Anda di halaman 1dari 8

Antibiotika, Resistensi (191-198) El-Hayah Vol. 1, No.

4 Maret 2011

ANTIBIOTIKA, RESISTENSI, DAN RASIONALITAS TERAPI

Eka Rahayu Utami

Fakultas Saintek, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.


Jalan Gajayana No 50 Malang.

Abstrak

Masalah resistensi bakteri terhadap antibiotika telah menjadi masalah internasional. Saat
ini sedang digalakkan kampanye dan sosialisasi pengobatan secara rasional yang meliputi
pengobatan tepat, dosis tepat, lama penggunaan yang tepat serta biaya yang tepat. Bakteri
menjadi resisten untuk dapat bertahan hidup setelah melalui beberapa proses tertentu.
Banyak hal yang bisa mendukung terjadinya resistensi.Pada akhirnya konsekuensi yang
ditimbulkan sangat merugikan baik dari segi kesehatan, ekonomi maupun kesehatan
masyarakat.Terapi rasional, regulasi pemerintah, juga edukasi masyarakat menjadi
beberapa poin penting dalam stategi penanganan masalah resistensi ini.
Kata Kunci : antibiotika, resistensi, terapi, rasional.

PENDAHULUAN terhadap antibiotika lini kedua dan ketiga.Disisi


Antibiotika, yang pertama kali lain,banyak penyakit infeksi yang merebak
ditemukan oleh Paul Ehlrich pada 1910, sampai karena pengaruh komunitas, baik berupa
saat ini masih menjadi obat andalan dalam epidemi yang berdiri sendiri di masyarakat
penanganan kasus-kasus penyakit infeksi. (independent epidemic) maupun sebagai
Pemakaiannya selama 5 dekade terakhir sumber utama penularan di rumah sakit
mengalami peningkatan yang luar biasa, hal ini (nosocomial infection). Apabila resistensi
tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga terhadap pengobatan terus berlanjut tersebar
menjadi masalah di negara maju seperti luas, dunia yang sangat maju dan canggih ini
Amerika Serikat.The Center for Disease akan kembali ke masa-masa kegelapan
Control and Prevention in USA menyebutkan kedokteran seperti sebelum ditemukannya
terdapat 50 juta peresepan antibiotik yang tidak antibiotika (APUA, 2011).
diperlukan (unnescecery prescribing) dari 150 Hal-hal diatas telah menjadi
juta peresepan setiap tahun (Akalin,2002). permasalahan kesehatan di seluruh
Menurut Menteri Kesehatan Endang Rahayu dunia.Hingga akhirnya pada peringatan Hari
Sedyaningsih, sekitar 92 persen masyarakat di Kesehatan Internasional tahun 2011, WHO
Indonesia tidak menggunakan antibiotika menetapkan tema Antimicrobacterial
secara tepat. Ketika digunakan secara tepat, Resistance and its Global Spread.Sejalan
antibiotik memberikan manfaat yang tidak dengan tema WHO, Indonesia mengangkat
perlu diragukan lagi.Namun bila dipakai atau tema “Gunakan Antibiotik Secara Tepat untuk
diresepkan secara tidak tepat (irrational Mencegah Kekebalan Kuman”.Resistensi
prescribing) dapat menimbulkan kerugian yang kuman terhadap antibiotika berkembang jauh
luas dari segi kesehatan, ekonomi bahkan untuk lebih cepat daripada penelitian dan penemuan
generasi mendatang. antibiotika baru.Saat ini sedang digalakkan
Munculnya kuman-kuman patogen kampanye dan sosialisasi pengobatan secara
yang kebal terhadap satu(antimicrobacterial rasional yang meliputi pengobatan tepat, dosis
resistance) atau beberapa jenis antibiotika tepat, lama penggunaan yang tepat serta biaya
tertentu (multiple drug resistance) sangat yang tepat.No action today, no cure tomorrow.
menyulitkan proses pengobatan. Pemakaian
antibiotika lini pertama yang sudah tidak ANTIBIOTIKA DAN RESISTENSI
bermanfaat harus diganti dengan obat-obatan Penemuan antibiotik diinisiasi oleh
lini kedua atau bahkan lini ketiga. Hal ini jelas Paul Ehrlich yang pertama kali menemukan apa
akan merugikan pasien, karena antibiotika lini yang disebut “magic bullet’, yang dirancang
kedua maupun lini ketiga masih sangat mahal untuk menangani infeksi mikroba. Pada tahun
harganya. Sayangnya, tidak tertutup 1910, Ehrlich menemukan antibiotika pertama,
kemungkinan juga terjadi kekebalan kuman Salvarsan yang digunakan untuk melawan

191
Eka Rahayu Utami

syphilis.Ehrlich kemudian diikuti oleh dipakai langsung terkait dengan golongan


Alexander Fleming yang secara tidak sengaja senyawa kimia masing-masing. Antibiotika
menemukan penicillin pada tahun 1928.Tujuh yang dibagi berdasar senyawa kimianya antara
tahun kemudian,Gerhard Domagk menemukan lain golongan penicillin, cephalosporin,
sulfa, yang membuka jalan penemuan obat anti amfenikol, aminoglikosida, tetrasiklin,
TB, isoniazid. Pada 1943, anti TB pertama makrolida, linkosamid, polipeptida, dan
,streptomycin, ditemukan oleh Selkman antimikobakterium(kucers,use of antibiotic)
Wakzman dan Albert Schatz. Wakzman juga Di samping antibiotika yang telah
orang pertama yang memperkenalkan disebutkan di atas, akhir-akhir ini juga mulai
terminologi antibiotik. Sejak saat itu antibiotika diperkenalkan jenis-jenis baru dari golongan
ramai digunakan klinisi untuk menangani beta laktam misalnya kelompok monosiklik
berbagai penyakit infeksi (Zhang, 2007). beta laktam yakni aztreonam, yang terutama
Antimikroba adalah obat yang aktif terhadap kuman Gram negatif, termasuk
digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pseudomonas.Juga antibiotika karbapenem
pada manusia.Sedang antibiotika adalah (misalnya imipenem) yang dikatakan tahan
senyawa kimia yang dihasilkan oleh terhadap penisilinase dan aktif terhadap kuman-
mikroorganisme (khususnya dihasilkan oleh kuman Gram positif dan Gram negatif.
fungi) atau dihasilkan secara sintetik yang Antibiotika dapat ditemukan dalam
dapat membunuh atau menghambat berbagai sediaan, dan penggunaanya dapat
perkembangan bakteri dan organisme lain melalui jalur topical, oral, maupun intravena.
(Munaf, 1994). Banyaknya jenis pembagian, klasifikasi, pola
Secara garis besar antimikroba dibagi kepekaan kuman, dan penemuan antibiotika
menjadi dua jenis yaitu yang membunuh kuman baru seringkali menyulitkan klinisi dalam
(bakterisid) dan yang hanya menghambat menentukan pilihan antibiotika yang tepat
pertumbuhan kuman (bakteriostatik). Antibiotik ketika menangani suatu kasus penyakit. Hal ini
yang termasuk golongan bakterisid antara juga merupakan salahsatu faktor pemicu
lainpenisilin, sefalosporin, aminoglikosida terjadinya resistensi.
(dosis besar), kotrimoksazol, rifampisin, Tidak mengherankan apabila bakteri
