Anda di halaman 1dari 32

IMUNISASI PADA

KEHAMILAN
Dr. dr. Leo Simanjuntak, Sp.OG
Fakultas Kedokteran
Universitas HKBP Nommensen Medan
2020
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan

Vaksin adalah produk biologi yang berisi


antigen berupa mikroorganisme yang sudah
mati atau masih hidup yang dlemahkan, masih
utuh atau bagiannya, atau berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi
toksodi atau protein rekombinan, yang
ditambahkan dengan zat lainnya, yang akan
menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif

Vaksinasi : Tindakan
memberikan vaksin
PENDAHULUAN
Pada kehamilan kekebalan tubuh relatif
menurun, sehingga wanita hamil rentan
terhadap berbagai penyakit infeksi seperti
influenza dll.
Imunisasi sangat bermanfaat mencegah
kecacatan pada janin akibat penyakit-
penyakit yang dapat dicegah dengan
vaksinasi, misalnya rubela, varicella dll.
Dengan pemberian imunisasi pada ibu maka
janin akan menerima imunisasi pasif dari ibu
karena IgG dapat melewati sawar plasenta.
Sebaiknya sebelum kehamilan status
imunisasi yang perlu harus dilengkapi terlebih
dulu misalnya rubella, varicella, influenza,
tetanus, pertussis, hepatitis B, and HPV,
karena sangat bermanfaat bagi ibu dan janin.
Pendekatan Vaksin Terkini

(Arunakumari, Kalburgi, & Sahare, 2015)


JENIS VAKSIN
VAKSIN HIDUP (LIVE ATTENUATED)
Vaksin Polio Oral (OPV). Measles, Rotavirus,
Yellow Fever

VAKSIN YANG SUDAH DIMATIKAN


(INACTIVATED)
Whole-cell Pertussis, Inactivated Polio Virus
(IPV)

VAKSIN YANG BERISI SUBUNIT DARI


ANTIGEN
Acellular Pertussis (aP), Haemophilus
influenzae type B (HiB), Pneumococcal
(PCV-7, PCV-10, PCV-13), Hepatitis B

VAKSIN YANG BERISI TOKSOID


Tetanus Toksoid (TT)
Difteri Toksoid
MANFAAT VAKSIN DALAM KEHAMILAN
Pemberian vaksin live-attenuated atau yang
dilemahkan, tidak dianjurkan selama kehamilan.
Apabila diberikan sebelum hamil maka kehamilan
harus ditunda selama 4 minggu untuk mencegah
penularan pada janin.

Vaksin jenis recombinant, inaktif (Killed), toksoid


dan immunoglobulin aman diberikan pada
kehamilan tidak menimbulkan bahaya pada janin.

Sebaiknya vaksin diberikan mulai pada trimesrter


kedua, meskipun aman diberikan setiap saat.
HEPATITIS B
• Vaksin Hepatitis B dapat diberikan dengan aman
selama kehamilan.
• Setiap ibu hamil perlu dilakukan pemeriksaan
HbsAg pada trimester pertama kehamilannya.
• Bila ibu dengan HbsAg positif maka bayi diberikan
suntikan hepatitis B imunoglobulin (HBIG)
0,5ml IM pada lengan atas segera setelah lahir
(dalam 12 jam kelahiran) dan vaksin hepatitis B
dengan dosis 0,5 ml (5 μg) IM pada lengan atas
sisi lain pada saat yang sama kemudian diulang
pada usia 1 bulan dan 6 bulan.
• Bila ibu dengan HbsAg negatif maka bayi hanya
diberikan vaksin hepatitis B 0,5 ml (10 mcg) pada
usia ke-0, 1 bulan, dan 6 bulan.
HEPATITIS A

• Vaksin Hepatitis A dianjurkan pada ibu hamil dengan


risiko infeksi Hepatitis A yang tinggi (penyakit liver
kronis, gangguan faktor pembekuan, penggunaan obat-
obatan).
• Vaksin Hepatitis B dianjurkan pada ibu hamil dengan
risiko infeksi Hepatitis B yang tinggi (memiliki pasangan
yang HbsAg +, memiliki partner hubungan seksual lebih
dari 1 dalam 6 bulan terakhir, riwayat infeksi menular
seksual, dan penggunaan obat-obatan).
INFLUENZA

• Vaksin influenza (virus yang dimatikan) harus diberikan


melalui injeksi pada semua wanita hamil selama musim
influenza.
• Jenis vaksin yang berasal dari virus yang dilemahkan (live
attenuated) (intranasal spray) tidak boleh diberikan selama
kehamilan.
• Sebaiknya anggota keluarga juga divaksin terhadap
influenza pertusis.
INFLUENZA

• Vaksin Influenza Trivalent inactivated vaccine (TIV)


merupakan virus yang Inaktif dan diberikan injeksi IM
• Vaksinasi diberikan pada semua dewasa dan anak usia >6
bulan
• Vaksinasi pada wanita hamil dilakukan pada musim
influenza tanpa memandang usia kehamilan
• Vaksin dengan virus yang hidup tidak diberikan selama
hamil (LAIV, FluMist)
TETANUS, DIFTERI & PERTUSIS

• Vaksin Tdap diberikan pada usia kehamilan 27-36


minggu untuk memaksimalkan transfer antibodi
secara pasif ke janin sehingga lebih dianjurkan
diberikan saat kehamilan meskipun dapat diberikan
setelah melahirkan.
Pemberian TT:
MEASLES, MUMPS, RUBELLA (MMR)

• Sebaiknya wanita yang akan hamil diperiksa status kekebalan


terhadap rubella.
• Vaksin rubella tidak diberikan pada ibu hamil karena merupakan
virus yang dilemahkan (Live-attenuated)
• Vaksin rubella tersedia dalam monovalent, bivalent (measles-
rubella), and trivalent (measles-mumps-rubella)
• Sekitar 95% of pasien menunjukkan serokonversi, dan kadar
antibodi menetap sampai 18 tahun.
• Jika terdapat indikasi, dapat diberikan pada saat post-partum atau
laktasi
MEASLES, MUMPS, RUBELLA (MMR)
Ada 4 kelainan utama
pada sindrom rubella
kongenital yaitu:
• Ketulian ( 60% - 75%
janin),
• Katarak or retinopati
(10% - 30%),
• Gangguan CNS (10% -
25%),
• Kelainan jantung (10% -
20%).
VARICELLA

• Infeksi sebelum kehamilan 28 minggu: terdapat risiko seperti


mikroftalmia, korioretinitis, katarak, gangguan syaraf, hipolasia
ekstremitas, mikrosefali, atrofi korteks serebri, dan gangguan
tumbuh kembang janin.
• Setelah kehamilan 28 minggu: terdapat risiko kelahiran preterm,
dan ketuban pecah dini.
• Vaksin varicella-zooster tidak diberikan selama hamil.
• Wanita yang sudah pernah terkena cacar air dan/atau herpes
zoster, atau memperoleh vaksinasi sebelumnya, dianggap sudah
terproteksi sehingga tidak perlu divaksin lagi.
VARICELLA
• Vaksinasi bagi wanita yang belum terproteksi diberikan
selambat- lambatnya 30 hari sebelum merencanakan
untuk hamil.
• Vaksin diberikan 2 kali dengan rentang waktu 6-8 minggu.
Masing- masing 0.5 ml subkutan.
• Vaksin yang beredar di Indonesia: Varilrix.
Ibu hamil yang terpapar penderita varicella-zooster:
• Bilamana memungkinkan, periksa serologi ibu terhadap
varicella. Bila hasilnya negatif atau tidak diketahui hingga 96
jam setelah paparan, berikan imunoglobulin varicella
zoster (VZIG). Vaksi tidak diberikan.
• Jika ibu terinfeksi 5 hari sebelum atau 2 hari sesudah
persalinan, berikan Varicella Zoster Immunoglobulin (VZIG)
pada bayi.
VARICELLA
Ibu dengan infeksi varicella yang signifikan
• Beri asiklovir 800 mg per oral 5x/hari selama 7 hari.
• Pada komplikasi yang lebih berat, asiklovir IV
diberikan dosis 10-15 mg/kgBB setiap 8 jam selama
5-10 hari dimulai dari 24-72 jam setelah muncul
ruam.
Pencegahan infeksi pascapersalinan:
• Pada ibu yang belum terproteksi, vaksinasi dosis
pertama diberikan sebelum meninggalkan rumah
sakit dan dosis kedua diberikan pada 6-8 minggu
pascasalin.
HUMAN PAPILLOMA VIRUS

• HPV tipe 16 dan 18 menyebabkan 80% kasus kanker serviks.


• HPV tipe 6 dan 11, merupakan penyebab 90% kasus genital
warts.
• Ada 5 tipe HPV (types 31, 33, 45, 52, dan 58) menyebabkan
kanker serviks, anus, vulva/vagina, penis, atau tenggorokan
Jenis vaksin :
1. Bivalen (16, 18) dan
2. Quadrivalen (16, 18, 6, 11).
HPV 16 dan HPV 18 merupakan HPV risiko tinggi (karsinogen),
sedangkan HPV 6 dan 11 merupakan HPV risiko rendah (non-
karsinogen)
HUMAN PAPILLOMA VIRUS
HUMAN PAPILLOMA VIRUS

• Vaksin HPV merupakan pencegahan primer.


• Vaksinasi pada ibu hamil tidak dianjurkan,
• Sedangkan pada ibu menyusui vaksinasi belum
direkomendasikan.
• Vaksin diberikan pada bulan 0, 1, 6 IM (dianjurkan
pemberian tidak melebihi waktu 1 tahun)
PNEUMOCOCCAL

• Terdapat dua jenis vaksin pneumococcal yaitu


PPSV23 dan PCV13
• PPSV23 dianjurkan diberikan pada wanita usia
reproduktif yang memiliki penyakit jantung, penyakit
paru, diabetes dan penyakit kronis lainnya.
• PCV13 dianjurkan diberikan pada wanita usia
reproduktif yang memiliki immunocompromised
seperti infeksi HIV dan asplenia
MENINGOCOCCAL

• Kehamilan tidak menjadi pertimbangan khusus


sehingga dapat diberikan
• Dianjurkan diberikan pada keadaan outbreak infeksi
meningococcus, atau mengunjungi daerah endemis
atau hiperendemis infeksi meningococcus.
REFERENSI
• Cunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Spong, C. Y., Dashe, J.
S., Hoffman, B. L., et al. (2014). Williams Obstetrics (24 ed.). New
York: McGraw-Hill.
• Arunakumari, P.S., Kalburgi, S. and Sahare, A. (2015). Vaccination in
pregnancy. The Obstetrician & Gynaecologist, 17(4), pp.257–263.
• Ault, K. and Riley, L. (2018). ACOG COMMITTEE OPINION Maternal
Immunization. [online] Available at:
https://www.acog.org//media/project/acog/acogorg/clinical/files/c
ommittee-opinion/articles/2018/06/maternal-immunization.pdf
[Accessed 17 Aug. 2020].
• Permenkes Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai