DOSEN PEMBIMBING
OLEH :
NIM : P07224219028
KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2020
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada saat ini kadar estrogen telah mencapai nilai yang rendah yang
sesuai dengan keadaaan senium, dan gejala-gejala neurovegetatif telah
terhenti. Dengan demikian, lamanya klimakterium lebih kurang 13 tahun.
Mengenai dasarnya klimakterium dapat dikatakan, bahwa jikalau pubertas
disebabkan oleh mulainya sintesis hormon gonadotropin oleh hipofisis,
klimakterium disebabkan oleh kurang bereaksinya ovarium terhadap
rangsangan hormon itu.
Hal ini disebabkan oleh karena ovarium menjadi tua; boleh dianggap
bahwa ovarium menjadi lebih dahulu tua daripada alat-alat tubuh lainnya.
Proses menjadi tua sudah mulai pada umur 40 tahun. Jumlah folikel pada
ovarium waktu lahir ± 750.000 buah; pada waktu menopause tinggal
beberapa ribu buah. Tambahan pula folikel yang tersisa ini rupanya juga
lebih resisten terhadap rangsangan gonadotropin. Dengan demikian, siklus
ovarium yang lambat laun terhenti. Berlawanan dengan kepercayaan di masa
lalu, ternyata kadar estradiol tidak turun secara bertahap pada tahun-tahun
sebelum menopause, tetapi tetap berada pada kisaran normal, meskipun
2
sedikit meningkat hingga sekitar 1 tahun sebelum pertumbuhan dan
perkembangan folikel berhenti.
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
1. Dapat mengerti masa klimakterium.
2. Dapat mengenal gangguan atau masalah pada masa klimaterium.
3. Dapat mengerti penanganan masalah pada masa klimakterium.
B. Tujuan Khusus
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah mahasiswa dapat memahami
konsep dasar asuhan manajemen pada wanita dimasa klimakterium.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Klimakterium (Bahasa Yunani: Tangga) merupakan masa peralihan
antara masa reproduksi dan masa senium (Ilmu Kandungan Sarwono
Prawirohardjo, 2005)
Klimakterium adalah suatu istilah yang lebih tua, lebih umum, tetapi
kurang akurat, yang menunjukan suatu masa di mana seorang perempuan
lewat dari masa reproduksi ke transisi menopause hingga tahun-tahun
pascamenopause, terjadi pada umur rata-rata 45-65 tahun. (Ilmu Kandungan
Sarwono Prawirohardjo, 2011)
4
Pramenopause adalah bagian dari klimaktorium sebelum terjadi
menopause-masa ketika siklus menstruasi cenderung menjadi tidak teratur dan
selama waktu tersebut wanita mungkin mengalami gejala klimaktorium hot
flash. (Varney, Helen dkk. H:302. 2007)
2.2 Klasifikasi
1. Klimakterium
Klimakterium adalah masa peralihan antara masa reproduksi dan
masa senium. Masa ini juga dikenal dengan masa pra menopause (sebelum
berhenti haid) yaitu 4 sampai 5 tahun sebelum menopause yang ditandai
dengan timbulnya keluhan-keluhan pada siklus haid yang tidak teratur,
5
dengan peredaran haid yang memanjang dan relatif lebih banyak. Masa ini
dimulai pada usia 40 tahun. Pada masa klimakterium terdapat penurunan
produksi hormon estrogen dan kenaikan hormon gonadotropin, kadar
hormon ini akan terus tetap tinggi sampai kira-kira 15 tahun setelah
menopause dan kemudian akan mulai turun. Pada permulaan klimakterium
kesuburan akan menurun.
2. Masa Perimenopause (Saat Berhentinya Haid)
Masa perimenopause yaitu masa menjelang dan setelah menopause
sampai usia 48 tahun. Biasanya keluhan yang timbul misalnya rasa panas
yang membakar pada wajah yang sering timbul pada malam hari,
kekeringan pada vagina, atau tanda perubahan lainnya.
