Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
II B Rehabilitasi Sosial
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Praktek Pemberdayaan dan
Advokasi pada Tugas tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Teori Pekerjaan Sosial. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Praktek pemberdayaan dan Advokasi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ade Subarkah, MSP.Sp ,
selaku dosen mata kuliah Teori Pekerjaan Sosial yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
C. Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
a. Pengertian....................................................................................................................6
b. Kontribusi Utama........................................................................................................7
c. Poin-Poin Utama.........................................................................................................7
d. Gagasan-Gagasan Praktis............................................................................................8
g. Keterkaitan Gagasan tentang Pemberdayaan dan Advokasi ....................................10
h. Kebijakan, hak-hak kesejahteraan dan advokasi noninstitusi...................................10
h. Pendekatan-Pendekatan dalam Advokasi:.................................................................12
i. Advokasi Diri dan Advokasi Sesama sebagai Pemberdayaan..................................12
j. Bantu diri dan Partisipasi...........................................................................................13
k. Praktik yang Diarahkan oleh Pengguna dan Pemberi Pelayanan..............................14
l. Politik Pemberdayaan dan Advokasi.........................................................................14
m. Isu-Isu Nilai...............................................................................................................15
n. Aplikasi-Aplikasi.......................................................................................................15
BAB III.....................................................................................................................................17
KESIMPULAN....................................................................................................................17
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terdapat banyak profesi yang memberikan pelayanan bantuan kepada manusia yang
masing-masing menggarap satu aspek khusus dari manusia itu sendiri. Aspek kehidupan
manusia yang menjadi bidang garapan pekerjaan sosial adalah aspek kehidupan sosialnya.
Pekerjaan sosial adalah profesi pemberian bantuan kemanusiaan yang bertujuan untuk
membantu individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat agar mampu menjalankan tugas-
tugasnya sesuai dengan peranannya. Dengan kata lain, nilai, pengetahuan dan keterampilan
profesional yang digunakan Pekerjaan Sosial pada dasarnya adalah untuk meningkatkan
keberfungsian sosial (sosial functioning).
Sederhana, ketidakberfungsian sosial berarti ketidakmampuan melaksanakan peran
sosial seperti diamanahkan oleh nilai-nilai masyarakat. Peranan merupakan seperangkat
harapan tentang tindakan yang seharusnya dilakukan sesorang, kelompok, atau masyarakat
pada posisi (status) tertentu. Dengan demikian, keberfungsian sosial dapat didefenisikan
sebagai kemampuan seseorang dalam melaksanakan fungsi sosialnya atau kapasitas
seseorang dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya sesuai dengan status sosialnya.
Masalah dalam bidang kehidupan yang terkait erat dan langsung sebagai penyebab
maupun sebagai akibat ketidakberfungsian sosial, yaitu kemiskinan, rendahnya pendidikan,
rendahnya taraf kesehatan dan buruknya pemeliharaan lingkungan. Dalam konteks praktik
pekerjaan sosial, persoalannya bukan pada masalah sosialnya itu sendiri, melainkan masalah
keberfungsiannya. Keberfungsian sosial mengacu pada cara yang dilakukan oleh individu-
individu atau kelompok dalam melaksanakan tugas kehidupan dan memenuhi kebutuhannya
(siporin, 1975). Konsep keberfungsian sosial pada intinya menunjuk pada “kapabilitas”
individu, keluarga, atau masyarakat dalam menjalankan peran-peran sosial dilingkungannya.
Konsepsi ini mengedepankan nilai bahwa klien adalah subyek dari segenap proses dan
aktifitas kehidupanya. Dengan demikian, sesunguhnya bahwa klien memilik kemampuan dan
potensi yang dapat dikembangkan dalam proses pertolongan, bahwa klien memilik dan/atau
dapat menjangkau, memanfaatkan, dan memobilisasi asset dan sumber-sumber yang ada di
sekitar dirinya.
Berdasarkan deskripsi diatas, untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab seorang
pekerjaan sosial tentunya dibutuhkan teori yang tepat untuk menunjang setiap kegiatan yang
dilakukan oleh pekerjaan sosial terhadap kliennya. Oleh sebab itu dalam makalah ini, kami
4
akan menjelaskan teori “Pemberdayaan dan Advokasi” yang merupakan teori yang tepat
digunakan dalam praktik pekerjaan sosial guna memberikan pelayanan kepada kliennya.
