Anda di halaman 1dari 12

UJIAN TENGAH SEMESTER

TAHUN AJARAN 2020/2021

KODE MATA KULIAH : 61370892


MATA KULIAH : Perenc.Pelaksanaan Proyek Konstruksi
NAMA : Yohanes Vianney Sawe
NIM : 1761121063
KELAS C2

1. ( Bobot 30 % ) : Perencanaan pelaksanaan proyek konstruksi baik pada tahap pra


tender maupun pasca tender sangat mempengaruhi jalannya pelaksanaan
pembangunan suatu proyek konstruksi, karena hal ini merupakan suatu cara untuk
memecahkan atau mengatasi masalah pokok yang akan terjadi pada saat pelaksanaan
semua kegiatan proyek, sumber daya,serta waktu untuk menyelesaikan proyek
tersebut. Untuk memperoleh perencanaan pelaksanaan konstruksi yang tepat guna dan
kalkulasi biaya yang teliti, perlu dilakukan beberapa tahapan/kegiatan-kegiatan.
Jelaskan tahapan/kegiatan tersebut, sertai dengan contoh yang mendukung penjelasan
sdr.!
Jawab:
• Penentuan tujuan proyek dan kebutuhan-kebutuhan untuk mencapai tujuan tersebut
• Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan
itu dan bagaimana urutan pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut
• Organisasi proyek dirancang untuk menentukan departemen-departemen yang ada,
subkontraktor yang diperlukan dan manajer-manajer yang bertanggung jawab
terhadap aktivitas pekerjaan yang ada
• Jadwal untuk setiap aktivitas. Kapan aktivitas dimulai dan kapan aktivitas harus
sudah selesai.
• Mempersiapkan Anggaran dan sumberdaya yang diperlukan untuk melaksanakan
setiap aktivitas
• Mengestimasi waktu, biaya dan performansi penyelesaian proyek.
➢ Bagian I: Diskripsi Proyek.
Bagian ini berisi diskripsi singkat tentang latar belakang , tujuan, kebutuhan, kendala,
masalah yang ada dan antisipasinnya, jadwal induk yang memperlihatkan kegiatan dan
rangkaian kegiatan.

➢ Bagian II Manajemen dan Organisasi


Berisi antara lain:
• Manajemen proyek dan organisasi
• Kebutuhan Orang
• Training dan Pengembangan
• Berisi program training dan pengembangan sumber daya manusia untuk mendukung
proyek.
➢ Bagian III Bagian Teknis
Berisi penjelasan aktivitas utama proyek, waktu dan biaya. Komponen-komponen bagian
ini secara umum adalah sebagai berikut:
• Rincian pekerjaan. Pada item ini dijelaskan secara rinci pekerjaan yang ada.
• Jadwal Proyek. Berisi penjadwalan semua kegiatan 'mulai dari perencanaan,
pelakanaan tiap kegiatan dan rangkaiannya hingga proyek selesai.
• Anggaran dan dukungan keuangan. Berisi estimasi mengenai cash flow untuk biaya
tenaga kerja, bahan dan fasilitas pendukung lain untuk peride waktu pelaksanaan
setiap kegiatan yang ada dalam pekerjaan proyek.
• Testing. Pengujian terhadap semua hal yang telah disiapkan seperti prosedur, waktu
dan orang yang beertanggung jawab.
• Dokumentasi. Berisi penjelasan tentang bagaimana proses didokumentasi dan
bagaimana mengorganisir dokumen-dokumen yang dihasilkan.
• Implementasi. Berisi bahasan dan petunjuk pelaksanaan dilapangan dan bagaimana
pelanggan mengoperasikan atau menjalankan hasil proyek.
• Rencan Peninjauan Pekerjaan. Berisi prosedur mengenai bagaimna pekerjaan proyek
dimonitoring, ditinjau dan dikendalikan. Termasuk waktu siapa yang melakukan dan
lstandard apa yang digunakan.
• Justifikasi Ekonomi. Berisi ringkasan diskripsi yang memperlihatkan berbagai
alternatif kemungkinan trade off antara biaya dan jadwal dari proyek.
2. ( Bobot 35 % ) : Untuk mendapatkan hasil akhir dari suatu kegiatan proyek kontruksi
berupa bangunan maka diperlukan suatu metode yang mengatur agar rangkaian
kegiatan proyek dapat mencapai hasil akhir yang optimum yang sesuai mutu, biaya,
waktu yang diisyaratkan. Untuk itu lakukanlah SWOT Analysis terhadap metode
pelaksanaan salah satu item pekerjaan dari tugas yang sdr.tinjau.! berikan
rekomendasinya. !
Jawab :
Analisa Swot Pekerjaan Struktur

