INKONTINENSIA URINE
JAMALLUDIN
(433131490120085)
E. Pemeriksaan fisik :
Kulit sekitar genetalia terlihat kemerahan
F. Analisa Data
Data Fokus Masalah Etiologi
Keperawatan
Gejala dan Tanda Mayor Inkontinensia urin Adanya obstruktif
Subjektif : fungsional kandung kemih,
klien mengatakan penurunan otot
ia sekarang detrusor, otot sfingter
tinggal sendirian uretra melemah,
di kamar ini kehilangan fungsi
karena teman kognitif
sekamarnya sudah
pindah "Mungkin
karena saya Tekanan kandung
ngompol terus ya kemih > uretra
suster? dia jadi
kebauan"
tatapannya Tidak dapat
menunduk. mengontrol keluaran
urin
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
tidak mampu ke Inkontinensia urin
toilet untuk fungsional
eliminasi urin
(mengompol)
Gejala dan Tanda Mayor Harga diri rendah Inkontinensi urin
Subjektif : situasional fungsional
klien mengatakan
malu dengan
keadaannya. Tapi Genetalia eksterna
merasa tidak basah
berdaya karena ia
sudah menahan
BAK tetapi tetep Urin tersisa di tempat
aja ngompol. tidur
Objektif :
klien mengatakan
ia sekarang Tubuh berbau peusing
tinggal sendirian
di kamar ini
karena teman Harga diri rendah
sekamarnya sudah situasional
pindah "Mungkin
karena saya
ngompol terus ya
suster? dia jadi
kebauan"
tatapannya
menunduk.
G. Diagnosa keperawatan :
Inkontinensia urin fungsional (D.0044)
Harga diri rendah situasional (D.0087)
H. Intervensi Keperawatan :
Diagnosa Kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
Inkontinensia urin Setelah dilakukan Perawatan inkontinensia
fungsional (D.0044) asuhan keperawatan urine
selma 3x24 jam Definisi
diharapkan kontinensia Mengidentifikasi dan
urine membaik dengan merawat pasie yang
kiteria hasil : mengalami pengeluaran
Sensasi berkemih urine secara invoulunter
membaik 5 (tidak disaadari)
Kemampuan Tindakan
berkemih Observasi
meningkat 5 - Identivikasi
Frekuensi penyebab
berkemih inkontinensia urine
membaik 5 - Identifikasi perasaan
dan persepsi pasien
terhadap
inkontinensia urine
yang dialaminya
Terapeutik
- Bersihkan genital
dan kulit sekitar
secara rutin
- Berikan pujian atas
kebersihan mencegah
inkontinensia
- Buat jadwal
konsultasi obat-
obatan diuretic
Edukasi
- Jelaskan definisi,
jenis inkontinensia,
penyebb
inkontinensia urine
- Jelaskan jenis
pakaian dan
lingkungan yang
mendukung proses
berkemih
- Anjurkan membatasi
konsumsi cairan 2-3
jam menjelang tidur
- Ajarkan memantau
cairan keluar dan
masuk serta pola
eliminasi urine
- Anjurkan minum
minimal 1500 cc/hari
- Anjurkan
menghindari kopi,
minum bersoda, teh
dan cokelat
- Anjurkan konsumsi
buah dan sayuran
untk menghindari
konstipasi
Kolaborasi
- Rujuk ke ahli
inkontinensia, jika
perlu
Latih perkemihan
Defnisi
Mengajarkan suatu
kemampuan melakukan
eliminasi urine
Tindakan
Observasi
- Periksa kembali
penyebab gangguan
berkemih (mis.
Kognitif, kehilangan
ekstremitas,
kehilangan
pengelihatan)
- Monitor pola dan
kemampuan
berkemih
Terapeutik
- Hindari penggunaan
kateter indwelling
- Siapkan area toilet
yang aman
- Sediakan peralatan
yang dibutuhkan
dekat dan mudah
dijangkau
Edukasi
- Anjurkan eliminasi
normal dengan
beraktivitas dan
olahraga sesuai
kemampuan
-Melatih pasien
sesuai kemampuan
yang dimiliki
pasien
- Memberikan pujian
yang wajar
terhadap
keberhasilan pasien
- Menganjurkan
pasien
memasukkan
kedalam jadwal
harian
Edukasi:
- Informasikan
keluarga bahwa
keluarga sebagai
dasar
pembentukan
kognitif
I. Evaluasi
Diagnosa 1 :
S : Pasien mengatakan BAK tak tertahankan, sudah menahan BAK tapi tetap saja
mengompol
O: Saat masuk kamar tercium bau pesing, kulit sekitar genetalia terlihat kemerahan
A : Inkontinensia urin
P : Teruskan Intervensi
I : Meneruskan intervensi : perawatan inkontinensia urin dan latih
perkemihan dengan cara melakukan senam kegel
E : Klien mulai memahami cara perawatan inkontinensia urin dan latihan berkemih
Diagnosa 2 :
S : Pasien merasa malu dengan keadaannya yang sering mengompol dan tidak bisa nahan
BAK nya
O : Saat berbicara pasien menunduk
A : Harga diri rendah situasional
P : Teruskan Intervensi
I : Meneruskan intervensi : promosi harga diri
E : Klien mulai memahami cara meningkatkan penilaian perasaan/persepsi terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri.
- Population
Sampel pada penelitian ini adalah lansia yang menderita
inkontinensia urine yang berada di Panti Sosial Tresna
Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin yaitu sebanyak 12 orang.
- Patient
kriteria inklusi; berumur 60-85 tahun, menderita inkontinensia
urine, mobilitas dan status sosial mental yang cukup baik,
bersedia diberikan intervensi senam kegel.
Intervention Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada
penelitian ini adalah dengan :
- lembar checklist
- SOP senam kegel
Lampiran Jurnal