Anda di halaman 1dari 3

MAKANAN

Ilmuwan biologi sepakat bahwa tingkat organisasi kehidupan paling kecil


adalah molekul. Molekul organik ini jika bersatu padu akan membentuk objek
yang lebih besar, seperti sebuah ekosistem, bioma, ataupun biosfer. Kalimat
tersebut tidak asing bukan? Ya, disini penulis hanya mencoba mengawali
dengan mencuplik kalimat yang kerap kali disampaikan oleh guru-guru biologi
di sekolah – sekolah saat SD hingga SMA. Lalu, dimana tempatnya manusia
dalam tingkatan objek organisasi kehidupan. Manusia berada dalam tingkatan
individu. Dimana Individu ini memiliki sifat bisa bereproduksi, bernapas,
bergerak, dan melakukan aktivitas lain.
Untuk melakukan ativifitas layaknya makhluk hidup, manusia
membutuhkan energi. Dari sudut pandang ilmu science, energi pada manusia
berasal dari apa yang kita makan sehari – hari dan oksigen yang kita hirup.
Oksigen akan masuk melalui hidung memenuhi paru-paru dan disalurkan ke
bagian tubuh yang membutuhkan. Makanan setelah melewati proses yang
panjang pada sistem pencernan, akan diserap oleh usus halus dan masuklah
dalam pabrik yang bernama ”sel”. Bahan baku pabrik ini berupa karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral serta masih banyak molekul lain.
Mari keluar dari pembahasan mengenai pembentukan energi dalam
tubuh manusia. Karena bahasan ini suatu hal rumit pastinya-karena tidak bisa
dicapai dengan indra kita secara langsung. Kalau begitu, mari kita sedikit demi
sedikit melangkah menuju objek yang tampak oleh mata namun tidak keluar
dari bahasan mengenai sumber energi dalam manusia. Yaitu mengenai apa
yang kita makan.
Untuk membahas lebih lanjut mengenai pangan atau makanan ini, mari
kita mengetahui definisi makanan itu sendiri. Secara umum makanan adalah
sesuatu yang kita makan, titik. Akan tetapi lebih kompleksnya dalam UU RI NO.
18 Tahun 2012 tentang Pangan, pangan adalah segala sesuatu yang berasal
dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,
peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,
termasuk Bahan Tambahan Pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya
yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan
makanan atau minuman.
Kenapa manusia butuh makan, ya karena merasa lapar. Biyung kita pun
tau, bahwa makanan yang paling enak adalah makanan yang kita makan saat
lapar. Dan lauk yang paling enak saat makan adalah rasa lapar. Lalu apa itu
sebenarnya lapar? Lapar ini merupakan bentuk respon tubuh kita karena
pabrik “Sel” kehabisan bahan baku untuk diproduksi. Sedangkan konsumen
telah berjam – jam menunggu untuk dikirimkan produk yang bernama ATP.
Ketika lapar respon tercepat tubuh kita adalah segera mencari sesuatu yang
dapat dimasukkan dalam mulut.
Namun sebelum memasukkan suatu barang ke dalam mulut kita. Mari
kita sadari bersama, dalam manajemen food chain, manusia memiliki posisi
sebagai konsumen bukan produsen pangan. Benarlah jika apa yang dimakan
manusia saat ini bergantung dengan spesies lain seperti tumbuhan ataupun
hewan. Maka, kenyataan ini mari kita sikapi dengan baik. Seperti tidak berlaku
semena-mena dan menyayangi hewan dan tumbuhan disekitar kita. Karena
tanpanya kita akan dihadapkan dengan keadaan krisis pangan, bukankan hal ini
cukup mengerikan?
Berbicara mengenai rantai makanan atau food chain maka sebelum kita
gegabah memasukkan makanan dalam perut, kita berpikir keterlibatan
berbagai entitas didalamnya. Entitas entitas tersebut akan berhubungan
sehingga terbentuk hubungan yang harmoni. Tentunya ada beberapa hal yang
perlu kita perhatikan mengenai hubungan Antara entitas ini dalam menyantap
makanan.
Pertama, hubungan manusia dengan manusia, hablum minannas, Allah
meniupkan ruh pada materi manusia. Sehingga manusia bisa berpikir dan
berhubungan social dengan makhluk lain-manusia. Kaitannya dengan pangan,
agaknya pangan ini harus memenuhi kebutuhan pada tingkat populasi, tidak
pada tingkat individu. Richard Dawkins dalam bukunya Selfish Gene, manusia
sejatinya adalah mesin “gen” yang egois, akan tapi demi menyelamatkan gen
yang berada di mesin lain maka gen akan bersikap altruis. Altruis adalah
Beberapa hal pun baiknya kita perhatikan dan kita wanti-wanti.
Sebelum secara gegabah kita mamasukkan barang ke dalam mulut. Agaknya
terlalu sombong jika tidak memikirkan bagaimana asal muasal makanan ini bisa
sampai dalam perut. Sebelum makanan sampai di tempat konsumen,
sebelumnya dapat berupa bahan baku yang didapatkan diladang, dilaut,
dikebun bahkan dikandang-kandnag ayam. Terlepas bagaimana hubungan
Di dalam pembentukan makanan ini tentunya banyak keterkaitan hubungan
hubungan, dimana hubungan ini baiknya kita jaga dengan baik.
Pertama adalah, hubungan manusia dengan m
1. Makanan harus memiliki sumber energy
2. Makanan harus mencukupi populasi
3.

Anda mungkin juga menyukai