KESEHATAN KERJA
PT. CIREBON POWER
JAKARTA, 25 JUNI 2020
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA :
1. Agus Amin
2. Aceng Tarmidi
3. Ajat Sudrajat
4. Dianastuti Putri Rahayu
5. Reza Rizano Nainggolan
6. Supriyanto
7. Sondang Nathaza Y Simanjuntak
8. Toto Hermanto
9. Yoga Prayono
PELATIHAN HIPERKES
PUSAT HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA DKI JAKARTA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah laporan kunjungan ini dengan
judul “Laporan Hasil Kunjungan Perusahaan Kesehatan Kerja PT. Cirebon Power”.
Adapun penyusunan laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi persayaratan kelulusan
pelatihan Hiperkes dan sebagai implementasi hasil Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja di
Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI
Jakarta. Dalam penyelesaian makalah ini kami banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Sahat Silalahi, SE. MM selaku Kepala Hiperkes DKI Jakarta
2. Dr. Sofi Kumala Dewi, MKK selaku Ketua PT. Amira Medika
3. Dr. Sri Rokhmani, MAK3 selaku Wakil Kepala Hiperkes DKI Jakarta
4. Pemateri dan Pembicara yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya
5. PT. Torishima Guna Indonesia
6. Training Hiperkes
7. Pembimbing pelatihan yang sudah membimbing dan memotivasi selama pelatihan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan
keterbatasan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................12
BAB IV PENUTUP...................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan Kerja merupakan keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis (UU no 36 tahun 2009). Menurut Health is created in erveryday live,
kesehatan dibentuk atau dihasilkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Notoatmojo
menyatakan bahwa kesehatan kerja merupakan kesehatan masyarakat di dalam suatu
tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor dan sebagainya ) dan yang menjadi pasien
dari kesehatan kerja adalah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan
tersebut dengan pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan
(promotif). Di era globalisasi tahun 2020 mendatang, kesehatan kerja merupakan
salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang
dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggotanya, termasuk
bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan
1
masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2015 yaitu
gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam
lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan
tempat atau lingkungan kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi atau terbebas dari kejadian kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja suatu perusahaan atau tempatkerja. Dalam penjelasan undang-
undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang telah mengamanatkan antara
lain bahwa setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak
terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan
disekitarnya
B. Ruang Lingkup
Penerapan kesehatan kerja di PT. Cirebon Power
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui aspek kesehatan kerja di PT. Cirebon Power
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui Pengertian Kesehatan Kerja
b. Mengetahui Program Pelayanan Kesehatan Kerja (P2K2)
c. Mengetahui Dasar Hukum Kesehatan Kerja
d. Mengetahui fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana P3K di PT. Cirebon
Power
e. Mengetahui tenaga kesehatan dan petugas P3K di PT. Cirebon Power
f. Mengetahui program kesehatan kerja di PT. Cirebon Power
g. Mengetahui managemen kesehatan kerja di PT. Cirebon Power
h. Mengetahui program pemenuhan gizi kerja di PT. Cirebon Power
i. Mengetahui jaminan kesehatan yang digunakan di PT. Cirebon Power
j. Mengetahui sanitasi lingkungan di PT. Cirebon Power
D. Manfaat
1. Sebagai sarana informasi bagi perusahaan khususnya aspek kesehatan kerja di
PT. Cirebon Power
2. Sebagai bahan pembelajaran bagi medis dan paramedis mengenai kesehatan kerja
PT. Cirebon Power
2
E. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Cirebon Power
Alamat : Jl. Sultan Iskandar Muda Kav. V/TA Pondok Indah South Jakarta-
Indonesia
Jenis Perusahaan : Perusahaan Energi
Jumlah Karyawan : 4994 orang
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja adalah jaminan kesehatan pada saat melakukan pekerjaan. Menurut
WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat
kesehatan fisik, mental, dan social yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jenis
pekerjaan.
Menurut Interntional Labour Organization (ILO) dan World Health Organization (WHO),
Kesehatan kerja merupakan promosi dan pemeliharaankesejahteraan fisik, mental, dan sosial
pekerja pada jabatan apapun dengan sebaik-baiknya (Harrington &Gill, 2005). Upaya
kesehatan kerja ini ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Upaya
kesehatan kerja dilakukan pada pekerja baik di sektor formal maupun informal.
Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang
mempengaruhi kesehatan pekerja. Bahaya pekerjaan (akibat kerja), Seperti halnya masalah
kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau khronis (sementara atau berkelanjutan) dan
efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara
langsung maupun tidak langsung.
Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan pekerjaan dan
lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliputi, antara lain: metode
bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan,
penyakit ataupun perubahan dari kesehatan seseorang. Pada hakekatnya ilmu kesehatan
kerja mempelajari dinamika, akibat dan problematika yang ditimbulkan akibat hubungan
interaktif.
Tiga komponen utama yang mempengaruhi seseorang bila bekerja yaitu:
1. Kapasitas kerja: Status kesehatan kerja, gizi kerja, dan lain-lain.
2. Beban kerja: fisik maupun mental.
3. Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain:bising, panas,
debu,parasit, dan lain-lain.
Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan kerja
yangoptimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan masalah
4
kesehatankerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya
akanmenurunkan produktifitas kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera.
Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi
baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka
menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula
meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.
Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam
mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya.
Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka
disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang
selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,
moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai
agama.
Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di darat, didalam tanah,
permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia.
5
Dalam hal penyelenggaraan upaya kesehatan kerja ini pengelola tempat kerja wajib
melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan,
pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja. Pengusaha wajib menjamin kesehatan pekerja
serta wajib menanggung seluruh biaya pemeliharaan kesehatan pekerja. Tidak pengelola
atau pengusaha saja yang berperan dalam penyelenggaraan kesehatan kerja ini namun juga
pekerjanya. Pekerja wajib menciptakan dan menjagaa kesehatan tempat kerja yang sehat dan
menaati peraturan yang berlaku di tempat kerja. (UU No 36 Tahun 2009).
Menurut International Labor Organization ( ILO) salah satu upaya dalam menanggulangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja adalah dengan penerapan peraturan
perundangan antara lain melalui :
ILO dan WHO (1995) menyatakan kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja
disemua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguankesehatan pekerja yang disebabkan
oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat
faktor yang merugikan kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.
Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia
kepada pekerjaan atau jabatannya. Selanjutnya dinyatakan bahwa fokus utama kesehatan
kerja , yaitu:
6
Dalam Permenaker No.3 tahun 1982 disebutkan tugas pokok kesehatan kerja antara lain:
7
6) Terapi Penyakit Akibat Kerja (PAK) dengan terapi kasual/utama & terapi
simtomatis
4. Rehabilitatif
a. Pelayanan Kesehatan Kerja Rehabilitatif, meliputi :
1) Rehabilitasi medik
2) Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya
yang masih ada secara maksimal.
3) Penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuannya.
5. Pelayanan Kesehatan Kerja Rujukan yaitu Rujukan pasien /penderita ke sarana
kesehatan yang lebih tinggi.
a. RUJUKAN MEDIK –> pengobatan & rehabilitasi –> Pos UKK –> Puskesmas –>
BKKM –> RSU/RS.Khusus
b. RUJUKAN KESEHATAN :
1) Sampel Lingkungan –> Balai Teknik Kesehatan Lingkungan/Balai Kesehatan
dan Keselamatan Kerja
2) Sampel Laboratorium –> Balai Latihan Kerja
3) Kasus Pencemaran –> Kabupaten/Kota
C. Dasar Hukum
Peraturan perundang- undangan yang mendasari pelayanan kesehatan kerja antara lain :
1. Undang – undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 8 menyebutkan
kewajiban perusahaan untuk :
a. Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental, dan kemampuan fisik dari tenaga
kerja yang akan diterimanya maupun yang akan dipindahkan sesuai dengan sifat
pekerjaan yang ada diberkan kepadanya.
b. Memeriksakan kesehatan semua tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya
secara berkala pada dokter yang ditunjuk perusahaan dan dibenarkan oleh direktur.
2. Undang-undang No. 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja pasal 6
ayat 1 menyatakan ruang lingkup program yang meliputi :
b. Jaminan kematian
8
Peraturan pemerintah ini diatur mengenai ketentuan penyelenggaraan
program jaminan sosial tenaga kerja.
4. Peraturan Presiden RI No. 07 tahun 2019 tentang penyakit yang timbul akibat
kerja.
9
sumber daya manusia yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas
nasional pelayanan kesehatan kerja ( PKK).
Pelayanan kesehatan kerja adalah sarana penerapan bagi upaya kesehatan kerja
yang bersifat komprehensif meliputi upaya promotif prefentif kuratif dan
rehabilitatif sesuai dengan kaidah yang universal. PKK lebih mengutamakan
upaya-upaya promotif dan prefentif namun tetap melaksanakan upaya kuratif
dan rehabilitatif. Dalam peraturan menteri disebutkan bahwa tujuan PKK
adalah:
10
14. Surat edaran Pembinaan dan Pengawasan No. SE/BW/1989 tentang perusahaan
catering yang mengelola makan kerja untuk mendapatkan rekomendasi dari
Kandepnaker setempat dan rekomendasi yang diberikan berdasarkan penyataan
kesehatan hygiene dan sanitasi.
11
BAB III
PEMBAHASAN
B. Metode Observasi
Metode yang digunakan dalam observasi adalah wawancara yang dilakukan kepada pihak
PT. Cirebon Power (Bp. Norman) dengan menggunakan virtual zoom meeting.
C. Hasil Observasi
1. Kesehatan Kerja
a. Fasilitas kesehatan
1) Terdapat 2 UPKK di C1 dan C2, namun didalam lingkungan salah satu UPKK
ditemukan tenaga medis yang belum menggunakan standar protocol APD.
2) Adanya 40 kotak P3K kit tipe C di masing-masing titik kerja perusahaan. dan 3
P3K Portable dengan 40 petugas P3K sudah bersertifikasi.
b. Tenaga kesehatan
1) Terdapat 3 dokter dan 3 Paramedis
2) Terdapat 40 petugas P3K
c. Program Pelayanan Kesehatan Kerja
1) Promotif
a) Perusahaan telah menerapkan Promotif Kesehatan melalui Promkes
menggunakan media radio, Cirebon Power Office, email/whatsapp, maupun
poster di lingkungan kerja perusahaan.
b) Adanya sport center untuk kegiatan olahraga bagi para pekerja perusahaan
2) Preventif
a) Medical Check Up yang dilaksanakan satu kali dalam satu tahun untuk
mengetahui kondisi kesehatan karyawan (Medical Awal untuk pra kerja,
Medical berkala, dan Medical khusus).
b) Perusaahan membuat Program Makan Sehat dengan menyediakan Pantry
untuk mengolah makanan sehat 1 minggu sekali bagi karyawan perusahaan
yang diawasi oleh Tim ahli gizi dan dokter.
3) Kuratif
1) Pelayanan Kesehatan pertama dapat dilakukan di UPKK perusahaan
12
2) Apabila pelayanan kesehatan tingkat pertama/ UPKK perusahaan tidak dapat
menangani, maka akan di rujuk ke rumah sakit rujukan terdekat.
4) Rehabilitatif
Jika terjadi kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja maka perusahaan akan
memberikan jaminan pelayanan sesuai dengan aturan BPJS Ketenagakerjaan dan
Asuransi Tambahan.
d. Gizi kerja
PT. Cirebon Power membentuk Program Makan Sehat yang dilakukan oleh
perusahaan untuk karyawan setiap 1 minggu sekali. Adapun pemenuhan gizi yang
diberikan Perusahaan telah di atur dan dihitung oleh tim gizi perusahaan.
f. Sanitasi lingkungan
a. Pemenuhan sumber air bersih yang didapat dari air laut kemudian dikelola
melalui proses penyaringan menjadi air yang dapat dikonsumsi oleh tenaga kerja
di PT. Cirebon Power. Sedangkan di C2, pemenuhan air bersih dilakukan dengan
pembelian dari luar menggunakan tanki air.
g. Jaminan kesehatan
PT. sudah memberikan jaminan kesehatan untuk karyawannya berupa :
a. BPJS kesehatan
b. BPJS ketenagakerjaan.
c. Asuransi tambahan (Sombo Insurance)
13
. Kesehatan
1. Fasilitas 3) Terdapat 2 UPKK - Permenaker No -
di C1 dan C2.
kesehatan 3 Tahun 1982
2. Tenaga 1) Terdapat 3 1) Resiko Kemenkes No. 1. Menerapkan
standar
Kesehatan dokter dan 3 tinggi HK.01.07/Menk
penggunaan
Paramedis terpapar/ter es/214/2020. APD sesuai
protocol
2) Didalam ruang tular Pedoman
kesehatan
pemeriksaan penyakit Pencegahan dan COVID 19
ditemukan dari pasien pengendalian
Petugas Medis Corona Virus
tidak memakai Disease
Alat Pelindung (COVID-19)
Diri (APD) tanggal 27 maret
lengkap 2020
14
kerja perusahaan.
dan 3 P3K Portable.
15
8. Penyakit PT. Cirebon Power - Per Pres RI Monitoring
Akibat Kerja dalam kurun waktu 5 No.7 tahun
tahun tidak terdapat 2019
Penyakit akibat
kerja.
16
pemenuhan air
bersih dilakukan
dengan pembelian
dari luar
menggunakan
tanki air.
d. Untuk limbah
LB3 dilakukan
secara temporary
story dan
dimonitoring
ketat.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan Kerja adalah jaminan kesehatan pada saat melakukan pekerjaan. Menurut
WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat
kesehatan fisik, mental, dan social yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jenis
pekerjaan.
Dalam aspek kesehatan kerja di PT. Cirebon Power sudah memiliki suatu sistem dan
budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang baik dalam perusahaannya. Tetapi,
masih terdapat beberapa kekurangan seperti Didalam ruang pemeriksaan ditemukan Petugas
Medis tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap sesuai dengan protocol kesehatan
COVID 19 sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/Menkes/214/2020
tentang Pedoman Pencegahan dan pengendalian CoronaVirus Disease (COVID-19) tanggal
27 maret 2020.
B. Saran
1. Meningkatan penerapan program kesehatan kerja dilingkungan kerja secara optimal.
2. Menegakan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) kepada tenaga kerja khususnya
Tenaga Kesehatan di UPKK
3. Melengkapi sarana dan prasarana di UPKK sesuai dengan Protokol Kesehatan
CoronaVirus Disease (COVID-19)
4. Menerapkan Perilaku Era New Normal (menggunakan masker, physical distancing atau
jaga jarak dan cuci tangan dan lain-lain).
19
DAFTAR PUSTAKA
20