Imunisasi F5 Kecubung2
Imunisasi F5 Kecubung2
Kode Kegiatan : F.5 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak
Menular
Latar Belakang
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double
burden), yaitu beban masalah penyakit menular dan penyakit degeneratif. Pemberantasan
penyakit menular sangat sulit karena penyebarannya tidak mengenal batas wilayah administrasi.
Imunisasi merupakan salah satu tindakan pencegahan penyebaran penyakit ke wilayah lain yang
terbukti sangat cost effective. Dengan Imunisasi, penyakit cacar telah berhasil dibasmi, dan
Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar pada tahun 1974.
Imunisasi dalam sistem kesehatan nasional adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan
yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dasar utama
pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas utama, dengan melakukan imunisasi
terhadap seorang anak atau balita, tidak hanya memberikan perlindungan pada anak lainnya,
karena terjadi tingkat imunitas umum yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi
(Ranuh dkk, 2011). Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi untuk mencapai
kadar kekebalan di atas ambang perlindungan (Depkes RI, 2012). Jenis- jenis imunisasi dasar,
yaitu: BCG, yaitu imunisasi dasar yang diberikan untuk mencegah penyakit TBC. Kemudian
imunisasi dasar Hepatitis B, yang diberikan untuk mencegah penyakit hepatitis B. Selanjutnya
DPT, yaitu imunisasi dasar yang diberikan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan
tetanus. Kemudian imunisasi dasar Campak, yang diberikan untuk mencegah penyakit campak
dan yang terakhir imunisasi dasar Polio, yang diberikan untuk mencegah penyakit polio (IDAI,
2014).
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Imunisasi
merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang merupakan salah
satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen
pemerintah untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya untuk
menurunkan angka kematian pada anak.
Permasalahan
1. Penentuan tempat dilaksanakannya imunisasi melalui diskusi antara pihak puskesmas dengan
Lurah di kelurahan sebagai Raha III Perwakilan masyarakat kelurahan Raha III
2. Pembuatan jadwal dilaksanakannya imunisasi
3. Pemberitahuan kembali kepada masyarakat jika akan dilaksanakan imunisasi pada saat
posyandu melalui lurah atau pemilik tempat yang telah disetujui untuk dilaksanakan
imunisasi
4. Persiapan vaksin, obat, dan peralatan yang akan digunakan seperti spoit, kapas basah, safety
box dan buku catatan.
Pelaksanaan
1. Jumlah bayi yang mendapatkan imunisasi di posyandu Raha III adalah sebanyak 5 balita
dengan rincian
BCG dan polio 1 :-
DPT/Hb/HIb 1 dan Polio 2 :-
DPT/Hb/HIb 2 dan Polio 3 :-
DPT/Hb/HIb 3 dan Polio 4 :1
Campak :3
Booster :1
Total : 5 bayi
2. Pada saat pelaksanaan, tidak semua bayi yang terdaftar diberikan imunisasi, dikarenakan
terdapat beberapa bayi yang belum saatnya untuk dilakukan imunisasi, sehingga untuk bayi
yang belum diimunisasi dapat dilakukan edukasi kepada orang tua untuk tetap membawa
bayinya ke posyandu untuk memantau pertumbuhan bayi dan akan diimunisasi jika sudah
waktunya untuk diimunisasi.
3. Pada saat pelaksaan imunisasi Jumlah ibu yang membawa bayinya sangat sedikit,
dikarenakan kondisi pandemi, dimana masyarakat yang diharuskan untuk tetap physical
distancing, jadi banyak ibu yang takut untuk membawa banyinya keluar rumah.