Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI SEIMBANG PADA BALITA

Mata kuliah : Promosi Kesehatan

Nama : Fajar Dwi Nugroho

NIM : 1902086

Kelas : 2C

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

TAHUN AJARAN 2020/2021


SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI SEIMBANG PADA BALITA

Topik : Gizi Seimbang Balita

Hari/Tanggal : Rabu 6 Januari 2021

Waktu : 16.00 - selesai

Tempat : Disalah satu rumah warga

Sasaran : Ibu – ibu yang memiliki ballita di Desa Soka

I. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan Ibu balita dapat mengerti


dan memahami tentang pentingnya gizi seimbang pada balita serta dapat membuat
menu seimbang bagi balita.

II. Tujuan Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan :

1. Ibu balita dapat menguraikan pentingnya gizi seimbang untuk balita

2. Ibu balita dapat menguraikan manfaat gizi seimbang untuk balita

3. Ibu balita dapat mengerti dan mengetahui dampaknya tidak menerapkan


pedoman gizi seimbang

III. Proses Pemberian Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan


1. Pembukaan  Memberi salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan penyuluhan
 Menggali pengetahuan peserta
mengenai informasi gambaran
yang akan disampaikan
2. Pelaksanaan  Memberikan penjelasan tentang
pentingnya gizi seimbang pada
balita
 Memberikan penjelasan tentang
manfaat gizi seimbang pada
balita
 Memberikan penjelasan tentang
dampak tidak menerapkan
pedoman gizi seimbang
 Memberikan contoh membuat
menu seimbang untuk balita
3. Penutup  Memberikan kesempatan kepada
ibu – ibu untuk bertanya
 Memberi jawaban atas
pertanyaan yang diajukan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan
dan evaluasi

IV. Metode dan Topik Penyuluhan

a. Metode pembelajaran
1. Ceramah
b. Media dan alat bantu pembelajaran
1. Power point
2. Laptop

c. Pihak – Pihak yang Terlibat

a. Ibu – ibu balita Desa Soka


V. Materi Penyuluhan

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari – hari yang mengandung zat

gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan

memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktifitas fisik, perilaku hidup

mencegah masalah gizi. Manfaat pedoman gizi seimbang bagi balita adalah

sebagai berikut :

1. Menjaga daya tahan tubuh balita sehingga tidak mudah terserang

penyakit

2. Mempercepat pertumbuhan fisik

3. Untuk pengembangan otak dan mental anak

4. Memenuhi kebutuhan gizi balita

5. Balita menjadi lebih aktif dan besemangat

6. Tidak mudah lelah

Pentingnya pedoman gizi seimbang adalah sebagai berikut :

1. Memelihara kesehatan

2. Sebagai sumber energy

3. Mencegah status gizi kurang

4. Meningkatkan kekebalan tubuh

a. Kebutuhan gizi balita

Kebutuhan gizi seseorang adalah ilmiah yang diperkirakan cukup untuk

memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi

ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktifitas fisik, berat badan dan tinggi
badan. Antara asupan gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan

sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau

dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju

Sehat (KMS).

1. Kebutuhan Energi

Kebutuhan energy bayi dan balita relative besar dibandingkan dengan

orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat

pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan pertambahan

usia.

2. Kebutuhan Zat Pembangun

Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga

kebutuhan relative lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika

dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari setahun,

kebutuhannya relativ lebih kecil.

3. Kebutuhan Zat Pengatur

Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan

bertambahnya usia.

4. Beberapa Hal yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi

Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan

gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab

gangguan langsung ganguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan

anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuai jumlah gizi yang

mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.


b. Faktor faktor yang menyebabkab gangguan gizi

Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan

gizi terutama pada anak balita antara lain sebagai berikut :

1. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan

Dalam kehidupan masyarakat sehari – hari sering terlihat keluarga yang

sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan

seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya

ditentukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga

pada kelurga yang berhasilan relative baik (cukup). Keadaan ini

menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan

tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga,

khususnya makanan anak balita.

2. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

Banyak bahan makan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak

digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka

yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan

itu dianggap dapat menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti

genier, daun turi, bahkan daun ubi kayu kaya akan zat besi, vitamin A dan

protein dibeberapa daerah yang masih dianggap sebagai makanan yang

dapat menurunkan harkat keluarga.

3. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu


Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau

disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak

memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.

4. Jarak kelahiran yang terlalu rapat

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bakwa banyak anak yang

menderita gangguan gizi oleh karena ibu sedang hamil lagi atau adiknya

yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara

baik.

5. Sosial ekonomi

Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang

disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut

menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari – hari, baik

kualitas maupun jumlah makanan.

c. Dampak Tidak Menerapkan Pedoman Gizi Seimbang

1. Gizi kurang

Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau

ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas

berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Kekurangan zat

gizi adaptif bersifat ringan sampai dengan berat. Gizi kurang banyak terjadi

pada anak usia kurang dari 5 tahun.Gizi buruk adalah kondisi gizi kurang

hingga tingkat yang berat dan di sebabkan oleh rendahnya konsumsi energi
dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup

lama, (Marimbi, 2010).

Gizi kurang merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang

disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dari makanan sehari-hari

dan terjadi dalam waktu yang cukup lama (Sodikin, 2013).

Gizi kurang biasanya terjadi pada anak balita dibawah usia 5 tahun. Gizi

kurang umumnya terjadi pada balita dengan keadaan lahir BBLR (bayi berat lahir

rendah) atau dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Tidak tercukupinya

makanan dengan gizi seimbang serta kondisi kesehatan yang kurang baik dengan

kebersihan yang buruk mengakibatkan balita atau anak-anak menderita gizi

kurang yang dapat bertambah menjadi gizi buruk atau kurang energi kalori.

