Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AGAMA

“ ABORSI, MENSTRUAL REGULATION DAN BAYI TABUNG DALAM PANDANGAN

AGAMA”

DOSEN PENGAMPU:

DISUSUN OLEH:

- M Sami Nurhilman 1121056

- Poppy Rizky 1121099

- Destika A.M 1121101

- Astri Yunita 1121026

- Caryeti Cantika 1121097

- Selviana Nur H 1121096

- Shelva Selviani 1121034

- Alma Lita S 1121015

- Lina Nurfitri 1121008

- Siti Mariah 1121086

FAKULTAS KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “ABORSI, MENSTRUAL
REGULATION DAN BAYI TABUNG DALAM PANDANGAN AGAMA” Dengan segala usaha
dan kemampuan yang dimiliki.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas ibu Lulu Mamlukah, S.STr.Keb., MH.Kes pada mata pelajaran Agama. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang segala pengobatan atau terapi
yang berkaitan dengan Aborsi, Menstrual Regulation Dan Bayi Tabung Dalam Pandangan
agam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Lulu Mamlukah, S.STr.Keb., MH.Kes
Selaku dosen mata kuliah Agama yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Masih
banyak kekurangan yang harus diperbaiki lagi kedepannya. Maka dari itu, kami meminta
kritik dan saran yang membangun agar penyusun terdorong untuk membuat makalah yang
lebih baik lagi.

Bandung, 6 Desember 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................4

1.3 Tujuan Pembahasan.............................................................................................4

BAB II:TINJAUAN TEORI....................................................................................................5

2.1 Aborsi...................................................................................................................5

2.2 Menstrual Regulation..........................................................................................12

2.3 Bayi Tabung.......................................................................................................14

BAB III: PENUTUPAN........................................................................................................19

3.1 Kesimpulan........................................................................................................19

3.2 Saran..................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam adalah agama yang suci yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw sebagai

rahmat untuk semesta alam. Setiap makhluk hidup mempunyai hak untuk menikmati

kehidupan baik hewan, tumbuhan maupun manusia yang menyandang gelar khalfah

dimuka bumi. Oleh karena itu, ajaran islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap

5 hal yaitu: agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.

Memelihara jiwa dan melindunginya dari berbagai macam ancaman berarti

memelihara eksistensi kehidupan umat manusia. Namun, tidak semua orang merasa

senang dan bahagia dengan setip kelahiran yang tidak direncanakan, karena faktor

kemiskinan, hubungan diluar nikah dan lain sebagainya. Hal ini mengakibatkan, ada

sebagian wanita yang menggugurkan kandungannya setelah janin bersemi dalam

rahimnya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun ruang lingkup yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya:

1. Apa yang dimaksud dengan aborsi, menstrual regulation dan bayi tabung?

2. Apa saja jenis jenisnya?

3. Bagaimana pandangan hukum islam mengenai ketiga hal tersebut?

1.3 Tujuan Masalah

1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang aborsi, menstrual regulation dan

bayi tabung.

2. Menjelaskan segala bentuk dan jenis jenisnya.

3. Menilai pandangan dan tinjauan hukum islam.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aborsi

A. Definisi Aborsi

Aborsi adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengakhiri masa kehamilan
atau pengguguran kandungan dengan cara mengeluarkan janin (embrio) sebelum
memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim.
Dalam kedokteran, arti aborsi adalah keluarnya produk konsepsi (janin, selaput
janin, dan plasenta) secara prematur dari rahim. Aborsi dapat terjadi secara spontan
atau tidak disengaja yang disebut dengan keguguran. Sedangkan aborsi yang terjadi
secara sengaja disebut dengan aborsi induksi atau abortus provocatus.
Adapun pendapat menurut beberapa para Ahli:
1. H. Holmer
Menurut H. Holmer, pengertian aborsi adalah terputusnya kehamilan sebelum
minggu ke 16, dimana proses plasentasi belum selesai.
2. Marjorie Jeffcoat
Menurut Marjorie Jeffcoat, pengertian aborsi adalah pengeluaran dari hasil
konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by law.
3. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Menurut KUHP, pengertian aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi pada
setiap stadium perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap
tercapai (38-40 minggu). Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan, dimana berat kurang dari 500 gram atau kurang dari
20 minggu. Dari segi medikolegal maka istilah abortus, keguguran, dan
kelahiran prematur mempunyai arti yang sama dan menunjukkan pengeluaran
janin sebelum usia kehamilan yang cukup.

B. Jenis Aborsi
Klasifikasi abortus atau aborsi berdasarkan dunia kedokteran, yaitu:
1. Abortus spontaneus

5
Abortus spontaneus merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan. Aborsi ini
dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Abortus imminens, pada kehamilan kurang dari 20 minggu terjadi perdarahan
dari uterus atau rahim, dimana janin masih didalam rahim, serta leher rahim
belum melebar (tanpa dilatasi serviks).
b. Abortus insipiens, istilah ini kebalikan dari abortus imminens, yakni pada
kehamilan kurang dari 20 minggu,terjadi pendarahan,dimana janin masih
didalam rahim, dan ikuti dengan melebarnya leher rahim(dengan dilatasi
serviks)
c. Abortus inkompletus, keluarnya sebagian organ janin yang berusia sebelum 20
minggu, namun organ janin masih tertinggal didalam rahim
d. Abortus kompletus, semua hasil konsepsi(pembuahan) sudah di keluarkan
e. Abortus provokatus
Berbeda dengan abortus spontanea yang prosesnya tiba-tiba dan tidak
diharapkan tapi tindakan abortus harus dilakukan. Maka pengertian aborsi atau
abortus jenis provokatus adalah jenis abortus yang sengaja dibuat atau
dilakukan, yakni dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat
hidup diluar tubuh ibu atau kira-kirasebelum berat janin mencapai setengah
kilogram. Abortus provakatus dibagi menjadi 2 jenis:
a) Abortus provokatus medisinalis/artificialis/therapeuticus. Abortus yang
dilakukan dengan disertai indikasi medis. Di indonesia yang dimaksud
dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu.
Indikasi medis yang dimaksud misalnya: calon ibu yang sedang hamil
tapi punya penyakit yang berbahaya seperti penyakit jantung,bila
kehamilan diteruskan akan membahayakan nyawa ibu serta janin,
sekali lagi keputusan menggugurkan akan sangat dipikirkan secara
matang.
b) Abortus provokatus kriminalis, istilah ini adalah kebalikan dari abortus
provokatus medisinalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya
indikasi medik (ilegal). Dalam proses menggugurkan janin pun kurang
mempertimbangkan segala kemungkinan apa yang akan terjadi kepada
wanita / calon ibu yang melakukan tindakan aborsi ilegal. Biasanya
pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat
tertentu.

6
2. Abortus habitualis
Abortus habitualis termasuk abortus spontan namun habit ( kebiasaan) yang terjadi
berturut-turut tiga kali atau lebih.
3. Missed abortion
Kematian janin yang berusia sebelum 20 minggu, namun janin tersebut tidak
dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih, dan terpaksa harus dikeluarkan. Missed
abortion digolongkan kepada abortus imminens.
4. Abortus septik
Tindakan menghentikan kehamilan karena tindakan abortus yang disengaja
(dilakukan dukun atau bukan ahli ) lalu menimbulkan infeksi. Perlu diwaspadai
adalah tindakan abortus yang semacam bisa membahayakan hidup dan kehidupan.

C. Penyebab Aborsi
Setiap tindakan pasti ada yang menyebabkannya. Berikut beberapa penyebab aborsi
dilakukan :
1. Umur
Umur menjadi pertimbangan seorang wanita memilih abortus. Apalagi untuk
calon ibu yang merasa masih terlalu muda secara emosional,fisik belum
matang, tingkat pendidikan rendah dan masih terlalu bergantung pada orang
lain masalah umur yang terlalu tua untuk mengandung pun menjadi penyebab
abortus.
2. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Jarak kehamilan yang terlalu rapat menjadi alasan abortus, karena jika tidak
dilakukan abortus akan menyebabkan pertumbuhan janin kurang baik, bahkan
menimbulkan pendarahan hal itu disebabkan karena keadaan rahim yang
belum pulih benar.
3. Paritas ibu
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup (anak) yang dimiliki wanita. Resiko
paritas tinggi , banyak wanita melakukan abortus.
4. Riwayat kehamilan yang lalu
Wanita yang sebelumnya pernah abortus, kemungkinan besar akan dilakukan
abortus lagi . penyebabnya yang lainnya masih banyak, seperti calon ibu yang

7
memiliki penyakit berat hingga takut bila ia melahirkan anaknya, anaknya
akan tertular penyak it pula, ada juga masalah ekonomi banyak anak banyak
pengeluaran dan lain sebagainya.Selain penyebab di atas, aborsi juga dapat
terjadi karena beberapa sebab, yaitu :
a) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, bisa menyebabkan abortus pada
kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan
ini adalah :
1. Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi
2. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna.
3. Pengaruh teratogen akibat radiasi, firus, obat-obatan, tembakau
dan alkohol
b) Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena
hipertensi menahun.
c) Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan,
toksoplasmosis.
d) Kelainan traktus genitalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus
pada trimester kedua), retroversi uteri, dan kelainan bawaan uterus.

D. Resiko Aborsi
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang
wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia ―tidak
merasakan apa apa dan langsung boleh pulang. Ini adalah informasi yang sangat
menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena
tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada
beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita yaitu:
a. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
b. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
c. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
d. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
e. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya.

8
f. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada
wanita)
g. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
h. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
i. Kanker hati (Liver Cancer)
j. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada
saat kehamilan berikutnya.
k. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy)
l. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
m. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

2. Resiko kesehatan mental


Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki
dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Pada
dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal
seperti berikut ini:
a. Kehilangan harga diri (82%)
b. Berteriak-teriak histeris (51%)
c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
d. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
e. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
f. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)

E. Aborsi Dalam Pandangan Agama


a. Aborsi Dalam Pandangan Agama Islam
Prof Quraish Shihab dalam bukunya berjudul Perempuan menggarisbawahi
bahwa seseorang yang hamil tanpa didahului pernikahan yang sah, lalu
menggugurkan kandungannya maka dosanya dianggap berganda. Menurut dia,
para ulama hanya fokus membahas perempuan yang telah sah menikah dan
melakukan aborsi karena alasan tertentu.

9
● Dalam pandangan Mazhab Hanafi, aborsi hanya dibolehkan sebelum empat
bulan usia kandungan. Akan tetapi, bukan berarti pengguguran tersebut tidak
mengakibatkan dosa, tetapi dosanya tidak sebesar dosa membunuh manusia.
Alasan dilakukannya aborsi yang dapat diterima, antara lain, apabila sang ibu
merasa tak kuat mengandung terlebih melahirkan, baik karena alasan sakit
atau lainnya.
● Sedangkan, dalam pandangan Mazhab Maliki, aborsi sangat jelas dilarang.
Bahkan, mazhab ini melarang dilakukannya aborsi meski umur janin masih
kurang dari 40 hari setelah bertemunya sperma dan ovum. Berbeda dengan
mazhab Maliki, ulama mazhab Syafi'i memiliki pendapat yang berbeda-beda
tentang boleh tidaknya menggugurkan kandungan setelah pertemuan sperma
dan ovum dalam batas 40 hari.
"Namun, ulama Mazhab Syafi'i sepakat tentang haramnya aborsi setelah empat
bulan masa kandungan," tulis Quraish Shihab dalam bab Aborsi.
● Di lain sisi, Mazhab Hanbali menilai, aborsi mubah (dibolehkan) selama
kandungan belum berlaku 40 hari dan dilakukan dengan obat yang dibenarkan.
Meski berbeda-beda, seluruh mazhab sepakat bahwa haram menggugurkan
kandungan setelah empat bulan kehamilan. Jika dilakukan maka yang
bersangkutan dinilai berdosa dan wajib membayar diyah (denda) sebesar
seperdua puluh dari diyah pembunuhan.
Walau demikian, ulama juga menyepakati dibolehkannya aborsi jika dokter
yang terpercaya menyatakan bahwa janin yang dikandung dapat
membahayakan nyawa sang ibu. Beberapa ulama bahkan menilai kasus
semacam ini wajib hukumnya.
"Di sini, beliau (Syekh) tidak mempersoalkan usia janin," tambah Quraish
Shihab. Sedangkan, pelaku aborsi yang disebabkan akibat 'kecelakaan' atau
tidak didasari ikatan pernikahan maka pelaku dinilai melakukan dua
kesalahan. Pertama, hubungan seks di luar nikah. Kedua, aborsi di luar yang
telah ditentukan oleh para ulama. "Siapa pun yang melakukannya maka dapat
dikategorikan sebagai pembunuh," tulis Quraish Shihab.

b. Aborsi dalam pandangan agama kristen


larangan aborsi dalam Kristen dan ajaran Alkitab:
1. Aborsi Berarti Menolak Keadilan Tuhan

10
Dari Alkitab dijelaskan jika anak yang berada di dalam rahim merupakan
manusia sesungguhnya yang juga memiliki hubungan dengan Allah sang
pencipta. Dalam Alkitab tertulis jika pembunuhan orang tidak bersalah adalah
perbuatan yang dikutuk. Alkitab mengeaskan jika Allah adalah Tuhan dari
segala keadilan dan dengan melakukan aborsi berarti menolak keadilan yang
diberikan Tuhan. Abrosi menjadi pemusnahan pada pihak yang tidak berdaya.
Alkitab sudah mengajarkan tentang kasih dan aborsi sangat bertentangan
dengan ajaran kasih tersebut.
2. Aborsi Merupakan Perbuatan Terkutuk
Dalam Alkitab dikatakan jika nyawa dari seorang bayi ataupun calon bayi
mempunyai nilai yang setara dengan manusia dewasa. Bagi kita orang
Kristiani, aborsi bukan persolan hak wanita untuk memilih, namun berkaitan
dengan hidup mati dari manusia yang sudah diciptakan serupa dengan Allah.
Anak yang masih ada dalam kandungan pun juga merupakan manusia dan
bayi sudah memperoleh nyawa sejak pembuahan. Dalam hal ini, manusia
diciptakan Allah yang berarti mempunyai relasi dengan Allah dan mempunyai
karunia anugrah dan kuasa atas bumi. Mebunuh bayi yang ada di dalam
kandungan berarti juga membunuh gambar serta rupa Allah sehingga menjadi
perbuatan yang terkutuk
3. Aborsi Adalah Tindakan Dosa
Semua gereja berpendapat jika aborsi adalah tindakan yang berdosa. Akan
tetapi, ada beberapa gereja yang juga membuat pengecualian tentang aborsi.
Aborsi bisa dilakukan jika ibu mengandung janin hasil dari pemerkosaan atau
janin yang ada di dalam kandungan cacat serta tidak bisa bertahan apabila
dilahirkan ke dunia. (baca juga: Sejarah Penulisan Alkitab)
4. Aborsi Melanggar Hak Asasi Manusia
Dalam Gereja Katolik dan juga Gereja Ortoodok sangat menentang
pelaksanaan aborsi. Sebab, semua janin mempunyai hal yang sama untuk
hidup dan aborsi menjadi tindakan yang melanggar hak asasi manusia. Ini
merupakan dosa berat yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan
dan tidak ada alasan untuk melakukan aborsi.

11
2.2 Menstrual Regulation

A. Definisi Menstrual Regulation

Menstrual regulation secara harfiah artinya pengaturan menstruasi/datang


bulan/haid, tetapi dalam praktek menstrual regulation ini dilaksanakan terhadap
wanita yang merasa terlambat waktu menstruasi dan berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratoris ternyata positif dan mulai mengandung. Maka ia minta “dibereskan
janinnya” itu. Maka jelaslah, bahwa menstrual regulation itu pada hakikatnya adalah
abortus provokatus kriminalis, sekalipun dilakukan oleh dokter. Hal ini berarti,
menstrual regulation pada hakikatnya adalah pembunuhan janin secara terselubung.

B. Faktor Dan Proses Terjadinya Menstrual Regulation

Ada beberapa faktor yang mendorong sehingga seorang dokter dapat melakukan
pengguguran kandungan pada seorang ibu , yaitu antara lain :

a. Indikasi Medis: yaitu seorang dokter menggugurkan kandungan seorang ibu.


Karena dipandangnya bahwa nyawa wanita tersebut, tidak akan dapat
tertolong bila kandungannya dipertahankan, karena di idap penyakit yang
sangat berbahaya, antara lain :
1) Penyakit jantung
2) Penyakit Paru-paru
3) Penyakit ginjal
4) Penyakit Hipertensi dan sebagainya.
b. Indikasi Sosial : Yaitu dilakukannya pengguruan kandungan, dikarenakan di
dorong oleh faktor kesulitan financial, misalnya :
1) Dikarenakan seorang ibu tersebut telah melahirkan / menghidupi
beberapa orang anak, padahal ia termasuk keluarga”sang sangat
miskin”
2) Dikarenakan seorang wanita yang hamil itu, di sebabkan hasil
pemerkosaan seorang pria yang tidak mau bertanggung jawab.
3) Dikarenakan malu d karenakan hamil oleh pria yang bukan suaminya
dan sebagainya.

12
Menstrual Regulation menunjukan adanya tindakan pengguguran, walaupun yang
digugurkannya itu adalah kandungan yang masih muda. Ada pendapat ahli medis
yang mengatakan, bahwa prosedur pengambilan tindakan Menstrual Regulation ( MR)
kalau haid seorang wanita terlambat paling dua minggu. Tetapi Istilah Abortus, di
maksudkan adalah mengakhiri kehamilan sebelum umur kandungan mencapai 28
minggu walaupun begitu, ada kecenderungan untuk menurunkan batas ini menjadi 22
minggu.

C. Tujuan Dan Fungsi Menstrual Regulation

Menstrual regulation itu pada hakikatnya adalah pembunuhan janin secara


terselubung.

Atas dasar indikasi medis seperti :

- Untuk menyelamatkan ibu, karena apabila kelanjutan kehamilan


dipertahankan, dapat mengancam dan membahayakan jiwa si ibu.
- Untuk menghindarkan kemungkinan terjadi cacat jasmani atau rohani, apabila
janin dilahirkan.
D. Resiko menstruasi regulation :
1) Timbul luka-luka dan infeksi-infeksi dinding alat kelamin dan merusak organ-
organ di dekatnya seperti kandung kencing atau usus.
2) Robek mulut rahim sebelah dalam ( satu otot lingkar )
3) Dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim
itu.
4) Terjadi pendarahan.
E. Menstrual Regulation Dalam Pandangan Agama

Abortus dan menstrual regulation selalu menjadi bahan perdebatan sejak dulu
hingga sekarang. Kondisi ini menyebabkan kaum muslimin semakin hari semakin
memprihatinkan, mereka telah jauh meninggalkan ajaran agama sehingga
terjerumus dalam praktek abortus dan menstrual regulation. Lebih dari itu,
kesyirikan, perkara bid‟ah tumbuh subur, kejahatan merajalela, kemaksiatan menjadi
komoditi yang menggiurkan, kemerosotan moral di kalangan remaja menjadi hal
yang biasa sehingga pergaulan bebas menjadi trend masa kini. Yang lebih parah lagi
banyak ditemui anak lahir tanpa diketahui siapa bapak dan ibunya, abortus secara
ilegal dan abortus tidak aman (Unsafe Abortion), marak kita lihat

13
dan kita dengar, baik akibat hubungan di luar nikah atau karena alasan tertentu
yang dilakukan oleh suami istri yang sah. Harus diakui bahwa penanggulangan
abortus dan menstrual regulation tidaklah semudah membicarakannya, mengingat
kaitannya yang sangat luas dan menyangkut semua bidang kehidupan. Di satu sisi
hukum di Indonesia tidak melegalkan abortus.

2.3 Bayi Tabung


A. Definisi Bayi tabung
Assisted Reproductive Technology atau yang populer dengan teknologi bayi
tabung merupakan aplikasi teknologi dalam bidang reproduksi manusia. Bayi tabung
dalam Bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF). In Vitro Fertilization
adalah Bahasa Inggris yang memiliki arti pembuahan. Jadi, bayi tabung adalah suatu
upaya untuk memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dengan
sel telur sehingga terjadi pembuahan dalam suatu wadah atau cawan petri (semacam
mangkuk kaca berukuran kecil) khusus yang hal ini dilakukan oleh petugas medis.
Mungkin karena proses pembuahan tersebut terjadi di cawan kaca (seolah seperti
tabung), akhirnya masyarakat mengenalnya sebagai pengertian bayi tabung
(Nurjanah, 2017).
Bayi tabung merupakan suatu teknologi reproduksi berupa teknik pembuatan sel
telur (ovum) di luar tubuh Wanita. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses
evaluasi secara hormonal. Pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan sel oleh
sel sperma dalam sebuah medium cair. Awal berkembangnya Teknik ini bermula dari
ditemukannya teknik pengawetan sperma. Sperma bisa bertahan hidup lama bila
dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada temperatur
-321 derajat Fahrenheit (Nurjanah, 2017).

B. Faktor Dan Proses Terjadinya Proses Bayi Tabung


1. Faktor Penentu Keberhasilan Bayi Tabung
Program bayi tabung tidak selalu berhasil dan tepat untuk mengatasi masalah
ketidaksuburan. Namun program ini memiliki tingkat keberhasilan paling
baik. Terdapat banyak variabel yang menjadi faktor penentu keberhasilan
program ini, antara lain:
a. Masalah yang melatari infertilitas

14
b. Usia istri
c. Kualitas dan kuantitas sel telur
d. Kualitas dan kuantitas sel sperma
e. Kondisi kesehatan reproduksi
f. Kualitas embrio yang dihasilkan
g. Guna meningkatkan peluang keberhasilan, lakukan persiapan
melahirkan dengan mengikuti anjuran dokter. Termasuk menerapkan
gaya hidup sehat guna menghindari komplikasi kehamilan.

2. Proses atau prosedur Bayi Tabung


Proses persiapan melahirkan dengan metode bayi tabung sebetulnya panjang.
Tapi prosedur itu bisa dirangkum menjadi lima tahap utama:

● Induksi ovulasi
Perempuan akan secara alami melepaskan sel telur tiap bulan untuk
kemungkinan pembuahan. Sedangkan dalam program bayi tabung,
pelepasan sel telur itu akan dirangsang dengan obat-obatan. Dengan
demikian, dokter bisa mengambil lebih banyak telur untuk
memperbesar peluang pembuahan.
● Pengambilan sel telur
Dokter akan mengambil sel telur dari ovarium dan mengevaluasinya
untuk menilai kualitasnya. Sel telur kemudian disiapkan untuk
disatukan dengan sel sperma yang sebelumnya sudah diambil dan
ditempatkan di wadah khusus. Penyatuan ini akan berujung pada
pembuahan dan pembentukan embrio.
Sel sperma dari suami yang dirawat di laboratorium disatukan dengan
sel telur di inkubator. Sperma juga mungkin disuntikkan langsung ke
sel telur untuk membantu pembuahan bila diperlukan.
● Persiapan embrio
Setiap pembuahan yang berhasil akan menciptakan embrio. Embrio
yang dibuat dalam siklus program bayi tabung dievaluasi. Embrio yang
layak atau sehat kemudian dipilih untuk ditanamkan ke siklus
selanjutnya.

15
● Penanaman embrio
Embrio akan ditransfer ke rahim wanita setelah matang. Penanaman
embrio ini biasanya dilakukan lima hari setelah pembuahan.
Kehamilan terjadi ketika embrio menempel pada lapisan rahim.
Seluruh prosedur bayi tabung ini ditangani oleh dokter kandungan
spesialis kesuburan dan embrio.

C. Tujuan Dan Fungsi Adanya Proses Bayi Tabung


1. Tujuan Program Bayi Tabung
Tujuan program bayi tabung yang paling utama adalah menghasilkan bayi
yang sehat dan terhindar dari komplikasi medis baik pada bayi maupun
ibunya. Bagi ibu yang hendak hamil dengan cara natural, ia harus memiliki sel
telur yang berkualitas, berovulasi, dan mendapatkan sperma yang juga
berkualitas saat masa subur.
Sel sperma mesti bertemu dengan sel telur untuk pembuahan. Untuk itu,
saluran tuba harus terbuka. Rahim juga harus mampu menjadi tempat
tumbuhnya embrio. Bagi pasangan suami-istri yang memiliki hambatan untuk
menjalani proses tersebut, program bayi tabung menjadi salah satu pilihan
yang bisa diambil.

2. Fungsi bayi tabung


Selain untuk mendapatkan kehamilan, prosedur bayi tabung juga dapat
dilakukan untuk mencegah kelainan genetik yang diderita oleh orang tua
menurun kepada janin. Prosedur ini juga dapat dilakukan pada pasien wanita
yang akan menjalani pengobatan, seperti radioterapi dan kemoterapi.

D. Resiko Bayi Tabung


1) Sindrom Hiperstimulasi Ovarium
Program bayi tabung bisa memicu sindrom hiperstimulasi ovarium (ovarian
hyperstimulation syndrome/OHSS). Kondisi ini menyebabkan penumpukan
cairan di perut dan dada.
Gejalanya meliputi sakit perut, kembung, berat badan meningkat dengan cepat
(contohnya 4,5 kilogram dalam 3 sampai 5 hari), buang air kecil berkurang
meskipun minum banyak cairan, mual, muntah, dan sesak napas.

16
2) Keguguran
Tingkat keguguran pada wanita yang hamil menggunakan IVF sekitar 15 - 25
persen,angka tersebut meningkat seiring dengan usia ibu.
3) Kehamilan Ektopik
Sekitar 2-5 persen wanita yang menjalani program bayi tabung, bisa
mengalami kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim), saat sel telur yang
telah dibuahi ditanamkan di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Sel telur yang
telah dibuahi tidak dapat bertahan hidup di luar rahim, dan tidak ada cara
untuk melanjutkan kehamilan.
4) Cacat Lahir
Usia ibu adalah faktor risiko utama perkembangan cacat lahir, tidak peduli
bagaimana anak itu dikandung, termasuk melalui program bayi tabung.
Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah
bayi yang dikandung dengan menggunakan IVF dapat meningkatkan risiko
cacat lahir tertentu.
5) Kanker
Terdapat beberapa penelitian awal yang menunjukkan bahwa mungkin ada
hubungan antara obat tertentu yang digunakan untuk merangsang
pertumbuhan sel telur (pemberian obat pada saat program bayi tabung), dan
perkembangan jenis tumor ovarium tertentu.
Namun, penelitian yang lebih baru tidak mendukung temuan ini. Tampaknya
tidak ada peningkatan risiko kanker payudara, endometrium, serviks, atau
ovarium secara signifikan setelah menjalani program bayi tabung.
6) Berbagai Tekanan Mental dan Fisik
Program bayi tabung dapat menguras finansial, fisik, dan emosional. Maka
dari itu, dukungan dari konselor, keluarga, dan teman dekat sangat dibutuhkan
saat ibu dan pasangan menjalan program bayi tabung.
>Risiko lainnya
Menurut NIH, ada pula resiko program bayi tabung lainnya yang perlu
diwaspadai, yaitu: risiko pengambilan sel telur termasuk reaksi terhadap
anestesi, perdarahan, infeksi, dan kerusakan struktur di sekitar ovarium,
seperti usus dan kandung kemih.

17
E. Bayi Tabung Menurut Pandangan Agama
MUI dalam fatwanya secara tegas menyatakan hal tersebut hukumnya haram.
Alasannya, statusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis di luar
pernikahan yang sah alias zina.
Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait masalah ini dalam
forum Munas Alim Ulama di Kaliurang, Yogyakarta pada 1981. Ada tiga keputusan
yang ditetapkan ulama NU terkait masalah bayi tabung: Pertama, apabila mani yang
ditabung dan dimasukan ke dalam rahim wani
ta tersebut ternyata bukan mani suami-istri yang sah, maka bayi tabung hukumnya
haram. Hal itu didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA,
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik dalam
pandangan Allah SWT, dibandingkan perbuatan seorang lelaki yang meletakkan
spermanya (berzina) di dalam rahim perempuan yang tidak halal baginya."
apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara mengeluarkannya
tidak muhtaram, maka hukumnya juga haram. "Mani muhtaram adalah mani yang
keluar/dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang oleh syara'," papar ulama NU
dalam fatwa itu.
Terkait mani yang dikeluarkan secara muhtaram, para ulama NU mengutip dasar
hukum dari Kifayatul Akhyar II/113. "Seandainya seorang lelaki berusaha
mengeluarkan spermanya (dengan beronani) dengan tangan istrinya, maka hal tersebut
diperbolehkan, karena istri memang tempat atau wahana yang diperbolehkan untuk
bersenang-senang." Ketiga, apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri dan cara
mengeluarkannya termasuk muhtaram, serta dimasukan ke dalam rahim istri sendiri,
maka hukum bayi tabung menjadi mubah (boleh).

18
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Aborsi merupakan perbuatan yang berkaitan dengan janin yaitu pengguguran janin
ibu hamil yang dikeluarkan secara paksa baik janin itu sudah terbentuk sempurna
maupun belum sempurna. Dan pada intinya Aborsi boleh dilakukan apabila kehamilan
tersebut mengancam keselamatan ibu atau janinnya dalam keadaan darurat.
Hukum abortus dan menstrual regulation menurut pandangan Islam adalah haram
dan dianggap perbuatan yang keji serta bertentangan dengan fitrah manusia, apalagi
abortus dilakukan pada umur kehamilannya sudah 4 (empat) bulan, yakni sudah
ditiupkan ruh pada janin. Sedangkan pengguguran kandungan yang usianya belum
mencapai 40 hari, maka hukumnya boleh.
begitupun bayi tabung, bayi tabung bisa dipahami sebagai sebuah proses yang
dilakukan dengan cara menggabungkan sel telur dan sperma di luar tubuh. Sel telur yang
diambil dari calon ibu, kemudian dibuahi dan setelahnya akan dipindahkan ke dalam
rahim wanita. Tujuannya adalah untuk “menciptakan” kehamilan pada wanita.

3.2 Saran
1. Jika ada yang memikirkan untuk melakukan aborsi, tenangkan pikiran. Aborsi
bukanlah suatu solusi sama sekali. Aborsi akan membuahkan masalah-masalah baru
yang bahkan lebih besar lagi.
2. Sebelum Melakukan hal tersebut alangkah lebih baiknya dikonsultasikan dahulu
kepada pihak pihak yang dirasa pas untung menghasilkan solusi terbaik
3. Adanya komunikasi dengan keluarga juga diharuskan karena keluarga merupakan unit
terkecil dan orang orang yang bisa dipercaya dalam menemukan solusi terbaik.

19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-aborsi.html#:~:text=Agar%20lebih%20
memahami%20apa%20itu%20aborsi%2C%20maka%20kita,by%20law.%203%20Kitab%20
Undang-Undang%20Hukum%20Pidana%20%28KUHP%29

https://www.ruangperawat.com/blog/inseminasi/

https://menurutparaahli.com/tag/pengertian-bayi-tabung/

https://www.researchgate.net/publication/349076307_ABORTUS_DAN_MENSTRUAL_RE
GULATION

http://mmariberbagi.blogspot.com/2015/11/abortus-dan-menstrual-regulation.html?m=1

20

Anda mungkin juga menyukai