Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KOMPEREHENSIF

“ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN KLIMAKTERIUM”

DOSEN PEMBIMBING

DIAN PUSPITA RENI, SST

OLEH :

PRI HANDINI HAPSARI

NIM : P07224219028

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2020

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Klimakterium bukan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa


peralihan yang normal, yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan
beberapa tahun sesudah menopause. Kita menjumpai kesulitan dalam
menentukan awal dan akhir klimakterium, tetapi dapat dikatakan bahwa
klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum menopause berdasarkan
keadaan endokrinologik (kadar estrogen mulai turun dan kadar hormon
gonadotropin naik), dan jika ada gejala-gejala klinis. Klimakterium berakhir
kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause.

Pada saat ini kadar estrogen telah mencapai nilai yang rendah yang
sesuai dengan keadaaan senium, dan gejala-gejala neurovegetatif telah
terhenti. Dengan demikian, lamanya klimakterium lebih kurang 13 tahun.
Mengenai dasarnya klimakterium dapat dikatakan, bahwa jikalau pubertas
disebabkan oleh mulainya sintesis hormon gonadotropin oleh hipofisis,
klimakterium disebabkan oleh kurang bereaksinya ovarium terhadap
rangsangan hormon itu.

Hal ini disebabkan oleh karena ovarium menjadi tua; boleh dianggap
bahwa ovarium menjadi lebih dahulu tua daripada alat-alat tubuh lainnya.
Proses menjadi tua sudah mulai pada umur 40 tahun. Jumlah folikel pada
ovarium waktu lahir ± 750.000 buah; pada waktu menopause tinggal
beberapa ribu buah. Tambahan pula folikel yang tersisa ini rupanya juga
lebih resisten terhadap rangsangan gonadotropin. Dengan demikian, siklus
ovarium yang lambat laun terhenti. Berlawanan dengan kepercayaan di masa
lalu, ternyata kadar estradiol tidak turun secara bertahap pada tahun-tahun
sebelum menopause, tetapi tetap berada pada kisaran normal, meskipun

2
sedikit meningkat hingga sekitar 1 tahun sebelum pertumbuhan dan
perkembangan folikel berhenti.

Penurunan sekresi inhibin oleh folikel-folikel ovarium dimulai sekitar


umur 35 tahun dan menjadi lebih cepat setelah umur 40 tahun. Penurunan
inhibin memungkinkan peningkatan FSH yang mencerminkan berkurangnya
reaktivitas dan kemampuan folikel karena ovarium menua. Tahun-tahun
perimenopause adalah suatu periode dimana kadar FSH pascamenopause
lebih dari 20IU/L, meskipun tetap terjadi perdarahan haid, sedangkan kadar
LH masih tetap berada dalam kisaran normal. Kadang-kadang masih terjadi
pembentukan folikel dan korpus luteum sehingga masih mungkin terjadi
kehamilan.

Untuk memahami fisiologi klimakterium diperlukan kajian ulang


yang singkat tentang fisiologi ovarium. Sel-sel benih primordial bermigrasi
ke penonjolan genital pada umur kehamilan 5 minggu. Pembelahan sel secara
mitosis berturut-turut membentuk oogonia yang selanjutnya berkembang
menjadi oosit. Meskipun kira-kira ada 7 juta oogonia dalam janin pada umur
kehamilan 20 minggu, jumlahnya akan berkurang secara bertahap, hingga
tinggal 2 juta saat lahir dan hanya 300.000 saat pubertas. Penurunan ini
berlanjut hingga menopause. Oogonia berkurang karena atresia (penyebab
utama hilangnya oogonia) dan ovulasi (400-500 setiap masa kehidupan).

1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
1. Dapat mengerti masa klimakterium.
2. Dapat mengenal gangguan atau masalah pada masa klimaterium.
3. Dapat mengerti penanganan masalah pada masa klimakterium.
B. Tujuan Khusus
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah mahasiswa dapat memahami
konsep dasar asuhan manajemen pada wanita dimasa klimakterium.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Klimakterium (Bahasa Yunani: Tangga) merupakan masa peralihan
antara masa reproduksi dan masa senium (Ilmu Kandungan Sarwono
Prawirohardjo, 2005)

Klimakterium adalah suatu istilah yang lebih tua, lebih umum, tetapi
kurang akurat, yang menunjukan suatu masa di mana seorang perempuan
lewat dari masa reproduksi ke transisi menopause hingga tahun-tahun
pascamenopause, terjadi pada umur rata-rata 45-65 tahun. (Ilmu Kandungan
Sarwono Prawirohardjo, 2011)

Klimakterium adalah suatu fase proses penuaan yang wanita lewati


dari masa subur ke masa tidak subur. Menopause adalah kehidupan setelah
menstruasi terakhir. Karena itu premenopause adalah fase kehidupan wanita
sebelum menopause dan pascamenopause adalah fase kehidupan setelah
menopause. (Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Benson, C Raplh. 2008)

Klimakterium didefinisikan sebagai fase proses penuaan yang dilewati


wanita selama tahap reproduktif ke nonreproduktif dan tidak ada perbedaan
pada pria maupun wanita. (Varney, Helen dkk. H:302. 2007)

Klimakterium mengacu pada periode kehidupan seorang wanita saat ia


berpindah dari tahap reproduktif ke tahap tidak reproduktif, disertai regresi
fungsi ovarium. (Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Bobak,dkk. 2008)

Premenopause adalah fase pertama klimakterium saat fertilitas


menurun dan menstruasi menjadi tidak teratur. (Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Bobak,dkk. 2008).

4
Pramenopause adalah bagian dari klimaktorium sebelum terjadi
menopause-masa ketika siklus menstruasi cenderung menjadi tidak teratur dan
selama waktu tersebut wanita mungkin mengalami gejala klimaktorium hot
flash. (Varney, Helen dkk. H:302. 2007)

Menopause adalah titik di mana menstruasi berhenti. Usia rata-rata


menopause ialah 51,4, tetapi 10% wanita berhenti menstruasi pada usia 40 dan
5% tidak berhenti menstruasi sampai usia 60. (Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Bobak,dkk. 2008).

Pascamenopause adalah fase setelah menopause, ketika gejala-gejala


yang terkait dengan penurunan hormon ovarium, seperti atrofi vagina dan
osteoporosis, dapat terjadi. (Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Bobak,dkk.
2008).

Pascamenopause adalah fase setelah menopause dengan titik akhir


tidak ditetapkan dengan baik-hingga gejala hilang atau hingga akhir
kehidupan. (Varney, Helen dkk. H: 302.2007)

Perimenopause adalah suatu masa peralihan menopause yang terjadi


beberapa tahun sebelum menopause, yang meliputi perubahan dari siklus-
siklus ovulatorik menjadi anovulatorik, dengan tanda ketidakteraturan siklus
haid. (Ilmu Kandungan Sarwono Prawirohardjo, 2011)

Perimenopause, yang secara kasar merupakan periode yang sama


dengan klimakterium, meliputi pramenopause, menopause, serta sekurang-
kurangnya satu tahun setelah menopause. (Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2005)

2.2 Klasifikasi
1. Klimakterium
Klimakterium adalah masa peralihan antara masa reproduksi dan
masa senium. Masa ini juga dikenal dengan masa pra menopause (sebelum
berhenti haid) yaitu 4 sampai 5 tahun sebelum menopause yang ditandai
dengan timbulnya keluhan-keluhan pada siklus haid yang tidak teratur,

5
dengan peredaran haid yang memanjang dan relatif lebih banyak. Masa ini
dimulai pada usia 40 tahun. Pada masa klimakterium terdapat penurunan
produksi hormon estrogen dan kenaikan hormon gonadotropin, kadar
hormon ini akan terus tetap tinggi sampai kira-kira 15 tahun setelah
menopause dan kemudian akan mulai turun. Pada permulaan klimakterium
kesuburan akan menurun.
2. Masa Perimenopause (Saat Berhentinya Haid)
Masa perimenopause yaitu masa menjelang dan setelah menopause
sampai usia 48 tahun. Biasanya keluhan yang timbul misalnya rasa panas
yang membakar pada wajah yang sering timbul pada malam hari,
kekeringan pada vagina, atau tanda perubahan lainnya.
3. Masa Menopause
Masa menopause yaitu jika tidak ada lagi menstruasi atau saat haid
terakhir, dan apabila sesudah menopause disebut pasca menopause, bila
telah terjadi menopause 12 bulan sampai menuju ke senium. Menopause
terjadi pada usia 49 – 51 tahun. Diagnosa menopause ditegakkan jika
berhentinya menstruasi sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya
menstruasi dapat didahului terjadinya siklus menstruasi yang lebih
panjang, dan peredaran yang berkurang. Umur untuk terjadinya masa
menopause dipengaruhi oleh keturunan , kesehatan umum, dan pola
kehidupan.
4. Masa Senium
Masa senium adalah masa setelah menopause yaitu ketika
seseorang wanita telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya,
sehingga tidak mengalami gangguan fisik. Masa ini biasanya berlangsung
kurang lebih 3-5 tahun setelah menopause antara usia 65 tahun. Pada masa
ini juga telah tercapai suatu keadaan keseimbangan hormonal yang baru,
sehingga tidak adalagi gangguan vegetatif maupun fsikis. Pada masa
senium yang lebih mencolok adalah penurunan fungsi alat-alat tubuh dan
kemampuan fisik karena adanya proses menjadi tua, dalam hal ini akan
terjadi atropi alat-alat genitalia yaitu ovarium mengecil dari 10 sampai 12
gram pada wanita usia reproduksi sehat, menjadi 4 gram. Ada beberapa
wanita mengalami berbagai gejala yang terjadi karena keseimbangan
hormon dalam tubuh. Bagian- bagian tubuh mulai semakin tua dan terlihat
jelas, akan tetapi sebaiknya wanita tersebut tetap aktif baik secara fisik,
mental dan seksual seperti sebelum menopause. Setiap wanita akan
mengalami masa menopause pada usia yang berbeda, yang umumnya akan
terjadi sekitar usia 45 samapi 55 tahun beberapa kasus jarang terjadi,
menopause berlangsung paling muda yaitu 30 tahun, dan paling tua pada

6
usia 58 tahun. Pada umumnya jika menopause terjadi sebelum usia 45
tahun dapat dikategorikan sebagi menopause dini.

2.3 Etiologi
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi
berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis
pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis
steroid seks, penurunan sekresi estrogen, gangguan umpan balik pada
hipofise.

2.4 Tanda dan Gejala Klimakterium

Gejala yang sering muncul berhubungan dengan penurunan folikel


ovarium, dan kemudian kehilangan estrogen pascamenopause adalah sebagai
berikut. Gangguan pada haid, termasuk anovulasi dan penurunan fertilitas,
penurunan keluarnya darah atau justru hipermenore, frekuensi haid yang tak
teratur dan kemudian diakhiri dengan amenore; Instabilitas vasomotor (Hot
Flushes dan berkeringat). Kondisi-kondisi atrofi: atrofi epitel vagina,
pembentukan kurunkula-kurunkula uretra, dispareuni dan pruritus karena
atrofi vulva, introitus dan vagina atrofi, atrofi kulit secara umum, gangguan
berkemih seperti urgensi, uretritis dan sistitis tanpa-bakteri. Masalah-masalah
kesehatan akibat penurunan estrogen jangka panjang, konsekuensi dari
osteoporosis dan penyakit kardiovaskuler. (Ilmu Kandungan, Sarwono.2011)

Gejala-gejalanya dapat dikelompokkan menjadi :

1. Gangguan neurovegetatif (vasomotorik-hipersimpatikotoni) yang


mencakup:
• gejolak panas (hot flushes)

• keringat malam yang banyak

• rasa kedinginan

• sakit kepala

7
• desing dalam telinga

• tekanan darah yang goyah

• berdebar-debar

• susah bernafas

• jari-jari atrofi

• gangguan usus (meteorismus)

2. Gangguan psikis :
• mudah tersinggung

• depresi

• lekas lelah

• kurang bersemangat

• insomania atau sulit tidur

3. Gangguan organik :
• infark miokard (gangguan sirkulasi)

• atero-sklerosis (hiperkolesterolemia)

• osteoporosis

• gangguan kemih (disuria)

• nyeri senggama (dispareunia)

2.5 Faktor Resiko


1. Genetik
Usia menarche (menstruasi pertama kali) mempengaruhi cepat
lambatnya terjadi menopause. Semakin cepat seseorang menarche maka
kemungkinan semakin cepat pula terjadi menopause. Begitu juga pada ibu
yang banyak anak (sering melahirkan) akan lebih lambat dibandingkan ibu

8
yang jumlah anaknya sedikit, karena sel telurnya akan disimpan selama
masa kehamilan.
2. Kadar hormon estrogen
3. Kebiasaan/ pola hidup (olahraga, kopi, alkohol, perokok)
4. Tingkat pendidikan dan status ekonomi
5. Pengangkatan kedua ovarium.

2.6 Faktor Predisposisi


Usia saat haid pertama kali mengalami mensturasi tergolong masih dalam
usia yang masih sangat muda usia10- 11 tahun,maka faseklimaktoriumnya
akan semakin lama.Usia menarche (menstruasi pertama kali)mempengaruhi
Cepat lambatnya terjadi menopause. Semakin cepat seseorang menarche maka
kemungkinan semakin lambat pula terjadi menopause. Begitu juga pada ibu
yang banyak anak (sering melahirkan) akan lebih lambat dibandingkan ibu
yang jumlahanaknya sedikit, karena sel telurnya akan disimpan selama masa
kehamilan

2.7 Patofisiologi
Klimakterium dimulai kira-kira 4-5 tahun sebelum menopause
berdasarkan keadaan endokrinologik (estrogen turun dan kadar hormon
gonadotropin naik) dan jika ada gejala-gejala klinis.Bila pubertas disebabkan
oleh mulainya sintesis hormon gonadotropin oleh hipofisis, klimakterium
disebabkan oleh kurang bereaksinya ovarium terhadap rangsangan hormon
itu.
Hal ini disebabkan karena ovarian menjadi tua sehingga dapat dikatakan
ovarium lebih cepat tua daripada organ tubuh lainnya.Proses menjadi tua
sudah dimulai pada umur 40 tahun. Jumlah folikel pada ovarium waktu lahir
kurang lebih 750.000 buah dan pada saat menopause tinggal beberaoa ribu
buah. Tambahan pula folikel yang tersisa ini rupanya juga lebih resisten
terhadap rangsangan gonadotropin. Dengan demikiian, siklus ovarian yang
terdiri atas pertumbuhan folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus luteum
lambat laun akan terhenti. Pada wanita di atas 40 tahun siklus haid untuk 25%
tidak disertai ovulasi, jadi bersifat anovulatorik.
Pada klimakterium terdapat penurunan produksi estrogen dan kenaikan
hormon gonadotropin. Kadar hormon akhir ini terus tetap tinggi sampai kira-
kira setelah menopause, kemudian mulai menurun. Tinggi kadar hormon

9
gonadotropin disebabkan oleh kurangnya produksi estrogen sehingga native
feedback gonadotropin berkurang
Penurunan fungsi ovarium untuk menjawab rangsangan gonadtropin ,
sehinggaterganggunya interaksi antara hipotalamus-hipofise. Pertama terjadi
kegagalan fungsiluteum. Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium
menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus
Keadaan Meningkatkan produksi FSH dan LH . Dari kedua gonadtropin itu
ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH.

2.8 Penanganan
1. Penanganan Menopause Secara Mandiri
Menopause tidak membutuhkan penanganan khusus. Penanganan yang
dilakukan hanya bertujuan untuk meredakan gejala, yaitu dengan:

a. Menghindari makanan/minuman tertentu


Makanan pedas dan minuman panas, berkafein, atau beralkohol
dapat membuat gejala menopause, seperti hot flashes dan jantung
berdebar, menjadi lebih parah.

b. Mengenakan pakaian tipis berbahan katun


Cara ini dapat mengurangi hot flashes yang dirasakan selama masa
perimenopause.

c. Menerapkan teknik relaksasi


Teknik relaksasi yang dimaksud antara lain adalah meditasi,
pengaturan napas, yoga, serta taichi. Teknik-teknik ini dapat
membantu mengurangi tingkat stres serta mencegah depresi.

d. Menggunakan pelumas vagina berbahan dasar air


Tujuannya adalah untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat
vagina yang kering. Jangan menggunakan produk pelumas vagina
yang mengandung gliserin, karena berisiko menimbulkan iritasi.