Dengan meningkatnya defisiensi zat gizi akan muncul perubahan zat

biokimia dan rendahnya zat gizi dalam tubuh berupa rendahnya kadar

hemoglobin serum vit A dan karoten, apabila keadaan ini berlangsung lama maka

akan terjadi perubahan fungsi tubuh seperti tanda tanda syaraf kelemahan,

pusing, kelelahan dll. ( yulianti, 2006 ).

Akibat kurang gizi adalah sebagai berikut :

a. Kecerdasan kurang

b. Kurang darah

c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

d. Mudah terserang penyakit

Tanda dan gejala kurang gizi :


a. Berat badan kurang dari normal/kurus
b. Tubuh kembang anak lambat

c. Nafsu makan kurang

d. Rambut tipis dan erah

e. Kurang bersemangat

f. Mata pucat

g. Mudah lelah

h. Mudah beraktivitas

i. Cengeng

2. Gizi lebih

Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi

energi dan pengeluaran energi. Asupan energi yang berlebihan secara

kronis akan menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan lebih

(overweight) dan obesitas. Makanan dengan kepadatan energi yang tinggi

(banyak mengandung lemak atau gula yang ditambahkan dan kurang

mengandung serat) turut menyebabkan sebagian besar keseimbangan

energi yang positif ini. selanjutnya penurunan pengeluaran energi akan

meningkatkan keseimbangan energi yang positif (Gibney et al,2008).

Faktor penyebab:

1.      Efek toksis yang membahayakan

2.      Kelebihan energy

3.      Kurang gerak

4.      Kemajuan ekonomi

5.      Kurang pengetahuan akan gizi seimbang


6.      Aktivitas fisik golongan masyarakat rendah

7.      Tekanan hidup/ stress

Akibat Kelebihan Gizi :

1. Obesitas/ kegemukan. Energy disimpan dalam bentuk lemak.

2. Penyakit degenerative: hipertensi, diabetes, jantung koroner,

hepatitis, empedu.

3. Usia harapan hidup semakin menurun.

d. Menu Makanan Balita

Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan

kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu

diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam – jam makan dan

variasi makanan dan memberikan makanan selingan.

e. Evaluasi

Adapun evaluasi dari kegiatan penyuluhan yaitu ibu – ibu balita mengerti

tentang gizi seimbang anak balita agar dapat mengurangi status gizi kurang

dengan memberikan penyuluhan ini sehingga ibu – ibu balita mengerti

pentingnya gizi seimbang anak balita. Penyuluhan dihadiri oleh 2 orang ibu –

ibu balita.

a. Struktur

 Peserta penyuluhan sebanyak 2 orang ibu – ibu balita di Desa Soka

 Perlengkapan yang digunakan selama penyuluhan adalah power

point dan Laptop.


b. Proses

 Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada hari Minggu tanggal 6

Januari 2021 pada pukul 16.00 WIB– selesai, jadwal ini sesuai

dengan yang telah ditentukan.

 Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari

awal sampai akhir.

 Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh

penyaji

c. Hasil

Pengetahuan ibu – ibu balita mengenai gizi seimbang balita meningkat

karena banyaknya ibu – ibu balita yang bertanya tentang materi yang telah

disampaikan oleh mahasiswa/i.

f. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Kegiatan

Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini, kendala yang terjadi

adalah tidak semua ibu – ibu balita yang diundang mengikuti kegiatan

penyuluhan.

Hasil pengetahuan ibu – ibu balita tentang gizi seimbang anak

balita bertambah lebih baik dibandingkan sebelum mendapatkan

penyuluhan terlihat dari banyak antusiasi siswa mendengarkan materi

yang disampaikan

2. Pembahasan
Pada pelaksanaan kegiatan penyuluhan jajanan gizi seimbang anak
balita, penyaji memberikan materi seperti pengertian gizi seimbang, jenis
– jenis gizi seimbang,fungsi zat gizi, manfaat gizi bagi anak balita dan
dampak tidak menerapkan gizi seimbang, serta contoh menu gizi
seimbang anak balita. Antusias ibu – ibu balita pada materi yang
disampaikan sangat tinggi. Pengetahuan ibu – ibu balita tentang gizi
seimbang anak balita menjadi meningkat, kegiatan dilakukan dengan
lancar dan ada sedikit kendala yang bisa teratasi.

g. Kendala dan Upaya

Kurangnya peserta ibu-ibu hamil yg mengikuti penyuluhan.

h. Penutup

1. Simpulan

Kegiatan penyuluhan di Desa Soka, sesuai dengan rencana dan di ikuti


oleh ibu – ibu balita Desa.Terdapat peningkatan informasi tentang gizi
seimbang anak balita. Dapat memberikan penyuluhan tentang gizi seimbang
anak balita

2. Saran

Saran yang dapat disampaikan berikut ini berdasarkan hasil kegiatan


peyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat, antara lain :

a. Hendaknya semua warga Desa, terutama ibu – ibu balitadapat


menerapkan gizi seimbang pada keluarganya untuk
meningkatkan kesehatan dan mengurangi masalah gizi terutama
gizi buruk dan kurang pada anak balita.
b. Hendaknya partisipasi warga desa tentang kesehatan meningkat.
Daftar Pustaka

Gibney,Michael J et al.2008.Gizi Kesehatan Masyarakat.Jakarta;EGC


Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sodikin, 2013.Keperawatan Anak Gangguan Pencernaan. Jakarta: EGC.

Yulianti, Rita. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi ke-2. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai