Anda di halaman 1dari 6

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan


Dosen : Ratna Muthia, S.Pd., M.A.
Tahun Akademik : Genap 2018/2019
Jenis ujian : Take home test

Petunjuk Pengerjaan Soal

1. Tulislah jawaban atas pertanyaan di bawah ini dengan kata-kata Saudara.


2. Untuk menguatkan jawaban yang Saudara ajukan, Saudara harus mengutip
referensi dari buku atau penelitian yang daftar pustakanya Saudara tulis di
bagian akhir tulisan.
3. Komponen penilaian UAS ini adalah kualitas jawaban, runutan ide, dan
sistematika tulisan.
4. Jawaban UAS diketik atau ditulis tangan.
5. Pengumpulan jawaban UAS mahasiswa serombel dikoordinasi oleh ketua
rombel untuk kemudian dikirim ke Pusat Pengembangan Bisnis, Kampus I,
UIN Walisongo selambat-lambatnya pada Jumat, 5 Juli 2019 pukul 15.00.

Selamat mengerjakan!

Soal

1. Sebagai lembaga pendidikan, kepala sekolah diharapkan mampu mengelola


kurikulum, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan keuangan
secara profesional. Menurut Saudara, seberapa pentingkah penerapan
fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan) dalam pengelolaan kurikulum, sumber daya manusia,
sarana dan prasarana, dan keuangan di lembaga pendidikan?

1. Jawab: sangat penting, karena untuk dapat menjawab tantangan


perubahan yang terjadi dalam lembaga pendidikan, maka manajemen
pengembangan harus senantiasa dilakukan secara terus menerus.
Manajemen pendidikan arus dilakukan melalui kegiatan POAC (Planning,
Organizing, actuating and controlling).1 Perencanaan (planning)
adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Perencanaan juga
dapat didefinisikan sebagai prosespenyusunan tujuan dan sasaran organisasi
serta penyusunan “peta kerja” yang memperlihatkan cara pencapaian tujuan
dan sasaran tersebut.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi.
Pengorganisasian adalah proses penghimpunan SDM, modal dan peralatan,
dengan cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan upaya pemaduan
sumber daya.
3. Pelaksanaan (actuating) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha. Pelaksanaan adalah proses penggerakan
orang-orang untuk melakukan kegiatan pencapaian tujuan sehingga
terwujud efisiensi proses dan efektivitas hasil kerja.
4. Pengendalian (controlling) adalah suatu aktivitas menilai kinerja
berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau
perbaikan jika diperlukan. Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh
rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan dan
diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang pendidikan yang
dihadapi. Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses pemberian balikan
dan tindak lanjut pembandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana yang
telah ditetapkan dan tindakan penyesuaian apabila terdapat penyimpangan.

2. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007


tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, ada lima dimensi kompetensi
yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah/Madrasah. Dimensi kompetensi
tersebut, di antaranya: kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan,
kompetensi supervisi, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
Menurut Saudara, bagaimana lima dimensi kompetensi tersebut menentukan
perwujudan profil ideal seorang kepala sekolah?
Jawab:

Untuk memenuhi standar kompetensi seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang standar kepala
sekolah maka sangatlah penting bagi kepala sekolah atau calon kepala sekolah
menguasai Kompetensi Kepala Sekolah, menguasai bukan hanya dalam artian menghafal

1
Baharrudin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam,: Transformasi Menuju
Madrasah Unggul, (Malang: UIN Maliki Press,2010), 98-99.
urutan-urutan peraturan yang tercantum dalam Peraturan Menteri tersebut namun
lebih menitikberatkan implementasi dari lima dimensi kompetensi kepala sekolah.

Permen Diknas no. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah mensyaratkan untuk
menjadi kepala sekolah profesional harus kompeten dalam menyusun perencanaan
pengembangan sekolah secara sistemik; kompeten dalam mengkoordinasikan semua
komponen sistem sehingga secara terpadu dapat membentuk sekolah sebagai organisasi
pembelajar yang efektif; kompeten dalam mengerahkan seluruh personil sekolah
sehingga mereka secara tulus bekerja keras demi pencapaian tujuan institusional
sekolah, kompeten dalam pembinaan kemampuan profesional guru sehingga mereka
semakin terampil dalam mengelola proses pembelajaran; dan kompeten dalam
melakukan monitoring dan evaluasi sehingga tidak satu komponen sistem sekolah pun
tidak berfungsi secara optimal, sebab begitu ada satu saja diantara seluruh komponen
sistem sekolah yang tidak berfungsi secara optimal akan mengganggu pelaksanaan
fungsi komponen-komponen lainnya. Kompleksitas sekolah sebagai satuan sistem
pendidikan menuntut adanya seorang kepala sekolah yang memiliki kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, sipervisi dan sosial.Kepala sekolah yang
memiliki kompetensi tinggi mutlak dibutuhkan untuk membangun sekolah berkualitas,
sekolah efektif, karena kepala sekolah sebagai pemegang otoritas dalam pelaksanaan
pendidikan di sekolah perlu memahami proses pendidikan di sekolah serta menjalankan
tugasnya dengan baik, sehingga proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah dapat
berjalan sesuai dan sejalan dengan upaya-upaya pencapaian tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien. Maju mundurnya suatu sekolah tidak terlepas dari peran Kepala
Sekolah, karena Kepala Sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi
kekuatan penggerak kehidupan sekolah. Untuk mewujudkan sekolah efektif dibutuhkan
kepala Sekolah yang tidak hanya sebagai figur personifikasi sekolah, tapi juga paham
tentang tujuan pendidikan, punya visi masa depan serta mampu mengaktualisasikan
seluruh potensi yang ada menjadi suatu kekuatan yang bersinergi guna mencapai tujuan
pendidikan.

3. Teori motivasi berdasarkan proses menekankan pada proses berpikir


manusia untuk memenuhi kebutuhan. Teori motivasi berdasarkan proses
yang kita kenal, antara lain: teori kebutuhan (Maslow), teori dua faktor
(Herzberg), teori ERG (Alderferer), dan teori motivasi berprestasi
(McClelland). Seandainya Saudara menjadi seorang kepala sekolah,
bagaimana Saudara memanfaatkan teori tersebut dalam memotivasi guru
dan staf?
sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
memberikan motivasi tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik,
pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan
penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar
(PSB). Motivasi kerja guru adalah kondisi yang membuat guru mempunyai
kemauan/kebutuhan untuk melaksanaan tugas dan fungsinya sebagai guru dalam
rangka mencapai tujuan sesuai dengan yang ditetapkan dalam tujuan pendidikan.
Menurut Maslow terdapat lima hirarki kebutuhan yaitu Kebutuhan Fisiologikal
(Fisiological Needs), Kebutuhan Keselamatan (Safety Needs, Security Needs),
Kebutuhan Berkelompok ( Social Needs, love Needs, belonging needs, affection
needs ), Kebutuhan Penghargaan (Esteem needs, Egoistic Needs, Kebutuhan
Aktualisasi Diri ( Self - actualization Needs, Self-Realization Needs, Self - fulfillment
Need, Sel f- expression Needs). Kemauan dalam melaksanakan tugas dapat
didorong dengan adanya fasilitas penunjang kebutuhan guru, misalnya sandang
pangan, tunjangan asuransi, kebutuhan hidup berkelompok, menunjukkan rasa
hormat, mendapatkan penghormatan (hadiah), mendapat ijazah, status simbol dan
promosi. Selain itu motivasi kerja guru merupakan panggilan jiwa untuk menjadi
guru, mengamalkan ilmunya sebagai tenaga pengajar, sehingga timbul kewajiban
dan hak yang menuntut mereka untuk menjadi suatu pekerjaan satu satunya atau
dikatakan profesional. Pertama, Kebutuhan Fisiologikal, tersedianya kantin yang
bersih dan sehat, tersedianya seragam untuk guru, tersedianya ruangan kelas yang
enak dan nyaman, dan adanya acara rekreasi setiap tahun. Kedua, Kebutuhan
Keselamatan, adanya pagar keliling untuk melindungi sarana dan prasarana. Ketiga,
Kebutuhan Berkelompok (a) Hubungan Guru dengan Guru. Adanya arisan bersama,
dan para guru ikut menjadi anggota PGRI dan KKG (b) Hubungan Guru dengan
siswa. Adanya ekstra kurikuler, study tour (c) Hubungan siswa dengan siswa.
Terselengaranya class meeting. Keempat, Kebutuhan Penghargaan, madrasah
menerapkan aturan 3 S ( salam, sapa, senyum ), pemberian ijin para guru untuk
melanjutkan sekolah yang lebih tinggi, pemberian kompensasi lewat gaji bulanan,
tunjangan fungsional, sertifikasi dan inpassing. Kelima, Kebutuhan Aktualisasi Diri ,
Sarana dan prasarana yang lengkap dan serba modern. Supervisi dan motivasi
dalam meningkatkan motivasi guru dilakukan dengan dua pendekatan yaitu
pertama, pendekatan humanistic, kedua pendekatan Profesional.
4. Penerapan delegasi merupakan strategi agar pengelolaan lembaga berjalan
dengan efektif dan efisien. Dalam TT ketujuh (pertemuan ke-11) Saudara
telah mengamati praktik delegasi dalam sebuah lembaga pendidikan.
a. Apabila objek pengamatan Saudara telah mempraktikkan delegasi ,
paparkanlah sejauh mana akibat/pengaruh delegasi dalam pengelolaan
lembaga pendidikan?
Jawab: dengan adanya pendelegasian yang dilakukan oleh komting,
kegiatan belajar di kelas menjadi lebih terorganisir dan

1. Kemampuan membebaskan diri dari tugas-tugas lainnya;


dengan pendelegasian, maka manajer dapat berfokus pada
pekerjaan yang lebih penting.
2. Pemanfaatan keterampilan khusus yang dimiliki karyawan;
setiap karyawan memiliki kelebihan dan kekurangan.  Dengan
pengetahuan akan kemampuannya, atasan dapat memanfaatkan
kelebihan karyawannya
3. Untuk melatih karyawan; ini dapat disebut on the job
training.  Atasan diuji kemampuannya dalam melatih karyawan
apakah sukses atau tidak sehingga karyawan menjadi terampil.
4. Keterampilan memecahkan masalah; memecahkan masalah
membutuhkan keterampilan.  Oleh karena itu karyawan dilatih
mulai dari masalah-masalah yang ringan lalu sedang dan
seterusnya.
5. Pengganti sementara; jika atasan sakit, atau berhalangan,
maka pekerjaan tidak terganggu karena ada karyawan yang dapat
menggantikannya sementara karena sudah dilatih.
6. Untuk menguji kemampuan karyawan dan membagi
pekerjaan di antara karyawan; selama ini karyawan mampu bekerja
karena ada petunjuk karena atasannya yang mendampinginya. 
Jika atasan tidak ada, maka karyawan pun harus mampu.  Untuk
itu perlu diberi pendelegasian agar dapat diuji .
7. Meningkatkan rasa penting dalam diri karyawan; apabila
atasan mendelegasikan wewenangnya maka akan timbul perasaan
penting di mata karyawan.
8. Menghemat waktu; atasan dapat menggunakan waktunya
untuk hal-hal yang lebih penting.
9. Mengurangi tekanan; banyaknya pekerjaan membuat atasan
mengalami tekanan dan untuk itu dia harus mampu melakukan
koordinasi kerja dengan baik.
10. Meningkatkan hasil; dengan delegasi maka kesibukan rutin
atasan dapat terselesaikan.
11. Pendelegasian membantu meningkatkan kinerja karyawan;
membantu karyawan terampil mengambil keputusan.
12. Mengembangkan organisasi; jika pendelegasian berlangsung
baik, maka semua karyawan bekerja secara maksimal.

b. Apabila objek pengamatan Saudara belum menerapkan delegasi ,


berikanlah saran kepada objek pengamatan, di bagian manakah
sebaiknya objek pengamatan menerapkan delegasi? Sudah diterapkan
akan tetapi belum berjalan secara maksimal. Saran

Anda mungkin juga menyukai