Anda di halaman 1dari 8

Inovasi Teknik Kimia, Vol. 2, No. 1, April 2017, Hal.

1-8 ISSN 2527-6140, e-ISSN 2541-5890

AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA KEMANGI (Ocimum basilicum L.) PADA TAHU


DAN DAGING AYAM SEGAR

Alwani Hamad1*, Sintia Jumitera2, Endar Puspawiningtyas1, Dwi Hartanti2


1
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
2
Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. Raya Dukuh Waluh PO BOX 202 Purwokerto 53182
*
Email: alwanihamad@ump.ac.id; hamadalwani@gmail.com

ABSTRAK
Tahu dan daging ayam segar memiliki nilai protein yang tinggi membuat kedua bahan pangan
ini bersifat mudah rusak akibat pertumbuhan bakteri. Kemangi (Ocimum basilicum L.)
merupakan salah satu tanaman yang dilaporkan sebelumnya memiliki aktivitas penghambatan
pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas antibakteri dari
infusa kemangi terhadap makanan tahu dan daging ayam segar menggunakan metode turbidity
serta mengidentifikasi kandungan golongan senyawa kimianya menggunakan metode
screening fitokimia. Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi infundasi dengan
konsentrasi 5, 10, dan 20%. Hasil pengujian aktivitas antibakteri pada sampel tahu, infusa
kemangi 10 dan 20% dapat menghambat pertumbuhan bakteri selama 10 hari sedangkan pada
konsentrasi 5% hanya 8 hari pada suhu kamar. Berbeda pada sampel ayam, infusa kemangi 5,
10 dan 20% berturut- turut dapat menghambat pertumbuhan bakteri selama 9, 12 dan 15 hari
pada suhu 3- 7 oC. Hasil uji screening fitokimia menunjukkan bahwa dalam infusa kemangi
positif terdeteksi saponin dan tanin Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa infusa
kemangi dapat digunakan sebagai pengawet tahu dan daging ayam

Kata- kata kunci: aktifitas antibakteri, ayam, kemangi infusa, pengawet tahu

PENDAHULUAN basilicum), yang umumnya dimanfaatkan


Masyarakat Indonesia sering sebagai sayur atau lalap memiliki aktivitas
mengkonsumsi tahu dan daging ayam sebagai antibakteri dan antioksidan. Minyak atsiri,
sumber protein karena harganya yang murah linalool, dan komponen lainnya dari kemangi
serta memiliki kandungan gizi yang tinggi memiliki aktivitas antimikroba yang efektif
(Pakpahan dkk, 2015). Kadar protein dalam terhadap rantai bakteria: S. aureus, E. coli, B.
tahu mencapai 30-45% dan kurang lebih 75% subtilis, Pasteurellamultocidadanfungi
air (Astuti dan Izzati, 2010). Adanya kandungan patogenik Aspergillus niger, Mucor mucedo,
protein dan airyang tinggi pada tahu membuat Fusarium solani, Botryodiplodiatheobromae,
besarnya potensi ditumbuhi oleh mikroba Rhizopus solani dari penilaian metode difusi
(Nurwontoro dan Djarijah, 2011). Sedangkan, disk pada konsentrasi hambat minimum
pada daging ayam setelah dipotong (Hussain dkk., 2008).
mengandung jumlah bakteri antara 600-8.100 Perebusan menggunakan pelarut air
unit koloni/cm2pada permukaan kulitnya dan merupakan metode penyiapan bahan yang
jumlahnya dapat meningkat menjadi 11.000– umum dilakukan masyarakat dengan
93.000 unit koloni/cm2 setelah mengalami pertimbangan kepraktisan serta biaya yang
berbagai proses (Buckle dkk., rendah. Proses infundasi memiliki prinsip yang
2009).Pertumbuhan mikroorganisme dalam sama dengan perebusan, dapat menyari
makanan dapatmenyebabkan pembusukan, simplisia dengan pelarut air dalam waktu
pembentukan racun dan penurunan singkat (DepKes RI, 2000). Tujuan dari
kualitasproduk makanan (Celiktas dkk., 2007). penelitian ini adalah mengetahui potensi
Di Indonesia, pembusukan makanan yang aktifitas antibakteri infusa kemangi pada
disebabkan oleh Vibrio cholera,Escherichia makana tahu dan daging ayam segar dan
coli, Bacillus sp.,Staphylococcus aureus dan mengetahui kandungan golongan senyawanya
Salmonellatyphimurium dapat menyebabkan dengan metode screening fitokimia.
keracunan makanan (Agustina et al., 2013).
Anand dkk (2011) dan Patil dkk (2011)
membuktikan bahwa Kemangi (Ocimum

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 1


Aktivitas Antibakteri Infusa … (Alwani Ahmad, dkk)

METODE PENELITIAN kontrol negatif akuades steril dan kontrol positif


Bahan kunyit 0,05%, Natrium benzoat 0,1%
Bahan yang digunakan diantaranya (Chasanah dkk., 2012) dan formalin 10%
infusa kemangi konsentrasi 5, 10 dan 20%, (Shathele dan Fadlelmula, 2010). Setiap
akuades, HCl pekat, HCl 2 N, CHCl3, H2SO4 perlakuan ditutup aluminium foil dan disimpan
pekat, asam asetat anhidrad, FeCl3, serbuk pada suhu kamar (25oC) selama 10 hari dengan
Magnesium, reagen Mayer. interval waktu pengamatan setiap 2 hari yaitu 2,
4, 6, 8, dan 10 hari (Andayani dkk., 2014).Pada
Metode setiap waktu pengamatan sampel tahu dibuat
1. Determinasi suspensi. Suspensi tahu disiapkan dengan
Tanaman Kemangi diperoleh dari daerah mensuspensikan 100mg tahu hasil rendaman
Sumbang, Purwokerto. Herba Kemangi dalam 10ml aqudes steril dan dihomogenkan.
dideterminasi dengan mengacu buku Flora of Sebanyak 100µl suspensi sampel dikultur
Java (Backer dan Van Den Brink, 1965) untuk kedalam 10ml media Nutient Broth (NB) (Burt,
memastikan kebenaran bahan uji yang akan 2004). Media kultur disimpan dan diinkubasi
digunakan. selama 24 jam pada suhu 37oC (Hussain dkk.,
2008).Pembacaan absorbansikultur sampel
2. Pembuatan Infusa Kemangi dalam NB menggunakan Spektrofotometer UV-
Pembuatan simplisia kemangi Vis pada panjang gelombang 600 nm dengan
menggunakan bagian aksial (batang dan daun) blangko media Nutrient Broth (Oliviera dkk.,
kemangi yang diperoleh di Desa Sumbang, 2013).
Purwokerto. Hasil panen diambil yang masih
segar dan memiliki warna hijau cerah. Kemangi b. Ayam Broiler
yang telah dikumpulkan kemudian disortasi dan Sampel ayam diperoleh dari pasar
dicuci sampai bersih dengan air mengalir.Tahap Sangkal Putung, Sokaraja Purwokerto. Sampel
selanjutnya, kemangi dikeringkan dengan cara ayam segar dicuci bersih dibawah air mengalir
diangin-anginkan dan terlindung dari sinar kemudian dipotong kecil-kecil dan dilakukan
matahari langsung selama 2-3 hari, setelah sterilisasi permukaan dengan merendam dalam
kering dilakukan sortasi kembali. Ukuran akuades panas selama 2 menit dan ditiriskan.
simplisia kemangi kering kemudian diperkecil Bagian matang pada ayam dihilangkan lalu
menggunakan penggiling. Serbuk simplisia potongan ayam di tempatkan pada wadah steril
kemangi disimpan dalam wadah tertutup pada berisi cairan perendam infusa kemangi dengan
suhu ruang (25oC) (DepKes RI, 1985) 3 konsentrasi (5, 10 dan 20%), kontrol negatif
Pembuatan infusa kemangi 5% b/v akuades steril dan kontrol positif kunyit 0,05%,
dilakukan dengan menimbang sebanyak 50 g Natrium benzoat 0,1% (Chasanah dkk., 2012)
serbuk kemangi dipanaskan dalam panci infusa dan formalin 10% (Shathele dan Fadlelmula,
berisi 1000 ml akuades selama 15 menit pada 2010). Setiap perlakuan ditutup aluminium foil
suhu 90oC. Pembuatan infusa kemangi 10% b/v dan disimpan di lemari pendingin (2o-8oC)
dan 20% b/v dilakukan sama seperti penyiapan selama 15 hari dengan interval waktu
infusa kemangi 5% b/v dengan menimbang pengamatan 3 hariyaitu3, 6, 9, 12, dan 15 hari
100g dan 200 g. Hasil rebusan kemudian (Oliviera dkk., 2013). Pada setiap waktu
disaring dengan kertas saring rangkap dibantu pengamatan sampel ayam dibuat menjadi
vakum (DepKes RI, 2000). suspensi. Suspensi ayam disiapkan dengan
mensuspensikan 100 mg ayam hasil rendaman
3. Uji aktifitas Antibakteri Infusa Kemangi dalam 10 ml aqudes steril dan dihomogenkan.
a. Tahu Putih Sebanyak 100 µl suspensi sampel dikultur
Tahu putih diperoleh dari pasar Sangkal kedalam 10 ml media NB (Burt, 2004). Media
Putung, Sokaraja, Purwokerto. Tahu putih kultur disimpan dan diinkubasi selama 24 jam
dicuci bersih dibawah air mengalir kemudian pada suhu 37oC (Hussain dkk.,
dipotong 1x1x1 cm dan dilakukan sterilisasi 2008).Pembacaan absorbansi kultur sampel
permukaan dengan merendam dalam akuades dalam NB menggunakan Spektrofotometer UV-
panas selama 2 menit lalu ditiriskan (Oliviera Vis pada panjang gelombang 600 nm dengan
dkk, 2013). Potongan tahu ditempatkan pada blangko media NB (Oliviera dkk., 2013).
wadah steril berisi cairan perendam infusa
kemangi dengan 3 konsentrasi (5, 10 dan 20%),

2
Inovasi Teknik Kimia, Vol. 2, No. 1, April 2017, Hal. 1-8 ISSN 2527-6140, e-ISSN 2541-5890

4. Uji Screening Fitokimia Infusa Kemangi Terbentuknya warna biru-hitam, hijau atau biru-
(Ghosal dan Mandal, 2012) hijau dan endapan menunjukkan adanya tanin.
a. Identifikasi Alkaloid
Identifikasi menggunakan 5 ml infusa 5. Analisis Statistik
kemangi 5, 10 dan 20% masing-masing Data absorbansi dari kultur sampel dalam
dimasukkan ke dalam tabung reaksi NB dianalisis menggunakan ANAVA (Analisis
ditambahkan 5 ml HCl 2N dan dipanaskan pada Variasi) dua arah dan satu arah dengan aplikasi
penangas air, setelah dingin di saring dan filtrat SPSS Statistics v.16 (SPSS Inc.) pada derajat
ditambahkan reagen Meyer. Keberadaan kepercayaan 95% (α = 0,05), bila terdapat
alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan perbedaan signifikan dilanjutkan dengan Post
atau kekeruhan. hoc Tukey.

b. Identifikasi Flavonoid HASIL DAN PEMBAHASAN


Identifikasi menggunakan 5 ml infusa Determinasi Tanaman Kemangi
kemangi 5, 10 dan 20% masing-masing Determinasi tanaman kemangi dilakukan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi menggunakan seluruh bagian tanaman yang
ditambahkan 2 ml etanol 70%, ditambahkan bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas
500 mg serbuk magnesium, kemudian tanaman yang digunakan dan mencegah
ditambahkan beberapa tetes HCl pekat. ketercampuran dengan bahan tanaman lain pada
Terbentuknya warna jingga sampai merah saat pengumpulan bahan. Deteminasi dilakukan
menunjukkan adanya flavon, merah sampai di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan,
merah keungunan menunjukkan adanya Universitas Jendral Soedirman dengan mengacu
flavanon. pada buku Flora of Java (Backer dan Van Den
Brink, 1965). Hasil determinasi menyatakan
c. Identifikasi Saponin bahwa tanaman kemangi yang diteliti adalah
Identifikasi menggunakan 5 ml infusa sebagai berikut Familia: Laminaceae,
kemangi 5, 10 dan 20% masing-masing Spesimen: Ocimum basilicum L., Nama lokal:
ditambahkan dengan 20 ml akuabides dan Kemangi, Reference: Sp. Pl. 2: 597. 1753 [1
dikocok. Terbentuknya busa yang stabil selama May 1753] (IK), Determiner: PW
beberapa menit menunjukkan adanya saponin.
Pengujian Aktivitas Penghambatan
d. Identifikasi Triterpenoid Pertumbuhan Bakteri Infusa Kemangi Pada
Identifikasi menggunakan 5 ml infusa Tahu Putih dan Ayam
kemangi 5, 10 dan 20% masing-masing Pengujian aktivitas penghambatan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, pertumbuhan bakteri infusa kemangi pada tahu
ditambahkan dengan 1ml kloroform dan 1 ml dan ayam menggunakan tiga seri konsentrasi
asetat anhidrad lalu didinginkan. Setelah dingin, yaitu 5, 10 dan 20%. Penelitian ini mengacu
ditambahkan dengan H2SO4 pekat.Jika pada penelitian Kusumaningrum dkk (2013)
terbentuk warna kemerahan, menunjukkan yang menyatakan konsentrasi 5 dan 10% dari
adanya triterpenoid. infusa salam menunjukkan penurunan total
bakteri dengan teknik perendaman, namun
e. Identifikasi Steroid ditambahkan satu konsentrasi yang lebih tinggi
Identifikasi menggunakan 5ml infusa yaitu 20% yang diharapkan akan meningkatkan
kemangi 5, 10 dan 20% masing-masing potensi pengawetan makanan seiiring dengan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, semakin besarnya konsentrasi infusa yang
ditambahkan dengan 2ml kloroform kemudian digunakan.
2ml H2SO4 pekat diteteskan pelan-pelan dari Pada penelitian ini digunakan media
sisi dinding tabung reaksi. Pembentukan cincin yaitu media NB. Media NB merupakan media
warna merah menunjukkan adanya steroid. cair yang dimaksudkan untuk pembuatan
suspensi bakteri yang menunjukkan jumlah
f. Identifikasi Tanin total bakteri didalam sampel makanan yang
Identifikasi menggunakan 5ml infusa diukur secara turbidimetri.
kemangi 5, 10 dan 20% masing-masing 1. Tahu Putih
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, Data absorbansi kultur sampel tahu
ditambahkan dengan FeCl3 0,1%. dalam NB semua kelompok perlakuan dengan

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 3


Aktivitas Antibakteri Infusa … (Alwani Ahmad, dkk)

berbagai konsentrasi terhadap semua waktu kepercayaan α = 0,05. Hasil ANAVA satu arah
pengamatan tiap interval 2 hari sekali, sampel tahu menunjukkan nilai p=0,000 (<0,05)
dilakukan analisis statistik ANAVA dua arah pada semua waktu pengamatan. Hal ini berarti
dengan taraf kepercayaan α = 0,05. Hasil uji ada pengaruh perlakuan konsentrasi infusa
statistik ANAVA dua arah yang dilakukan pada kemangi yang berbeda terhadap nilai absobansi
sampel tahu menunjukkan waktu dan kultur sampel tahu pada media NB pada waktu
konsentrasi memiliki nilai signifikan yaitu penyimpanan yang sama. Data nilai rata-rata
0,000 (p<0,05). Hal ini berarti dengan adanya absorbansi kultur tahu dalam media NB pada
perbedaan konsentrasi dan waktu penyimpanan setiap waktu pengamatan (Tabel 1), selanjutnya
dapat mempengaruhi jumlah bakteri total pada dilakukan uji lanjutan menggunakan
sampel tahu yang ditandai dengan perbedaan analisisPost Hoc Tukey.
nilai absorbansi kultur sampel tahu pada media
cair NB.
Data absorbansi kultur sampel tahu tiap
perlakuan dengan berbagai konsentrasi berbeda
pada waktu pengamatan yang sama, dilakukan
analisis statistik ANAVA satu arah taraf dengan

Tabel 1. Absorbansi kultur Tahu pada media NB


Konsentrasi Hari ke-2 Hari ke-4 Hari ke-6 Hari ke-8 Hari ke-10
Kontrol (-) 0,640±0,030 0,519±0,007 0,472±0,041 0,492±0,027 0,635±0,046
5% 0,294±0,005* 0,455±0,023* 0,252±0,044* 0,333±0,022* 0,648±0,011
10% 0,201±0,010* 0,400±0,034* 0,176±0,010* 0,231±0,008* 0,710±0,014*
* * * *
20% 0,166±0,008 0,346±0,012 0,194±0,034 0,236±0,044 0,716±0,032*
* * *
Na benzoat 0,002±0,001 0,341±0,086 0,704±0,011 0,640±0,045* 0,607±0,016
Formalin 0,002±0,001* 0,003±0,001* 0,000±0,001* 0,034±0,002* 0,115±0,055*
Kunyit 0,575±0,036* 0,354±0,042* 0,5935±0,099 0,740±0,045* 0,718±0,020*
Keterangan : (*) : berbeda signifikan (p<0,05) terhadap kontrol negatif (akuades
steril) pada waktu pengamatan yang sama

Tabel 1 menunjukkan pengujian Post (hiperosmosis) sehingga cairan akan menuju


Hoc Tukey terhadap kelompok perlakuan pada keluar dari sel bakteri menuju konsentrasi yang
waktu pengamatan yang sama, apabila berbeda lebih rendah membuat pengkeruta sel sehingga
signifikan dengan kontrol negatif maka ada bakteri tidak dapat menjalankan fungsi selnya
aktivitas penghambatan bakteri terhadap sampel kemudian mati (Pratiwi, 2008). Infusa kemangi
tahu. Tahu yang diberi perlakuan infusa 10 dan 20% memiliki kemampuan menghambat
kemangi 5% berbeda signifikan pada hari ke-2, pertumbuhan bakteri pada tahu hingga hari
4, 6 dan 8,namun pada hari ke-10 sudah tidak yang sama yaitu hari ke-10. Untuk
berbeda lagi. Hal ini berarti infusa kemangi mendapatkaan hasil yang efisien disarankan
konsentrasi 5% memiliki aktivitas untuk menggunakan konsentrasi infusa
penghambatan pertumbuhan bakteri sampel kemangi 10% dibandingkan 20%, dengan
tahu pada hari ke-2, 4, 6 dan 8. Jadi, infusa pertimbangan dari segi bahan yang lebih sedikit
kemangi konsentrasi 5% dapat menghambatan namun dapat mencapai aktivitas penghambatan
pertumbuhan bakteri pada tahu hingga hari ke- pertumbuhan bakteri tahu yang sama, sehingga
8.Pada perlakuaninfusa kemangi konsentrasi 10 lebih ekonomis.
dan 20% terhadap tahu terdapat perbedaan Kontrol positif bertujuan untuk
signifikan pada semua waktu penyimpanan hari menunjukkan kebenaran bahwa infusa kemangi
ke-2, 4, 6, 8, dan 10. Hal ini menunjukkan memiliki aktivitas penghambatan pertumbuhan
bahwa infusa kemangi konsentrasi 10 dan 20% bakteri seperti halnya kontrol positif yang telah
memiliki aktivitas penghambatan pertumbuhan diketahui mampu menghambat pertumbuhan
bakteri hingga hari ke-10.Konsentrasi yang bakteri.Pada kontrol positif Na benzoat dapat
lebih tinggi pada infusa kemangi konsentrasi 10 menghambat pertumbuhan bakteri hingga hari
dan 20% juga dapat mempengaruhi tekanan ke-8. Hal ini menunjukan bahwa infusa
osmotis. Konsentrasi yang lebih tinggi kemangi 5% benar memiliki aktivitas
mengakibatkan meningkatnya tekanan osmosis penghambatan pertumbuhan bakteri pada hari

4
Inovasi Teknik Kimia, Vol. 2, No. 1, April 2017, Hal. 1-8 ISSN 2527-6140, e-ISSN 2541-5890

ke-8, karena sama dengan kontrol positif Na statistik ANAVA dua arah yang dilakukan pada
benzoat. Pada formalin dapat menghambat sampel ayam menunjukkan waktu dan
pertumbuhan bakteri tahu hingga hari ke-10. konsentrasi memiliki nilai signifikan yaitu
Hal ini membuktikan bahwa infusa kemangi 10 0,000 (p<0,05) (Lampiran 6). Hal ini berarti
dan 20% benar memiliki aktivitas dengan adanya perbedaan konsentrasi dan
penghambatan pertumbuhan bakteri tahu waktu penyimpanan dapat mempengaruhi
hingga, hari ke-10, karena sama dengan jumlah bakteri total pada sampel ayam yang
formalin. Pada perlakuan kunyit terjadi ditandai dengan perbedaan nilai absorbansi
perbedaan signifikan pada hari ke-2 dan 4, di kultur sampel tahu pada media cair NB.
hari ke-6 tidak terjadi perbedaan, dan mulai Data absorbansi kultur sampel tahu tiap
berbeda kembali pada hari ke-8 dan 10. Pada perlakuan dengan berbagai konsentrasi berbeda
hari ke-6 kunyit tidak memiliki aktivitas pada waktu pengamatan yang sama, dilakukan
penghambatan bakteri.Hal ini dikarenakan analisis statistik ANAVA satu arah taraf dengan
kunyit yang digunakan tidak disterilkan terlebih kepercayaan α = 0,05. Hasil ANAVA satu arah
dahulu sehingga dapat membawa bakteri.Hal ini sampel tahu menunjukkan nilai p=0,000 (<0,05)
berarti kunyit lebih berperan sebagai bahan pada semua waktu pengamatan (Lampiran 7).
pewarna. Hal ini berarti ada pengaruh perlakuan
konsentrasi infusa kemangi yang berbeda
2. Ayam Broiler terhadap nilai absobansi kultur sampel tahu
Data absorbansi kultur sampel ayam pada media NB pada waktu penyimpanan yang
dalam NB semua kelompok perlakuan dengan sama. Data nilai rata-rata absorbansi kultur
berbagai konsentrasi terhadap semua waktu tahu dalam media NB pada setiap waktu
pengamatan tiap interval 3 hari sekali, pengamatan (Tabel 2), selanjutnya dilakukan uji
dilakukan analisis statistik ANAVA dua arah lanjutan menggunakan analisis Post Hoc Tukey.
dengan taraf kepercayaan α = 0,05. Hasil uji

Tabel 2. Absorbansi kultur Ayam pada media NB


Konsentrasi Hari ke-3 Hari ke-6 Hari ke-9 Hari ke-12 Hari ke-15
Kontrol (-) 0,631 ± 0,015 0,453 ± 0,042 0,662 ± 0,057 0,399 ± 0,037 0,451 ± 0,045
5% * 0,260 ± 0,400 ± *
0,405 ± 0,044 0,181 ± 0,007 0,383 ± 0,049
0,034* 0,025*
10% 0,172 ± 0,298 ±
0,345 ± 0,003* 0,124 ± 0,181* 0,285 ± 0,028*
0,011* 0,029*
20% 0,068 ± 0,166 ±
0,336 ± 0,003* 0,092 ± 0,006* 0,190 ± 0,048*
0,026* 0,015*
Na benzoat 0,041 ±
0,252 ± 0,175* 0,003 ± 0,000 0,621 ± 0,014* 0,228 ± 0,161*
0,031*
Formalin 0,006 ± -0,004 ±
0,075 ± 0,080* 0,607 ± 0,032* 0,178 ± 0,051*
0,003* 0,000
Kunyit 0,493 ± 0,031 0,245 ± 0,175 0,640 ± 0,001 0,632 ± 0,016* 0,541 ± 0,016
Keterangan : (*) : berbeda signifikan (p<0,05) terhadap kontrol negatif (akuades
steril) pada waktu penyimpanan yang sama