3. Masa Menopause
Masa menopause yaitu jika tidak ada lagi menstruasi atau saat haid
terakhir, dan apabila sesudah menopause disebut pasca menopause, bila
telah terjadi menopause 12 bulan sampai menuju ke senium. Menopause
terjadi pada usia 49 – 51 tahun. Diagnosa menopause ditegakkan jika
berhentinya menstruasi sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya
menstruasi dapat didahului terjadinya siklus menstruasi yang lebih
panjang, dan peredaran yang berkurang. Umur untuk terjadinya masa
menopause dipengaruhi oleh keturunan , kesehatan umum, dan pola
kehidupan.
4. Masa Senium
Masa senium adalah masa setelah menopause yaitu ketika
seseorang wanita telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya,
sehingga tidak mengalami gangguan fisik. Masa ini biasanya berlangsung
kurang lebih 3-5 tahun setelah menopause antara usia 65 tahun. Pada masa
ini juga telah tercapai suatu keadaan keseimbangan hormonal yang baru,
sehingga tidak adalagi gangguan vegetatif maupun fsikis. Pada masa
senium yang lebih mencolok adalah penurunan fungsi alat-alat tubuh dan
kemampuan fisik karena adanya proses menjadi tua, dalam hal ini akan
terjadi atropi alat-alat genitalia yaitu ovarium mengecil dari 10 sampai 12
gram pada wanita usia reproduksi sehat, menjadi 4 gram. Ada beberapa
wanita mengalami berbagai gejala yang terjadi karena keseimbangan
hormon dalam tubuh. Bagian- bagian tubuh mulai semakin tua dan terlihat
jelas, akan tetapi sebaiknya wanita tersebut tetap aktif baik secara fisik,
mental dan seksual seperti sebelum menopause. Setiap wanita akan
mengalami masa menopause pada usia yang berbeda, yang umumnya akan
terjadi sekitar usia 45 samapi 55 tahun beberapa kasus jarang terjadi,
menopause berlangsung paling muda yaitu 30 tahun, dan paling tua pada
6
usia 58 tahun. Pada umumnya jika menopause terjadi sebelum usia 45
tahun dapat dikategorikan sebagi menopause dini.
2.3 Etiologi
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi
berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis
pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis
steroid seks, penurunan sekresi estrogen, gangguan umpan balik pada
hipofise.
• rasa kedinginan
• sakit kepala
7
• desing dalam telinga
• berdebar-debar
• susah bernafas
• jari-jari atrofi
2. Gangguan psikis :
• mudah tersinggung
• depresi
• lekas lelah
• kurang bersemangat
3. Gangguan organik :
• infark miokard (gangguan sirkulasi)
• atero-sklerosis (hiperkolesterolemia)
• osteoporosis
8
yang jumlah anaknya sedikit, karena sel telurnya akan disimpan selama
masa kehamilan.
2. Kadar hormon estrogen
3. Kebiasaan/ pola hidup (olahraga, kopi, alkohol, perokok)
4. Tingkat pendidikan dan status ekonomi
5. Pengangkatan kedua ovarium.
2.7 Patofisiologi
Klimakterium dimulai kira-kira 4-5 tahun sebelum menopause
berdasarkan keadaan endokrinologik (estrogen turun dan kadar hormon
gonadotropin naik) dan jika ada gejala-gejala klinis.Bila pubertas disebabkan
oleh mulainya sintesis hormon gonadotropin oleh hipofisis, klimakterium
disebabkan oleh kurang bereaksinya ovarium terhadap rangsangan hormon
itu.
Hal ini disebabkan karena ovarian menjadi tua sehingga dapat dikatakan
ovarium lebih cepat tua daripada organ tubuh lainnya.Proses menjadi tua
sudah dimulai pada umur 40 tahun. Jumlah folikel pada ovarium waktu lahir
kurang lebih 750.000 buah dan pada saat menopause tinggal beberaoa ribu
buah. Tambahan pula folikel yang tersisa ini rupanya juga lebih resisten
terhadap rangsangan gonadotropin. Dengan demikiian, siklus ovarian yang
terdiri atas pertumbuhan folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus luteum
lambat laun akan terhenti. Pada wanita di atas 40 tahun siklus haid untuk 25%
tidak disertai ovulasi, jadi bersifat anovulatorik.
Pada klimakterium terdapat penurunan produksi estrogen dan kenaikan
hormon gonadotropin. Kadar hormon akhir ini terus tetap tinggi sampai kira-
kira setelah menopause, kemudian mulai menurun. Tinggi kadar hormon
9
gonadotropin disebabkan oleh kurangnya produksi estrogen sehingga native
feedback gonadotropin berkurang
Penurunan fungsi ovarium untuk menjawab rangsangan gonadtropin ,
sehinggaterganggunya interaksi antara hipotalamus-hipofise. Pertama terjadi
kegagalan fungsiluteum. Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium
menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus
Keadaan Meningkatkan produksi FSH dan LH . Dari kedua gonadtropin itu
ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH.
2.8 Penanganan
1. Penanganan Menopause Secara Mandiri
Menopause tidak membutuhkan penanganan khusus. Penanganan yang
dilakukan hanya bertujuan untuk meredakan gejala, yaitu dengan:
10
b. Terapi kombinasi (estrogen dan progesteron)
Terapi ini diberikan pada wanita yang mengalami menopause secara
alami.
c. Obat antidepresan
Obat ini diberikan untuk mengatasi gejala hot flashes dan ganguan
suasana hati, bila pil estrogen tidak dapat diberikan karena alasan
kesehatan.
d. Gabapentin
Obat kejang ini diberikan untuk mengatasi keringat yang muncul pada
malam hari.
e. Clonidine
Obat untuk hipertensi ini diberikan untuk meredakan gejala hot
flashes.
f. Antibiotik
Antibiotik diberikan bila terjadi infeksi berulang pada saluran kemih.
g. Minoxidil
Produk perawatan rambut yang mengandung minoxidil dapat diberikan
untuk mengatasi rambut rontok.
h. Obat tidur
Obat tidur diiberikan untuk mengatasi sulit tidur, dan harus dikonsumsi
di bawah pengawasan dokter.
2.9 Komplikasi
1. Penyakit Jantung Koroner
Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah
meliputi : kulit terasa kering, keriput dan longgar dari ototnya oleh karena
turunnya sirkulasi menuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah,
terjadi perubahan sirkulasi pada wajah yang dapat melebar ke tengkuk (hot
flushes), mudah berdebar – debar terjadi tekanan darah tinggi yang
berlanjut ke penyakit jantung koroner. (Manuaba, 1999)
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan
meningkatkan faktor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Khususnya
mengenai sklerosis primer koroner dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali
lebih sering setelah kadar estrogen menurun.
2. Masalah urogenital
11
3. Osteoporosis
4. Dimensia
12
4. Biopsi endometrium : tepat untuk menyingkirkan dugaan hyperplasia
dan kanker endometrium pada wanita pascamenopause yang
mengalami perdarahan uterus setelah lebih dari setahun mengalami
amenorea.
5. Ultrasonografi transvagina digunakan untuk mengevaluasi massa
panggul dan perdarahan tidak terjadwal untuk menyingkirkan dugaan
patologi endometrium.
6. DXA atau Dual energy X-ray Absorptiometry berguna jika wanita
belum memutuskan rencana teraupetik mana yang harus diikuti
contohnya terapi sulih hormone, biofosfonat, olahraga atau suplemen
kalsium.
