APENDISITIS AKUT
Kelompok 4 teori
1. Rahmadhea dangrichi N.I
2. Wenny apriansyah
3. Khanza aqil
Pengertian
Arisandi, 2008
Etiologi
• Mual
• muntah
• nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah
• Demam (37,8-38,8° C)
• Konstipasi
• Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa
menjadi berat
• syok
Tanda Klinis
• Tes laboratorium
• Foto sinar-X
• Appendikogram
Karakteristik penderita
apendisitis
• Insiden tertinggi pada kelompok umur 20-30
tahun, setelah itu menurun. Insiden pada laki-
laki dan perempuan umunya sebanding, kecuali
pada umur 20-30 tahun, insindens lelaki lebih
tinggi
Komplikasi
• perforasi apendisitis
• peritonitis difus
• sepsis
• Abses residual
• Ileus paralitik
Pengobatan apendisitis
• Bila diagnosis klinis sudah jelas, tindakan
paling tepat dan merupakan satu-satunya
pilihan yang baik adalah apendektomi.
• Pada apendisitis tanpa komplikasi biasanya
tidak diperlukan pemberian antibiotik, kecuali
pada apendisitis gangrenosa atau apendisitis
perforate
• Penundaan tindak bedah sambil memberikan
antibiotik dapat mengakibatkan abses atau
perforasi
Jong, 2004
Penatalaksanaan
Hipertermi
Intoleran Aktifitas
Kurang pengetahuan
Data Subyektif
Rasa sakit di epigastrium atau daerah periumbilikus kemudian
menjalar ke bagian perut bawa
Rasa sakit hilang timbul
Mual, muntah
Diare atau konstipasi
Tungkai kanan tidak dapat diluruskan
Rewel dan menangis
Lemah dan lesu
Suhu tubuh meningkat
Data Obyektif
Nyeri tekan titik MC.Burney
Bising usus meningkat, perut kembung
Suhu meningkat, nadi cepat
Hasil leukosit meningkat 10.000 – 12.000 /ui dan 13.000/ui bila
sudah terjadi perforasi
Data Obyektif
Nyeri tekan titik MC.Burney
Bising usus meningkat, perut
kembung
Suhu meningkat, nadi cepat
Hasil leukosit meningkat 10.000
– 12.000 /ui dan 13.000/ui bila
sudah terjadi perforasi
• Diagnosa keperawatan
• Resiko tinggi terhadap infeksi behubungan dengan perforasi pada
Apendiks dan tidak adekuatnya pertahanan utama.
• Volume cairan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual
dan muntah.
• Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan terjadinya
mual dan muntah.
• Nyeri berhubungan dengan anatomi ureter yang berdekatan
dengan apendiks oleh inflamasi.
• Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal
sumber informasi yang ditandai dengan anxietas.
• Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan keadaan nyeri yang
mengakibatkan terjadinya penurunan pergerakan akibat nyeri akut.
No. Intervensi Rasional
1. a. Awasi tanda vital. Perhatikan demam, menggigil, a. Dugaan adanya infeksi/terjadinya sepsis, abses,
berkeringat, perubahan mental, meningkatnya nyeri peritonitis.
abdomen.
b. Menurunkan resiko penyebaran bakteri.
b. Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatn
c. Memberikan deteksi dini terjainya proses infeksi, dan
luka aseptic. Berika perawatan paripurna.
atau pengawasan penyembuhan peritonitis yang telah
c. Lihan insisi dan balutan. Catat karakteristik drainase ada sebelumnya.
luka, adanya eritema.
d. Penetahuan tenteng kemajuan situasi memberikan
d. Beriakn informasi yang tepat dan jujur pada pasien dukungan emosi, membantu menurunkan anxietas.
e. Ambil contoh drainage bila diindikasikan. e. Kultur pewarnaan gram dan sensitifias berguna untuk
mengidentifikasi organism penyebab dan pilihan
f. Berikan antibiotic sesuai indikasi/
terapi.
f. Mungkin diberikan secara profilaktik atau menurunkan
jumlah organism (pada innfeksi yang telah ada
sebelumnya) utuk menurunkan penyebaran dan
pertumbuhannya pada rongga abdomen
Terimakasih