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini penulis akan mencoba membahas tentang hubungan pemberdayaan
masyarakat melalui advokasi dalam ranah pekerjaan sosial serta menganalisis lebih jauh
tentang peran pekerja sosial sebagai praktisi advokasi dalam pemberdayaan masyarakat.
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan pembaca tentang
hubungan pemberdayaan melalui advokasi dan peran-peran pekerja sosial dalam
melaksanakan tugasnya sebagai praktisi advokasi untuk memberdayakan masyarakat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
Berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dari kelompok yang dapat diidentifikasi
dengan jelas dalam masyarakat (etnis minoritas tertentu dan kelompok-kelompok yang
menderita karena berbagai macam bentuk simbol sosial yang mengakibatkan
ketidakmampuan) yang dirampas dengan cara tersebut yang telah berlangsung melalui
praktek model-model pembangunan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal
ini pekerja sosial dalam melakukan proses pertolongan yang menitikberatkan pada peran
advokasi dan juga upaya pemberdayaan.
Advokasi adalah aktivitas menolong klien atau sekelompok klien untuk mencapai
layanan tertentu ketika mereka ditolak suatu lembaga atau suatu sistem layanan, dan
membantu memperluas pelayanan agar mencakup lebih banyak orang yang membutuhkan.
(Zastrow, 1982).
Advokasi adalah suatu aktivitas yang menunjukan keunggulan pekerja sosial
berbanding profesi lain. Selain itu banyak definisi yang diberikan mengenai advokasi.
Beberapa diantaranya mendefinisikan advokasi adalah suatu tindakan yang ditujukan untuk
mengubah kebijakan kedudukan atas program dari suatu institusi. (Kaminski dan Walmsley,
1995).
Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, komunikasi
diarahkan agar menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya. (Rappaport, 1984).
Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk
berpartisipasi dalam, berbagai pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap kejadian-
kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan
menekankan bahwa orang memperoleh ketrampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup
untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.
(Parsons, et.al, 1994).
Pemberdayaan dan advokasi membuat para pekerja sosial mampu mengkonstruksi
berbagai bantuan dan kerjasama yang memberikan orang-orang kesempatan untuk mencapai
sebuah pemahaman lebih tinggi mengenai, serta sebuah perubahan dalam, hidup mereka.
Pemberdayaan berupaya menolong para klien memperolehkan kekuasaan untuk mengambil
keputusan dan melakukan tindakan atas kehidupan mereka sendiri dengan mengurangi efek
dari hambatan-hambatan sosial atau personal agar dapat menggunakan kekuasaan yang
6
mereka miliki, meningkatkan kapasitas dan kepercayaan diri mereka untuk menggunakan
kekuasaan, dan mentransfer kekuasaanya kepada orang-orang yang lemah. Advokasi
berupaya mewakili kepentingan klien yang tidak berdaya kepada individu-individu dan
struktur-struktur sosial yang berkuasa.
b. Kontribusi Utama
Pemberdayaan dan advokasi membuat para pekerja sosial mampu mengkonstruksi
berbagai bantuan dan kerja sama yang memberikan orang-orang kesempatan untuk mencapai
sebuah pemahaman lebih tinggi mengenal serta sebuah perubahan dalam hidup mereka.
Pemberdayaan berupaya menolong para klien memperoleh kekuasaan untuk mengambil
keputusan dan melakukan tindakan kehidupan mereka sendiri dengan mengurangi hambatan-
hambatan sosial atau personal agar dapat menggunakan kekuasaan yang mereka miliki,
meningkatkan kapasitas dan kepercayaan dri mereka untuk menggunakan kekuasaan, dan
mentransfer kekuasaannya kepada orang-orang yang mah. Advokasi berupaya mewakili
kepentingan ien yang tidak berdaya kepada individu-individu dan struktur-struktur sosial
yang berkuasa.
c. Poin-Poin Utama
1) Pemberdayaan dan advokasi merupakan praktik Praktik sosial demokratik yang
memampukan manusia mengatasi hambatan-hambatan dalam wapai tujuan-tujuan
hidup mereka, untuk memperoleh akses pada pelayanan dan untuk memperbaiki
pelayanan yang berkontribusi pada praktik yang berfokus pada ketidakadilan sosial
2) Praktik ini juga digunakan oleh teori-teori kritis, feminisme dan anti—diskriminasi
3) Advokasi berasal dari keahlian-keahlian hukum dan merupakan sebuah peran bagi
banyak profesi keperawatan
4) Advokasi mewakili orang-orang dalam dua cara berbeda: berbicara untuk mereka
serta menafsirkan dan menyajikan mereka kepada orang-orang yang memiliki
kekuatan,
5) Advokasi cause, atau kebijakan, mempromosikan perubahan sosial yang
menguntungkan kelompok-kelompok dan kepentingannya, sedangkan advokasi kasus
berupaya menegakkan hak-hak kesejahteraan individu dan keluarga
6) Advokasi atas nama penyandang disabilitas, terutama yang mengalami gangguan
belajar dan disabilitas fisik serta gangguan mental merupakan sebuah dorongan bagi
gerakan advokasi
7
7) Advokasi dan pemberdayaan berhubungan dengan mekanisme kitu diri, bantuan
individu- individu dan partisipasi masyarakat dalim pengambilan keputusan yang
mempengaruhi mereka.
8) Pemberdayaan bertujuan mencapai tujuan- tujuan yang terkait dengan keadilan sosial
dalam pekerjaan sosial, baik pada hal ini dipraktikkan maupun dalam tujuan-
tujuannya hal ini semakin banyak diimplementasikan melalui praktik advokasi.
9) Normalisasi dan meningkatkan semangat juang peran, sosial, yang berasal dari dan
berhubungan dengan gerakan-gerakan advokasi untuk orang-orang yang mengalami
gangguan belajar mencari lingkungan positif agar orang bisa hidup di pemukiman
yang baik.
10) Teori pemberdayaan berhobungan erat dengan sejarah perjuangan kesetaraan oleh
kaum kulit hitam di Amerika.
11) Kekuasaan tidak bisa diberikan kepada orang: para praktisi harus membantu mereka
mendapatkannya demi mereka sendiri. Ada bukti bahwa pekerjaan pemberdayaan
kelompok orang-orang dari kaum yang terampas bisa meningkatkan partisipasi warga
Negara selanjutnya.
d. Gagasan-Gagasan Praktis
-Hambatan-bambatan atau rintangan dapat menghambat orang dalam mencapai tujuan tujuan
sosialnya.
-Normalisasi bertujuan menciptakan lingkungan tempat tinggal orang atau lembaga-lembaga
perawatan lain yang akan semakin bernilai
- Validasi perasaan-perasaan dan pengalaman manusia merupakan hal yang penting
e. Pernyataan-pernyataan umum
Gagasan-gagasan pemberdayaan dalam laporan monumental dari Lce 200 masih
merupakan presentasi yang paling komprehensif dan secara mantap posisi penting ini
tergantikan oleh konsep advokasi, sebuah bidang yang karya teoretisnya mulai berkembang
dewasa ini. Buku- buku penting dari Amerika Serikat karya Jansson 2a, 20b) mengenai
pengaruh kebijakan membangun gasannya (1994) mengenai praktik kebijakan sebagai sebuah
aspek pekerjaan sosial Seperti buku-buku lainnya yang mirip dengan ini, contohnya buku
Cummins et al. (20, walau fokus utamanya adalah pada perubahan kebijakan dan com social
buku-buku ini sering kali menjadi sumber rujukan untuk melakukan lobi dan informasi
perubahan kebijakan di Amerika Serikat, yang membatasi kegunaannya di tempat lain. Model
Hoefer (2012) dapat diaplikasikan pada upaya-upaya yang lebih lokal dan berbasis kasus
8
untuk mempengaruhi kebijakan dan bagi para praktisi yang hanya kadang-kadang saja
menggunakan advokasi pada praktik yang lebih generalis
9
g. Keterkaitan Gagasan tentang Pemberdayaan dan Advokasi dalam Pekerjaan
Sosial
Peran utama pemberdayaan dan teori advokasi dalam rangkaian teori praktik telah
dimasukkan ke dalam dalam aspek-aspek praktik pekerjaan sosial dari teori-teori kritis tanpa
mengambil dasar dari teori marxisme mengenai anti deskriminasi. karena pemberdayaan
merupakan sebuah gagasan menarik, intuitif dan positif, ini telah mempengaruhi praktik
pekerjaan sosial secara luas dan digunakan secara mandiri dasar-dasar teoritisnya. dengan
begitu, gagasan-gagasan pemberdayaan menawarkan teknik-teknik yang bersandar pada
mekanisme Panca Budi dukungan kebersamaan dan partisipasi dalam perencanaan dan
pengelolaan layanan-layanan, dan juga partisipasi para klien dan para pemberi pelayanan
dalam membuat keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka (adams,2008).