2. Penanganan Menopause oleh Dokter


a. Terapi pengganti hormon estrogen
Terapi ini diberikan pada wanita yang sudah menjalani operasi
pengangkatan rahim.

10
b. Terapi kombinasi (estrogen dan progesteron)
Terapi ini diberikan pada wanita yang mengalami menopause secara
alami.
c. Obat antidepresan
Obat ini diberikan untuk mengatasi gejala hot flashes dan ganguan
suasana hati, bila pil estrogen tidak dapat diberikan karena alasan
kesehatan.
d. Gabapentin
Obat kejang ini diberikan untuk mengatasi keringat yang muncul pada
malam hari.
e. Clonidine
Obat untuk hipertensi ini diberikan untuk meredakan gejala hot
flashes.
f. Antibiotik
Antibiotik diberikan bila terjadi infeksi berulang pada saluran kemih.
g. Minoxidil
Produk perawatan rambut yang mengandung minoxidil dapat diberikan
untuk mengatasi rambut rontok.
h. Obat tidur
Obat tidur diiberikan untuk mengatasi sulit tidur, dan harus dikonsumsi
di bawah pengawasan dokter.

2.9 Komplikasi
1. Penyakit Jantung Koroner
Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah
meliputi : kulit terasa kering, keriput dan longgar dari ototnya oleh karena
turunnya sirkulasi menuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah,
terjadi perubahan sirkulasi pada wajah yang dapat melebar ke tengkuk (hot
flushes), mudah berdebar – debar terjadi tekanan darah tinggi yang
berlanjut ke penyakit jantung koroner. (Manuaba, 1999)
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan
meningkatkan faktor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Khususnya
mengenai sklerosis primer koroner dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali
lebih sering setelah kadar estrogen menurun.

2. Masalah urogenital

- Ketidakmampuan mengendalikan buang air kecil (inkontinensia)

- Infeksi saluran kemih

11
3. Osteoporosis

Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang


berfungsi membentuk tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast merusak
tulang meningkat. Akibat tulang tua diserap dan dirusak osteoclast tetapi
tidak dibentuk tulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi
osteoporosis.

4. Dimensia

Wanita pascamenopause biasanya kemampuan berfikir dan


ingatnnya menurun hal ini merupakan pengaruh dari menurunnya hormon
estrogen, dimana hormon estrogen ini dapat mempengaruhi kerja dari
degenerasi sel – sel saraf dan sel – sel otak. ( Manuaba, 1999)

2.10 Pemeriksaan Penunjang


Menurut Varney 2007 pemeriksaan penunjang yang dilakukan :
a. Uji penapisan rutin, pemeriksaan awal atau tahunan
1. Urinalisis/dipstick urine
2. Pap Smear dengan indikasi maturasi
3. Mamografi : setiap 1 dan 2 tahun diusia antara 40 dan 49 tahun, setiap
tahun dari usia 50 tahun
4. Feses untuk melihat adanya darah samar
5. Kolestrol plasma puasa, trigiserida, dan profil lemak setiap 3 sampai 5
tahun jika normal
6. TSH Terapi Sulih Hormon pada usia 45 tahun dan selanjutnya setiap
tahun.
b. Uji lain atau menggunakan variasi bersadarkan profil klinis dan faktor
resiko individu :
1. Gonadotropin hipofisis digunakan untuk menentukan status
menopause
2. Estrogen digunakan untuk mengevaluasi status menopause dan efek
terapi hormone pada kadar estradiol sirkulasi.
3. Uji fungsi hati dilakukan sebelum meresepkan terapi hormone jika
penyakit hati ada atau diduga misalnya karena alkoholisme.

12
4. Biopsi endometrium : tepat untuk menyingkirkan dugaan hyperplasia
dan kanker endometrium pada wanita pascamenopause yang
mengalami perdarahan uterus setelah lebih dari setahun mengalami
amenorea.
5. Ultrasonografi transvagina digunakan untuk mengevaluasi massa
panggul dan perdarahan tidak terjadwal untuk menyingkirkan dugaan
patologi endometrium.
6. DXA atau Dual energy X-ray Absorptiometry berguna jika wanita
belum memutuskan rencana teraupetik mana yang harus diikuti
contohnya terapi sulih hormone, biofosfonat, olahraga atau suplemen
kalsium.
2.11 Pencegahan Terhadap Sindrom Klimakterium
Menurut DepKes RI :
a. Pemeriksaan alat kelamin
Pemeriksaan alat kelamin wwanita bagian luar, liang Rahim dan leher
rahm untuk melihat kelainan yang mungkin ada misalnya lecet, keputihan,
pertumbuhan abnormal seperti benjolam atau tanda radang.

b. Pap Smear
Pemeriksaan ini dapat dilakukan setahun sekali untuk melihat adanya
tanda radang dan deteksi awal bagi kemungkinan adanya kanker pada
saluran reproduksi. Dengan demikian pengobatan terhadap adanya
kelainan dapat segera dilakukan

c. Perabaan payudara
Ketidakseimbangan hormone yang terjadi akibat penurunan kadar
hormone estrogen, dapat menimbulkan pembesaran atau tumor payudara.
Hal ini juga dapat terjadi pada pemberian hormone pengganti untuk
mengatasi masalah kesehatan akibat menopause. Perabaan payudara
sendiri dapat dilakukan secara teratur untuk menemukan tumor payudara
sedini mungkin.

