Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN DASAR PROFESI


KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (ELIMINASI URINE)

VIRASUL HUSNA

5021031112

PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG
TAHUN 2021/2022
A. Konsep dasar kebutuhan manusia Eliminasi urine
1. Definisi
Eliminasi dalah proses pembungan sisa-sisa metabolimse tubuh baik yang
urin maupun fekal. Pada eliminasi urine sistem yang berperan adalah sistem
perkemihan seperti ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra ( Kozier, E.B.
2011 )
B. Anatomi & fisiologi
1. Eliminasi urin
Sistem tubuh berperan dalam terjadinya proses eliminasi adalah ginjal,
ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah
utama yaitu: kandung kemih secara progeresif terisi sampai tegangan
dindingnya meningkat diatas nilai ambang yang kemudian mencetuskan
langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi
(refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau
jika ini gagal , setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan
untuk berkemih
2. Eliminasi fekal
a. Saluran gastrointestinal bagian atas
Makanan yang masuk akan dicerna secara mekanik dan kimiawi
dimulut dan dilambung dengan buatan enzim, asam lambung.
Selanjutnya makanan yang sudah dalam bentuk chyme didorong ke
usus halus
b. Saluran gastrointestinal bagian bawah
Saluran gastrointestinal bagian bawah meliputi usus halus dan usus
besar. Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum yang
panjangnya kira-kira 6 meter dan diameter 2,5 cm. Usus besar terdiri
atas caecum, kolon, rektum dan kanal-anal yang kemudian bermuara
pada usus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter dan diameternya kira-
kira 6cm. Usus menerima zat makanan yang sudah berbentuk chyme
(setengah padat) dari lambung untuk mengabsorpsi air, nutrien, dan
elektrolit. Usus sendiri mensekresi mucus, potassium, bikarbonat dan
enzim.
Chymme bergerak arena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul
menjadi feses di usus besar. Dari makan sampai mencapai rektum
normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan haustral adalah gerakan
untuk mendorong cairan dan semipadat sepanjang kolon, gerakan
peristaltik adalah berupa gelombang, gerakan maju keanus ( Pearce
evelyn, 2002 )
C. Asuhan Keperawatan Dengan Eliminasi urine
1. Wawancara
a. Pola berkemih
- Frekuensi ( berapa kali/ perhari)?
- Apakah frekuensi tersebut pernah berubah?
- Apa penyebabnya?
b. Gejala dari perubahan berkemih
- Apakah klien sbelumnya pernah mengalami gejala seperti ini?
- Apa penyebabnya?
c. Faktor yang mempengaruhi berkemih
- Apa yang mempengaruhi faktor berkemih?
- Warna ?
- Bau?
- Kejenuhan?
- Jumlah ?
2. Pemeriksaan fisik
a. Abdomen ( dalam posisi terlentang)
- Inspeksi :
Amati abdomen untuk melihat bentuknya, kesimetrisan,adanya
distensi atau gerak peristaltic
- Auskultasi :
Dengarkan bising, usus , perhatikan intensitas, frekuensi dan
kualitasnya
- Perkusi :
Mengetahui adanya distensi berupa cairan, massa atau udara .
mulailah pada bagian kanan atas dan seterusnya
- Palpasi :
Mengetahui konsistensi abdomen aerta adanya nyeri tekan atau
massa dipermukaan abdomen
b. Genetalia wanita
- Inspeksi :
Amati daerah perineal untuk melihat adanya tanda-tanda lesi,
adanya sekret dari meatus, keadaan atropi jaringan vagina
c. Genetalia laki-laki
- Inspkesi :
Amati untuk melihat adanya kebersihan, adanya lesi, tenderness
- Palpasi :
Rasakan adanya pembesaran skrotum

Analisa daata

No Data Patoflow (Etiologi) Diagnosa


keperawatan
1 Ds Traumatik pada uretra Nyeri akut
 Pasien mengatakan
nyeri pada perut Terbentuknya jaringan parut
bagian bawah pada uretra
 Pengkajian nyeri
P : nyeri tidak bisa bak Penyempitan lumen uretra
Q : cenat-cenut
R : perut bagian Struktur uretra
bawah
S : skala 5 Hambatan aliran urin
T : hilang
Do Reaksi iritasi
 TD : 120/80 mmHg
 Nadi : 93 x/ menit Nyeri daerah perut bawah skala
 Pasien sering meringis 5
kesakitan
Nyeri akut

2 Ds Traumatik pada uretra Gangguan


 Pasien mengatakan eliminasi
tidak bisa BAK sejak Terbentuknya jaringan parut urine
2 hari yang lalu, pada uretra
BAKnya hanya
menetes aja Penyempitan lumen uretra
Do
 TD : 120/80 mmHg Struktur uretra
 Nadi : 93x/menit
 Urine hanya menetes Hambatan aliran urin
 Nyeri perut dibawah
skala 5 Reaksi obstruksi

Pancaran miksi lemah

Tidak bisa BAK 2 hari yang


lalu, BAK hanya menetes

Gngguan eliminasi urin


Rencsna keperawatan

Diagnosa Kriteria hasil / Intervensi Aktivitas


keperawata tujuan (SLKI) (SIKI) (SIKI)
n
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajeme Observasi
interversi n nyeri  Identifikasi lokasi,
keperawatan selama karakteristik, durasi,
2x24 jam maka frekuensi, kualitas, intensitas
tingkat nyeri nyeri
menurun dengan  Identifikasi skala nyeri
kriteria hasil :  Identifikasi respon nyeri non
 Kemampuan verbal
menuntaska  Identifiksai faktor yang
n aktivitas memperberat dan
meningkat memperingan nyeri
 Keluhan Terapeutik
nyeri  Kontrol lingkungan yang
menurun memperberat rasa nyeri
 Perineum  Pertimbangkan jenis dan
terasa sumber nyeri dalam
tertekan pemilihan strategi
menurun meredakan nyeri
 Uterus Edukasi
teraba bulat  Jelaskan penyebab, periode,
menurun pereda nyeri
 Frekuensi  Jelaskan strategi meredakan
nadi nyeri
membaik  Anjjurkan memoritor nyeri
 Fungsi secara mandiri
berkemih  Anjurkan menggunakan
membaik analgetik secara tepat
Kolaborasi
 Kolaborasi pemebrian
analgetik
Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Observasi
eliminasi interversi perawatan  identifikasi kebiasaan
urine keperawatan selama diri BAB/BAK sesuai usia
2x24 jam maka BAB/BAK Terapeutik
eliminasi urine  Buka pakaian yang
membaik dengan diperlukan untuk
kriteria hasil : memudahkan eliminasi
 Sensasi  Dukung penggunaan
berkemih toilet/commodel/pispot/urina
meningkat l secara konsisten
 Distensi  Jaga privasi selama
kemih eliminasi
menurun  Ganti pakaian pasien setelah
 Frekuensi eliminasi, jika perlu
BAK  Bersihkan alat bantu
membaik BAB/BAK setelah
 Karakteristi digunakan
k urine  Latih BAB/BAK (mis,
membaik kateter, eksternal, urinal),
jika perlu
Edukasi
 Anjurkan BAB/BAK secara
rutin
 Anjurkan kekamar mandi/
toilrt, jika perlu

D. DAFTAR REFERENSI

Kozier, E. B. (2011). Buku ajar fundaamental keperawatan : konsep, proses & praktik.
Jakarta: EGC

Pearce, evelyn (2002) anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gamedia

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI).
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Anda mungkin juga menyukai