Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PASIEN

TB PARU

JAMALLUDIN
(433131490120085)

PRODI STUDI PROFESI NERS


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kharisma Karawang
Jalan Pangkal Perjuangan KM 1 (By Pass), Kabupaten Karawang,
Jawa Barat 413116, Indonesia
2020/2021
KASUS

Saat dilakukan kunjungan rumah terhadap keluarga Bapak K (35 tahun), didapatkan data
bahwa Ibu L (30 tahun), sering mengeluh berkeringat pada malam hari, batuk berdahak
lebih dari 1 bulan, dan nafsu makan berkurang. Ibu L mengatakan pernah mempunyai
riwayat penyakit TB Paru kurang lebih 2 tahun yang lalu dan sempat dirawat selama 13
hari di RS Dahlia dengan keluhan sesak nafas dan demam di malam hari. Ibu L
mengatakan putus obat setelah 2 bulan pengobatan karena merasa sudah pulih, namun saat
ini harus menjalani OAT Kembali.

Saat dikaji, Ibu L mengatakan nyeri dada dengan skala 6, sesak nafas dan batuk, sesak
bertambah Ketika berbaring, dan berkurang ketika duduk. Hasil pemeriksaan dari RS
Dahlia saat Ibu L dirawat 1 tahun lalu: sputum BTA+, Hasil rontgent terdapat infiltrat di
kedua lapang paru-paru, dan Hb 10 gr/dL. Keadaan umum Ibu L: terlihat lesu, lemas,
wajah kusam, merintih kesakitan, kesadaran compos mentis GCS 4/5/6, TD150/80 mmHg,
RR 26x/menit, S 36.20 C, TB 150 cm, dan BB 47 Kg.

JAWABAN:

1. Pengkajian
A. Data Umum
Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. K
Usia Kepala Keluarga : 35 Tahun
Komposisi Keluarga

No Nama Jenis Kelamin Hubungan dengan KK Usia


1 Tn.K Laki-laki Suami 35
2 Ny.L Perempuan Istri 30
B. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.K termasuk kedalam tipe keluarga nuclear family yaitu terdiri dari
suami dan istri
C. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga pada Tn.K termasuk kedalam tahap perkembangan
pasangan menikah dan belum memiliki anak (beginning family)
D. Struktur keluarga
Tn.K berperan sebagai kepala keluarga, Ny.L berperan sebagai ibu rumah tangga
E. Fungsi keluarga
Fungsi perawatan kesehatan keluarga:
1) Pengetahuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Belum tahu mengenai masalah kesehatan yang diderita
2) Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Yang mengambil keputusan adalah kepala keluarga (Tn.K)
3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Tidak merawat anggota keluarga yang sakit dengan baik, karena Ibu L
mengatakan putus obat setelah 2 bulan pengobatan karena merasa sudah
pulih
4) Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan:
5) Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Membawa anggota keluarga yang sakit ke RS

