap, termasuk
mendatangkan petugas kesehatan ke rumah.
.id
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan
o
.g
dasar kesehatan.
ps
.b
C. Pendidikan :
im
a. Dapat membaca dan menulis adalah mereka yang dapat membaca dan menulis
t
ja
b. Buta Aksara/Huruf adalah tidak bisa membaca dan menulis kalimat sederhana
ht
dengan suatu aksara, termasuk huruf Braille. Orang cacat yang pernah dapat
membaca dan menulis digolongkan tidak buta huruf.
c. Sekolah adalah sekolah formal mulai dari pendidikan dasar (SD dan SLTP),
menengah (SLTA) dan tinggi (perguruan tinggi/akademi), termasuk pendidikan yang
setara seperti Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah.
Madrasah Diniyah bukan merupakan sekolah formal.
d. Partisipasi sekolah adalah terdaftar dan aktif mengikuti proses belajar baik di suatu
jenjang pendidikan formal maupun non formal (program kesetaraan Paket A/B/C)
yang berada di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas)
maupun kementerian lainnya. Dikatakan aktif mengikuti program kesetaraan
apabila dalam sebulan terakhir pernah mengikuti proses belajar di kegiatan paket
A/B/C.
f. Masih bersekolah adalah status dari mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti
pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal.
g. Tidak bersekolah lagi adalah status dari mereka yang pernah terdaftar dan aktif
mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal, tetapi pada saat
pencacahan tidak lagi terdaftar dan tidak lagi aktif.
.id
penduduk yang bersekolah terhadap total pendunduk menurut batasan umur
o
sekolah pada setiap jenjang pendidikan formal dan non formal (Paket A setara SD,
.g
ps
i. Rata-rata lama sekolah pemuda adalah rata-rata jumlah tahun yang ditempuh oleh
im
penduduk umur 16-30 tahun untuk menempuh semua jenjang pendidikan yang
t
ja
pernah dijalani.
//
s:
tp
tertinggi yang pernah diduduki oleh seseorang yang sudah tidak bersekolah lagi
atau yang sedang diduduki oleh seseorang yang masih bersekolah.
k. Tamat Sekolah adalah telah menyelesaikan pelajaran yang ditandai dengan lulus
ujian akhir pada kelas atau tingkat terakhir pada suatu jenjang pendidikan formal
baik negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda tamat belajar/ijasah.
Seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi sudah
mengikuti ujian akhir dan lulus, dianggap tamat sekolah.
D. Ketenagakerjaan :
a. Penduduk Usia Kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas. Namun untuk
publikasi ini umur dibatasi 16-30 tahun.
b. Angkatan Kerja Pemuda adalah penduduk berumur 16-30 tahun yang selama
d. Mencari Pekerjaan adalah kegiatan dari mereka yang bekerja tetapi karena suatu
hal masih mencari pekerjaan; atau mereka yang dibebastugaskan dan akan
dipanggil kembali tetapi sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan; atau
.id
mereka yang pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan; atau
o
.g
mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
ps
.b
melakukan tindakan nyata seperti mengumpulkan modal atau alat, mencari lokasi,
mengurus surat ijin usaha, dsb.
g. Bukan Angkatan Kerja Pemuda adalah penduduk berumur 16-30 tahun yang
selama seminggu sebelum pencacahan hanya bersekolah, mengurus rumah tangga,
atau melakukan kegiatan lainnya. Dapat juga berarti tidak melakukan kegiatan yang
dapat dimasukkan dalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari
pekerjaan.
j. Jenis Pekerjaan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau
ditugaskan kepada seseorang.
.id
l. Jumlah Jam Kerja adalah jumlah waktu (dalam jam) yang digunakan untuk bekerja
o
.g
selama seminggu.
ps
seseorang yang bekerja atau sementara tidak bekerja dengan status sebagai
t
n. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase angkatan kerja yang tidak
ht
b. Komputer mengacu pada komputer desktop, laptop (portable) atau tablet (atau
komputer genggam yang serupa).
.id
Analisis data yang dipergunakan dalam publikasi ini bersifat deskriptif, dengan
o
penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, dan ulasan sederhana. Data-data yang dihasilkan
.g
ps
merupakan pengolahan hasil Susenas dan Sakernas, serta dilengkapi dengan data proyeksi
.b
penduduk. Untuk data jumlah penduduk disajikan berdasarkan hasil proyeksi penduduk,
im
sedangkan untuk analisis yang lain merupakan hasil pengolahan data Susenas dan
t
ja
Pada bagian akhir publikasi ini dilengkapi dengan tabel-tabel yang menyajikan data
pada level kabupaten/kota.
Tanggung jawab dan peran strategis pemuda sebagai generasi muda bangsa tidak
.id
dapat dipungkiri dalam era pembangunan yang serba cepat saat ini. Pemikiran dan
o
.g
kontribusi aktif dari pemuda memberikan andil yang besar bagi kemajuan negara. Di
ps
tangan pemudalah peradaban suatu bangsa dipertaruhkan, dengan harapan kelak mampu
.b
im
bangsa.
//
s:
Gambar 3.1 Jumlah dan Persentase Pemuda Jawa Timur, Tahun 2015-2019
tp
ht
22.90%
22.80%
22.73%
22.67%
22.60%
8,90 jt jiwa
8,93 jt jiwa
8,91 jt jiwa
8,95 jt jiwa
8,97 jt jiwa
.id
pindah ke perkotaan. Tidak heran jika lebih dari separuh pemuda Jawa Timur tinggal di
o
.g
perkotaan (55,39 persen), sebagaimana yang tersaji pada Gambar 3.2.
ps
.b
Gambar 3.2 Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin,
im
2019
t
// ja
s:
Laki-laki
tp
Perkotaan
55,39 % 50,34 %
ht
Perdesaan Perempuan
44,61 % 49,66 %
Berdasarkan komposisi jenis kelamin pemuda, jumlah pemuda laki-laki lebih banyak
dibandingkan jumlah pemuda perempuan (50,34 persen laki-laki dan 49,66 persen
perempuan dari total pemuda). Sementara itu berdasarkan kelompok umur pemuda,
persentase pemuda tertinggi pada kelompok umur 19-24 tahun dengan persentase sebesar
41,01 persen. Pola yang sama terlihat pada kelompok perkotaan dan perdesaan serta
kelompok laki-laki dan perempuan.
Tabel 3.2 Rasio Jenis Kelamin Pemuda Jawa Timur Menurut Tipe Daerah, 2019
o .id
Kelompok Umur .g
Perkotaan (K) Perdesaan (D) K+D
(Tahun)
ps
Tabel 3.2 menunjukkan rasio jenis kelamin pemuda (perbandingan antara pemuda
laki-laki dan perempuan) di Jawa Timur pada tahun 2019 sebesar 101,39. Angka ini
menunjukkan bahwa dari 100 orang pemuda perempuan terdapat setidaknya 101 pemuda
laki-laki.
Sementara itu, rasio jenis kelamin pemuda di daerah perkotaan dan perdesaan
menunjukkan angka yang berbeda. Pada daerah perkotaan rasio jenis kelamin pemudanya
sebesar 104,52 sedangkan di perdesaan sebesar 97,63. Demikian pula untuk rasio jenis
kelamin per kelompok usia, semakin tinggi usia pemuda rasio jenis kelamin semakin
menurun.
Gambar 3.3 Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan
Status Perkawinan, 2019
69.08
60.95
54.51 56.52
51.01
47.60
43.78 42.20
.id
37.84
30.05
o
.g
ps
.b
0.87
t
Lebih dari separuh pemuda Jawa Timur berstatus belum kawin, yaitu sekitar 56,52
persen. Sedangkan pemuda yang berstatus kawin sebesar 42,20 persen, dan pemuda yang
berstatus cerai hidup/cerai mati sekitar 1,29 persen. Berdasarkan jenis kelamin, tampak
ada perbedaan pola status perkawinan antara pemuda laki-laki dan perempuan. Pemuda
perempuan cenderung lebih banyak yang berstatus pernah kawin (berstatus kawin/cerai
hidup/cerai mati) dibandingkan pemuda laki-laki (56,22 persen berbanding 30,92 persen).
Hal ini menunjukkan bahwa pemuda perempuan cenderung lebih awal menikah
dibandingkan pemuda laki-laki.
Demikian pula jika diperhatikan menurut tipe daerah, pemuda yang tinggal di
perdesaan cenderung lebih banyak yang berstatus pernah kawin (48,99 persen)
dibandingkan pemuda yang tinggal di perkotaan (39,05 persen). Hal ini antara lain
.id
diri mereka sebelum terjun dalam kehidupan bermasyarakat.
o
.g
Dalam publikasi ini pengertian keluarga didekati dengan rumah tangga. Di dalam
ps
rumah tangga terdiri dari kepala dan anggota rumah tangga. Kepala rumah tangga (krt)
.b
im
adalah seseorang dari sekelompok anggota rumah tangga (art) yang bertanggung jawab
t
ja
atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga, atau orang yang dianggap/ditunjuk sebagai krt.