13
d. Penggunaan bahan makanan yang mengandung unsur fito estrogen
Hormon estrogen yang kadarnya menurun pada menopause dapat diganti
dengan memakan dalam jumlah cukup makanan yang mengandung unsur
fito estrogen seperti kedelai, tempe, tahu, kecap, pepaya, dan semangka.

e. Penggunaan bahan makanan sumber kalsium


Makanan yang mengandung kalsium antara lain susu, yoghurt, keju, dll

f. Menghindari makanan yang mengandung banyak lemak, kopi, dan


alkohol

14
2.2 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan
Klimakterium Patologis

I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :

Waktu Pengkajian :

Nama Pengkaji :

A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama :

Umur : Rata-rata menopause ialah 51,4- 60 tahun . (Buku


Ajar Keperawatan Maternitas. Bobak,dkk. 2008).
Klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum
menopause dan berakhir kira-kira 6-7 tahun
sesudah menopause. (Ilmu Kandungan,
Sarwono:2011)

Suku/Bangsa :25% pada wanita eropa dan agak kurang pada


wanita indonesia .( Ilmu Kandungan,
Sarwono:2011)
Wanita yang berisiko kemungkinan merupakan
keturunan asia atau berkulit putih sebab tulangnya
yang kecil dan kurus. (Bobak.2008)

Pendidikan : Pengetahuan seseorang mempengaruhi


pemahaman tentang klimakterium yang normal

15
(Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Bobak,dkk.
2008).

Agama :
Pekerjaan :
Alamat :

2. Keluhan Utama : Gejolak panas 93,4 %, gangguan haid 80,3%,


Vertigo 70,5%, keringat banyak dan berdebar-
debar 63,9% , tetapi keluhan yang paling sering
biasanya bukan gejolak panas tetapi
gangguan haid (penelitian Jacoeb TZ).

3. Penyakit/Kelainan Reproduksi : Durasi maupun aliran darah


menopause berkurang secara
bertahap sebelum menopause,
sampai hanya berupa penghentian
perdarahan. Perdarahan vagina
menjadi lebih banyak atau lebih
sering, kadang-kadang di sertai
perdarahan antara dua menstruasi
(Buku Saku obstetric dan ginekologi.
Benson, Ralp C)

Penyakit Kardiovaskuler : Penyakit jantung pada wanita < 55


tahun lebih jarang dan lebih ringan
di banding pada pria untuk umur
yang sama. Resiko penyakit jantung
meningkat pada usia menopause
yang semakin muda (Buku Saku

16
obstetric dan ginekologi. Benson,
Ralp C)
Penyakit Darah : Gangguan pembentukan darah
(reproduksi wanita. dr. Ida Bagus)

Penyakit Saluran Pencernaan: Mengalami Obstipasi (reproduksi


wanita. (Dr. Ida Bagus)

Penyakit Ginjal dan Saluran Kencing : Estrogen mempertahankan epitel


kandung kemih dan uretra.
Karena itu defisiensi estrogen
akan menyebabkan sistitis dan
uretritis atrofik, yang di tandai
oleh urgensi dan gangguan
frekuensi miksi tanpa disuria
atau piura. (Buku Saku obstetric
dan ginekologi. Benson, Ralp C)

Penyakit Infeksi : Infeksi alat kelamin, infeksi paru


karena menurunnya daya tahan
tubuh (Reproduksi Wanita. Dr.
Ida Bagus)

4. Riwayat Menstruasi : Menstruasi tidak teratur


(Reproduksi Wanita. Dr. Ida
Bagus)

5. Riwayat Kontrasepsi : Umur menopause tidak berhubungan


dengan penggunaan kontrasepsi
jangka panjang. (Buku Ajar

17
Keperawatan Maternitas
Bobak,dkk. 2008).
6. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan

Nutrisi Asupan kalsium yang rendah


merupakan faktor risiko,khususnya
pada masa remaja (buku ajar
keperawatan maternitas,bobak
dkk,2004)
Pola makan harus yang
mengandung vegetarian, karena
pada klimakterium cepat
menyebabkan gemuk

Eliminasi Sering berkemih terjadi


kadangkala karena bagian distal
uretra sama dengan organ
reproduksi menyusut(buku ajar
keperawatan maternitas,bobak
dkk,2004)
Mengalami gangguan buang air
besar (obstipasi) (reproduksi
wanita. Dr. Ida bagus)
Terjadi inkontinensia pada tonus
otot kandung kemih sehingga
wanita tidak dapat menahan BAK
(reproduksi wanita. Dr. Ida bagus)

Istirahat Tidur malam menjadi terganggu

18
karna penutup tempat tidur dan
linen menjadi basah dan banyak
wanita mengeluh tidak dapat tidur
lagi akibat keringan malam (buku
ajar keperawatan maternitas,bobak
dkk,2004)
Sukar tidur dan cepat bangun
(reproduksi wanita. Dr. Ida bagus)

Aktivitas Menurunnya kemampuan berfikir


dan ingatan (pikun) (reproduksi
wanita. Dr. Ida bagus)

Personal Hygiene Kandung kencing mudah terinfeksi


dan terluka sehingga di butuhkan
kebutuhan diri yang baik
(reproduksi wanita. Dr. Ida bagus)

Kebiasaan Beberapa faktor dapat


memperburuk kemerahan akibat
panas yakni ruangan yang
hangat ,konsumsi alkohol,kinuman
panas,makanan berbumbu,dan
dekat sumber panas (buku ajar
keperawatan maternitas,bobak
dkk,2004)

19
Seksualitas Wanita yang berhubungan seksual
secara teratur lebih kecil
kemungkinan mengalami
dispareunia (Dasar-dasar Obstetri
dan Ginekologi,Llewellyn:2002)
Masih dapat menikmati kehidupan
seksual yang aktif tetapi memiliki
sedikit minat atau tidak sama sekali
terhadap aktifitas seksual (Buku
Saku obstetric dan ginekologi.
Benson, Ralp C)
Keinginan seks menurun dan sulit
di rangsang dan menerima
rangsangan (reproduksi wanita.
Dr. Ida bagus)

7. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


Emosi : Perubahan Mood, iritabilitas, ansietas, dan depresi seringkali
di hubungkan dengan perimenopause. Wanita secara emosional
merasa lebih labil (Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Bobak,dkk. 2008).
Pesan budaya juga mempengaruhi status emosi selama
perimenopause,banyak wanita mempersepsikan ketidakmampuan
untuk mengandung sebagai kehilangan bermakna. (bobak,2008)
Gangguan emosi berupa rasa takut bila disebut tua, rasa takut
menjadi tua dan tidak menarik, sangat emosional dan spontan,
merasa tertekan dan sedih tanpa diketahui sebabnya (reproduksi
wanita. Dr. Ida bagus)

20
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital : TD >120/80 mmhg
tekanan darah tinggi yang berlanjut ke
jantung koroner (reproduksi wanita. Dr. Ida bagus)
T : <36,5o C
Suhu tubuh menurun <36,5o C (Buku Saku obstetric
dan ginekologi. Benson, Ralp C)
RR : < 20 x/menit
Kemampuan bernafas maksimum menurun
(Klimakterum dan permasalahannya)
N : <100 x/ menit
Kapasitas vital dan kemampuan darah mengikat
oksigen menurun (Klimakterum dan
permasalahannya)

2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Kepala : Folikel rambut mengecil dan jumlahnya
berkurang, rambut menipis, rambut rontok
sampai mengalami kebotakan (reproduksi
wanita. Dr. Ida bagus)

Wajah : Tampak mengeriput (Buku Saku obstetric


dan ginekologi. Benson, Ralp C)

Kulit :Tampak mengeriput (Buku Saku obstetric


dan ginekologi. Benson, Ralp C)

21
Mata : Tampak kabur (reproduksi wanita. Dr. Ida
bagus)

Telinga :

Hidung :

Mulut : Artikulasi suara mengalami gangguan


sehingga sering keseleo bila berbicara
(reproduksi wanita. Dr. Ida bagus)
Gusi tampak menyusut dan gigi mulai
berkurang jumlahnya

Leher : Tampak mengeriput (Buku Saku obstetric


dan ginekologi. Benson, Ralp C)

Dada : Ukuran Payudara mengecil secara progresif


selama masa klimakterium (Buku Saku
obstetric dan ginekologi. Benson, Ralp C)

Abdomen : Terlihat membuncit

Genetalia eksterna : Rambut Pubis mengalami kebotakan ringan


(Buku Saku obstetric dan ginekologi
Benson, Ralp C), Vagina tampak kering
(reproduksi wanita. Dr. Ida bagus)

Ekstremitas : Rambut pada ekstermitas dapat bertambah


dan berkurang (Buku Saku obstetric
dan ginekologi. Benson, Ralp C)

22
Tangan dan kaki sudah mulai lemah untuk
memegang dan mengambil barang dan
sering tremor (reproduksi wanita. Dr. Ida
bagus)

Palpasi :
Kepala : Rambut dikepala teraba jarang

Wajah : Elastisitas berkurang sehingga terjadi


pengeriputan (Buku Saku obstetric dan
ginekologi Benson, Ralp C)

Mata : Teraba mata kendur

Telinga : Pada telinga teraba lunak

Leher : Elastisitas berkurang sehingga terjadi


pengeriputan (Buku Saku obstetric dan
ginekologi Benson, Ralp C)

Dada : Elastisitas berkurang sehingga terjadi


pengeriputan (Buku Saku obstetric dan
ginekologi Benson, Ralp C)

Abdomen : Elastisitas berkurang sehingga terjadi


pengeriputan (Buku Saku obstetric dan
ginekologi Benson, Ralp C)

Genetalia eksterna : Elastisitas pada vagina sudah menurun


sehingga terasa longgar (reproduksi wanita.
Dr. Ida bagus)

23
Ekstremitas : Elastisitas berkurang sehingga terjadi
pengeriputan (Buku Saku obstetric dan
ginekologi Benson, Ralp C)

Auskultasi
Telinga : Fungsi saraf pendengaran berkurang
(reproduksi wanita. Dr. Ida bagus)

Dada : Resiko penyakit kardiovaskuler meningkat,


sehingga terdengar suara denyut jantung
yang meningkat

Abdomen : Bising usus lambat <5 x/i

Perkusi
Dada : Sonor

Abdomen : Timpani

Ekstremitas : Tonus otot lemah

3. Pemeriksaan Penunjang :
a. Uji penapisan rutin, pemeriksaan awal atau tahunan
1. Urinalisis/dipstick urine
2. Pap Smear dengan indikasi maturasi
3. Mamografi : setiap 1 dan 2 tahun diusia antara 40
dan 49 tahun, setiap tahun dari usia 50 tahun
4. Feses untuk melihat adanya darah samar

24
5. Kolestrol plasma puasa, trigiserida, dan profil
lemak setiap 3 sampai 5 tahun jika normal
6. TSH Terapi Sulih Hormon pada usia 45 tahun dan
selanjutnya setiap tahun.
b. Uji lain atau menggunakan variasi bersadarkan profil klinis dan faktor
resiko individu :
7. Gonadotropin hipofisis digunakan untuk
menentukan status menopause
8. Estrogen digunakan untuk mengevaluasi status
menopause dan efek terapi hormone pada kadar
estradiol sirkulasi.
9. Uji fungsi hati dilakukan sebelum meresepkan
terapi hormone jika penyakit hati ada atau diduga
misalnya karena alkoholisme.
10. Biopsi endometrium : tepat untuk menyingkirkan
dugaan hyperplasia dan kanker endometrium pada
wanita pascamenopause yang mengalami
perdarahan uterus setelah lebih dari setahun
mengalami amenorea.
11. Ultrasonografi transvagina digunakan untuk
mengevaluasi massa panggul dan perdarahan tidak
terjadwal untuk menyingkirkan dugaan patologi
endometrium.
12. DXA atau Dual energy X-ray Absorptiometry
berguna jika wanita belum memutuskan rencana
teraupetik mana yang harus diikuti contohnya terapi
sulih hormone, biofosfonat, olahraga atau suplemen
kalsium.

II. INTREPRETASI DATA DASAR

25
Diagnosis : PAPAH dengan Klimakterium
Masalah : Kebanyakan wanita mengalami gejala ringan sampai
moderat jarang memerlukan perhatian medis dan beberapa wanita
mengalami gejala yang berat. (Bobak, dkk. 2008).

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Menurut Buku Ajar Keperawatan Maternitas, 2005. Pada
klimakterium biasanya rentan terjadi:
1. Osteoporosis
2. Penyakit jantung koroner
3. Atrofi Genetalia dan Perubahan Seksualitas

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


1. Urinalisis/dipstick urine
2. Pap Smear dengan indikasi maturasi
3. Mamografi : setiap 1 dan 2 tahun diusia antara 40 dan 49
tahun, setiap tahun dari usia 50 tahun
4. Feses untuk melihat adanya darah samar
5. Kolestrol plasma puasa, trigiserida, dan profil lemak setiap
3 sampai 5 tahun jika normal
6. TSH Terapi Sulih Hormon pada usia 45 tahun dan
selanjutnya setiap tahun.

V. INTERVENSI
1. Berikan KIE tentang nutrisi atau makanan yang kaya akan
serat
R: Makanan berserat tinggi dibutuhkan untuk mencegah
konstipasi

2. Berikan KIE untuk konsumsi vitamin tinggi kalsium

26
R: Konsumsi vitamin tinggi kalsium dapat mengurangi
resiko terjadinya osteoporosis

3. Berikan KIE untuk olahraga secara teratur


R: Olahraga yang teratur akan mengurangi jumlah deposit
lemak

4. Berikan KIE untuk menghindari rokok dan minuman


beralkohol dan obat-obatan
R: Merokok, alkohol, dan obat-obatan bersifat pro-
inflamasi dan dapat merusak jaringan yang sehat

5. Berikan KIE untuk menghindari stres


R: Stres dapat merusak sistem pertahanan tubuh

6. Berikan KIE untuk tidur yang cukup


R: Tidur yang cukup akan sangat bermanfaat untuk
mencegah inflamasi yang kronik

7. Kolaborasi pemberian terapi hormon


R: sindrom klimakterium pada umumnya bisa terjadi
akibat kekurangan estrogen.

VI. IMPLEMENTASI
Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa ibu
mengalami klimakterium.
1. Memberikan dukungan kepada ibu untuk mengurangi rasa
cemas yang dirasakan ibu dan keluarga.
2. Memberikan KIE tentang :
a. Menghindari rokok dan minuman beralkohol dan
obat-obatan seperti merokok, alkohol, dan obat-

27
obatan bersifat pro-inflamasi yang dapat merusak
jaringan sehat.
b. Mengonsumsi vitamin tinggi kalsium dapat
mengurangi resiko terjadinya osteoporosis
c. Berolahraga yang teratur akan mengurangi jumlah
deposit lemak

3. Menganjurkan ibu untuk tidur yang cukup karena tidur


yang cukup akan sangat bermanfaat untuk mencegah
inflamasi yang kronik
4. Pemberian terapi hormon

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.

28
BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 24 Juli 2020


Waktu Pengkajian : 11.00 WITA
Tempat pengkajian : PKM Air Putih Samarinda
Nama Pengkaji : Pri Handini Hapsari

A.Data Subyektif
1. Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 55 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Mulawarman

1. Keluhan Utama
ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaanya, karna sering mengeluh
mudah lelah, susah tidur, berkeringat berlebihan, kepala pusing, dan
ganguan haid.

29
2. Riwayat Kesehatan Klien
Ibu mengatakan memiliki riwayat hipertensi, dan tidak memiliki penyakit
diabetes, hepatitis, jantung, ginjal, asma.

3. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan sudah tidak mendapat menstruasi lagi
4. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Biasa makan 2- 3 dengan 1 piring
nasi, beserta sayur, lauk. Minum air
putih 6-7 gelas perhari
Eliminasi BAK : 3-4 kali perhari dan BAB :
jarang kadang 1x per hari
Istirahat Siang : 1-2 jam , malam 7- 8 jam
Aktivitas Mengurus rumah
Personal Hygine Mandi 2x perhari, ganti baju setelah
mandi, dan gosok gigi mencuci
rambut setiap kali mandi
Kebiasaan Mengurus rumah, membersihkan
halaman
Seksualitas Tidak ada

30
5. Riwayat Psikososiokultural Spiritual :
Ibu mengatakan saat ini usia 55 tahun, lama menikah 32 tahun, didalam
keluarga hubungan harmonis, tidak ada adat istiadat atau kebudayaan yang
menggangu kesehatan dalam keluarga. Ibu beserta suami juga rajin dalam
beribadah menjalankan sholat 5 waktu.

B.Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital : TD : 140/90 mmhg
T : 36,5o C
RR : 20 x/menit
N : 98 x/ menit

1. Pemeriksaan fisik
Kepala : berkurang, rambut menipis, rambut rontok
dan sebagian rambut beruban.
Wajah : simetris, tidak pucat.
Kulit : tampak mengeriput.
Mata : Simetris, penglihatan kabur, tidak ada
pembengkakan didaerah palpebra.
Telinga : tampak bersih
Hidung : tampak bersih

31
Mulut : Simetris, kebersihan mulut baik, tidak ada
sariawan, bibir lembab
Leher : tidak ada pembengkakan pada kelenjar
tiroid, limfe dan vena jugularis
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
suara nafas vesikuler, payudara menyusut
Abdomen : simetris, tidak ada benjolan atau nyeri
tekan, bising usus 8x satu menit
Ekstremitas : Simetris, tidak ada oedem, tidak ada nyeri
tekan, cavilari reffil kembali < 2 detik

2. Pemeriksaan Khusus
Tidak dilakukan

C. Analisis :
Diagnosis : Ny. S usia 55 tahun P1001 dengan klimakterium
Masalah : lelah, susah tidur, berkeringat berlebihan, kepala pusing, dan
ganguan haid.

Masalah Potensial : Osteoporosis, Jantung Koroner

Diagnosis Potensial :
1. Penyakit Jantung Koroner
Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah
meliputi : kulit terasa kering, keriput dan longgar dari ototnya oleh karena
turunnya sirkulasi menuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah,
terjadi perubahan sirkulasi pada wajah yang dapat melebar ke tengkuk (hot
flushes), mudah berdebar – debar terjadi tekanan darah tinggi yang
berlanjut ke penyakit jantung koroner. (Manuaba, 1999)
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan
meningkatkan faktor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Khususnya

32
mengenai sklerosis primer koroner dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali
lebih sering setelah kadar estrogen menurun.

2. Masalah urogenital

- Ketidakmampuan mengendalikan buang air kecil (inkontinensia)

- Infeksi saluran kemih

3. Osteoporosis

Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang


berfungsi membentuk tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast merusak
tulang meningkat. Akibat tulang tua diserap dan dirusak osteoclast tetapi
tidak dibentuk tulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi
osteoporosis.

5. Dimensia

Wanita pascamenopause biasanya kemampuan berfikir dan


ingatnnya menurun hal ini merupakan pengaruh dari menurunnya hormon
estrogen, dimana hormon estrogen ini dapat mempengaruhi kerja dari
degenerasi sel – sel saraf dan sel – sel otak. ( Manuaba, 1999)

Kebutuhan Segera : Memberikan informasi kepada klien tentang keadaanya


dan dukungan serta memberitahukan kepada klien untuk memeriksakan ke dokter
supaya mendapatkan penanganan selanjutnya.

D. Penatalaksanaan :
1. Berikan KIE tentang nutrisi atau makanan yang kaya akan serat
R: Makanan berserat tinggi dibutuhkan untuk mencegah konstipasi
2. Berikan KIE untuk konsumsi vitamin tinggi kalsium
R: Konsumsi vitamin tinggi kalsium dapat mengurangi resiko terjadinya
osteoporosis
3. Berikan KIE untuk olahraga secara teratur

33
R: Olahraga yang teratur akan mengurangi jumlah deposit lemak
4. Berikan KIE untuk menghindari rokok dan minuman beralkohol dan obat-
obatan
R: Merokok, alkohol, dan obat-obatan bersifat pro-inflamasi dan dapat
merusak jaringan yang sehat
5. Berikan KIE untuk menghindari stres
R : Stres dapat merusak sistem pertahanan tubuh
6. Berikan KIE untuk tidur yang cukup
R: Tidur yang cukup akan sangat bermanfaat untuk mencegah inflamasi
yang kronik

E. Evaluasi :

S : Ibu memahami semua penjelasan yang diberikan petugas kesehatan

O : Ibu dapat mengulangi semua penjelasan yang diberikan petugas


kesehatan

A : Ny. S usia 55 tahun P1001 dengan klimakterium

P : Menyetujui untuk memeriksakan keadaannya ke dokter spesialis

34
DAFTAR PUSTAKA

Ilmu Kandungan, Sarwono:2011


Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Bobak,dkk.2008
Buku Saku obstetric dan ginekologi. Benson, Ralp C
Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Benson, C Raplh. 2008
buku ajar keperawatan maternitas,bobak dkk,2004

35

Anda mungkin juga menyukai