Anda di halaman 1dari 12

ULANGAN TENGAH SEMESTER

Nama : Evita Nur Apriliana


NIM : 1703016023
Kelas : PAI-5A
Mata Kuliah : Pendalaman Materi PAI
Dosen Pengampu : Bapak Dr. Achmad Sudja’I, M.Ag
Masyarakat non-Barat memposisikan Barat sebagai bangsa: (1) Memiliki sistem perbankan
internasional dan mampu mengoperasionalkannya sendiri. (2) mengendalikan peredaran mata uang (3)
costumer utama dunia (4) menguasai pasar modal internasional (5) mampu menerapkan leadership
dalam berbagai negara (6) memiliki kemampuan untuk melakukan intervensi militer secara massif (7)
mengendalikan jalur lalu lintas laut memiliki peran penting dalam bidang pendidikan (10) menguasai
akses ke seluruh dunia (11) menguasai industri pesawat terbang (12) menguasai komunikasi
internasional (13) menguasai industri senjata-senjata canggih. Menanggapi fenomena diatas, lantas
bagaimanakah Islam meresponnya, agar mampu bersaing dengan bangsa barat?

(1) Memiliki sistem perbankan internasional dan mampu mengoperasionalkannya sendiri.


Untuk dapat memiliki sistem perbankan internasional dan mampu mengoperasimalkannya
sendiri, maka umat Islam harus kembali menengok sistem perkonomian islam yaitu ekonomi
syariah.Ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang dibangun berdasarkan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip syariah. Sebuah sistem ekonomi yang pada beberapa dasawarsa terakhir tren
ekonomi berbasis syariah semakin menunjukkan eksistensinya dan mampu menjadi solusi serta
penyeimbang dari keterpurukan dan lesunya perekonomian global. 1 Oleh karena itu, umat Islam
perlu memahami tentang konsep dan strategi ekonomi syariah sebagai respon terhadap
kemapanan sistem ekonomi konvensional yang dinilai sebagai sistem ekonomi yang tidak
mengakomodir serta mengabaikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai luhur keadilan dan
kesejahteraan sosial daripada kesejahteraan individu. Ekonomi syariah hadir membawa harapan
baru di tengah semakin berkurangnya percayaan terhadap sistem ekonomi konvensional yang
dinilai telah gagal dalam menciptakan kemakmuran, melainkan semakin bertambahnya angka
kemiskinan yang disebabkan inflasi.
Di tengah gelombang ketidakpastian perekonomian dunia, ekonomi Islam hadir sebagai konsep
ekonomi yang berpegang teguh pada nilai-nilai keadilan, kejujuran dan keterbukaan serta saling
menolong mendapat apresiasi yang luar biasa. Setidaknya ada beberapa alasan mengapa
ekonomi Islam dijadikan sebagai pilihan sistem ekonomi dunia, menurut Rokan (2013): Pertama,
sistem ekonomi Islam mampu mengantisipasi dalam menghadapi krisis ekonomi dunia, menurut
pernyataan Nazrin Syah (duta pusat keuangan Malaysia (MIFC)) dalam “Oman Economic Forum
2013” Republika, rabu8 mei 2013 hal. 15. Sebagaimana dikutip oleh Rokan, bahwa Jika melihat
krisis saat ini sesungguhnya penyebabnya adalah karena banyak negara
Iqtishadia, Vol 8, No. 1, Maret 2015 143
Konsep dan Peran Strategis Ekonomi Syariah Terhadap Isu Kemiskinan
1
KONSEP DAN PERAN STRATEGIS EKONOMI SYARIAH TERHADAP ISU KEMISKINAN
Yuliyani STKIP PGRI Tulungagung Iqtishadia, Vol 8, No. 1, Maret 2015, 133-154
negara menjalankan berbagai larangan yang ada dalam ekonomi syariah. Rokan memandang
bahwa hal itulah yang menjadikan sistem konvensional yang sarat ribawi sudah terbukti
kegagalannya. Melihat fenomena tersebut, dalam perkembangannya ekonomi syariah semakin
mendapat tempat dan diyakini dapat menggiring perekonomian dunia menuju terciptaanya
keamanan dan keadilan masyarakat. Kedua, sistem ekonomi syariah lebih profitable
(menjanjikan keuntungan). Menurut Rokan, dalam berbagai penelitian disebutkan bahwa sistem
perekonomian syariah lebih menguntungkan secara ekonomi. Salah satunya penelitian yang
dilakukan oleh Maher Hasan dan Jemma Dridi sebagaimana yang dikutip M. Lutfi Hamidi yang
menyatakan bahwa penelitian terhadap bank Islam dan bank konvensional dalam rentang waktu
2007-2010 di delapan Negara (Bahrain,Yordania, Kuwait, Malaysia, Qatar, Arab Saudi, Turki, dan
Uni Emirat Arab) terkena dampak krisis. Hasinya kedua bank baik bank Islam maupun bank
konvensional juga ikut terkena krisis. Namun pengaruhnya berbeda. Tenyata, modal keuangan
yang secara intrinsik melarang bisnis yang bersifat spekulatif mengurangi dampak krisis pada
2008. Ketiga, sistem ekonomi syariah lebih kebal dan berdaya tahan. Contoh konkrit masih
mengutip penelitian yang sama bahwa aspek pembiayaan dan pertumbuhan aset selama 2008-
2009 kinerja bank Islam masih lebih baik daripada bank konvensional serta lebih mendukung
terciptanya stabilitas keuangan dan ekonomi. Keempat, sistem ekonomi Islam telah diakui oleh
banyak kalangan, termasuk dikalangan non muslim di dunia. Dari uraian di atas, terlihat bahwa
sistem ekonomi yang dibangun berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam memiliki nilai yang lebih
positif, karena sistem ini dibangun tidak hanya berorientasi pada pencapaian profit semata,
melainkan berorientasi pada nilainilai kemaslahatan.
(2) mengendalikan peredaran mata uang
Seperti telah diuraikan di atas, bahwa kebijakan moneter yang diambil bank sentral bertujuan
untuk mengatasi inflasi, mengontrol nilai tukar mata uang, dan memacu pertumbuhan ekonomi.
Langkah yang diambil otoritas moneter dapat berupa menetapkan tingkat suku bunga, baik
secara langsung atau tidak melalui operasi pasar, atau melakukan aktivitas di pasar valuta asing.
Jelas bahwa kebijakan moneter seperti ini bertentangan dengan prinsip syariah yang
mengidentikkan bunga dengan riba. Mungkinkah kebijakan moneter dapat berjalan tanpa
instrumen suku bunga? Inilah pertanyaan yang selalu disampaikan dalam beberapa forum
diskusi ekonomi Islam.
1. Kebijakan dan Instrumen Moneter Islam Kebijakan moneter sebenamya mampu dijalankan
tanpa menggunakan instrumen suku bunga. Hal ini dibuktikan pada zaman Rasulullah SAW dan
Khulafaur Rasyidin. Perekonomian di Jazirah Arab ketika itu adalah perekonomian dagang,
bukan ekonomi yang berbasis pada sumber daya alam. Bila para pedagang melakukan ekspor
barang, berarti mereka pun sesungguhnya sedang mengimpor dinar atau dirham. Sebaliknya,
jika mereka mengimpor barang, berarti dinar atau dirham yang diekspor. Dengan demikian,
keseimbangan permintaan dan penawaran di pasar uang adalah derived market dari
keseimbangan pasar barang dan jasa.9 ALQALAM 148 Vol. 29 No. 1 Oanuari-April) 2012
Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi clan sekaligus menciptakan stabilitas, Islam tidak
menggunakan instrumen bunga atau ekspansi moneter melalui pencetakan uang baru atau
kebijakan defisit anggaran. Islam mengajarkan supaya mempercepat perputaran uang clan
pembangunan infrastruktur sektor riil. Yang menjadi faktor pendorong percepatan perputaran
uang adalah kelebihan likuiditas tidak boleh ditimbun clan tidak boleh dipinjamkan dengan
bunga, sedangkan faktor penariknya adalah dianjurkannya transaksi pinjaman qard, sedekah,
clan kerjasama bisnis dalam bentuk mudharabah. 10 Menurut Merza Gamal, yang merujuk pada
pendapat alGhazali, bahwa orang yang menimbun uang berarti telah berbuat kriminal, karena
menimbun uang berarti menarik uang dari peredaran. Dalam teori moneter modem,
penimbunan uang berarti memperlambat perputaran uang. Hal ini berarti memperkecil
terjadinya transaksi, sehingga perekonomian menjadi lesu.11 Teori permintaan uang yang
dikembangkan al-Ghazali memiliki banyak persamaan dengan Quantity Theory of Monry yang
belakangan muncul clan dikemukakan oleh aliran monetaris seperti Irving Fisher clan Milton
Friedman. Inti permikiran kaum monetaris menyatakan bahwa jumlah nominal penghasilan
negara sama dengan kecepatan sirkulasi uang dikalikan dengan uang yang ada dalam ekonomi.
Karena itu dapat dilihat secara matematis bahwa makin cepat beredar uang dalam ekonomi,
makin tinggi penghasilan nasional clan pada gilirannya rakyat akan semakin makmur. Sebaliknya,
jika uang ditahan dari sirkulasi, maka roda ekonomi makin melambat clan terjadilah stagnasi
dalam ekonomi. Berarti kebijakan moneter yang sedang dijalankan adalah kebijakan moneter
kontraktif.12 Seperti layaknya sebuah sistem hasil rekayasa manusia, sistem moneter
konvensional yang telah dijelaskan di atas ternyata banyak menyimpan masalah. Jika ditelaah
lebih dalam, terdapat delapan faktor yang menjadi sumber penyimpangan dari sistem moneter
konvensional.13 Yang pertama berkaitan dengan fungsi utama uang. Dalam teori ekonomi saat
ini uang berfungsi sebagai alat tukar (medium of exchange), satuan hitung (unit of accoun!), clan
penyimpan nilai kekayaan (store of value). Dengan penggunaan uang kertas, fungsi uang sebagai
satuan hitung clan penyimpan nilai sudah gugur. Karena uang kertas yang sekarang berlaku
nilainya selalu berubah disebabkan aclanya inflasi. Ajaran ekonomi Islam mereduksi fungsi uang
hanya sebagai alat tukar
SISTEM MONETER DALAM
PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM:
149 ZAINI IBRAHIM
clan satuan hitung. Mata uang yang cligunakan harus bisa menjamin kestabilan nilai. Faktor
kedua adalah penggunaan base-monry targeting sebagai kerangka kebijakan moneter. Base-
monry targeting atau pengendalian uang kartal sebagai instrumen kebijakan moneter
disandarkan pada teori kuantitas uang. Efektivitas kebijakan ini sangat tergantuog pada
stabilitas perputaran uang beredar (velocity stability). Kebijakan pengendalian base-monry
sangat tidak tepat karena nilai uang saat ini cenderung berfluktuasi. Ekonomi Islam menawarkan
untuk mencari alat moneter yang menjamin kestabilan, maka emas clan perak dipilih sebagai
instrumen moneter dalam Islam. Faktor ketiga adalah stabilitas kurs mata uang tergantung pada
tingkat inflasi. Tingkat inflasi tercermin dari naiknya harga baning secara umum. Dalam hal ini,
bank sentral selaku otoritas moneter memiliki kemampuan memengaruhi tekanan inflasi yang
bersumber dari tingginya permintaan. Langkah yang bisa ditempuh di antaranya dengan
menggunakan tiga instrumen, suku bunga, kredit perbankan, clan ekspektasi. Jika ketiga
instrumen tersebut berkaitan dengan riba, !Jubhat, mai!Jir, clan gharar, maka ini tidak sesuai
dengan prinsip Islam. Faktor keempat berkaitan dengan faktor ketiga di atas, yaitu penggunaan
suku · bunga sebagai instrumen moneter signaling. Pelaksanaan kebijakan moneter Islam tidak
memungkinkan penetapan suku bunga sebagai target atau sasaran operasional. Fakta
menunjukkan bahwa instrumen suku bunga tidak cukup mampu untuk menstabilkan nilai uang
clan moneter. Faktor yang kelima lahir karena adanya ketergantungan mata uang lokal terhadap
mata uang negara lain sebagai acuan. Misalnya, saat ini naik turunnya mata uang rupiah selalu
disandingkan dengan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) sebagai hard cumnry. Apabila dolar
AS mengalami gejolak, maka mata uang lain akan terpengaruh. Faktor yang keenam
menunjukkan bahwa kenyataan saat ini uang tidak hanya dijadikan sebagai alat tukar, tapi juga
sebagai komoditas perdagangan clan ditarik bunga dari setiap transaksi
peminjaman/penyimpanan uang. Konsekuensinya, uang dijadikan alat spekulasi. Faktor ketujuh,
dalam konsep ekonomi Islam uang harus mencerminkan sektor riil. Jika ada yang menimbun
uang atau dibiarkan tidak produktif, berarti telah mengurangi jumlah uang beredar yang
berdampak melambatnya roda perekonomian. Untuk kasus di Indonesia, tindakan penimbunan
uang justru dilakukan Bank Indonesia (BI) dengan menyerap dana melalui Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) clan menyunpannya. ALQALAM 150 Vol. 29 No. 1 Qanuari-April) 2012
Kemuclian faktor yang terakhir dilihat dari aspek kelembagaan. Bank sentrnl tidak
mempersoalkan aclanya entitas individu. Hal ini berbeda dengan ekonomi Islam yang objeknya
kepada mukallef secara individual. Adapun fenomena resesi ekonomi yang sekarang masih
dapat dirasakan, sesungguhnya dapat diatasi dengan pendekatan sistem keuangan syariah.
Bachrul Ihni mengemukakan bahwa sistem keuangan syariah bisa menjadi solusi atas krisis
keuangan global. Ada dua alasan yang mendasari pendapatnya.14 Pertama, sistem keuangan
syariah hanya membolehkan penyaluran kredit atau pembiayaan bila memang ada aset yang
dijadikan dasar transaksi (underlying). Alasan kedua, sistem 'keuangan Islami t:idak
memperbolehkan aclanya instrumen derivatif (turunan). Kalaupun diperbolehkan seperti halnya
yang terjadi di Malaysia clan Timur Tengah, hanya untuk upaya lindung nilai (hedging) atas risiko
nilai tukar dalam transaksi pembiayaan ekspor impor (trade finance), bukan untuk mencari
untung. Untuk kasus di Indonesia, Dewan Syariah Nasional (DSN) belum mengizinkan transaksi
derivatif. Penyebab utama dari krisis keuangan global yaitu salah dalam menyalurkan kredit.
Dalam konteks perbankan syariah harus dipastikan bahwa transaksi didasarkan pada aset yang
jelas. Islam melarang transaksi pembiayaan yang hanya didasarkan pada sekuritisasi tanpa
kejelasan aset. Sehingga bila debitur mengalami gagal bayar (default), bank t:idak menderita
risiko besar karena transaksi didasarkan pada aset yang ada clan bisa dijual sebagai pelunasan
kewajiban.15 Adiwarman menambahkan satu alasan lagi bahwa dalam sistem moneter Islam
transaksi valas dibatasi hanya dalam bentuk spot. Prinsip ini mencegah perdagangan uang yang
akan memicu spekulasi. Transaksi fanvard clan swap dalam valas, apalagi transaksi futures, akan
membuat setiap pelakunya membuat prediksi kurs sehingga kurs tidak lagi ditentukan pada nilai
tukar objektifnya. Tidak adanya pembatasan hedging untuk kebutuhan transaksi rill mendorong
volume hedging jauh lebih besar dari kebutuhan sebenarnya. Perdagangan instrumen hedging
telah mengubah tujuan awalnya untuk, berlindung dari gejolak kurs menjadi tujuan mengambil
keuntungan dari gejolak kurs. 16 Kembali pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Ascarya,
dikemukakan bahwa determinan inflasi dalam sistem moneter konvensional berupa uang fiat,
suku bunga, fractional reserve, clan exchange rate menyumbang 81,4 persen inflasi di Indonesia.
Menatiknya, bila instrumen tersebut diganti dengan determinan inflasi dalarn sistem moneter
Islam, berupa profit and loss sharing (PLS) return, penawaran uang (monry suppjy), clan single
global cumnry, total SISTEM MONETER DALAM 151 ZAINI IBRAHIM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
hanya menyumbang inflasi sebesar 5, 1 persen. Penerapan PLS return untuk menggantikan
interest rate akan mengurangi tingkat inflasi sebesar 51,8 persen. Sementara bila exchange rate
diganti clengan single global currency maka akan menguransi inflasi sebesar 22,9 persen.
Dengan clemikian, solusi jangka penclek yang mesti dilakukan adalah memperbesar pembiayaan
berbasis bagi hasil di lembaga keuangan syariah. Sementara clalam jangka panjang, otoritas
moneter disarankan melakukan peralihan instrumen moneter clari interest rate ke PLS return
based. 11 Hal yang penting juga dipikirkan yaitu upaya mereformasi sistem mata uang yang
dijalankan saat ini. Uang fiat terbukti berclampak pacla instabilitas nilai tukar yang kemudian
menciptakan masalah inflasi. 2
2
(3) costumer utama dunia
Globalisasi telah mempopulerkan budaya konsumen. Konsumerisme telah melahirkan
materialisme. 7. konsumerisme global sekarang membentuk budaya global yang homogen di
mana budaya asli Selatan sedang digantikan oleh budaya Barat.
merevitalisasi local wisdom. Salah satu cara halus yang dilakukan Barat untuk mengukuhkan
hegemoninya kepada dunia, tak terkecuali masyarakat muslim, adalah dengan menciptakan
“rezim pengetahuan”. Rezim pengetahuan tidak memberikan ruang yang bebas kepada
pengetahuan lain untuk berkembang. Generasi terdidik di kalangan masyarakat muslim
diarahkan sedemikian rupa untuk menjadi agen dan penjaga sistem pengetahuan Barat. Hal ini
terlihat jelas saat kaum terdidik setia dan tanpa disadari menyebarkan serta membela mati-
matian nilai-nilai dan institusi Barat. Mereka mengatakan bahwa semua yang datang dari Barat
harus diterima dan diikuti sebagai nilai-nilai universal yang merupakan produk peradaban
terbaik dan solusi terbaik dalam mengantarkan kepada kemakmuran
1 Amer Al-Roubaie, “Globalisasi dan Posisi Peradaban Islam,” Islamia: Majalah Pemikiran dan
Peradaban Islam, No. 4, Vol 1 (Maret 2005), 18. 2 Hamid Fahmy Zarkasy, Misykat: Refleksi
Tentang Islam, Westernalisasi dan Liberalisasi (Jakarta: INSIST, 2012), xiv-xv.
321Cendekia Vol. 15 No. 2, Juli - Desember 2017
umat manusia.3 Pemikiran masyarakat muslim jenis inilah yang oleh Fazlur Rahman dianggap
telah ter-Barat-kan (westernized). Yusuf Qardhawi menolak dengan tegas pemikiran yang
menyatakan bahwa westernisasi yang menjelma menjadi globalisasi sesuai atau sejalan dengan
prinsip universalisme Islam. Ia kemudian membuat komparasi sebagai berikut: Pertama,
globalisasi berpijak pada prinsip “keberlangsungan bagi yang paling kuat” (albaqa` li al-aqwa)
sementara universalitas Islam berpijak pada prinsip kemuliaan manusia dan kesetaraan dalam
memikul tugas dan tanggung jawab dalam memakmurkan bumi. Kedua, dalam globalisasi
interaksi antar pihak cenderung berbentuk pola hubungan antagonis atasan dan bawahan
sementara dalam konsep Islam bentuknya adalah persaudaraan dan partnership.4 Jika diamati
secara umum, betapa berbagai macam produk yang ditawarakan dan datang dari Barat, baik
politik, ekonomi, budaya, gaya hidup maupun pemikiran menjadi magnet tersendiri yang
menggiurkan bagi masyarakat Indonesia. Setiap hari masyarakat disuguhi dengan berbagai
macam informasi dan tayangan, baik melalui media massa maupun elektronik berupa film,
sinetron, infotainment, reality show, dan sebagainya yang kerapkali jauh dari nilai-nilai Islam.
Semua itu berkiblat kepada Barat. Karena itu, sadar atau tidak, sebenarnya banyak masyarakat
Indonesia yang menjadikan nilai-nilai budaya Barat sebagai standar, baik dalam hal etika
maupun estetika. Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa arus westernisasi sudah
sedemikian kuat. Nilai-nilai budaya dan ideologi Barat telah masuk pada pikiran masyarakat
Indonesia yang mayoritas muslim, sehingga tanpa disadari ia telah menjadi pandangan hidup

2
SISTEM MONETER DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
ZAIN! IBRAHIM Fakultas Syari'ah clan Ekonomi IslamALQALAM 142 Vol.,29 No.1 Qanuari-Aprilj,20.12 141-160
(world view). Sedangkan world view sendiri sebagaimana diungkapkan Alparslan Acikgenc
adalah berperan sebagai motor penggerak dari perbuatan atau menurut Ninian Smart
sebagaimana dikutip Hamid Fahmy, berfungsi sebagai motor bagi keberlangsungan dan
perubahan sosial dan moral.5 Pendidikan Islam berbeda dengan pendidikan kapitalis yang
diusung oleh neoliberal, yang menjadikan pendidikan sebagai barang dagangan, yang ukurannya
serba material. Kesuksesan dan derajat kemuliaan diukur dari kuliah cepat, nilai tinggi, dan kerja
di tempat yang paling banyak menghasilkan uang,
3 Anjar Nugroho, Hegemoni Barat dan Respon Islam, diakses 9 Agustus 2017, http://
islamicreform.blogspot.co.id. 4 Aziza Meria, “Pendidikan Islam di Era Globalisasi dalam
Membangun Karakter Bangsa,” Jurnal Al-Ta’lim, No. 1, Jilid 1 (Februari 2012): 88. 5 Hamid Fahmi
Zarkasyi, Islam sebagai World View: on Islamic Civilization, Laode M. Kamaluddin (ed.)
(Semarang: Unissula Press, 2010), 98.
Tian Wahyudi, Peran Pendidikan Islam dalam Membangun World View ...322
sedangkan sikap dan perilaku mulia bukan merupakan hal yang istimewa, sehingga tidak perlu
diapresiasi. Implikasinya, banyak masyarakat kita saat ini cenderung menilai orang dari seberapa
banyak harta yang dipunya, mobil yang dipakai, seberapa besar dan mewah rumah yang dimiliki
dan sebagainya. Hal-hal tersebut tentu bukan menggambarkan hakikat dan tujuan pendidikan
Islam. Pendidikan Islam memiliki misi mulia dari hanya sekedar orientasi materi. Pendidikan
Islam berperan menyadarkan manusia tentang kedudukan dan fungsi dirinya. Islam
mengajarkan bahwa manusia adalah hamba yang memiliki kewajiban untuk mengabdi kepada
Allah Sang Khaliq, sehingga perintah dan larangannya menjadi instruksi mutlak yang harus
dipatuhi. Di samping itu, ia juga berperan sebagai wakil Allah di bumi (khalifatulla>h fil ardh)
yang berkewajiban untuk memakmurkan bumi ini sehingga menjadi tempat dan sarana yang
nyaman untuk menghantarkannya ke alam berikutnya, bukan sebagai perusak yang berbuat
gaduh, huru-hara, penindasan (mafsadat) dan sejenisnya yang implikasinya sebenarnya kembali
kepada manusia itu sendiri.
(4) menguasai pasar modal internasional
bisnis syariah Tingkat persaingan dalam dunia bisnis menuntut setiap pemasar untuk mampu
melaksanakan kegiatan pemasarannya dengan lebih efektif dan efisien. Kegiatan 10 Ibrahim,
Manajamen ..., 2006, h. 79 11 Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT,
Jakarta: Gramedia, 1997, h. 2 5 pemasaran tersebut membutuhkan sebuah konsep pemasaran
yang mendasar sesuai dengan kepentingan pemasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan.
Dalam hal ini, pemasaran syariah atau marketing syariah memiliki posisi yang sangat strategis,
karena pemasaran syariah merupakan salah satu strategi pemasaran yang didasarkan pada Al-
Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Pemasaran syariah merupakan sebuah disiplin bisnis
strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values (nilai) dari
satu inisiator (pemrakarsa) kepada stakeholder-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai
dengan akad serta prinsipprinsip syariah dan muamalah dalam Islam.12 Pemasaran merupakan
salah satu dari kegiatankegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang. Menurut William J.
Stanton, pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, 12 Alma, Manajemen ..., h. 340 6
mempromosikan, dan mendistibusikan barang dan jasa yang memuaskan baik kepada pembeli
yang ada maupun pembeli potensial.13 Sedangkan menurut Kertajaya, pemasaran syariah atau
syariah marketing adalah strategi bisnis, yang harus memayungi seluruh aktivitas dalam sebuah
perusahaan meliputi proses, menciptakan, menawarkan, pertukaran nilai, dari seorang
produsen, atau satu perusahaan, atau perorangan, yang sesuai dengan ajaran Islam.14 Dengan
berpegang teguh pada nilai-nilai yang terdapat pada Al-Qur’an dan Hadist, Nabi Muhammad
sebagai teladan, melakukan bisnis secara profesional. Nilai-nilai tersebut menjadi suatu
landasan yang dapat mengarahkan untuk tetap dalam koridor yang adil dan benar. Landasan
atau aturan-aturan inilah yang menjadi suatu syariah atau hukum dalam melakukan bisnis.15
Seorang muslim yang baik, dalam transaksi muamalahnya, terutama dalam hal pemasaran, baik
13 Basu Swastha, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta: Liberty Offset, 2008, h. 5 14
Alma, Manajemen ..., h. 343 15 Hermawan Kertajaya, Syariah Marketing, Bandung: Mizan
Pustaka, 2006, h. 27 7 sebagai perusahaan, pemilik, pemasar, pesaing, maupun sebagai
pelanggan harus menjalankannya dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip keadilan, kejujuran,
transparasi, etika dan moralitas, sebagaimana dalam firman Allah surat An-Nahl ayat 90:16
      
         
  Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku
adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan
keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.” (QS An-Nahl:90)17 Strategi pemasaran syariah berusaha menanamkan
perusahaan dan produknya pada pelanggan. Strategi bertujuan untuk “how to win the market”
(bagaimana memenangkan pasar).18 Seperti yang telah diketahui keadaan dunia yang bersifat
dinamis, yang diwarnai dengan adanya perubahan dari 16 Ibid. h. 7 17 Al-Qur’anul Karim ..., (An-
Nahl) h. 278 18 Alma, Manajemen ..., h. 352 8 waktu ke waktu dan adanya keterkaitan antara
satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, strategi pemasaran merupakan serangkaian tujuan
dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran
perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya,
terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan
persaingan yang selalu berubah. Penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis
lingkungan dan internal perusahaan melalui analisis keunggulan dan kelemahan perusahaan,
serta analisis kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari lingkungannya.19 Dalam
keadaan yang menyebutkan bahwa kondisi persaingan yang berada pada tahap yang tidak baik,
dimana perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam satu industri bahkan lintas industri,
memiliki akses yang relatif sama terhadap ketersediaan teknologi untuk menghasilkan produk
19 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar Konsep dan Strategi, Jakarta: Rajawali Pers,
2013, h. 168-169 9 baru. Serta perubahan yang berjalan begitu cepat dan tidak selalu
diprediksikan dengan akurat. Kondisi tersebut mengharuskan perusahaan untuk melakukan
analisis lingkungan perusahaan baik lingkungan eksternal perusahaan maupun lingkungan
internal perusahaan.2020 Ismail Sholihin, Manajemen Strategik, Jakarta: Erlangga, 2012, h. 128
2

(5) mampu menerapkan leadership dalam berbagai negara


Kepemimpinan Adalah cara untuk memimpin, sedikitnya terdapat empat alasan mengapa
seorang pemimpin dibutuhkan. Pertama, secara alamiah manusia butuh untuk diatur. Kedua,
dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili kelompoknya. Ketiga, sebagai
tempat pengambil alih resiko apabila terjadi tekanan terhadap kelompoknya. Keempat, sebagai
tempat untuk meletakkan kekuasaan. Imamah atau kepemimpinan Islam adalah konsep yang
tercantum dalam Al-Qur’an dan Assunah, yang meliputi kebutuhan manusia dari pribadi,
keluarga, bahkan sampai ummat manusia atau kelompok. Konsep ini mencakup baik cara-cara
memimpin demi terlaksananya ajaran Islam untuk menjamin kehidupan yang lebih baik di
dunia dan akhirat sebagai tujuan kepemimpinan Islam. Berdasarkan uraian di atas, dapat
ditegaskan bahwa, kepemimpinan Islam adalah suatu proses atau kemampuan orang lain untuk
mengarahkan dan memotivasi tingkah laku orang lain, serta ada usaha kerja sama sesuai
dengan Al-Qur’an dan Hadis untuk memiliki kemampuan untuk melakukan intervensi militer
secara massif prajurit yang bertauhid dan berakhlak.

Di dalam Islam konsep kepemimpinan sering disebut dengan khalifah yang berarti wakil. Namun
kemudian mengalami pergeseran dengan masuknya kata amir atau penguasa. Oleh sebab itu
kedua istilah

16 Stephen P.Robbin, Organization Behavior, ”Prilaku Organisasi” Buku 2, (Gramedia, 2003), h.


93
17 Ricky W. Griffin, Management, Edisi 2, h. 421 18 Miftah Thoha, l Kepemimpinan dan
Manajemen...h.93
Kepemimpinan dalam Perspektif Islam dan Dasar Konseptualnya | 69 Maimunah
ini dalam bahasa Indonesia sering diasumsikan sebagai pemimpin formal. Akan tetapi, apabila
merujuk kepada firman Allah swt. Dalam surat al Baqarah ayat 30 yaitu :
                       
“ (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, "Sesungguhnya Aku Hendak
menjadikan seorang Khalifah di muka Bumi". (Al Baqarah: 30)19

Maka kedudukan nonformal dari seorang khalifah juga tidak bisa dipisahkan lagi. Perkataan
khalifah dalam ayat tersebut tidak hanya ditujukan kepada para khalifah sesudah Nabi, tetapi
adalah penciptaan Nabi Adam a.s. yang disebut sebagai manusia dengan tugas untuk
memakmurkan bumi dan meliputi tugas menyeru orang lain berbuat amar ma'ruf dan mencegah
perbuatan mungkar. Ayat ini mengisyaratkan bahwa, pada prinsipnya boleh-boleh saja
seseorang memohon kepada Allah agar dijadikan imam (pemimpin). Karena ia memohon
kepada Allah maka harus menjalankan kepemimpinannya sesuai kemauan Allah. Yang dilarang
adalah orangorang meminta jabatan dan tidak dapat menjalankan, karena tidak mempunyai
potensi dan kemampuan. Ibnu Khaldun berpendapat bahwa khalifah merupakan beban bagi
umat sepanjang pandangan syara’ untuk kemaslahatan akhirat dan dunia yang akan kembali
lagi. Sebab hal yang bersifat duniawi menurut syara’ semuanya dapat diibaratkan untuk
kemaslahatan akhirat. Maka

19 QS:Al-Baqoroh:30
70 | Jurnal Al-Afkar Vol. V, No. 1, April 2017
dari sini dipahami bahwa dalam hakekatnya khalifah adalah pengganti pemimpin syari’at (Nabi
Muhammad saw) dalam memelihara Agama dan dunia.20 Sebagaimana yang diungkapkan
dalam hadis yang diriwayatkan oleh Zahya bin Zahya dari Mughirah bin Abdurrahman al-Hizami
dari Abu Zinad dari al- A’raj dari Abu Hurairah dari Rasulullah saw. Beliau bersabda : َ
َ ‫ى بَّ الن َِ ن َع‬ َّ ‫ي ا ن‬
ِ َِّ ‫ث د‬ َ ‫ب ى يْ ح‬ َ ْ‫ي ن‬َُ ‫ير ُغ ْم ا َل ا ن ر بْ خ أَ ى يْ ح‬ ِ ‫بة‬ َُ ْ‫ى ام ِز حْ ا ِ َل ن ْم َّح الر َِ ْد ب َُع ن‬
ِ ُّ ‫ح‬
َ ْ َ ْ
‫علي َهوسلم‬-َ َ ‫اهلل‬
َ ‫صل َى‬-‫ى ب أ ن ع‬ ِ َ ‫ى ب أ ن َِع ج رْ األ ع َِ ن َِع اد نِّ الز‬ ِ ‫ة رْ ي ُر َه‬
‫ال َ َ« ق‬
‫ف‬َ ‫ى ن ط اع ْأَ د ق‬ ِ ‫ي ن م َو‬ َ ْ ‫ر األ م َِصْ ع‬/ ِ /‫ف ي‬ َ ‫ى ن ط اع ْأَ ن َ م ْ د ق َْ د ق‬ َْ
ِ ‫ل َ ع ط ا أ د ق َف‬//‫ي ن م َو َّه ال‬ َ ْ ‫ى ِن صْ ع‬ ِ ‫َف‬
‫ى ص ان َ ع‬ ِ ‫ع‬ ‫ى‬ ‫ص‬ َ ‫ل‬/‫ال‬ ‫ه‬
َّ ‫و‬َ ‫م‬ ‫ن‬ ‫ي‬
َ ْ ُ
‫ط‬ ‫ع‬ َ ِ ‫م‬ ‫األ‬ ‫ير‬ Artinya: "Barang siapa yang taat kepadaku, niscaya
ِ ِ
Dia taat kepada Allah. Dan barang siapa yang durhaka kepadaku, niscaya dia akan durhaka
kepada Allah. Barang siapa yang taat kepada pemimpin, niscaya dia akan taat kepadaku. dan
barang siapa durhaka kepada pemimpin, niscaya dia durhaka kepadaku".21

Selain kata khalifah, konsep kepemimpinan dalam al-Qur’an juga biasa disebut dengan kata
Imam. Kata Imam merupakan derivasi dari kata Amma-Ya’ummu yang berarti menuju,
menumpu atau meneladani. Dari akar kata yang sama, lahir juga kata yang antara lain adalah
umm yang berarti Ibu dan imam yang maknanya juga pemimpin, karena

20 Ibnu Khaldun, Muqoddimah, (Beirut: Dar al- Fikr, tt), h. 134


21 Shahih Muslim, hadits no 48 52 Juz II, (Lebanon: Dar Al Kutub Beirut, t.t), h.129.
Kepemimpinan dalam Perspektif Islam dan Dasar Konseptualnya | 71 Maimunah
keduanya menjadi teladan, tumpuan pandangan dan harapan. Ada juga yang berpendapat kata
imam pada mulanya berarti cetakan seperti cetakan untuk membuat sesuatu yang serupa
bentuknya dengan cetakan itu. Dari sini Imam diartikan teladan.22 Abu Zahrah berpendapat
bahwa imamah dan khilafah merupakan kesamaan arti. Dia mengatakan “bahwa imamah juga
disebut khalifah, sebab orang yang menjadi khilafah adalah penguasa tertinggi bagi umat Islam
yang mengerti. Khilafah juga disebut imam, sebab para khilafah adalah pemimpin yang wajib di
ikuti.23 Selanjutnya digunakan pula istilah Ulil Amri yang satu akar dengan kata Amir
sebagaimana disebutkan di atas. Kata Ulil Amri berarti pemimpin tertinggi dalam masyarakat
Islam,24 seperti firman Allah swt dalam surat an Nisa' ayat 59.
                 
    
Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul Nya dan Ulil Amri diantara kamu.
(Al Nisa': 59)25

Dalam al Qur'an ada pula istilah Auliya' yang berarti pemimpin yang sifatnya resmi dan tidak
resmi. Sesuai dengan firman Allah surat al-Maidah ayat 55.
                   
      
    

Dalam hadis Rasulullah saw. Istilah pemimpin dijumpai dalam kata Ra'in, seperti dalam sebuah
hadits ..... ( ‫ راع كلكم‬Setiap orang diantara kamu adalah pemimpin). Dari uraian al-Qur'an dan
Hadis di atas hal yang dapat digaris bawahi, adalah bahwa kepemimpinan Islam merupakan
kegiatan menuntun, membimbing, memandu dan menunjukkan jalan yang diridloi Allah swt.
Kemudian dalam rangka memahami dasar konseptual kepemimpinan dalam perspektif Islam
paling tidak harus digunakan tiga pendekatan yaitu normatif, historis dan teoritis.27
(6) mengendalikan jalur lalu lintas laut memiliki peran penting dalam bidang pendidikan
meneguhkan pesan agama
(7) menguasai akses ke seluruh dunia

Pembelajaran bahasa Asing, seharusnya lebih diarahkan sebagai pemberian keterampilan hidup (life
skill), yakni kemampuan berkomunikasi. Kemampuan komunikasi guru akan semakin hebat sementara
kemampuan menyimak siswa akan semakin mantap. Jika sudah merasa siap, siswa akan mengimbangi
guru dalam dialog yang bermakna secara suka rela tanpa ada perasaan takut atau merasa dipaksa.
Penguasaan terhadap pengetahuan bahasa dan kemampuan berbahasa merupakan dua kemampuan
yang tidak mudah untuk dikuasai keduanya dalam waktu bersamaan. Namanya bahasa, seharusnya
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari bukan lantas dihapalkan. Bahasa juga membutuhkan
keberanian untuk diucapkan tidak sebatas pelajaran tata bahasa (grammar) .

Bahasa Asing yang merupakan bentuk pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik sebagai medium,
merupakan bentuk pendidikan yang unik dan kaya akan berbagai pengalaman yang kelak dibutuhkan
agar ia dapat berpartisipasi dan beradaptasi dengan pergaulan dunia modern. Di samping nilai fisik-
motorik yang dapat dibangun melalui proses pembelajaran bahasa Asing, nilai-nilai psiko-sosial yang
saat ini menjadi budaya dalam pergaulan masyarakat dunia, seperti menghargai orang lain dan mentaati
peraturan, kerja keras, jujur, pantang menyerah dan kerja sama merupakan nilai-nilai yang menjadi
bagian dari proses transformasi dalam pembelajaran. Bahasa Asing tidak lagi dipandang pendidikan
yang focus orientasinya pada pengembangan kapasitas fisik-motorik saja, melainkan pada semua
domain dari perkembangan totalitas anak (Gallahue, 1989). Temuan penelitian, di antaranya oleh
Caplan (1999) tampaknya menjadi bagian paradoks dari kekhawatiran dari makin kurangnya eksistensi
bahasa Asing terhadap pengembangan aspek akademik. Aktivitas fisik dalam bahasa Asing, tidak
semata-mata menjadi media yang dapat menjadi media penyaluran kelebihan energi, minat dan hasrat
bergerak, melainkan ia menjadi media untuk membangun diri; fisik-motorik,

psiko-sosial yang terintegrasi dalam budaya dan etika masa kini dan masa depan. Keunikan yang
terdapat dalam pembelajaran bahasa Asing merupakan satusatunya proses pembelajaran yang dapat
melengkapi proses pendidikan keseluruhan anak didik. Oleh karenanya tidak ada pendidikan yang tidak
memiliki sasaran paedogogis dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa bahasa Asing (Ateng; 2001).
Sedemikian mendesaknya kebutuhan kemampuan berkomunikasi, namun di lain pihak dampak dari
pengajaran bahasa "Asing" (bahasa Inggris) di sekolah masih dipertanyakan. Sementara hasil nilai UAN
baik tingkat SMP maupun SMA dari tahun ke tahun masih belum menggembirakan. Kemampuan
komunikasi lisan para lulusannya juga masih belum memuaskan. Apakah yang telah, sedang dan akan
terjadi terhadap pengajaran bahasa Asing di sekolah? Penguasaan terhadap pengetahuan bahasa dan
kemampuan berbahasa merupakan dua kemampuan yang tidak mudah untuk dikuasai keduanya dalam
waktu bersamaan. Untuk mengatasi masalah ini, perlu pemikiran cerdas dan mendalam serta kiat-kiat
jitu yang tepat sasaran. Inginkah belajar bahasa Asing dan menguasainya? Pasti rata-rata jawabannya,
ya, bahkan sebagian besar menjawab sudah belajar bahasa Asing sejak SMP, SMA, sampai perguruan
tinggi. Tapi, kalau ditanya apakah Anda bisa berbahasa Asing? Jawabannya nanti dulu. Bahkan, ada suatu
gurauan menyatakan bahasa Asing adalah bahasa Asing, sehingga masih Asing baginya atau ia merasa
nasionalisme tinggi dengan memakai bahasa Indonesia. Namanya bahasa, seharusnya dipergunakan
dalam kehidupan sehari-hari bukan lantas dihapalkan. Bahasa juga membutuhkan keberanian untuk
diucapkan tidak sebatas pelajaran tata bahasa (grammar) yang sampai saat ini nampaknya mendominasi
pelajaran bahasa Asing. Jangan sampai ada suatu perkataan yang merasa bahwa bahasa Asing menjadi
pelajaran beban bagi para siswa termasuk guru, sehingga tidak ada nawaitu (niat) untuk menguasainya.
Bahasa merupakan gejala psikologis dan budaya. Artinya, kalau kita melihat bahasa Asing, misalnya
bahasa Jerman, Perancis, Jepang atau Arab, maka itu sama artinya bahasa kedua negara tersebut harus
dimaknai sebagai gejala psiklogis dan budaya dari masyarakat atau bangsanya. Begitu pula kalau kita
melihat bahasa Indonesia, maka itu sama artinya dengan melihat bahasa Indonesia sebagai gejala
psikologis dan budaya dari masyarakat atau bangsa Indonesia. Pada umumnya, bahasa itu terdiri dari
bunyi-bunyi dalam bentuk resistem yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi. Adapun komunikasi
sendiri dapat berbentuk lisan maupun tulisan.

(11) menguasai industri pesawat terbang

Ikut berinovasiIslam merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh
karena

itu, Islam menghendaki manusia menjalankan kehidupan yang didasarkan pada rasioanlitas

atau akal dan iman. Ayat-ayat Al Qur’an banyak memberi tempat yang lebih tinggi kepada

orang yang memiliki ilmu pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia jangan

pernah merasa puas dengan ilmu yang telah dimilikinya, karena berapapun ilmu dan

pengetahuan yang dimiliki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau

masalah yang ada di dunia ini.

(12) menguasai komunikasi internasional

Mengembangkan teknologi

Implikasi penting meningkatkan kelincahan organisasi bersumber dari kemampuan mengeksploitasi


bisnis UMKM di Kota Pontianak dengan melalui kreativitas komunikasi pemasaran dengan kesiapan
adopsi inovasi teknologi media sosial. Pertumbuhan teknologi media sosial harus dilihat sebagai bagian
dari strategi pemasaran jangka panjang. Teknologi media sosial sudah menjadi kebutuhan sehari-hari
dan sudah tidak ada batasan umur dan jenis pekerjaan. Organisasi yang dapat bergerak lincah adalah
organisasi dengan kemampuan mengadopsi inovasi teknologi media sosial secara menyeluruh untuk
semua unit kerja secara konsisten. Kontribusi teoritis penelitian ini memberikan rekomendasi yang
terkait dengan penggunaan adopsi inovasi teknologi media sosial untuk bisnis UMKM dalam konteks
kelincahan organisasi. Untuk loading faktor dalam penelitian ini menghasilkan masing-masing dari nilai
CR adalah (a) manfaat yang diperoleh (0,692), kemudahan penggunaan (0,858), sikap (0,823), intensitas
(0,838), dan kelincahan organisasi (0,731). Nilai ini mencerminkan semua variabel memiliki pengaruh
dan hubungan dalam menunjang proses adopsi inovasi teknologi media sosial. Kemudahan menciptakan
komunikasi langsung dengan stakeholder dan biaya rendah melalui adopsi inovasi teknologi media sosial
merupakan indikasi penting keberhasilan bisnis UMKM. Teknologi media sosial sudah bukan lagi sekedar
wacana, namun sudah menjadi bagian inti dalam persaingan bisnis UMKM, walaupun belum
sepenuhnya dapat meningkatkan kelincahan organisasi. Namun sifatnya yang dinamis memberi
kemudahan membangun hubungan loyalitas pelanggan saat ini dan mendatang.

(13) menguasai industri senjata-senjata canggih.

Unity of sciences

Anda mungkin juga menyukai