2.11 Pencegahan Terhadap Sindrom Klimakterium
Menurut DepKes RI :
a. Pemeriksaan alat kelamin
Pemeriksaan alat kelamin wwanita bagian luar, liang Rahim dan leher
rahm untuk melihat kelainan yang mungkin ada misalnya lecet, keputihan,
pertumbuhan abnormal seperti benjolam atau tanda radang.
b. Pap Smear
Pemeriksaan ini dapat dilakukan setahun sekali untuk melihat adanya
tanda radang dan deteksi awal bagi kemungkinan adanya kanker pada
saluran reproduksi. Dengan demikian pengobatan terhadap adanya
kelainan dapat segera dilakukan
c. Perabaan payudara
Ketidakseimbangan hormone yang terjadi akibat penurunan kadar
hormone estrogen, dapat menimbulkan pembesaran atau tumor payudara.
Hal ini juga dapat terjadi pada pemberian hormone pengganti untuk
mengatasi masalah kesehatan akibat menopause. Perabaan payudara
sendiri dapat dilakukan secara teratur untuk menemukan tumor payudara
sedini mungkin.
13
d. Penggunaan bahan makanan yang mengandung unsur fito estrogen
Hormon estrogen yang kadarnya menurun pada menopause dapat diganti
dengan memakan dalam jumlah cukup makanan yang mengandung unsur
fito estrogen seperti kedelai, tempe, tahu, kecap, pepaya, dan semangka.
14
2.2 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan
Klimakterium Patologis
I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :
Waktu Pengkajian :
Nama Pengkaji :
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama :
15
(Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Bobak,dkk.
2008).
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :
16
obstetric dan ginekologi. Benson,
Ralp C)
Penyakit Darah : Gangguan pembentukan darah
(reproduksi wanita. dr. Ida Bagus)
17
Keperawatan Maternitas
Bobak,dkk. 2008).
6. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
18
karna penutup tempat tidur dan
linen menjadi basah dan banyak
wanita mengeluh tidak dapat tidur
lagi akibat keringan malam (buku
ajar keperawatan maternitas,bobak
dkk,2004)
Sukar tidur dan cepat bangun
(reproduksi wanita. Dr. Ida bagus)
19
Seksualitas Wanita yang berhubungan seksual
secara teratur lebih kecil
kemungkinan mengalami
dispareunia (Dasar-dasar Obstetri
dan Ginekologi,Llewellyn:2002)
Masih dapat menikmati kehidupan
seksual yang aktif tetapi memiliki
sedikit minat atau tidak sama sekali
terhadap aktifitas seksual (Buku
Saku obstetric dan ginekologi.
Benson, Ralp C)
Keinginan seks menurun dan sulit
di rangsang dan menerima
rangsangan (reproduksi wanita.
Dr. Ida bagus)
20
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital : TD >120/80 mmhg
tekanan darah tinggi yang berlanjut ke
jantung koroner (reproduksi wanita. Dr. Ida bagus)
T : <36,5o C
Suhu tubuh menurun <36,5o C (Buku Saku obstetric
dan ginekologi. Benson, Ralp C)
RR : < 20 x/menit
Kemampuan bernafas maksimum menurun
(Klimakterum dan permasalahannya)
N : <100 x/ menit
Kapasitas vital dan kemampuan darah mengikat
oksigen menurun (Klimakterum dan
permasalahannya)
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Kepala : Folikel rambut mengecil dan jumlahnya
berkurang, rambut menipis, rambut rontok
sampai mengalami kebotakan (reproduksi
wanita. Dr. Ida bagus)
21
Mata : Tampak kabur (reproduksi wanita. Dr. Ida
bagus)
Telinga :
Hidung :
22
Tangan dan kaki sudah mulai lemah untuk
memegang dan mengambil barang dan
sering tremor (reproduksi wanita. Dr. Ida
bagus)
Palpasi :
Kepala : Rambut dikepala teraba jarang
23
Ekstremitas : Elastisitas berkurang sehingga terjadi
pengeriputan (Buku Saku obstetric dan
ginekologi Benson, Ralp C)
Auskultasi
Telinga : Fungsi saraf pendengaran berkurang
(reproduksi wanita. Dr. Ida bagus)
Perkusi
Dada : Sonor
Abdomen : Timpani
3. Pemeriksaan Penunjang :
a. Uji penapisan rutin, pemeriksaan awal atau tahunan
1. Urinalisis/dipstick urine
2. Pap Smear dengan indikasi maturasi
3. Mamografi : setiap 1 dan 2 tahun diusia antara 40
dan 49 tahun, setiap tahun dari usia 50 tahun
4. Feses untuk melihat adanya darah samar
24
5. Kolestrol plasma puasa, trigiserida, dan profil
lemak setiap 3 sampai 5 tahun jika normal
6. TSH Terapi Sulih Hormon pada usia 45 tahun dan
selanjutnya setiap tahun.
b. Uji lain atau menggunakan variasi bersadarkan profil klinis dan faktor
resiko individu :
7. Gonadotropin hipofisis digunakan untuk
menentukan status menopause
8. Estrogen digunakan untuk mengevaluasi status
menopause dan efek terapi hormone pada kadar
estradiol sirkulasi.
9. Uji fungsi hati dilakukan sebelum meresepkan
terapi hormone jika penyakit hati ada atau diduga
misalnya karena alkoholisme.
10. Biopsi endometrium : tepat untuk menyingkirkan
dugaan hyperplasia dan kanker endometrium pada
wanita pascamenopause yang mengalami
perdarahan uterus setelah lebih dari setahun
mengalami amenorea.
11. Ultrasonografi transvagina digunakan untuk
mengevaluasi massa panggul dan perdarahan tidak
terjadwal untuk menyingkirkan dugaan patologi
endometrium.
12. DXA atau Dual energy X-ray Absorptiometry
berguna jika wanita belum memutuskan rencana
teraupetik mana yang harus diikuti contohnya terapi
sulih hormone, biofosfonat, olahraga atau suplemen
kalsium.
25
Diagnosis : PAPAH dengan Klimakterium
Masalah : Kebanyakan wanita mengalami gejala ringan sampai
moderat jarang memerlukan perhatian medis dan beberapa wanita
mengalami gejala yang berat. (Bobak, dkk. 2008).
V. INTERVENSI
1. Berikan KIE tentang nutrisi atau makanan yang kaya akan
serat
R: Makanan berserat tinggi dibutuhkan untuk mencegah
konstipasi
26
R: Konsumsi vitamin tinggi kalsium dapat mengurangi
resiko terjadinya osteoporosis
VI. IMPLEMENTASI
Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa ibu
mengalami klimakterium.
1. Memberikan dukungan kepada ibu untuk mengurangi rasa
cemas yang dirasakan ibu dan keluarga.
2. Memberikan KIE tentang :
a. Menghindari rokok dan minuman beralkohol dan
obat-obatan seperti merokok, alkohol, dan obat-
27
obatan bersifat pro-inflamasi yang dapat merusak
jaringan sehat.
b. Mengonsumsi vitamin tinggi kalsium dapat
mengurangi resiko terjadinya osteoporosis
c. Berolahraga yang teratur akan mengurangi jumlah
deposit lemak
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
28
BAB III
TINJAUAN KASUS
A.Data Subyektif
1. Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 55 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Mulawarman
1. Keluhan Utama
ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaanya, karna sering mengeluh
mudah lelah, susah tidur, berkeringat berlebihan, kepala pusing, dan
ganguan haid.
29
2. Riwayat Kesehatan Klien
Ibu mengatakan memiliki riwayat hipertensi, dan tidak memiliki penyakit
diabetes, hepatitis, jantung, ginjal, asma.
3. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan sudah tidak mendapat menstruasi lagi
4. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Biasa makan 2- 3 dengan 1 piring
nasi, beserta sayur, lauk. Minum air
putih 6-7 gelas perhari
Eliminasi BAK : 3-4 kali perhari dan BAB :
jarang kadang 1x per hari
Istirahat Siang : 1-2 jam , malam 7- 8 jam
Aktivitas Mengurus rumah
Personal Hygine Mandi 2x perhari, ganti baju setelah
mandi, dan gosok gigi mencuci
rambut setiap kali mandi
Kebiasaan Mengurus rumah, membersihkan
halaman
Seksualitas Tidak ada
30
5. Riwayat Psikososiokultural Spiritual :
Ibu mengatakan saat ini usia 55 tahun, lama menikah 32 tahun, didalam
keluarga hubungan harmonis, tidak ada adat istiadat atau kebudayaan yang
menggangu kesehatan dalam keluarga. Ibu beserta suami juga rajin dalam
beribadah menjalankan sholat 5 waktu.
B.Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital : TD : 140/90 mmhg
T : 36,5o C
RR : 20 x/menit
N : 98 x/ menit
1. Pemeriksaan fisik
Kepala : berkurang, rambut menipis, rambut rontok
dan sebagian rambut beruban.
Wajah : simetris, tidak pucat.
Kulit : tampak mengeriput.
Mata : Simetris, penglihatan kabur, tidak ada
pembengkakan didaerah palpebra.
Telinga : tampak bersih
Hidung : tampak bersih
31
Mulut : Simetris, kebersihan mulut baik, tidak ada
sariawan, bibir lembab
Leher : tidak ada pembengkakan pada kelenjar
tiroid, limfe dan vena jugularis
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
suara nafas vesikuler, payudara menyusut
Abdomen : simetris, tidak ada benjolan atau nyeri
tekan, bising usus 8x satu menit
Ekstremitas : Simetris, tidak ada oedem, tidak ada nyeri
tekan, cavilari reffil kembali < 2 detik
2. Pemeriksaan Khusus
Tidak dilakukan
C. Analisis :
Diagnosis : Ny. S usia 55 tahun P1001 dengan klimakterium
Masalah : lelah, susah tidur, berkeringat berlebihan, kepala pusing, dan
ganguan haid.
Diagnosis Potensial :
1. Penyakit Jantung Koroner
Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah
meliputi : kulit terasa kering, keriput dan longgar dari ototnya oleh karena
turunnya sirkulasi menuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah,
terjadi perubahan sirkulasi pada wajah yang dapat melebar ke tengkuk (hot
flushes), mudah berdebar – debar terjadi tekanan darah tinggi yang
berlanjut ke penyakit jantung koroner. (Manuaba, 1999)
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan
meningkatkan faktor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Khususnya
32
mengenai sklerosis primer koroner dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali
lebih sering setelah kadar estrogen menurun.
2. Masalah urogenital
3. Osteoporosis
5. Dimensia
D. Penatalaksanaan :
1. Berikan KIE tentang nutrisi atau makanan yang kaya akan serat
R: Makanan berserat tinggi dibutuhkan untuk mencegah konstipasi
2. Berikan KIE untuk konsumsi vitamin tinggi kalsium
R: Konsumsi vitamin tinggi kalsium dapat mengurangi resiko terjadinya
osteoporosis
3. Berikan KIE untuk olahraga secara teratur
33
R: Olahraga yang teratur akan mengurangi jumlah deposit lemak
4. Berikan KIE untuk menghindari rokok dan minuman beralkohol dan obat-
obatan
R: Merokok, alkohol, dan obat-obatan bersifat pro-inflamasi dan dapat
merusak jaringan yang sehat
5. Berikan KIE untuk menghindari stres
R : Stres dapat merusak sistem pertahanan tubuh
6. Berikan KIE untuk tidur yang cukup
R: Tidur yang cukup akan sangat bermanfaat untuk mencegah inflamasi
yang kronik
E. Evaluasi :
34
DAFTAR PUSTAKA
35