//
Peran kepala rumah tangga sangat penting dalam menentukan kelangsungan dan
s:
tp
keberadaan rumah tangganya. Selain harus bertanggung jawab secara ekonomi untuk
ht
memenuhi kebutuhan seluruh anggotanya, seorang kepala rumah tangga juga harus
mengatur dan memimpin anggota rumah tangganya, serta berperan dalam pengambilan
keputusan dalam rumah tangganya.
Pada tahun 2019, dari seluruh pemuda di Jawa Timur, sebanyak 8,71 persennya
berstatus sebagai kepala rumah tangga. Persentase pemuda sebagai krt di perkotaan lebih
tinggi daripada pemuda sebagai krt di perdesaan (10,05 persen berbanding 7,05 persen).
Berdasarkan jenis kelamin, persentase pemuda laki-laki yang menjadi kepala rumah tangga
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pemuda perempuan (14,88 persen berbanding 2,46
persen). Pola yang sama terjadi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Angka
tersebut mendukung citra laki-laki yang telah dibentuk oleh budaya, dimana laki-laki adalah
panutan, dengan peran ideal sebagai pencari nafkah keluarga, pelindung, dan mengayomi,
sehingga sudah sepantasnya seorang laki-laki berperan sebagai kepala rumah tangga.
KRT ART
.id
Sekitar 0,80 persen pemuda pada kelompok umur 16-18 tahun yang menjadi kepala rumah
o
.g
tangga, selanjutnya sekitar 6,46 persen adalah pemuda kelompok umur 19-24 tahun, dan
ps
sekitar 15,33 persen adalah pemuda kelompok umur 25-30 tahun. Seiring bertambahnya
.b
im
usia pemuda semakin banyak juga pemuda yang sudah menikah membentuk keluarga
t
ja
baru.
//
s:
Tabel 3.3 Persentase Pemuda Jawa Timur sebagai Kepala Rumah Tangga Menurut
tp
Kelompok
Perkotaan (K) Perdesaan (D) K+D
umur
Laki- Perem- Laki- Perem- Laki- Perem-
(Tahun) L+P L+P L+P
laki puan laki puan laki puan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
16-18 0,73 1,97 1,33 0,29 0,08 0,19 0,53 1,08 0,80
19-24 11,78 5,63 8,78 6,42 0,69 3,51 9,47 3,40 6,46
25-30 29,19 2,04 15,84 27,78 2,33 14,69 28,58 2,17 15,33
16-30 16,30 3,51 10,05 13,05 1,20 7,05 14,88 2,46 8,71
Peran pemuda sebagai krt, tidak sebatas untuk pemuda yang sudah berkeluarga,
ada sebagian pemuda yang berstatus sebagai krt karena dia tinggal sendiri, tinggal bersama
.id
Tinggal sendiri Bersama Keluarga/Lainnya
o
.g
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, Susenas 2019 diolah
ps
.b
Berdasarkan status tinggal dalam rumah tangga, sebagian besar pemuda tinggal
im
dalam satu rumah tangga bersama dengan keluarga atau dengan yang lainnya (98,03
t
ja
persen). Sementara itu sebanyak 1,97 persen pemuda merupakan rumah tangga tunggal
//
s:
atau tinggal sendiri. Untuk pemuda yang berstatus sebagai rumah tangga tunggal di
tp
ht
.id
pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan
o
.g
lokal, nasional, dan global.
ps
Pintar dan pelaksanaan Wajib Belajar 12 tahun yang merupakan agenda penting
t
Nasional (RPJMN) 2015-2019. SDM harus terus ditingkatkan agar tidak ketinggalan untuk
s:
tp
melalui pendidikan, terutama bagi generasi muda. Generasi muda yang cerdas dan
kompeten di bidangnya sangat dibutuhkan untuk kemajuan bangsa Indonesia, sehingga
Indonesia dapat bersaing dengan bangsa lain dan tidak tertinggal karena arus global yang
berjalan cepat. Ilmu pengetahuan menjadi senjata terbaik yang dapat digunakan untuk
berkompetisi secara sehat dengan bangsa lain.
Beberapa indikator pencapaian pembangunan di bidang pendidikan terutama
untuk kaum muda yang dapat disajikan dalam publikasi ini antara lain partisipasi sekolah,
angka buta huruf, rata-rata lama sekolah, dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Data-
data tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pendidikan pemuda di
Jawa Timur.
.id
Berdasarkan data Susenas, persentase pemuda yang tidak pernah bersekolah
o
.g
cenderung menurun dalam 5 tahun terakhir (Gambar 4.1). Hal ini mengindikasikan
ps
meskipun pada tahun 2018 terjadi sedikit kenaikan dibanding tahun 2017.
im
Gambar 4.1 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Tidak Pernah Sekolah,
t
ja
Tahun 2015-2019
//
s:
0.85
tp
ht
0.73
0.57 0.58
0.54
Pada tahun 2019, sebanyak 99,46 persen pemuda Jawa Timur pernah mengenyam
pendidikan (masih bersekolah dan tidak bersekolah lagi). Sebanyak 26,88 persen pemuda
berstatus masih bersekolah dan sebanyak 72,58 persen tidak bersekolah lagi. Sementara
itu masih terdapat pemuda yang tidak pernah bersekolah sebesar 0,54 persen.
.id
Gambar 4.2 Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Partisipasi Sekolah, 2019
78.11
o
.g
72.32 72.85 72.58
68.13
ps
.b
im
31.55
27.17 26.58 26.88
t
21.08
// ja
Berdasarkan jenis kelamin, tidak ada perbedaan yang nyata antara partisipasi
sekolah pemuda laki-laki dan pemuda perempuan. Persentase pemuda laki-laki yang tidak
pernah bersekolah, masih bersekolah, dan tidak bersekolah lagi masing-masing sebesar
0,50 persen; 27,17 persen; dan 72,32 persen. Sementara itu persentase pemuda
perempuan yang tidak pernah bersekolah, masih bersekolah, dan tidak bersekolah lagi
masing-masing sebesar 0,57 persen; 26,58 persen, dan 72,85 persen.
Seiring dengan semakin bertambahnya umur, persentase pemuda yang masih
bersekolah semakin rendah, dan sebaliknya persentase pemuda yang tidak bersekolah lagi
semakin tinggi. Pemuda kelompok usia 19-24 tahun yang masih bersekolah sebesar 24,80
persen, jauh di bawah pemuda kelompok usia 16-18 tahun (72,74 persen). Ini
Tabel 4.1 Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Kelompok Umur dan
Partisipasi Sekolah, 2019
Kelompok Umur Tidak pernah Tidak sekolah
Masih sekolah Total
(Tahun) sekolah lagi
(1) (2) (3) (4) (5)
.id
25-30 0,63 4,61 94,76 100,00
Sementara itu yang perlu mendapat perhatian di sini adalah pada kelompok usia
t
ja
16-18 tahun, cukup banyak pemuda yang sudah tidak bersekolah lagi (26,88 persen) dan
//
s:
ada juga yang tidak pernah bersekolah (0,38 persen). Padahal seharusnya pada usia
tp
Tabel 4.2 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Pemuda Jawa Timur Menurut
Kelompok Umur, Jenis Kelamin, dan Tipe Daerah, 2019
o.id
.g
Kelompok Umur
Jenis Kelamin Perkotaan (K) Perdesaan (D) K+D
ps
(Tahun)
.b
Untuk daerah perkotaan dan perdesaan, APS pemuda di perkotaan lebih tinggi
dibandingkan dengan APS pemuda di perdesaan. Keadaan tersebut juga terlihat di setiap
kelompok umur pemuda, pada masing-masing kelompok umur APS pemuda di perkotaan
selalu menunjukkan angka yang lebih tinggi. Hal ini tentu saja tidak lepas dari keberadaan
fasilitas pendidikan yang kebanyakan terletak di wilayah perkotaan.
.id
memberikan perhatian khusus dalam menghadapi masalah keaksaraan nasional, antara
o
.g
lain dengan diterbitkannya Permendikbud RI Nomor 86 Tahun 2014 tentang Pedoman
ps
pelaksanaan keaksaraan bagi masyarakat Indonesia usia 15-59 tahun yang belum memiliki
im
kemampuan membaca dan menulis. Selain itu berbagai upaya pemerintah dalam
t
ja
menjalankan program dan kegiatan untuk menuntaskan buta huruf, antara lain melalui
//
s:
Tabel 4.3 Angka Buta Huruf Pemuda Jawa Timur Menurut Tipe Daerah dan Jenis
Kelamin, 2019
Tingkat kemampuan baca tulis penduduk dapat digambarkan melalui angka buta
huruf (ABH) dan angka melek huruf (AMH). Selain itu ABH merupakan salah satu indikator
global yang menjadi target dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Indikator ini
.id
pemberantasan buta huruf di semua wilayah secara merata.
o
.g
Gambar 4.3 Angka Buta Huruf Pemuda Jawa Timur Menurut Kelompok Umur, 2019
ps
.b
0.39
tim
// ja
s:
0.08 0.09
tp
ht
.id
mencerminkan semakin baiknya kualitas pendidikan penduduk, dan tentunya akan
meningkatkan kualitas pembangunan manusia Indonesia. o
.g
ps
Upaya peningkatan kualitas SDM melalui dunia pendidikan telah lama dilakukan
.b
pemerintah. Pada tahun 2010 pemerintah pusat telah mencanangkan peningkatan status
im
dari wajib belajar pendidikan dasar (wajar dikdas) 9 tahun menjadi wajib belajar (wajar) 12
t
ja
tahun. Program wajar 12 tahun memberikan isyarat pada seluruh lapisan masyarakat
//
s:
kualifikasi SMA/sederajat.
Gambar 4.4 Rata-rata Lama Sekolah Pemuda Jawa Timur Menurut Tipe Daerah
dan Jenis Kelamin, 2019
11.39 11.29
11.20
10.77 10.74
10.71
.id
4.4 Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
o
.g
Tingkat pendidikan yang dicapai seseorang berkaitan erat dengan penguasaan ilmu
ps
pengetahuan, wawasan, serta keahlian yang yang dimiliki. Dengan mencapai tingkat
.b
im
pendidikan yang tinggi memungkinkan masyarakat untuk mengelola berbagai sumber daya
t
ja
dengan baik. Selain itu, dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mempermudah dalam
//
taraf hidup.
Jenjang pendidikan terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu pendidikan dasar 9 tahun
(Sekolah Dasar selama 6 tahun dan Sekolah Menengah Pertama selama 3 tahun),
pendidikan menengah selama 3 tahun (Sekolah Menengah Atas), serta pendidikan tinggi
yang mencakup program Diploma, Sarjana, Magister, Doktor, dan Spesialis
(diselenggarakan Perguruan Tinggi).
Pada tahun 2019, sebesar 37,05 persen pemuda di Jawa Timur telah menempuh
pendidikan dasar 9 tahun atau memiliki ijazah SMP/sederajat. Selanjutnya pemuda yang
telah menuntaskan wajib belajar 12 tahun atau memiliki ijazah SMA/sederajat sebesar
37,99 persen. Dan hanya sekitar 9,60 persen pemuda Jawa Timur yang telah menuntaskan
pendidikannya pada Perguruan Tinggi.
Tabel 4.5 Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan
Jenjang Pendidikan, 2019
.id
Tdk Tidak
Tipe Daerah / SD/ SMP/ SMA/
Pernah Tamat
o PT Jumlah
.g
Jenis Kelamin Sederajat Sederajat Sederajat
Sekolah SD
ps
(K)
Perempuan 0,31 2,31 7,29 35,70 40,14 14,25 100,00
t
L+P
//
s:
(D)
0,89 2,09 17,49 41,39 31,46 6,68 100,00
ht
Perempuan
o .id
.g
ps
.b
tim
ja
//
s:
tp
ht
.id
Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional.
o
.g
Pembangunan kesehatan merupakan investasi dalam upaya meningkatkan sumber daya
ps
manusia untuk mencapai tujuan memajukan bangsa. Pemerintah bertanggung jawab atas
.b
im
Peran pemuda sangat penting dalam banyak bidang, termasuk bidang kesehatan.
//ja
Pemuda sebagai penggerak pembangunan bangsa, diharapkan selalu berada pada kondisi
s:
tp
sehat, baik jasmani maupun rohani. Semua pemikiran dan potensi yang dimiliki pemuda
ht
Gambar 5.1 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Mengalami Keluhan Kesehatan
dalam Sebulan Terakhir Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019
o .id
.g
Perkotaan Laki-laki
ps
25,86 % 24,62 %
.b
t im
Perdesaan Perempuan
ja
25,82 % 27,08 %
//
s:
tp
ht
Pemuda Jatim
25,84 %
Pada tahun 2019 sekitar 25,84 persen pemuda di Jawa Timur pernah mengalami
keluhan kesehatan dalam satu bulan terakhir. Atau dapat dikatakan sekitar 1 dari 4 pemuda
Jawa Timur mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir. Berdasarkan tipe
daerah, persentase pemuda yang mengalami keluhan kesehatan baik di perdesaan maupun
perkotaan menunjukkan pola yang hampir sama yaitu sekitar 25 persen.
Selanjutnya apabila diperhatikan menurut jenis kelamin, tampak bahwa persentase
pemuda perempuan yang mengalami keluhan kesehatan lebih tinggi dibandingkan pemuda
laki-laki (27,08 persen persen berbanding 24,62 persen). Adanya keluhan kesehatan yang
Gambar 5.2 Angka Kesakitan Pemuda Jawa Timur Menurut Tipe Daerah
.id
dan Jenis Kelamin, 2019
o
.g
11.16
ps
10.77
10.63
10.45
.b
10.21
10.09
9.87
im
9.66
9.32
t
ja
//
s:
tp
ht
Pada tahun 2019, angka kesakitan pemuda di Jawa Timur sebesar 10,21 persen. Jika
dikaitkan dengan data pada Gambar 5.1, dari 25,84 persen pemuda di Jawa Timur yang
mengalami keluhan kesehatan selama sebulan terakhir, sebesar 10,21 persen pemuda
mengalami sakit yang sampai mengganggu aktivitasnya. Artinya, dari 100 orang pemuda di
Jawa Timur, sekitar 26 orang diantaranya mengalami keluhan kesehatan, dan 10 orang
diantaranya mengalami sakit yang sampai mengganggu aktivitasnya sehari-hari dalam satu
bulan terakhir.
Berdasarkan tipe daerah, angka kesakitan pemuda yang tinggal di perdesaan lebih
tinggi dibandingkan dengan pemuda yang tinggal di perkotaan (10,63 persen berbanding
.id
melalui fasilitas kesehatan dapat melalui berobat jalan atau rawat inap (opname).
o
.g
Berobat jalan adalah upaya seseorang yang mempunyai keluhan kesehatan untuk
ps
pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap, di sini juga termasuk bila
t
ja
mendatangkan petugas kesehatan ke rumah. Berobat jalan secara medis dapat dilakukan
//
balai pengobatan dengan ditangani oleh petugas medis. Sedangkan berobat jalan secara
ht
Gambar 5.3 Persentase Pemuda Jawa Timur dengan Keluhan Kesehatan yang Berobat
Jalan Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019
Tabel 5.1 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Berobat Jalan Menurut
.id
Tempat Berobat Jalan, 2019
o
.g
Tipe daerah Jenis kelamin
Tempat Berobat Jalan *) Total Pemuda
ps
Pengobatan
1,39 1,52 1,71 1,25 1,45
tradisional/alternatif
Lainnya 1,63 1,34 2,12 1,01 1,49
Dari pemuda Jawa Timur yang melakukan berobat jalan, sebagian besar pemuda
lebih memilih pengobatan modern dari pada pengobatan tradisional. Tiga tempat berobat
jalan yang paling banyak dipilih pemuda Jawa Timur adalah praktik dokter/bidan sebesar
51,69 persen, berikutnya diikuti Puskesmas/Pustu sebesar 22,58 persen, dan klinik/praktek
dokter bersama sebesar 12,52 persen. Demikian pula jika diperhatikan menurut jenis
kelamin, terdapat pola yang sama antara pemuda laki-laki dan perempuan, sama-sama
lebih banyak memilih berobat jalan di pengobatan modern.
.id
terlihat pada pemuda laki-laki dan perempuan.
o
.g
Tabel 5.2 Persentase Pemuda Jawa Timur dengan Keluhan Kesehatan yang Tidak
ps
Total Pemuda
berobat jalan Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan
t
ja
transpor
Tidak ada sarana
0,00 0,04 0,00 0,04 0,02
transportasi
Waktu tunggu
0,49 0,12 0,42 0,23 0,33
pelayanan lama
Mengobati sendiri 64,81 62,10 64,32 62,91 63,63
Tidak ada yang
0,05 0,00 0,00 0,06 0,03
mendampingi
Merasa tidak perlu 32,83 35,76 33,56 34,67 34,11
Selain berobat jalan, dalam mengatasi keluhan kesehatan yang cukup serius maka
diperlukan pengobatan dengan rawat inap. Rawat inap yang dicakup dalam pendataan
Gambar 5.4 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Pernah Dirawat Inap Setahun
.id
Terakhir Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019
o
.g
7.89
7.44
ps
6.90
5.25
.b
4.88 5.09
im
Berdasarkan tempat rawat inap, tiga tempat rawat inap yang paling banyak menjadi
rujukan pemuda secara berurutan adalah rumah sakit swasta (44,22 persen), rumah sakit
pemerintah (29,23 persen), dan puskesmas/pustu (17,91 persen). Rumah sakit masih
menjadi rujukan sebagian besar pemuda Jawa Timur untuk melakukan rawat inap, baik
rumah sakit swasta maupun pemerintah. Dengan fasilitas dan pelayanan yang lebih
lengkap, rawat inap di rumah sakit menjadi lebih banyak dipilih daripada tempat
pengobatan lainnya.
Berdasarkan tipe daerah, pemilihan tempat rawat inap di rumah sakit swasta
dilakukan lebih dari separuh pemuda di perkotaan. Keberadaan rumah sakit swasta di
perkotaan lebih banyak dibandingkan rumah sakit pemerintah, sehingga pemuda di
Tabel 5.3 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Pernah Rawat Inap Menurut
Jenis Kelamin dan Tempat Rawat Inap, 2019
Tipe daerah Jenis kelamin
Tempat Rawat Inap *) Total Pemuda
Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Rumah sakit pemerintah 27,34 31,76 34,13 27,38 29,23
Rumah sakit swasta 50,30 36,10 41,12 45,38 44,22
Praktek dokter/bidan 6,11 6,31 0,87 8,20 6,20
Klinik/praktek dokter bersama 4,72 5,08 3,16 5,52 4,88
Puskesmas/Pustu 12,92 24,57 23,72 15,72 17,91
Pengobatan tradisional/alternatif 0,00 0,29 0,46 0,00 0,13
.id
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, Susenas 2019 diolah
Keterangan : *) Bisa lebih dari satu fasilitas kesehatan
o
.g
ps
Jika diperhatikan menurut jenis kelamin, prefensi pemilihan tempat rawat inap
.b
antara pemuda perempuan di praktek dokter/bidan terlihat sembilan kali lebih tinggi
im
dibandingkan pemuda laki-laki (8,20 persen berbanding 0,87 persen). Hal ini antara lain
t
// ja
berkaitan dengan pelayanan kehamilan dan persalinan yang dilakukan oleh pemuda
s:
perempuan pada tempat pelayanan kesehatan tersebut, seperti rumah sakit bersalin atau
tp
ht
praktik bidan.
Gambar 5.5 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Pernah Rawat Inap Menurut
Lama Dirawat, 2019
1.09
3.41
54.83
40.67
.id
kesehatan tentu saja akan membantu seseorang mendapatkan pelayanan kesehatan
o
.g
dengan baik bagi semua penduduk yang terdaftar dalam program jaminan kesehatan, baik
ps
Sebanyak 59,85 persen pemuda Jawa Timur sudah memiliki jaminan kesehatan,
Persentase pemuda di perkotaan yang memiliki jaminan kesehatan lebih besar
dibandingkan pemuda di perdesaan (64,32 persen berbanding 54,31 persen). Sementara
itu tidak ada perbedaan yang nyata antara pemuda laki-laki dan perempuan yang memiliki
jaminan kesehatan.
48.88
44.17
38.59
34.50
20.28 21.71
17.37
14.41
7.71 5.53
1.90 0.67 2.33 1.40
.id
o
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, Susenas 2019 diolah .g
ps
BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran (PBI) merupakan jaminan kesehatan yang
.b
paling banyak dimiliki oleh pemuda di Jawa Timur (sebesar 48,88 persen). Sedangkan
im
paling sedikit dimiliki oleh pemuda adalah jaminan kesehatan dari asuransi swasta (sebesar
t
// ja
1,40 persen). Jika diperhatikan menurut tipe daerah, kepemilikan BPJS Kesehatan PBI lebih
s:
Kesehatan PBI di perdesaan jauh lebih banyak dibandingkan di perkotaan (64,03 persen
berbanding 38,59 persen). Sementara itu jaminan kesehatan BPJS Kesehatan Non PBI di
perkotaan lebih besar dibandingkan di (44,17 persen berbanding 20,28 persen).
Tidak semua pemuda Jawa Timur yang memiliki jaminan kesehatan
menggunakannya untuk berobat jalan ataupun rawat inap. Hanya sebesar 30,82 persen
pemuda Jawa Timur yang berobat jalan menggunakan jaminan kesehatan. Persentase
pemuda di perkotaan yang berobat jalan menggunakan jaminan kesehatan (36,90 persen)
lebih tinggi dibandingkan pemuda di perdesaan (23,72 persen). Sebesar 61,36 persen
pemuda yang dirawat inap menggunakan jaminan kesehatan. Berdasarkan tipe daerah,
persentase pemuda di perkotaan yang dirawat inap dengan menggunakan jaminan
kesehatan (68,28 persen) lebih tinggi dibandingkan pemuda di perdesaan (52,11 persen).
68.28
61.36
52.11
36.90
30.82
23.72
.id
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, Susenas 2019 diolah
o
.g
Penggunaan jaminan kesehatan untuk rawat inap terlihat lebih besar dibandingkan
ps
untuk rawat jalan. Hal ini kemungkinan karena rawat inap membutuhkan biaya lebih
.b
Perkotaan Laki-laki
23,14 % 49,43 %
25,14 %
Perdesaan Perempuan
27,62 % 0,51 %
.id
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, Susenas 2019 diolah
o
.g
ps
tinggi dibandingkan pemuda di perkotaan (27,62 persen berbanding 23,14 persen). Apabila
t
dilihat menurut jenis kelamin, sekitar 49,43 persen pemuda laki-laki di Jawa Timur merokok
// ja
atau sekitar 1 dari 2 pemuda laki-laki merokok. Sementara itu persentase pemuda
s:
tp
Tabel 5.5 Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Perilaku Merokok Tembakau Dalam
Sebulan Terakhir,Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019
.id
Merokok, setiap hari 8,97 24,37 29,22 23,07
Merokok, tidak
o
.g
setiap hari 1,37 2,59 1,88 2,07
ps
.b
Berdasarkan kelompok umur, aktivitas merokok sudah dilakukan oleh 10,34 persen
tp
ht
pemuda umur 16-18 tahun, yaitu terdiri dari 8,97 persen yang merokok setiap hari dan 1,37
persen yang merokok tidak setiap hari. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan,
mengingat pada kelompok umur ini sebagian besar pemuda masih dalam jenjang
pendidikan SMA/sederajat.
Seiring dengan bertambahnya usia pemuda, semakin banyak pemuda yang
merokok. Hal ini antara lain dikarenakan secara ekonomi pemuda pada usia yang lebih
dewasa sudah banyak yang bekerja dan memiliki penghasilan sendiri, sehingga semakin
mudah untuk membeli dan mengkonsumsi rokok. Meskipun demikian, dipandang dari segi
manapun merokok tidak ada segi baiknya baik bagi perokok maupun orang-orang yang di
sekitarnya.
.id
kesehatan ibu dalam usia reproduksi agar melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas,
o
serta mengurangi angka kematian ibu. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam
.g
ps
Kesehatan reproduksi dan seksual pemuda perlu mendapat perhatian, karena pada
im
rentang usia pemuda sebagian besar pemuda sudah aktif dalam kegiatan seksual.
t
ja
Kesehatan reproduksi dan seksual pemuda penting bagi pembangunan nasional mengingat
//
s:
besarnya populasi pemuda dan dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan. Pemuda
tp
ht
memiliki resiko tinggi terpapar berbagai macam penyakit jika melakukan aktivitas seksual
yang tidak aman atau terlalu dini. Pemuda rentan terhadap masalah kesehatan reproduksi
dan seksual, seperti perkawinan dini, pengetahuan kesehatan reproduksi dan seksual yang
rendah, kehamilan di usia muda, dan sebagainya. Peran pemuda sangat dibutuhkan
sebagai garda terdepan guna mengatur jumlah kelahiran.
Untuk memperoleh gambaran rinci mengenai kesehatan reproduksi pemuda di
Jawa Timur, pada bab ini akan dibahas beberapa indikator, seperti umur perkawinan
pertama pemuda, persalinan pemuda, dan partisipasi pemuda dalam pelaksanaan program
Keluarga Berencana (KB).
.id
secara kesehatan reproduksi bisa dikatakan masih terlalu muda, secara mental sosial belum
o
siap, dan secara ekonomi biasanya juga belum mapan. Semakin muda umur perkawinan
.g
ps
pertama seorang perempuan, maka akan semakin panjang masa reproduksinya, atau akan
.b
semakin banyak anak yang dilahirkan. Sehingga umur perkawinan pertama penduduk akan
im
Tabel 6.1 Persentase Pemuda Jawa Timur Pernah Kawin Menurut Umur
s:
Berdasarkan data Susenas 2019, setidaknya masih ada sekitar 2,53 persen pemuda
di Jawa Timur yang melakukan perkawinan pertama pada usia di bawah 16 tahun. Hal ini
harus menjadi perhatian pemerintah, karena pada usia tersebut, anak seharusnya masih
mengenyam pendidikan di jenjang SD/sederajat atau SMP/sederajat. Dan sekitar 20,58
Terdapat pola yang sedikit berbeda jika melihat usia kawin pemuda berdasarkan
jenis kelamin. Ternyata lebih banyak pemuda perempuan yang menikah pada usia yang
lebih muda dibandingkan dengan pemuda laki-laki. Pemuda perempuan yang menikah
pada umur kurang dari 15 tahun sampai umur 21 tahun lebih tinggi dibandingkan pemuda
laki-laki. Sebaliknya, pemuda laki-laki yang menikah pada umur 22 sampai 30 tahun lebih
tinggi dibandingkan pemuda perempuan yang menikah pada umur yang sama. Atau dapat
dikatakan sebagian besar pemuda laki-laki menikah pada usia antara 24 sampai 30 tahun.