ANALISA DATA

NO DATA FOKUS MASALAH


1. Batasan Karakteristik : Domain 1 : promosi
 Eksaserbasi Gejala kesehatan
 Komplikasi terkait perkembangan Kelas 2 : manajemen
- Ibu L (30 tahun), sering mengeluh kesehatan
berkeringat pada malam hari Masalah :
- Ibu L mengeluh batuk berdahak lebih dari 1 Ketidakpatuhan pada
bulan, dan nafsu makan berkurang. Ibu. L di keluarga Tn.K
- Ibu L mengatakan nyeri dada dengan skala 6, [00079]
sesak nafas dan batuk, sesak bertambah
Ketika berbaring, dan berkurang ketika
duduk.
- Ibu L mengatakan pernah mempunyai
riwayat penyakit TB Paru kurang lebih 2
tahun yang lalu dan sempat dirawat selama
13 hari di RS Dahlia dengan keluhan sesak
nafas dan demam di malam hari.
- Ibu L mengatakan putus obat setelah 2 bulan
pengobatan karena merasa sudah pulih,
namun saat ini harus menjalani OAT
kembali.
Justifikasi analisa data ke 1 :
Ketidakpatuhan yaitu perilaku individu yang tidak sesuai dengan rencana promosi
kesehatan atau terapeutik yang diterapkan sehingga dapat menyebabkan hasil akhir
yang tidak efektif.
Klien sudah tahu bahwa ia menderita penyakit TB Paru dan sudah memiliki riwayat TB
paru kurang dari 2 tahun yll hingga klien sempat dirawat di RS. Tetapi hal itu tidak
menjadikan klien mengikuti anjuran/program perawatan dengan baik dan benar, karena
klien mengalami putus obat setelah 2 bulan pengobatan dikarenakan sudah merasa
pulih. Klien tidak patuh dengan pengobatan yang seharusnya, sehingga akibat dari hal
tersebut klien mengalami perburukan gejala kembali.
2. Batasan Karakteristik : Domain 11 : keamanan/
 Perubahan pola napas : dispneu perlindungan
 Perubahan frekuensi napas : RR 26x/menit Kelas 2 : cedera fisik

 Sputum dalam jumlah yang berlebih Masalah :

- Ibu L mengeluh batuk berdahak lebih dari 1 Ketidakefektifan


bulan, dan nafsu makan berkurang. Bersihan Jalan Napas

- Ibu L mengatakan nyeri dada dengan skala 6, pada Ibu.L di keluarga


sesak nafas dan batuk, sesak bertambah Tn.K [00031]
Ketika berbaring, dan berkurang ketika
duduk.
- Ibu L mengatakan pernah mempunyai
riwayat penyakit TB Paru kurang lebih 2
tahun yang lalu dan sempat dirawat selama
13 hari di RS Dahlia dengan keluhan sesak
nafas dan demam di malam hari.

 Ibu L (30 tahun), sering mengeluh berkeringat


pada malam hari

Hasil pemeriksaan dari RS Dahlia saat Ibu L


dirawat 1 tahun lalu :
- Sputum BTA+,
- Hasil rontgent terdapat infiltrat di kedua
lapang paru-paru
- Hb 10 gr/dL.
- Keadaan umum Ibu L: terlihat lesu, lemas,
wajah kusam, merintih kesakitan, kesadaran
compos mentis GCS 4/5/6
- TD150/80 mmHg
Justifikasi analisa data ke-2 :
TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru akibat
kuman Mycobacterium tuberculosis. TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk yang
berlangsung lama (lebih dari 3 minggu), biasanya berdahak, dan terkadang
mengeluarkan darah.
Masalah pada kasus terjadi karena adanya perburukan dari gejala yang timbul akibat
TB Paru yang diderita pasien. Invasi bakteri menyebabkan sekresi sputum secara
berlebihan sehingga mengalami penumpukan di jalan napas pasien.
3. Batasan Karakteristik : Domain 1 : promosi
 Kegagalan memasukan regimen pengobatan kesehatan
dalam kehidupan sehari-hari Kelas 2 : manajemen
 Kesulitan dengan regimen yang diprogramkan kesehatan
 Pilihan yang tidak efektif dalam kehidupan Masalah :
seharihari untuk memenuhi tujuan kesehatan. Ketidakefektifan
- Ibu L mengatakan putus obat setelah 2 bulan Manajemen Kesehatan
pengobatan karena merasa sudah pulih, keluarga [00078]
namun saat ini harus menjalani OAT
kembali.
- Pengobatan OAT harus di minum setiap hari
Justifikasi analisa dara ke-3 :
Pengobatan OAT yang dijalani Ny. L harus diminum setiap hari, hal tersebut
memungkan untuk membuat Ny. L merasa bosan akan pengobatannya, sehingga ketika
ia sudah merasa pulih/lebih baik, Ny.L memilih untuk berhenti meminumnya. Dari data
tersebut muncul masalah ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga yaitu pola
pengaturan dan pengintegrasian ke dalam proses keluarga suatu program untuk pengobatan
penyakit untuk memenuhi tujuan kesehatan.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Domain Kelas Kode Diagnosis Keperawatan


1 Domain 11 Kelas 2 00031 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Keamanan/perlindungan pada Ibu L di keluarga Tn.K
(NANDA)
2 Domain 1 Kelas 2 00079 Ketidakpatuhan pada Ibu L di
Promosi kesehatan keluarga Tn.K
(NANDA)
3 Domain 1 Kelas 2 00080 Ketidakefektifan manajemen
Promosi kesehatan kesehatan keluarga pada keluarga
(NANDA) Tn.K
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan NOC NIC


No Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
1 Batasan Karakteristik : 00031 Ketidakefektifa 1803 TUK 1 : Keluarga mampu mengenal 3140 TUK 1 : Keluarga mampu mengenal
 Perubahan pola n bersihan jalan masalah kesehatan keluarga masalah kesehatan keluarga
napas : dispneu nafas - Pengetahuan : proses penyakit - Manajemen jalan nafas
 Perubahan
frekuensi napas :
RR 26x/menit 1608 TUK 2 : Keluarga mampu memutuskan 5250 TUK 2 : Keluarga mampu memutusakan
masalah kesehatan keluarga masalah kesehatan keluarga
 Sputum dalam
jumlah yang - Kontrol gejala - Dukungan pengambilan keputusan
berlebih
- Ibu L mengeluh
0410 3230
batuk berdahak TUK 3 : Keluarga mampu merawat TUK 3 : Keluarga mampu merawat
lebih dari 1 anggota keluarga yang sakit anggota keluarga yang sakit
bulan, dan nafsu
- Status pernafasan : kepatenan - Fisioterapi dada
makan berkurang.
jalan nafas - Manajemen batuk
- Ibu L 1924 6550 - Terapi menenangkan
mengatakan nyeri
dada dengan TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi
skala 6, sesak lingkungan TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi
nafas dan batuk, lingkungan
sesak bertambah 1603 - Kontrol risiko : proses infeksi 6200
Ketika berbaring, - Perlindungan infeksi
dan berkurang
ketika duduk. TUK 5 : Keluarga mampu memanfaatkan
- Ibu L fasilitas pelayanan kesehatan TUK 5 : Keluarga mampu memanfaatkan
mengatakan fasilitas kesehatan
- Perilaku pencarian kesehatan
pernah - Perawatan gawat darurat
mempunyai
riwayat penyakit
TB Paru kurang
lebih 2 tahun
yang lalu dan
sempat dirawat
selama 13 hari di
RS Dahlia
dengan keluhan
sesak nafas dan
demam di malam
hari.
- Ibu L (30 tahun),
sering mengeluh
berkeringat pada
malam hari

Hasil pemeriksaan dari


RS Dahlia saat Ibu L
dirawat 1 tahun lalu :
- Sputum BTA+,
- Hasil rontgent
terdapat infiltrat
di kedua lapang
paru-paru
- Hb 10 gr/dL.
- Keadaan umum
Ibu L: terlihat
lesu, lemas,
wajah kusam,
merintih
kesakitan,
kesadaran
compos mentis
GCS 4/5/6
- TD150/80 mmHg
2 Batasan Karakteristik : 00079 Ketidakpatuhan TUK 1 : Keluarga mampu mengenal 5602 TUK 1 : Keluarga mampu mengenal
 Eksaserbasi Gejala 1602 masalah kesehatan masalah kesehatan
 Komplikasi terkait - Perilaku Promosi Kesehatan - Pengajaran : Proses Penyakit
perkembangan - Pendidikan kesehatan
- Ibu L (30 1606 TUK 2 : Keluarga mampu memutusakan
tahun), sering masalah kesehatan 5250 TUK 2 : Keluarga mampu memutusakan
mengeluh - Partisipasi dalam Keputusan masalah kesehatan
berkeringat Perawatan Kesehatan - Dukungan Pengambilan Keputusan
pada malam
hari 0307 TUK 3 : Keluarga mampu merawat
- Ibu L mengeluh anggota keluarga yang sakit 7040 TUK 3 : Keluarga mampu merawat
batuk berdahak anggota keluarga yang sakit
- Perawatan diri : pnegobatan non
lebih dari 1 - Dukungan pengasuhan (caregiver
parenteral
bulan, dan support)
nafsu makan
berkurang. 4470 TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi
1623 TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi
- Ibu L lingkungan lingkungan
mengatakan - Perilaku patuh : pengobatan - Bantuan modifikasi diri
nyeri dada yang disarankan
dengan skala 6, TUK 5 : Keluarga mampu memanfaatkan
7400
sesak nafas dan 1603 TUK 5 : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
batuk, sesak fasilitas pelayanan kesehatan - Panduan System Pelayanan
bertambah - Perilaku Pencarian kesehatan Kesehtan
Ketika
berbaring, dan
berkurang
ketika duduk.
- Ibu L
mengatakan
pernah
mempunyai
riwayat
penyakit TB
Paru kurang
lebih 2 tahun
yang lalu dan
sempat dirawat
selama 13 hari
di RS Dahlia
dengan keluhan
sesak nafas dan
demam di
malam hari.
- Ibu L
mengatakan
putus obat
setelah 2 bulan
pengobatan
karena merasa
sudah pulih,
namun saat ini
harus menjalani
OAT kembali.
3 Batasan Karakteristik : 00080 1803 TUK 1 : Keluarga mampu mengenal 5602 TUK 1 : Keluarga mampu mengenal
 Kegagalan masalah kesehatan keluarga masalah kesehatan
memasukan - Pengetahuan : proses penyakit - Pengajaran : Proses Penyakit
regimen 0906
pengobatan dalam TUK 2 : Keluarga mampu memutuskan 5250 TUK 2 : Keluarga mampu memutusakan
kehidupan sehari- masalah kesehatan keluarga masalah kesehatan
hari - Pembuatan keputusan - Dukungan Pengambilan Keputusan
 Kesulitan dengan
regimen yang 3100 TUK 3 : Keluarga mampu merawat
diprogramkan anggota keluarga yang sakit 4360 TUK 3 : Keluarga mampu merawat
 Pilihan yang tidak - Manajemen diri : penyakit akut anggota keluarga yang sakit
efektif dalam - Modifikasi Perilaku
kehidupan TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi
seharihari untuk 1600 lingkungan TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi
memenuhi tujuan - Perilaku patuh 6610 lingkungan
kesehatan. - Identifikasi Risiko
- Ibu L TUK 5 : Keluarga mampu memanfaatkan
mengatakan fasilitas pelayanan kesehatan TUK 5 : Keluarga mampu memanfaatkan
2605
putus obat - Partisipasi keluarga dalam fasilitas pelayanan kesehatan
setelah 2 perawatan profesional 7400 - Panduan System Pelayanan
bulan Kesehtan
pengobatan
karena merasa
sudah pulih,
namun saat ini
harus
menjalani
OAT kembali.
- -

Pengobatan
OAT harus di
minum setiap
hari

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PRIORITAS

No Diagnosis Pelaksanaan
√ NOC NIC
. Keperawatan Ya Tidak

1 Ketidakefektifan Tugas Perkembangan Keluarga I : Keluarga Tugas Perkembangan Keluarga I : Keluarga mampu √
bersihan jalan nafas mampu mengenal masalah kesehatan mengenal masalah kesehatan
Outcome Manajemen Jalan nafas
Pengetahuan : proses penyakit
1. Posisikan pasien dengan memaksimalkan ventilasi
Dipertahankan pada 2 (pengetahuan terbatas) di
tingkatkan ke 4 (pengetahuan banyak). 2. Lakukan fisioterapi dada, sebagaimana mestinya
3. Buang sekset dengan memotivasi pasien untuk melakukan
batuk
4. Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, berputas dan
batuk
5. Intruksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk efektif
6. Auskultasi suara nafas
7. Kelola pemberian bronkodilator, sebagaimana mestinya
8. Ajarkan pasien bagaimana menggunakan inhaler sesuai
resep, sebagaimana mestinya
9. Posisikan untuk meringankan sesak nafas
10. Monitor status pernafasan dan oksigenasi

