1 Februari 2017
ABSTRAK
Latar Belakang. Kesalahan dalam pelaksanaan transportasi pasien dapat merugikan
perawat, instansi terkait terutama pasien.Transportasi pasien kasus trauma maupun non
trauma seharusnya dapat mencegah cedera atau tidak memperparah cedera.Penelitian ini
Metode
penelitian.Penelitian ini menggunakan desain.Populasi pada penelitian yaitu pasien trauma
ABSTRACT
Background. Errors in implementation Patient’s Transportation can give negative effect to
nurse, stake holder especially the patient. Transportation of patient both trauma and non-
trauma cases should prevent injury or aggravate the injury in emergency room in Regional
Public Hospital in West Java. This study aims to identify the transportation management of
trauma and non-trauma patients in the Emergency Room sat General Hospital in West Java.
Research methods. This research use design method, the population in this research is trauma
and non-trauma patient in one of emergency department at Regional Public Hospital district
in West Java in 2016. The sample in this study amounted to 40 respondents. The technique
researcher. Categorizing the management of transport trauma and non trauma patients in each
variable based on standard operating procedures (SOP) if all of the procedures are done and
based on SOP thus endangering the patient. The hospital further has to improve the quality
and the ability to patient’s transportation by giving nurses a training periodically.
kecil tidak memberikan penjelasan kepada dengan SPO. Pelaksanaan yang tidak sesuai
pasien dan keluarga tentang hal-hal yang SPO ini tentu akan menimbulkan masalah,
akan dilakukan, hal ini tidak sesuai dengan urutan perawat yang diatur agar perawat
hak pasien yang tercantum dalam UU No. tidak kesulitan dalam menolong pasien dan
44 tahun 2009.Menurut Alano (2002), posisi pasien dapat termonitor dengan jelas
merapikan maupun memberikan penjelasan hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
kepada keluarga maupun pasien termasuk Rosyidi M. N. & Wulansari (2013). 85,7%
dalam tahapan transportasi pasien yang melakukan pemindahan dengan posisi lengan
tidak boleh diabaikan. Hal ini berhubungan perawat sesuai SPO dan 17,3% melakukan
dengan privasi pasien dan hak pasien untuk pemindahan dengan posisi lengan perawat
mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan tidak sesuai SPO. Posisi lengan perawat
pada pasien itu sendiri.Penjelasan kepada yang tidak sesuai SPO akanmenyebabkan
pasien merupakan hal yang wajib dilakukan, kesalahan dalam pemindahan dan mengancam
karenanya menurut Potter & Perry (2005), jiwa pasien dimana menurut Perry & Potter
penjelasan kepada pasien dapat memberikan (2010), proses pemindahan transportasi pasien
stimulus yang baik untuk proses kesembuhan baik kasus trauma maupun kasus non trauma
pasien karena pasien turut serta dalam proses memiliki prinsip dengan tidak memperparah
kesembuhannya yang terstruktur dalam atau mencegah cedera dimana kualitas dan
rencana keperawatan maupun tindakan medis. keamanan pasien menjadi prioritas utama serta
Pada tahap pelaksanaan pemindahan dalam hal ini tidak sesuai dengan hak pasien
dari brankar ke tempat tidur diperoleh hasil untuk mendapatkan perawatan atau pelayanan
85,7% memindahkan pasien dengan diangkat yang semestinya yang tercantum dalam UU
oleh 3 orang dan 14,3% tidak diangkat oleh 3 No. 44 tahun 2009. 100% memberikan aba-
orang. Menurut Rosyidi M. N. & Wulansari aba untuk melakukan pengangkatan pasien
(2013) bahwa pemindahan yang dilakukan dan dipindahkan. 57,1% perawat menjaga
oleh minimal 3 orang bertujuan agar posisi privasi klien seperti merapikan pakaian atau
pasien stabil atau tidak berubah terutama selimut dan memberikan posisi yang nyaman
pada pasien trauma dan agar perawat dapat untuk klien sedangkan 42,9% perawat tidak
mengangkatnya dengan mudah tanpa ada merapikan atau menyelimuti pasien dan tidak
hambatan dari berat badan pasien. 71,4 % memberikan pasien posisi yang sesuai dengan
ketiga perawat berdiri pada sisi kanan pasien keadaannya atau nyaman. Menurut potter &
dengan urutan perawat yang paling tinggi perry (2005), pemberian posisi yang sesuai
berdiri dibagian kepala, 1 orang perawat dengan keadaan pasien akan menghindari
berdiri dibagian pinggang dan 1 orang kesalahan atau memperburuk keadaan pasien,
perawat berdiri dibagian kaki sedangkan dimana setiap posisi memiliki kegunaannya
28,6% ketiga perawat berdiri pada sisi kanan masing-masing untuk jenis keadaan pasien.
pasien tetapi urutan perawatnya tidak sesuai Hasil analisis item lembar observasi pada
tahap pelaksanaan pemindahan dari kursi membantu pasien untuk memberikan tumpuan
roda ke tempat tidur diperoleh hasil 61,5% dan berjalan bersama ke tempat tidur serta
kursi roda direm dan 38,5% tidak direm. membantu pasien untuk bersandar padasisi
Menurut Rosyidi M. N. & Wulansari (2013). tempat tidur. Kecelakaan saat transportasi
26,9% kedua tangan perawat menopang sisi pasien dikarenakan tidak dilakukannya
lemah pasien dan menganjurkan pasien untuk penguncian pada roda dapat berupa kursi roda
bertumpu pada sisi yang kuat sedangkan 73,1 yang akan terbalik atau bergeser mundur.
% kedua tangan perawat tidak menopang Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan
sisi lemah pasien dan menganjurkan pasien bahwa penatalaksanaan transportasi pasien
untuk bertumpu pada sisi yang kuat. 69,2% trauma mapun non trauma termasuk
perawat memimpin pasien untuk turun dari kategori dilakukan sesuai SPO sebanyak
kursi roda dan berjalan bersama menuju 57,5%. Prosedur dalam transportasi pasien
tempat tidur sedangkan 30,8% perawat tidak harus sesuai dengan SPO karena menurut
memimpinpasien untuk turun dari kursi roda Potter & Perry (2013), SPO merupakan
dan berjalan bersama menuju tempat tidur. suatu proses kerja yang telah ditetapkan
80,8% membantu pasien untuk bersandar pada dan harusdikerjakan sesuai urutan kerja
sisi tempat tidur sedangkan 19,2% perawat untuk menyelesaikan suatu proses kerja
tidak membantu pasien untuk bersandar pada tertentu agar dapat mengetahui dengan jelas
sisi tempat tidur. 57,7% memberikan pasien hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
posisi yang nyaman atau sesuai kebutuhan Prosedur yang tidak sesuai dengan
dan merapikannya sedangkan 42,3% perawat SPO dapat diminimalisir atau dapat diatasi
tidak memberikan pasien posisi yang nyaman dengan perawat membagi waktu dan dapat
atau sesuai kebutuhan dan merapikannya. diperhitungkan antara kegiatan satu dengan
Hal ini tentu tidak sesuai dengan yang yang lainnya, perawat harus lebih sabar serta
dikemukakan oleh potter & perry (2005), memperlakukan pasien secara manusiawi,
bahwa pemberian posisi yang sesuai dapat harus lebih memupuk kesadaran dalam diri
menghindari kesalahan atau memperburuk akan tanggungjawab, mengadakan pelatihan
keadaan pasien, dimana setiap posisi yang diadakan secara berkala dan harus
memiliki kegunaannya masing-masing untuk diadakan pengawasan dari K3 di Rumah
jenis keadaan pasien. Sakit yang bersangkutan yang bertujuan
Menurut Nelson et al (2003), Royal untuk mengawasi petugas dalam melakukan
College of Nursing (2003) dan Waters et tugasnya dan menegur atau menasehati atau
el (2007), kecelakaan dapat terjadi ketika memberi sanksi terhadap petugas yang lalai
proses transportasi dipengaruhi oleh atau tidak melakukan tugasnya sebagaimana
ketidakseimbangan tubuh pasien maka untuk mestinya.Kelemahan dalam penelitian ini
meminimalisir kecelakaan perawat harus terletak pada penilaian yang dilakukan yakni
melakukan penguncian pada kursi roda, menggunakan mean yang akan berpengaruh
DAFTAR PUSTAKA
Nelson, A., Lloyd, J. D., Menzel, N., & Gross, C. (2003).Preventing Nursing Back Injuries:
Redesigning Patient Handling Tasks.AAOHN Journal .
Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan (3 ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Picton, C. (2012). Keeping Patient Safe When They Transfer Between CareProvider. London:
Royal Pharmaceutical Society.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005).Fundamental Keperawatan: Konsep, Prosesdan Praktik
(4 ed., Vol. 2). (E. Monica, D. Yulianti, I. Parulian, Eds., R.Komalasari, D. Evriyani, E.
Novieastari, Alfrina, & S. Kurnianingsih, Trans.) Jakarta: EGC.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010).Fundamental Of Nursing (7 ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Rosyidi M N, K., & Wulansari, N. D. (2013).Prosedur Praktik Keperawatan . Jakarta: CV
Trans Info Media.
Royal College of Nursing.(2003). Manual Handling Assessments in Hospitalsand the
Community. London: Royal College of Nursing.
Sabri, L., & Hastono, S. P. (2014).Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Stratis Health. (2014). Quality Improvement Toolkit for Emergency Department Transfer
ommunication Measures.
Tambunan, R. M. (2011). Pedoman Teknis Penyusunan SOP. Jakarta: Maiestas Publishing.
Wadgure, A. T., Ashkedkar, R. D., & Mujbaile, V. N. (2013).Design and Development of
Mechanical Department.
Waters, T. R., Nelson, A., & Proctor, C. (2007). Patient Handling Tasks With High Risk For
Musculoskeletal Disorder In Critical Care. 131-143.