Ramcharan et al (1997) membedakan pemberdayaan dan advokasi :
1. dalam setting informal, seperti hubungan- hubungan keluarga
2. dalam setting formal seperti prose- proses pengambilan keputusan lembaga
3. dalam setting legal, seperti pengadilan atau tribunal yang memberikan akses pada
klien untuk mempengaruhi keputusan-keputusan dan untuk bisa menilai kembali
keputusan-keputusan negatif serta berupaya mengatasi ketidakadilan
Dilihat dalam cara ini, pemberdayaan dan advokasi kebanyakan tidak
ditunjukkan pada perubahan sosial, namun banyak praktisi merasa bahwa metode-
metode pemberdayaan dan advokasi mencapai kemajuan sosial Melalui pembelajaran
individual dan kelompok Oma serta mendorong partisipasi dalam gerakan-gerakan
sosial yang lebih luas umpamanya organisasi untuk mendukung para perawat informal
kaum lansia dan penyandang cacat. Oleh karena itu, praktik pemberdayaan dan
advokasi dilibatkan dalam komunitas dan pengembangan sosial serta pekerjaan sosial
makro Sama halnya dengan praktik , feminisme dan anti penindasan.
10
Di Amerika Serikat advokasi terutama merujuk pada advokasi kebijakan untuk
mengubah legislasi atau Kebijakan untuk isu-isu tertentu yang yang mempengaruhi
kelompok-kelompok klien pekerjaan sosial. pada awal perkembangannya, advokasi kasus
dilihat sebagai sebuah pelayanan tambahan untuk para klien dimana para praktisi bekerja
pada isu-isu tingkah laku atau sosial,freddolino et.al. membedakan 4 tipe pelayanan
advokasi kepada klien.
1. melindungi banyak orang
2. menciptakan dukungan yang memperkaya fungsi
3. mendukung identitas dan pengendalian
4. melindungi dan memajukan permohonan atau pengajuan keberatan
Ketika poin pertama di atas merupakan tujuan tujuan dalam praktik interpersonal,
tujuan terakhir mungkin merupakan aspek peran administratif para praktisi. seperti
melengkapi aplikasi untuk sebuah pelayanan di dalam lembaga atau dengan lembaga lain.
Selain itu, advokasi kasus jenis ini mungkin meliputi pengambilan tindakan atas instruksi
klien dalam proses pengajuan keberatan, atau sebagai cara lain melakukan penekanan kasus
klien dengan lembaga lain.
Batas antara hak-hak kesejahteraan dengan implikasi-implikasi hukumnya, dan
praktik pertolongan pekerjaan sosial sering kabur, sehingga para praktisi membutuhkan
keterampilan dalam am berhubungan untuk bekerja dengan orang agar memahami hak-
haknya dan membantu mereka untuk memperoleh kesempatan kesempatan titik kemiskinan
dan kesejahteraan ekonomi merupakan aspek-aspek penting dari kebanyakan masalah klien
yang merupakan akibat dari ketidakadilan serta hambatan-hambatan sosial yang ada di dalam
masyarakat titik sebuah respon efektif untuk isu-isu ini tidak bisa dipisahkan dari praktik
pekerjaan sosial. meskipun asesmen khusus mengenai jaminan sosial dan advokasi mungkin
bisa dilakukan oleh pekerja sosial yang bukan spesialis untuk dapat merujuk klien ke
berbagai pelayanan yang dibutuhkan. Bateman ( 2005) melaporkan bahwa keterampilan
advokasi kesejahteraan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan seperti itu bisa
diaplikasikan secara luas dalam pekerjaan sosial. Hal ini meliputi sebuah fokus pada jenis
wawancara tertentu dan prinsip nilai yang sama dengan prinsip nilai pekerjaan sosial pada
umumnya, bedanya para advokat Hanya bekerja mengikuti permintaan dan instruksi dari
kliennya. keterampilan-keterampilan seperti asertivitas dan negosiasi merupakan hal yang
sangat penting di sini.
11
h. Pendekatan-Pendekatan dalam Advokasi:
1. Advokasi berpusat orang di mana para praktisi mengembangkan sebuah hubungan
dan percaya dengan kliennya yang memungkinkan mereka bertindak dan berbicara
atas nama klien mereka
2. advokasi hak-hak manusia, gimana para praktisi membuat keputusan-keputusan
berdasarkan pada hak-hak pelayannya sesuai dengan berbagai Konvensi atau piagam
piagam hak asasi yang berdasarkan pada prinsip-prinsip kliennya, sesuai dengan
berbagai Konvensi atau piagam piagam hak asasi yang berdasarkan pada prinsip
prinsip lainnya.
3. menguasai advokasi singkat dimana ketika kontak reguler memungkinkan para
praktisi untuk memahami dan merespon kesulitan-kesulitan ketika klien tidak mampu
mengkomunikasikan diri mereka sendiri.
4. advokasi kepentingan terbaik ( persyaratan hukum mengenai pengambilan beberapa
keputusan mengenai kapasitas mental dan setting-setting pelayanan kesehatan), di
mana praktisi menentukan kepentingan terbaik klien dan mengambil tindakan hanya
atas dasar hal tersebut.
12
terutama untuk individu yang mengalami hambatan belajar, mencakup upaya membantu
mereka agar bisa berbicara untuk kepentingannya. hal ini terutama berlangsung dalam proses
proses perencanaan resmi, seperti konferensi kasus atau pertemuan perencanaan program
individu. ini merupakan suatu kegiatan kelompok di mana orang-orang dapat bertemu untuk
mendiskusikan situasi mereka dan menggunakan Dukungan ini untuk menyampaikan
kesulitan-kesulitan pribadinya serta harapannya dalam konteks ini. advokasi warga juga
melibatkan relawan dalam mengembangkan hubungan dengan klien yang berpotensi
terisolasi , dan merepresentasikan kebutuhan-kebutuhannya. advokasi sesama berasal dari
organisasi-organisasi bantu diri, di mana orang-orang yang keluar dari kesulitan kesulitan
dalam kehidupan mereka bekerja bersama untuk mewakili kebutuhan-kebutuhan individu
lainnya. ini merupakan langkah pendek dari semua pendekatan ke arah kampanye yang lebih
umum mengenai kepentingan-kepentingan kelompok yang diwakili.
13
3. memperlengkapi orang dengan sumber daya pribadi untuk mendapat kekuatan,
dengan mengembangkan kepercayaan diri, harga diri,asertifitas, harapan-harapan,
pengetahuan, dan keterampilan
4. mengatur lembaga agar terbuka terhadap partisipasi
14
menunjukkan bagaimana tujuan manajerial mengungkapkan tujuan yang berbeda dan
lebih opresif, dibandingkan tujuan-tujuan keadilan sosial.
4. Keterampilan bisa memberdayakan. memperoleh Dan menggunakan keterampilan
bisa menjadi sebuah cara yang penting untuk mendapatkan kebebasan.
5. Interdependensi kebijakan dan praktik harus ditegakkan. hal ini berlawanan dengan
konvensi, yang menganggap perkembangan kebijakan berada di luar peran para
praktisi dan pekerjaannya dengan para klien.
n. Aplikasi-Aplikasi
Ada tiga aspek utama pemberdayaan yang penting menerapkan beragam teori praktik
Yang begitu kompleks.
15
1. Partisipasi dalam pembuatan keputusan, yang meliputi hak dan kesempatan untuk
memilih alternatif, termasuk kemungkinan berhenti dari pelayanan, dan kapasitas
untuk memilih tidak menggunakan layanan-layanan tertentu atau unsur-unsur dari
layanan-layanan tertentu.
2. Suara, kapasitas untuk mempengaruhi layanan-layanan yang desediakan dan
bagaimana itu dilakukan.
3. Hak-hak , merupakan ketentuan yang berkaitan dengan pelayanan atau standar-
standar pemberian layaan atau standar-standar pemberian layanan berdasarkan pada
keputusan-keputusan hukum dan kebijakan yang berlaku, (boylan dan dalrympe,
2009; mengembangkan hirschman,1970)
16
BAB III
KESIMPULAN
17