Tabel 2 menunjukkan pengujian Post ke-12. Pada infusa kemangi konsentrasi 10 dan
Hoc Tukey terhadap kelompok perlakuan pada 20% berbeda signifikan pada semua hari
waktu pengamatan yang sama, apabila berbeda pengamatan yaitu hari ke-3, 6, 9, 12, dan 15.
signifikan dengan kontrol negatif maka ada Hal ini berarti infusa kemangi konsentrasi 10
aktivitas penghambatan pertumbuhan bakteri dan 20% memiliki aktivitas penghambatan
terhadap sampel ayam. Ayam yang diberi pertumbuhan bakteri hingga hari ke-
perlakuan perendaman dengan infusa kemangi 15.Konsentrasi yang lebih tinggi pada infusa
5% berbeda signifikan pada hari ke-3,6, 9 dan kemangi konsentrasi 10 dan 20% juga dapat
12 namun pada hari ke-15 sudah tidak berbeda mempengaruhi tekanan osmotis. Konsentrasi
signifikan. Hal ini berarti infusa kemangi yang lebih tinggi mengakibatkan meningkatnya
konsentrasi 5% memiliki aktivitas tekanan osmosis (hiperosmosis) sehingga cairan
penghambatan pertumbuhan bakteri hingga hari akan menuju keluar dari sel bakteri menuju

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 5


Aktivitas Antibakteri Infusa … (Alwani Ahmad, dkk)

konsentrasi yang lebih rendah membuat benar infusa kemangi 5% memiliki kemampuan
pengkeruta sel sehingga bakteri tidak dapat penghambatan pertumbuhan bakteri hingga hari
menjalankan fungsi selnya kemudian mati ke-12 karena memiliki kesamaan dengan
(Pratiwi, 2008). Infusa kemangi 10 dan 20% kontrol positif Na benzoat dan formalin yang
memiliki kemampuan menghambat juga memiliki aktivitas pada hari ke-12. Infusa
pertumbuhan bakteri pada ayam hingga hari kemangi 10 dan 20% juga menunjukkan bahwa
yang sama yaitu hari ke-15. Untuk benar memiliki kemampuan penghambatan
mendapatkan hasil yang efisien disarankan pertumbuhan bakteri pada ayam hingga hari ke-
untuk menggunakan konsentrasi infusa 15 karena sama dengan Na benzoat dan
kemangi 10% dibandingkan 20%, dengan Formalin yang memiliki kemampuan
pertimbangan dari segi bahan yang lebih sedikit penghambatan bakteri pada ayam di hari ke-15.
namun dapat mencapai aktivitas penghambatan
pertumbuhan bakteri tahu yang sama, sehingga Screening Fitokimia Infus Kemangi
lebih ekonomis. Tujuan dilakukannya screening fitokimia
Kontrol positif bertujuan untuk untuk mengetahui golongan kandungan kimia
menunjukkan kebenaran bahwa infusa kemangi dalam suatu ekstrak (Kristianti dkk, 2008) dan
memiliki aktivitas penghambatan pertumbuhan untuk menghubungkan pengaruhnya terhadap
bakteri seperti halnya kontrol positif yang telah pengawetan tahu dan ayam tiap konsentrasi
diketahui mampu menghambat pertumbuhan infusa kemangi yang digunakan.Screening
bakteri.Pada perlakuan kontrol positif Na fitokimia infusa kemangi meliputi pengujian
benzoat dan formalin memiliki aktivitas meliputi tanin, saponin, steroid, triterpenoid,
penghambatan bakteri pada hari ke-3 dan 6, flavonoid, dan alkaloid. Prinsip dari
namun pada hari ke-9 tidak ada aktivitas dan pengujianini menggunakan metode pengujian
pada hari ke-12 dan 15 kembali memiliki warna menggunakan suatu pereaksi warna.
aktivitas.Hal ini diduga karena adanya faktor Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 3.
lingkungan yang mempengaruhi tingkat aseptis Berdasarkan hasil screening fitokimia infusa
dalam penelitian sehingga dapat mengganggu kemangi yang dilakukan terhadap konsentrasi
hasil penelian.Pada perlakuan kunyit hanya 5, 10 dan 20% menunjukkan hasil positif
berbeda signifikan pada hari ke-12, karena mengandung golongan senyawa saponin dan
kunyit sebelumnya tidak disterilkan.Hal ini tanin. Pada steroid, alkaloid, flavonoid, dan
berarti kunyit hanya sebagai bahan triterpenoid menunjukkan hasil yang negatif
perwarna.Dari perbandingan infusa kemangi menandakan bahwa infusa kemangi tidak
dengan kontrol positif menunjukkan bahwa mengandung golongan senyawa tersebut.

Tabel 3. Hasil Screening Fitokimia Infusa Kemangi


No Golongan Reagen Pengamatan Hasil
Senyawa
1. Alkaloid HCl 2N dan pereksi Endapan atau kekeruhan -
Mayer
2. Flavonoid Etanol 70%, serbuk Jingga hingga merah menunjukkan -
Mg, HCl(p) flavon dan merah sampai merah
keunguan menunjukkan flavanon
3. Saponin Akuades, dikocok Busa yang stabil +
4. Steroid Kloroform, H2SO4(p) Cincin berwarna merah -
5. Triterpenoid Kloroform, H2SO4(p) Warna kemerahan -
6. Tanin FeCl3 0,1% Biru hitam, hijau atau biru-hijau dan +
endapan
Keterangan : (+) : terdeteksi golongan senyawa kimia ; (-) : tidak terdeteksi golongan
senyawa kimia

6
Inovasi Teknik Kimia, Vol. 2, No. 1, April 2017, Hal. 1-8 ISSN 2527-6140, e-ISSN 2541-5890

Hubungan Kandungan Golongan Senyawa UCAPAN TERIMA KASIH


Kimia Infusa Kemangi terhadap Aktivitas Ucapan terima kasih kepada LPPM
Penghambatan Pertumbuhan Bakteri pada Universitas Muhammadiyah Purwokerto atas
Tahu dan Ayam. pendanaan penelitian dengan skema penelitian
Infusa kemangi memiliki aktivitas hibah kompetitif dengan no kontrak
penghambatan pertumbuhan bakteri pada tahu A11.II/665.S.Pj/LPPM/XI/2016.
yang disimpan pada suhu kamarhingga hari ke-
8 untuk konsentrasi 5% dan hingga hari ke-10 DAFTAR PUSTAKA
untuk konsentrasi 10 dan 20%. Sampel ayam [DepKes RI] Departemen Kesehatan RI.
yang disimpan di lemari pendingin (3- (2000). Sediaan Galenik. Jakarta :
70C),infusa kemangi konsentrasi 5% dapat Departemen Kesehatan RI.
menghambat pertumbuhan bakteri hingga hari Agustina R., Sari T.P., Satroamidjojo S.,
ke-12 dan infusa kemangi konsentrasi 10, dan Bovee-Oudenhoven I.M.J., Feskens
20%.hingga hari ke-15.Aktivitas penghambatan E.J.,Kok F.J. (2013). Association of
pertumbuhan bakteri oleh infusa kemangi food-hygiene practices and
diduga karenadi dalam infusa kemangi diarrheaprevalence among Indonesian
terdeteksi golongan senyawa saponin dan tanin. young children from low socioeconomic
Penelitian sebelumnya melaporkan, urbanareas. BMC Public Health .13
ekstrak biji manga harumanis yang Anand, Ankur Kumar., Mohan, Manindra.,
mengandung tanin dan saponin mempunyai Haider, S. Zafar., Sharma, Akash. (2011).
daya penghambatan bakteri terhadap Essential Oil Composition And
Straphylococcus aureus, Basillus subtilis, Antimicrobial Activity of Three Ocimum
Shigella dan Escherichia coli dengan daerah Species from Uttarakhand (India).
hambat 17,0 untuk konsentrasi 50%, 14,083 Internasional Journal of Pharmaceutical
untuk konsentrasi 25%, 11,833 untuk Sciences 3(3).Hal. 223-225.
konsentrasi 12,5%, dan 9,750 untuk konsentrasi Andayani, T., Hendrawan, Y., Yulianingsih, R.
6,25% (Prihandani dkk, 2016). Romas (2014). Minyak Atsiri Daun Sirih Merah
dkk(2015) melaporkan pula kandungan saponin (Piper Crocatum) Sebagai Pengawet
dan tanin berperan dalam penghambatan bakteri Alami Pada Ikan Teri
S.aureus ATCC 6538 secara in vitro oleh (Stolephorusindicus). Jurnal Bioproses
ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia Komoditas Tropis. 2(2). Hal. 123-130.
mangostana L) konsentrasi 5, 10, 20, 40, 60 dan Astuti, Tri., Izzati, Munifatul. (2010). Pengaruh
80% b/v. Rosyidah, et al (2010) melaporkan Perendaman Daun Mimba (Azadirachta
fraksi A ekstrak saponin dari kulit batang indica L.), Mengkudu (Morinda citrifolia
tumbuhan kasturi (Mangifera casturi) memiliki L.), Daun Sambiloto (Andrographis
diameter hambat sebesar 10,3 ± 0,5 mm paniculata) terhadap Keawetan Tahu.
terhadap bakteri E. coli dan 10,8 ± 0,3 mm Hal. 12-19.
terhadap S. aureus. Backer, A and Van Den Brink, B., (1965), Flora
of Java (Spermatophytes Only),Volume
KESIMPULAN I, N.V.P. The Nederlands, Noordhoff-
Dari penelitian ini dapat disimpulkan Groningen
bahwa Infusa kemangi memiliki potensi sebagai Buckle, K.A., Edward, RA., Fleet, GH.,
pengawet makanan tahu dan daging ayam Wootton, M.,(2009). Ilmu Pangan.
segar. Uji aktivitas penghambatan pertumbuhan Terjemahan Hari P. dan Adiono. Jakarta:
bakteri pada makanan tahu hingga hari ke-8 UI Press.
untuk konsentrasi 5% dan hingga hari ke-10 Burt, Sara. (2004). Essential Oils: Their
untuk konsentrasi 10 dan 20% pada suhu Antibacterial Properties and Potensial
kamar. Sedangkan pada sampel ayam infusa Applications in Foods. International
kemangi memiliki aktivitas penghambatan Journal of Food Microbiology. 94 . Hal.
pertumbuhan bakteri hingga hari ke-12 untuk 223– 253
konsentrasi 5% dan hingga hari ke-15 untuk Celiktas, O.Y., Kocabas, E.E.H., Bedir, E.,
konsentrasi 10 dan 20% pada suhu 3- 7 oC. Sukan, F.V., Ozek, T., and Baser, K.H.C.
Screening fitokimia pada Infusa kemangi (2007). Antimicrobial Activities of
terdeteksi golongan senyawa kimia berupa Methanol Extractsand Essential Oils of
saponin dan tanin. Rosmarinus oficinalis, Depending on

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 7


Aktivitas Antibakteri Infusa … (Alwani Ahmad, dkk)

Location and Seasonal Variations. Food Pratiwi, Sylvia. T. (2008). Mikrobologi


Chemistry. 100(2).Hal. 553-559. Farmasi. Jakarta : Erlangga.
Chasanah, Ekowati., Fawzya, Yusro Nuri., Prihandani, Sri Suryatmiati., Noor, Susan
Karmawidjaja, Fiona Ariani. (2013). Maphilindawati., Andriani., Poeloengan,
Bioaktivitas Kitooligosakarida yang Masniari. (2016). Efektifitas Ekstrak Biji
Diproduksi dari Kitosan Menggunakan Mangga Harumanis terhadap
Kitosanase Microminospora T5a1 Straphylococcus aureus, Bacillus subtilis,
sebagai Antikapang. JPB Kelautan dan Shigella sp. Dan Escherichia coli. Jurnal
Perikanan . 8(1). Hal. 65-72. Veteriner. 17(45-50). Hal. 45-50.
Ghosal, Mitali., Mandala, Palash. (2012). Romas, Amin., Rosyidah, Devi Usdiana., Aziz,
Phytochemical Screening and Mohamad Azwar. (2015). Uji Aktivitas
Antioxidant Activities Of Two Selected Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah
‘Bihi’ Fruits Used As Vegetables In Manggis (Garcinia mangostana l)
Darjeeling Himalaya. International Terhadap Bakteri Escherichia coli ATCC
Journal of Pharmacy and 11229 dan Straphycoccus aureus ATCC
Pharmaceutical Sciences 6538 Secara In Vitro. University
Hussain, Abdullah Ijaz., Farooq Anwar., Syed Research Colloquium. ISSN 2407-9189.
Tufail Hussain Sherazi., Roman Hal 127-132
Przybylski.,(2008). Chemical Rosyidah, K., Nurmuhaimina, S. A., Komari,
composition, antioxidant and N., Astuti, M. D. (2010). Aktivitas
antimicrobial activities of basil (Ocimum Antibakteri Fraksi Kulit Batang
basilicum) essential oils depends on Tumbuhan Kasturi (Mangifera casturi).
seasonal variations. Food Chemistry. Alchemy. 1(2).
108(3). Hal. 986–995. Shathele, M.S., Fadlelmula. A. (2010). In Vitro
Kristanti, A. N., N. S. Aminah, M. Tanjung, Effective of Some Antifungal Drugs in
dan B. Kurniadi. (2008). Buku Ajar Treatment of Trichophyta verrucosum,
Fitokimia. Surabaya: Airlangga Dermatophytic Fungi. Asian Journal of
University Press. Animal and Veterinary Advances. ISSN
Kusumaningrum. Widiyaningrum. Mubarok. 1683-9919
(2013). Penurunan Total Bakteri Daging
Ayam Dengan Perlakuan Perendaman
Infusa Daun Salam (Syzygium
Polyanthum). Jurnal MIPA. 36 (1). Hal.
14-19.
Nurwantoro., Djarijah, Abbas Siregar. (2011).
Mikrobiologi pangan hewan-nabati.
Semarang : Kanisius.
Oliviera,Thales Leandro Coutinho de., Cardoso,
Maria das Graças.,Soares, Rodrigo de
Araújo., Ramos, Eduardo Mendes.,
Piccoli, Roberta Hilsdorf., Tebaldi,
Victor Maximiliano Reis. (2013).
Inhibitory activity of Syzygium
aromaticum and Cymbopogon citratus
(DC.) Stapf. essential oils against Listeria
monocytogenes inoculated in bovine
ground meat. Brazilian Journal of
Microbiology 44(2). Hal. 357-365.
Pakpahan, Rahel Asriani., Khotimah, Siti.,
Turnip, Masnur. (2015). Efektivitas
Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle
L.) dan BuahMengkudu (Morinda
citrifolia L.) Sebagai AlternatifPengawet
Tahu. Protobiont. 4(1).Hal.115-119.

Anda mungkin juga menyukai