Tugas Perkembangan Keluarga II : Keluarga Tugas Perkembangan Keluarga II : Keluarga mampu √


mampu mengambil masalah mengambil keputusan
Outcome Dukungan Pengambilan Keputusan
Kontrol gejala 1. Tentukan apakah terdapat perbedaan antara pandangan
Dipertahankan pada 2 (pengetahuan terbatas) di pasien dan pandangan penyedia perawatan kesehatan
tingkatkan ke 4 (pengetahuan banyak). mengenai kondisi pasien
2. Bantu pasien untuk mengklarifikasi nilai dan harapan yang
mungkin akan membantu dalam membuat pilihan yang
penting dalam hidup [nya]
3. Informasikan pada pasien mengenai pandangan-
pandangan atau solusi alternatif dengan cara yang jelas
dan mendukung
4. Bantu pasien mengidentifkasi keuntungan dan kerugian
dari setiap alternatif pilihan
Tugas Perkembangan Keluarga III : Keluarga Tugas Perkembangan Keluarga III : Keluarga mampu √
mampu merawat orang yang sakit merawat orang yang sakit
Outcome Fisioterapi dada
Status pernafasan : kepatenan jalan nafas
1. Kenali ada tidaknya kontraindikasi dilakukannya
Dipertahankan pada 2 (pengetahuan terbatas) di
fisioterapi dada
tingkatkan ke 4 (pengetahuan banyak).
2. Lakukan fisioterapi dada minimal 2 jam setelah makan
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan fisioterapi dada
pada pasien
4. Dekatkan alat-alat yang diperlukan
5. Monitor status respirasi dan kardiologi
6. Monitor jumlah dan karakteristik sputum
7. Tentukan segmen paru mana yang berisi sekret berlebih
8. Posisikan segmen paru yang akan dilakukan fisioterapi
dada
9. Gunakan bantal untuk menopang posisi pasien
10. Tepuk dada dengan teratur dan cepat dengan
menggunakan telapak tangan yang dikuncupkan diatas
area yang ditentukan selama 3-5 menit, hindari perkusi
diatas tulang belakang, ginjal, payudaya, area insisi, dan
tulang rusuk yang patah
11. Lakukan getaran apply pneumatic, acoustical, or electrical
chest percussour
12. Getarkan dengan cepat dan kuat dengan telapak tangan,
jaga agar bahu dan lengan tetap lurus, pergelangan tangan
kencang, pada area yang akan dilakukan fisioterapi dada
ketika pasien menghembuskan nafas atau batuk 3-4 kali
13. Anjurkan untuk batuk selama dan setelah tindakan
14. Monitor keadaan pasien

Tugas Perkembangan Keluarga IV : Keluarga Tugas Perkembangan Keluarga IV : Keluarga mampu


mampu memodifikasi Lingkungan memodifikasi lingkungan
Outcome Perlindungan infeksi
Kontrol risiko : proses infeksi 1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi
Dipertahankan pada 2 (pengetahuan terbatas) di 2. Monitor kerentanan terhadap infeksi
tingkatkan ke 4 (pengetahuan banyak). 3. Batasi jumlah pengunjung
4. Skiring semua pengunjung terkait penyakit menular √
5. Anjurkan istirahat
6. Anjurkan pernafasan dalam dan batuk
7. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala
infeksi
8. Ajarkan pasien dan keluarga cara menghindari infeksi
9. Berikan ruang pribadi, yang diperlukan

