BAB I
PENDAHULUAN
belajar antara lain sebagai berikut: bahan atau materi yang dipelajari, model
pembelajaran, metode pengajaran yang dilakukan, siswa dan guru sebagai subyek
Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu mencapai
minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas
SMA Negeri 1 Lubuk Sikaping bahwa hasil ulangan harian beberapa siswa kelas XI-
IPA masih dibawah tingkat ketuntasan belajar. Hasil tes mid semester 2 menunjukkan
1
2
bahwa 65% dari jumlah siswa kelas XI-IPA1 maupun XI-IPA2 memperoleh nilai
kurang dari 65, sedangkan rata-rata kelas untuk XI-IPA1 dan XI-IPA2 adalah
44,69 dan 46,19. Rendahnya hasil belajar siswa ini disebabkan oleh beberapa hal,
baik yang berasal dari siswa, guru maupun sarana dan prasarana yang kurang
memadai.
yang sulit sehingga siswa kurang berminat dengan mata pelajaran kimia. Saat
kimia. Siswa merasa malu dan takut bertanya kepada guru, walaupun ia belum
memahami materi yang diajarkan. Hal ini menyebabkan materi pelajaran tidak
masih berpusat pada guru sehingga siswa merasa bosan dan kurang berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Cara ini ternyata kurang efektif untuk mencapai
Kompetensi. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi bahwa hanya 35% dari
jumlah siswa kelas XI- IPA1 yang mencapai tingkat ketuntasan belajar.
akan lebih efektif apabila siswa lebih aktif berpartisipasi dalam proses
3
siswa untuk aktif bekerja sama dalam kelompok. Adanya penghargaan kelompok
kooperatif yang paling sederhana dan merupakan sebuah pendekatan yang baik
untuk guru yang baru memulai menerapkan kooperatif dalam kelas (Slavin 2004).
membantu satu sama lain dalam belajar (Ibrahim, dkk 2000:20). Belajar kelompok
permasalahan yang diberikan oleh guru. Adanya interaksi siswa dalam kelompok
bahwa pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD lebih efektif jika
4
dari hasil belajar siswa setelah menempuh satu pokok bahasan (Arikunto
2002:35). Alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar biasanya
berupa tes yang diberikan pada akhir pokok bahasan. Hasil belajar siswa yang
rendah menandakan bahwa siswa tersebut belum menguasai materi. Apabila hal
ini terjadi maka sulit untuk mengulangi materi sebelumnya karena banyaknya
terhadap materi yang diberikan. Salah satunya yaitu dengan memberikan tes (kuis)
pada setiap akhir pertemuan. Kuis ini berupa soal-soal yang diberikan untuk
dikerjakan secara individual (Slavin 1995:73). Berdasarkan hasil dari kuis ini
dapat diketahui bagian mana yang belum dikuasai oleh siswa, ini dapat dilihat dari
Saat meneliti jawaban dari siswa, guru biasanya hanya menunjukkan letak
kesalahan dari pekerjaan siswa, tanpa memberitahukan jawaban yang benar dan
untuk mencari jawaban yang benar. Siswa mungkin melakukan kesalahan yang
sama saat mengerjakan soal yang serupa, sehingga siswa sulit untuk
Cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi masalah di atas
yaitu dengan memberikan umpan balik kuis. Umpan balik kuis berupa pemberian
siswa. Umpan balik ini berisi informasi mengenai hasil pekerjaan siswa dalam
tersebut tetapi siswa akan lebih termotivasi dalam melakukan kegiatan belajar
(Gunawan 2003:195).
Pemberian umpan balik kuis ini secara umum bertujuan agar siswa
mengerjakan soal-soal semacam itu sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh
guru. Dengan demikian siswa diharapkan tidak mengulangi kesalahan yang sama
saat mengerjakan soal yang serupa. Guru sebaiknya segera mengoreksi dan
mengembalikannya kepada siswa. Cara ini akan lebih efektif karena siswa dapat
siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon yang diberi umpan balik hasil ulangan
lebih baik dibandingkan dengan yang tidak. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa. Namun peningkatan hasil belajar siswa tidak hanya
dipengaruhi oleh umpan balik hasil ulangan tetapi banyak faktor yang lain,
balik dalam usaha meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XI-IPA SMA
Negeri 1 Lubuk Sikaping dengan memberikan umpan balik kuis dalam model
a. Kondisi siswa
pembelajaran.
2) Siswa malu bertanya dan kurang menguasai materi pelajaran secara utuh.
b. Kondisi guru
siswa.
1.3 Permasalahan
bahan pengkajian dalam penelitian ini adalah “apakah pemberian umpan balik
dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XI semester 2 SMA Negeri 1
umpan balik dari guru akan berdampak pada rendahnya hasil belajar. Jika
permasalahan ini tidak dipecahkan akan berdampak prestasi belajar siswa tidak
b. Pokok bahasan ini tergolong materi yang cukup kompleks karena selain
memberikan umpan balik kuis dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
a. Bagi siswa
b. Bagi guru
pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa maka ini
pemberian umpan balik yang lebih efektif serta pemilihan model pembelajaran
yang tepat.
c. Bagi sekolah
BAB II
2.1.1 Belajar
yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
tingkah laku yang mantap sebagai akibat dari latihan. Belajar merupakan suatu
proses atau kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan latihan. Berdasarkan
pengertian ini diketahui bahwa seorang yang belajar akan mengalami perubahan
dari tidak bisa menjadi bisa dan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti.
Perubahan yang dimaksud yaitu perubahan tingkah laku baik dalam pengetahuan,
10
11
dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai
Perubahan tingkah laku tersebut mempunyai ciri-ciri: (1) perubahan terjadi secara
sadar, (2) bersifat kontinue dan fungsional, (3) bersifat positif dan aktif, (4) bukan
bersifat sementara, (5) mempunyai tujuan dan terarah, (6) mencangkup seluruh
aspek perilaku.
belajar secara umum adalah proses perubahan pada diri seseorang sebagai hasil
materi pelajaran yang menantang, balikan (feed back) dan penguatan, dan
perbedaan individual.
a. Kesiapan belajar
Kesiapan belajar merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik
b. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan segala psikis tertuju pada satu obyek. Perhatian
siswa pada umumnya tidak timbul dengan sendirinya, oleh karena itu
c. Motivasi
Motivasi adalah kekuatan yang terdapat pada diri seseorang yang mendorong
d. Keaktifan siswa
Siswa adalah yang melakukan kegiatan belajar jadi harus aktif. Siswa harus
e. Mengalami sendiri
Siswa yang belajar dengan melakukan sendiri akan memberikan hasil yang
f. Pengulangan
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi pula oleh rasa ingin tahu anak
suatu hal, tentang kekuatan dan kelemahan siswa. Penguatan berfungsi agar
i. Perbedaan individual.
sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2001:3) yang menyatakan
tingkah laku yang mencangkup bidang kognitif (intelektual), efektif (sikap), dan
kecakapan, serta perubahan aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, kemampuan belajar siswa yang nyata dapat
aspek-aspek perubahan tingkah laku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari
perubahan tingkah laku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri siswa yang
dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan
2001:55).
Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan
Kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh pembelajar akan
lain variasi dan derajat kesulitan materi yang dipelajari, tempat belajar, iklim,
dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Hal ini disebut “masteri learning” artinya belajar
tuntas atau penguasaan penuh (Nasution 2003:36). Tujuan utama belajar tuntas
adalah dikuasainya bahan oleh siswa yang sedang mempelajari bahan tertentu
secara tuntas.
15
b. mutu pengajaran
d. ketekunan
siswa.
Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu mencapai minimal
65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
(Mulyasa 2004:99). Siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar yaitu siswa
dapat membahas pokok bahasan yang baru. Namun jika siswa yang mencapai
standar ketuntasan belajar kurang dari 85% dari jumlah siswa maka proses
lebih mudah menemukan dan memahami materi pelajaran yang sulit apabila
mengacu pada metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil
mencangkup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk
kelompok kecil saling membantu satu sama lain (Slavin 1995). Kelas disusun
dalam kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa dengan kemampuan yang
heterogen. Maksud dari kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran siswa,
Roger dan Johnson menyatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa
dianggap cooperatif learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar pembelajaran kooperatif dapat
berlangsung dengan baik dan siswa lebih bekerja secara kooperatif (Suherman,
a. Para siswa yang tergabung dalam kelompok harus merasa bahwa mereka
harus dicapai.
b. Para siswa yang tergabung dalam kelompok harus menyadari bahwa masalah
yang mereka hadapi adalah masalah kelompok, dan berhasil atau tidaknya
kelompok itu akan menjadi tanggung jawab bersama oleh seluruh anggota
kelompok itu.
c. Untuk mencapai hasil maksimum, para siswa yang tergabung dalam kelompok
dihadapi.
d. Para siswa yang tergabung dalam kelompok harus menyadari bahwa setiap
sebagai berikut:
kehidupan.
meningkatkan kemampuan siswa dalam kimia. Para siswa secara individu akan
cemas terhadap kimia yang banyak dialami siswa. Dengan menonjolkan interaksi
dalam kelompok, model pembelajaran ini dapat membuat siswa menerima siswa
merupakan sebuah pendekatan yang baik bagi guru yang baru memulai
kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa. Setiap kelompok harus
a. Penyajian kelas
Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan
pelajaran adalah:
1) Pembukaan
a) Mengatakan pada siswa apa yang akan mereka pelajari dan mengapa
2) Pengembangan
pertanyaan-pertanyaan.
salah.
e) Beralih pada konsep yang lain, jika siswa telah memahami pokok
masalahnya.
3) Latihan terbimbing
diberikan.
sebaik mungkin.
b. Belajar kelompok
akademik, jenis kelamin dan etnis. Selama belajar kelompok, tugas anggota
kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman
c. Kuis
Setelah satu sampai dua periode pengajaran dan satu sampai dua periode
latihan tim, siswa mengikuti kuis secara individu. Kuis dikerjakan oleh siswa
secara mandiri. Hal ini dapat menunjukkan apa saja yang telah diperoleh
siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai
kelompok.
d. Skor perkembangan
Setelah diberi kuis, hasil kuis itu diskor dan tiap individu diberi skor
memberikan prestasi yang harus dicapai siswa jika ia bekerja keras dan
mencapai hasil belajar yang lebih baik dari yang sebelumnya. Siapapun dapat
memberikan kontribusi skor maksimum dalam sistem skor ini, asalkan mereka
bekerja dengan baik. Masing-masing siswa diberi skor dasar yang berasal dari
skor pada kuis sebelumnya. Siswa kemudian mendapat poin untuk timnya
pelajaran terkini
dasar mereka.
Ketentuan:
e. Penghargaan kelompok
metode yaitu metode ceramah, diskusi, tanya jawab, drill soal, demonstrasi, dan
pelajaran yang diberikan oleh guru. Sebagai guru yang bijaksana maka guru harus
memberikan tes (kuis) untuk mengetahui bagian mana dari materi pelajaran yang
periode pengajaran dan satu sampai dua periode latihan tim. Kuis yang diberikan
berupa soal-soal yang harus dikerjakan oleh siswa secara individu dan tidak boleh
sebagai berikut:
a. Bagi siswa
bahwa hasil tesnya memperoleh skor tinggi maka siswa akan lebih
3) Usaha perbaikan, dengan umpan balik (feed back) yang diperoleh setelah
4) Sebagai diagnosis, dengan mengetahui hasil dari kuis ini siswa dengan
jelas dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih
dirasakan sulit.
b. Bagi guru
1) Mengetahui sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh
siswa.
oleh siswa.
Pemberian kuis ini akan lebih bermakna apabila guru merespon jawaban
dari siswa tersebut yaitu dengan memberikan umpan balik bermakna dan
siswa mengenai hasil mereka dalam suatu tes yang mereka kerjakan setelah
menyelesaikan suatu proses belajar. Umpan balik tidak akan berguna jika tidak
disertai dengan proses belajar yang kedua atau berikutnya yang mencangkup
a. Fungsi peringatan
Umpan balik dapat dijadikan peringatan bagi siswa yang memperoleh nilai di
Bagi siswa yang melakukan kesalahan dalam menjawab soal, umpan balik
c. Fungsi informasional
Umpan balik merupakan informasi dari guru kepada siswa mengenai hasil
d. Fungsi komunikatif
komunikator yang saling mengirim berita sehingga satu pihak dapat belajar
dari pihak lain. Guru sebagai pengirim berita harus memberikan keterangan
yang jelas mengenai jawaban yang benar dari hasil ulangan siswa, sehingga
e. Fungsi motivasional
Umpan balik dapat mendorong siswa untuk berusaha mencari jawaban yang
benar atas kesalahan sebelumnya sesuai dengan petunjuk dari guru. Dengan
terutama ditekankan oleh teori operant conditioning dari B.F Skinner (Dimyati
1994:84) bahwa kunci dari teori tersebut adalah siswa akan belajar lebih
26
bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Nilai
yang baik itu mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi. Sebaliknya siswa
yang mendapat nilai yang jelek akan terdorong untuk belajar dari kesalahannya.
belajar dari kesalahan yang ia buat. Semakin banyak anak membuat kesalahan dan
semakin baik kita memberikan umpan balik kepada anak, maka akan semakin
kepada siswa, misalnya umpan balik secara lisan dan komentar tertulis. Tanpa
umpan balik secara spesifik, siswa tak mungkin dapat memperbaiki kesalahannya
dan tidak dapat mencapai tingkat penguasan keterampilan yang mantap (Kardi
Umpan balik kuis dapat dilakukan secara individu maupun secara klasikal.
kembali jawaban soal-soal kuis tersebut secara bersama-sama di dalam kelas pada
pertemuan berikutnya.
Pemberian nilai dan komentar tertulis dalam kertas pekerjaan siswa sangat
bermanfaat dalam mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi. Dengan
memungkinkan siswa dapat merespon informasi yang dari guru sehingga siswa
memperoleh pemahaman yang lebih baik. Namun pemberian umpan balik secara
pemberian umpan balik yang efektif kepada siswa yaitu sebagai berikut:
dengan benar.
“hasil”.
28
h. Ajari siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya sendiri, dan bagaimana
Umpan balik negatif biasanya berakibat negatif bagi siswa. Agar umpan
balik ini dapat diterima dengan baik oleh siswa maka siswa harus mempunyai
sikap terbuka terhadap umpan balik. Buis (dalam Slameto 2001:195) menyatakan
bahwa ada beberapa cara untuk menciptakan situasi yang kondusif dalam
positif.
(tes), sehingga pada akhirnya siswa mampu mengerjakan soal-soal semacam itu
sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dalam pemberian umpan balik.
2.1.7.1 Hidrolisis
Garam merupakan senyawa ion, yang terdiri atas kation logam dan anion sisa
asam. Kation garam dapat dianggap berasal dari suatu basa, sedangkan
anionnya berasal dari suatu asam. Jadi setiap garam mempunyai komponen
29
basa (kation) dan komponen asam (anion). Sifat keasaman larutan garam
4) Garam dari asam lemah dan basa lemah bergantung pada harga tetapan
Ka = Kb : bersifat netral
b. Konsep hidrolisis
merupakan istilah umum yang digunakan untuk reaksi zat dengan air.
Menurut konsep ini, komponen garam (kation dan anion) yang berasal dari
asam lemah atau basa lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis) membentuk
+ -
ion H atau ion OH .
Kedua ion ini tidak dapat bereaksi dengan air sehingga tidak mengalami
+ -
hidrolisis dan tidak mengubah konsentrasi ion H dan OH dalam air, jadi
bersifat netral.
30
-
NaOH, tidak dapat bereaksi dengan air) dan CH3COO ( berasal dari asam
lemah CH3COOH, dapat bereaksi dengan air). Jadi garam ini terhidrolis
sebagian (parsial).
- +
CH3COONa (aq) CH3COO (aq) + Na (aq
31
-
CH3COO (aq) + H2O(l) CH3COOH (aq) + OH- (aq)
+
Na (aq) + H2O (l) (tidak bereaksi)
-
Hidrolisis menghasilkan ion OH , maka larutan bersifat basa.
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis
-
Cl (aq) + H2O(l) (tidak bereaksi)
+
Hidrolisis menghasilkan ion H , maka larutan bersifat asam.
Baik kation maupun anion dari garam yang terbentuk dari asam lemah dan
- -
CH3COO (aq) + H2O(l) CH3COOH(aq) + OH (aq
c. pH larutan garam
lambang Kh.
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami
+
BH+(aq) + H2O(l) B(aq) + H3O (aq)
+
[B][H 3 O ]
Kh = +
[BH ]
Kw
Kh =
Kb
Kw
h=
K bG
1 1 1
pH = pK w − pK b − logG
2 2 2
+
Sedangkan konsentrasi [H ] dapat dicari dengan:
+ K w .G
[H ] =
Kb
Keterangan:
-14
Kw = tetapan kesetimbangan air = 1.10
terjadi
- -
A (aq) + H2O(l) HA(aq) + OH (aq)
-
[HA][OH ]
Kh = -
[A ]
Kw
Kh =
Ka
Kw
h=
K aG
1 1 1
pH = pK w + pK a + logG
2 2 2
-
Sedangkan konsentrasi [OH ] dapat dicari dengan:
- K wG
[OH ] =
Ka
-14
dengan Kw = tetapan kesetimbangan air = 1.10
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis
dengan rumus:
+ K w .K a Kw
[H ] = dan Kh =
kb K a .K b
a. Kelarutan
Kelarutan (s) adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah
Contoh:
+ -
AgCl(s) Ag (aq + Cl (aq)
[Ag + ] [Cl - ]
K=
[AgCl]
+ -
K.AgCl = [Ag ] [Cl ]
Jika zat mempunyai harga s yang besar artinya banyak zat yang larut,
sebaliknya jika harga s kecil maka sedikit zat yang larut. Dari kelarutan suatu
zat dapat ditentukan harga Ksp-nya. Setiap zat mempunyai harga Ksp tertentu
s s 2s
2+ - 2
Ksp = [Pb ] [Cl ]
2
= s (2s)
3
= 4s
d. Pengaruh ion yang senama terhadap kelarutan
Suatu zat yang terlarut dalam pelarut jika ditambahkan ion yang sejenis,
kelarutan zat tersebut semakin kecil. Misalnya, kelarutan Ag2CrO4 dalam air
AgNO3 akan lebih kecil dibandingkan dengan kelarutan Ag2CrO4 dalam air.
+ 2
Ksp Ag2CrO4 = [Ag ] [CrO4 2-]
-12 2
2,4 x10 = (0,2) . s
e. Kelarutan dan pH
jenis zat. Suatu basa akan lebih sukar larut dalam larutan yang bersifat basa,
-
karena sesuai dengan konsep ion senama, adanya ion OH dapat memperkecil
kelarutan basa. Garam-garam yang berasal dari asam lemah akan lebih mudah
f. Reaksi pengendapan
- + -
mengandung ion Cl maka ion Ag akan bergabung dengan ion Cl
+ + -
penambahan ion Ag dilanjutkan sehingga hasil kali [Ag ] [Cl ] > Ksp AgCl,
+ -
maka kelebihan ion Ag dan ion Cl akan bergabung membentuk endapan
+ -
AgCl. Jadi, pada penambahan larutan Ag ke dalam larutan Cl dapat terjadi
Hasil kali konsentrasi ion-ion yang bukan pada konsentrasi setimbang kita
partisipasi aktif siswa kurang memuaskan serta tidak adanya umpan balik dari
guru. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa yang rendah. Pemberian umpan
(STAD) dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar kimia. Berdasarkan tinjauan di atas, maka hipotesis
tindakan penelitian ini adalah: "Pemberian umpan balik kuis dalam model
hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia kelas XI semester 2 SMA Negeri 1
BAB III
METODE PENELITIAN
tindakan.
Sikaping pada bulan Januari -Mei. Subyek penelitian ini adalah proses
pembelajaran kimia. Adapun sumber data penelitian ini adalah siswa kelas XI-IPA1
tahun ajaran 2017/2018. Jumlah siswa di kelas ini adalah 42 siswa yang terdiri dari
Variabel dalam penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu hasil belajar
kimia siswa kelas XI-IPA1 SMA Negeri 1 Lubuk Sikaping dan umpan balik kuis
sebagai berikut:
38
39
tipe STAD
a. Perencanaan
dilakukan oleh peneliti dengan guru kimia, membuat silabus dan rencana
b. Tindakan
perencanaan. Tahap ini terwujud dalam bentuk proses belajar mengajar yang
c. Observasi
d. Refleksi
yang telah dilakukan. Hasil perenungan pada tahap refleksi ini akan digunakan
dapat meningkat.
perbaikan dari kekurangan yang terdapat pada siklus I dan Siklus III dilaksanakan
berdasarkan hasil refleski siklus II. Rancangan penelitian tindakan dapat dilihat
tindakan
42
refleksi
revisi
tindakan
refleksi
revisi
tindakan
refleksi
a. Observasi awal kelas yang akan diteliti, meliputi: kesiapan siswa saat
atau metode yang digunakan guru dan hasil belajar siswa pada materi-materi
siswa, kisi-kisi soal alat evaluasi dan menyusun alat evaluasi (instrumen
penelitian).
terhadap pokok bahasan Hidrolisis, Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Alat
evaluasi disusun berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya. Alat
evaluasi yang digunakan berupa soal pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban.
Soal disusun sesuai dengan pokok bahasannya, pada pokok bahasan Hidrolisis
sebanyak 50 soal dan pada pokok bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
hasil penelitian maka di uji coba terlebih dahulu. Uji coba soal berfungsi untuk
mengetahui validitas, releabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda dari soal.
a. Validitas
Keterangan:
Mp = mean skor dari subyek yang menjawab betul item yang dicari
n−2
t hitung = rpbis
1 − pbis
2
Instrumen yang baik adalah instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk
Keterangan:
M = skor rata-rata
Vt = varians total
Apabila harga r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel. Tingkat reliabilitas
Interval Kriteria
(Slameto 2001:215)
c. Analisis tingkat kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
JBA + JBB
IK =
JSA + JSB
Keterangan:
IK = indeks kesukaran
Kriteria:
(Suherman 1990:213)
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang
Keterangan:
Kriteria:
(Suherman 1990:201-202)
Berdasarkan hasil analisis butir soal maka dipilih soal-soal yang valid
pada pokok bahasan Hidrolisis dan pada pokok bahasan Kelarutan dan Hasil Kali
pokok bahasan Hidrolisis, siklus II pada pokok bahasan Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan serta Ion Senama, sedangkan siklus III pada pokok bahasan Pengaruh
1) Perencanaan
a) menyusun silabus
2) Tindakan
berkelompok
kelas
f) Untuk memeriksa hasil pekerjaan siswa secara menyeluruh, pekerjaan
kepada siswa.
g) Setelah satu atau dua kali latihan, Guru memberikan kuis kepada
3) Observasi
yang dibuat.
4) Refleksi
b. Siklus II
siklus ini dilakukan perbaikan dari kekurangan yang terjadi dari siklus I
c. Siklus III
Siklus III dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus II. Pada
siklus ini dilakukan perbaikan dari kekurangan yang terjadi dari siklus II.
Angket dibagikan kepada siswa untuk diisi pada setiap akhir pokok
bahasan. Hal ini untuk mengetahui tanggapan dari siswa mengenai model
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan untuk mengetahui kesulitan siswa
selama proses pembelajaran. Dari hasil observasi dan angket akan diketahui
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru dan dokumen siswa.
Jenis data yang dikumpulkan meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa sebelum penelitian dan
hasil belajar siswa sesudah diberi tindakan, sedangkan data kualitatif dalam
penelitian berupa data observasi tindakan siswa, observasi tindakan peneliti, data
Data pada penelitian ini diperoleh dengan cara tes, observasi, dan
dokumentasi.
b. Data hasil belajar afektif dan psikomotorik diperoleh dengan observasi yang
c. Data aktivitas belajar siswa dan peneliti diperoleh dengan observasi yang
dengan angket.
a. Metode tes
pembelajaran. Tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda yang harus
diselesaikan siswa pada waktu yang telah ditentukan. Dari metode tes ini akan
diperoleh data yang berupa hasil belajar siswa kelas XI-IPA1 pada pokok
hasil belajar siswa dilakukan pada tiap siklus dengan instrumen yang sudah
seluruh indera atau disebut pengamatan langsung. Metode ini digunakan untuk
pernyataan yang diisi oleh para responden (siswa). Metode ini digunakan
d. Metode dokumentasi
pelaksanaan penelitian ini, yaitu berupa foto yang diambil saat penelitian.
Data kuantitatif yang diperoleh dari tes dan observasi tiap siklus
siklusnya. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa pada
Jika siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65 secara
dapat dilanjutkan mengenai pokok bahasan berikutnya. Namun jika hasil belajar
siswa secara klasikal kurang dari 85%, maka pembelajaran harus diperbaiki
angket dianalisis dengan pendekatan triangulasi data. Pendekatan ini terdiri dari
tiga tahap: pertama dilakukan reduksi data, yaitu kegiatan memilah dan memilih
data mana yang pantas dipaparkan, kedua melakukan pemaparan data, dan ketiga
penelitian tindakan kelas dilakukan. Hasil analisis data digunakan sebagai acuan
hasil belajar siswa yaitu secara klasikal ≥ 85% dari siswa tuntas belajar yaitu
dengan nilai lebih besar atau sama dengan 65 (Mulyasa 2004:99). Adapun alat
ukurnya adalah dengan menganalisis persentase ketuntasan siswa dari tes siklus
BAB IV
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda.
Sebelum digunakan untuk mengukur hasil belajar instrumen penelitian diuji coba
terlebih dahulu. Uji coba soal dilakukan di kelas III IPA SMA Negeri 1 Lubuk
Sikaping dengan responden sebanyak 36 siswa. Hasil uji coba soal kemudian
Hasil perhitungan tes uji coba soal pada pokok bahasan Hidrolisis dan
Hasil Kali Kelarutan dengan jumlah soal masing-masing 50 soal dan taraf
signifikan 0,05 dan dk=34 diperoleh ttabel sebesar 2,032. Hasil analisis diperoleh
35 soal yang valid pada pokok bahasan Hidrolisis (lampiran 10) yang terangkum
dalam tabel 1. Pada pokok bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan diperoleh
53
54
Tabel 2. Rangkuman validitas soal uji coba pokok bahasan Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan
No. Kriteria Nomor soal Juml.
1. Valid 1,4,5,6,8,9,10,11,12,13,14,15,16,19,21,22,24,25,26 37
27,28,29,30,31,32,36,38,40,41,42,43,44,45,47,48,
49,50
2. Tidak 2,3,7,17,18,20,23,33,34,35,37,39,46 13
valid
diperoleh r11sebesar 0,871 dengan kriteria sangat tinggi pada pokok bahasan
Hidrolisis dan 0,789 dengan kriteria tinggi pada pokok bahasan Kelarutan dan
diperoleh 10% soal dengan kriteria sukar, 34% soal dengan kriteria sedang dan
56% dengan kriteria mudah (lampiran 10) yang terangkum dalam tabel 3. Pada
pokok bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan diperoleh 10% soal dengan
kriteria sukar, 60% soal dengan kriteria sedang, dan 30% soal dengan kriteria
Tabel 4. Tingkat kesukaran soal uji coba pokok bahasan Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan
No. Kriteria Nomor soal Juml. Persentase
1. Terlalu - - -
sukar
2. Sukar 3,8,10,26,44 5 10%
Berdasarkan hasil uji coba soal pada pokok bahasan Hidrolisis diperoleh
soal yang mempunyai daya pembeda sangat jelek 12%, jelek 18%, cukup 34%,
baik 30%, dan baik sekali 6%. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10
yang terangkum dalam tabel 5, Sedangkan pada pokok bahasan Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan diperoleh soal yang mempunyai daya pembeda sangat jelek
14%, jelek 8%, cukup 60% dan baik 18%. Hasil selengkapnya dapat dilihat dan
Tabel 6. Daya pembeda soal uji coba pokok bahasan Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan
No. Kriteria Nomor soal Juml. Persentase
1. Sangat 3,20,33,34,37,39,46 7 14%
jelek
2. Jelek 2,7,17,18 4 8%
5. Baik - - -
sekali
kurang aktif dan kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Siswa masih
guru karena mereka belum memahami materi pelajaran dan takut bertanya kepada
guru. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa belum memenuhi standar
ketuntasan belajar.
Data yang diperoleh dari observasi kondisi awal. Hasil mid semester 2
siswa kelas XI-IPA1, masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mencapai ketuntasan
belajar hanya 35,71% dan rata-rata kelasnya adalah 44,99. keadaan ini masih jauh
Hidrolisis dan pokok bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Hasil dari
pretes siswa dapat dilihat pada lampiran 3 dan terangkum dalam tabel 8.
Berdasarkan tabel di atas hanya 12% siswa yang mencapai ketuntasan belajar,
ketuntasan belajar.
Dari hasil wawancara dengan guru menyatakan bahwa siswa kurang aktif
pembelajaran, sedangkan yang lain tidak begitu tertarik dengan pelajaran kimia.
Banyak siswa yang beranggapan bahwa kimia merupakan pelajaran yang sulit dan
beberapa siswa, mereka merasa enggan dan malu bertanya kepada guru meskipun
4.1.3.1 Perencanaan
4.1.3.2 Pelaksanaan
mengacu pada silabus dan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan dengan
model pembelajaran STAD. Kuis diberikan setelah siswa selesai satu kali latihan
soal dan umpan balik diberikan pada saat mengoreksi jawaban dari siswa. Selama
aktivitas siswa dan peneliti. Pada akhir siklus I diadakan tes formatif untuk
mengukur hasil belajar siswa. Hasil tes siklus I selengkapnya dapat dilihat dan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus I
4.1.3.3 Observasi
psikomotorik terhadap siswa serta untuk mengetahui aktivitas siswa dan peneliti
pada tabel 10, sedangkan penilaian psikomotorik siswa dapat dilihat pada tabel
11.
Berdasakan tabel di atas diketahui bahwa 64% dari siswa memperoleh kriteria
baik dalam penilaian afektif, sedangkan dalam penilaian psikomotorik siswa yang
Hasil observasi siswa dapat dilihat dari catatan lapangan yang dibuat pada
demikian, masih terlihat beberapa siswa yang kurang aktif dan hanya
mengandalkan siswa yang lebih pandai. Siswa yang lebih pandai biasanya tidak
lebih bisa memanfaatkan pembelajaran ini karena mereka bisa saling melengkapi
dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Pada siklus I aktifitas siswa dapat
Tabel 12. Aktifitas siswa dan peneliti pada saat proses pembelajaran siklus I
Pertemuan Siswa Peneliti
Skor Persentase Skor Persentase
1 30 60% 41 55%
2 33 66% 45 60%
3 34 68% 49 65%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa dan peneliti masih
berada pada kriteria cukup, namun terjadi peningkatan pada setiap pertemuan.
4.1.3.4 Refleksi
ketuntasan belajar yang diperoleh pada siklus I adalah 80,95% dengan rata-rata
nilai 67,26. Pembelajaran masih kurang efektif. Hal ini terlihat dari data hasil
observasi peran siswa saat diskusi masih belum terlihat selama pembelajaran.
Siswa masih belum terbiasa dengan model pembelajaran kelompok dan masih
61
terlihat individual. Beberapa siswa tidak menanggapi umpan balik yang diberikan
oleh peneliti karena umpan balik yang diberikan oleh peneliti hanya berupa
jawaban yang benar, jadi siswa mungkin kurang jelas atau tidak memahami
umpan balik.
pembelajaran STAD yang diberi umpan balik kuis pada pokok bahasan Hidrolisis.
Data hasil angket siswa juga digunakan sebagai masukan untuk refleksi dan
4.1.4.1 Perencanaan
siklus I peneliti harus meningkatkan lagi peran aktif siswa dalam pembelajaran,
Pada siklus II materi pelajaran yang diajarkan yaitu Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi. Metode yang
digunakan yaitu metode demonstrasi, tanya jawab, diskusi kelompok, drill soal,
dan tugas. Untuk lebih mengefektifkan waktu peneliti memberi tugas siswa yaitu
meringkas materi yang akan diajarkan berdasarkan pedoman yang diberikan oleh
peneliti.
4.1.4.2 Pelaksanaan
februari 2018. Siklus II terdiri dari tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu
pembelajaran II pada pokok bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan serta Ion
Senama. Penanaman konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan yaitu dengan
balik kuis peneliti tidak hanya memberikan jawaban yang benar namun juga
disertai penjelasan. Pada akhir siklus II dilaksanakan tes untuk memperoleh data
hasil belajar siswa. Dari hasil tes diperoleh data sebagai berikut (lampiran 23).
peningkatan menjadi 92,86% dengan rata-rata 76,66. Hasil ini sudah memenuhi
4.1.4.3 Observasi
pembelajaran. Hal ini dapat diketahui dari hasil penilaian afektif, siswa yang
memperoleh kriteria baik meningkat menjadi 90%. Hasil penilaian afektif siswa
Hasil observasi guru mitra menunjukkan siswa lebih terlibat aktif dalam
proses pembelajaran dan diskusi kelompok. Tidak hanya siswa yang pandai yang
berani mempresentasikan hasil diskusi melainkan tetapi siswa yang lainnya juga.
64
terlihat dari aktivitas siswa yang juga ikut mencoba. Hasil observasi aktifitas
Tabel 16. Aktifitas siswa dan peneliti pada saat proses pembelajaran siklus II
Siswa Peneliti
Pertemuan
Skor Persentase Skor Persentase
1 40 80% 56 75%
2 41 82% 57 76%
3 42 84% 58 77%
Tabel di atas menunjukkan bahwa aktifitas siswa dan peneliti pada siklus II
4.1.4.4 Refleksi
Dari data tes hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh ketuntasan belajar
siswa 92,86% dengan rata-rata 76,66. Hasil ini telah memenuhi standar ketuntasan
belajar. Dari data hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan minat
siswa. Umpan balik yang diberikan oleh peneliti dapat dipahami oleh siswa,
pembelajaran perlu dioptimalkan karena masih ada beberapa siswa yang malas-
malsan. Di akhir siklus II masih ada 3 siswa yang belum tuntas belajar
berdasarkan hasil pengisian tanggapan siswa, ketiga siswa ini sebenarnya tidak
berminat masuk jurusan IPA. Satu dari mereka hanya menuruti kehendak dari
orang tuanya, meskipun kemampuan mereka rendah dalam bidang IPA. Dua siswa
perbaikan teknik pemberian motivasi terhadap siswa dan melatih siswa untuk
memberikan umpan balik terhadap dirinya sendiri. Peran aktif siswa harus lebih
ditingkatkan lagi sehingga pembelajaran siklus III lebih baik dari siklus
sebelumnya.
4.1.5.1 Perencanaan
siklus III dengan memberikan umpan balik kuis dalam model pembelajaran
4.1.5.2 Pelaksanaan
Siklus III dilaksanakan tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 6 jam
pelajaran. Siklus III dilaksanakan dari tanggal 13 maret sampai dengan 20 maret
2018. Pelaksanaan siklus III berdasarkan pada rencana pembelajaran III dengan
Pengendapan. Pada siklus III digunakan metode praktikum, hal ini bertujuan
mengenai jawaban yang benar dari soal, tetapi juga ditambah motivasi belajar.
Pada akhir siklus III diadakan tes akhir untuk mengukur kemampuan dari
siswa. Dari tes tersebut diperoleh data hasil belajar siswa sebagai berikut.
66
Tabel 17. Data hasil tes siklus III siswa kelas XI-IPA1
No. Hasil tes Pencapaian siklus III
1. Nilai tertinggi 100
2. Nilai terendah 60
3. Rata-rata nilai tes 80,1
4. Jumlah siswa yang tuntas 40
5. Jumlah siswa kelas XI-IPA1 42
6. Persentase tuntas belajar secara klasikal 95,24%
Tabel di atas menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada
siklus III meningkat menjadi 95,24% dengan rata-rata nilai 80,1. Hasil ini sudah
4.1.5.3 Observasi
dalam pembelajaran. Hasil penilaian afektif dapat dilihat pada lampiran 27 dan
terangkum dalam tabel 18. Penilaian psikomotorik siswa yang dilakukan melalui
Tabel 19. Data penilaian psikomotorik siswa pada praktikum Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan
Praktikum II
Kriteria Skor Pencapaian Ket.
Jml. Siswa Persentase
Sangat terampil 43 – 50 86 –100 3 7% Tuntas
Terampil 35 – 42 70 – 85 39 93%
Cukup 27 – 34 54 – 69 - - Tidak
Kurang 19 – 26 37 – 53 - - tuntas
Sangat kurang 10 – 18 20 – 37 - -
67
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar afektif dan
psikomotorik siswa yang memperoleh kriteria baik meningkat menjadi 100% pada
siklus III.
praktikum. Tidak hanya siswa yang pandai, siswa yang lain juga berani
mempresentasikan hasil diskusi tanpa harus disuruh oleh peneliti. Peneliti juga
kelas menjadi lebih hidup. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi terhadap
Tabel 20. Aktifitas siswa dan peneliti pada saat proses pembelajaran siklus III
Siswa Peneliti
Pertemuan
Skor Persentase Skor Persentase
1 42 84% 60 80%
2 43 86% 61 81%
3 44 88% 62 83%
dengan diberi umpan balik kuis pada pokok bahasan Kelarutan dan Hasil Kali
Tabel 21. Hasil angket siswa pokok bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Sangat Setuju Biasa saja Tidak S. tidak
No. Uraian setuju setuju setuju
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
Siswa tertarik dengan
1. 15 36% 21 50% 6 14% 0 0 0 0
pelajaran kimia
Siswa memahami
2. 10 24% 21 50% 11 26% 0 0 0 0
materi yang diajarkan
Siswa menyukai
3. 16 38% 24 58% 2 4% 0 0 0 0
praktikum
Siswa menyukai
4. 20 48% 14 33% 8 19% 0 0 0 0
pembelajaran STAD
Siswa tertarik
5. melakukan diskusi 24 58% 12 28% 6 14% 0 0 0 0
kelompok
Siswa terlibat dalam
6. 19 45% 16 38% 7 17% 0 0 0 0
kerjasama kelompok
Siswa belajar giat
7. setelah pulang 17 41% 22 52% 3 7% 0 0 0 0
sekolah
Siswa bangga
8. menjadi kelompok 30 72% 6 14% 6 14% 0 0 0 0
terbaik
Siswa termotivasi
9. dengan pembelajaran 17 40% 18 43% 7 17% 0 0 0 0
STAD
Siswa menyukai
10. pemberian umpan 19 45% 14 34% 9 21% 0 0 0 0
balik kuis
Siswa menyukai cara
11. 20 48% 17 40% 5 12% 0 0 0 0
guru mengajar
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa minat siswa semakin meningkat
4.1.5.5 Refleksi
Hasil tes siklus III diperoleh ketuntasan belajar siswa 95,24% dengan rata-
rata 80,1. Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus sebelumnya.
Peran aktif siswa selama pembelajaran juga semakin meningkat, peneliti tidak
mendominasi kegiatan diskusi. Siswa merasa nyaman dan tidak tegang selama
semakin meningkat. Tanggapan siswa terhadap umpan balik kuis yang diberikan
69
oleh guru semakin baik. Siswa lebih termotivasi dengan pemberian umpan balik
secara klasikal, namun masih ada 2 siswa yang belum tuntas belajar. Hal ini
bimbingan khusus.
4.2 Pembahasan
Dari lampiran 2 dapat diperoleh nilai rata-rata mid semester 2 siswa kelas
XI-IPA Tahun Ajaran 2017/2018 masih belum memuaskan, yaitu 44,99 dengan
ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 35,71% (15 siswa tuntas dari 42
siswa). Bertolak dari kondisi awal tersebut dilakukan penelitian tindakan kelas
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Hidrolisis dan pokok
bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan melalui pemberian umpan balik kuis
dalam model pembelajaran STAD. Hasil belajar siswa sebelum tindakan diambil
dari hasil pretes siswa pada pokok bahasan Hidrolisis. Dari hasil pretes tersebut
diperoleh nilai rata-rata siswa 35,45 dengan ketuntasan belajar sebasar 12%.
center). Menurut John Dewei dalam Dimyati dan Mudjiono (2002) menyatakan
Penelitian ini terdiri atas 3 siklus, yaitu siklus I pada pokok bahasan
Hidrolisis sedangkan siklus II dan III pada pokok bahasan Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan.
pertemuan 1 jam pelajaran, 2 jam pelajaran, 2 jam pelajaran dan 1 jam pelajaran.
dengan menanyakan kembali materi yang sudah dipelajari siswa pada pertemuan
memiliki rasa ingin tahu terhadap materi pelajaran yang akan dibahas.
dan tugas. Metode praktikum digunakan pada saat membahas sifat larutan garam
dan konsep hidrolisis. Metode praktikum bertujuan agar siswa mencari dan
praktikum meskipun masih ada siswa tidak mau bekerja dan hanya menonton saja.
Hasil observasi psikomotorik siswa menunjukkan bahwa 88% dari jumlah siswa
memperoleh kriteria baik. Hasil praktikum dipresentasikan di depan kelas. Hal ini
mereka. Siswa diberi tugas membuat laporan hasil praktikum. Dalam hal ini,
71
siswa dapat terlatih untuk berfikir ilmiah. Proses pembelajaran dengan pokok
materi pH larutan garam menggunakan metode latihan soal dan diskusi kelompok.
Peneliti melatih siswa dalam mencari pH larutan garam kemudian siswa diberi
siswa mengerjakan soal tersebut di depan kelas. Peneliti menunjuk siswa secara
banyak siswa hanya mengandalkan pada siswa yang lebih pandai. Kerjasama
belum terlihat pada siklus I, masih banyak siswa yang masih bersifat individual.
Pada siklus I, kuis dilaksanakan dua kali. Pertama setelah siswa selesai
membahas latihan soal Konsep Hidrolisis dan kedua setelah siswa membahas soal
pH Larutan Garam. Kuis ini merupakan soal yang harus dikerjakan oleh siswa
secara individu tanpa melihat buku. Pemberian kuis ini bertujuan untuk
Hasil kuis dikoreksi dan diberi umpan balik oleh peneliti. Umpan balik
yang berikan pada siklus I berupa pemberitahuan mengenai jawaban yang benar
dari kesalahan siswa pada saat mengerjakan kuis. Umpan balik diberikan pada
lembar jawaban kuis siswa. Selanjutnya siswa disuruh mempelajari sendiri umpan
balik yang diberikan oleh peneliti. Dengan ini diharapkan siswa tidak akan
mengulangi kesalahan yang sama saat mengerjakan soal yang serupa pada tes
berikutnya. Hasil kuis yang sudah dikoreksi dan diberi umpan balik kemudian
Pada akhir siklus I siswa diberi tes dan berdasarkan nilai tersebut siswa
diberi penghargaan kelompok. Dari hasil tes siklus I diperoleh rata-rata hasil
belajar siswa meningkat dari 35,54 (hasil pretes) menjadi 67,26, dengan nilai
tertinggi 90 dan nilai terendah 40. Jumlah siswa yang belajar tuntas meningkat
sebanyak 66%, dari 12% (hasil pretes) menjadi 80,95% setelah diberi tindakan.
Peningkatan ini disebabkan oleh keterlibatan siswa secara langsung dalam proses
sendiri, maka pengetahuan yang dibangun oleh siswa akan lebih lama melekat
dalam ingatannya. Selain itu, siswa lebih termotivasi dengan adanya penghargaan
kelompok. Hal ini terlihat dari nilai afektif siswa, yaitu 64% siswa memperoleh
kriteria baik. Nilai tes siklus I semua siswa lebih baik dibandingkan dengan hasil
pretes.
Ketuntasan belajar pada siklus I secara klasikal adalah 80,95%. Dari hasil
belajar siswa tersebut dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa secara
klasikal belum memenuhi indikator kerja penelitian. Hal ini karena masih banyak
siswa yang tidak merespon umpan balik yang diberikan oleh peneliti. Banyak
siswa yang tidak memahami umpan balik yang berikan oleh peneliti karena
peneliti hanya memberitahu jawaban yang benar tanpa disertai dengan penjelasan.
Masih ada 9 siswa yang belum tuntas belajar. Dari hasil observasi siswa
ramai sendiri saat diskusi kelompok dan mempunyai catatan yang kurang lengkap
sehingga yang mereka pelajari juga kurang lengkap. Hal ini terjadi karena siswa
73
belum terbiasa dengan metode yang diterapkan dalam penelitian ini. Kerjasama
dalam kelompok belum terlihat jelas. Sifat individual masih tampak pada siswa
menjadi tutor bagi teman yang memiliki kemampuan akademik rendah. Siswa
dan tidak mau mencoba. Siswa dengan kemampuan rata-rata lebih bisa
berdiskusi.
akademik rendah. Mereka merasa tertekan karena terlalu banyak ulangan. Umpan
balik kuis kurang begitu ditanggapi oleh siswa. Hal ini terlihat dari hasil ulangan
siswa, masih banyak siswa yang mengulangi kesalahan yang sama saat tes siklus.
Siswa masih belum memahami maksud dari pemberian kuis dan umpan balik
yang sebenarnya. Pada siklus I ini model pembelajaran STAD dengan umpan
Dari hasil tersebut, maka masih perlu adanya perbaikan dalam proses
balik kepada siswa, tidak hanya memberitahu jawaban yang benar tetapi juga
disertai penjelasan sehingga siswa memahami umpan balik tersebut. Peneliti juga
harus memperbaiki cara memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan
kerjasama dalam model pembelajaran STAD dan mengenai tujuan pemberian kuis
dan umpan balik yang sebenarnya. Peneliti harus lebih terampil dalam mengelola
Kendala yang dihadapi pada siklus I yang lain yaitu banyak siswa yang
pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya sudah diketahui. Hal
ini terlihat pada saat tanya jawab, masih banyak siswa yang membolik-balik buku
dalam kegiatan pembelajaran lebih efektif maka kesiapan siswa dalam menerima
materi baru harus ditingkatkan. Tindakan yang diambil peneliti yaitu dengan
pedoman berupa soal-soal dan hasil ringkasan siswa harus menjawab soal-soal
tersebut. Selain itu perlu adanya peningkatan teknik pemberian umpan balik,
Materi pelajaran yang dibahas pada siklus II hanya sampai pada Ion
akan dibahas pada siklus III. Siklus II dilaksanakan berdasarkan pada rencana
menghindari kebosanan dari siswa pada siklus II digunakan metode yang lebih
bervariasi.
membahas materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan serta Ion Senama.
Metode yang digunakan pada siklus II yaitu metode demonstrasi, drill soal,
perhatian dan minat siswa terhadap pembelajaran kimia. Disamping itu, siswa
lebih mudah memahami konsep yang diberikan peneliti. siswa kelihatan antusias
dan tertarik dengan metode ini. Hal ini dibuktikan dengan banyak siswa yang
mulai terbiasa dengan diskusi kelompok. Pada siklus II ini kerjasama dalam
bekerjasama dan menjadi tutor bagi temannya yang mempunyai kemampuan lebih
rendah. Siswa dengan kemampuan yang lebih rendah sudah mulai mau mencoba
dipelajarinya. Di samping itu waktu yang digunakan dalam diskusi menjadi lebih
76
efektif karena siswa sudah mempersiapkan dulu materi yang akan diajarkan
Kuis diberikan setiap akhir pertemuan yaitu dengan jumlah soal 1 yang
harus dikerjakan dalam waktu 10 menit. Hal ini bertujuan agar peneliti segera
mengetahui materi yang belum dikuasai oleh siswa sehingga peneliti dapat segera
memberikan umpan balik. Pemberian umpan balik tidak hanya berupa jawaban
yang benar tetapi juga ditambah dengan pejelasan. Dengan demikian, siswa akan
lebih memahami umpan balik yang diberikan dan dapat menerima umpan balik
tersebut. Dari penjelasan dalam umpan balik yang diberikan oleh peneliti, siswa
dapat mempelajari lagi materi pelajaran dan cara mengerjakan soal yang belum
dia dikuasai.
peningkatan dari siklus I. Nilai rata-rata siswa mencapai 76,66, ini lebih tinggi
dari siklus I yaitu 67,26. Ketuntasan belajar siswa juga meningkat 12,09%, dari
80,95% menjadi 92,86%. Peningkatan hasil belajar siswa karena siswa sudah bisa
memanfaatkan umpan balik kuis yang diberikan oleh peneliti. Bahkan siswa
menanyakan kembali umpan balik yang diberikan oleh peneliti, apabila ia tidak
memahami penjelasan dalam umpan balik. Siswa juga lebih aktif dalam kegiatan
belajar. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi bahwa siswa yang memperoleh
nilai afektif dengan kriteria baik meningkat menjadi 90%. Persentase aktifitas
peneliti pada pembelajaran juga meningkat menjadi 76%. Ini berarti aktifitas
dioptimalkan. Siswa harus dilatih cara memberi umpan balik pada dirinya sendiri
sehingga siswa akan semakin memahami materi pelajaran yang berikan oleh
Pada siklus II ini masih ada 3 siswa yang belum tuntas. Berdasarkan dari
hasil sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada siswa tersebut mereka mengaku
bahwa sebenarnya mereka kurang berminat dengan jurusan IPA. Satu diantara
masuk IPA meskipun kemampuan mereka rendah, sedangkan yang lain hanya
ikut-ikutan teman. Pada siklus II, perlu dioptimalkan lagi hasil belajar siswa
sehingga semua siswa dapat tuntas belajar. Peneliti harus lebih memotivasi siswa
belajar siswa. Siklus III terdiri atas 3 kali pertemuan (5 jam pelajaran) dengan
Pengendapan. Metode yang digunakan dalam siklus ini lebih bervariasi yaitu
metode tanya jawab, drill soal, diskusi kelompok, dan praktikum. Penggunaan
metode praktikum dalam siklus ini agar siswa lebih terlibat langsung untuk
melakukan percobaan dan untuk meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini juga
bertujuan agar siswa tidak bosan dengan pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan
praktikum ini siswa tampak lebih aktif dan kemampuan psikomotorik siswa juga
78
lebih baik dari sebelumnya, yaitu siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria
terampil 100%.
Kuis pada siklus III diberikan 2 kali yaitu pada pokok bahasan Pengaruh
umpan balik, peneliti tidak hanya memberikan penjelasan mengenai jawaban yang
benar tetapi juga memberi motivasi, komentar dan saran. Peneliti juga melatih
siswa memberikan umpan balik pada dirinya sendiri, dengan cara siswa harus
mengerjakan lagi soal kuis di rumah dan juga bisa dengan cara berdiskusi dengan
teman. Dengan demikian siswa akan mengetahui lebih dahulu, apakah jawaban
kuisnya ada kesalahan apa tidak. Selanjutnya untuk memastikan, umpan balik
siswa harus dicocokkan dengan umpan balik yang diberikan oleh peneliti. Dengan
memberi umpna balik pada diri sendiri kemudian mempelajari umpan yang
materi pelajaran. Hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dibuktikan
dengan hasil tes siswa pada siklus III. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada
siklus III adalah 80,1 dengan ketuntasan belajar 95,24% secara klasikal. Jika
dibandingkan dengan pencapaian hasil belajar siklus I dan II hasil belajar siswa
pembelajaran yang dapat merangsang seluruh siswa untuk aktif. Aktifitas guru
79
meningkat menjadi 81%. Ini menunjukkan bahwa aktifitas peneliti dinilai baik
oleh guru mitra. Kerja sama dalam kelompok terlihat kental mewarnai aktifitas
siswa, baik saat melakukan diskusi maupun presentasi hasil diskusi. Siswa lebih
soal di depan kelas tanpa harus ditunjuk oleh peneliti. Siswa yang memperoleh
kriteria baik meningkat menjadi 100%. Hal ini membuktikan siswa merasa
tipe STAD dengan diberi umpan balik kuis, siswa yang menyukai pembelajaran
STAD sebanyak 48% pada pilihan sangat setuju, 33% pada pilihan setuju dan
19% pada pilihan biasa saja. Penerimaan siswa terhadap umpan balik meningkat
yaitu 45% pada pilihan sangat setuju, 34% pada pilihan setuju dan 21% pada
pilihan biasa saja. Hal ini menunjukkan siswa lebih menyukai cara guru mengajar
Pada akhir siklus III masih ada 2 siswa yang belum tuntas yaitu
memperoleh nilai 60. Kedua siswa ini memang mempunyai kemampuan lebih
belajar dari siklus I dengan nilai 40 sampai siklus III dengan nilai 60.
yang diharapkan, diantaranya yaitu hasil belajar siswa lebih meningkat, motivasi
80
siswa meningkat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, serta suasana
I dan II terlihat pasif pada pembelajaran siklus III tampak lebih aktif bekerjasama
pelajaran karena enggan bertanya kepada guru sudah dapat diatasi. Dalam
bertanya kepada siswa yang lain untuk membantunya dalam memahami materi
siswa tidak takut lagi bertanya kepada peneliti jika mengalami kesulitan belajar.
85% siswa memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 65. Selain itu, hasil
belajar siswa mengalami peningkatan secara bertahap dari siklus I hingga siklus
III. Keaktifan siswa juga meningkat setiap siklusnya. Dengan demikian model
pembelajaran yang diterapkan peneliti, yaitu memberikan umpan balik kuis dalam
model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI-IPA1
SMA Negeri 1 Lubuk Sikaping . Semakin baik teknik pemberian umpan balik dan
semakin baik tanggapan siswa terhadap hasil umpan balik maka hasil belajar siswa
lebih memotivasi siswa untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Yang
terpenting
81
dalam model pembelajaran ini adalah sikap kerjasama, tolong menolong, saling
120
Nilai terendah
100
100
100 90 Nilai Rata-rata
76.66 80.1 siswa
Nilai Siswa 80
70 67.26
60
60
55
40 40
35.54
20
15
0
Data awal Siklus I Siklus II Siklus III
80.95
80 Persentase
ketuntasan
60
39 40
40 34
20 12
5
0
Data awal Siklus I Siklus II Siklus III
BAB V
5.1 Simpulan
dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada pokok bahasan Hidrolisis, Kelarutan
dan Hasil Kali Kelarutan pada siswa kelas XI-IPA1 semester 2 SMA Negeri 1
Lubuk Sikaping Tahun ajaran 2017/2018 . Peningkatan ini terlihat dari nilai rata-
rata yang diperoleh siswa yaitu 67,26 pada siklus I, kemudian meningkat
menjadi 76,66 pada siklus II dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 80,1.
80,95%, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 92,86% dan meningkat lagi
pada siklus III 95,24%. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal sudah terpenuhi
yaitu 85% dari jumlah siswa memperoleh nilai lebih besar atau sama
dengan 65. Namun secara individual masih ada 2 siswa yang belum tuntas
belajar.
5.2 Saran
82
83
umpan balik dapat diterima dan direspon oleh siswa. Antara lain, pemberian
umpan balik tidak hanya dilakukan secara individual pada lembar jawaban
siswa tetapi juga secara klasikal setelah tes selesai. Pemberian umpan balik
petunjuk yang diberikan oleh guru. Umpan balik tidak hanya diberikan
kepada siswa yang melakukan kesalahan namun juga pada siswa yang sudah
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Semarang press.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
84
85
Prabowo. Andi. 2005. Komparasi Hasil Belajar Materi Pokok Perhitungan Kimia
Siswa Kelas X Semester 1 SMA Negeri 13 Semarang antara yang Diberi
Pembelajaran Menggunakan Metode Problem Posing dan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan
Metode Konvensional. Skripsi. Semarang: UNNES
Slavin, Robert E. 1995. Cooperatif Learning. Boston London, Allyn and Bacon
Suherman, Erman, Turmudi, Didi S., Tatang H., Suhendra, Nurjanah. 1990.
Petunjuk Praktis Evaluasi Pendidikan. Bandung: Wijaya Kusuma
Suherman, Erman, Turmudi, Didi S., Tatang H., Suhendra, Sufyani Prabowo,
Nurjanah, Ade Rohayati. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer. Bandung: JICA
Yuliati. 2005. Pemberian Umpan Balik Hasil Ulangan Kimia dalam Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Pengaruhnya terhadap Hasil
Belajar Kimia Siswa Kelas I Semester 2 SMA Negeri I Purworejo Tahun
Pelajaran 2003/2004. Skripsi. Semarang: UNNES
ANGKET SISWA
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Berilah tanda check ( √ ) pada kolom yang tersedia menurut pernyataan yang
jawabannya paling sesuai dengan keadaan anda:
No. Pertanyaan SS S BS TS STS
1. Saya tertarik mengikuti pelajaran kimia
subpokok bahasan kelarutan dan hasil kali
kelarutan
2. Saya memahami materi dengan subpokok
bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan
3. Saya menyukai percobaan tentang kelarutan
dan hasil kali kelarutan
4. Saya menyukai belajar dalam kelompok
(STAD)
5. Saya tertarik dalam melakukan diskusi
kelompok pada pembelajaran di kelas
6. Dalam diskusi kelompok saya dan teman
saya saling membantu dalam memahami
materi pelajaran pokok bahasan kelarutan
dan hasil kali kelarutan
7. Saya belajar sungguh agar nilai saya dan
kelompok saya bagus pada sub pokok
bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan
8. Saya bangga jika kelompok saya
memperoleh nilai tertinggi pada sub bahasan
kelarutan dan hasil kali kelarutan
9. Saya termotivasi untuk belajar dengan
penghargaan kelompok yang dilakukan
dalam pembelajaran kooperatif
10. Saya menyukai pemberian umpan balik hasil
kuis, karena saya mengetahui kesalahan saya
saat mengerjakan kuis dan saya dapat
memperbaiki kesalahan saya.
11. Saya menyukai cara guru mengajar dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD
K e t e r a nga n:
SS : sangat setuju TS : tidak setuju
S : setuju STS : sangat tidak setuju
BS : biasa saja
ANGKET PENELITIAN
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Berilah tanda check ( √ ) pada kolom yang tersedia menurut pertanyaan yang
jawabannya paling sesuai dengan keadaan anda:
No. Pertanyaan Ya Tidak
Kerjasama
1. Apakah dengan pembelajaran kelompok membuat
kamu senang?
2. Apakah dengan pembelajaran kooperatif STAD dapat
meningkatkan kerjasama dalam tim-mu?
Kemampuan bertanya
3. Dengan adanya pembelajaran kooperatif STAD?
apakah membuat kamu lebih berani untuk bertanya?
4. Dengan adanya pembelajaran kooperatif STAD, apakah
kamu berani menanggapi pendapat teman?
Penguasan materi
5. Apakah pendekatan pembelajaran kooperatif STAD
membuat kamu lebih bersemangat dalam belajar?
6. Apakah pendekatan pembelajaran kooperatif STAD,
materi hidrolisis dapat dipahami dengan baik?
Presentasi
7. Apakah dengan presentasi di depan kelas membuat
kamu lebih paham metri yang diajarkan ?
8. Apakah presentasi didepan kelas membuat kamu lebih
berani tampil di depan kelas?
Motivasi
9. Apakah kamu termotivasi untuk belajar lebih giat
dengan adanya pembelajaran kelompok (STAD)?
Kuis
10. Apakah dengan adanya kuis yang dilakukan setiap
selesai pertemuan membuat kamu bersemangat dalam
belajar?
11. Apakah kamu senang dengan adanya kuis, karena dapat
mengukur kemampuan kamu dalam pertemuan
tersebut?
Umpan balik kuis
12. Apakah umpan balik kuis dapat membuat kamu lebih
bersemangat dalam menemukan jawaban yang benar
atas kesalahan dalam menjawab kuis?
Penghargaan kelompok
13. Dengan penghargaan kelompok pada pembelajaran
kooperatif STAD, apakah membuat kamu lebih
bersemangat dalam belajar?
Jawaban Kuis 1
-5 -4
Diketahui: Kb NH4OH= 1.10 dan Ka HF= 1.10
Rumus Basa Asam Sifat
No. kimia pembentuk pembentuk larutan Hidrolisis
garam ( jenis ) ( jenis )
1. NaCN NaOH HCN Basa Hidrolisis
(Basa kuat) (Asam lemah) parsial
2. KNO3 KOH HNO3 Netral Tdk
(Basa kuat) (Asam kuat) terhidrolisis
3. NH4Br NH4OH HBr Asam Hidrolisis
(Basa lemah) (Asam kuat) parsial
4. NH4F NH4OH HF Basa Hidrolisis
(Basa lemah) (Asam lemah) total
Jawaban Kuis 2
-9
1. Diketahui: Kh (NH4)2SO4 = 1x10 M
[G] = 0,05
Ditanya pH garam?
Dijawab:
+
[H ] = K h . Val.[G]
-9 −10 −5
= 1.10 . 2.0,05 = 1.10 =10
-5
pH = - log 10 = 5
Jadi pH larutan (NH4)2SO4 tersebut adalah 5
n 0,1mol
[G] = = =1M
v 0,1L
+
[OH ] = K h . Val.
[G]
−8 −4
= 1.10 =10
-8
1.10 .1.1 =
-4
pOH = - log 10 = 4
pH = 14 - 4 = 10
Jadi pH campuran di atas adalah 10
Jawaban Kuis 3
+ K w . Val.
[H ] =
[G] K b
+ 10
−14 .1.0,1
[H ] = −5
= 1.10 −10 = 10 −5 M
10
+ -5
Jadi konsentrasi ion H dalam larutan NH4Cl adalah 10 M
-8
3. Diketahui: Kh (CH3COO)2Ba = 1.10
pH = 9
Ditanya konsentrasi (CH3COO)2Ba?
Dijawab:
pH = 9
pOH = 14 – 9 = 5
-
pOH = -log [OH ]
- -5
[OH ] = 10
−
[OH ] = K h . Val.[G]
-5
10 = 10 -8.2.[G]
-10 -8
10 = 2 .10 . [G]
-3
[G] = 5 x 10 M
-3
Jadi konsentrasi (CH3COO)2Ba adalah 5 x 10 M
Jawaban Kuis 4
Jawaban Kuis 5
-3
1. Diketahui: kelarutan CuS dalam 100 ml air adalah 1,92 x 10 gram
Mr CuS = 96
Ditanya Ksp?
Dijawab:
massa 1000
[CuS] = x
Mr v
-
1,92 x 10 1000 −5
= x = 8 x 10 M
96 250
2+ 2-
CuS Cu + S
s s s
2+ 2-
Ksp CuS = [Cu ] [S ]
=s.s
2
=s
-5 -10
= (8 x 10 )
-10
= 64 x10
-9
= 6,4 x 10
Jawaban Kuis 6
-3 -1
1. Diketahui: kelarutan (s) PbCl2 dalam air = 2x10 molL
Ditanya kelarutan PbCl2 dalam NaCl 0,1 M?
Dijawab:
2+ -
PbCl2 Pb + 2Cl
s s 2s
2+ - 2
Ksp PbCl2 = [Pb ] [Cl ]
2
= s . (2s)
3
= 4s
-3 2 -9
= 4 . (2x10 ) = 32x10
kelarutan dalam NaCl 0,1 M
+ -
NaCl Na + Cl
0,1 0,1 0,1
2+ - 2
Ksp PbCl2 = [Pb ] [Cl ]
-9 2
32x10 = s . (0,1)
-9
32x10
s=
0,01
−6
= 3,2 x 10
−1
molL
Jawaban Kuis 7
Jawaban Kuis 8
II. Kerjasama
5 : selalu bekerjasama dalam kelompok dan selalu menyumbangkan ide
4 : bekerjasama dalam kelompok dan kadang menyumbangkan ide
3 : bekerjasama dalam kelompok dan tidak menyumbangkan ide
2 : jarang bekerjasama dalam kelompok
1 : tidak pernah bekerjasama dalam kelompok
III.Kejujuran
5 : tidak pernah bertanya pada teman sewaktu mengerjakan tes
4 : pernah bertanya pada teman sewaktu mengerjakan tes
3 : kadang-kadang bertanya pada teman sewaktu mengerjakan tes
2 : sering bertanya pada teman sewaktu mengerjakan tes
1 : selalu bertanya pada teman sewaktu mngerjakan tes
2. KNO3
3. NH4Br
4. NH4F
-5 -4
Diketahui: Kb NH4OH= 1.10 dan Ka HF= 1.10
Selamat
Mengerjakan
KUIS 2
Kerjakan soal-soal berikut secara individu!
-9
1. Tetapan hidrolisis dari (NH4)2SO4 adalah 10 . Berapakah pH dari 0,05 M
larutan tersebut!
2. Berapakah pH larutan yang terbentuk jika 50 ml CH3COOH 2 M dicampur
dengan 50 ml KOH 2 M. Jika diketahui tetapan hidrolisis (Kh CH3COOH
-8
=1.10 )?
Selamat Mengerjakan
KUIS 3
Kerjakan soal-soal berikut secara individu!
-7
1. Tentukan pH dari larutan NH4CN 0,1 M jika diketahui Ka HCN= 1x10 dan
-5
Kb NH4OH= 1x10 !
2. Sebanyak 5,35 gram NH4Cl dilarutkan dalam air hingga volumenya menjadi
+
1000 mL. Berapakah [H ] dalam larutan tersebut?
-5
(diketahui Mr NH4Cl= 53,5 dan Kb NH4OH: 1.10 )
3. Berapakah konsentrasi larutan (CH3COO)2Ba yang memiliki pH=9, jika
-8
diketahui tetapan hidrolisis (Kh) larutan tersebut adalah 1.10 ?
Selamat
Mengerjakan
KUIS 4
Kerjakan soal-soal berikut secara individu!
1. Tuliskan reaksi kesetimbangan ion dan rumusan Ksp untuk senyawa Li3PO4 ,
jika kelarutan Li3PO4 dinyatakan dengan s!
Selamat
Mengerjakan
KUIS 5
Kerjakan soal-soal berikut secara individu!
1. Kelarutan CuS dalam 250 ml air adalah 1,92 mg. Bila Mr CuS= 96, maka Ksp
CuS adalah….
Selamat
Mengerjakan
KUIS 6
Kerjakan soal-soal berikut secara individu!
-3 -1
1. Jika Kelarutan PbCl2 dalam air adalah 2x10 molL . Berapakah kelarutan
PbCl2 dalam larutan NaCl 0,1 M?
Selamat
Mengerjakan
KUIS 7
Kerjakan soal-soal berikut secara individu!
1. Larutan jenuh Ba(OH)2 mempunyai pH= 9. Harga Ksp basa tersebut adalah….
Selamat
Mengerjakan
KUIS 8
Kerjakan soal-soal berikut secara individu!
1. Sebanyak 100 mL larutan MgCl2 0,01 M dicampur dengan 100 ml larutan
NaOH 0,02 M. Peristiwa yang akan terjadi adalah…
-12
( Ksp Mg(OH)2 = 4x10 )
Selamat
Mengerjakan
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
SIKLUS :
PERTEMUAN :
NO. ASPEK YANG DIAMATI SKOR JUMLAH
1 2 3 4 5 SKOR
1. Kesiapan menerima pelajaran
a. Membuat catatan/rangkuman
materi yang akan disajikan
b. Membawa buku paket
c. Membawa buku referensi lain
yang relevan
d. Membawa buku catatan kimia
2. Proses kegiatan belajar mengajar
a. Memperhatikan penjelasan
guru
b. Bekerjasama dalam kelompok
c. Aktif memecahkan masalah
menggunakan referensi yang
ada
d. Menyelesaikan tugas
e. Aktif dan mampu menjawab
pertanyaan guru
f. Aktif menjawab pertanyaan
teman
JUMLAH SKOR
NILAI
3. Pengembangan
a. penguasaan materi * (baik/cukup/kurang)
b. kesesuaian urutan materi * (sesuai/tidak sesuai)
dengan indikator
c. penguasaan metode * (baik/cukup/kurang)
pembelajaran
d. memberikan bimbingan * (ya/tidak
kepada individu
e. memberikan pertanyaan * (sesuai/tidak sesuai)
kepada siswa
f. menjawab pertanyaan dari * (sesuai/tidak sesuai)
siswa
g. pengelolaan waktu * (sesuai/tidak sesuai)
4. Penerapan
a. kesesuaian evaluasi * (sesuai/tidak sesuai)
dengan indikator
b. kesesuaian evaluasi * (sesuai/tidak sesuai)
dengan waktu
5. Penutup
a. memberi bimbingan * (ya/tidak)
dalam menarik
kesimpulan
b. pemberian tugas * ( ada/tidak ada)
Kriteria penilaian:
Sangat baik : 64 – 75
Baik : 52 – 63 Lubuk Sikaping , Mei 2018
Cukup : 40 – 51
Kurang : 28 – 39
Sangat kurang: 15 – 27
OBSERVASI KEGIATAN PRAKTIKUM I
No. Nama Siswa Mempersiap Menyusun Melaku- Menga- Menarik kesimpu- Jml. Penca- Nilai Ket.
kan bahan rancangan kan mati hasil lan dan mengko- Skor paian
percobaan percobaan percobaan percobaan munikasikan hasil (%)
percobaan
1. Ab 4 4 4 5 3 20 80 B
2. Ac 4 4 4 4 3 19 76 B
3. Ai 4 4 3 5 3 19 76 B
4. An 4 3 3 4 4 18 72 B
5. Ari 4 4 3 4 4 19 76 B
6. Ari 4 4 4 4 3 19 76 B
7. Dar 4 3 3 5 4 19 76 B
8. Deb 4 3 4 4 4 19 76 B
9. Dh 4 4 4 5 3 20 80 B
10. Di 4 4 4 4 3 19 76 B
11. Din 4 4 4 4 3 19 76 B
12. Dw 4 4 3 4 3 18 72 B
13. Erv 4 3 3 4 3 17 68 C
14. Fau 4 4 3 4 4 19 76 B
15. Gu 4 4 3 3 3 17 68 C
16. Ha 4 4 4 4 3 19 76 B
17. Ha 4 4 3 3 4 18 72 B
18. He 4 4 3 4 3 18 72 B
19. Ir 4 4 3 5 3 19 76 B
20. Jam 4 4 4 3 4 19 76 B
21 Ma 4 4 4 4 3 19 76 B
22 Mo 4 4 4 5 3 20 80 B
23 Muh 4 4 4 4 3 19 76 B
24 Mu 4 3 3 4 3 17 68 C
25 Mul. 4 4 4 5 4 21 84 B
26 Muk 4 4 4 4 4 20 80 B
27 Mus 4 4 3 5 3 19 76 B
28 Nad 4 3 4 5 3 19 76 B
29 Nd 4 3 4 5 3 19 76 B
30 Nur 4 4 4 4 3 19 76 B
31 Puji 4 4 4 4 3 19 76 B
32 Puj 4 3 4 4 4 19 76 B
33 Rin 4 3 4 5 3 19 76 B
34 Rin 4 3 4 4 4 19 76 B
35 Riy 4 4 4 4 3 19 76 B
36 Riz 4 3 4 5 3 19 76 B
37 Ryi 4 4 4 4 4 20 80 B
38 Sri 4 3 4 5 3 19 76 B
39 Suh 4 3 3 4 3 17 68 C
40 Sult 4 3 3 4 3 17 68 C
41 Suw 4 4 3 4 4 19 76 B
42 Zeti 4 4 4 4 3 19 76 B
Skor maksimal: ∑ aspek yang dinilai x 5
∑ skor yang diperoleh
Pencapaian : x100 Kriteria Penilaian: skor dan pencapaian
%
skor maksimal A: Sangat terampil : 43 – 50 dan 86 – 100
B: Terampil : 35 – 42 dan 70 – 85
C: Cukup : 27 – 34 dan 54 – 69
D: Kurang terampil : 19 – 26 dan 37 – 53
E: Sangat kurang : 10 – 18 dan 20 – 37
OBSERVASI KEGIATAN PRAKTIKUM II
No. Nama Siswa Mempersiap Menyusun Melaku- Menga- Menarik kesimpu- Jml. Penca- Nilai Ket.
kan bahan rancangan kan mati hasil lan dan mengko- Skor paian
percobaan percobaan percobaan percobaan munikasikan hasil (%)
percobaan
1. Ab 5 4 4 5 4 22 88 A
2. Ac 4 4 4 3 4 19 76 B
3. Ai 4 4 4 5 3 20 80 B
4. An 4 4 3 4 4 19 76 B
5. Ari 4 4 4 4 4 20 80 B
6. Ari 4 4 4 4 3 19 76 B
7. Dar 4 4 3 4 4 20 80 B
8. Deb 5 3 4 4 4 20 80 B
9. Dh 4 4 4 5 4 21 84 B
10. Di 4 4 4 4 4 20 80 B
11. Din 4 4 4 4 4 20 80 B
12. Dw 4 4 3 4 4 19 76 B
13. Erv 4 3 3 4 4 18 72 B
14. Fau 4 4 4 4 4 20 80 B
15. Gu 4 4 3 4 4 18 72 B
16. Ha 4 4 4 5 4 21 84 B
17. Ha 4 4 4 3 4 19 76 B
18. He 5 4 4 3 3 19 76 B
19. Ir 4 4 4 4 4 20 80 B
20. Jam 4 3 4 4 4 19 76 B
21 Ma 4 4 4 4 4 20 80 B
22 Mo 5 4 4 5 4 22 88 B
23 Muh 4 4 4 4 4 20 80 B
24 Mu 4 3 3 4 4 18 72 B
25 Mul. 5 4 4 5 4 22 88 B
26 Muk 4 4 4 4 4 20 80 B
27 Mus 4 4 4 4 4 20 80 B
28 Nad 4 4 4 4 3 19 76 B
29 Nd 4 3 4 4 4 19 76 B
30 Nur 4 4 4 4 4 20 80 B
31 Puji 4 3 4 4 4 19 76 B
32 Puj 4 4 4 4 4 20 80 B
33 Rin 5 3 4 4 4 20 80 B
34 Rin 4 4 4 5 4 21 84 B
35 Riy 4 3 4 4 4 19 76 B
36 Riz 4 4 4 4 3 19 76 B
37 Ryi 5 4 4 4 4 21 84 B
38 Sri 4 3 4 4 4 19 76 B
39 Suh 4 4 3 4 4 19 76 B
40 Sult 4 3 3 4 4 18 72 B
41 Suw 4 4 4 4 4 20 20 B
42 Zeti 4 4 4 3 4 19 76 B
Skor maksimal: ∑ aspek yang dinilai x 5
∑ skor yang diperoleh
Pencapaian : x100 Kriteria Penilaian: skor dan pencapaian
%
skor maksimal A: Sangat terampil : 43 – 50 dan 86 – 100
B: Terampil : 35 – 42 dan 70 – 85
C: Cukup : 27 – 34 dan 54 – 69
D: Kurang terampil : 19 – 26 dan 37 – 53
E: Sangat kurang : 10 – 18 dan 20 – 37
OBSERVASI SIKLUS I
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Pencapaian Nilai Ket.
1 II III IV V VI VII VIII IX X (%)
1. Ab 3 2 5 4 4 4 3 5 5 3 38 76 B
2. Ac 4 3 4 4 3 2 2 5 4 4 35 70 B
3. Ai 5 3 4 4 3 1 3 5 3 4 35 70 B
4. An 5 2 4 2 3 3 2 5 3 3 32 64 C
5. Ari 5 2 4 3 3 2 3 5 3 3 33 66 C
6. Ari 4 3 5 4 3 1 4 4 4 4 36 72 B
7. Dar 5 2 5 4 3 2 4 5 3 4 36 72 B
8. Deb 5 2 5 4 3 1 3 5 4 3 35 70 B
9. Dh 5 4 5 4 3 2 4 4 5 5 41 82 B
10. Di 4 4 4 4 3 1 5 5 5 5 40 80 B
11. Din 5 3 5 4 3 2 3 5 4 4 38 76 B
12. Dw 4 3 5 3 3 2 4 4 3 4 35 70 B
13. Erv 5 1 4 3 1 1 4 5 2 2 28 56 C
14. Fau 4 3 5 3 3 1 3 5 4 5 36 72 B
15. Gu 4 2 4 2 1 1 3 5 3 3 26 52 C
16. Ha 3 4 4 3 4 3 2 5 4 4 36 72 B
17. Ha 3 1 5 3 2 1 2 5 3 3 28 58 C
18. He 5 3 5 3 3 1 3 4 4 5 36 72 B
19. Ir 3 2 5 3 3 1 2 5 3 4 31 62 C
20. Ab 4 3 4 2 2 1 4 4 3 4 31 62 C
21 Ac 5 4 5 4 3 2 3 5 5 5 41 82 B
22 Ai 4 4 5 3 5 4 2 4 5 3 39 78 B
23 An 4 2 5 3 2 2 3 4 3 2 30 60 C
24 Jam 4 2 5 2 1 1 3 5 3 2 28 56 C
25 Ma 3 4 5 5 4 3 4 4 5 5 42 84 B
26 Mo 4 3 4 4 3 1 3 5 3 5 35 70 B
27 Muh 5 2 5 3 2 1 3 5 4 2 32 64 C
28 Mu 4 3 4 3 2 1 2 4 3 3 29 58 C
29 Mul. 5 3 4 4 3 1 3 4 4 5 36 72 B
30 Muk 5 2 4 3 1 1 3 5 4 2 30 60 C
31 Mus 4 3 5 4 3 2 4 5 4 4 38 76 B
32 Nad 5 3 5 4 3 1 3 5 4 4 37 74 B
33 Nd 5 2 5 4 3 1 5 5 3 3 36 72 B
34 Nur 5 3 5 4 3 2 3 5 4 4 38 76 B
35 Puji 5 3 5 4 3 1 3 4 4 5 37 74 B
36 Puj 4 2 4 3 3 2 3 5 3 3 32 64 C
37 Rin 4 3 5 4 3 3 3 4 5 4 38 76 B
38 Rin 5 2 5 4 3 1 3 5 4 4 36 72 B
39 Riy 5 1 4 4 2 1 3 5 2 2 30 60 C
40 Riz 4 2 4 3 2 2 2 5 3 3 30 60 C
41 Ryi 4 3 5 3 3 1 3 5 3 5 35 70 B
42 Sri 5 2 4 4 3 1 4 5 3 4 35 70 B
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Pencapaian Nilai Ket.
1 II III IV V VI VII VIII IX X (%)
1. Ab 3 4 5 4 4 4 4 5 5 5 43 86 A
2. Ac 4 3 5 4 4 2 4 5 4 4 39 78 B
3. Ai 5 3 5 4 3 1 5 4 4 5 39 78 B
4. An 4 3 4 4 3 2 4 5 3 5 37 74 B
5. Ari 5 3 5 4 3 1 2 5 4 5 37 74 B
6. Ari 5 3 5 4 3 1 4 5 4 5 39 78 B
7. Dar 5 3 4 4 3 2 4 4 4 5 38 76 B
8. Deb 5 3 5 4 3 1 3 5 5 5 39 78 B
9. Dh 5 4 5 4 3 2 5 4 5 5 42 84 B
10. Di 5 4 5 4 3 1 4 5 5 5 41 82 B
11. Din 5 4 5 4 3 2 5 4 5 5 42 84 B
12. Dw 4 3 5 4 3 2 4 4 4 5 38 76 B
13. Erv 4 3 4 4 3 1 3 5 3 4 34 68 C
14. Fau 5 3 5 4 3 2 4 4 4 5 39 78 B
15. Gu 4 3 4 4 3 1 4 5 3 4 35 70 B
16. Ha 3 4 5 4 4 3 4 5 4 4 40 80 B
17. Ha 5 3 4 4 3 1 3 5 3 5 36 72 B
18. He 5 3 5 4 3 1 3 5 4 5 38 76 B
19. Ir 5 3 5 4 3 2 4 5 3 5 39 78 B
20. Ab 4 3 5 3 3 1 4 4 3 4 34 68 C
21 Ac 4 4 5 4 3 2 4 4 5 5 41 82 B
22 Ai 3 4 5 4 4 4 3 5 5 4 41 80 B
23 An 4 4 5 4 3 2 4 4 4 4 38 76 B
24 Jam 4 3 5 3 3 1 4 4 3 4 34 68 C
25 Ma 4 4 5 5 4 3 4 5 5 5 44 88 B
26 Mo 5 3 5 4 3 1 5 5 3 5 38 76 B
27 Muh 5 3 4 3 3 1 3 5 3 5 35 70 B
28 Mu 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 35 70 B
29 Mul. 5 3 4 4 3 1 4 4 4 5 37 74 B
30 Muk 5 3 4 3 3 1 3 5 4 5 36 72 B
31 Mus 5 3 4 4 3 2 4 5 4 5 40 80 B
32 Nad 3 3 5 4 3 1 3 5 4 5 36 72 B
33 Nd 5 3 4 4 3 1 5 4 4 5 38 76 B
34 Nur 4 4 5 4 3 2 4 4 5 5 40 80 B
35 Puji 5 3 5 4 3 1 4 4 4 5 38 76 B
36 Puj 4 4 5 3 3 2 4 5 4 4 38 76 B
37 Rin 3 4 5 4 3 3 4 5 4 5 39 78 B
38 Rin 5 3 5 4 3 1 3 5 4 4 38 76 B
39 Riy 5 3 4 4 3 2 3 4 3 5 36 72 B
40 Riz 4 3 4 4 3 1 4 4 3 4 34 66 C
41 Ryi 5 3 5 3 3 2 4 5 3 4 38 76 B
42 Jam 5 3 5 4 3 1 5 4 3 5 38 76 B
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Pencapaian Nilai Ket.
1 II III IV V VI VII VIII IX X (%)
1. Ab 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 45 90 A
2. Ac 4 4 5 4 4 2 4 5 4 4 40 80 B
3. Ai 5 3 5 4 4 1 5 4 4 5 40 80 B
4. An 5 3 5 4 3 1 4 5 3 4 37 74 B
5. Ari 4 3 5 4 4 2 4 5 4 4 39 78 B
6. Ari 5 4 5 4 3 1 4 5 5 5 40 80 B
7. Dar 4 4 4 4 3 2 4 5 4 5 40 80 B
8. Deb 5 3 5 4 3 2 4 5 5 5 41 82 B
9. Dh 5 4 5 4 3 2 5 4 5 5 42 84 B
10. Di 5 4 5 4 3 2 4 5 5 5 42 84 B
11. Din 5 4 5 4 3 2 5 5 5 5 43 86 A
12. Dw 5 3 5 4 3 1 4 5 4 5 39 78 B
13. Erv 5 3 4 4 3 1 4 4 3 5 36 72 B
14. Fau 4 3 5 4 3 2 5 5 4 5 40 80 B
15. Gu 5 3 5 4 3 1 4 5 3 5 38 76 B
16. Ha 5 4 5 4 4 3 4 5 5 4 43 86 A
17. Ha 5 3 5 4 3 1 4 5 3 5 38 76 B
18. He 5 3 5 4 3 2 4 4 4 5 39 78 B
19. Ir 5 3 5 4 3 2 4 5 3 5 39 78 B
20. Ab 5 3 5 3 3 1 4 4 3 4 35 70 B
21 Ac 5 4 5 4 3 2 4 5 5 5 42 84 B
22 Ai 5 4 5 4 4 3 4 5 5 4 43 86 A
23 An 5 4 5 4 3 1 4 5 4 5 40 80 B
24 Jam 5 3 5 3 3 2 4 4 3 4 35 70 B
25 Ma 5 4 5 5 4 3 4 5 5 5 45 90 A
26 Mo 5 3 5 4 3 1 5 4 3 5 38 76 B
27 Muh 5 3 4 3 3 2 3 5 3 4 35 70 B
28 Mu 4 3 4 4 3 2 4 5 3 4 36 72 B
29 Mul. 5 3 4 4 3 2 4 4 4 5 38 76 B
30 Muk 5 3 4 3 3 1 3 5 4 5 36 72 B
31 Mus 5 3 5 4 3 2 4 5 4 5 40 80 B
32 Nad 4 3 5 4 3 2 3 5 4 5 38 76 B
33 Nd 5 3 4 4 3 1 5 5 4 5 38 76 B
34 Nur 3 3 5 4 3 1 4 5 5 5 38 76 B
35 Puji 4 3 5 4 3 2 4 5 4 5 39 78 B
36 Puj 5 4 5 3 3 2 4 5 4 4 39 78 B
37 Rin 5 4 5 4 3 3 4 5 4 4 41 82 B
38 Rin 5 3 5 4 3 1 4 5 4 4 39 78 B
39 Riy 4 3 4 4 3 2 4 5 3 5 37 74 B
40 Riz 5 3 4 4 3 1 4 5 3 5 36 72 B
41 Ryi 5 3 5 4 3 2 4 5 3 5 39 78 B
42 Jam 5 3 4 4 3 1 5 5 3 5 38 78 B
I. Standar Kompetensi
Mendiskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran serta terapannya
III. Indikator
Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam
air.
V. Materi Pokok
Hidrolisis Garam:
- sifat larutan garam
- konsep hidrolisis
VII. Penilaian
Aspek kognitif:
- kuis
- tugas
- ulangan harian
Aspek afektif:
- sikap siswa selama mengikuti KBM
- keaktifan siswa selama mengikuti KBM
- Minat siswa selama mengikuti KBM
Tindak lanjut
- siswa dinyatakan tuntas belajar jika memperoleh nilai ≥ 65
- siswa yang belum tuntas diadakan remidi
RENCANA PEMBELAJARAN
SIKLUS I
I. Standar Kompetensi
Mendiskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran serta terapannya
III. Indikator
Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam
air.
V. Materi Pokok
Hidrolisis Garam:
- sifat larutan garam
- konsep hidrolisis
2. Kegiatan Inti
- Guru membagikan LKS kepada siswa untuk 2 menit
dikerjakan secara berkelompok
- Guru menjelaskan kegiatan praktium yang 5 menit
akan dilakukan siswa di dalam kelompok
praktikum
- Siswa dalam kelompoknya melakukan 40 menit
kegiatan praktikum. Guru membimbing
siswa dalam melakukan praktikum
- Siswa mempresentasikan hasil kerja 15 menit
kelompoknya dan ditanggapi oleh kelompok
lain 5 menit
- Guru memberikan umpan balik mengenai
hasil praktikum siswa
3. Penutup
- Guru membantu siswa menyimpulkan 5 menit
mengenai kegitan praktikum
- Guru memberikan tugas kepada siswa 2 menit
- Salam
VII. Penilaian
Aspek kognitif:
- kuis
- tugas
- ulangan harian
Aspek afektif:
- sikap siswa selama mengikuti KBM
- keaktifan siswa selama mengikuti KBM
- Minat siswa selama mengikuti KBM
Tindak lanjut
- siswa dinyatakan tuntas belajar jika memperoleh nilai ≥ 65
- siswa yang belum tuntas diadakan remidi
SILABUS
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Lubuk Sikaping
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Program : XI/Ilmu Alam
Semester :2
Tahun Ajaran : 2017/2018