Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam hal perkembangan di bidang pertanian dan industri pada saat ini

dapat menimbulkan peningkatan limbah pertanian dimana sebagian besar

limbah berligniselulosa. Pengolahan limbah tersebut merupakan alternatif

dalam meningkatkan nilai ekonomi dari limbah tersebut. Limbah

berligniselulosa secara kimia dapat diubah menjadi suatu produk yang

mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Selulosa ialah unsur dari suatu bagian

tanaman yang dijadikan penyusun jaringan utama pada tanaman berkayu.

Selulosa ini terdapat di setiap jenis - jenis tanaman, dalam hal ini tanaman

perdu, tanaman rambat, dan tanaman semusim. (Cross & Fennema, 2010)

Salah satu limbah pertanian yang paling banyak di Indonesia berasal dari

tanaman Padi. Padi ialah tanaman yang temasuk dalam genus Oryza sativa L.

yang merupakan sumber dari makanan pokok. Komponen dari tanaman Padi

yang melimpah dan masih kurangnya pengetahuan mengenai limbah tersebut

ialah bagian Sekamnya. Limbah pertanian ini sangat melimpah dan masih

tergolong limbah yang kurang dimanfaatkan. Sekam Padi ini karena masih

kurang dimanfaatkan sehingga dibiarkan begitu saja dan hanya dibakar

sehingga dapat mencemari lingkungan yang ada. (Octaviana, 2017)

Sekam Padi ini merupakan limbah pertanian yang melimpah dan sebagai

bagian dari tanaman yang mempunyai kandungan selulosa. Selain Selulosa,

Sekam Padi juga memiliki kandungan lignin serta kandungan organik


maupun anorganik, dimana selulosa dapat dimanfaatkan sebagai bahan

eksipien pada tablet. Sekam Padi mempunyai kandungan selulosa yang tinggi

yaitu kadar selulosa sebanyak 58,85%, sedangkan untuk kandungan lignin

20,9% serta hemiselulosa 18,03%. (Octaviana, 2017)

Selulosa dari Sekam Padi ini dapat dimanfaatkan menjadi bahan

tambahan pada tablet. Dimana perkembangan tablet pada saat ini yang di ikuti

teknologi yang semakin canggih. Tetapi, komponen dari tablet seperti zat

aktif, bahan pengikat, bahan pengisi, bahan pelicin, bahan penghancur, bahan

pewarna, bahan pemanis dan bahan pengaroma yang dipakai pada umumnya

berasal dari bahan - bahan sintetik. Hingga menyebabkan bahan baku pada

tablet memiliki harga yang lebih mahal dan tergolong susah untuk diperoleh.

Dari permasalahan inilah dicari suatu terobosan dimana bahan alam dapat

digunakan sebagai alternative pengganti dari bahan sintetik tetapi kualitasnya

tetap sama. Sehingga tablet tersebut dapat diperoleh dengan harga yang murah

dan dapat mengurangi biaya produksi dari tablet itu sendiri. (Wahyuni, 2016)

Selulosa sudah banyak dimanfaatkan dalam sediaan padat farmasi serta

sangat cocok untuk pembuatan tablet terutama tablet cetak langsung, dimana

ia berfungsi sebagai pengikat, pengisi, dan sekaligus sebagai bahan

penghancur, yang akan menghasilkan tablet dengan kekerasan tinggi, tidak

mudah rapuh dan mempunyai waktu hancur yang relatif singkat dan dapat

memperbaiki sifat alir granul. Sediaan selulosa dalam perdagangan berasal

dari serbuk Kayu dan Kapas. Dalam pemasaran mikrokristalin selulosa,

dikenal dengan nama Avicel PH®, Celex®, cellulose gel®, Celphere®,


Ceolus KG®, crystalline®, Cellulose® dan masih banyak lagi dipasaran.

(Viora & Harrizul Rivai, 2011)

Adapun beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait dengan proses

pemurnian selulosa dari tanaman yaitu dengan perlakuan alkali dengan tujuan

untuk menghilangkan kandungan silika serta hemiselulosa, sedangkan lignin

masih tetap ada. Proses bleaching dalam hal ini menggunakan NaOCl 2 dengan

tujuan untuk menghilangkan kandungan dari lignin yang ada pada Sekam

Padi. Perlakuan akhir yaitu penambahan NaOH yang menghasilkan

penghapusan lengkap pada seluruh permukaan. Hasil akhir yang diperoleh

yaitu selulosa yang bebas dari lignin, serta hemiselulosa (Ludueña, Fasce,

Alvarez, & Stefani, 2011). Pemurnian/isolasi dari selulosa juga telah

dilakukan dengan menggunakan limbah dari batang tanaman Ubi Kayu. Pada

proses bleaching dari percobaan tersebut menggunakan bleaching agen H 2O2

dan NaOCl2 untuk memperoleh α-selulosa (Sumada, Erka Tamara, & Alqani,

2011). Pada proses hidrolisis α-selulosa dari ampas Tebu menjadi

nanokristalin selulosa dengan menggunakan HCL 1,5 - 3.5N dapat diperoleh

nanokristalin selulosa yang memiliki sifat dan karakteristik yang baik serta

sesuai dengan persyaratan standar ketetapan Ditjen POM 1979. (Edison &

Rahmi, 2010)

Metode penelitian studi literatur, meski pada mulanya jarang diperhatikan

dalam metodologi penelitian kualitatif, pada masa kini menjadi salah satu

bagian yang penting dan tidak terpisahkan dalam metodologi penelitian. Hal

ini disebabkan oleh adanya kesadaran dan pemahaman baru yang berkembang
di para peneliti, bahwa banyak sekali data-data yang tersimpan dalam bentuk

literatur. Sehingga penggalian sumber data lewat studi literatur menjadi

pelengkap bagi proses penelitian. (Sumada, Erka Tamara, & Alqani, 2011)

Berdasarkan latar belakang dari uraian diatas maka perlu dilakukan studi

literatur mengenai pemanfaatan Sekam Padi sebagai bahan tambahan pada

tablet.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang

ingin dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana pemanfaatan selulosa dari

Sekam Padi (Oryza sativa L.) sebagai bahan tambahan pada tablet

berdasarkan hasil studi literatur ?

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji secara studi literatur

karakteristik selulosa Sekam Padi (Oryza sativa L.) sebagai bahan tambahan

pada tablet.

I.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berperan dalam memberikan konstribusi

di bidang farmasi khususnya bagi mahasiswa Farmasi dan peneliti. Selain itu

penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi sebagai

bahan penelitian lanjutan yang lebih mendalam pada masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai