(SAP)
Pokok Bahasan : Merokok
Sub Pokok bahasan : Segala Sesuatu Tentang Merokok
Sasaran : Masyarakat dukuh desa Sembung
Waktu : 45 Menit
Tempat : Rumah masing-masing
Hari/tgl Pelaksanaan : Kamis 31-12-2020
Jam Pelaksanaan : 15.00 WIB – Selesai
Mahasiswa : Profesi Ners
A. PENDAHULUAN
Sebagai calon tenaga ahli madya keperawatan yang professional, kita praktek di
lapangan harus bisa mencontohkan cara hidup sehat. Ketika praktek di lapangan maka
mahasiswa perawat biasanya memberikan pendidikan kesehatan dengan penyuluhan
atau dalam bentuk promosi lainnya. Perawat harus lebih tahu betapa pentingnya sehat.
Semua orang juga pasti tahu jika merokok itu sangat merugikan kesehatan tapi
masih saja banyak orang yang mengkonsumsi barang tersebut. Merokok merupakan
salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup
atau life style ini menarik sebagai suatu masalah kesehatan, minimal dianggap sebagai
faktor resiko dari berbagai macam penyakit. Maka dari itu kita dituntut untuk belajar
bagaimana orang dapat melakukan kehidupan dengan merokok dan kita juga harus
dapat mengerti upaya dari pencegahannya dengan melihat latar belakangnya. Karena
kalau kita mengerti permasalahan itu maka kita akan lebih mudah untuk
merencanakan tindakan selanjutnya.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Untuk menambah pengetahuan tentang permasalahan hidup dengan
mengkonsumsi sebuah rokok bagi kesehatan dan ekonomi.
Agar kita bisa melakukan pencegahan terhadap maraknya konsumsi rokok
dan menyadarkan pengguna rokok yang berbahaya bagi kesehatan itu.
1
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 kali pertemuan, diharapkan
pasien dan keluarganya dapat :
Mengetahui tentang pengertian rokok
Mengetahui faktor penyebab orang merokok
Mengetahui tipe-tipe perokok
Mengetahui bahaya dan dampak merokok
Mengetahui upaya pencegahan agar tidak / berhenti merokok
C. METODA
Ceramah
Diskusi dan tanya jawab
D. MEDIA
Materi pengajaran
ZOOM
E. KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR
Menjelaskan tentang
2
bahaya dan dampak
merokok
Menjelaskan tentang
upaya pencegahan agar
tidak / berhenti merokok
Diskusi dan tanya jawab
3. Penutup 10 menit Memberikan masukan Memperhatikan
Menyimpulkan hasil Memberi
diskusi tanggapan
Mengevaluasi pasien dan Menjawab
keluarganya pertanyaan yang
Salam Penutup diajukan
Menjawab salam
penutup
F. EVALUASI
Evaluasi Hasil
- Tes lisan : Diakhir ceramah
- Penilaian
System penilaian sesuai dengan masing-masing pertanyaan tiap nomor :
1. Bila benar semua, nilai : 1
2. Bila benar semua, nilai : 5
3. Bila benar semua, nilai : 4
4. Bila benar semua, nilai : 5
5. Bila benar semua, nilai : 5
Jumlah nilai benar pada semua soal : 20 point
Klasifikasi penilaian
- Bila nilai benar :0–5 : D : berarti tidak memahami
- Bila nilai benar : 6 – 10 : C : berarti kurang memahami
- Bila nilai benar : 11 – 15 : B : berarti cukup memahami
- Bila nilai benar : 16 -20 : A : berarti memahami / mengerti
G. DAFTAR PERTANYAAN
1. Apakah pengertian dari rokok ?
3
2. Sebutkan faktor penyebab orang merokok ?
3. Sebutkan tipe-tipe perokok ?
4. Jelaskan dampak dan bahaya merokok ?
5. Sebutkan upaya pencegahan agar tidak / berhenti merokok ?
MATERI MEROKOK
4
A. PENGERTIAN
Rokok adalah suatu bahan yang banyak dikonsumsi oleh sebagian besar
masyarakat yang merupakan salah satu produk industri dari komoditi internasional
yang mengandung bahan kimia. Unsur-unsur yang penting antara lain tar, nikotin,
benzopyrin, metil kloride, asetan, amoniak, karbon dioksida dan karbon monoksida
Faktor Kepribadian
5
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan.