Tugas Perkembangan Keluarga V : Keluarga Tugas Perkembangan Keluarga V: Keluarga mampu √


mampu memanfaatkan fasilitas Pelayanan memanfaatkan fasilitas kesehatan
Kesehatan Perawatan gawat darurat
Outcome
1. Aktifkan sistem medis darurat
Perilaku pencarian kesehatan
2. Minta batuan jika pasien tidakbernafas
Dipertahankan pada 2 (pengetahuan terbatas) di
3. Intruksikan orang lain untuk meminta bantuan
tingkatkan ke 4 (pengetahuan banyak).
4. Lakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko
infeksi
5. Pasang AED dan laksanakan tindakan tertentu, jika perlu
EVALUASI

Subjektif :
a. Keluarga mengatakan sudah mengerti konsep dari TB paru
b. Keluarga mengatakan tahu cara mengambil keputusan
c. Keluarga mengatakan tahu cara merawat anggota keluarga yang TB paru
d. Keluarga mengatakan akan mencoba memodifikasi lingkungan
e. Keluarga mengatakan akan memanfaatkan fasilitas kesehatan

Objektif :
a. Keluarga mampu menyebutkan definisi, tanda gejala dan pengobatan TB paru
b. Keluarga mampu menyadari kebutuhan intervensi memutuskan akan
melakukannya
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan fisioterapi dada dan batuk
efektif
d. Keluarga akan merubah gaya hidupnya dengan sehat
e. Keluarga akan kontrol kesehatan dan pengobatan TB sampai tuntas

Analisa :
a. Tugas perkembangan keluarga 1 – 5 teratasi

Planning :
a. Pantau tugas perkembangan keluarga 1-5

Implementasi :
a. Motivasi keluarga untuk untuk selalu melaksanakan 5 tugas perkembangan
keluarga dengan baik

Evaluasi :
a. Keluarga sudah mengerti dengan 5 tugas perkembangan keluarga

Report :
a. Anjurkan keluarga untuk melakukan selalu 5 tugas perkembangan keluarga
TERAPI KOMLEMENTER /MODALITAS BERDASARKAN EBP

Terapi yang bisa dilakukan pada pasien TBC untuk mengurangi sesak yang diakibatkan
oleh Bersihan Jalan Napas yang tidak efektif bisa dilakukan dengan cara 1 Batuk Efektif
sesuai dengan jurnal: Pengaruh Batuk Efektif Terhadap Pengeluaran Sputum Pada
Pasien Tuberkulosis Di Puskesmas Kampung Bugis Tanjung Pinang yang diteliti oleh
(Widiastuti & Siagian, 2019)

ANALISIS PICOT

Judul jurnal Jurnal Keperawatan Vol.9 No.1, Januari 2019

PENGARUH BATUK EFEKTIF TERHADAP


PENGELUARAN SPUTUM PADA PASIEN
TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS KAMPUNG BUGIS
TANJUNG PINANG
Penulis Widiastuti & Siagian

Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh batuk


efektif terhadap pengeluaran sputum pada pasien TB di
Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang.

Metode penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra
dan uji hipotesis experiment dengan Jenis penelitian yang digunakan adalah one
group pre test-post test design. Populasi adalah objek penelitian
atau objek yang akan diteliti. Populasi penelitian ini adalah
Semua pasien TB di Puskesmas Kampung Bugis pada bulan Mei
sampai Juli 2016 berjumlah 158 dengan rata-rata setiap bulan 26
orang. Sampling menggunakan teknik accidental sampling
dengan jumlah sampel 24 orang. Dalam penelitian ini
penggumpulan data dengan menggunakan alat ukur SAP (Satuan
acara penyuluhan) dan check list.

Problem, population - Problem


and patient Jumlah penderita TB dunia tahun 2015 sebanyak9,6 juta
kasus baru TB. 1⁄3 dari populasi dunia sudah tertular dengan
TB dimana sebagian besar penderita TB adalah usia
produktif (15-55 tahun). Indonesia masih termasuk 2 besar
dari 5 negara dengan beban permasalahan TB terbesar.
Sementara total estimasi incidence (kasus Baru) TB di
Indonesia yang dilaporkan olehWHO dalam Global report
2015adalah 1 juta kasus baru per tahun.Pada tahun 2013
jumlah seluruh kasus TB sebanyak 37.226 kasus dan 23.223
diantaranya adalah TB paru BTA postif. Dinas Kesehatan
Kota Tanjungpinang menetapkan target CDR minimal pada
tahun 2015 sebesar 70%. Pencapaian CDR pada tahun 2014
sebesar 48,50%. Angka ini masih dibawah target minimal
yang telah ditetapkan yaitu sebesar 70%. Pada tingkat
puskesmas, CDR tertinggi di Puskesmas Sei Jang dan yang
terendah di Puskesmas Kampung Bugis. Angka tersebut
didapatkan dari data pasien yang diobati pada tahun 2013
yang telah menyelesaikan pengobatannya.

Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini


diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar.
Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama,
mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang
dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-minggu atau
berbulan-bulan peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari
batuk kering kemudian setelah timbul peradangan menjadi
produktif (menghasilkan sputum).

- Population
Populasi penelitian ini adalah Semua pasien TB di
Puskesmas Kampung Bugis pada bulan Mei sampai Juli
2016 berjumlah 158 dengan rata-rata setiap bulan 26 orang.
Sampling menggunakan teknik accidental sampling dengan
jumlah sampel 24 orang.
- Patient
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :Semua pasien
TB di Puskesmas Kampung Bugis yang sedang melakukan
pengobatan pada saat penelitian (Periode bulan 1 sampai
bulan 6), Pasien TB yang bersedia diteliti, Pasien TB yang
kooperatif, Umur < 70 tahun.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : Pasien TB


yang tidak hadir saat penelitian, Pasien yang pernah menjadi
responden pada waktu studi awal, Pasien TB dengan
komplikasi, Pasien TB > 70 tahun.
Intervention Cara melakukan batuk efektif posisi badan agak condong
kedepan, kemudian hirup napas dalam 2 kali secara perlahan-
lahan melalui hidung dan hembuskan melalui mulut hirup napas
dalam ketiga kalinya ditahan 3 detik kemudian batukkan dengan
kuat 2 atau 3 kali secara berturut turut tanpa menghirup napas
kembali selama melakukan batuk kemudian napas ringan.

Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk radang


keluar. Karena terlibatnyabronkus pada setiap penyakit tidak
sama, mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang
dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-minggu atau
berbulan-bulan peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari
batuk kering (non-produktif) setelah timbul peradangan menjadi
produktif (menghasilkan sputum)3. Batuk berdahak terus
menerus selama 3 minggu atau lebih, pada tahap lanjut dahak
bercampur darah dan batuk darah.

Comparation Tidak ada pembanding di jurnal ini.

Outcome Berdasarkan analisa data hasil penelitian dan pembahasan


tentang pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran sputum
pada pasien TB di Puskesmas Kampung Bugis dapat
disimpulkan. Pengeluaran sputum sebelum dilatih batuk efektif
pada pasien TB di Puskesmas Kampung Bugis sebagian besar
tidak dapat mengeluarkan sputum. Pengeluaran sputum sesudah
dilatih batuk efektif pada pasien TB di Puskesmas Kampung
Bugis hampir seluruhnya dapat mengeluarkan sputum. Analisa
data menggunakan uji chi square diperoleh p = 0,021 < 0,05
berarti H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu ada pengaruh batuk
efektif terhadap pengeluaran sputum pada pasien TB dengan
Interpretasi cukup.

Time Penelitian dilaksanakan pada Mei – juli 2016 di wilayah kerja


Puskesmas Kampung Bugis.

Widiastuti, L., & Siagian, Y. (2019). Pengaruh Batuk Efektif Terhadap Pengeluaran Sputum
Pada Pasien Tuberkulosis Di Puskesmas Kampung Bugis Tanjungpinang. Jurnal
Keperawatan, 9(1), 1069–1076.

Anda mungkin juga menyukai