Anda di halaman 1dari 18

KASUS PERAWATAN Tn.

A DENGAN

INFEKSI SALURAN KEMIH

DOSEN PEMBIMBING : AI ROKHAYATI,Skep,Ners,MKep

NAMA : WAWAN

NPM : P17320119337

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI BANDUNG

PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN RPL

2019
KASUS PERAWATAN PASIEN DENGAN INFEKSI SALURAN KENCING

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn. A

Umur : 62 Tahun

Jenis Kelamin : Laki – laki

Suku Bangsa : Sunda, indonesia

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Dusun. Malaka I Rt 008/003 desa. Pisang sambo kec. Tirtajaya


kab.karawang

Tanggal Pengkajian : 18 juli 2019, 11:15 WIB

No. Register : 00126

II. RIWAYAT KESEHATAN

a. keluhan utama

 Disuria
 Poliuria
 Nyeri
 Terdesak kencing yang berwarna terjadi bersamaan.

b. Riwayat penyakit sekarang


Penyebab dari disuria disebabkan karena masuknya organisme eshericea coli kedalam kolon.

c. Riwayat penyakit dahulu


Apakah sebelumnya pernah sakit ISK

d. Riwayat penyakit keluarga


Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.

e. Riwayat psikososial dan spiritual


Biasanya klien cemas, bagaimana koping mekanisme yang digunakan gangguan dalam beribadat
karena klien lemah.

A. Kebutuhan Dasar Manusia (Gordon)


a. Persepsi Kesehatan dan Manajemenm Kesehatan
Pandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan pasien menangani penyakitnya.
b.Aktifitas dan Latihan
Biasanya pasien mengalami penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh yang
dialami. Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total agar tidak terjadi
komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.

c. Istirahat dan tidur


Istirahat dan tidur sering mengalami gangguan karena nyeri yang dialami.

d. Nutrisi metabolic
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan mengalami penurunan akibat nafsu makan
yang kurang karena mual, muntah saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan
sama sekali.

e. Eliminasi
Eliminasi alvi klien tidak dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama. Sedangkan
eliminasi urine mengalami gangguan karena ada organisme yang masuk sehingga urine tidak
lancar.

f. Kognitif Perseptual.
Daya ingat pasien ISK kebanyakan dijumpai tidak mengalami gangguan.

g. Konsep Diri
Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami
gangguan konsep diri.

h. Pola Koping
Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah dengan meminta
pertolongan orang lain.

i. Pola Seksual Reproduksi


Kemampuan pasien untuk melaksanakan peran sesuai dengan jenis kelamin. Kebanyakan pasien
tidak melakukan hubungan seksual karena kelemahan tubuh.

j.Pola Peran Hubungan


Perubahan pola peran hubungan dalam tanggung jawab atau perubahan kapasitas fisik untuk
melakukan peran.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Didapatkan klien tampak lemah
2. Tingkat Kesadaran
Normal GCS 4-5-6

3. Sistem Respirasi
Pernafasan normal yaitu 16 – 20x/menit

4. Sistem Kardiovaskuler
Terjadi penurunan tekanan darah

5. Sistem Integumen
Kulit kering, turgor kulit menurun, rambut aga kusam.

6. Sistem gastrointestinal
Bibir kering pecah – pecah, mukos mulut kering, lidah kotor

7. Sistem muskuloskeletal
Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan.

8. Sistem Abodemen
Pada palpasi didapatkan adanya nyeri tekan pada ginjal akibat adanya peradangan akut maupun
kronis dari ginjal atau saluran kemih yang mengenai pelvis ginjal, pielonefritis, cystitis, uretra.

N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


O Keperawatan
1 Infeksi berhubungan Tidak - kaji TTV mengetahui tanda-
dengan masuknya terjadinya - catat karakteristik urine tanda infeksi
kuman ke kandung infeksi setelah- tampung urine mid- untuk
kemih. Ditandai diberikan sternum mengetahui
dengan: tindakan - anjurkan mandi adanya kuman
DS : pasien keperawatan menggunakan sabun anti penyebab
mengeluh nyeri ditandai bakteri - menghindari
DO : - wajah meringis dengan: - hindari mandi rendam penyebaran
- adanya tanda-tanda Tidak ada nyeri - kolaborasi untuk infeksi
infeksi dan tanda-tanda pemberian antibiotic 3-5 - membantu
infeksi hari parenteral dan obat menghilangkan
penurun panas infeksi dan
menurunkan
panas
2 Nyeri berhubungan Tidak adanyakajih sifat, intensitas, lokasi,mengetahui
dengan infeksi nyeri . lamanya dan factor keadaan pasien
saluran kemih. Dengan criteria pencetus serta penurun untuk
Ditandai dengan: hasil: nyeri melaksanakan
DS : Pasien mengeluh
DS : Tidak ada- pantau urine terhadap tindakan
nyeri keluhan nyeri perubahan warna, bau dan selanjutnya
seperti terbakar waktu BAK dan pola berkemih, masukan- untuk
waktu buang air tidak ada nyeri dan keluaran setiap 8 jam mengidentifikasi
kecil, mengeluh pada daerah serta hasil urinalisis ulang. indikasi
nyeri pada daerah pinggul kemajuan atau
pinggul DO : Ekspresi penyimpangan
DO : Ekspresi wajah rileks dari hasil yang
wajah meringis diharapkan
3 Perubahan pola Pasien dapatbberikan kenyamanan nonDiharapkan dapat
eliminasi urine berkemih sesuai farmakologis : Bantu pasien mengurangi rasa
(disuria, dorongan, pola eliminasi mengambil posisi yang nyeri
frekuensi, dan yang mendekati nyaman
nokturia) normal. Dengan- kolaborasi dengan dokter- Analgetik
yang berhubungan criteria hasil: untuk pemberian analgetik memblok
dengan infeksi DS : tidak ada lintasan nyeri,
saluran kemih. kelihan - berikan antibiotic sehingga
Ditandai dengan: DO : tidak ada- anjurkan pasien untuk mengurangi
DS : - Pasien nokturia meningkatkan masukan nyeri
mengeluh sering cairan peroral untuk- Pemberian
BAK, mengencerkan urine. antibiotic
- adanya - Kaji haluan urine - Akibat haluan
nokturia, disuria urine
- Ukur dan catat haluan memudahkan
urine setiap kali berkemih berkemih sering
- Bantu pasien ke kamar dan memantuh
kecil dan memakai pispot salurean kemih
atau urinal
- Palpasi kandung kemih- Untuk
setiap 4 jam mengetahui
- Menghindari minum 2-3 perkembangan
jam sebelum tidur dan kesehatan pasien
anjurkan untuk berkemih
sebelum tidur. - Mengawasi
ketelitian
pengosongan
kandung kemih
- Mengurangi
resiko terjadinya
kecelakaan
- Mengetahui
adanya distensi

