KAJIAN PUSTAKA
membayar asuransi dan mengirim uang kepada orang tua tidak digolongkan
11
Pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga
rumah
12
12
Teori konsumsi yang telah dikenal secara luas adalah teori konsumsi
bertambahnya penghasilan.
berikut.
C = C0 + cY C0 > 0, 0<c<1
Keterangan :
C = Konsumsi
C0 = Konstanta
Y = Pendapatan
formula :
∆C
MPC =
∆Yd
formula :
C
Y
APC = d
Dd
d
14
Y=C
C = C0 + cY
C0
Y
Sumber : Sukirno, 2013:117
Gambar 2.1 Fungsi Konsumsi
Hypothesis)
Modigliani, dan Brumberg (AMB) yang merupakan tiga ekonom besar yang
hidup di abad 18. Menurut teori ini faktor sosial ekonomi seseorang sangat
Teori ini membagi pola konsumsi menjadi tiga bagian berdasarkan umur
seseorang, yaitu:
1. Dari seseorang berumur 0 tahun sampai usia dimana orang tersebut bisa
mengalami saving.
3. Dimana seseorang berada pada usia yang sudah tidak bisa bekerja lagi
konsumsi dengan hipotesis siklus hidup dapat dilihat dalam gambar berikut
ini.
sampai t1 juga masih melakukan disaving karena konsumsi yang lebih besar
bagian III adalah umur t2 dimana orang kembali melakukan disaving, sebab
C = aW
statik, tetapi nilainya tergantung dari umur, selera, dan tingkat bunga. W
adalah nilai sekarang (Present Value) dari kekayaan yang terdiri dari tiga
faktor, yaitu:
2. Present value dari penghasilan sebagai balas jasa kerja, misalnya upah
dan gaji.
3. Present value dari upah yang diharapkan akan diterima selama hidup.
Keterangan :
17
C = Pengeluaran Konsumsi
a = MPC
A = Kekayaan
akan datang. Salah satu cara yang digunakan oleh AMB adalah dengan
disubtitusikan menjadi :
Income Hypothesis)
18
kaya maka akan ada efek demonstrasi (demonstration effect). Akan tetapi
konsumsi juga akan naik, begitu juga tabungan akan naik dalam proporsi
yang sama. Ini berarti APC dan MPC tidak mengalami perubahan dan ini
berarti pula APC dan MPC yang merupakan fungsi konsumsi jangka panjang.
19
konsumsi juga akan menurun tetapi proporsinya lebih kecil, tidak sebanding
dengan turunnya pendapatan. Hal ini disebabkan karena suatu pola konsumsi
yang terjadi dalam jumlah tertentu (pendapatan tertinggi yang pernah dicapai)
akan sulit untuk dikurangi pada saat pendapatan turun, apalagi turunnya
sangat drastis.
berikut :
C
=f ¿]
Y
Dimana :
jangka panjang CL, namun akan turun ke titik A pada kurva pengeluaran
konsumsi jangka pendek CL. Hal ini karena pada saat terjadinya penurunan
konsumsi rumah tangga juga tidak akan naik secara drastis, akan tetapi
21
turun ke titik F yaitu pada fungsi konsumsi yang berada pada kurva
konsumsi jangka pendek C1. Ini adalah yang disebut Ratchet effect oleh
turun sepanjang kurva konsumsi jangka pendek, dan tidak pada kurva fungsi
pendapatan yang diterima masyarakat dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
1. Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu dan dapat
yaitu kekayaan yang melekat pada diri manusia itu sendiri seperti
Sehingga
W = Yp/i Yp = i.W
Dimana :
W = Kekayaan seseorang
i = Tingkat bunga
dihasilkan terlebih dahulu dan nilainya positif apabila nasibnya baik atau
sebagai berikut :
Y = Yp +Yt
Yp = Pendapatan Permanen
Yt = Pendapatan sementara
23
direncanakan.
2013:49).
tangga jika dilandaskan pada teori keynes yang menyatakan bahwa konsumsi
akan meningkatkan daya beli riil rumah tangga sehingga akan berdampak
harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus. Terdapat dua
25
pertama adalah “kenaikan harga secara umum” dan yang kedua adalah “terus-
selanjutnya kenaikan harga tersebut adalah harga secara umum. Jadi, hanya
kenaikan harga secara umum yang dapat disebut sebagai inflasi (Boediono,
harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua
barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau
inflasi terjadi dimanapun, terhadap mata uang apapun dan pada periode
adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu
menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi
menjadi:
a. Interaksi permintaan-penawaran
Prices)
sebagai berikut.
1. Kenaikan harga-harga
27
2. Bersifat umum
3. Berlangsung terus-menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum dan terjadi hanya sesaat belum bisa
menimbulkan suatu masalah ekonomi, yang mana dalam hal ini adalah
minimal bulanan.
kenaikan harga barang dan jasa secara umum, maka untuk mengukur
indeks angka. Perubahan angka indeks dari satu waktu ke waktu yang lain,
yang dinyatakan dalam angka persentase adalah besarnya angka inflasi dalam
dan jasa secara umum dalam suatu periode waktu ke waktu disebut sebagai
Laju inflasi dapat terjadi pada tingkat yang ringan, sedang, berat, dan
10%, inflasi sedang antara 10-30%, dan inflasi berat antara 30-100% per
28
tahun, serta hiperinflasi atau inflasi tidak terkendali terjadi apabila kenaikan
harga berada diatas 100% per tahun. Namun demikian, angka-angka inflasi
tersebut pada umumnya bersifat relatif dan tidak ada suatu standar yang
umum. Di Indonesia misalnya, apabila angka inflasi masih berupa angka satu
digit, misalnya 6-7%, maka tingkat inflasi tersebut masih dianggap sebagai
inflasi yang relatif wajar meskipun tingkat inflasi tersebut relatif lebih tinggi
inflasi untuk negara maju berkisar antara 2-3%. Sebaliknya suatu laju inflasi
juga dapat terjadi pada suatu angka yang negatif, yang berarti perkembangan
harga barang dan jasa secara umum dalam suatu perekonomian mengalami
penurunan dari waktu ke waktu atau disebut deflasi (Suseno & Astiyah,
2009:4).
Ada tiga teori yang membahas tentang inflasi, dimana setiap aspek
Teori tentang inflasi pada awalnya berkembang dari teori yang dikenal
MV = PT
29
Dimana :
T = Volume output
P = Tingkat harga.
uang beredar tidak berpengaruh pada perkembangan output riil, tetapi akan
sebagai faktor penyebab perubahan tingkat harga. Teori kuantitas uang juga
Monetaris. Salah satu tokoh aliran monetaris ini adalah ekonom Milton
1976. Tokoh ini membuat pernyataan yang sangat terkenal, yaitu bahwa
menuju tingkat ekuilibrium pada tingkat harga secara keseluruhan. Jika tingkat
uangnya lebih banyak daripada yang ditetapkan bank sentral. Jadi tingkat
tingkat harga dibawah tingkat ekuilibrium, orang akan menahan lebih sedikit
uang daripada yang ditentukan bank sentral, dan tingkat harga harus naik
sebelah kanan dibalik: Tingkat harga rendah ditunjukkan di bagian atas sumbu
ini, dan tinggi tingkat harga ditunjukkan di bagian bawah. Sumbu terbalik ini
31
bagian atas sumbu kiri), maka tingkat harga rendah (seperti yang ditunjukkan
di bagian atas sumbu kanan). Dua kurva pada gambar ini adalah kurva
menunjukkan bila nilai uang rendah (dan tingkat harga tinggi), orang
menuntut jumlah yang lebih besar untuk membeli barang dan jasa. Pada
penawaran dan permintaan uang ini menentukan nilai uang dan tingkat harga
yang belum penuh, maka ekspansi (pertambahan) uang beredar justru akan
kerja) dan tidak akan meningkatkan harga. Lebih lanjut dikatakan bahwa uang
suku bunga.
tetap, juga tidak benar. Elastisitas dan perputaran uang sangat sulit diprediksi
substitusi uang, maka perputaran uang akan menjadi semakin sulit diprediksi.
Hal tersebut disebabkan oleh terms of trade yang memburuk dan produksi
melakukan kebijakan substitusi impor meskipun dengan biaya yang tinggi dan
adalah produksi bahan makanan dalam negeri yang tidak elastis, yaitu
penduduk dan pendapatan per kapita sehingga harga makanan dalam negeri
lainnya. Hal ini mendorong timbulnya tuntutan kenaikan upah dari pekerja
sektor industri yang selanjutnya akan meningkatkan biaya produksi dan pada
inflasi tidak sesederhana menghitung kenaikan satu jenis barang atau jasa.
Dalam suatu perekonomian yang sudah cukup berkembang dimana barang dan
menyangkut jenis barang dan jasa apa saja yang perlu dimasukkan dalam
34
penghitungan inflasi, tetapi juga bobot dari masing-masing barang dan jasa
yang diperhitungkan.
Laju inflasi tentu saja dihitung untuk suatu keperluan analisis yang
jenis laju inflasi. Laju inflasi yang paling umum dan dikenal secara luas
barang dan jasa yang dikonsumsi oleh suatu masyarakat. Laju inflasi
barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat dan disebut sebagai
indeks tersebut berbeda dari satu negara dan negara yang lain dan juga dari
waktu ke waktu dalam satu negara tertentu, sesuai dengan kondisi sosial
tidak sama antara satu negara dan negara yang lain serta dari suatu periode
yang satu terhadap periode yang lain. Besarnya bobot untuk masing-
sebagai berikut:
3. Kelompok Perumahan
4. Kelompok Sandang
5. Kelompok Kesehatan
tertentu. Jika pada IHK yang diamati adalah barang-barang akhir yang
3. GDB Deflator
36
Selain itu, laju inflasi juga dapat dalam pengertian angka Deflator
PDB pada tahun tertentu yang ditetapkan sebagai tahun dasar. Pada tahun
inflasi bulanan, laju inflasi dapat dihitung dari perubahan angka indeks
jangka panjang yang digambarkan pada titik Y, yaitu pada saat kurva
P LRAS
SRAS2
P2 C SRAS1
B
P1
A AD2
AD1
Sumber : Suseno & Astiyah, 2009:12
Gambar 2.5 Permintaan
y dan Penawaran y
harga terjadi pada tingkat P1. Apabila jumlah uang beredar bertambah,
AD2.
meningkat dan tercapai pada titik P2. Apabila pertambahan uang beredar
39
terus berlanjut, maka yang terjadi adalah kenaikan harga pada titik P3, P4
jumlah uang beredar saja. Jawabannya adalah tidak. Inflasi juga dapat
permintaan barang dan jasa untuk keperluan konsumsi dan investasi dalam
gap. Apabila permintaan agregat lebih besar dibanding potensi output yang
perlu dicatat bahwa output gap tersebut hanya dapat digunakan dalam
kondisi ekonomi yang normal. Dalam keadaan tertentu, output gap tidak
2. Inflasi Penawaran
dan inflasi yang ditimbulkan sering disebut sebagai cost push atau supply
shock inflation. Jenis inflasi ini disebabkan oleh kenaikan biaya produksi
atau biaya pengadaan barang dan jasa. Termasuk dalam jenis inflasi ini
D
P=
S
dengan kenaikan D. Hal yang sama juga akan terjadi apabila S berkurang,
Dalam hal inflasi yang lebih disebabkan oleh sisi permintaan, ada
42
tersedia.
3. Inflasi Ekspektasi
sangat berperan dalam pembentukan harga dan juga upah tenaga kerja.
Apabila para pelaku ekonomi, baik individu, lembaga atau dunia usaha,
berpikir bahwa laju inflasi yang terjadi di waktu-waktu yang lalu masih
akan terjadi di waktu yang akan datang, maka para pelaku ekonomi akan
dengan kenaikan tingkat harga seperti pada waktu yang lalu. Perilaku yang
yang didasarkan pada waktu yang lalu. Ekspektasi yang demikian sering
kini
43
expectation) ini dipengaruhi oleh berbagai hal yang antara lain sebagai
berikut:
akomodatif.
yang didasarkan pada perkiraan yang akan datang akibat adanya kebijakan
terbentuk dan didasarkan pada perkiraan yang akan datang tersebut disebut
dalam negeri (domestic inflation) dan inflasi dapat juga berasal dari luar
Kenaikan barang-barang dan jasa ini menyebabkan daya beli riil rumah
tangga menjadi turun. Penurunan daya beli rumah tangga ini akan
barang dan jasa. Jadi, inflasi yang tinggi akan mendorong rumah tangga
No Judul (Penulis,
Variabel Hasil Saran
. Tahun)
Analisis faktor- Konsumsi, a. Pendapatan Pendapatan harus
faktor yang pendapatan Nasional terus ditingkatkan
memengaruhi nasional, suku memiliki karena perilaku
pengeluaran bunga, pengaruh positif konsumsi rumah
konsumsi rumah kekayaan, terhadap tangga di Indonesia
tangga di jumlah konsumsi rumah masih didominasi
Indonesia penduduk, tangga di oleh pendapatan.
(periode tahun komposisi Indonesia.
1.
2000-2010). penduduk, b. Inflasi tidak
(Murohman, dan sosial berpengaruh
2011) budaya. secara signifikan
terhadap
pengeluaran
konsumsi rumah
tangga di
Indonesia.
2. Konsumsi dan Konsumsi, a. Pendapatan Pendapatan perlu
Inflasi Indonesia Pendapatan berpengaruh ditingkatkan untuk
(Ermon Muh. disposebel, positif dan meningkatkan
Nur. 2012) inflasi, signifikan konsumsi, dan
konsumsi terhadap inflasi harus dijaga
sebelumnya, konsumsi di agar daya beli
46
pendidikan,
hiburan,
pengeluaran
barang dan
jasa lainnya),
perasaan
bahagia
masyarakat.
Analisis Pendapatan a. Pendapatan Inflasi di Indonesia
pengaruh Nasional, Nasional senantiasa dijaga
pendapatan konsumsi memiliki walaupun inflasi
nasional, inflasi, rumah tangga, pengaruh positif tidak memiliki
dan suku bunga inflasi, dan terhadap pengaruh terhadap
terhadap suku bunga konsumsi rumah konsumsi rumah
konsumsi rumah tangga di tangga, sebab
tangga di Indonesia. inflasi yang tinggi
5.
Indonesia. (Yuli b. Inflasi tidak tidak baik bagi
Angriani, 2013) memiliki suatu
pengaruh yang perekonomian.
signifikan
terhadap
konsumsi rumah
tangga di
Indonesia.
konsumsi periode sebelumnya dan inflasi, namun dari empat penelitian yang
Indonesia dua penelitian yaitu penelitian yang dilakukan oleh Murohman dan
penelitian yang dilakukan oleh Ermon Muh. Nur serta Shinshu Zhang dan
Indonesia
49
Kesimpulan
menggunakan alat analisis regresi linier berganda, yang mana dengan analisis
2.4 Hipotesis
yang kita sedang teliti (Sarwono, 2006:26). Jadi hipotesis adalah suatu
harus diuji. Melihat dari tujuan penelitian ini dan kerangka pikir penelitian di
atas maka hipotesis dari penelitian ini yaitu “Pendapatan perkapita, konsumsi