isoniazid danlain-lain. Sedangkan antibiotik dapat dengan mudah beradaptasi dengan
yang memiliki sifat bakteriostatik, dimana paparan antibiotika, mengingat keberadaan dan
penggunaanya tergantung status imunologi perkembanganya telah dimulai sejak kurang
pasien, antara lain sulfonamida, tetrasiklin, lebih 3,8 milyar tahun yang lalu.Resistensi pasti
kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, diawali adanya paparan antibiotika, dan
linkomisin, klindamisin, asam meskipun hanya ada satu atau dua bakteri yang
paraaminosalisilat, dan lain-lain (Laurence& mampu bertahan hidup, mereka punya peluang
Bennet,1987). untuk menciptakan satu galur baru yang
Pembagian bakteriostatik dan resisten.Sayangnya, satu galur baru yang
bakterisid ini tidak absolut, tergantung dari resisten ini bisa menyebar dari satu orang ke
konsentrasi obat, spesies bakteri dan fase orang lain, memperbesar potensinya dalam
perkembangannya. Manfaat dari pembagian ini proporsi epidemik.Penyebaran ini dipermudah
berguna dalam hal pemilihan antibiotika, pada oleh lemahnya kontrol infeksi dan penggunaan
pasien dengan status imunologi yang rendah antibiotika yang luas (Peterson, 2005)
(imunosuppressed) misalnya penderita HIV- Resistensi didefinisikan sebagai tidak
AIDS, pada pasien pembawa kuman (carrier), terhambatnya pertumbuhan bakteri dengan
pada pasien dengan kondisi sangat lemah pemberian antibiotik secara sistemik dengan
(debilitated) misalnya pada pasien-pasien end- dosis normal yang seharusnya atau kadar
stage, maka harus dipilih antibiotika bakterisid. hambat minimalnya. Sedangkan multiple drugs
Terdapat pembagian lain dalam resistance didefinisikan sebagai resistensi
klasifikasi antibiotika, yaitu berdasar cara kerja terhadap dua atau lebih obat maupun klasifikasi
maupun spektrum kerjanya. Penggunaan obat. Sedangkan cross resistance adalah
pembagian ini secara klinis masih kurang resistensi suatu obat yang diikuti dengan obat
bermanfaat.Dalam prakteknya, klasifikasi yang lain yang belum pernah dipaparkan
paling sering dipakai klinisi adalah berdasar (Tripathi,2003). Resistensi terjadi ketika bakteri
susunan senyawa kimia. Lebih sering dipakai berubah dalam satu atau lain hal yang
karena sifatnya yang praktis, nama obat yang menyebabkan turun atau hilangnya efektivitas

192
Antibiotika, Resistensi (191-198) El-Hayah Vol. 1, No.4 Maret 2011

obat, senyawa kimia atau bahan lainnya yang infeksi virus. Terdapat beberapa faktor yang
digunakan untuk mencegah atau mengobati mendukung terjadinya resistensi,antara lain
infeksi. Bakteri yang mampu bertahan hidup 1. Penggunaannya yang kurang tepat
dan berkembang biak, menimbulkan lebih (irrasional): terlalu singkat, dalam dosis
banyak bahaya. Kepekaan bakteri terhadap yang terlalu rendah, diagnosa awal yang
kuman ditentukan oleh kadar hambat minimal salah, dalam potensi yang tidak adekuat.
yang dapat menghentikan perkembangan 2. Faktor yang berhubungan dengan pasien.
bakteri (Bari,2008).Timbulnya resistensi Pasien dengan pengetahuan yang salah akan
terhadap suatu antibiotika terjadi berdasarkan cenderung menganggap wajib diberikan
salah satu atau lebih mekanisme berikut: antibiotik dalam penanganan penyakit
1. Bakteri mensintesis suatu enzim meskipun disebabkan oleh virus, misalnya
inaktivator atau penghancur antibiotika. flu, batuk-pilek, demam yang banyak
Misalnya Stafilokoki, resisten terhadap dijumpai di masyarakat. Pasien dengan
penisilin G menghasilkan beta-laktamase, kemampuan finansial yang baik akan
yang merusak obat tersebut. Beta- meminta diberikan terapi antibiotik yang
laktamase lain dihasilkan oleh bakteri paling baru dan mahal meskipun tidak
batang Gram-negatif. diperlukan. Bahkan pasien membeli
2. Bakteri mengubah permeabilitasnya antibiotika sendiri tanpa peresepan dari
terhadap obat. Misalnya tetrasiklin, dokter (self medication). Sedangkan pasien
tertimbun dalam bakteri yang rentan tetapi dengan kemampuan finansial yang rendah
tidak pada bakteri yang resisten. seringkali tidak mampu untuk menuntaskan
3. Bakteri mengembangkan suatu perubahan regimen terapi.
struktur sasaran bagi obat. Misalnya 3. Peresepan: dalam jumlah besar,
resistensi kromosom terhadap meningkatkan unnecessary health care
aminoglikosida berhubungan dengan expenditure dan seleksi resistensi terhadap
hilangnya (atau perubahan) protein obat-obatan baru. Peresepan meningkat
spesifik pada subunit 30s ribosom bakteri ketika diagnose awal belum pasti. Klinisi
yang bertindak sebagai reseptor pada sering kesulitan dalam menentukan
organisme yang rentan. antibiotik yang tepat karena kurangnya
4. Bakteri mengembangkan perubahan jalur pelatihan dalam hal penyakit infeksi dan
metabolik yang langsung dihambat oleh tatalaksana antibiotiknya.
obat. Misalnya beberapa bakteri yang 4. Penggunaan monoterapi : dibandingkan
resisten terhadap sulfonamid tidak dengan penggunaan terapi kombinasi,
membutuhkan PABA ekstraseluler, tetapi penggunaan monoterapi lebih mudah
seperti sel mamalia dapat menggunakan menimbulkan resistensi.
asam folat yang telah dibentuk. 5. Perilaku hidup sehat: terutama bagi tenaga
5. Bakteri mengembangkan perubahan enzim kesehatan, misalnya mencuci tangan setelah
yang tetap dapat melakukan fungsi memeriksa pasien atau desinfeksi alat-alat
metabolismenya tetapi lebih sedikit yang akan dipakai untuk memeriksa pasien.
dipengaruhi oleh obat dari pada enzim 6. Penggunaan di rumah sakit: adanya infeksi
pada kuman yang rentan. Misalnya endemik atau epidemik memicu penggunaan
beberapa bakteri yang rentan terhadap antibiotika yang lebih massif pada bangsal-
sulfonamid, dihidropteroat sintetase, bangsal rawat inap terutama di intensive
mempunyai afinitas yang jauh lebih tinggi care unit. Kombinasi antara pemakaian
terhadap sulfonamid dari pada PABA antibiotik yang lebih intensif dan lebih lama
(Jawetz, 1997). dengan adanya pasien yang sangat peka
terhadap infeksi, memudahkan terjadinya
Penyebab utama resistensi antibiotika infeksi nosokomial.
adalah penggunaannya yang meluas dan 7. Penggunaannya untuk hewan dan binatang
irasional.Lebih dari separuh pasien dalam ternak: antibiotik juga dipakai untuk
perawatan rumah sakit menerima antibiotik mencegah dan mengobati penyakit infeksi
sebagai pengobatan ataupun profilaksis.Sekitar pada hewan ternak. Dalam jumlah besar
80% konsumsi antibiotik dipakai untuk antibiotik digunakan sebagai suplemen rutin
kepentingan manusia dan sedikitnya 40% untuk profilaksis atau merangsang
berdasar indikasi yang kurang tepat, misalnya pertumbuhan hewan ternak. Bila dipakai