Namun satu sifat kepribadian yang prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk
rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai
tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan
mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 2011).
Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran
bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour. Hal ini membuat
seringkali remaja terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan
tersebut (Mari Juniarti, Buletin RSKO tahun IX, 2010)
C. TIPE-TIPE PEROKOK
Menurut Silvan Tomkins (2011) ada 4 tipe perilaku merokok berdasarkan
management of affect theory :
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.
Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif.
Green (dalam Psycological Factor In Smoking, 2011) menambahkan ada 3 sub
tipe :
a. Pleasure relaxation
Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan
yang sudah didapat, misalnya: merokok setelah minum kopi atau makan.
b. Stimulation to pick them up
Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan
perasaan.
c. Pleasure of handling the cigarette
Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik
pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi
pipa dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan
waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama
untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia
menyalakan dengan api.
6
Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negative,
misalnya marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka
menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari
perasaan yang lebih tidak enak.
3. Perilaku merokok yang adiktif
Green menganggap sebagai psychological addiction. Mereka yang sudah
adiksi akan menambah dosis rokok yang digukan setiap saat setelah efek dari
rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah
membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau
rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan
Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan
perasaan. Tetapi karena sudah menjadi kebiasaan yang rutin. Dapat dikatakan
pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang
bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia
menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar
habis.
Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku konsumsi rokok atau
perokoknya. Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka
dapat digolongkan atas :
1 Merokok di tempat-tempat Umum atau Ruang Publik :
◘ Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol mereka
menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai orang lain,
karena itu mereka menempatkan diri di smoking area.
◘ Kelompok yang heterogen (merokok di tengah-tengah orang lain yang tidak
merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dll). Mereka yang berani
merokok di tempat tersebut, tergolong orang yang tidak berperasaan, kurang
etis dan tidak mempunyai tata karma. Bertindak kurang terpuji dan kurang
sopan, dan secara tersamar mereka tega meyebar “racun” kepada orang lain
yang tidak bersalah.
7
◘ Perokok yang biasanya melakukan kegiatan tersebut di kantor atau di kamar
tidur pribadi. Mereka yang memiliki tempat-tempat seperti ini sebagai tempat
merokok digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri,
penuh dengan rasa gelisah dan mencekam.
◘ Perokok yang biasanya melakukan kegiatan merokok di toilet. Perokok jenis
ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi.
8
ini yang mempengaruhi terjadinya ketergantungan adalah salah satu zat kimia dari
rokok itu sendiri yaitu nikotin. Nikotin itu diterima oleh reseptor asetil kolin-nikotinik
yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergic. Pada jalur
imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat, memacu system dopaminergik.
Hasilnya dijalur adrenergic, zat ini akan mengaktifkan system adrenergic pada bagian
otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin. Meningkatnya serotonin
menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mecari rokok lagi. Hal
inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit untuk meninggalkan rokok, karena
sudah ketergantungan pada nikotin. Ketika ia berhenti merokok rasa nikmat yang
diperoleh akan berkurang, dan rasa ingin marahpun akan muncul.
Efek dari rokok atau tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan
daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor. Jika
dibandingkan zat-zat adiktif lainnya rokok sangatlah rendah pengaruhnya, maka
ketergantungan pada rokok tidak begitu dinggap gawat.
E. UPAYA PENCEGAHAN
Menurut Walter S. Ross mengemukakan bahwa ada 10 untuk berhenti
mengkonsumsi rokok, meliputi :
1. Untuk berhenti merokok harus dengan kemauan keras dari indifidu
2. Merokok adalah sesuatu yang dipelajari
3. Diperlukan jangka waktu yang lama untuk mengembangkan
kebiasaan merokok
4. Jangan mencoba berhenti merokok sebelum memahami mengapa
anda merokok dan apa motif untuk berhenti
5. Berhentilah dengan ‘cold turkey metod’ tetapi banyak juga cara
perlahan-lahan
6. Jangan bandingkan diri anda dengan perokok lainnya
7. Berhenti merokok tidak selalu gampang
8. Berhenti merokok tidaklah seharusnya terlalu sukar dan tidak pula
terlalu menyiksa
9. Tidak ada sihir atau sulap untuk menjauhkan diri dari merokok
segera.
10. Merokok dan berhenti merokok itu adalah masalah pribadi
9
DAFTAR PUSTAKA
10