Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT

TENTANG PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Oleh :

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
MEULABOH
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan keselamatan kerja Rumah Sakit merupakan upaya untuk memberikan

jaminan kesehatan dan peningkatan derajat kesehatan para pekerja dangan cara pencegahan

kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, peromosi

kesehatan dan rehabilitasi. (Hariaza 2011). Menurut (WHO 2005) Alat pelindung diri

(APD) yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kontaminasi meliputi pengunaan

sarung tangan, kacamata pelindung, apron, gouw, sepatu, dan penutup kepala. Pengetahuan

perawat dalam mengunakan APD merupakan salah satu faktor penentu penerapan

pengunaan APD dirumah sakit.

Pengetahuan merupakan hasil dari pengalamandan proses intraksi dengan

lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, dan sikap, (Maulana, 2003).

Standard precaution khususnya pengunaan APD merupakan tindakan yang penting

dilakukan oleh perawat, karna perawat memiliki tanggung jawab untuk menjaga

keselamatan dan kenyamanan dalam menjalankan tindakan keperawatan.

Karena pada dasarnya alat pelindung diri merupakan alat yang digunakan untuk

melindungi perawat dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan

bahaya di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik

dan lainnya karena perawat memiliki resiko kecelakaan kerja tertinggi dibandingkan sektor

pekerjaan lain.

Penggunaan APD di RS di Indonesia ternyata lebih dari 40%, dan kenyataan di

lapangan para perawat rata-rata hanya menggunakan salah satu APD (jas lab, sarung

tangan, atau masker saja) saat menangani pasien. Adapun alasan perawat tidak

menggunakan APD ketika menangani pasien, pada umumnya (52%) di rumah sakit tidak

tersedia APD yang lengkap. Tidak tersedianya APD di rumah sakit kemungkinan di
sebabkan karena kurangnya perhatian dari kepala ruangan dalam penyediaan APD, atau

anggaran rumah sakit yang terbatas sehingga dana untuk pengadaan APD juga menjadi

terbatas. Alasan lain perawat karena malas, lupa, tidak terbiasa dan repot. Alasan-alasan

tersebut sangat terkait dengan pengetahuan/sikap perawat dalam penggunaan APD.

Penyebab utamanya kemungkinan karena kurangnya pemahaman perawat terhadap bahaya

yang akan timbul sebagai akibat dari adanya penyakit yang berbahaya. (Kusnindar, 1997).

Berdasarkan penelitian Vondra A.S (2015) menunjukkan bahwa pengetahuan

responden tidak baik (52,5%) dan sikap responden negatif (55,0%). Hasil uji statistik

menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p= 0,002) dan sikap (p= 0,005)

dengan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja di unit kerja produksi pengecoran

logam.

Sumber : https://eprints.ums.ac.id

Penelitian ini juga di dukung oleh Yeni dkk (2018) menunjukkan bahwa perawat yang

mempunyai tingkat pengetahuan baik (86%), dan perawat mempunyai sikap positif

terhadap penggunaan APD (95,3%), serta perawat mempunyai tingkat kepatuhan dalam

kategori patuh (74,4%), dan didapatkan hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan dan sikap perawat dengan tingkat kepatuhan penggunaan APD dengan

p=0,03; α=0,5 untuk tingkat pengetahuan dengan tingkat kepatuhan dan p=0,00; α=0,5

untuk sikap dengan tingkat kepatuhan.

Sumber : https://publikasi.unitri.ac.id

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan dan sikap Perawat tentang Pemakaian Alat Pelindung Diri

(APD)”.

B. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Sejauh Mana Pengetahuan dan Sikap Perawat tentang

Pemakaian Alat Pelindung diri (APD)

Anda mungkin juga menyukai