(kekuatan) Strengths Memiliki sumber daya manusia yang ahli di bidangnya


Pekerjaan lebih cepat
Membutuhkan Pekerja lebih sedikit
(kelemahan)Weaknesses Memerlukan keahlian khusus
Biaya cukup mahal
Susah Menjangkau Daerah Dengan Akses Yang Kecil
(peluang)Opportunities Merupakan alternative pertama untuk proyek dengan
volume relative besar
Akses jalan masuk ke lokasi proyek luas sehingga mudah
dalam mobilisasi Mterial dan alat

(Ancaman)Threats Harga bahan baku atau material yang terus meningkat

Kerusan alat berat pada saat pengerjaan

Tabel Analisis internal Variabel kukuatan dan kelemahan


Faktor Strategi Internal Sp K Sp X K Bobot (Sp X
K/Total)
Kekuatan (Strengths)
Memiliki sumber daya 4 4 16 0.4
manusia yang ahli di
bidangnya
Pekerjaan Lebih Cepat 4 4 16 0.4
Membutuhkan Pekerja lebih 3 4 12 0.3
sedikit
Total 44 1,1
Kelemahan (Weakness)
Faktor Strategi Internal Sp K Sp x K Bobot (Sp xK/Total)

Memerlukan Keahlian Khusus 4 4 16 0.4

Biaya Cukup Mahal 3 3 9 0.2

Susah Menjangkau Daerah 4 4 16 0.4


Dengan Akses Yang Kecil

Total 41 1.0

Table Analisis eksternal Variabel Peluang dan Ancaman


Faktor Strategi eksternal Sp K Sp x K Bobot (Sp x K/Total)

(Peluang)Opportunities
Merupakan alternative 4 4 16 0.6
pertama untuk proyek dengan
volume relative besar
Akses jalan masuk ke lokasi 3 4 12 0.4
proyek luas sehingga mudah
dalam mobilisasi Mterial dan
alat
Total 28 1,0
(Ancaman)Threats
Faktor Strategi eksternal Sp K Sp x K Bobot (Sp x K/Total)

Harga bahan baku atau 2 4 8 0.3


material yang terus
meningkat
Kerusan alat berat pada saat 4 4 16 0.7
pengerjaan
Total 24 0.9

Table matriks IFAS (INTERNAL FACTOR STRATEGY)


Faktor Strategi Internal BOBOT RETING Skor Bobot
Kekuatan (Strengths)
Memiliki sumber daya 0.4 4 1.6
manusia yang ahli di
bidangnya
Pekerjaan Lebih Cepat 0.4 4 1.6

Membutuhkan Pekerja 0.3 3 0.9


lebih sedikit
Total 4.1
Kelemahan (Weakness)
Faktor Strategi Internal BOBOT RETING Skor Bobot
Memerlukan Keahlian 0.4 4 1.6
Khusus
Biaya Cukup Mahal 0.2 3 0.6
Susah Menjangkau Daerah 0.4 4 1.6
Dengan Akses Yang Kecil
Total 3.8

Table Matriks EFAS (EKSTERNAL FACTOR STRATEGY)


Faktor Strategi eksternal BOBOT RETING Skor Bobot
(peluang)Opportunities
Merupakan alternative 0.6 4 2.4
pertama untuk proyek
dengan volume relative
besar
Akses jalan masuk ke lokasi 0.4 3 1.2
proyek luas sehingga
mudah dalam mobilisasi
Mterial dan alat
Total 3.6

(Ancaman)Threats
Faktor Strategi eksternal BOBOT RETING Skor Bobot
Harga bahan baku atau 0.3 2 0.6
material yang terus
meningkat
Kerusan alat berat pada saat 0.7 4 2.8
pengerjaan
Total 3.2

Berdasarkan hasil dari analisis IFAS dan .EFAS diatas maka dapat diketahui hasil skornya.
Pada Tabel diatas faktor kekuatan (S) mempunyai skor 4.1 dan kelemhan (W) dengan skor
3,8. Sedangkan pada Tabel diatas faktor peluang (O) mempunyai skor 3,6 dan faktor
ancaman mempunyai skor 3,6. Sehingga di dapat skor IFAS yaitu sebesar 7,9 dan skor EFAS
sebesar 7,2

Untuk menentukan posisi kordinat kuadran pekerjaan galian tanah, dapat dicari dengan cara
menghitung selisih dari total faktor kekuatan (S) dengan total faktor kelemahan (W).
Kemudian dihitung juga selisih dari total skor peluang (O) dengan total skor ancaman (T)
sebagai berikut

IFAS = Total Skor Kekuatan – Total Skor Kelemahan


= 4,1– 3,8
= 0.3
EFAS = Total Skor Peluang – Total Skor Ancaman
= 3,6 – 3.2
= 0.4
Hasil dari semua factor tersebut kemudian dapat digambarkan dalam kuadran SWOT Sebagai
berikut :

Berdasarkan gambar diatas didapat posisi pada pekerjaan Struktur yang tergambar dari kuadran
SWOT Yakni pada Kuadran I yaitu mendukung progresif.posisi ini menandakan sebuah
organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif
artinya organisasi dalam kondisi prima sehingga sangat memungkinkan untuk melakukan
ekspansi ,memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
3. ( Bobot 35 % ) : Kegiatan penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi, mencakup:
a. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK);
b. Sosialisasi, promosi dan pelatihan;
c. Alat pelindung kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD);
d. asuransi dan perizinan;
e. Personel K3 Konstruksi;
f. Fasilitas, sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
g. Rambu- rambu yang diperlukan;
h. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi; dan
i. Lain-lain terkait pengendalian risiko Keselamatan Konstruksi
Jelaskan rincian kegiatan penyelenggaraan SMKK tsb.disertai dengan contoh yang
mendukung penjelasan sdr.!
Jawab:
a. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
Antara lain :pembuatan dokumen RKK, Pembuatan prosedur dan instruksi kerja,
penyiapan formulir
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) yang merupakan komitmen dari penyedia
jasa (kontraktor) dalam penjaminan keselamatan konstruksi dalam proyek yang
ditangani, wajib untuk memenuhi regulasi yang sudah ditetapkan. Dalam lingkup
Kementerian PUPR sejak tanggal 23 Desember 2019 telah terbit Peraturan Menteri
PUPR No. 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi sebagai pengganti Peraturan terdahulu yaitu Permen PUPR No
05/PRT/M/2014.
Dokumen RKK sendiri menjadi bagian yang harus dievaluasi dalam tender. Regulasi
untuk pelaksanaan tender di Kementerian PUPR juga mengalami perubahan dengan
terbitnya Permen PUPR No. 14/PRT/M/2020. Sehingga otomatis isi dokumen dan
tata cara evaluasi nya berbeda dibandingkan dengan regulasi sebelumnya.
1. Struktur Organisasi K3 (Struktur Organisasi Tim Tanggap Darurat)

2. Tabel Identifikasi Bahaya,Penilaian Resiko,Pengendalian Peluang


Penilaian Resiko SKALA PENETAPAN PENGENDALIAN
No Jenis / Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dampak
Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko PRIORITAS RESIKO K3
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 PEKERJAAN PERKERASAN
ASPAL
Lapis Resap Pengikat- Aspal Emulsi Terkena Uap Panas Terjadi iritasi kulit akibat uap panas 1 1 1 3 1. memasang batas pengaman area kerja
Lapis Perekat - Aspal Emulsi Terkena Material Hotmix terkena material hotmix,luka ringan/berat 1 1 1 3 mengecek peralatan sebelum operasi
Terjadinya gangguan lalu lintas kendaraan
Laston Lapis Aus (AC-WC) Jatuh terpeleset karena licin menyediakan SDM yang kompeten
(Kemacetan) 2 3 6 1
Terjadinya gangguan lalu lintas Terjadi Tabrakan Lalu Lintas, Luka membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa
Laston Lapis Antara(AC-BC)
kendaraan berat/meninggal dunia 2 3 6 1 material secara rutin
Terjadi Tabrakan lalu lintas Tertabrak Mobil Proyek , Luka berat 2. menyusun intruksi kerja
3. menggunakan rambu peringatan "hati-hati
Tertabrak Mobil Proyek
ada pekerjaan jalan"
4 melakukan pelatihan pada pekerja
2 PEKERJAAN STRUKTUR
Beton mutu sedang fc'20 Mpa Kulit gatal karena kena adukan Kulit gatal karena kena adukan ,luka ringan 2 2 4 2 1. memasang batas pengaman area kerja
Beton mutu rendah fc' 15 Mpa debu terhisap debu terhisap , luka ringan 2 2 4 2 mengecek peralatan sebelum operasi
Beton Mutu Rendah fc'10 Mpa terkena peralatan kerja terkena peralatan kerja , luka ringan/berat 2 2 4 2 menyediakan SDM yang kompeten
membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa
Baja tulangan U 24 Polos terkena reruntuhan material terkena reruntuhan material ,luka ringan/berat 2 2 4 2 material secara rutin
Baja Tulangan U 32 Ulir terkena alat berat terkena alat berat ,luka ringan/berat 2 2 4 2 2. menyusun intruksi kerja
3. menggunakan rambu peringatan "hati-hati
Pasangan Batu terkena alat bantu terkena alat bantu ,luka ringan/berat 2 2 4 2 ada pekerjaan jalan"
Pembongkaran Beton jatuh terpeleset karena licin jatuh terpeleset karena licin ,luka ringan/berat 2 3 6 1 4 melakukan pelatihan pada pekerja
Penyediaan Dan Pemasangan Box
Culvert Pracetak tipe 100/100 2 2 4 2
3. Tabel Penyusunan Sasaran dan Program K3
NO SASARAN KHUSUS PROGRAM
DIVIS JENIS / TIPE PEKERJAAN PENGENDALIAN RESIKO
JANGKA INDIKATOR
I URAIAN TOLAK UKUR SUMBER DAYA MONITORING PENANGGUNG JAWAB
WAKTU PENCAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6 PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL 1. Memasang batas area kerja Lulus test dan paham mengenai 1. Bahan (Plastik,police line,peralatan sebelum Pimpinan teknik pelaksana
Tersedia Metodenya dan sistem keselamatan pekerjaan pekerjaan dll) bekerja harus K3,Unit pelatihan/HRD
intruksi kerja item pekerjaan divisi 6 yang di sudah lengkap 100 % sesuai standar Checklist Inspektrom K3/ Petugas
tawar pengawas pelaksana surveyor
2. Petugas K3= 4 orang SDM yang
diperluhkan dan kualifikasi sesuai dengan
Lapis Resap Pengikat- Aspal Emulsi Mengecek peralatan sebelum operasi
yang dibutuhkan

Lapis Perekat - Aspal Emulsi 2. Menyusun intruksi kerja SDM menyusun intruksi kerja
3. menggunakan rambu peringatan "Hati-
Laston Lapis Aus (AC-WC) sosialisasi intruksi kerja (4 kali)
hati ada pekerjaan Pengaspalan"
Laston Lapis Antara(AC-BC) pastikan semua tenaga memakai APD Pengadaan rambu dan brikade
4. melakukan pelatihan pada pekerja Pengadaan kelengkapan APD
instruktur
materi/modul
7 Lulus test dan paham mengenai 1. Bahan (Plastik,police line,peralatan sebelum Pimpinan teknik pelaksana
Tersedia Metodenya dan sistem keselamatan pekerjaan pekerjaan dll) bekerja harus K3,Unit pelatihan/HRD
PEKERJAAN STRUKTUR 1. Memasang batas area kerja 100 % sesuai standar Checklist
intruksi kerja item pekerjaan divisi 6 yang di sudah lengkap Inspektrom K3/ Petugas
tawar pengawas pelaksana surveyor
2. Petugas K3= 4 orang SDM yang
Mengecek peralatan sebelum operasi diperluhkan dan kualifikasi sesuai dengan
Beton mutu sedang fc'20 Mpa yang dibutuhkan
Beton mutu rendah fc' 15 Mpa 2. Menyusun intruksi kerja SDM menyusun intruksi kerja
3. menggunakan rambu peringatan "Hati-
sosialisasi intruksi kerja (4 kali)
Beton Mutu Rendah fc'10 Mpa hati ada pekerjaan Pengaspalan"
Baja tulangan U 24 Polos pastikan semua tenaga memakai APD Pengadaan rambu dan brikade
Baja Tulangan U 32 Ulir Pengadaan kelengkapan APD
Pasangan Batu instruktur
Pembongkaran Beton 4. melakukan pelatihan pada pekerja materi/modul
Penyediaan Dan Pemasangan Box Culvert
Pracetak tipe 100/100

b. Sosialisasi, promosi dan Pelatihan


Antara lain: Induksi K3, Pengarahan K3, Pelatihan K3, Sosialisasi HIV/AIDS, poster,
papan informasi K3
sosialisasi dalam K3 tentu disebut sangatlah penting dengan menyadari pentingnya
pengupayaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Sebab semua yang terjadi pada
kariawan merupakan tanggung jawab dari perusahaan tempat ia bekerja. Namun pada
praktiknya hal terkait keselamatan kerja masih seringkali diabaikan, terutama pada
penggunaan APD (Alat Pelindung Diri). Sampai sejauh ini, masih sering dijumpai
para pekerja yang melaksanakan tugasnya tanpa dilengkapi alat-alat keselamatan.
Resiko terjadinya kecelakaan kerja masih sangat tinggi, apapun jenis pekerjaannya,
baik di lapangan maupun di kantor. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah kecelakaan
kerja di beberapa perusahaan luar. Mengingat tingginya angka kecelakaan dibeberapa
perusahaan lain serta potensi kecelakaan kerja disekeliling para pekerja sangat besar.
Tujuan dari kegiatan adalah :
• Meningkatkan efektivitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur dan terintegrasi.
• Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh dan serikat pekerja.
• Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas

Promosi Kesehatan membuat seseorang untuk meningkatkan pengendalian


terhadap kesehatannya sendiri (dalam hal ini perubahan perilaku) dengan
intervensi lingkungan dan sosial yang mempengaruhi kesehatan seseorang untuk
menuju hidup yang berkualitas dengan pencegahan penyebab terjadinya penyakit
yang tidak hanya fokus pada pengobatan.

c. Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pelindung Kerja (APK)


APD antara lain: Helm Pelindung,Pelindung mata, tameng muka, masker selam, dll
APK antara lain: Jaring pengaman, tali keselamatan, pagar pengaman, dll
Mengenakan alat pengaman diri (APD) barangkali telah menjadi second nature alias
kebiasaan bagi sebagian besar karyawan kontraktor. “Hapal mati” dalam bahasa lokal.
Kendati demikian, “Belum tentu kepatuhan tersebut dibarengi dengan kesadaran dan
pengetahuan memadai mengenai kegunaan dan manfaat APD.” Terkadang
menemukan APD tidak standar atau dimodifikasi ketika mengadakan inspeksi
lapangan. “Padahal kualitas APD berperan besar menyelamatkan pemakainya jika
terjadi accident. Juga mencegah terjadinya penyakit akibat kerja,”.
Meski punya peran penting, ternyata APD menempati urutan paling buncit dalam
urutan prioritas pengendalian bahaya. Prioritas pertama adalah eliminasi (bahaya itu
dihilangkan sama sekali), kemudian substitusi, pengendalian rekayasa (engineering
control), disusul pengendalian administrasi (administration control), baru kemudian
penggunaan APD. Kalau dilihat dari urutannya, tentulah eliminasi adalah kontrol
yang paling efektif, sementara APD yang paling tidak efektif. Namun tingkat
efektivitas berbanding terbalik dengan biaya, sehingga APD yang menjadi pilihan
utama.
Sebaiknya PPE Committee melakukan review pemakaian APD berdasarkan
spesifikasi teknis, keamanan, kenyamanan, daya tahan, harga, dan tingkat penerimaan
pemakai. Review menyeluruh oleh Komite APD dilakukan setiap dua tahun sekali.
d. asuransi dan perizinan;
antara lain: Asuransi, SILO, sertifikat kompetensi operator, surat pengesahan
organisasi K3 (P2K3), perizinan terkait lingkungan kerja
e. Personel K3
Antara lain: Ahli K3 konstruksi, petugas tanggap darurat, Petugas P3K, dll
f. Fasilitas, Sarana, Prasarana dan alat Kesehatan
Antara lain: Peralatan P3K, Ruang P3K, ambulans, alat fogging, dll
g. Rambu- Rambu yang diperlukan
Antara lain: Rambu petunjuk, rambu larangan, rambu peringatan, rambu kewajiban,
dll
h. Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi
Antara lain: Ahli lingkungan, Arsitek, Ahli teknik jalan, dll
i. Lain-lain terkait pengendalian resiko Keselamatan Konstruksi
Antara lain: Pemeriksaan dan pengujian peralatan, APAR, Sirine, Bendera K3,
CCTV, dll

Anda mungkin juga menyukai