Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PERKEMBANGAN ANAK

Disusun oleh :
Nur Kholifah Rahimi P – 10050017046
Hana Nafa Fakhirah – 10050017055
Zaqiah Ulfah – 10050017077
Shania Widarrizky S – 10050017092
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Masa Pre-Natal

Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan masa prenatal, yaitu:


A. Genetis

Pertumbuhan setiap indivividu sudah terprogam sejak masa konsepsi yang dipengaruhi oleh
faktor genetis. Perubahan panjang, tinggi, berat badan bayi akan terjadi secara otomatis karena
pengaruh genetika (keturunan).  
Faktor keturunan lebih menekankan pada aspek biologis atau herediter yang dibawa melalui
aliran darah dalam kromosom. Faktor genetis cenderung bersifat statis dan merupakan
predisposisi untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kalau sejak awal
orang tua memiliki karakteristik fisiologis yang sehat, maka akan menurunkan generasi yang
sehat pula. Sebaiknya bila orang tua tidak sehat, maka keturunanya pun akan mengalami
gangguan atau penyimpangan secara fisik atau psikis (Papalia, Old & Fieldman, 1998: 2004).
Para ahli Psikologi perkembangan (Papalia dkk, 1998; Santrock, 1999; Helms & Turner,
1995; Haris & Liebert, 1991) mengakui bahwa aspek fisik maupun psikis seorang individu
sangat dipengaruhi oleh unsur genetis, karakteristik tersebut akan nampak pada hal-hal sebagai
berikut :
1)   Sifat- sifat Fisik
Sifat-sifat fisik yang dapat diturankan secara genetis misalnya wajah, tangan, kaki atau
bagian-bagian organ tubuh lainnya. Hal ini dapat terjadi pada anak tunggal maupun kembar. Bila
orang tua memiliki suatu jenis penyakit tertentu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit jantung,
epilepsi, atau paru-paru, kemungkinan besar anak-anak yang dilahirkan pun mempunyai resiko
terserang penyakit yang sama.
2)   Intelegensi
Kecerdasan yang dimilki orang tua akan dapat menurun pada anak-anaknya. Meskipun
anak-anak tersebut diasuh oleh orang tuanya sendiri maupun oleh orang lain, sifat kecerdasan
orang tua akan tetap menurun. Pandangan ini dipengaruhi oleh pemikiran filsuf naturalis dari
Perancis, J.J. Rousseau yang mengatakan bahwa anak cerdas dihasilkan dari orang tua yang
cerdas (Stump, 2000).
3)   Kepribadian
Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari aspek fisiologis, kognitif maupun afektif
yang membantu pola prilaku individu dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan
hidupnya (Hall, Lindsay & Campbell, 1998). Sebagai organisasi yang dinamis, maka kepribadian
akan mempengaruhi perubahan pola pemikiran, sikap, dan perilaku seseorang.
Selain dipengaruhi oleh faktor interaksi dengan lingkungan hidupnya, kepribadian
dipengaruhi pula oleh faktor genetis yang dibawa sejak lahir. Dalam berbagai penelitian yang
dilakukan oleh ahli psikologi perkembangan ditemukan bahwa baik kepribadian yang normal
ataupun abnormal, pada dasarnya, diturunkan dari kedua orang tuanya.

B. Lingkungan

Seorang psikolog ekologis, Urie Brofenbrenner (dalam Papalia, Olds & Feldman, 2004)
menyatakan bahwa lingkungan tersebut bersifat stratifikasi yakni berlapis-lapis dari yang
terdekat sampai yang terjauh. Pengaruh lingkungan menjadi lebih kuat pada periode sensitif.
Masing-masing pertumbuhan system organ atau anggota tubuh memiliki periode sensitif yang
rentan terhadap pengaruh lingkungan.

Pengaruh lingkungan tersebut, yaitu:


1.      Faktor Ekstern
Joffe membuktikan bahwa sinar rontgen mempengaruhi tingkah laku. Penelitian
membuktikan akan adanya hubungan antara umur kehamilan dan banyak sedikitnya penyinaran
pada suatu fihak dengan besar kecilnya akibat yang ditimbulkan: makin banyak dosis
penyinaran, makin buruk akibatnya.
Pemakain obat-obatan juga memberikan pengaruh pada tingkah laku. Pengaruh obat
penenang seperti softenon atau thalidomide yang sangat besar akan mengakibatkan cacat yang
berat. Penelitian antara 1959-1962 menemukan bahwa cacat yang disebabkan oleh thalidomide
terjadi antara hari ke-34 dan ke-50; jadi antara minggu kelima dan ketujuh usia kehamilan.
Knebel (1973) mengemukakan bahwa terjadinya kelainan-kelainan jantung juga terjadi pada usia
kehamilan yang awal ini. Usaha-usaha pengguguran dengan obat-obatan pada usia kehamilan
awal dapat menyebabkan gangguan-gangguan perkembangan.

2.      Ketegangan Emosional
Beberapa studi kasus dalam penelitian Fels (Yellow Springs, Ohio) yang telah
mengadakan penelitian sejak tahun 1929 (lihat Sontag dkk, 1958) membuktikan bahwa para
wanita dengan susunan syaraf otonom yang labil mempunya fetus yang paling aktif. Dalam
delapan kasus dalam Institut Fels ditunjukan adanya kenaikan aktivitas yang sangat menyolok
pada fetus sebagai akibat ketegangan emosi para ibu (misalnya pada satu kasus karena ancaman
pembunuhan oleh suami, pada kasus lain karena kecelakaan lalu lintas dengan akibat yang serius
pada keluarganya).
Fetus yang aktif pada waktu dilahirkan mempunyai berta badan yang kurang serta
menunjukkan masalah-masalah makan. Menurut penelitian Stott (1957; 1958) dikemukakan
bahwa kegoncangan psikis dalam dua bulan yang pertama dapat menyebabkan gangguan sentral.
Misalnya kelainan yang disebut mongolimus dihubungkan dengan ketegangan psikis pada bulan
pertama. Bila ketegangan psikis tadi terjadi pada periode fetal, yaitu sesudah bulan yang kedua,
maka terjadilah apa yang disebut sindrom nafsu terhambat. Di sini diketemukan sedikit aktivitas,
sedikit spontanitas, pada umumnya terjadi suatu tingkah laku yang apatis.

3.      Teratogen
Berbagai faktor eksternal tidak hanya dapat menyebabkan keguguran, namun juga
ketidaksempurnaan dari bayi yang dikandung. Penelitian ilmiah menunjukan bahwa faktor
eksternal atau lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan pra kelahiran dan juga proses
kelahiran. Agen eksternal yang dapat mempengaruhi ini disebut denganteratogen. Teratogen
adalah segala virus, obat-obatan, zat kimia, radiasi, atau agen lingkungan lain yang dapat
membahayakan perkembangan embrio atau janin hingga menyebabkan kerusakan fisik,
kebutaan, kerusakan otak, dan bahkan kematian. Selain teratogen, kondisi emosional ibu, asupan
gizi dan usia ibu juga dapat mempengaruhi kehamilan.

Adapun beberapa teratogen yang dapat merugikan janin, yaitu :


Obat yang digunakan ibu, penggunaan bahan oleh ibu dapat
memilikikonsekuensi parah pada janin.Merokok dikaitkan dengan berat badan lahir rendah,
yang dapat mengakibatkan sistemkekebalan tubuh yang lemah, respirasi miskin,
dankerusakan saraf. Menggunakan alkohol dapatmenyebabkan sindrom alkohol pada janin,
yang d i h u b u n g k a n dengan cacat jantung, m a l f o r m a s i   tubuh, dan
keterbelakangan mental. Penggunaan  o b a t - o b a t t e r l a r a n g s e p e r t i k o k a i n
d a n m e t h a m p h e t a m i n e j u g a t e r h u b u n g d e n g a n b e r a t lahir rendah dan kerusakan
saraf.
·                     P e n y a k i t i b u , a d a s e j u m l a h p e n y a k i t i b u y a n g dapat
berdampak negatif j a n i n , termasuk herpes,rubella, dan AIDS. Virus herpes adalah salah
satupenyakit ibu yang paling umum dan dapatditularkan pada janin, menyebabkan
ketulian,pembengkakan otak, atau keterbelakanganmental. Wanita dengan virus
herpes sering didorong untuk melahirkan melalui bedah caesar  untuk menghindari
penularan virus.

Masalah dalam Perkembangan Masa Pre-Natal


Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan kesalahan sepanjang hidup, yang biasanya
disebabkan oleh genetik atau masalah lingkungan.

1.      Down Syndrom, juga dikenal sebagai trisomi 21, down syndrom adalah anomali genetik
yangpaling umum selama perkembangan janin. Down syndrome disebabkan oleh dan
salinan ekstrakromosom 21 (berarti ada tiga kromosom bukanbiasa dua) dan dampak
sekitar 1 dari setiap 1.000 bayi. fitur khas dari down syndrom termasuk fitur wajah datar,
cacat jantung, dan keterbelakanganmental. Risiko memiliki anak dengan
downsyndrom meningkat seiring dengan usia ibu.
Sejumlah penyakit bisa diwariskan jika salah satuatau kedua orang tua
membawa sebuah gen untuk penyakit ini. Tes genetik seringkali dapat m e n e n t u k a n
a p a k a h o r a n g t u a m e r u p a k a n pembawa gen untuk penyakit tertentu.

2.      Masalah Seks-kromosom, jenis ketiga masalahgenetik melibatkan seks-kromosom. Ini


mencakupk o n d i s i s e p e r t i s i n d r o m K l i n e f e l t e r ' s ( e k s t r a X - chromsome) dan
sindrom Turner (X-kromosomtunggal).

8.      Bahaya Selama Periode Pre-Natal


Meskipun periode pranatal merupakan periode yang sangat singkat, namun periode ini
merupakan periode yang sangat rawan sebuah bahaya fisik maupun psikologis.

Bahaya Fisik
Menurut yang kami kutip dari pernyataan Hurlock bahwasanya ada beberapa faktor yang dapat
mengganggu perkembangan fisik dalam periode pranatal.
a). Pekerjaan, seorang ibu yang bekerja di tempat-tempat yang banyak menghirup bau-bau kimia
akan mendapatkan kemungkinan bayi yang cacat atau keguguran dalam periode-periode terakhir.
b). Bayi kembar, bayi kembar dapat menyebabkan lahir tidak pada waktunya, akibatnya akan terjadi
ketidak teraturan pada perkembangan dan dapat menyebabkan kematian pada saat dilahirkan.
c). Kekurangan gizi, ibu hamil yang kekurangan gizi akan sangat berpengaruh pada janinnya, ini
akan berefek panjang. Anak yang dilahirkan karena kekurangan gizi akan terjadi kerusakan otak
sehingga ia akan sulut belajar dan membaca.
d). Ibu yang merokok. Hal ini akan berpengaruh pada detak jantung ibu sehingga akan terjadi
ketidak teraturan perkembangan, atau bahkan bisa menjadi kematian.

Bahaya Psikologis
Bukan hanya bahaya fisik, namun ada juga bahaya fsikologis yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Hurlock menjelaskan ada beberapa faktor penyebab
terjadinya gangguan psikologis:
a). Kepercayaan tradisional. Di Amerika Serikat ada sebagian orang yang berpendapat bahwa
memiliki anak kembar adalah seperti binatang, maka dari itu banyak yang tidak menghendaki
kelahiranya dan hal ini akan mempengaruhi kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya dan hal
ini akan mempengaruhi perkembangan psikologis anak.
b). Tekanan dari dalam diri ibu. Hal ini akan mempengaruhi ketidak seimbangan pada janin,
akibatnya janin akan sering bergerak dan tubuh janin akan cenderung kecil.
Penyebab Janin Terkena Teratogen?

Setelah telur dibuahi oleh sperma, zigot yang dihasilkan perjalanan ke rahim dan berkembang
menjadi embrio. Sel mulai membelah untuk meningkatkan ukuran embrio, dan bermigrasi dari
saluran tuba menuju rahim, di mana ia akhirnya mengendap, menanamkan dalam dinding rahim.
Ini tidak terjadi sampai hampir seminggu setelah pembuahan. Setelah implantasi, pertumbuhan
struktur pendukung seperti pembuluh darah bersama dimulai. Akhirnya, sekitar 2-3 minggu
setelah pembuahan, embrio berbagi suplai darah dengan ibu. Ini sekitar waktu ini bahwa embrio
dapat dipengaruhi oleh teratogen.

Alkohol

Alkohol adalah salah satu teratogen yang paling umum dikenal. Kerusakan sel-sel otak Alkohol,
yang dapat menyebabkan keterbelakangan mental pada banyak anak-anak yang terpapar selama
kehamilan. Hal ini juga dapat menyebabkan kelainan pada wajah dan ukuran kepala, serta
pertumbuhan umumnya lambat dan menyebabkan kelainan pada seluruh tubuh.

Nikotin

Nikotin adalah teratogen lain yang diakui secara luas, dan ibu hamil sangat dianjurkan untuk
tidak merokok. Nikotin diberikannya efek yang merugikan pada janin oleh konstriksi pembuluh
darah, yang menyebabkan aliran darah ke bayi kurang. Karena darah beredar dari ibu adalah
satu-satunya cara janin bisa mendapatkan oksigen, ini menyebabkan hipoksia, atau oksigen
rendah, dan janin secara efektif mati lemas. Hasilnya bisa berat badan lahir rendah dan bahkan
kelahiran prematur. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang dapat
berlangsung selama seumur hidup bayi.

Obat-obatan terlarang

Banyak obat-obatan terlarang, terutama kokain stimulan dan amfetamin, juga teratogenik. Obat
ini mengganggu perkembangan neuron dan jaringan otak, dan bayi yang ibunya menyiksa
mereka dapat ditemukan memiliki kista, atau ruang kosong, di otak. Jika anak bertahan, belajar
dan masalah perilaku sering terjadi.

Resep Obat

Ada juga sejumlah resep obat yang tidak aman bagi wanita hamil untuk digunakan. Semua obat
yang disetujui oleh FDA telah dipelajari dan ditetapkan skor dari A ke A obat X. Kategori tidak
berpengaruh pada kehamilan. Obat Kategori D memiliki kemungkinan efek yang cukup pada
kehamilan mereka dihindari. X obat kategori yang paling berbahaya bagi janin berkembang.
Untungnya, sebagian besar tidak di pasar, tapi ada baiknya menyadari dari mereka.

Bakteri sifilis
Beberapa bakteri bahkan dapat mempengaruhi kehamilan. Terutama, bakteri yang menyebabkan
sifilis penyakit menular seksual dianggap teratogen. Dalam kasus infeksi sifilis yang tidak
diobati pada ibu hamil, sel-sel bakteri menginfeksi janin dari suplai darah dan sangat sering fatal.
Jika bayi lahir hidup, mungkin menderita malformasi dan kerusakan pada hidung, mata, telinga
dan tulang sebagai akibat dari respon inflamasi tinggi terhadap infeksi awal.

Periode prenatal merupakan periode yang sangat penting dan menentukan perkembangan
individu pada periode-periode berikutnya. beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
prenatal

Kesehatan Ibu

penyakit yang di derita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Apalagi
penyakit tersebut bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran kencing, penyakit
kelamin dan sebagainya, dapat menyebabkan lahirnya bayi-bayi yang cacat.

Gizi Ibu

Faktor lain yang cukup bagipenting perkembangan masa prenatal adalah gizi ibu. Hal ini adalah
karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang di peroleh
melalui darah ibuya. Oleh karena itu, makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung
cukup protein, lemak, vitamin dan karbohidrat untukmenjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang di
lahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat. Pemakaian Bahan-Bahan Kimia Oleh
Ibu

Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran
darahibu yang tengah hamil, dan mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan kimia
tersebut dapat menimbulkan efek samping, Salah satu jenis obat yang mengandung bahan kimia
yang membahayakan perkembangan janin adalah thalidomite. Pada orang dewasa, thalidomite
tidak berdampak buruk. Tetapi, pada embrio, obat penenang itu sangat merusak. Kalau ibu
menelan thalidomite selama dua bulan pertama kehamilan, dapat menghambat pertumbuhan
lengan dan kaki janin.Menghisap rokok oleh wanita hamil juga dapat berdampak buruk bagi
perkembangan masa prenatal.

Takhayul dan kenyataan di Indonesia

Di Indonesia banyak di permasalahkan mengenai pengaruh tingkah laku orang tua terhadap
keadaan bayi yang akan di lahirkan. Misalnya bila ayah atau ibuatau keduanya benci sama
seseorang, maka anaknya akan mirip dengan orang yang di benci tadi. Bila ayah atau ibu
membunuh seekor hewan, misalnya ular, pada waktu ibu sedang hamil, anaknya akan
mempunyai gambar mirip ular pada kulitnnya
Keadaan Dan Ketegangan Emosi Ibu

keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan masa prenatal. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil mengalami
ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam,maka terjadi perubahan psikologis,
antara lain meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon
adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah
kandungan dan membuat janin kekurangan darah.Ibu yang mangalami kecemasan berat dan
berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis
dan melahirkan bayi yang abnormal di bandingkan dengan ibu yang relative tenang dan aman.

Proses Kelahiran

Persalinan Normal
Melahirkan normal adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak
belakang kepala/ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu, serta
tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi). Proses persalinan
normal biasanya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
(Artikel terkait: Proses melahirkan)

Terjadinya persalinan membutuhkan tiga faktor penting, yaitu


kekuatan ibu saat mengejan, keadaan jalan lahir, dan keadaan janin.
Ketiganya harus dalam keadaan baik, sehingga bayi dapat dilahirkan.
Dengan adanya kekuatan mengejan ibu, janin dapat didorong
kebawah, dan masuk kerongga panggul. Saat kepala janin memasuki
ruang panggul,posisi kepala sedikit menekuk sehingga dagu dekat
dengan dada janin. Posisi ini akan memudahkan kepala janin lolos
melalui jalan lahir, yang diikuti dengan beberapa gerakan selanjutnya.
setelah kepala keluar, bagian tubuh janin yang lain akan mengikuti,
mulai dari bahu, badan, dan kedua kaki. (Baca juga Memilih Nama
bayi perempuan dan nama bali laki-laki)

Persalinan Dibantu Alat


Jika pada fase kedua/ kala dua persalinan tidak maju dan janin tidak
juga lahir, sedangkan Anda sudah kehabisan tenaga untuk mengejan,
maka dokter akan melakukan persalinan berbantu, yaitu persalinan
dengan menggunakan alat bantu yang disebut forsep atau vakum. Jika
tidak berhasil maka akan dilakukan operasi caesar.

Baca Juga: Panduan Lengkap Proses Melahirkan Normal Yang


Nyaman & Lancar

Persalinan dibantu Vakum (Ekstrasi Vakum)

Disebut juga ekstrasi vakum. Vakum adalah seatu alat yang


menggunakan cup ppenghisap yang dapat menarik bayi keluar dengan
lembut.

Cara kerjanya sangat sederhana, yaitu vakum diletakan diatas kepala


bayi, kemudian ada selang yang menghubungkan mangkuk ke mesin
yang bekerja dengan listrik atau pompa. Alat ini berpungsi membantu
menarik kepala bayi ketika Anda mengejan. Jadi tarikan dilakukan saat
Anda mengejan, dan saat mulut rahim sudah terbuka penuh (FASE
KEDUA) dan kepala bayi sudah berada dibagian bawah panggul.

Persalinan dengan vakum dilakukan bila ada indikasi membahayakan


kesehatan serta nyawa ibu atau anak, maupun keduanya. Jika proses
persalinan cukup lama sehingga ibu sudah kehilangan banyak tenaga,
maka dokter akan melakukan tindakan segera untuk mengeluarkan
bayi, misalnya dengan vakum. Keadaan lain pada ibu, yaitu adanya
hipertensi (preeklamsia) juga merupakan alasan dipilihnya vakum
sebagai alat bantu persalinan. Daam keadaan demikian, Anda tidak
boleh mengejan terlalu kuat karena mengejan dapat mempertinggi
tekanan darah dan membahayakan jiiwa Anda. Vakum juga dikerjakan
apabila terjadi gawat janin yang ditandai dengan denyut jantung janin
lebih dari 160 kali permenit atau melambat mencapai 80 kali permenit
yang menandakan bahwa bayi telah mengalami kekurangan oksigen
(HIPOKSIA).

Proses persalinannya sendiri menghabiskan waktu lebih dari 10 menit.


Namun, dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk menjalani seluruh
prosedur.

apat dilewati oleh janin, janin tidak terlalu besar, pembukaan sudah
lengkap, dan kepala janin sudah memasuki dasar panggul ibu. Jika
sarat tersebut tidak terpenuhi, misalnya janin terlalu besar dan kepala
janin masih terletak tinggi didalam panggul, maka operasi seksio
caesaria adalah pilihannya.
Efek samping dari persalinan dengan dibantu vakum ini adalah terjadi
perlukaan yang lebih luas pada jalan lahir, juga pendarahan dijalan
lahir. Sedangkan pada bayi, resiko vakum secara umum adalah
terjadinya luka atau lecet dikulit kepala. Inipun dapat diobati dengan
obat anti septik. Kondisi ini biasanya akan hilang sendiri setelah bayi
usia seminggu. Resiko yang lebih berat adalah terjadinya pendarahan
diantara tulang-tulang kepala (cephal hematome), juga terjadi
pendarahan dalam otak.

Persalinan Dibantu forsep (ekstrasi forsep)

Forsep merupakan alat bantu persalinan yang terbuat dari logam


menyerupai sendok. Berbeda dengan vakum, persalinan yang dibantu
forsep bisa dilakukan meski Anda tidak mengejan, misalnya saat
terjadi keracunan kehamilan, asma, atau penyakit jantung. Persalinan
dengan forsef relatip lebih beresiko dan lebih sulit dilakukan
dibandingkan dengan vakum. Namun kadang terpaksa dilakukan juga
apabila kondisi ibu dan anak sangat tidak baik.

Dokter akan meletakan forsep diantara kepala bayi dan memastikan


itu terkunci dengan benar, artinya kepala bayi dicengkram dengan
kuat dengan forsep. Kemudian forsep akan ditarik keluar sedangkan
ibu tidak perlu mengejan terlalu kuat. Persalinan forsep biasanya
membutuhkan episiotomi.

Forsep digunakan pada ibu pada keadaan sangat lemah, tidak ada
tenaga, atau ibu dengan penyakit hipertensi yang tidak boleh
mengejan, forsep dapat menjadi pilihan. Demikian pula jika terjadi
gawat janin ketika janin kekurangan oksigen dan harus segera
dikeluarkan. Apabila persalinan yang dibantu forsep telah dilakukan
dan tetap tidak bisa mengeluarkan bayi, maka operasi caesar harus
segera dilakukan.

Pada bayi dapat terjadi kerusakan saraf ketujuh (nervus fasialis), luka
pada wajah dan kepala, serta patah tulang wajah dan tengkorak. Jika
hal itu terjadi, bayi harus diawasi dengan ketat selama beberapa hari.
Tergantung derajat keparahannya, luka tersebut akan sembuh sendiri.
Sedangkan pada ibu, dapat terjadi luka pada jalan lahir atau robeknya
rahim (ruptur uteri).
Persalinan Dengan Operasi Caesar
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai persalinan dengan operasi
caesar, anda bisa membaca artikel di bawah ini:

Persalinan Dengan Operasi Caesar

Tindakan operasi caesar ini hanya dilakukan jika terjadi kemacetan


pada persalinan normal atau jika ada masalah pada proses persalinan
yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin. Keadaan yang
memerlukan operasi caesar, misalnya gawat janin, jalan lahir tertutup
plasenta (plasenta previa totalis), persalinan meacet, ibu mengalami
hipertensi (preeklamsia), bayi dalam posisi sungsang atau melintang,
serta terjadi pendarahan sebelum proses persalinan.

Pada beberapa keadaan, tindakan operasi caesar ini bisa direncanakan


atau diputuskan jauh-jauh hari sebelumnya. Operasi ini disebut
operasi caesar elektif. Kondisi ini dilakukan apabila dokter menemukan
ada masalah kesehatan pada ibu atau ibu menderita suatu penyakit,
sehingga tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal.
Misalnya ibu menderita diabetes, HIV/AIDS, atau penyakit jantung,
caesar bisa dilakukan secara elektif atau darurat (emergency). Elektif
maksudnya operasi dilakukan dengan perencanaan yang matang jauh
hari sebelum waktu persalinan. Sedangkan emergency berarti caesar
dilakukan ketika proses persalinan sedang berlangsung, namun karena
suatu keadaan kegawatan maka operasi caesar harus segera
dilakukan.

Operasi Caesar Terencana (elektif)


Pada operasi caesar terencana (elektif), operasi caesar telah
direncanakan jauh hari sebelum jadwal melahirkan dengan
mempertimbangkan keselamatan ibu maupun janin. Beberapa
keadaan yang menjadi pertimbangan untuk melakukan operasi caesar
secara elektif, antara lain :

1. Janin dengan presentasi bokong : Dilakukan operasi caesar pada


janin presentasi bokong pada kehamilan pertama, kecurigaan janin
cukp besar sehingga dapat terjadi kemacetan persalinan (FETO PELPIC
DISPROPORTION), janin dengan kepala menengadah (DEFLEKSI),
janin dengan lilitan tali pusat, atau janin dengan presentasi kaki.
2. Kehamilan kembar : Pada kehamilan kembar dilihat presentasi
terbawah janin apakah kepala, bokong, atau melintang. Masih
mungkin dilakukan persalinan pervaginam jika persentasi kedua janin
adalah kepala-kepala. Namun, dipikirkan untuk melakukan caesar
pada kasus janin pertama/terbawah selain presentasi kepala. pada
USG juga dilihat apakah masing-masing janin memiliki kantong
ketuban sendiri-sendiri yang terpisah, atau keduanya hanya memiliki
satu kantong ketuban. Pada kasus kehamilan kembar dengan janin
hanya memiliki satu kantong ketuban, resiko untuk saling
mengait/menyangkut satu sama lain terjadi lebih tinggi, sehingga
perlu dilakukan caesar terencana.Pada kehamilan ganda dengan
jumlah janin lebih dari dua (misal 3 atau lebih), disarankan untuk
melakukan operasi caesar terencana.

3. Plasenta previa : artinya plasenta terletak dibawah dan menutupi


mulut rahim. Karena sebelum lahir janin mendapat suplai makanan
dan oksigen, maka tidak mungkin plasenta sebagai media penyuplai
lahir/ lepas terlebih dulu dari janin karena dapat mengakibatkan
kematian janin. Plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah, lokasi
plasenta yang menutupi jalan lahir, sangat rawan dengan terjadinya
pendarahan. Apabila terjadi kontraksi pada rahim, maka sebagian
plasenta yang kaya pembuluh darah ini akan terlepas dan
menimbulkan pendarahan hebat yang dapat mengancam nyawa janin
dan ibu.

4. Kondisi medis ibu : preeklamsia, kencing manis (diabetes militus),


herpes, penderita HIV/AIDS, penyakit jantung, penyakit paru kronik,
atau tumor rahim (mioma) yang ukurannya besaratau menutupi jalan
lahir, kista yang menghalangi turunnya janin, serta berbagai keadaan
lain merupakan hal-hal yang menyebabkan operasi caesar lebih
diutamakan.

5. Masalah pada janin : Misanya pada janin dengan oligohidramnion


(cairan ketuban sedikit) atau janin dengan gangguan perkembangan.

Opereasi Caesar Darurat (Emergency)


Yang dimaksud operasi caesar darurat adalah jika operasi dilakukan
ketika proses persalinan telah berlangsung. Hal ini terpaksa dilakukan
karena ada masalah pada ibu maupun janin. Beberapa keadaan yang
memaksa terjadinya operasi caesar darurat, antara lain :
Persalinan macet

Keadaan ini dapat terjadi pada fase pertama (fase lilatasi) atau fase
kedua (ketika Anda mengejan). Jika persalinan macet pada fase
pertama, dokter akan memberi obat yang disebut oksitosin untuk
menguatkan kontraksi otot-otot rahim. Dengan demikian mulut rahim
dapat membuka. Ada teknik lain, yaitu memecahkan selaput ketuban
atau memberikan cairaan infus intrafena jika Anda kekurangan
cairan /dehidrasi. Jika cara-cara itu tidak berhasil, maka operasi
caesar akan dilakukan.

Jika persalinan macet pada fase kedua, dokter harus segera


memutuskan apakah persalinan dibantu dengan vakum atau forsep
atau perlu segera dilakukan operasi caesar. Hal yang menjadi  
pertimbangan untuk melanjutkan persalinan pervaginam dengan alat
(berbantu) atau operasi caesar, tergantung pada penurunan kepala
janin didasar tanggul, keadaan tanggul ibu, dan ada tidaknya
kegawatan pada janin.

Persalinan macet merupakan penyebab tersering operasi caesar.


Beberapa alasan yang dijadikan pertimbangan ialah kontraksi tidak
lagi efektif, janin terlalu besar semantara jalan lahir ibu sempit, dan
posisi kepala janin yang tadak memungkinkan dilakukan penarikan
dengan vakum maupun forsep.

Stres pada janin

Ketika janin stres, dia akan kekurangan oksigen. Pada pemeriksaan


klinik tanpak bahwa denyut jantung janin menurun. Secara normal,
selama terjadi kontraksi denyut jantung      janin menurun sedikit,
namun akan kembali ke prekwensi asalnya, jika :

- Prolaps tali pusat: jika tali pusat keluar melalui mulut rahim, dia bisa
terjepit, sehingga suplai darah dan oksigen kejanin berkurang.
Keadaan ini berbahaya jika janin dilahirkan secara normal lewat
vagina, sehingga memerlukan tindakan operasi caesar segara.

- Perdarahan : Jika Anda mengalami perdarahan yang banyak akibat


plasenta terlepas dari rahim, atau karena alasan lain, maka harus
dilakukan operasi caesar.
- Stres janin berat : Jika denyut jantung janin menurun sampai 70x
per menit, maka harus segera dilakukan operasi caesar. Normalnya
denyut jantung janin adalah 120/160x per menit.

Teknik Pembiusan
Sebelumnya, Anda akan dibius oleh dokter ahli anestesi agar tidak
merasakan nyeri. Cara pembiusan ada dua macam, yaitu secara
regional atau bius umum.

Pertama, pembiusan secara regional dilakukan pada daerah tulang


belakang. Cara ini disebut anestesi spinal. Anda masih sadar namun
bagian perut hingga kaki tidak dapat merasakan apapun. Kemudian,
sayatan pada bagian perut pun dimulai. Pertama adalah menyayat
dinding perut bagian bawah sepanjang kurang lebih 20 cm.
Dilanjutkan dengan menyayat dinding rahim sampai bayi tampak. Bayi
pun dikeluarkan perlahan dilanjutkan dengan plasenta dan tali pusat.
Jika tidak ada komplikasi,semua proses ini memerlukan waktu kurang
lebih 20/30 menit. Anda segera pulih pasca operasi.

Kedua, pembiusan secara umum, pada keadaan ini Anda tidak sadar.
Pembiusan dilakukan dengan cara memasang alat bantu napas yang
disebut intubasi. Selama pembiusan, sistim pernapasan Anda dibantu
dan dimonitor dengan alat. Pembiusan secara umum dilakukan jika
kondisi Anda tidak memungkinkan untuk dilakukan bius
regional/spinal.

Cara Operasi Caesar Dilakukan


Paling sering dibuat sayatan horizontal (mendatar) pada kulit diperut
bagian bawah, kadang dilakukan sayatan vertikal, tergantung situasi
dan penyulit saat operasi dilakukan, biasanya otot perut tidak perlu
dipotong. Selanjutnya dilakukan insisi/sayatan pada rahim, cairan
amnion diisap, dan bayi ditarik keluar dengan hati-hati. Biasanya
oprasi ini dilakukan oleh dua orang dokter, seorang dokter ahli obstetri
dan seorang dokter asisten. Ketika bayi keluar, tali pusat dijepit dan
dipotong, lalu plasenta dikeluarkan, dan rahim diperiksa secara
menyeluruh. Jika tidak ada riwayat operasi caesar yang menyebabkan
perletakan pada rahim atau pengangkatan tumor dirahim sebelumnya,
maka sampai pada tindakan ini diperlukan sekitar waktu 15 menit.
setelah bayi lahir, plasenta dikeluarkan. Setelah bayi dan plasenta
lahir, dokter akan menjahit jaringan yang dipotong tadi. Diperlukan
waktu sekitar 30 menit, total tindakan memakan waktu sekitar 60
menit. Jika Anda pernah dioperasi caesar sebelumnya waktu yang
dibutuhkan lebih lama, tergantung situasi dan dokter yang menangani
Anda. Pada persalinan kembar, butuh waktu 5 menit setiap kali
mengeluarkan bayi.

Proses Penyembuhan
Pada hari pertama setelah melahirkan, jika diperlukan, Anda diberikan
obat dalam dosis rendah. Beberapa dokter akan membolehkan Anda
mulai makan padat dalam 24 jam pertama. Adapula yang menunggu
sampai Anda buang angin (kentut) yang menandakan bahwa usus
sudah berfungsi normal.

Pada hari kedua, Anda akan merasa tidak nyaman pada perut. Hal ini
terjadi karena organ pencernaan kembali beraktipitas secara normal
setelah mendapat obat penghilang rasa sakit yang menghentikan
aktipitasnya.

Kesembuhan masing-masing ibu berbeda tergantung dari daya tahan


dan efek obat bius yang digunakan. Jika selama pemantauan kondisi
Anda stabil, maka dokter akan mengijinkan Anda pulang. Jangan lupa
kontrol kembali kedokter, kira-kira setelah dua minggu.

Persalinan Di Dalam Air


Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai persalinan di dalam air, anda
bisa membaca artikel di bawah ini:

di dalam air atau Water Birth mulai populer di Eropa, terutama Rusia
dan Prancis pada tahun 1970-an. Tujuannya saat itu adalah untuk
memudahkan lahirnya bayi. Melahirkan dalam air dapat mengurangi
rasa sakit pada ibu. Idenya berawal dari pemikiran bahwa janin yang
selama sembilan bulan berenang dalam air ketuban dapat lebih
nyaman memasuki dunia baru yang juga air. Setelah itu bayi akan
bernapas dan menghirup udara.
Namun, ada beberapa resiko pada water birth, misalnya adanya
komplikasi pada paru. Kadang bayi kesulitan bernapas ketika berada
dalam air. Maka jika ingin melahirkan dalam air, Anda harus dulu
berkonsultasi dengan dokter.

Manfaat Melahirkan di Air


Manfaat bagi ibu :

Para pakar kesehatan dibidang ginekologi mengakui bahwa melahirkan


didalam air memiliki kelebihan dibanding metode melahirkan lain,
yaitu:

. Ibu akan merasa lebih rileks karena semua otot yang berkaitan
dengan persalinan menjadi lebih elastis

. Metode ini juga akan mempermudah proses mengejan, sehingga rasa


nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan.

. Di dalam air proses pembukaan jalan lahir akan berjalan lebih cepat.

Manfaat bagi bayi :

. Menurunnya resiko cedera kepala bayi.

. Peredaran darah bayi akan lebih baik, sehingga tubuh bayi akan
cepat memerah setelah dilahirkan.

Proses Melahirkan Di Air


Proses dan melahirkan dalam air sama saja dengan melahirkan
normal, hanya tempatnya yang berbeda. Dilakukan didalam sebuah
kolam cukup besar (berukuran 2 meter) yang terbuat dari plastik atau
bath tube dengan benjolan-benjolan pada alasnya agar posisi Anda
tidak merosot. Selain kolam plastik, fasilitas pendukung lainnya adalah
pompa pengatur air agar tetap bersikulasi, pengatur suhu (water
heater) untuk menjaga air tetap hangat, serta termometer untuk
mengukur suhu. Kolam yang sudah disterilisasi kemudian diisi air yang
suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh, yaitu sekitar 36-37 Celcius.
Ini bertujuan agar bayi tidak merasakan perbedaan suhu yang
ekstrem antara didalam perut dan diluar, dan agar bayi tidak
mengalami hipotermia.
Selanjutnya Anda mengejan seperti biasa. Mengingat tempatnya di air,
bayi yang baru keluar otomatis berendam dulu selama beberapa saat
didalam air (sekitar 5-10 detik). Ini tidak masalah karena suhu air
hampir sama dengan suhu cairan ketuban tempat bayi "berenang"
sebelum dilahirkan. Itu sebabnya ketika baru keluar, bayi tidak
menangis, mungkin dia merasa seolah seperti belum lahir karena
kondisinya sama antara didalam dan diluar. (Baca juga: Tanda akan
melahirkan)

Batasan Melahirkan Di Air


Melahirkan diair tetap ada batasan dan pertimbangan medis untuk
diperkenankan. Beberapa faktor yang tidak membolehkan persalinan
dalam air, antara lain panggul ibu kecil, bayi lahir sungsang atau
melintang, ibu yang sedang dalam perawatan medis, ibu memiliki
penyakit herpes, serta beberapa keadaan lainnya. Ibu yang
mengindap herpes disarankan untuk tidak melahirkan dengan metode
ini, karena kuman herpes tidak mati didalam air sehingga dapat
menular kepada bayi melalui mata,selaput lendir,dan tenggorokan
bayi.

Syarat lainnya, proses melahirkan didalam airtidak bisa dilakukan


sembarangan, kendati terlihat mudah. Pengawasan dari pihak medis
tetap diperlukan untuk menjaga terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan.

Resiko Melahirkan di Air


Resiko yang terjadi adalah bayi menelan air. Maka dari itu, air kolam
dibuat steril sehingga walaupun tertelan bayi tidak membahayakan.
Bayi juga mengalami temperatur shock jika suhu air tidak sama
dengan suhu ibu saat dilahirkan, yaitu 36-37 celcius. Resiko pada ibu
adalah hiportemia(suhu tubuh terlalu rendah) akibat proses
melahirkan yang lebih lama dibandingkan waktu yang diperkirakan.
TIPS :
. Buatlah keputusan yang tepat setelah berkonsultasi dengan dokter.
Jika Anda memastikan melahirkan di dalam air, yakinlah itu cara
terbaik bagi Anda.

. Mengikuti senam hamil. Senam hamil berguna untuk melatih


pernapasan dan melenturkan lubang vagina sehingga memudahkan
kelahiran si bayi.

. Pilihlah rumah sakit yang memiliki fasilitas water birth dengan tenaga
dpkter dan perawat yang terlatih.

Anda mungkin juga menyukai