Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Instansi pemerintah merupakan satuan kerja atau satuan organisasi
kementrian atau departemen, lembaga pemerintah non departemen, kesekretariat
lembaga tinggi Negara, dan instasi pemerintah lainnya, baik pusat maupun daerah.
Kegiatan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah merupakan
pelaksanaan amanat UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
dengan memperhatikan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
serta UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional. Dalam menyusun RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah), acuan
utama yang digunakan adalah arah dan program pembangunan daerah seperti
yang dijabarkan dalam dokumen RPJM (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah) Daerah yang selanjutnya disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik
permasalahan daerah setempat serta berbagai program prioritas pembangunan.
Disamping itu, RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) dalam penyusunannya
juga mengacu pada dokumen Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah (RENJA
SKPD) serta diselaraskan dengan dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Propinsi/Nasional. Peningkatan kinerja birokrasi pemerintah secara langsung
berkaitan dengan sumber daya aparatur sebagai pelaksana birokrasi. Penyusunan
pedoman pelaksanaan manajemen kepegawaian, pengawasan dan pengendalian
kepegawaian, serta pembangunan pegawaian. Dimulai dari peningkatan fungsi
utama pemerintah, kelembagaan yang efektif dan effisien dengan tata laksana
yang jelas dan transparan, dilaksanakan oleh sumber daya aparatur yang
profesional serta berakuntabilitas kepada mitra kerja (stakeholders). Upaya
reformasi aparatur dapat ditempuh dengan peningkatan kompetensi dan
pembinaan kepegawaian agar terwujud profesionalitas PNS secara maksimal.

1
2

World Bank dalam (Kurniawan, 2005), mendefinisikan good governance


sebagai penyelenggaraan pemerintah Negara yang solid dan bertanggung jawab,
serta efisien dengan efektif dengan menjaga “kesinergisan” interaksi yang
konstruktif diantara domain-domain Negara, sektor swasta dan masyarakat
(society).
Mardiasmo dalam Sari (2013) menyatakan bahwa terdapat 3 (tiga)
mekanisme yang dapat dilaksanakan daerah agar lebih responsif, transparan,dan
akuntabel serta selanjutnya dapat mewujudkan good governance yaitu: (1)
mendengarkan suara atau aspirasi masyarakat serta membangun kerjasama
pemberdayaan masyarakat, (2) memperbaiki internal rules dan mekanisme
pengendalian, dan (3) membangun iklim kompetisi dalam memberikan layanan
terhadap masyarakat serta merketisasi layanan. Ketiga mekanime tersebut saling
berkaitan dan saling menunjang untuk memperoleh efektivitas pengolahan
pemerintah daerah.
Kepemerintahan yang baik setidaknya ditandai dengan tiga elemennya
yaitu: Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas. Transparansi dibangun atas
dasar kebebasan memperoleh informasi. Partisipasi maksudnya mengikut sertakan
keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan
aspirasinya. Sedangkan akuntabilitas adalah pertanggungjawaban kepada publik
atas setiap aktivitas yang dilakukan.
Dalam rangka mewujudkan good governance diperlukan perubahan
paradigma pemerintahan yang mendasar dari sistem lama yang serba sentralistis,
dimana pemerintah pusat sangat kuat dalam menentukan kebijakan. Paradigma
baru tersebut menuntut suatu sistem yang mampu mengurangi ketergantungan dan
bahkan menghilangkan ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah
pusat, serta bisa memberdayakan daerah agar mampu berkompetisi baik secara
regional, nasional maupun internasional. Menanggapi paradigma baru tersebut
maka pemerintah memberikan otonomi kepada daerah seluas-luasnya yang
bertujuan untuk memungkinkan daerah mengurus dan mengatur rumah tangganya
3

sendiri agar berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan serta dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memberikan
otonomi seluas-luasnya dan secara proporsional kepada daerah yang diwujudkan
dengan adanya pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional
yang berkeadilan serta adanya perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.
Berlakunya Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah, dimana setiap daerah diberikan kewenangan yang luas untuk
menyelenggarakan pengelolaan keuangannya secara mandiri. Hal ini tentu saja
menjadikan daerah provinsi, kabupaten, menjadi entitas-entitas otonomi yang
harus melakukan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangannya sendiri.
Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang harus digunakan untuk menyusun
suatu laporan keuangan yang baik dan dapat dijadikan sebagai landasan untuk
pengambilan keputusan yang diharapkan dapat menjadi landasan serta untuk
diterapkan dalam Lingkungan Pemerintah, yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah dan Satuan Organisasi Dilingkungan Pemerintah Pusat atau Daerah yang
wajib menyajikan laporan keuangan agar lebih terciptanya akuntabilitas dan
transparansi dari pengelolaan keuangan tersebut.
Peraturan ini menjadi pedoman yang harus ditaati oleh setiap Daerah
otonomi Kabupaten atau Kota maupun Provinsi dalam menyajikan Laporan
Keuangan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerahnya. Dalam hal ini Kabupaten
Kapuas Hulu sebagai pengguna anggaran juga wajib membuat laporan keuangan
sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kewenangan yang dilaksanakannya
sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Transmigrasi Kabupaten Kapuas
Hulu dibentuk sebagai hasil Perubahan Nomenklatur Organisasi Pemerintah
Daerah yang dirubah namanya. Sebelum dilakukannya perubahan, nama Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan
Sosial yang dibentuk melalui Peraturan Bupati Kapuas Hulu Nomor 25 Tahun
2008 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja
4

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Kapuas Hulu. Kemudian
Tahun 2016 dilakukan perubahan nama SKPD melalui peraturan Bupati Kapuas
Hulu Nomor 58 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi serta Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Transmigrasi
Kabupaten Kapuas Hulu.
Salah satu upaya agar visi dan misi satuan kerja perangkat daerah tercapai,
perlu adanya penyusunan rencana strategis perlu diimbangi dengan perencanaan
matang dari organisasi dapat merumuskan strategis untuk kedepannya, agar tujuan
organisasi dapat berhasilkan sesuai target kinerja yang diharapkan. Selain itu juga,
proses penyusunan rencana strategis ini harus mengacu juga terhadap visi dan
misi bupati terpilih, sehingga proses penyusunan rencana strategis SKPD harus
melihat apa yang menjadi tujuan pemerintahan bupati terpilih dimaksud.
Berdasarkan perubahan nama organisasi yang baru, maka Dinas tenaga
kerja, perindustrian dan transmigrasi juga merubah perencanaan-perencanaan
program dan kegiatan agar adanya sikronisasi antara organisasi satu dengan
lainnya. Rumusan strategis mencakup perencanaan program lima tahun ke depan
yaitu dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2021. Rumusan visi, misi, tujuan dan
sasaran juga telah disesuaikan dengan perubahan nama organisasi berikut dengan
program dan kegiatan.
Standar akuntansi pemerintah menyajikan laporan keuangan dengan
menggunakan Sistem Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) untuk menyusun laporan pencapaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja
SKPD, dalam penyusunan laporan keuangan semesteran, penyusunan laporan
keuangan akhir tahun, penyusunan Renja SKPD. Rencana target 100% realisasi
tingkat pencapaian target 97,76. Pagu Anggaran sebesar Rp. 338.858.300,00
realisasi belanja sebesar Rp.338.515.000 tujuan umum dalam rangka
meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar
periode maupun antar entitas. Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah
laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian
besar penggunaan laporan keuangan.
5

Secara Umum, penelitian tentang Sistem Akuntansi yang ada di SKPD


Kabupaten Kapuas Hulu bertujuan untuk mendeskripsikan dan melihat pencatatan
dan pelaporan keuangan dari sistem akuntansi yang secara Akrual pada
Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dengan melihat sejauh mana sistem
akuntansi berbasis akrual. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti dan
gambaran yang lebih nyata mengenai pencatatan dan pelaporan keuangan sistem
akuntansi akrual pada Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu.
Penelitian tentang sistem pelaporan pernah dilakukan oleh Hafsah dan
Diana (2013), Rantung (2013), Noviana (2010), Riyanti (2011) Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa belum sepenuhnya melakukan proses pencatatan akuntansinya
sesuai dengan PP No. 24 Tahun 2005 dan Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan, karena tidak disajikannya Laporan Pencatatan
Keuangan dan arus kas. Pajouw (2015) Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah
melakukan proses pencatatan akuntansi, serta pelaporannya telah sesuai dengan PP No.
71 Tahun 2010.
Penelitian ini merupakan replikasi dari Mulya (2014) hal yang
membedakan dengan penelitian sebelumnya adalah lokasi dari objek
Penelitiannya, jangka waktu laporan keuangannya, dimana penelitian ini akan
dilakukan. Berdasarkan uraian penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya,
peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian kembali tentang “Analisis sistem
Akuntansi Terhadap Pencatatan pelaporan keuangan Pada Dinas Tenaga
Kerja, Perindustrian dan Transmigrasi Kabupaten Kapuas Hulu.”
6

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dalam
penelitian ini penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah yaitu sebagai
berikut:
a. Apakah Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Transmigrasi Kabupaten
Kapuas Hulu telah menyusun Laporan Keuangan dengan baik (Sesuai
peraturan pemerintah nomor 71 Tahun 2010?
b. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh Dinas Tenaga Kerja,
Perindustrian dan transmigrasi Kabupaten Kapuas Hulu dalam melaksanakan
Sistem Akuntansi?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini tujuannya adalah untuk membatasi
cakupan penelitian. Penelitian ini difokuskan pada pencatatan dan pelaporan
keuangan terhadap sistem akuntansi yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja,
Perindustrian dan Transmigrasi Kabupaten Kapuas Hulu untuk tahun anggaran
2017.
1.4 Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui apakah Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan
Transmigrasi Kabupaten Kapuas Hulu telah melakukan pencatatan
akuntansi dengan baik Sesuai peraturan pemerintah nomor 71 Tahun
2010.
b. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh Dinas
Tenaga Kerja, Perindustrian dan transmigrasi Kabupaten Kapuas Hulu
dalam melaksanakan Sistem Akuntansi.
7

1.5 Kontribusi Penelitian


A. Kontribusi Teoritis
Adapun hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
a. Bagi penulis sebagai bahan penyusunan Tesis yang merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Tanjungpura, serta untuk menambah
pengetahuan khususnya tentang pencatatan dan pelaporan keuangan
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
b. Bagi Pemerintah Daerah, dapat menjadi bahan pertimbangan dan
persiapan untuk meningkatkan laporan keuangan berbasis akrual secara
penuh.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam hal pencatatan dan pelaporan
keuangan bagi Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Transmigrasi
Kabupaten Kapuas Hulu.

Anda mungkin juga menyukai