Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PRAKTEK PEMBERDAYAAN DAN ADVOKASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Pekerjaan Sosial

Dosen Pengampu :

Ade Subarkah, MPS.Sp

Disusun oleh :

1. Febby Nor Lailatul Jannah (1902035)

2. Fidiniyah Rofani (1902004)

3. Hanismara Imandani (1902046)

II B Rehabilitasi Sosial

PROGRAM STUDI REHABILITASI SOSIAL

POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Praktek Pemberdayaan dan
Advokasi pada Tugas  tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Teori Pekerjaan Sosial. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Praktek pemberdayaan dan Advokasi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ade Subarkah, MSP.Sp ,
selaku dosen mata kuliah Teori Pekerjaan Sosial yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jombang, 25 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A.  Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
C. Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
a. Pengertian....................................................................................................................6
b. Kontribusi Utama........................................................................................................7
c. Poin-Poin Utama.........................................................................................................7
d. Gagasan-Gagasan Praktis............................................................................................8
g. Keterkaitan Gagasan tentang Pemberdayaan dan Advokasi ....................................10
h. Kebijakan, hak-hak kesejahteraan dan advokasi noninstitusi...................................10
h. Pendekatan-Pendekatan dalam Advokasi:.................................................................12
i. Advokasi Diri dan Advokasi Sesama sebagai Pemberdayaan..................................12
j. Bantu diri dan Partisipasi...........................................................................................13
k. Praktik yang Diarahkan oleh Pengguna dan Pemberi Pelayanan..............................14
l. Politik Pemberdayaan dan Advokasi.........................................................................14
m. Isu-Isu Nilai...............................................................................................................15
n. Aplikasi-Aplikasi.......................................................................................................15
BAB III.....................................................................................................................................17
KESIMPULAN....................................................................................................................17

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Terdapat banyak profesi yang memberikan pelayanan bantuan kepada manusia yang
masing-masing menggarap satu aspek khusus dari manusia itu sendiri. Aspek   kehidupan
manusia yang menjadi bidang garapan pekerjaan sosial adalah aspek kehidupan sosialnya.
Pekerjaan sosial adalah profesi pemberian bantuan kemanusiaan yang bertujuan untuk
membantu individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat agar mampu menjalankan tugas-
tugasnya sesuai dengan peranannya. Dengan kata lain, nilai, pengetahuan dan keterampilan
profesional yang digunakan Pekerjaan Sosial pada dasarnya adalah untuk meningkatkan
keberfungsian sosial (sosial functioning).
Sederhana, ketidakberfungsian sosial berarti ketidakmampuan melaksanakan peran
sosial seperti diamanahkan oleh nilai-nilai masyarakat. Peranan merupakan seperangkat
harapan tentang tindakan yang seharusnya dilakukan sesorang, kelompok, atau masyarakat
pada posisi (status) tertentu. Dengan demikian, keberfungsian sosial dapat didefenisikan
sebagai kemampuan seseorang dalam melaksanakan fungsi sosialnya atau kapasitas
seseorang dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya sesuai dengan status sosialnya.
Masalah dalam bidang kehidupan yang terkait erat dan langsung sebagai penyebab
maupun sebagai akibat ketidakberfungsian sosial, yaitu kemiskinan, rendahnya pendidikan,
rendahnya taraf kesehatan dan buruknya pemeliharaan lingkungan. Dalam konteks praktik
pekerjaan sosial, persoalannya bukan pada masalah sosialnya itu sendiri, melainkan masalah
keberfungsiannya. Keberfungsian sosial mengacu pada cara yang dilakukan oleh individu-
individu atau kelompok dalam melaksanakan tugas kehidupan dan memenuhi kebutuhannya
(siporin, 1975). Konsep keberfungsian sosial pada intinya menunjuk pada “kapabilitas”
individu, keluarga, atau masyarakat dalam menjalankan peran-peran sosial dilingkungannya.
Konsepsi ini mengedepankan nilai bahwa klien adalah subyek dari segenap proses dan
aktifitas kehidupanya. Dengan demikian, sesunguhnya bahwa klien memilik kemampuan dan
potensi yang dapat dikembangkan dalam proses pertolongan, bahwa klien memilik dan/atau
dapat menjangkau, memanfaatkan, dan memobilisasi asset dan sumber-sumber yang ada di
sekitar dirinya.
Berdasarkan deskripsi diatas, untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab seorang
pekerjaan sosial tentunya dibutuhkan teori yang tepat untuk menunjang setiap kegiatan yang
dilakukan oleh pekerjaan sosial terhadap kliennya. Oleh sebab itu dalam makalah ini, kami

4
akan menjelaskan teori “Pemberdayaan dan Advokasi” yang merupakan teori yang tepat
digunakan dalam praktik pekerjaan sosial guna memberikan pelayanan kepada kliennya.

B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini penulis akan mencoba membahas tentang hubungan pemberdayaan
masyarakat melalui advokasi dalam ranah pekerjaan sosial serta menganalisis lebih jauh
tentang peran pekerja sosial sebagai praktisi advokasi dalam pemberdayaan masyarakat.

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan pembaca tentang
hubungan pemberdayaan melalui advokasi dan peran-peran pekerja sosial dalam
melaksanakan tugasnya sebagai praktisi advokasi untuk memberdayakan masyarakat.

5
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
Berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dari kelompok yang dapat diidentifikasi
dengan jelas dalam masyarakat (etnis minoritas tertentu dan kelompok-kelompok yang
menderita karena berbagai macam bentuk simbol sosial yang mengakibatkan
ketidakmampuan) yang dirampas dengan cara tersebut yang telah berlangsung melalui
praktek model-model pembangunan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal
ini pekerja sosial dalam melakukan proses pertolongan yang menitikberatkan pada peran
advokasi dan juga upaya pemberdayaan.
Advokasi adalah aktivitas menolong klien atau sekelompok klien untuk mencapai
layanan tertentu ketika mereka ditolak suatu lembaga atau suatu sistem layanan, dan
membantu memperluas pelayanan agar mencakup lebih banyak orang yang membutuhkan.
(Zastrow, 1982).
Advokasi adalah suatu aktivitas yang menunjukan keunggulan pekerja sosial
berbanding profesi lain. Selain itu banyak definisi yang diberikan mengenai advokasi.
Beberapa diantaranya mendefinisikan advokasi adalah suatu tindakan yang ditujukan untuk
mengubah kebijakan kedudukan atas program dari suatu institusi. (Kaminski dan Walmsley,
1995).
Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, komunikasi
diarahkan agar menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya. (Rappaport, 1984).
Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk
berpartisipasi dalam, berbagai pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap kejadian-
kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan
menekankan bahwa orang memperoleh ketrampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup
untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.
(Parsons, et.al, 1994).
Pemberdayaan dan advokasi membuat para pekerja sosial mampu mengkonstruksi
berbagai bantuan dan kerjasama yang memberikan orang-orang kesempatan untuk mencapai
sebuah pemahaman lebih tinggi mengenai, serta sebuah perubahan dalam, hidup mereka.
Pemberdayaan berupaya menolong para klien memperolehkan kekuasaan untuk mengambil
keputusan dan melakukan tindakan atas kehidupan mereka sendiri dengan mengurangi efek
dari hambatan-hambatan sosial atau personal agar dapat menggunakan kekuasaan yang

6
mereka miliki, meningkatkan kapasitas dan kepercayaan diri mereka untuk menggunakan
kekuasaan, dan mentransfer kekuasaanya kepada orang-orang yang lemah. Advokasi
berupaya mewakili kepentingan klien yang tidak berdaya kepada individu-individu dan
struktur-struktur sosial yang berkuasa.

b. Kontribusi Utama
Pemberdayaan dan advokasi membuat para pekerja sosial mampu mengkonstruksi
berbagai bantuan dan kerja sama yang memberikan orang-orang kesempatan untuk mencapai
sebuah pemahaman lebih tinggi mengenal serta sebuah perubahan dalam hidup mereka.
Pemberdayaan berupaya menolong para klien memperoleh kekuasaan untuk mengambil
keputusan dan melakukan tindakan kehidupan mereka sendiri dengan mengurangi hambatan-
hambatan sosial atau personal agar dapat menggunakan kekuasaan yang mereka miliki,
meningkatkan kapasitas dan kepercayaan dri mereka untuk menggunakan kekuasaan, dan
mentransfer kekuasaannya kepada orang-orang yang mah. Advokasi berupaya mewakili
kepentingan ien yang tidak berdaya kepada individu-individu dan struktur-struktur sosial
yang berkuasa.

c. Poin-Poin Utama
1) Pemberdayaan dan advokasi merupakan praktik Praktik sosial demokratik yang
memampukan manusia mengatasi hambatan-hambatan dalam wapai tujuan-tujuan
hidup mereka, untuk memperoleh akses pada pelayanan dan untuk memperbaiki
pelayanan yang berkontribusi pada praktik yang berfokus pada ketidakadilan sosial
2) Praktik ini juga digunakan oleh teori-teori kritis, feminisme dan anti—diskriminasi
3) Advokasi berasal dari keahlian-keahlian hukum dan merupakan sebuah peran bagi
banyak profesi keperawatan
4) Advokasi mewakili orang-orang dalam dua cara berbeda: berbicara untuk mereka
serta menafsirkan dan menyajikan mereka kepada orang-orang yang memiliki
kekuatan,
5) Advokasi cause, atau kebijakan, mempromosikan perubahan sosial yang
menguntungkan kelompok-kelompok dan kepentingannya, sedangkan advokasi kasus
berupaya menegakkan hak-hak kesejahteraan individu dan keluarga
6) Advokasi atas nama penyandang disabilitas, terutama yang mengalami gangguan
belajar dan disabilitas fisik serta gangguan mental merupakan sebuah dorongan bagi
gerakan advokasi

7
7) Advokasi dan pemberdayaan berhubungan dengan mekanisme kitu diri, bantuan
individu- individu dan partisipasi masyarakat dalim pengambilan keputusan yang
mempengaruhi mereka.
8) Pemberdayaan bertujuan mencapai tujuan- tujuan yang terkait dengan keadilan sosial
dalam pekerjaan sosial, baik pada hal ini dipraktikkan maupun dalam tujuan-
tujuannya hal ini semakin banyak diimplementasikan melalui praktik advokasi.
9) Normalisasi dan meningkatkan semangat juang peran, sosial, yang berasal dari dan
berhubungan dengan gerakan-gerakan advokasi untuk orang-orang yang mengalami
gangguan belajar mencari lingkungan positif agar orang bisa hidup di pemukiman
yang baik.
10) Teori pemberdayaan berhobungan erat dengan sejarah perjuangan kesetaraan oleh
kaum kulit hitam di Amerika.
11) Kekuasaan tidak bisa diberikan kepada orang: para praktisi harus membantu mereka
mendapatkannya demi mereka sendiri. Ada bukti bahwa pekerjaan pemberdayaan
kelompok orang-orang dari kaum yang terampas bisa meningkatkan partisipasi warga
Negara selanjutnya.

d. Gagasan-Gagasan Praktis
-Hambatan-bambatan atau rintangan dapat menghambat orang dalam mencapai tujuan tujuan
sosialnya.
-Normalisasi bertujuan menciptakan lingkungan tempat tinggal orang atau lembaga-lembaga
perawatan lain yang akan semakin bernilai
- Validasi perasaan-perasaan dan pengalaman manusia merupakan hal yang penting

e. Pernyataan-pernyataan umum
Gagasan-gagasan pemberdayaan dalam laporan monumental dari Lce 200 masih
merupakan presentasi yang paling komprehensif dan secara mantap posisi penting ini
tergantikan oleh konsep advokasi, sebuah bidang yang karya teoretisnya mulai berkembang
dewasa ini. Buku- buku penting dari Amerika Serikat karya Jansson 2a, 20b) mengenai
pengaruh kebijakan membangun gasannya (1994) mengenai praktik kebijakan sebagai sebuah
aspek pekerjaan sosial Seperti buku-buku lainnya yang mirip dengan ini, contohnya buku
Cummins et al. (20, walau fokus utamanya adalah pada perubahan kebijakan dan com social
buku-buku ini sering kali menjadi sumber rujukan untuk melakukan lobi dan informasi
perubahan kebijakan di Amerika Serikat, yang membatasi kegunaannya di tempat lain. Model
Hoefer (2012) dapat diaplikasikan pada upaya-upaya yang lebih lokal dan berbasis kasus
8
untuk mempengaruhi kebijakan dan bagi para praktisi yang hanya kadang-kadang saja
menggunakan advokasi pada praktik yang lebih generalis

f. Perspektif teoritis yang lebih luas  


Asal usul advokasi terutama berasal dari bidang hukum. kata advokasi merupakan
istilah  anyang diterapkan pada praktik hukum para pengacara di pengadilan dan di tempat
lainnya untuk mewakili klien mereka. Selain itu, Ma makasih merupakan sebuah kelompok
keterampilan yang eksplisit, dengan latar belakang yang membentuk sebuah elemen penting
dalam pelatihan hukum. para pekerja sosial mungkin memperoleh keahlian-keahlian berguna
dengan memburu pelatihan dalam bidang tersebut, namun hal ini jarang dilakukan dalam
pendidikan pekerjaan sosial. advokasi juga digunakan sebagai keterampilan dan tujuan
penting dalam profesi-profesi lain, jadi advokasi bukan merupakan hal yang unik bagi
pekerjaan sosial sebagai contoh, kode etik profesional perawat di Inggris berbunyi “ Anda
harus bertindak sebagai seorang advokat bagi orang-orang yang anda rawat serta membantu
mereka untuk mengakses pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial, Informasi dan dukungan
yang relevan.( dewan perawatan dan kebidanan, 2008). 
Istilah pemberdayaan  memiliki sebuah penggunaan yang sangat luas dalam beberapa
disiplin titik seluruh sumber penting teori pemberdayaan adalah ilmu pengetahuan politik dan
sosiologi politik yang mempelajari kekuasaan ketika kelompok politik dan kelompok sosial
Tertentu bisa mencapai tujuan-tujuan yang berlawanan dengan keinginan keinginan
kelompok lainnya.  sosiologi ternama Weber mengidentifikasi kekuasaan ekonomi dan
ideologi sebagai contoh dimana dominasi diperoleh atas beberapa orang atau kelompok
dalam masyarakat. hal seperti ini bisa melibatkan orang-orang yang memiliki akses terhadap
kekuatan politik, mereka yang memiliki akses kepada kesempatan-kesempatan dalam pasar
ekonomi yang memperoleh kekuasaan sosial ekonomi agama dan kelompok-kelompok yang
memiliki atau sebuah status yang berasal dari penghormatan dan reputasi. pemikiran
marxisme menyatakan bahwa kekuasaan sosial ekonomi yang mengarah kepada pembagian
manusia ke dalam kelas-kelas sosial, merupakan paling penting.
Pemikiran sosiologis yang terkini telah mengatakan bahwa elite-elite dalam
masyarakat memperoleh dominasi atas masyarakat lain dengan berbagai .bottermore
1993Dan telah mendirikan pola-pola kekuasaan yang   memelihara kekuasaannya. Meskipun
mereka tidak bisa selalu memenuhi harapan-harapan mereka sendiri,

9
g. Keterkaitan Gagasan tentang Pemberdayaan dan Advokasi dalam Pekerjaan
Sosial 
Peran utama pemberdayaan dan teori advokasi dalam rangkaian teori praktik telah
dimasukkan ke dalam  dalam  aspek-aspek praktik pekerjaan sosial dari teori-teori kritis tanpa
mengambil dasar dari teori marxisme mengenai anti deskriminasi. karena pemberdayaan
merupakan sebuah gagasan menarik, intuitif dan positif, ini telah mempengaruhi praktik
pekerjaan sosial secara luas dan digunakan secara mandiri dasar-dasar teoritisnya. dengan
begitu, gagasan-gagasan pemberdayaan menawarkan teknik-teknik yang bersandar pada
mekanisme Panca Budi dukungan kebersamaan dan partisipasi dalam perencanaan dan
pengelolaan layanan-layanan, dan juga partisipasi para klien dan para pemberi pelayanan
dalam membuat keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka (adams,2008).
Ramcharan et al (1997)  membedakan pemberdayaan dan advokasi :
1.  dalam  setting informal, seperti hubungan- hubungan keluarga
2.  dalam setting formal seperti prose- proses pengambilan keputusan lembaga
3.  dalam  setting legal, seperti pengadilan atau tribunal yang memberikan akses pada
klien untuk mempengaruhi keputusan-keputusan dan untuk bisa menilai kembali
keputusan-keputusan negatif serta berupaya mengatasi ketidakadilan 
Dilihat dalam cara ini, pemberdayaan dan advokasi kebanyakan tidak
ditunjukkan pada perubahan sosial, namun banyak praktisi merasa bahwa metode-
metode pemberdayaan dan advokasi mencapai kemajuan sosial Melalui pembelajaran
individual dan kelompok Oma serta mendorong partisipasi dalam gerakan-gerakan
sosial yang lebih luas umpamanya organisasi untuk mendukung para perawat informal
kaum lansia dan penyandang cacat. Oleh karena itu, praktik pemberdayaan dan
advokasi dilibatkan dalam komunitas dan pengembangan sosial serta pekerjaan sosial
makro Sama halnya dengan praktik , feminisme dan anti penindasan.

 h. Kebijakan, hak-hak kesejahteraan dan advokasi noninstitusi


  Sejak tahun 1970-an  sampai sekarang, atau kasih telah dimasukkan ke dalam
pekerjaan sosial umum dalam dua cara. advokasi kasus diberikan oleh para profesional untuk
meningkatkan akses es orang kepada berbagai pelayanan yang disediakan yang dirancang
untuk mereka. advokasi kebijak sian (cause advocacy) Dilakukan untuk mengupayakan
terjadinya nya Perubahan sosial bagi kepentingan kelompok-kelompok sosial tempat klien
berasal.

10
Di Amerika Serikat advokasi terutama merujuk pada advokasi kebijakan untuk
mengubah legislasi atau Kebijakan untuk isu-isu tertentu yang  yang mempengaruhi
kelompok-kelompok  klien pekerjaan sosial. pada awal perkembangannya, advokasi kasus
dilihat sebagai sebuah pelayanan tambahan untuk para klien dimana para praktisi bekerja
pada isu-isu tingkah laku atau sosial,freddolino  et.al.  membedakan 4 tipe pelayanan
advokasi kepada klien.
1. melindungi banyak orang
2. menciptakan dukungan yang memperkaya fungsi
3. mendukung identitas dan pengendalian
4. melindungi dan memajukan permohonan atau pengajuan keberatan
  Ketika poin pertama di atas merupakan tujuan tujuan dalam praktik interpersonal, 
tujuan terakhir mungkin merupakan aspek peran administratif para praktisi. seperti
melengkapi  aplikasi untuk sebuah pelayanan di dalam lembaga atau dengan lembaga lain.
Selain itu, advokasi kasus jenis ini mungkin meliputi pengambilan tindakan atas instruksi
klien dalam proses pengajuan keberatan, atau sebagai cara lain melakukan penekanan kasus
klien dengan lembaga lain.
Batas antara hak-hak kesejahteraan dengan implikasi-implikasi hukumnya, dan
praktik pertolongan pekerjaan sosial sering kabur, sehingga para praktisi membutuhkan
keterampilan dalam am berhubungan untuk bekerja dengan orang agar memahami hak-
haknya dan membantu mereka untuk memperoleh kesempatan kesempatan titik kemiskinan
dan kesejahteraan ekonomi merupakan aspek-aspek penting dari kebanyakan masalah klien
yang merupakan akibat dari ketidakadilan serta hambatan-hambatan sosial yang ada di dalam
masyarakat titik sebuah respon efektif untuk isu-isu ini tidak bisa dipisahkan dari praktik
pekerjaan sosial. meskipun asesmen khusus mengenai jaminan sosial dan advokasi mungkin
bisa dilakukan oleh pekerja sosial yang bukan spesialis untuk dapat merujuk klien ke
berbagai pelayanan yang dibutuhkan. Bateman ( 2005) melaporkan bahwa keterampilan
advokasi kesejahteraan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan seperti itu bisa
diaplikasikan secara luas dalam pekerjaan sosial. Hal ini meliputi sebuah fokus pada jenis
wawancara tertentu dan prinsip nilai yang sama dengan prinsip nilai pekerjaan sosial pada
umumnya, bedanya para advokat Hanya bekerja mengikuti permintaan dan instruksi dari
kliennya. keterampilan-keterampilan seperti asertivitas dan negosiasi merupakan hal yang
sangat penting di sini. 

11
h. Pendekatan-Pendekatan dalam Advokasi:
1.  Advokasi berpusat orang di mana para praktisi mengembangkan sebuah hubungan
dan percaya dengan kliennya yang memungkinkan mereka bertindak dan berbicara
atas nama klien mereka
2. advokasi  hak-hak manusia, gimana para praktisi membuat keputusan-keputusan
berdasarkan pada hak-hak pelayannya sesuai dengan berbagai Konvensi atau piagam
piagam hak asasi yang berdasarkan pada prinsip-prinsip   kliennya, sesuai dengan
berbagai Konvensi atau piagam piagam hak asasi yang berdasarkan pada prinsip
prinsip lainnya.
3. menguasai advokasi singkat dimana ketika kontak reguler memungkinkan para
praktisi untuk memahami dan merespon kesulitan-kesulitan ketika klien tidak mampu
mengkomunikasikan diri mereka sendiri.
4. advokasi kepentingan terbaik ( persyaratan hukum mengenai pengambilan beberapa
keputusan mengenai kapasitas mental dan  setting-setting pelayanan kesehatan),  di
mana praktisi menentukan kepentingan terbaik klien dan mengambil tindakan hanya
atas dasar hal tersebut.

i. Advokasi Diri dan Advokasi Sesama sebagai Pemberdayaan


  Sebuah bentuk pekerjaan advokasi yang berbeda, yang mencakup elemen-elemen lain
pelayanan advokasi, berkembang sekitar tahun 1980-an.  ini dimulai sebagai sebuah proses
peningkatan kapasitas orang dengan penyakit mental dan hambatan belajar untuk mengelola
kehidupan mereka sendiri. sebuah gerakan kemudian tumbuh besar untuk memberikan
mereka panduan dalam memperoleh hak-hak sipilnya di dalam lembaga, dan untuk
meninggalkan lembaga ketika mereka ditahan dengan paksa. (brandon et al, 1995).  gerakan
ini menjadi  sangat penting, terutama dalam mempromosikan Kemerdekaan orang-orang
dengan berbagai jenis disabilitas. satu bidang pekerjaan terletak pada upaya membantu
keluarga orang-orang yang mengalami disabilitas untuk menjelaskan mengenai kesulitan-
kesulitan yang dialami oleh orang dengan disabilitas, maupun oleh keluarga-keluarga yang
merawatnya.
Pemberdayaan di sini bukanlah hanya seputar argumentasi untuk pelayanan pelayanan
tertentu untuk diberikan atau dibutuhkan.  Bayley (1997)  Mendiskusikan,sebagai contoh, 
Berapa banyak orang dengan hambatan belajar menderita dari hubungan-hubungan yang
hampa dan membutuhkan bantuan dalam mengembangkan hubungan di tempat-tempat utama
di mana mereka tinggal, pekerjaan dan tempat-tempat mereka bersantai. advokasi diri

12
terutama untuk individu yang mengalami hambatan belajar, mencakup upaya membantu
mereka agar bisa berbicara untuk kepentingannya. hal ini terutama berlangsung dalam proses
proses perencanaan resmi, seperti konferensi kasus atau pertemuan perencanaan program
individu. ini merupakan suatu kegiatan kelompok di mana orang-orang dapat bertemu untuk
mendiskusikan situasi mereka dan menggunakan Dukungan ini untuk menyampaikan
kesulitan-kesulitan pribadinya serta harapannya dalam konteks ini.  advokasi warga juga
melibatkan relawan dalam mengembangkan hubungan dengan klien yang berpotensi
terisolasi , dan merepresentasikan kebutuhan-kebutuhannya. advokasi sesama berasal dari
organisasi-organisasi bantu diri, di mana orang-orang yang keluar dari kesulitan kesulitan
dalam kehidupan mereka bekerja bersama untuk mewakili kebutuhan-kebutuhan individu
lainnya. ini merupakan langkah pendek dari semua pendekatan ke arah kampanye yang lebih
umum mengenai kepentingan-kepentingan kelompok yang diwakili.

j. Bantu diri dan Partisipasi


Sebuah area penting praktik pemberdayaan ditujukan untuk membantu pengembangan
mekanisme bantu diri dan kelompok-kelompok hubungan timbal balik(gitterman dan
schulman, 2005.  Adam, 2008).  di sini,  praktisi mendukung kelompok-kelompok orang
dengan masalah-masalah yang sama untuk saling mendukung satu sama lain. Ada banyak
kelompok dukungan timbal balik dari beberapa kondisi kesehatan tertentu, atau pada bidang
kesehatan mental dan ketergantungan didik. Pada abad 21, pekerjaan dengan para pemberi
pelayanan informal telah menjadi fokus penting untuk pekerjaan ini.   Mondors  dan Wilson
(1994: 2-5)  mengklasifikasikan pekerjaan teoritis pada kegiatan-kegiatan ini ke ke dalam 4
kelompok :
 1. perdebatan teoritis mengenai asal mula kesulitan sosial
2. klasifikasi organisasi-organisasi komunitas
3. gambaran mengenai kampanye orang-orang miskin untuk meraih kesuksesan
4. kebijakan praktik tentang mengatur satuan untuk kelompok-kelompok seperti itu.

 Pandangan croft  dan beresford  mengenai praktik partisipatoris memiliki 4 elemen : 


1. pemberdayaan, yang melibatkan upaya menghadapi penindasan dan memungkinkan
orang-orang untuk mengambil bagian penting dalam melaksanakan hal-hal yang
berkaitan dengan mereka.
2. pengendalian untuk orang-orang dalam menentukan kebutuhan mereka sendiri dan
memiliki opini dalam pengambilan keputusan dan perencanaan.

13
3. memperlengkapi orang dengan sumber daya  pribadi untuk mendapat kekuatan,
dengan mengembangkan kepercayaan diri, harga diri,asertifitas,  harapan-harapan,
pengetahuan, dan keterampilan
4. mengatur lembaga agar terbuka terhadap partisipasi 

k. Praktik yang Diarahkan oleh Pengguna dan Pemberi Pelayanan


Teori advokasi dan pemberdayaan menyediakan suatu dasar praktik dalam
pengembangan kebijakan, seperti uang tunai untuk perawatan, pembayaran langsung dan
personalisasi, dimana organisasi-organisasi pengguna dan perawat menjadi rekan penting
dalam praktik profesional. jadi, gagasan produksi bersama, didalam para pengguna layanan
dan orang-orang dalam jaringan sosialnya menciptakan layanan tepat bersama dengan para
ahli, telah menjadi perkembangan penting. ( Hunter dan ritchie, 2007)

l. Politik Pemberdayaan dan Advokasi


  Analis  pentingrees (1991)  mengenai politik pemberdayaan dalam pekerjaan sosial
Mengidentifikasi lima gagasan praktik penting dalam pemberdayaan:
1. Biografi menganalisis pengalaman pemahaman dunia, sehingga memungkinkan Kita
mendapatkan berbagai gagasan yang berbeda titik ini menempatkan permasalahan
yang ada dalam konteks yang memungkinkan kita memahami keberlangsungan dan
koherensi pengalaman-pengalaman manusia, serta membantu mengidentifikasi apa
yang menghalangi manusia untuk mengambil tindakan titik mengeksplorasi sebuah
biografi menimbulkan potensi perubahan cara-cara seseorang berpartisipasi dalam
peristiwa-peristiwa di masa mendatang.
2. Kekuasaan perlu dipahami sebagai memungkinkannya pembebasan  tari penindasan. 
gagasan sumber daya memandang kekuasaan sebagai suatu yang dapat  digunakan
secara positif. 
3. Pemahaman politik perlu mendasari praktik dan mengamati, baik halangan-halangan
maupun kesempatan yang ada. Pekerjaan sosial selalu melibatkan,  antara menerima
atau mengupayakan perubahan-perubahan an sebuah cara yang sudah ada dalam
mengelola hubungan hubungan kekuasaan. kepercayaan bahwa liberalisme ekonomi
dan politik adalah cara terbaik untuk memahami kehidupan manusia. berkaki
pengawas lembaga lembaga-lembaga hubungannya  dengan Efisiensi dan
efektivitas .Membandingkan hal ini dengan harapan-harapan dari keadilan sosial

14
menunjukkan bagaimana tujuan manajerial mengungkapkan tujuan yang berbeda dan
lebih opresif,  dibandingkan tujuan-tujuan keadilan sosial.
4. Keterampilan bisa memberdayakan. memperoleh Dan menggunakan keterampilan
bisa menjadi sebuah cara yang penting untuk mendapatkan kebebasan.
5. Interdependensi  kebijakan dan  praktik harus ditegakkan.  hal ini berlawanan dengan
konvensi,  yang menganggap perkembangan kebijakan berada di luar peran para
praktisi dan pekerjaannya dengan para   klien. 

 m. Isu-Isu Nilai


Isu-isu nilai utama yang timbul dalam pemberdayaan dan advokasi adalah
kekhawatiran orang mengenai kapasitasnya untuk Berpartisipasi dalam lembaga sosial dan
bertindak serta berbicara untuk diri mereka sendiri, juga masalah-masalah yang berkaitan
dengan konflik antar kepentingan. ini Merupakan inti pemberdayaan dan advokasi negosiasi
bagi mereka yang mengalamu disabilitas dan yang pernah mengalami penindasan dalam
jangka panjang, yang mungkin akan melahirkan berbagai hambatan sosal, keadaan seperti ini
mungkin bisa diartikan bahwa orang-orang tidak memiliki dan tidak bisa mengembangkan
keterampilan-keterampilan pribadinya, kekuatan emosional atau sumberdaya, uang dan waktu
untuk dapat mengadvokasi kepentingan mereka sendiri, bahkan ketika hal ini mendapatkan
tindakan yang paling memberdayakan.
Isu lebih lanjur adalah kemungkinan bahwa pelayanan-pelayanan serta pengalaman
personal dan profesional paara praktisi menjadi sangat berjarak dengan permintaan beberapa
kelompok minoritas, seperti kelompok etnik minoritas, sehingga para praktisi tidak mampu
mengidentifikasi dan mewakili kepentingan-kepentingan mereka.
Ketika menghubungkan pemberdayaan dengan tujuan perubahan sosial dalam
pekerjaan sosial, teori-teori pemberdayaan dan advokasi mendemonstrasikan bahwa prinsip-
prinsip nilai bersama mengenai praktik kritis dalam tujuan-tujuannya. Jika praktisi, karena
peran-peran pekerjaannya, tidak mampu secara penuh terlibat dalam praktik kritis, meereka
akan diberi teori yang bisa memfasilitasi beberapa tujuan perubahan sosial dalam sebuah
praktik yang lebih fokus pada pemecahan masalah dan tujuan pemberdayaan.

n. Aplikasi-Aplikasi
Ada tiga aspek utama pemberdayaan  yang penting menerapkan beragam teori praktik 
Yang begitu kompleks.

15
1. Partisipasi dalam pembuatan keputusan, yang meliputi hak dan kesempatan untuk
memilih alternatif, termasuk kemungkinan berhenti dari pelayanan, dan kapasitas
untuk memilih tidak menggunakan layanan-layanan tertentu atau unsur-unsur dari
layanan-layanan tertentu.
2. Suara, kapasitas untuk mempengaruhi layanan-layanan yang desediakan dan
bagaimana itu dilakukan.
3. Hak-hak , merupakan ketentuan yang berkaitan dengan pelayanan atau standar-
standar pemberian layaan atau standar-standar pemberian layanan berdasarkan pada
keputusan-keputusan hukum dan kebijakan yang berlaku, (boylan dan dalrympe,
2009; mengembangkan hirschman,1970)

16
BAB III
KESIMPULAN

Advokasi adalah kekhawatiran orang mengenai kapasitasnya untuk berpartisipasi


dalam lembaga sosial dan bertindak serta berbicara untuk diri mereka sendiri, juga masalah-
masalah yang berkaitan dengan konflik antar kepentingan. Ketika menghubungkan
pemberdayaan dengan tujuan perubahan sosial dalam pekerjaan sosial, teori-teori
pemberdayaan dan advokasi mendemonstrasikan bahwa prinsip-prinsip nilai bersama
mengenai praktik kritis dalam tujuan-tujuannya. Jika praktisi, karena peran-peran
pekerjaannya, tidak mampu secara penuh terlibat dalam praktik kritis, meereka akan diberi
teori yang bisa memfasilitasi beberapa tujuan perubahan sosial dalam sebuah praktik yang
lebih fokus pada pemecahan masalah dan tujuan pemberdayaan. Advokasi adalah aktivitas
menolong klien atau sekelompok klien untuk mencapai layanan tertentu ketika mereka
ditolak suatu lembaga atau suatu sistem layanan, dan membantu memperluas pelayanan agar
mencakup lebih banyak orang yang membutuhkan. (Zastrow, 1982).

Advokasi adalah suatu aktivitas yang menunjukan keunggulan pekerja sosial


berbanding profesi lain. Selain itu banyak definisi yang diberikan mengenai advokasi.
Beberapa diantaranya mendefinisikan advokasi adalah suatu tindakan yang ditujukan untuk
mengubah kebijakan kedudukan atas program dari suatu institusi. (Kaminski dan Walmsley,
1995).
Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, komunikasi diarahkan agar
menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya. (Rappaport, 1984).  teori advokasi dan
pemberdayaan menyediakan suatu dasar praktik dalam pengembangan kebijakan, seperti
uang tunai untuk perawatan, pembayaran langsung dan personalisasi, dimana organisasi-
organisasi pengguna dan perawat menjadi rekan penting dalam praktik profesional. jadi,
gagasan produksi bersama, didalam para pengguna layanan dan orang-orang dalam jaringan
sosialnya menciptakan layanan tepat bersama dengan para ahli, telah menjadi perkembangan
penting. ( Hunter dan ritchie, 2007)
Pemberdayaan dan advokasi membuat para pekerja sosial mampu mengkonstruksi
berbagai bantuan dan kerja sama yang memberikan orang-orang kesempatan untuk mencapai
sebuah pemahaman lebih tinggi mengenal serta sebuah perubahan dalam hidup mereka.

17

Anda mungkin juga menyukai