Anda di halaman 1dari 3

MOHON MAAF, TERJADI KESALAHAN KETIK PADA KOLOM 2.

YANG BETUL →
“MAHASISWA MAMPU MEMBUAT AKUNTANSI PIUTANG USAHA
DENGAN METODE DISKON DAGANG DAN DISKON TUNAI”

AKUNTANSI PIUTANG

Piutang (receivable) merupakan klaim suatu entitas terhadap pelanggan atau pihak lain atas
uang, jasa atau barang. Untuk tujuan pelaporan keuangan piutang dapat diklasifikasikan atas
piutang jangka pendek dan piutang jangka panjang. Piutang jangka pendek merupakan klaim
kepada pelanggan atau pihak lain yang diharapkan tertagih dalam satu tahun atau satu siklus
operasi normal. Piutang jangka panjang adalah klaim kepada pihak lain yang diharapkan tertagih
lebih dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu siklus operasi.
Selanjutnya, piutang dapat juga digolongkan di laporan posisi keuangan atas piutang
dagang dan piutang non dagang. Piutang dagang terdiri atas piutang wesel (notes receivable) dan
piutang usaha (account receivable). Piutang wesel merupakan janji tertulis dari pelanggan atau
pihak lain kepada perusahaan untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal di masa
depan. Piutang usaha merupakan janji lisan dari pelanggan untuk membayar sejumlah uang
tertentu pada suatu tanggal di masa depan. Piutang wesel bisa berjangka pendek dan berjangka
panjang, tergantung perjanjian antara peminjam/pembeli dengan yang memberi pinjaman/penjual.
Piutang usaha biasanya berjangka pendek dan diharapkan ditagih dalam 30 hari, 45 hari atau 60
hari tergantung syarat-syarat penjualan (term). Piutang non dagang timbul dari berbagai jenis
transaksi yang bukan dari kegiatan perdagangan, misalnya piutang karyawan, piutang kepada
pemegang saham dan uang muka.

PENGAKUAN PIUTANG USAHA


Piutang usaha diakui/dicatat sebesar nilai pertukaran atau nilai faktur yang telah disepakati
oleh pihak penjual dan pembeli. Dalam pengakuan atas piutang usaha, terdapat dua faktor yang
mempengaruhi pencatatan nilai piutang usaha, yaitu:
1. Diskon Dagang (Trade Discount)
Diskon dagang adalah diskon yang diberikan oleh penjual kepada pembeli atas dasar daftar
harga yang diberikan penjual. Diskon ini biasanya diberikan karena pembeli membeli barang/jasa
dalam volume/jumlah tertentu atau kebijakan perusahaan memberikan diskon untuk mencegah
terjadinya perubahan harga berulang-ulang (harga tetap sesuai katalog, namun diberikan diskon).
Apabila terdapat diskon dagang maka piutang usaha diakui senilai jumlah neto (setelah dikurangi
diskon).
Misalnya, PT A memberikan diskon 30% untuk setiap pembelian barang. Apabila pada
tanggal tersebut daftar harga menunjukkan harga per unit Rp 20.000, maka PT A mencatat
penjualan 100 unit barang yang dijual secara kredit sebagai berikut:
Piutang usaha 1.400.000
Penjualan 1.400.000

2. Diskon Tunai (Cash Discount)


Berbeda dengan diskon dagang, diskon tunai diberikan apabila pembeli barang membayar
sesuai dengan periode diskon yang tercantum dalam syarat-syarat pembayaran. Apabila pembeli
membayar dalam periode yang disebutkan dalam syarat-syarat pembelian (term), maka diskon
diberikan sebesar persentase tertentu.
Misalnya, syarat 2/10, net 30, maka diskon 2% diberikan apabila membayar dalam 10 hari
sejak tanggal penagihan/faktur dan jatuh tempo dalam masa 30 hari sejak tanggal penjualan, atau
2/10 EOM (Ending of Month), maka diskon 2% diberikan apabila membayar dalam 10 hari sejak
akhir bulan. Pengakuan terhadap diskon tunai dan piutang dapat dilakukan dengan dua pendekatan:
a. Metode Neto (Net Method)
Piutang diakui sebesar jumlah penjualan setelah dikurangi dengan diskon. Metode ini
mengasumsikan pembeli akan mengambil kesempatan untuk memanfaatkan diskon yang
diberikan. Apabila diskon tidak diambil (pembayaran melebihi periode diskon) maka manajemen
pembeli tidak efisien. Diskon yang tidak diambil akan diakui sebagai keuntungan karena diskon
penjualan dibatalkan (sales discount forfeited).
Penjualan secara kredit sebesar Rp 25.000.000 dengan syarat 2/10, n/30
Piutang usaha 24.500.000
Penjualan 24.500.000
Diterima pengembalian barang sebesar Rp 500.000
Retur penjualan 490.000
Piutang usaha 490.000
Diterima secara tunai melalui transfer Bank Niaga berupa angsuran piutang usaha sebesar Rp
15.000.000
Bank Niaga 14.700.000
Piutang usaha 14.700.000
Diterima pelunasan piutang usaha setelah periode diskon
Kas 9.500.000
Piutang usaha 9.310.000
Pembatalan diskon penjualan 190.000 *(500.000 – 10.000 – 300.000)

b. Metode Bruto (Gross Method)


Piutang dicatat sebesar nilai yang ada pada faktur dan diskon dicatat dalam akun “Diskon
Penjualan” apabila perusahaan menerima pembayaran pada periode diskon. Metode ini merupakan
metode yang paling mudah diterapkan dan paling banyak digunakan. Diskon penjualan disajikan
di laporan rugi-laba sebagai pengurang dari akun Penjualan.
Penjualan secara kredit sebesar Rp 25.000.000 dengan syarat 2/10, n/30
Piutang usaha 25.000.000
Penjualan 25.000.000
Diterima pengembalian barang sebesar Rp 500.000
Retur penjualan 500.000
Piutang usaha 500.000
Diterima secara tunai melalui transfer Bank Niaga berupa angsuran piutang usaha sebesar Rp
15.000.000
Bank Niaga 14.700.000
Diskon penjualan 300.000
Piutang usaha 15.000.000
Diterima pelunasan piutang usaha setelah periode diskon
Kas 9.500.000
Piutang usaha 9.500.000

Dibandingkan metode bruto, metode neto menghasilkan praktik yang lebih baik karena
piutang disajikan dekat dengan nilai realisasinya. Dalam kenyataan, metode neto sulit diterapkan
karena membutuhkan analisa tambahan dan pencatatan penyesuaian di akhir periode untuk diskon
tunai yang tidak diambil (sales discount forfeited).

Anda mungkin juga menyukai