Kecenderungan pemuda laki-laki melakukan perkawinan pertama pada usia yang lebih
dewasa dibandingkan pemuda perempuan, antara lain karena tanggung jawab pemuda
.id
laki-laki yang kelak akan menjadi kepala rumah tangga sehingga perlu mempersiapkan
o
.g
ekonomi secara mapan sebelum memasuki perkawinan.
ps
cenderung menikah pada usia yang lebih muda daripada pemuda yang tinggal di perkotaan.
t
ja
Persentase pemuda di perkotaan yang menikah pada umur kurang dari 15 tahun sampai
//
umur 21 tahun lebih rendah dibandingkan pemuda di perdesaan pada umur yang sama.
s:
tp
Sebaliknya, pemuda di perkotaan yang menikah pada usia 22 sampai 30 tahun lebih tinggi
ht
dibandingkan pemuda di perdesaan yang menikah pada umur yang sama. Tingkat
pendidikan dan rata-rata lama sekolah pemuda di perdesaan yang relatif rendah
mengindikasikan bahwa masih banyak pemuda di perdesaan yang memutuskan untuk tidak
melanjutkan pendidikan dengan alasan melakukan pernikahan.
o .id
.g
31.86
ps
40.11
46.84 48.77
59.79 54.78
.b
im
68.14
//
59.89
53.16 51.23
s:
40.21 45.22
tp
7.39 5.48
ht
3.78
16-19 th 20-30 th Total 16-19 th 20-30 th Total 16-19 th 20-30 th Total
Perkotaan (K) Perdesaan (D) K+D
Secara tidak langsung, usia kawin pertama akan menentukan usia perempuan
ketika melahirkan. Ketika seseorang melakukan perkawinan di usia muda tentu akan
berpeluang melahirkan di usia yang muda pula. Sejalan dengan data usia kawin pertama
pemuda, terlihat persentase pemuda perempuan usia 16-19 tahun yang pernah melahirkan
di perdesaan lebih besar dibandingkan dengan perkotaan (7,39 persen berbanding 3,78
persen).
Untuk mencegah kehamilan dini dan mengurangi hasil reproduksi yang buruk,
diantaranya adalah menekan perkawinan sebelum usia 18 tahun dan kehamilan sebelum
Gambar 6.2 Persentase Pemuda Perempuan Jawa Timur yang Melahirkan Bayi dengan
BBLR (<2,5 kg) menurut Tipe Daerah, 2019
11.92
10.56
9.35
o .id
.g
Perkotaan (K) Perdesaan (D) K+D
ps
.b
Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR), yaitu berat kurang dari 2,5 kilogram
//
merupakan salah satu penyebab kasus balita stunting. Di Jawa Timur, setidaknya 10 dari
s:
tp
100 pemuda perempuan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Berdasarkan tipe
ht
daerah, lebih banyak perempuan di perdesaan yang melahirkan bayi dengan berat lahir
rendah dibandingkan di perkotaan (11,92 persen berbanding 9,35 persen). Kasus BBLR
perlu mendapatkan perhatian lebih dan harus dipastikan mendapatkan gizi yang cukup
sehingga tidak tumbuh stunting.
Persalinan merupakan salah satu peristiwa penting dan tidak akan terlupakan
dalam kehidupan seorang perempuan. Idealnya, dalam persalinannya dilakukan di tempat
yang nyaman dan aman, serta dibantu oleh tim kesehatan yang profesional. Tempat
bersalin merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi psikologis ibu bersalin.
Pemilihan tempat bersalin dan penolong persalinan yang tidak tepat akan berdampak
secara langsung pada kesehatan ibu. Salah satu upaya dalam menurunkan resiko kematian
jika terjadi komplikasi persalinan adalah dengan melahirkan di fasilitas kesehatan dan
dibantu oleh tenaga kesehatan terampil.
RS Rumah
Kelompok Umur Pemerintah/ Bersalin/ Puskesmas Praktek Polindes/ Rumah/
Total
RS Swasta/ Klinik /Pustu Nakes Poskesdes Lainnya
RSIA Bersalin
o .id
.g
Tabel 6.3 Persentase Perempuan Jawa Timur yang Pernah Melahirkan Menurut
Kelompok Umur dan Penolong Persalinan, 2019
ps
Penolong Persalinan
.b
im
Lainnya
ja
- Perkotaan (K) 40,04 1,64 57,08 0,48 0,65 0,12 0,00 100,00
ht
- Perdesaan (D) 31,73 1,23 64,07 0,62 2,06 0,19 0,09 100,00
- K+D 36,09 1,44 60,40 0,55 1,32 0,15 0,04 100,00
Perempuan (15-49 th) 37,03 1,36 59,13 0,65 1,63 0,17 0,03 100,00
Berdasarkan hasil Susenas 2019, sebagian besar perempuan (usia 15-49 tahun) di
Jawa Timur melakukan persalinan di fasilitas kesehatan (95,11 persen) dan ditolong oleh
tenaga medis (98,17 persen). Demikian pula pada pemuda perempuan (usia 16-30 tahun)
yang melakukan persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 95,65 persen dan yang ditolong
oleh tenaga medis sebesar 98,48 persen.
Berdasarkan tipe daerah, persalinan di fasilitas kesehatan lebih banyak dilakukan
oleh pemuda yang tinggal di perkotaan daripada pemuda yang tinggal di perdesaan. Pola
yang serupa juga terlihat pada penolong persalinan oleh tenaga medis yang lebih dipilih
.id
dan anak. Melalui perencanaan jarak dan jumlah kelahiran, ibu memiliki waktu yang cukup
o
.g
untuk kembali pulih pasca persalinan dan anak akan memperoleh perhatian dan
ps
Tabel 6.4 Partisipasi Pemuda Perempuan di Jawa Timur yang Pernah Kawin dalam
t
ja
Partisipasi
Perkotaan (K) Perdesaan (D) K+D
dalam KB
ht
Pemuda perempuan berada dalam rentang masa subur tentu saja menjadi sasaran
utama program KB. Untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran,
penggunaan alat kontrasepsi menjadi sangat penting bagi pemuda perempuan yang
pernah kawin. Lebih dari setengah jumlah pemuda perempuan di Jawa Timur yang pernah
Tabel 6.5 Persentase Pemuda Perempuan Jawa Timur Pernah Kawin yang Sedang KB
Menurut Alat/Cara KB yang Digunakan dan Tipe Daerah, 2019
Alat/Cara KB Perkotaan (K) Perdesaan (D) K+D
.id
(1) (2) (3) (4)
Berbagai jenis alat/cara KB dapat dipilih pemuda perempuan pernah kawin untuk
ber-KB. Jenis alat/cara KB yang paling banyak digunakan oleh pemuda perempuan yang
sedang ber-KB adalah suntikan KB, yaitu sebesar 64,67 persen dan yang berikutnya adalah
pil KB sebesar 16,19 persen. Kedua cara KB tersebut merupakan yang terbanyak digunakan
oleh pemuda di perkotaan maupun di perdesaan. Jenis alat/cara KB yang juga diminati oleh
o .id
.g
ps
.b
im
t
// ja
s:
tp
ht
.id
dapat turut ambil bagian dalam pembangunan di semua bidang.
o
.g
Pemuda memasuki periode penting dalam aktivitas ekonomi, mengingat
ps
pemuda berada pada usia produktif. Akses ke pekerjaan yang layak merupakan cara terbaik
.b
im
bagi pemuda untuk mewujudkan mimpi dan aspirasinya, serta secara aktif berpartisipasi di
t
tengah masyarakat. Tantangan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan dengan upah
//ja
yang memadai harus terus diperjuangkan. Pekerjaan yang layak akan memberikan manfaat
s:
tp
Kondisi ketenagakerjaan pemuda yang dibahas pada bab ini meliputi partisipasi
pemuda dalam kegiatan ekonomi, lapangan usaha, jabatan/jenis pekerjaan, status
pekerjaan, jumlah jam kerja, pendapatan/upah/gaji bersih, serta tingkat pengangguran
pemuda. Karakteristik ketenagakerjaan pemuda dapat memberikan gambaran secara
makro mengenai peranan dan kontribusi pemuda dalam kegiatan pembangunan, sehingga
dapat dijadikan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi dan pelaksanaan program
ketenagakerjaan pemuda.
Tabel 7.1 Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Kegiatan Seminggu Terakhir,
.id
Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019
o
.g
Tipe daerah Jenis Kelamin Pemuda
Jenis Kegiatan
ps
Mengurus Rumah
ht
Sementara itu, menurut jenis kelamin, persentase pemuda laki-laki yang bekerja
jauh lebih banyak dibandingkan pemuda perempuan yang bekerja (66,75 persen
berbanding 42,92 persen). Hal ini tidak lepas dari budaya umum masyarakat bahwa yang
bekerja adalah laki-laki, sementara perempuan sebaiknya cukup di rumah mengurus rumah
tangga. Ini terlihat pada persentase pemuda perempuan melakukan kegiatan mengurus
rumah tangga jauh lebih banyak dibandingkan pemuda laki-laki (30,90 persen berbanding
1,94).
Gambar 7.1 Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Kegiatan Seminggu Terakhir,
Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019
o .id
.g
68.00
65.76
ps
.b
45.09
im
40.21
36.97
t
ja
26.02
//
21.98
19.82
s:
17.56
15.58
tp
8.99 7.87
5.78 4.71 5.07
ht
Berdasarkan kelompok umur dan kegiatan yang dilakukan pemuda Jawa Timur
seminggu yang lalu, terlihat semakin tinggi kelompok umur pemuda, semakin besar
persentase pemuda yang bekerja (Tabel 7.2). Semakin tinggi kelompok umur pemuda,
umumnya pemuda telah menyelesaikan pendidikannya dan siap masuk dalam dunia kerja,
sehingga diharapkan mereka mampu memperoleh pekerjaan yang lebih layak. Namun
demikian, yang menarik adalah terdapat sekitar 17,28 persen pemuda usia 16-18 tahun
Tabel 7.2 Persentase Pemuda Jawa Timur Menurut Kegiatan Seminggu Terakhir,
dan Kelompok Umur, 2019
Kelompok Umur (tahun)
Jenis Kegiatan
16-18 19-24 25-30 Pemuda
(1) (2) (3) (4) (5)
o .id
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, Sakernas 2019 diolah .g
ps
.b
Tabel 7.3 Persentase Pemuda Jawa Timur Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan,
im
Tingkat Pendidikan
//
Pada Tabel 7.3 disajikan data persentase pemuda bekerja menurut tingkat
pendidikan. Pemuda Jawa Timur yang bekerja didominasi oleh pemuda yang tamat
SMA/sederajat (sebesar 47,52 persen), sementara persentase pemuda bekerja yang tamat
perguruan tinggi hanya sebesar 14,99 persen. Persentase terkecil adalah persentase
.id
perempuan. Sementara itu, pada jenjang perguruan tinggi, persentase pemuda perempuan
o
lebih tinggi dibandingkan laki-laki (23,16 persen berbanding 9,84 persen).
.g
ps
Indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pemuda. TPAK pemuda merupakan
t
ja
perbandingan antara jumlah pemuda yang terlibat dalam kegiatan ekonomi (bekerja atau
//
menganggur) terhadap jumlah seluruh pemuda (penduduk usia 16-30 tahun). Tingginya
s:
tp
nilai TPAK pemuda menunjukkan besarnya pasokan tenaga kerja pemuda (youth labour
ht
Gambar 7.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Pemuda Jawa Timur Menurut
Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019
74.75 75.87 75.24
62.99 60.66 61.95
50.87 48.38
45.27
.id
maupun di perdesaan. Salah satu faktor yang penyebabnya karena perempuan lebih
o
banyak yang hanya mengurus rumah tangga saja (tidak bekerja) sehingga memiliki
.g
ps
Tabel 7.4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Pemuda Jawa Timur Menurut
im
Kelompok Umur
s:
Jika diperhatikan menurut kelompok umur, semakin tinggi umur pemuda maka
semakin besar nilai TPAK nya. Pola yang sama juga terjadi di daerah perkotaan dan
perdesaan, maupun untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Ini berarti semakin
bertambahnya umur maka pemuda semakin aktif terlibat dalam kegiatan ekonomi. Namun
demikian, jika diperhatikan pada kelompok umur 16-18 tahun, terlihat bahwa persentase
pemuda perdesaan yang bekerja lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Artinya, pemuda
.id
klasifikasi lapangan usaha menjadi tiga sektor berguna untuk melihat struktur ekonomi
o
.g
yang berasal dari sumber daya alami (pertanian), proses produksi (manufaktur) dan sumber
ps
terdiri atas sektor pertambangan, industri, listrik, dan konstruksi. Adapun lapangan usaha
//
jasa-jasa terdiri dari sektor perdagangan, transportasi, lembaga keuangan, dan jasa
s:
tp
kemasyarakatan.
ht
Tabel 7.5 Persentase Pemuda Jawa Timur Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama
(Tiga Sektor), Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019
.id
perdesaan hampir berimbang, sedangkan untuk sektor pertanian masih lebih dominan di
perdesaan. o
Pola tersebut tersebut mempertegas perbedaan struktur ekonomi dan
.g
ps
Gambar 7.3 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan
im
52.20 51.04
//
s:
tp
38.06
ht
27.01 28.01
25.13 23.87
16.43
14.28
Lapangan usaha yang ditekuni oleh pemuda Jawa Timur tidak lepas dari tingkat
pendidikan yang ditamatkan pemuda. Pada Gambar 7.3 terlihat bahwa pada sektor
pertanian didominasi oleh pemuda dengan pendidikan SMP/sederajat (36,06 persen),
sedangkan pada sektor manufaktur didominasi oleh pemuda dengan tingkat pendidikan
Tabel 7.6 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan
Utama, Tipe Derah, dan Jenis Kelamin, 2019
o .id
Tipe Daerah .g Jenis Kelamin Pemuda
Jenis Pekerjaan Utama Bekerja
Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan (%)
ps
Lain ybdi*)
11,22 7,67 5,82 15,79 9,67
t
Ketatalaksanaan
0,79 0,46 0,80 0,40 0,64
//
s:
Berdasarkan jenis pekerjaan utama, masih banyak pemuda Jawa Timur yang bekerja
sebagai tenaga kasar, sedangkan pemuda yang bekerja sebagai teknisi atau tenaga
profesional sangat sedikit. Persentase pemuda yang bekerja sebagai tenaga produksi,
operator alat angkutan dan pekerja kasar (36,90 persen). Selanjutnya diikuti tenaga usaha
.id
Berdasarkan jenis kelamin, terdapat perbedaan jenis pekerjaan utama yang paling
o
banyak ditekuni pemuda laki-laki dan perempuan. Jenis pekerjaan utama yang paling
.g
ps
banyak dilakukan pemuda laki-laki di Jawa Timur adalah tenaga produksi, operator alat
.b
angkutan dan pekerja kasar (45,87 persen), sedangkan pemuda perempuan lebih banyak
im
bekerja sebagai tenaga usaha penjualan (27,87 persen). Sementara itu, persentase pemuda
t
ja
perempuan yang bekerja sebagai teknisi atau tenaga profesional lebih tinggi dibandingkan
//
s:
Formal :
Berusaha dibantu buruh
1,76 1,49 2,03 1,03 1,64
tetap/buruh dibayar
Informal :
.id
Berusaha dibantu buruh tidak
3,24 8,17
o 5,12 5,83 5,39
.g
tetap/tidak dibayar
ps
Secara umum, pemuda Jawa Timur yang bekerja di sektor formal lebih banyak
dibandingkan pemuda yang bekerja di sektor informal. Berdasarkan tipe daerah, pemuda
di perkotaan lebih banyak bekerja di sektor formal, sedangkan pemuda perdesaan lebih
banyak bekerja di sektor informal.
Lebih dari separuh pekerja pemuda Jawa Timur bekerja sebagai buruh/karyawan
(57,55 persen), diikuti pekerja keluarga/tidak dibayar (15,49 persen), dan berusaha sendiri
(10,80 persen). Ini berarti masih banyak pemuda Jawa Timur yang menggantungkan
harapan masa depannya sebagai buruh atau bekerja pada pihak lain, baik di perusahaan
maupun industri. Di samping minimnya keahlian professional pemuda, tingkat
kewirausahaan pemuda Jawa Timur juga masih rendah. Kecilnya persentase pemuda yang
berusaha sendiri memperlihatkan masih minimnya inovasi, kreasi, serta keberanian
pemuda untuk mengambil resiko.
Gambar 7.4 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan
dan Status Pekerjaan Utama, 2019
53.92
38.23
33.44
o .id
21.58
19.41
.g
15.11
ps
7.96
.b
5.43
3.49
1.43
t im
ja
Formal Informal
//
s:
.id
pekerjaan yang dianggap lebih utama oleh pemuda. Jika hanya memiliki satu pekerjaan,
o
maka pekerjaan itulah yang dianggap sebagai pekerjaan utamanya
.g
ps
Tabel 7.8 Rata-rata Jumlah Jam Kerja Utama Dalam Seminggu dari Pemuda Jawa Timur
.b
yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019
im
Formal
tp
Tabel 7.8 memperlihatkan rata-rata jumlah jam kerja pemuda Jawa Timur yang
bekerja dalam seminggu adalah 39,75 jam. Rata-rata jam kerja pemuda di perkotaan lebih
tinggi dibandingkan pemuda di perdesaan (41,65 jam berbanding 37,30 jam). Demikian
pula menurut jenis kelamin, rata-rata jam kerja pemuda laki-laki lebih tinggi dibandingkan
pemuda permpuan (41,13 jam berbanding 37,55 jam). Dan menurut status pekerjaan
utama, rata-rata jam kerja pemuda yang bekerja di sektor formal lebih tinggi dibandingkan
yang bekerja di sektor informal (44,19 jam berbanding 33,30 jam).
.id
Tabel 7.9 Persentase Pemuda Jawa Timur Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja dalam
Seminggu, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019
o
.g
Jumlah Jam Kerja Tipe daerah Jenis Kelamin Total
ps
Berdasarkan tipe daerah, persentase pemuda di perkotaan yang bekerja 35-48 jam
seminggu lebih tinggi dibandingkan pemuda di perdesaan (50,04 persen berbanding 34,53
persen). Sementara itu untuk pemuda yang bekerja dengan jumlah jam kerja di atas normal
(49 jam atau lebih) baik pemuda di perkotaan maupun perdesaan menunjukkan persentase
yang berimbang.
Berdasarkan jenis kelamin, persentase pemuda laki-laki yang bekerja selama 35-48
jam dalam seminggu lebih tinggi dibandingkan pemuda perempuan (44,98 persen
berbanding 40,53 persen). Demikian pula untuk jam kerja di atas 48 jam dalam seminggu,
.id
mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan usaha, atau merasa putus asa tidak
o
.g
mungkin mendapatkan pekerjaan, atau sudah punya pekerjaan tetapi belum memulai
ps
bekerja. Energi dan potensi pemuda pengangguran harus disalurkan, agar tidak menjadi
.b
im
perekonomian bangsa, bukannya malah menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.
//
Besarnya angkatan kerja pemuda yang menjadi pengangguran dapat diukur dengan
s:
tp
indikator yang disebut Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pemuda. TPT sering digunakan
ht
Gambar 7.5 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pemuda Jawa Timur Menurut
Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2019
12.02
11.76
10.68
10.38
.id
Perkotaan (K) Pedesaan (D) K+D
Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
o
.g
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, Sakernas 2019 diolah
ps
.b
im
Tabel 7.10 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pemuda Jawa Timur Menurut
Tingkat Pendidikan, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2019
t
ja
Berdasarkan tingkat pendidikan, nilai TPT pemuda yang paling tinggi adalah pemuda
yang berpendidikan SMA/sederajat (14,35 persen), kemudian diikuti perguruan tinggi
(10,43 persen), sementara itu untuk pendidikan SMP/sederajat ke bawah masing-masing
sekitar 7 persen. Hal ini terjadi antara lain karena biasanya pemuda dengan tingkat
pendidikan yang lebih tinggi lebih memilih-milih pekerjaan yang sesuai dengan tingkat
.id
pengangguran) dibiarkan terus menerus, pemuda yang digadang-gadang menjadi penerus
o
bangsa pada akhirnya hanya akan menjadi beban keluarga, pemerintah, dan masyarakat
.g
ps
luas.
.b
tim
ja
//
s:
tp
ht
.id
sehari-hari. Perkembangan teknologi informasi pun menjadi sangat cepat, hal ini terbukti
o
.g
dengan semakin banyaknya inovasi-inovasi baru yang bermunculan. Teknologi informasi
ps
berkembang sangat pesat, dan salah satu faktor penentunya adalah globalisasi informasi,
.b
yaitu penyebaran akses dan produksi informasi ke seluruh dunia. Perkembangan teknologi
im
informasi telah merambah di setiap wilayah. Informasi dapat diakses dengan cepat oleh
t
ja
//
Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi membawa peran penting dalam
tp
ht
kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan informasi terkini dan tercepat. Pemuda yang
penuh kreativitas dan inovasi akan melahirkan berbagai sumber ekonomi baru yang akan
menjadi penggerak ekonomi bangsa. Penguasaan teknologi dan informasi menjadi syarat
utama yang harus dimiliki pemuda jika ingin ikut bersaing dalam kompetisi baik di daerah,
nasional maupun dunia internasional. Gambaran mengenai pemanfaatan teknologi
informasi oleh pemuda Jawa Timur akan diulas lebih dalam pada bagian ini.
Gambar 8.1 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Memiliki HP dan Menggunakan HP
menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019
.id
96.78
96.08
o 95.25
.g
94.03 94.41
93.35 93.43
ps
91.26
.b
89.07
im
87.82
t
ja
//
s:
tp
ht
Berdasarkan hasil Susenas 2019, tercatat sebesar 91,26 persen pemuda di Jawa
Timur memiliki HP, dan persentase pemuda yang menggunakan HP (95,25 persen) terlihat
lebih banyak dari pada yang memiliki HP. Pola yang sama juga terlihat pada pemilahan data
berdasarkan tipe daerah dan jenis kelamin. Berdasarkan tipe daerah, kepemilikan HP
pemuda di perkotaan lebih tinggi dibandingkan pemuda di perdesaan (94,03 persen
berbanding 87,82 persen). Sementara itu, menurut jenis kelamin, pemuda laki-laki lebih
banyak yang memiliki HP dibandingkan pemuda perempuan (93,43 persen berbanding
89,07 persen). Pola yang sama juga terlihat pada persentase pemuda yang menggunakan
HP. Lebih banyak pemuda perkotaan yang menggunakan HP dibandingkan pemuda
Gambar 8.2 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Menggunakan Komputer PC/Desktop
Dalam 3 Bulan Terakhir Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2019
.id
34.91
o
26.99
.g 28.52 27.75
18.86
ps
.b
tim
ja
Tabel 8.1 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Menggunakan HP dan Menggunakan
Komputer Menurut Tingkat Pendidikan, 2019
Tingkat Pendidikan
Penggunaan
HP dan Tdk
Tidak/Belum SD/ SMP/ SMA/
Komputer Pernah PT Total
Tamat SD Sederajat Sederajat Sederajat
Sekolah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Penggunaan HP :
- Ya 46,83 90,28 87,63 94,94 97,94 99,65 95,25
- Tidak 53,17 9,72 12,37 5,06 2,06 0,35 4,75
Penggunaan Komputer :
.id
- Ya 0,00 15,04 6,84 25,31 26,68 73,25 27,75
- Tidak 100,00 84,96 93,16 74,69 o 73,32 26,75 72,25
.g
ps
Gambar 8.3 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Menggunakan HP dan Menggunakan
t
95.93
tp
45.74
26.12 27.75
19.89
.id
seperti email, telepon dengan internet, televisi dengan internet, musik online, surat kabar
o
.g
digital, dan situs web streaming video.
ps
.b
Gambar 8.4 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Mengakses Internet Dalam
im
90.54
s:
87.43
tp
84.96
82.45
ht
78.03
Sebagai generasi milenial, penggunaan internet merupakan hal yang biasa bagi
pemuda (Milenial merupakan kelompok orang yang lahir pada awal tahun 1980-an hingga
awal 2000-an). Mereka lahir pada saat penggunaan teknologi digital mulai hadir dan
mengalami perkembangan yang begitu pesat. Sehingga tak heran jika generasi ini begitu
akrab dengan penggunaan teknologi digital serta pemanfaatan internet.
Gambar 8.5 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Mengakses Internet Menurut
Kelompok Umur, 2019
o .id
89.68 87.56 84.96
.g
79.67
ps
.b
t im
ja
20.33
15.04
//
10.32 12.44
s:
tp
Tabel 8.2 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Mengakses Internet Menurut
Tingkat Pendidikan, 2019
Tingkat Pendidikan
Akses
Internet Tdk Pernah Tidak/Belum SD/ SMP/ SMA/ Pemuda
PT
Sekolah Tamat SD Sederajat Sederajat Sederajat (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
o .id
Tabel 8.3 Persentase Pemuda Jawa Timur yang Mengakses Internet Menurut
.g
Kelompok Umur dan Media Yang Digunakan, 2019
ps
(Tahun) Laptop/
im
Lainnya 2.37
Hiburan 66.79
Belajar 25.84
o .id
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, Susenas 2019 diolah.g
ps
Dari pemuda yang mengakses internet dalam 3 bulan terakhir, sebagian besar
.b
Mengingat saat ini semakin banyak media sosial yang banyak di akses oleh masyarakat,
t
ja
seperti facebook, instagram, whatsapp, twitter, line, snapchat dan sebagainya. Selanjutnya
//
s:
urutan kedua dan ketiga terbesar adalah mengakses internet untuk mendapatkan
tp
ht
informasi/berita dan hiburan masing-masing sebesar 73,84 persen dan 66,79 persen.
Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota L+P
Laki-laki (L) Perempuan (P)
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten
1 Pacitan 271.113 284.191 555.304
2 Ponorogo 435.618 435.752 871.370
3 Trenggalek 346.008 350.287 696.295
4 Tulungangung 506.702 532.582 1.039.284
5 Blitar 581.481 579.196 1.160.677
6 Kediri 790.210 784.062 1.574.272
7 Malang 1.310.100 1.296.104 2.606.204
8 Lumjang 509.010 533.385 1.042.395
9 Jember 1.204.675 1.245.993 2.450.668
10 Banyuwangi 803.195 810.796 1.613.991
.id
11 Bondowoso 377.776 397.939 775.715
12 Situbondo 333.198 349.780 682.978
13 Probolinggo 570.206 o 598.297 1.168.503
.g
14 Pasuruan 806.272 821.124 1.627.396
ps
Kelompok Umur
Kabupaten/Kota 31 Tahun atau Total
0-15 Tahun 16-30 Tahun
lebih
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten
1 Pacitan 20,77 18,21 61,02 100,00
2 Ponorogo 20,72 18,74 60,54 100,00
3 Trenggalek 21,53 19,91 58,56 100,00
4 Tulungangung 23,35 20,15 56,50 100,00
5 Blitar 23,07 19,44 57,48 100,00
6 Kediri 24,19 21,36 54,46 100,00
7 Malang 23,85 22,23 53,93 100,00
8 Lumjang 23,03 20,90 56,07 100,00
9 Jember 24,33 22,10 53,56 100,00
10 Banyuwangi 23,46 19,89 56,65 100,00
.id
11 Bondowoso 22,05 20,47 57,48 100,00
12 Situbondo 21,44 22,21
o 56,35 100,00
.g
13 Probolinggo 24,30 22,37 53,33 100,00
ps
Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota
Laki-Laki (L) Perempuan (P) L+P
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten
1 Pacitan 49,93 50,07 100,00
2 Ponorogo 53,76 46,24 100,00
3 Trenggalek 49,68 50,32 100,00
4 Tulungangung 46,97 53,03 100,00
5 Blitar 50,61 49,39 100,00
6 Kediri 52,94 47,06 100,00
7 Malang 52,40 47,60 100,00
8 Lumjang 50,01 49,99 100,00
9 Jember 49,49 50,51 100,00
10 Banyuwangi 51,19 48,81 100,00
.id
11 Bondowoso 48,53 51,47 100,00
12 Situbondo 50,73 49,27 100,00
o
.g
13 Probolinggo 50,77 49,23 100,00
ps
Kelompok Umur
Kabupaten/Kota Total
16-18 Tahun 19-24 Tahun 25-30 Tahun
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten
1 Pacitan 21,18 39,41 39,41 100,00
2 Ponorogo 23,06 39,12 37,82 100,00
3 Trenggalek 22,61 40,96 36,44 100,00
4 Tulungangung 22,86 38,29 38,85 100,00
5 Blitar 20,25 40,88 38,87 100,00
6 Kediri 18,82 40,09 41,09 100,00
7 Malang 19,29 41,88 38,83 100,00
8 Lumjang 19,51 41,92 38,57 100,00
9 Jember 20,48 42,51 37,01 100,00
10 Banyuwangi 23,34 36,47 40,19 100,00
.id
11 Bondowoso 19,87 40,71 39,42 100,00
12 Situbondo 20,53 39,79 39,68 100,00
13 Probolinggo 20,27 41,74 o 37,99 100,00
.g
14 Pasuruan 20,72 40,94 38,34 100,00
ps
.id
11 Bondowoso 42,86 56,21 0,92 0,00 100,00
12 Situbondo 42,98 55,16 1,86 0,00 100,00
13 Probolinggo 41,08 57,70 o 1,21 0,00 100,00
.g
14 Pasuruan 51,78 46,29 1,91 0,01 100,00
ps
.id
11 Bondowoso 6,98 31,20 34,77 13,99 13,05 100,00
12 Situbondo 6,51 32,54 32,08 17,07 11,80 100,00
13 Probolinggo 8,62 33,43 30,23 o
17,41 10,31 100,00
.g
14 Pasuruan 3,50 24,24 32,32 26,10 13,84 100,00
ps
.id
11 Bondowoso 0,57 22,11 77,33 100,00
12 Situbondo 1,30 20,24 78,46 100,00
13 Probolinggo 0,54 o
19,01 80,45 100,00
.g
14 Pasuruan 0,43 21,55 78,02 100,00
ps
.id
11 Bondowoso 0,34 14,75 50,83 34,08 100,00
12 Situbondo 0,00 5,44 67,35 27,20 100,00
13 Probolinggo 1,83 17,16 45,89o 35,12 100,00
.g
14 Pasuruan 0,00 14,34 59,67 26,00 100,00
ps
Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Pemuda
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten
1 Pacitan 0,00 0,00 0,00
2 Ponorogo 0,00 0,29 0,13
3 Trenggalek 0,33 0,00 0,16
4 Tulungangung 0,26 0,00 0,12
5 Blitar 0,00 0,00 0,00
6 Kediri 0,00 0,57 0,27
7 Malang 0,36 0,00 0,19
8 Lumjang 0,17 0,49 0,33
9 Jember 0,50 0,65 0,58
10 Banyuwangi 0,47 0,35 0,41
.id
11 Bondowoso 0,00 0,59 0,30
12 Situbondo 0,00 0,76 0,37
13 Probolinggo 0,30 o 0,00 0,15
.g
14 Pasuruan 0,24 0,00 0,12
ps
.id
11 Bondowoso 0,57 1,22 20,14 31,95 40,46 5,66 100,00
12 Situbondo 1,30 1,42 21,55 31,55
o 34,29 9,90 100,00
.g
13 Probolinggo 0,54 2,19 25,02 28,33 37,66 6,26 100,00
ps
Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Pemuda
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten
1 Pacitan 19,64 20,74 20,19
2 Ponorogo 32,30 30,02 31,25
3 Trenggalek 26,41 27,83 27,13
4 Tulungangung 21,13 22,09 21,64
5 Blitar 36,20 39,38 37,77
6 Kediri 25,99 28,06 26,97
7 Malang 30,16 24,06 27,25
8 Lumjang 22,05 19,68 20,87
9 Jember 18,30 20,67 19,50
10 Banyuwangi 21,15 29,08 25,02
.id
11 Bondowoso 35,82 36,28 36,06
12 Situbondo 28,54 39,03 33,71
13 Probolinggo 32,61 o 38,26 35,39
.g
14 Pasuruan 24,93 27,71 26,33
ps
Kota
71 Kediri 18,66 26,09 22,14
72 Blitar 30,41 40,59 35,49
73 Malang 31,50 28,40 29,95
74 Probolinggo 27,66 29,17 28,41
75 Pasuruan 27,36 37,44 32,27
76 Mojokerto 25,42 35,69 30,45
77 Madiun 24,85 29,60 27,25
78 Surabaya 21,47 24,17 22,83
79 Batu 22,36 28,72 25,37
Jawa Timur 24,62 27,08 25,84
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, Susenas 2019 diolah
.id
11 Bondowoso 19,93 14,78 17,28
12 Situbondo 14,01 18,47 16,21
o
.g
13 Probolinggo 14,66 14,77 14,71
14 Pasuruan 9,49 10,89 10,19
ps
.id
11 Bondowoso 35,55 33,83 34,66
12 Situbondo 31,30 47,57 40,58
13 Probolinggo 41,23 o 45,89 43,71
.g
14 Pasuruan 40,20 57,07 49,12
ps
Kota
71 Kediri 34,92 52,63 44,72
72 Blitar 40,11 50,22 45,88
73 Malang 26,27 35,39 30,58
74 Probolinggo 38,09 54,80 46,58
75 Pasuruan 50,55 44,82 47,31
76 Mojokerto 40,78 65,91 55,21
77 Madiun 37,83 41,51 39,84
78 Surabaya 29,65 32,79 31,33
79 Batu 37,66 51,20 44,92
Jawa Timur 36,84 44,34 40,74
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, Susenas 2019 diolah
.id
11 Bondowoso 2,57 10,29 6,54
12 Situbondo 3,16 9,23 6,15
13 Probolinggo 4,37 11,42o 7,84
.g
14 Pasuruan 3,00 7,97 5,50
ps
Kota
71 Kediri 2,18 13,67 7,57
72 Blitar 2,20 5,24 3,72
73 Malang 1,53 10,34 5,92
74 Probolinggo 1,49 7,61 4,51
75 Pasuruan 3,13 7,49 5,25
76 Mojokerto 4,15 15,29 9,61
77 Madiun 1,13 6,44 3,81
78 Surabaya 3,61 8,08 5,87
79 Batu 1,01 7,92 4,29
Jawa Timur 2,77 7,44 5,09
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, Susenas 2019 diolah
.id
11 Bondowoso 23,60 3,14 73,26 100,00
12 Situbondo 22,37
o
0,71 76,92 100,00
.g
13 Probolinggo 24,84 2,45 72,71 100,00
ps
Partisipasi dalam KB
Kabupaten/Kota Total
Pernah Sedang Tdk pernah
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten
1 Pacitan 8,43 57,02 34,55 100,00
2 Ponorogo 9,09 52,92 37,99 100,00
3 Trenggalek 6,55 58,53 34,92 100,00
4 Tulungangung 15,75 51,93 32,31 100,00
5 Blitar 14,92 56,80 28,28 100,00
6 Kediri 8,50 45,98 45,52 100,00
7 Malang 5,05 62,63 32,32 100,00
8 Lumjang 10,75 61,50 27,74 100,00
9 Jember 9,08 66,69 24,23 100,00
10 Banyuwangi 10,85 56,37 32,78 100,00
.id
11 Bondowoso 10,94 65,90 23,16 100,00
12 Situbondo 7,45 62,48 30,07 100,00
o
.g
13 Probolinggo 9,61 63,97 26,41 100,00
14 Pasuruan 6,39 57,46 36,15 100,00
ps
Kota
71 Kediri 6,13 39,95 53,93 100,00
72 Blitar 14,41 61,79 23,80 100,00
73 Malang 14,03 42,99 42,98 100,00
74 Probolinggo 4,66 54,79 40,55 100,00
75 Pasuruan 8,62 54,65 36,74 100,00
76 Mojokerto 9,31 65,57 25,13 100,00
77 Madiun 9,36 45,26 45,38 100,00
78 Surabaya 6,81 41,68 51,51 100,00
79 Batu 7,82 53,63 38,54 100,00
Jawa Timur 9,71 54,15 36,14 100,00
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, Susenas 2019 diolah
.id
Total Pemuda 62,99 60,66 75,24 48,38 61,95
o
.g
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, Sakernas 2019 diolah
ps
.id
11 Bondowoso 89,11 14,54 66,92
12 Situbondo 90,27 21,98
o 70,60
.g
13 Probolinggo 91,72 16,08 60,82
ps