193
Eka Rahayu Utami

dengan dosis subterapeutik, akan seharusnya ada untuk mengatasi penyakit


meningkatkan terjadinya resistensi. infeksi yang disebabkan bakteri pathogen
8. Promosi komersial dan penjualan besar- resisten, tidak terdaftar dalam daftar obat
besaran oleh perusahaan farmasi serta esensial (Bisht et al, 2009)
didukung pengaruh globalisasi, Konsekuensi lainnya adalah dari segi
memudahkan terjadinya pertukaran barang ekonomi baik untuk klinisi, pasien, health care
sehingga jumlah antibiotika yang beredar administrator, perusahaan farmasi, dan
semakin luas. Hal ini memudahkan akses masyarakat. Biaya kesehatan akan semakin
masyarakat luas terhadap antibiotika. meningkat seiring dengan dibutuhkannya
9. Penelitian: kurangnya penelitian yang antibiotika baru yang lebih kuat dan tentunya
dilakukan para ahli untuk menemukan lebih mahal. Sayangnya, tidak semua lapisan
antibiotika baru(Bisht et al,2009) masyarakat mampu menjangkau antibiotika
10. Pengawasan:lemahnya pengawasan yang generasi baru tersebut.Semakin mahal
dilakukan pemerintah dalam distribusi dan antibiotik, semakin masyarakat tidak bisa
pemakaian antibiotika.Misalnya, pasien menjangkau, semakin banyak carrier di
dapat dengan mudah mendapatkan masyarakat, semakin banyak galur baru bakteri
antibiotika meskipun tanpa peresepan dari yang bermutasi dan menjadi resisten terhadap
dokter. Selain itu juga kurangnya antibiotika.
komitmen dari instansi terkait baik untuk Sampai sekarang, faktanya sangat sulit
meningkatkan mutu obat maupun membayangkan adanya prosedur yang efektif
mengendalikan penyebaran infeksi untuk menangani resistensi ini. Klinisi akan
(Kemenkes RI, 2011). sangat kesulitan menentukan keputusan
regimen terapi pada pasien-pasien dengan
KONSEKUENSI resiko infeksi tinggi, misalnya pada pasien
Resistensi antibiotik terhadap mikroba yang akan menjalani prosedur bedah,
menimbulkan beberapa konsekuensi yang transplantasi, pasien dengan kemoterapi karena
fatal.Penyakit infeksi yang disebabkan oleh kanker, pasien-pasien kritis yang berusia sangat
bakteri yang gagal berespon terhadap muda atau sangat tua, pasien HIV dalam masa
pengobatan mengakibatkan perpanjangan pengobatan, tanpa keberadaaan antibiotika
penyakit (prolonged illness), meningkatnya yang ampuh mengatasi masalah resistensi
resiko kematian (greater risk of death)dan (Bhatia & Narain, 2010)
semakin lamanya masa rawat inap di rumah
sakit (length of stay).Ketika respon terhadap STRATEGI PENANGANAN
pengobatan menjadi lambat bahkan Berdasarkan faktor pendukung yang
gagal,pasien menjadi infeksius untuk beberapa telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka
waktu yang lama (carrier). Hal ini memberikan strategi penanganan maupun pencegahan yang
peluang yang lebih besar bagi galur resisten dapat dilakukan yang pertama dan utama
untuk menyebar kepada orang lain. Kemudahan adalah terapi rasional. Penggunaan antibiotika
transportasi dan globalisasi sangat secara rasional diartikan sebagai pemberian
memudahkan penyebaran bakteri resisten antar antibiotika yang tepat indikasi, tepat penderita,
daerah, negara, bahkan lintas benua. Semua hal tepat obat, tepat dosis, dan waspada terhadap
tersebut pada akhirnya meningkatkan jumlah efek samping antibiotika.
orang yang terinfeksi dalam komunitas Kapan saat yang tepat memulai terapi
(Deshpande et al, 2011) antibiotika?Secara klinik memang sangat sulit
Ketika infeksi menjadi resisten memastikan bakteri penyebab infeksi yang
terhadap pengobatan antibiotika lini pertama, tepat tanpa menunggu hasil pemeriksaan
maka harus digunakan antibiotika lini kedua mikrobiologi.Secara umum, klinisi tidak boleh
atau ketiga, yang tentu harganya lebih mahal memberikan terapi secara sembarangan tanpa
dan kadang kala pemakaiannya lebih toksik. Di mempertimbangkan indikasi atau malah
negara-negara miskin, dimana antibiotika lini menunda pemberian antibiotika pada kasus
pertama maupun kedua tidak tersedia, infeksi yang sudah tegak diagnosanya secara
menjadikan potensi resistensi terhadap klinis meskipun tanpa hasil pemeriksaan
antibiotika lini pertama menjadi lebih besar. mikrobiologi.Kasus infeksi yang gawat dapat
Antibiotika di negara miskin, didapatkan dalam berupa sepsis, demam dengan neutropeni,
jumlah sangat terbatas, bahkan antibiotika yang meningitis bakterial (Leekha et al, 2011).

194
Antibiotika, Resistensi (191-198) El-Hayah Vol. 1, No.4 Maret 2011

Berdasarkan ditemukannya kuman atau 7. Evaluasi efek obat. Apakah obat


tidak, maka terapi antibiotika dapat dibagi dua, bermanfaat, kapan dinilai, kapan harus
yakni terapi empiris dan terapi definitif.Terapi diganti atau dihentikan? Adakah efek
empiris adalah terapi yang diberikan berdasar samping yang terjadi? (Graham-Smith&
diagnosa klinis dengan pendekatan ilmiah dari Aronson, 1985)
klinisi.Sedangkan terapi definitif dilakukan Selain hal-hal di atas, edukasi pasien
berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologis juga merupakan hal yang penting untuk
yang sudah pasti jenis kuman dan spectrum dilakukan. Banyak penelitian menunjukkan
kepekaan antibiotikanya (Jawetz, 1997). bahwa edukasi atau training yang diberikan
Untuk menentukan penggunaan kepada kelompok besar maupun kecil,
antibiotika dalam menangani penyakit infeksi, menunjukkan peningkatan peresepan antibiotic
secara garis besar dapat dipakai prinsip-prinsip yang baik. Pesan akan diterima dengan baik
umum dibawah ini : apabila disampaikan oleh pemimpin lokal atau
1. Penegakan diagnosis infeksi. Hal ini bisa orang yang dianggap berpengaruh (Bisht et al,
dikerjakan secara klinis berdasar kriteria 2009). Pesan dapat disampaikan melalui
diagnosaataupun pemeriksaan-pemeriksaan berbagai media misalnya melalui iklan di
tambahanlain yang diperlukan. Gejala panas televisi, radio, koran. Teknologi komunikasi
sama sekalibukan kriteria untuk diagnosis yang baru juga memudahkan penyebaran
adanya infeksi. informasi ini, misalnya internet, jejaring sosial,
2. Kemungkinan kuman penyebabnya, bahkan lewat mobile messenger.
dipertimbangkan dengan perkiraan ilmiah Perlu disebarluaskan bahwa tidak
berdasarkan pengalamansetempat yang semua jenis penyakit dapat disembuhkan
layak dipercaya atau epidemiologi setempat dengan pemberian antibiotik.Kalaupun perlu,
atau dari informasi-informasi ilmiah lain. pemakaian antibiotik harus sesuai dengan
3. Apakah antibiotika benar-benar diperlukan? instruksi dokter baik dosis maupun rentang
Sebagian infeksi mungkin tidak terapinya.Pada penyakit-penyakit kronis
memerlukan terapi antibiotikamisalnya seringkali pasien menghentikan sendiri atau
infeksi virus saluran pernafasan atas, mengurangi terapinya ketika sudah merasakan
keracunan makanan karena kontaminasi perbaikan yang signifikan atas penyakitnya.
kuman-kuman enterik.Jika tidak perlu Untuk mengatasi hal ini, diciptakanlah obat
antibiotika, terapi alternatif apa yang dapat dalam fixed dose combinations untuk
diberikan? mengurangi jumlah tablet atau kapsul yang
4. Jika diperlukan antibiotika, pemilihan harus diminum, kalender spesial, kemasan
antibiotika yang sesuai blister, DOTS (directly observed therapy
berdasarkanspektrum antikuman, sifat system).
farmakokinetika, ada tidaknya kontra Tenaga kesehatan harus lebih sadar
indikasi pada pasien,ada tidaknya interaksi terhadap personal and environmental hygiene
yang merugikan, bukti akan adanya manfaat agar infeksi bakteri tidak menyebar dari satu
klinik dari masing-masing antibiotika untuk orang ke orang lain. Dokter misalnya, dapat
infeksi yang bersangkutanberdasarkan mencuci tangan terlebih dahulu setelah
informasi ilmiah yang layak dipercaya.Dari memeriksa pasien yang satu sebelum beralih
sisi bakteri, pertimbangkan site of ke pasien yang lain. Bidan wajib menerapkan
infectionand most likely colonizing, berdasar prinsip sepsis-asepsis dalam menolong
pengalaman atau evidence based persalinan.Alat-alat operasi, KB, ataupun
sebelumnya bakteri apa yang paling sering, piranti rumah sakit yang harus suci kuman
pola kepekaan antibiotika yg beredar lokal wajib disterilisasi terlebih dahulu.
(Leekha et al, 2011). Di Indonesia, juga telah dilakukan
6. Penentuan dosis, cara pemberian, lama beberapa usaha untuk mengatasi dampak
pemberian berdasarkan sifat-sifat kinetika resistensi antibiotika akibat pengobatan sendiri
masing-masing antibiotikadan fungsi (self medication) dengan regulasi perundang-
fisiologis sistem tubuh (misalnya fungsi undangan.Salah satu dari usaha tersebut adalah
ginjal, fungsi hepar dan lain-lain). Perlu diberlakukannya undang-undang yang
dipertimbangkan dengan cermat pemberian mengatur tentang penjualan antibiotika yang
antibiotika misalnya pada ibu hamil dan diatur di dalam undang-undang obat keras St.
menyusui, anak-anak, dan orang tua. No. 419 tgl.22 Desember 1949, pada pasal 3

195
Eka Rahayu Utami

ayat 1. Antibiotika termasuk salah satu jenis menurut ketentuan pada pasal 7 ayat 5
obat-obat keras, hal ini terdapat dalam pasal 1 (Keputusan Menkes RI, 2004).
ayat 1a yang berbunyi: “Obat-obat keras yaitu Selain peraturan perundang-undangan,
obat-obatan yang tidak digunakan untuk klinisi memerlukan guideline terapi antibiotika
keperluan teknik, yang mempunyai khasiat yang dapat digunakan sebagai dasar terapi
mengobati, menguatkan, membaguskan, empiris di klinik.Pelaksanaan
mendesinfeksikan, dan lain-lain tubuh manusia, penggunaanguideline ini seyogyanya dievaluasi
baik dalam bungkusan maupun tidak , yang secara ketat oleh pihak yang terkait misalnya
ditetapkan oleh Secretaris Vaan Staat, Hoofd rumah sakit atau dinas kesehatan. Dalam
van het Departement van Gesondheid, menurut mengaplikasikan guideline ini, tentunya klinisi
ketentuan pasal 2 ayat (1) “Sec. V. St akan sangat terbantu dengan keberadaan
mempunyai wewenang untuk menetapkan laboratorium mikrobiologi klinik yang mampu
bahan-bahan sebagai obat-obat keras dan ayat menyediakan hasil pemeriksaan secepat
(2) “ Penetapan ini dijalankan dengan mungkin dan mendiskusikan hasilnya dengan
menempatkan bahan-bahan itu pada suatu klinisi. Mutu obat sebaiknya diawasi dan
daftar G(obat-obat berbahaya) atau daftar W dievaluasi secara berkala.Para profesional
(peringatan). hendaknya mulai menggalakkan penelitian
Dalam Pasal 107 UU No. 36/2009 tentang untuk menemukan antibiotika baru yang lebih
kesehatan ada ketentuan lebih lanjut mengenai poten dalam melawan bakteri resistan.
pengamanan sediaan farmasi seperti obat Dengan cepatnya dan makin seringnya
antibiotik dan alat kesehatan dilaksanakan diperkenalkan berbagai jenis antibiotika dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- kemoterapetika baru, praktisisering
undangan.Pasal 108 (1) mengatur praktik mendapatkan kesulitan dalam menilai manfaat,
kefarmasian yang meliputi pembuatan termasuk peran serta resiko dari suatu jenis obat baru
pengendalian mutu sediaan farmasi, dibandingkandengan jenis-jenis yang sudah
pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan ada.Hal ini sering diperburuk oleh kenyataan
pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep bahwa informasi yang diberikanmengenai obat
dokter, pelayanan informasi obat serta yang baru, lebih sering banyak menonjolkan
pengembangan obat,bahan obat dan obat segi manfaat dan kelebihannya, sedangkan
tradisional harus dilakukan oleh tenaga efeksamping dan kekurangan-kekurangan
kesehatan yang mempunyai keahlian dan lainnya cenderung diperkecilkan. Di lain pihak,
kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan informasi ilmiah dalam buku-bukupustaka
perundang-undangan. untuk obat yang baru diperkenalkan umumnya
Peraturan mengenai distribusi obat tertulis masih kurang lengkap. Menghadapi kesulitan
dalam (Direktorat Jenderal Pelayanan ini reaksiyang timbul dapat muncul secara
Kefarmasian dan Alat Kesehatan) : ekstrim dalam dua kemungkinan.Pertama,
1. Pasal 3 (1) Penyerahan persediaan untuk mengikuti saja semua informasi dananjuran
penyerahan dan penawaran untuk penjualan yang diterima, walaupun informasinya belum
dari bahan-bahan G, demikian pula tentu sepenuhnya benar.Kedua, secara apriori
memiliki bahan –bahan ini dalam jumlah langsungmenolak semua informasi dan anjuran
sedemikian rupa sehingga secara normal tanpa terlebih dulu apakah ada kelebihan
tidak dapat diterima bahwa bahan-bahan ini manfaat dari obat baru yangdiperkenalkan
hanya diperuntukkan pemakain pribadi, tersebut.
adalah dilarang. Larangan ini tidak berlaku Menghadapi suatu jenis antibiotika
untuk pedagang-pedagang besar yang baru yang diperkenalkan, maka langkah-
diakui, Apoteker-apoteker , yang memimpin langkah penelaahan yang dianjurkanadalah
Apotek dan Dokter Hewan. sebagai berikut,
2. Penyerahan dari bahan –bahan G , yang 1. Termasuk jenis apakah antibiotika baru
menyimpang dari resep Dokter, Dokter tersebut?
Gigi, Dokter Hewan dilarang, larangan ini 2. Bagaimana spektrum antikumannya?
tidak berlaku bagi penyerahan-penyerahan 3. Apa indikasi pemakaian kliniknya?
kepada Pedagang –pedagang Besar yang 4. Apa antibiotika pilihan utama dan pilihan
diakui, Apoteker-apoteker, Dokter-dokter alternatif untuk kondisi klinik atau
Gigi dan Dokter-dokter Hewan demikian infeksi yang dimaksud?
juga tidak terhadap penyerahan-penyerahan

196
Antibiotika, Resistensi (191-198) El-Hayah Vol. 1, No.4 Maret 2011

5. Apakah antibiotika baru secara Problem?.www.apua.org on 16-09-


mikrobiologik lebih aktif, atau lebih 2011.
paten dibanding antibiotika yang sudah Bari, S. B., Mahajan, B. M., Surana, S. J. 2008.
adauntuk infeksi bersangkutan? Resistance To Antibiotic : A Challenge
6. Apakah ada kelebihan lain secara In Chemotherapy. Indian Journal of
farmakologik, misalnya dalam sifat-sifat Pharmaceutical Education and
kinetik, absorpsi, distribusi danpenetrasi Research.
jaringan, eliminasi, cara pemberian, dosis Bhatia, R., Narain, J. P. 2010. The Growing
dan sebagainya? Challenge of Antimicrobial Resistance
7. Apakah antibiotika baru memberikan In The South East Asia Region-Are We
manfaat klinik lebih baik dibanding yang Losing The Battle?.Indian Journal of
sudah ada? Dan apakah buktimanfaat Medical Research.
klinik ini ditunjang oleh penelitian uji Bisht, R., Katiyar, A., Singh, R., Mittal, P.
klinik yang dapat diterima, misalnya 2009. Antibiotic Resistance-A Global
dengan rancanganrandomized controlled Issue of Concern.Asian Journal of
trial? Pharmaceutical and Clinical
8. Apakah antibiotika baru lebih aman, Research.Volume 2.Issue 2.
kurang toksik atau kurang efek Deshpande, J. D., Joshi, M. 2011.
sampingnya dibanding yang sudah ada? Antimicrobial Resistance: The Global
9. Apakah biaya pemakaian kliniknya lebih Public Health Challenge. International
murah dibandingkan dengan obat yang Journal of Student Research.Volume I.
sudah ada dengan manfaatklinik dan Issue 2.
keamanan yang sebanding? Grahame-Smith, D. G., Aronson, S. K.
10. Apakah antibiotika baru tersebutdapat 1985.Oxford Textbook of Clinical
dipakai secara rutin, ataukah hanya Pharmacology and Drug Therapy.
dipakai sebagai cadangan atau simpanan Oxford University Press, Oxford.
(reserved antibiotics) untukmenghadapi Jawetz, E. 1997.Principle of Antimicrobial
kasus-kasus khusus yang tidak dapat Drug Action.Basic and Clinical
diatasi dengan antibiotika yang sudah Parmacology.Third Edition. Appleton
ada?(Petunjuk kuliah farmakoterapi, and Lange, Norwalk.
2010). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
2011. Buku Panduan Hari Kesehatan
KESIMPULAN Sedunia.Keputusan Menteri Kesehatan
Masalah antibiotika dan resistensinya Tentang Standard Pelayanan Farmasi di
menjadi perhatian seluruh dunia.WHO bahkan Rumah Sakit. 2004. No
menetapkan tema Antimicrobacterial 1197/MENKES/SK/X/2004.
Resistance and its Global Spread untuk Laurence, D. R., Bennet, P. N. 1987. Clinical
memperingati Hari Kesehatan Pharmacology.Sixth Edition. Churchill
Sedunia.Penanganan masalah ini memerlukan Livingstone, Edinburgh.
partisipasi dari banyak pihak.Dokter sebagai Leekha, S. , Terrel, C. L., Edson, R. S. 2011.
klinisi, masyarakat luas sebagai pengguna, General Principles of Antimicrobial
pemerintah sebagai pemegang regulasi, farmasi Therapy. Symposium On Antimicrobial
sebagai distributor, bahkan calon tenaga Therapy.
kesehatan bisa berperan serta dalam menangani Munaf, S., Chaidir, J. 1994.Obat Antimikroba.
masalah resistensi ini. Farmakologi UNSRI. EGC, Jakarta.
Peterson, L. R. 2005. Squeezing TheAntibiotic
DAFTAR PUSTAKA Balloon: The Impact of Antimicrobial
Classes On Ermerging Resistance.
Akalin, E. H. 2002. The Evolution of European Society of Clinical
Guidelines In An Era of Cost Microbiology and Infectious
Containment. Surgical Prophylaxis.J Deseases.The Feinberg School of
Hosp infect. Medicine, North Western University,
APUA (Alliance For Prudent Use Of USA.
Antibiotics). 2011. What Is Antibiotic Petunjuk Kuliah/Diskusi :Farmakoterapi
Resistance and Why Is It antiinfeksi/antibiotika. 2010. Bagian

197
Eka Rahayu Utami

Farmakologi Klinik Fakultas


Kedokteran Universitas Gajah Mada.
Tripathi, K. D. 2003. Antimicrobial Drugs:
General Consideration. Essential of
Medical Pharmacology.Fifth
Edition.Jaypee Brothers Medical
Publishers.
Zhang, Y. 2007. Mechanisms of Antibiotic
Resistance In The Microbial World.
Baltimore, USA.

198

Anda mungkin juga menyukai