- Menghindari
nokturia
sehingga pasien
dapat tidur
secara maksimal
4 Peningkatan suhu Suhu tubuh Kaji tanda-tanda vital Mengetahui
tubuh berhubungan kembali normal keadaan umum
dengan invasi kuman dengan criteria- Beri kompres air hangat pasien
ke dalam tubuh. hasil - Dapat
Ditandai dengan : DS : Pasien membantu
DS : Pasien mengatakan mengatakan fasodilatasi
bahwa badan terasa badan tidak- Anjurkan pasien untuk pembuluh darah
panas terasa panas minum air sehingga
DO : Suhu badan DO : Suhu mempermudah
meningkat tubuh kembali terjadinya
normal - Kolaborasi dengan dokter penguapan tubuh
untuk pemberian anti- Diharapkan
pireutik dapat
menurunkan
suhu tubuh
pasien dan
memenuhi
kebutuhan cairan
tubuh.
- Antipireutik
dapat
membantu
menurunkan
suhu tubuh.
5 Perubahan Kebutuhan Kaji frekuansi makan pasien Mengetahui
pemenuhan nutrisi perhari perkembangan
kebutuhan nutrisi terpenuhi - Timbang berat badan asukan nutrisi
kurang dari dengan criteria: - Mengetahui
kebutuhan tubuh DS : Adanya- Beri makan porsi sedikit perkembangan
berhubungan dengan nafsu makan tapi sering status nutrisi
mual dan muntah. DO : Porsi- Kolaborasi dengan dokter pasien
Ditandai dengan : makan untuk pemberian- Usaha untuk
DS : Anoreksia dihabiskan, antiemetika memenuhi
DO : Porsi makan tidak ada mual- Anjurkan keluarga kebutuhan
tidak dihabiskan dan muntah membawa makanan yang nutrisi tubuh
disukai pasien - Membantu
meningkatkan
nafsu makan
pasien
6 Intoleransi aktivitas Pasien dapat Kaji tingkat kemampuan Mengetahui
berhubungan dengan melakukan dalam melakukan tingkat
adanya nyeri dan aktifitas. aktifitas kemampuan
kelemahan fisik: Dengan criteria pasien dalam
DS : pasien hasil: - Bantu pasien dalam melaksanakan
mengatakan DS
nyeri : Pasien memenuhi kebutuhannya aktifitas
saat bergerak mengatakan - Latih pasien dalam- Kebutuhan
DO : pergerakan dapat bergerak melakukan aktifitas secara pasien dapat
terbatas kelemahan dan melakukan mandiri terpenuhi
fisik aktifitas - Meningkatkan
DO : Pasien kemampuan
dapat dalam
beraktifitas melaksanakan
secara mandiri aktifitas
7 Ansietas Ansietas Kaji tingkat pengetahuanMengetahui tingkat
berhubungan dengan berkurang. pasien tentang penyakit pengetahuan
kurangnya Dengan criteria ISK pasiententang
pengetahuan tentang hasil: - Observasi situs psikis penyakitnya
penyakit ISK. DS : pasien pasien - Mengetahui
Ditandai dengan : menyatakan tingkat
DS : Pasien bertanya tentang pengetahuan - Beri penjelasan tentang kexcemasan dan
penyakitnya yang akurat penyakitnya mekanisme
DO : Pasien tentang koping pasien
gelisah, mekanisme penyakitnya - Ajarkan nama obat, dosis,- Diharapkan
koping menurun DO : Pasien waktu, dan cara serta efek pasien
tampak rileks, samping obat memahami
ansitas - Anjurkan pasien untuk tentang
berkurang menghindari minum kopi, penyakitnya
the, cola dan minuman sehingga
beralkohol mengurangi
ansietas
- Untuk
mengurang
kesalahan dan
pemberian terapi
obat oleh
keluarga atau
pasien
- Untuk
mengurangi
timbulyan gejala
iritasi yang lebih
buruk.

B. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian 11 Pola Gordon

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

1) Riwayat penyakit yang berhubungan dengan kandung kemih, trauma kandung kemih,
infeksi saluran kemih berulang

2) Personal hygiene yang salah

3) Kebiasaan menahan BAK


4) Riwayat penyakit DM

b. Pola Nutrisi Metabolik

1) Intake minum yang kurang

2) Mual, Muntah

3) Anoreksia

4) Demam, peningkatan suhu

c. Pola Eliminasi

1) Sering berkemih

2) Warna urine keruh

3) Ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih

4) Hematuri (urine bercampur darah)

5) Diare

d. Pola Aktivitas dan Latihan

1) Bekerja di ruang ber AC

2) Banyak duduk

3) Kurang beraktivitas

4) Malaise

e. Pola Tidur dan Istirahat

1) Tidur terganggu karena nocturia

f. Pola Persepsi dan Kognitif

1) Nyeri Supra pubik


2) Dysuria

3) Rasa terbakar saat berkemih

4) Spasme kandung kemih

5) Low back pain

1. Pola Persepsi dan Konsep Diri

1) Merasa rendah diri

1. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama.

1) Perasaan terasing

2) Gangguan interaksi sosial

1. Pola Reproduksi dan Seksualitas

1) Menopause

1. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress.

1) Stress tergantung individu

1. Pola Sistem Kepercayaan.

1) Keyakinan yang dianut oleh pasien

1. 2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau masalah kesehatan actual
dan potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi : pertama adanya masalah actual berdasarkan
respon klien terhadap masalah atau penyakit. Kedua factor-faktor yang berkontribusi atau
penyebab adanya masalah. Ketiga kemampuan klien untuk mencegah atau menghilangkan
masalah.
Menurut Doengoes ( 1999), diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien infeksi
saluran kemih adalah :

1. Hipertermi berhubungan dengan adanya infeksi yang dimanifestasikan oleh adanya peningkatan
suhu, tachicardi, menggigil dan malaise.
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada jaringan mukosa saluran perkemihan yang
dimanifestasikan oleh adanya nyeri pada saat berkemih, nyeri pinggang, nyeri supra pubik, low
back pain dan spasme kandung kemih.
3. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan adanya infeksi saluran kemih yang
dimanifestasikan oleh adanya nocturia, inkontinensia dan hematuri.
4. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan
anoreksia.
5. Resiko tinggi infeksi berulang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyebab,
pencegahan kekambuhan dan perawatan.

1. 3. Rencana Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan adanya infeksi yang dimanifestasikan oleh adanya peningkatan
suhu, tachicardia, menggigil dan malaise.

Tujuan : menurunkan suhu tubuh.

Kriteria Hasil :

Suhu tubuh dalam batas normal : 36 – 37 oC

perabaan tidak hangat , tidak menggigil.

Rencana Tindakan :

1) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam terutama suhu dan nadi.

Rasional : Untuk menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan.

2) Kaji keadekuatan hidrasi baik mukosa mulut dan kulit

Rasional : Demam dapat meningkatkan pengeluaran cairan terutama keringat.


3) Beri kompres hangat, biasa atau dingin pada dahi, axila dan lipatan paha.

Rasional : Kompres yang diberikan pada kulit dapat mengurangi atau menurunkan suhu
secara evaporasi.

4) Anjurkan klien untuk banyak minum 2 – 2,5 liter per hari

Rasional : Menurunkan suhu melalui pengeluaran urine yang banyak.

5) Monitor intake dan out put cairan

Rasional : Memastikan hidrasi tetap adekuat dan memonitor fungsi renal.

6) Kolaborasi dalam pemberian antibiotik dan antipiretik

Rasional : Antipiretik dapat menurunkan suhu tubuh.

2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada jaringan mukosa saluran perkemihan yang
dimanifestasikan oleh adanya nyeri pada saat berkemih, nyeri pinggang, nyeri supra pubik, low
back pain dan spasme kandung kemih.

Tujuan : Nyeri teratasi.

Kriteria Hasil :

Dapat mengontrol rasa nyeri, nyeri berkurang bahkan hilang, ekspresi wajah rileks

Rencana Tindakan :

1) Kaji adanya rasa nyeri baik lokasi, intensitas, frekuensi dan lamanya nyeri

Rasional : Perubahan lokasi atau intensitas nyeri merupakan indikasi proses infeksi dan
memberikan intervensi berdasarkan tingkat nyeri yang dirasakan.

2) Beri posisi yang nyaman menurut klien

Rasional : Posisi pilihan klien dapat meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri.
3) Palpasi kandung kemih setiap 4 jam untuk mengetahui adanya distensi

Rasional : Distensi yang terlalu lama pada kandung kemih mengakibatkan nyeri kandung kemih.

4) Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam

Rasional : Nafas dalam dapat menurunkan rasa nyeri

5) Beri kompres hangat pada daerah yang nyeri

Rasional : Rasa hangat dapat memvasodilatasi pembuluh darah sekitar sehingga nyeri dapat
berkurang

6) Anjurkan klien minum 8 – 10 gelas per hari sesuai indikasi

Rasional : Mengurangi iritasi pada mukosa urethra

7) Kolaborasi dalam pemberian analgetik, anti spasmodik dan penozopyridine (untuk


meredakan iritasi saluran kemih)

Rasional : Golongan obat di atas dapat mengurangi nyeri dan iritasi saluran kemih.

3. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan adanya infeksi saluran kemih yang
dimanifestasikan oleh adanya nocturia, inkontinensia dan hematuri.

Tujuan : Perubahan pola eliminasi teratasi

Kriteria Hasil : Pola urine kembali normal 6 – 7 kali setiap hari, produksi urine > 30 cc /
menit, urine normal ; warna jernih, tidak ada darah, tidak ada tekanan saat mengeluarkan urine

Rencana Tindakan :

1) Observasi perubahan urine : warna, jumlah, bau

Rasional : Untuk mendeteksi adanya infeksi lebih awal

2) Kaji keluhan tidak bisa berkemih, berkemih berdarah, tidak bisa menahan urine tiba-
tiba, berkemih pada malam hari

Rasional : Untuk mengetahui adanya peradangan pada kandung kemih


3) Beri intake minum 2 – 2,5 liter per hari

Rasional : Untuk membantu pengeluaran kuman dari kandung kemih melalui berkemih atau
menurunkan konsentrasi bakteri

4) Anjurkan klien berkemih tiap 3 – 4 jam

Rasional : Mencegah urine statis dan mencegah bertambahnya kuman pada kandung kemih
akibat urine yang terlalu lama tertahan.

5) Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman saat berkemih

Rasional : Mengurangi rasa nyeri saat berkemih dan proses berkemih terasa lampias.

6) Ajarkan klien untuk perawatan perineal yang benar dari depan ke belakang setiap kali
selesai berkemih dan defekasi

Rasional : Mencegah masuknya kuman pada urethra.

7) Kolaborasi dalam pemberian obat anti bakteri dengan tim medik

Rasional : Mengurangi pertumbuhan bakteri.

8) Pantau atau periksa urine kultur dan sensitifitasnya

Rasional : Menentukan penyebab infeksi saluran kemih dan mengevaluasi efektifitas


pengobatan.

4. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan
anorexia.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil : Nutrisi terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tubuh, keluhan mual tidak
ada, muntah tidak ada, porsi yang disediakan habis.

Rencana Tindakan :
1) Kaji pola makan klien sebelum sakit dan sesudah sakit

Rasional : Mengetahui kebiasaan dan jenis makanan serta masukan makanan klien

2) Kaji adanya keluhan mual, muntah dan anorexia

Rasional : Untuk merencanakan tindakan selanjutnya

3) Pertahankan kebersihan mulut sebelum makan

Rasional : Mukosa mulut yang bersih meningkatkan selera makan

4) Beri makan dalam porsi kecil dan sering

Rasional : Meningkatkan asupan makanan

5) Ciptakan lingkungan yang nyaman dan sajikan makanan dalam keadaan hangat

Rasional : Mengurangi rasa mual

6) Anjurkan untuk makan biskuit atau roti atau makanan kesukaan sesuai indikasi

Rasional : Menurunkan sekresi asam lambung dan mencegah rasa mual serta meningkatkan
asupan makanan

7) Kolaborasi dalam pemberian Antasida

Rasional : Antasida dapat menurunkan asam lambung dan mencegah rasa mual.

5. Resiko tinggi infeksi berulang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyebab,
pencegahan kekambuhan dan perawatan.

Tujuan : Infeksi tidak terjadi

Kriteria Hasil : Pasien mengetahui penyebab, pencegahan dan perawatan yang benar
tentang infeksi saluran kemih.

Rencana Tindakan :
1) Anjurkan klien untuk banyak minum air putih 2 – 2,5 liter air dan hindari konsumsi kopi
dan alkohol

Rasional : Mengurangi iritasi pada mukosa kandung kemih

2) Jelaskan untuk tidak menahan keinginan berkemih, kosongkan kandung kemih secara
sempurna setiap kali berkemih

Rasional : Mencegah distensi kandung kemih

3) Ajarkan perawatan perineal yang benar terutama setelah berkemih dan defekasi,
bersihkan dari depan ke belakang

Rasional : Mencegah perpindahan mikroorganisme yang ada di anus

4) Jaga kebersihan perineal agar tetap kering dan bersih keringkan depan sampai ke
belakang

Rasional : Mencegah perkembangan mikroorganisme

5) Gunakan celana dalam dari bahan katun

Rasional : Menyerap cairan dan keringat

6) Gunakan celana yang longgar dan jangan terlalu ketat

Rasional : Memperlancar aliran darah

7) Anjurkan untuk segera berkemih setelah melakukan hubungan sexual

Rasional : Mencegah perkembangan mikroorganisme di dalam kandung kemih dan melalui


berkemih dapat mengeluarkan kuman

8) Jelaskan pentingnya mengkonsumsi antibiotik sesuai dengan resep atau sampai habis

Rasional : Antibiotik mengatasi infeksi dan mencegah resistensi.

1. 4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan adalah asuhan keperawatan secara nyata berupa serangkaian kegiatan yang
sistematis berdasarkan perencanaan untuk mencapai hasil yang optimal. Sebelum melakukan
rencana tindakan keperawatan, perawat hendaklah menjelaskan tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap pasien. Dalam pelaksanaan, perawatan melakukan fungsinya sebagai
independent, interdependent dan dependent. Pada fungsi independent perawat melakukan
tindakan atas dasar inisiatif sendiri. Contohnya memberikan latihan pernapasan perut dalam
posisi duduk dan berbaring. Pada fungsi interdependent, perawat melakukan fungsi kolaborasi
dengan tim kesehatan lainnya. Dan fungsi independent perawat melakukan fungsi tambahan
untuk menjalankan program dari tim kesehatan lain seperti pengobatan.

Di samping itu perawat harus memperhatikan keadaan umum dan respon pasien selama
pelaksanaan. Dan untuk melatih pasien agar mandiri, sebaiknya dalam tahap pelaksanaan ini
adalah sebagai berikut : persiapan, pelaksanaan dan dokumentasi. Pada fase persiapan, perawat
dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan. Selain itu perawat juga harus mampu
menganalisa situasi dan kondiri pasien baik fisik maupun mentalnya sehingga dalam
merencanakan, memvalidasi rencana serta dalam pelaksanaannya perawat akan terhindar dari
kesalahan.

1. 5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang dapat digunakan sebagai alat pengukur
keberhasilan suatu rencana keperawatan yamg telah dibuat. Meskipun evaluasi dianggap sebagai
tahap akhir dari proses keperawatan proses ini tidak berhenti, yang telah terpecahkan dan
masalah yang perlu dikaji ulang, direncanakan kembali, dilaksanakan dan dievaluasikan kembali.

1. 6. Discharge Planning

Penyuluhan yang diberikan kepada klien bertujuan untuk mencegah terjadinya kekambuhan
sehingga klien dapat bebas dari penyakit infeksi saluran kemih ini. Penyuluhan yang diberikan
antara lain ;

1. Minum air putih yang banyak 2 – 2,5 liter per hari


2. Hindari minum minuman beralkohol, kopi karena dapat mengiritasi kandung kemih
3. Menganjurkan menjaga personal hygiene yang benar :
1) Tidak menahan keinginan untuk berkemih dan berkemih dengan tuntas

2) Jaga perineum agar tetap bersih dan biasakan selesai berkemih untuk membersihkan
perineum dari depan ke belakang

3) Menggunakan celana dalam katun atau yang menyerap keringat

4) Tidak menggunakan jeans atau celana yang terlalu ketat

4. Hindari hubungan sex yang terlalu sering dan berlebihan dan setelah itu biasakan mengosongkan
kandung kemih.
5. Minum obat dengan teratur sesuai dengan resep terutama golongan antibiotik untuk mengatasi
infeksi dengan tuntas. Dan walaupun tanda dan gejala sudah hilang teruskan minum antibiotik
sampai habis untuk mengatasi infeksi dengan tuntas dan menghindari resistensi kuman terhadap
antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai