Habibie
Pembahasan
a. Titik 1
Lokasi : Halaman Depan RSKG Ny. R.A. Habibie,
Kelembaban : 51 %
a. Titik 2
Lokasi : Halaman Belakang RSKG Ny. R.A. Habibie,
Kelembaban : 51 %
Konsentasi parameter SO2, NO2, H2S, O3 dan NH3 pada tabel diatas meunjukkan nilai
yang relatif rendah di kedua titik pemantauan dan masih memenuhi baku mutu udara
ambien sesuai dengan regulsi yang berlaku, artinya tingkat kualitas udara tidak begitu
berpengaruh pada kesehatan manusia, hewan , ataupun tumbuhan.
2. Garis Besar Usaha yang Menimbulkan Dampak pada Tahap Operasi Rumah Sakit
Pengoperasian rumah sakit yang berpotensi menimbulkan dampak pencemaran pada
udara ambien, meliputi :
a. Instalasi Pengelolaan Limbah Padat
Menurut SNI 3242 tahun 2008 tentang limbah padat/sampah untuk pemukiman
kota menunjukan bahwa rata-rata limbah padat per hari sebesar 5 ltr/org/hr atau sebesar
2,5 kg /hari. Berdasarkan standar tersebut, untuk limbah padat rumah sakit diperkirakan 3
ltr/org/hr untuk sampah medis dan 2,5 ltr/org/hr untuk limbah non medis. Dengan
demikian jumlah sampah medis yang dihasilkan sebesar = 356 x 3 ltr/org/hr = 1.095 ltr/hr
atau = 1,095 m3/hr (dihasilkan oleh fasilitas pelayanan medis). Sedangkan untuk sampah
non medis sebesar 343 x 2,5 ltr/org/hr = 857,5 ltr/hr atau = 0,8575 m 3/hr (dihasilkan oleh
fasilitas pelayanan non medis).
Untuk pengelolaan limbah padat medis tersebut, pihak rumah sakit bekerjasama
dengan pihak ketiga (jasa pengangkutan limbah medis padat). Sedangkan limbah padat
non medis pengelolaannya bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Kota. Dampak dari
kegiatan pengelolaan limbah padat medis maupun non medis berupa kebauan, polusi
udara, gas buangan dari hasil pembakaran.
b. Power Suply
Agar dapat beroperasi secara maksimal, Rumah Sakit Khusus Ginjal Ny. RA.
Habibie membutuhkan suplay arus listrik dari PT PLN. Untuk menjaga kesinambungan
operasi rumah sakit saat terjadi pemadaman bergilir yang dilakukan PT PLN Persero
Kota Bandung maka disediakan Genset. Dampak yang timbul dari instalasi dan
operasinya berupa polusi dari emisi genset. Selain itu, cemaran dari kebisingan ceceran
oli, dan lain-lain.
2) Upaya Pengelolaan
Upaya pengelolaan kualitas udara dengan memelihara pohon yang sudah
ada dan menanam kembali atau menyediakan tanaman dapat menyerap polutan
yang ada maupun menyerap polutan. Pengelolaan polutan dengan menggunakan
tanaman out door yaitu Puring/croton ; menurut hasil penelitian Ir Suparwoko
Univ. Islam Indonesia, Yokyakarta, croton paling baik dalam menyerap Timbal.
Sehelai daun Puring mampu menyerap 2,05 mg/l timbal, beringin (Ficus
benjamina) hanya 1,025 mg/l dan Tanjung (Mimusops elengi) 0,505 mg/l
(Trubus ,Agts 2008). Disamping itu perlu menyiapkan tempat/ ruang terbuka
bagi perokok dengan tanaman seperti di atas.
3) Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan fasilitas berada dalam lokasi rumah sakit.
4) Metode Pemantauan.
Observasi, survey, wawancara, pengujian ke laboratorium kualitas udara
5) Lokasi Pemantauan.
Lokasi Rumah Sakit Khusus Ginjal Ny. R.A. Habibie dan sekitarnya.