Disusun oleh :
Nur Kholifah Rahimi P – 10050017046
Hana Nafa Fakhirah – 10050017055
Zaqiah Ulfah – 10050017077
Shania Widarrizky S – 10050017092
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Masa Pre-Natal
Pertumbuhan setiap indivividu sudah terprogam sejak masa konsepsi yang dipengaruhi oleh
faktor genetis. Perubahan panjang, tinggi, berat badan bayi akan terjadi secara otomatis karena
pengaruh genetika (keturunan).
Faktor keturunan lebih menekankan pada aspek biologis atau herediter yang dibawa melalui
aliran darah dalam kromosom. Faktor genetis cenderung bersifat statis dan merupakan
predisposisi untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kalau sejak awal
orang tua memiliki karakteristik fisiologis yang sehat, maka akan menurunkan generasi yang
sehat pula. Sebaiknya bila orang tua tidak sehat, maka keturunanya pun akan mengalami
gangguan atau penyimpangan secara fisik atau psikis (Papalia, Old & Fieldman, 1998: 2004).
Para ahli Psikologi perkembangan (Papalia dkk, 1998; Santrock, 1999; Helms & Turner,
1995; Haris & Liebert, 1991) mengakui bahwa aspek fisik maupun psikis seorang individu
sangat dipengaruhi oleh unsur genetis, karakteristik tersebut akan nampak pada hal-hal sebagai
berikut :
1) Sifat- sifat Fisik
Sifat-sifat fisik yang dapat diturankan secara genetis misalnya wajah, tangan, kaki atau
bagian-bagian organ tubuh lainnya. Hal ini dapat terjadi pada anak tunggal maupun kembar. Bila
orang tua memiliki suatu jenis penyakit tertentu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit jantung,
epilepsi, atau paru-paru, kemungkinan besar anak-anak yang dilahirkan pun mempunyai resiko
terserang penyakit yang sama.
2) Intelegensi
Kecerdasan yang dimilki orang tua akan dapat menurun pada anak-anaknya. Meskipun
anak-anak tersebut diasuh oleh orang tuanya sendiri maupun oleh orang lain, sifat kecerdasan
orang tua akan tetap menurun. Pandangan ini dipengaruhi oleh pemikiran filsuf naturalis dari
Perancis, J.J. Rousseau yang mengatakan bahwa anak cerdas dihasilkan dari orang tua yang
cerdas (Stump, 2000).
3) Kepribadian
Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari aspek fisiologis, kognitif maupun afektif
yang membantu pola prilaku individu dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan
hidupnya (Hall, Lindsay & Campbell, 1998). Sebagai organisasi yang dinamis, maka kepribadian
akan mempengaruhi perubahan pola pemikiran, sikap, dan perilaku seseorang.
Selain dipengaruhi oleh faktor interaksi dengan lingkungan hidupnya, kepribadian
dipengaruhi pula oleh faktor genetis yang dibawa sejak lahir. Dalam berbagai penelitian yang
dilakukan oleh ahli psikologi perkembangan ditemukan bahwa baik kepribadian yang normal
ataupun abnormal, pada dasarnya, diturunkan dari kedua orang tuanya.
B. Lingkungan
Seorang psikolog ekologis, Urie Brofenbrenner (dalam Papalia, Olds & Feldman, 2004)
menyatakan bahwa lingkungan tersebut bersifat stratifikasi yakni berlapis-lapis dari yang
terdekat sampai yang terjauh. Pengaruh lingkungan menjadi lebih kuat pada periode sensitif.
Masing-masing pertumbuhan system organ atau anggota tubuh memiliki periode sensitif yang
rentan terhadap pengaruh lingkungan.
