Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KEGIATAN UKM

Tanggal Mulai Kegiatan : 11 Juni 2020

Tanggal Akhir Kegiatan : 11 Juni 2020

Kode Kegiatan : F.5 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak
Menular

Dokter Pendamping : dr. Veri Ismiyati

Jenis Kegiatan : Imunisasi

Tempat Kegiatan : Posyandu Kecubung 2

Latar Belakang

Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double
burden), yaitu beban masalah penyakit menular dan penyakit degeneratif. Pemberantasan
penyakit menular sangat sulit karena penyebarannya tidak mengenal batas wilayah administrasi.
Imunisasi merupakan salah satu tindakan pencegahan penyebaran penyakit ke wilayah lain yang
terbukti sangat cost effective. Dengan Imunisasi, penyakit cacar telah berhasil dibasmi, dan
Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar pada tahun 1974.
Imunisasi dalam sistem kesehatan nasional adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan
yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dasar utama
pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas utama, dengan melakukan imunisasi
terhadap seorang anak atau balita, tidak hanya memberikan perlindungan pada anak lainnya,
karena terjadi tingkat imunitas umum yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi
(Ranuh dkk, 2011). Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi untuk mencapai
kadar kekebalan di atas ambang perlindungan (Depkes RI, 2012). Jenis- jenis imunisasi dasar,
yaitu: BCG, yaitu imunisasi dasar yang diberikan untuk mencegah penyakit TBC. Kemudian
imunisasi dasar Hepatitis B, yang diberikan untuk mencegah penyakit hepatitis B. Selanjutnya
DPT, yaitu imunisasi dasar yang diberikan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan
tetanus. Kemudian imunisasi dasar Campak, yang diberikan untuk mencegah penyakit campak
dan yang terakhir imunisasi dasar Polio, yang diberikan untuk mencegah penyakit polio (IDAI,
2014).
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Imunisasi
merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang merupakan salah
satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen
pemerintah untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya untuk
menurunkan angka kematian pada anak.
Permasalahan

1. Masih tingginya angka kejadian penyakit menular di masyarakat seperti campak,


tuberkulosis, dan hepatitis B serta penyakit tidak menuar seperti tetanus terutama pada anak.
2. Masih kurangnya kesadaran para orang tua untuk memberikan imunisasi pada anak, yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama apabila fasilitas layanan kesehatan jauh dari
tempat tinggal.

Perencanaan dan Pemilihan Intervensi

1. Penentuan tempat dilaksanakannya imunisasi melalui diskusi antara pihak puskesmas dengan
Lurah di kelurahan sebagai Raha III Perwakilan masyarakat kelurahan Raha III
2. Pembuatan jadwal dilaksanakannya imunisasi
3. Pemberitahuan kembali kepada masyarakat jika akan dilaksanakan imunisasi pada saat
posyandu melalui lurah atau pemilik tempat yang telah disetujui untuk dilaksanakan
imunisasi
4. Persiapan vaksin, obat, dan peralatan yang akan digunakan seperti spoit, kapas basah, safety
box dan buku catatan.

Pelaksanaan

1. Imunisasi dilaksanakan di Posyandu


2. Bayi yang akan diimunisasi terlebih dahulu didaftar di meja pendaftaran oleh kader
3. Pengecekkan KMS untuk melihat imunisasi yang akan diberikan
4. Bayi yang akan diimunisasi terlebih dahulu diperiksa oleh dokter
5. Dilakukan imunisasi pada bayi yang layak untuk dilakukan imunisasi
6. Pemberian bekal obat jika imunisasi yang diberikan memberikan efek demam pada bayi
7. Pengisian KMS untuk imunisasi dan pencatatan di buku catatan

Monitoring dan Evaluasi

1. Jumlah bayi yang mendapatkan imunisasi di posyandu Raha III adalah sebanyak 5 balita
dengan rincian
BCG dan polio 1 :-
DPT/Hb/HIb 1 dan Polio 2 :-
DPT/Hb/HIb 2 dan Polio 3 :-
DPT/Hb/HIb 3 dan Polio 4 :1
Campak :3
Booster :1
Total : 5 bayi
2. Pada saat pelaksanaan, tidak semua bayi yang terdaftar diberikan imunisasi, dikarenakan
terdapat beberapa bayi yang belum saatnya untuk dilakukan imunisasi, sehingga untuk bayi
yang belum diimunisasi dapat dilakukan edukasi kepada orang tua untuk tetap membawa
bayinya ke posyandu untuk memantau pertumbuhan bayi dan akan diimunisasi jika sudah
waktunya untuk diimunisasi.
3. Pada saat pelaksaan imunisasi Jumlah ibu yang membawa bayinya sangat sedikit,
dikarenakan kondisi pandemi, dimana masyarakat yang diharuskan untuk tetap physical
distancing, jadi banyak ibu yang takut untuk membawa banyinya keluar rumah.

Anda mungkin juga menyukai