RETENSI
vs URINE (00023) Definisi : Batasan Karakteristik : Faktor yang berhubungan :
Domain 3. Eliminasi dan Pertukaran Pengosongan kandung Berkemih sedikit Inhibisiarkus reflex
Kelas 1. Fungsi Urinarius kemih tidak tuntas Distensi kandung kemih Sfingter kuat
Dysuria
Sumbatan saluran
Pengkajian Inkontinensia aliran berlebihan
perkemihan
1 . Identitas Menetes
Kandung kemih Terisi Identitas diri pasien dan penanggung jawab Residu urine Tekanan ureter tinggi
2 . Keluhan utama
Disuria, berkemih sedikit, nyeri, distensi Sensasi kandung kemih penuh
kandung kemih Sering berkemih
Adanya keinginan untuk miksi 3 . Riwayat penyakit sekarang Tidak ada haluaan urine
Tanyakan penyebab, bagaimana gambaran rasa
nyerinya, kapan keluhan dirasakan RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Otot destrus orbuli-bulime 4 . Riwayat peyakit dahulu
mompaurinke ureter Apakah pernah menderita retensi urin Perawatan Retensi Urin (0620)
sebelumnya Diagnosa Keperawatan yang
5 . Riwayat penyakit keluarga
1. Melakukan pengkajian komprehensif sistem
mungkin muncul :
Apakah keluarga ada yang menderita penyakit perkemihan terhadap inkontinensia (misalnya
Adanya Striktur uretra Retensi urin b.d Sumbatan saluran
yang sama dengan pasien output, input, pola berkemih, masalah saluran
perkemihan
6 . Pemeriksaan fisik perkemihan sebelumnya)
Seluruh tubuh dan genital, palpasi area abdomen, Nyeri akut b.d Agen cedera biologi
Retensi urine Intoleransi aktivitas 2. Pemasangan kateter
ttv, tb bb, tingkat kesadaran
7 . Pemeriksaan penunjang Ansietas b.d krisis situasi 3. Monitor derajat distensi kandung kemih dengan
Specimen urine, sistoskopi, pengambilan umum palpasi dan perkusi area suprapubik
Kandung kemih penuh pH, BJ, Kultur, protein, glukosa, hb, keton, nitrit, 4. Anjurkan pasien atau keluarga untk mencatat urin
pengambilan steril, random, midstream output
5. Teknik double voiding (1-2 menit)
Gagal ginjal
Distensi Vesika Urinaria
Manajemen Eliminasi Perkemihan (0590)
NOC 1. Berikan edukasi mengenai rutinitas eliminasi
Hidroureter Hidronefrosis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 6 jam
Menekan saraf sekitarnya masalah gangguan eliminasi urin (Retensi urin) pasien dapat
berkurang dengan kriteria hasil :
Merangsang pengeluaran Eliminasi Urin
bradikinin, serotonin dan Hambatan aliran Pola eliminasi urin pasien dapat lancar
prostaglandin uringinjalke ureter Klien dapat mengosongkan kandung kemih sepenuhnya
Terdapat partikel-partikel urin yang terlihat
Nyeri saat BAK dapat berkurang
Nyeri Otot buli-bulime lemah Deden Akbar
1121134
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka bisa diambil beberapa
kesimpulan yaitu: 1. Pada pengkajian didapatkan data pre op, pasien
kawatir, cemas, dan belum tahu prosedur operasi yang akan dia jalani. Data
obyektifnya tanda-tanda vital: 120/80 mmHg, nadi: 80 x/mnt, respirasi: 20
x/mnt, suhu: 36,0oC,. Untuk post op: data subyektif pasien mengatakan
nyeri, lemas dan aktifitas dibantu oleh keluarga. Data obyektif: pasien
terlihat meringis, wajah tampak tegang, lemas, klien terlihar sedikit kotor
dan bau, aktifitas dibantu keluarga, klien juga terpasang kateter ukuran 24.
2. Pada klien dengan Benign Prostatic Hyperplasia atau BPH ditemukan
beberapa masalah keperawatan pre op: resiko infeksi berhubungan dengan
prosedur invasife: kateterisasi, ansietas berhubungan dengan krisis
situasional, dan post op: nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik:
spasme kandung kemih, resiko infeksi berhubungan dengan tindakan
invasife: kateterisasi, defisit keperawatan diri: higiene berhubungan dengan
kelemahan, nyeri. 3. Intervensi pada Benign Prostatic Hyperplasia atau BPH
yang ada pada teori dapat diterapkan pada rencana tindakan keperawatan. 4.
Implementasi pada Benign Prostatic Hyperplasia atau BPH sesuai dengan
intervensi keperawatan 5. Evaluasi keperawatan Tn.S untuk resiko infeksi
masalah teratasi 13 sebagian, ansietas masalah teratasi sebagian, dan post
op: nyeri akut masalah teratasi sebagian, resiko infeksi masalah teratasi
sebagian, defisit keperawatan diri: higiene masalah teratasi sebagian, perlua
adanya pengawasan lanjut. Saran 1. Pasien Pasien diharapkan selalu
mematuhi anjuran dari petugas kesehatan agar menghindari ataupun
mengurangi kemungkinan masalah yang dapat merugikan klien. 2. Keluarga
Disarankan keluarga untuk menemani klien di ruang induksi/ pre operasi
untuk membantu mengurangi kecemasan klien. 3. Perawat Perawat
sebaiknya melakukan pengkajian yang lebih teliti kepada klien untuk
membantu pembentukan diagnosa yang lebih akurat serta melibatkan
keluarga klien dalam pemenuhan kebutuhan klien. 4. Instansi Rumah Sakit
Peningkatan pelayanan dan kondisi kerja yang lebih nyaman untuk
kelancaran prosen kesehatan baik bagi pihak pasien itu sendiri maupun
petugas yang bekerja di rumah sakit. 5. Instansi Pendidikan Diharapkan
karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai referensi dalam menunjang
pembelajaran serta meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adhim, Syifa’un. (2013). WOC Retensi Urin. Diakses pada Rabu, 21 Maret
2018 dari https://www.scribd.com/doc/139390194/WOC-Retensi-urin Gloria
M. Bulechek, et al. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC). Edisi
keenam. Missouri : Mosby Elsevier
Nanda Internasional (2015).Diagnosa
Keperawatan :Definisi dan klasifikasi 2015 – 2017
(10th ed.). Jakarta : EGC Sue Moorhead, et al.
(2008). Nursing Outcomes Classification (NOC).
Edisi Kelima. Mosby Elsevier
Nursalam & Fransisca. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika
Patonah, santoso & mubarak. 2006.
Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta : Sagung Seto. Riski A.
2007. Faktor -faktor Risiko Terjadinya Pembesaran Prostat Jinak. tesis:
universitas diponegoro.
Sutapa & Hari. 2009. Pengukuran volume prostate pasien BPH menggunakan
colok dubur dan USG transrektal. Indonesian Journal of Urology. November
2009.