2. Ketegangan Emosional
Beberapa studi kasus dalam penelitian Fels (Yellow Springs, Ohio) yang telah
mengadakan penelitian sejak tahun 1929 (lihat Sontag dkk, 1958) membuktikan bahwa para
wanita dengan susunan syaraf otonom yang labil mempunya fetus yang paling aktif. Dalam
delapan kasus dalam Institut Fels ditunjukan adanya kenaikan aktivitas yang sangat menyolok
pada fetus sebagai akibat ketegangan emosi para ibu (misalnya pada satu kasus karena ancaman
pembunuhan oleh suami, pada kasus lain karena kecelakaan lalu lintas dengan akibat yang serius
pada keluarganya).
Fetus yang aktif pada waktu dilahirkan mempunyai berta badan yang kurang serta
menunjukkan masalah-masalah makan. Menurut penelitian Stott (1957; 1958) dikemukakan
bahwa kegoncangan psikis dalam dua bulan yang pertama dapat menyebabkan gangguan sentral.
Misalnya kelainan yang disebut mongolimus dihubungkan dengan ketegangan psikis pada bulan
pertama. Bila ketegangan psikis tadi terjadi pada periode fetal, yaitu sesudah bulan yang kedua,
maka terjadilah apa yang disebut sindrom nafsu terhambat. Di sini diketemukan sedikit aktivitas,
sedikit spontanitas, pada umumnya terjadi suatu tingkah laku yang apatis.
3. Teratogen
Berbagai faktor eksternal tidak hanya dapat menyebabkan keguguran, namun juga
ketidaksempurnaan dari bayi yang dikandung. Penelitian ilmiah menunjukan bahwa faktor
eksternal atau lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan pra kelahiran dan juga proses
kelahiran. Agen eksternal yang dapat mempengaruhi ini disebut denganteratogen. Teratogen
adalah segala virus, obat-obatan, zat kimia, radiasi, atau agen lingkungan lain yang dapat
membahayakan perkembangan embrio atau janin hingga menyebabkan kerusakan fisik,
kebutaan, kerusakan otak, dan bahkan kematian. Selain teratogen, kondisi emosional ibu, asupan
gizi dan usia ibu juga dapat mempengaruhi kehamilan.
1. Down Syndrom, juga dikenal sebagai trisomi 21, down syndrom adalah anomali genetik
yangpaling umum selama perkembangan janin. Down syndrome disebabkan oleh dan
salinan ekstrakromosom 21 (berarti ada tiga kromosom bukanbiasa dua) dan dampak
sekitar 1 dari setiap 1.000 bayi. fitur khas dari down syndrom termasuk fitur wajah datar,
cacat jantung, dan keterbelakanganmental. Risiko memiliki anak dengan
downsyndrom meningkat seiring dengan usia ibu.
Sejumlah penyakit bisa diwariskan jika salah satuatau kedua orang tua
membawa sebuah gen untuk penyakit ini. Tes genetik seringkali dapat m e n e n t u k a n
a p a k a h o r a n g t u a m e r u p a k a n pembawa gen untuk penyakit tertentu.
Bahaya Fisik
Menurut yang kami kutip dari pernyataan Hurlock bahwasanya ada beberapa faktor yang dapat
mengganggu perkembangan fisik dalam periode pranatal.
a). Pekerjaan, seorang ibu yang bekerja di tempat-tempat yang banyak menghirup bau-bau kimia
akan mendapatkan kemungkinan bayi yang cacat atau keguguran dalam periode-periode terakhir.
b). Bayi kembar, bayi kembar dapat menyebabkan lahir tidak pada waktunya, akibatnya akan terjadi
ketidak teraturan pada perkembangan dan dapat menyebabkan kematian pada saat dilahirkan.
c). Kekurangan gizi, ibu hamil yang kekurangan gizi akan sangat berpengaruh pada janinnya, ini
akan berefek panjang. Anak yang dilahirkan karena kekurangan gizi akan terjadi kerusakan otak
sehingga ia akan sulut belajar dan membaca.
d). Ibu yang merokok. Hal ini akan berpengaruh pada detak jantung ibu sehingga akan terjadi
ketidak teraturan perkembangan, atau bahkan bisa menjadi kematian.
Bahaya Psikologis
Bukan hanya bahaya fisik, namun ada juga bahaya fsikologis yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Hurlock menjelaskan ada beberapa faktor penyebab
terjadinya gangguan psikologis:
a). Kepercayaan tradisional. Di Amerika Serikat ada sebagian orang yang berpendapat bahwa
memiliki anak kembar adalah seperti binatang, maka dari itu banyak yang tidak menghendaki
kelahiranya dan hal ini akan mempengaruhi kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya dan hal
ini akan mempengaruhi perkembangan psikologis anak.
b). Tekanan dari dalam diri ibu. Hal ini akan mempengaruhi ketidak seimbangan pada janin,
akibatnya janin akan sering bergerak dan tubuh janin akan cenderung kecil.
Penyebab Janin Terkena Teratogen?
Setelah telur dibuahi oleh sperma, zigot yang dihasilkan perjalanan ke rahim dan berkembang
menjadi embrio. Sel mulai membelah untuk meningkatkan ukuran embrio, dan bermigrasi dari
saluran tuba menuju rahim, di mana ia akhirnya mengendap, menanamkan dalam dinding rahim.
Ini tidak terjadi sampai hampir seminggu setelah pembuahan. Setelah implantasi, pertumbuhan
struktur pendukung seperti pembuluh darah bersama dimulai. Akhirnya, sekitar 2-3 minggu
setelah pembuahan, embrio berbagi suplai darah dengan ibu. Ini sekitar waktu ini bahwa embrio
dapat dipengaruhi oleh teratogen.
Alkohol
Alkohol adalah salah satu teratogen yang paling umum dikenal. Kerusakan sel-sel otak Alkohol,
yang dapat menyebabkan keterbelakangan mental pada banyak anak-anak yang terpapar selama
kehamilan. Hal ini juga dapat menyebabkan kelainan pada wajah dan ukuran kepala, serta
pertumbuhan umumnya lambat dan menyebabkan kelainan pada seluruh tubuh.
Nikotin
Nikotin adalah teratogen lain yang diakui secara luas, dan ibu hamil sangat dianjurkan untuk
tidak merokok. Nikotin diberikannya efek yang merugikan pada janin oleh konstriksi pembuluh
darah, yang menyebabkan aliran darah ke bayi kurang. Karena darah beredar dari ibu adalah
satu-satunya cara janin bisa mendapatkan oksigen, ini menyebabkan hipoksia, atau oksigen
rendah, dan janin secara efektif mati lemas. Hasilnya bisa berat badan lahir rendah dan bahkan
kelahiran prematur. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang dapat
berlangsung selama seumur hidup bayi.
Obat-obatan terlarang
Banyak obat-obatan terlarang, terutama kokain stimulan dan amfetamin, juga teratogenik. Obat
ini mengganggu perkembangan neuron dan jaringan otak, dan bayi yang ibunya menyiksa
mereka dapat ditemukan memiliki kista, atau ruang kosong, di otak. Jika anak bertahan, belajar
dan masalah perilaku sering terjadi.
Resep Obat
Ada juga sejumlah resep obat yang tidak aman bagi wanita hamil untuk digunakan. Semua obat
yang disetujui oleh FDA telah dipelajari dan ditetapkan skor dari A ke A obat X. Kategori tidak
berpengaruh pada kehamilan. Obat Kategori D memiliki kemungkinan efek yang cukup pada
kehamilan mereka dihindari. X obat kategori yang paling berbahaya bagi janin berkembang.
Untungnya, sebagian besar tidak di pasar, tapi ada baiknya menyadari dari mereka.
Bakteri sifilis
Beberapa bakteri bahkan dapat mempengaruhi kehamilan. Terutama, bakteri yang menyebabkan
sifilis penyakit menular seksual dianggap teratogen. Dalam kasus infeksi sifilis yang tidak
diobati pada ibu hamil, sel-sel bakteri menginfeksi janin dari suplai darah dan sangat sering fatal.
Jika bayi lahir hidup, mungkin menderita malformasi dan kerusakan pada hidung, mata, telinga
dan tulang sebagai akibat dari respon inflamasi tinggi terhadap infeksi awal.
Periode prenatal merupakan periode yang sangat penting dan menentukan perkembangan
individu pada periode-periode berikutnya. beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
prenatal
Kesehatan Ibu
penyakit yang di derita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Apalagi
penyakit tersebut bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran kencing, penyakit
kelamin dan sebagainya, dapat menyebabkan lahirnya bayi-bayi yang cacat.
Gizi Ibu
Faktor lain yang cukup bagipenting perkembangan masa prenatal adalah gizi ibu. Hal ini adalah
karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang di peroleh
melalui darah ibuya. Oleh karena itu, makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung
cukup protein, lemak, vitamin dan karbohidrat untukmenjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang di
lahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat. Pemakaian Bahan-Bahan Kimia Oleh
Ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran
darahibu yang tengah hamil, dan mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan kimia
tersebut dapat menimbulkan efek samping, Salah satu jenis obat yang mengandung bahan kimia
yang membahayakan perkembangan janin adalah thalidomite. Pada orang dewasa, thalidomite
tidak berdampak buruk. Tetapi, pada embrio, obat penenang itu sangat merusak. Kalau ibu
menelan thalidomite selama dua bulan pertama kehamilan, dapat menghambat pertumbuhan
lengan dan kaki janin.Menghisap rokok oleh wanita hamil juga dapat berdampak buruk bagi
perkembangan masa prenatal.
Di Indonesia banyak di permasalahkan mengenai pengaruh tingkah laku orang tua terhadap
keadaan bayi yang akan di lahirkan. Misalnya bila ayah atau ibuatau keduanya benci sama
seseorang, maka anaknya akan mirip dengan orang yang di benci tadi. Bila ayah atau ibu
membunuh seekor hewan, misalnya ular, pada waktu ibu sedang hamil, anaknya akan
mempunyai gambar mirip ular pada kulitnnya
Keadaan Dan Ketegangan Emosi Ibu
keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan masa prenatal. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil mengalami
ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam,maka terjadi perubahan psikologis,
antara lain meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon
adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah
kandungan dan membuat janin kekurangan darah.Ibu yang mangalami kecemasan berat dan
berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis
dan melahirkan bayi yang abnormal di bandingkan dengan ibu yang relative tenang dan aman.
Proses Kelahiran
Persalinan Normal
Melahirkan normal adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak
belakang kepala/ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu, serta
tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi). Proses persalinan
normal biasanya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
(Artikel terkait: Proses melahirkan)
apat dilewati oleh janin, janin tidak terlalu besar, pembukaan sudah
lengkap, dan kepala janin sudah memasuki dasar panggul ibu. Jika
sarat tersebut tidak terpenuhi, misalnya janin terlalu besar dan kepala
janin masih terletak tinggi didalam panggul, maka operasi seksio
caesaria adalah pilihannya.
Efek samping dari persalinan dengan dibantu vakum ini adalah terjadi
perlukaan yang lebih luas pada jalan lahir, juga pendarahan dijalan
lahir. Sedangkan pada bayi, resiko vakum secara umum adalah
terjadinya luka atau lecet dikulit kepala. Inipun dapat diobati dengan
obat anti septik. Kondisi ini biasanya akan hilang sendiri setelah bayi
usia seminggu. Resiko yang lebih berat adalah terjadinya pendarahan
diantara tulang-tulang kepala (cephal hematome), juga terjadi
pendarahan dalam otak.
Forsep digunakan pada ibu pada keadaan sangat lemah, tidak ada
tenaga, atau ibu dengan penyakit hipertensi yang tidak boleh
mengejan, forsep dapat menjadi pilihan. Demikian pula jika terjadi
gawat janin ketika janin kekurangan oksigen dan harus segera
dikeluarkan. Apabila persalinan yang dibantu forsep telah dilakukan
dan tetap tidak bisa mengeluarkan bayi, maka operasi caesar harus
segera dilakukan.
Pada bayi dapat terjadi kerusakan saraf ketujuh (nervus fasialis), luka
pada wajah dan kepala, serta patah tulang wajah dan tengkorak. Jika
hal itu terjadi, bayi harus diawasi dengan ketat selama beberapa hari.
Tergantung derajat keparahannya, luka tersebut akan sembuh sendiri.
Sedangkan pada ibu, dapat terjadi luka pada jalan lahir atau robeknya
rahim (ruptur uteri).
Persalinan Dengan Operasi Caesar
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai persalinan dengan operasi
caesar, anda bisa membaca artikel di bawah ini:
Keadaan ini dapat terjadi pada fase pertama (fase lilatasi) atau fase
kedua (ketika Anda mengejan). Jika persalinan macet pada fase
pertama, dokter akan memberi obat yang disebut oksitosin untuk
menguatkan kontraksi otot-otot rahim. Dengan demikian mulut rahim
dapat membuka. Ada teknik lain, yaitu memecahkan selaput ketuban
atau memberikan cairaan infus intrafena jika Anda kekurangan
cairan /dehidrasi. Jika cara-cara itu tidak berhasil, maka operasi
caesar akan dilakukan.
- Prolaps tali pusat: jika tali pusat keluar melalui mulut rahim, dia bisa
terjepit, sehingga suplai darah dan oksigen kejanin berkurang.
Keadaan ini berbahaya jika janin dilahirkan secara normal lewat
vagina, sehingga memerlukan tindakan operasi caesar segara.
Teknik Pembiusan
Sebelumnya, Anda akan dibius oleh dokter ahli anestesi agar tidak
merasakan nyeri. Cara pembiusan ada dua macam, yaitu secara
regional atau bius umum.
Kedua, pembiusan secara umum, pada keadaan ini Anda tidak sadar.
Pembiusan dilakukan dengan cara memasang alat bantu napas yang
disebut intubasi. Selama pembiusan, sistim pernapasan Anda dibantu
dan dimonitor dengan alat. Pembiusan secara umum dilakukan jika
kondisi Anda tidak memungkinkan untuk dilakukan bius
regional/spinal.
Proses Penyembuhan
Pada hari pertama setelah melahirkan, jika diperlukan, Anda diberikan
obat dalam dosis rendah. Beberapa dokter akan membolehkan Anda
mulai makan padat dalam 24 jam pertama. Adapula yang menunggu
sampai Anda buang angin (kentut) yang menandakan bahwa usus
sudah berfungsi normal.
Pada hari kedua, Anda akan merasa tidak nyaman pada perut. Hal ini
terjadi karena organ pencernaan kembali beraktipitas secara normal
setelah mendapat obat penghilang rasa sakit yang menghentikan
aktipitasnya.
di dalam air atau Water Birth mulai populer di Eropa, terutama Rusia
dan Prancis pada tahun 1970-an. Tujuannya saat itu adalah untuk
memudahkan lahirnya bayi. Melahirkan dalam air dapat mengurangi
rasa sakit pada ibu. Idenya berawal dari pemikiran bahwa janin yang
selama sembilan bulan berenang dalam air ketuban dapat lebih
nyaman memasuki dunia baru yang juga air. Setelah itu bayi akan
bernapas dan menghirup udara.
Namun, ada beberapa resiko pada water birth, misalnya adanya
komplikasi pada paru. Kadang bayi kesulitan bernapas ketika berada
dalam air. Maka jika ingin melahirkan dalam air, Anda harus dulu
berkonsultasi dengan dokter.
. Ibu akan merasa lebih rileks karena semua otot yang berkaitan
dengan persalinan menjadi lebih elastis
. Di dalam air proses pembukaan jalan lahir akan berjalan lebih cepat.
. Peredaran darah bayi akan lebih baik, sehingga tubuh bayi akan
cepat memerah setelah dilahirkan.
. Pilihlah rumah sakit yang memiliki fasilitas water birth dengan tenaga
dpkter dan perawat yang terlatih.