Anda di halaman 1dari 4

Permintaan uang dalam ekonomi moneter juga dipakai

dalam ekonomi Islam. Namun terdapat perbedaan


mendasar pada keduanya. Menurut anda, dimanakah letak
perbedaan permintaan uang dalam ekonomi moneter dan
ekonomi Islam. Apakah faktor yang mempengaruhi
permintaan uang dalam ekonomi Islam?

Pada awalnya kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai pengertian ekonomi moneter itu sendiri.
Ekonomi Moneter merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang membahas tentang peranan uang dalam
mempengaruhi tingkat harga-harga dan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu Negara yang bertujuan untuk
menjaga tingkat kestabilan harga dan juga mengatur tingkat tinggi rendahnya inflasi. Ekonomi moneter
merupakan salah satu instrument penting dalam perekonomian modern.

Dalam ekonomi modern terdapat dua kebijakan perekonomian yang di jadikan istrumen oleh pemerintah
dalam menstabilkan perekonomian suatu Negara. Yang pertama adalah kebijakan fiksal, yaitu kebijakan yang di
ambil pemerintah untuk membelanjakan pendapatannya dalam merealisasi tujuan-tujuan ekonomi. Yang
kedua adalah kebijakan moneter, yaitu langkah pemerintah untuk mengatur penawaran dan tingkat bunga.
Ada dua jenis sistem moneter, yaitu sistem moneter konvensional dan sistem moneter islam. Keduanya
mempunyai tujuan yang sama, yaitu menjaga stabilitas sehingga pertumbuhan ekonomi yang merata yang di
harapkan dapat tercapai. Hanya saja dalam ekonomi moneter islam terjadi penghapusan bunga dan penerapan
LPS.
Dalam pandangan ekonomi konvensional maka tujuan memegang uang terdiri dari tiga keinginan. Pertama,
yaitu tujuan transaksi dalam rangka membayar pembelian-pembelian yang akan mereka
lakukan. Kedua, tujuan berjaga-jaga sebagai alat untuk menghadapi kesusahan yang mungkin timbul dimasa
yang akan datang. Ketiga, tujuan spekulasi dimana pelaku ekonomi dengan cermat mengamati tingkat bunga
yang berlaku saat itu. jika menguntungkan bila di bandingkan investasi maka masyarakat cenderung
mendepositokan uangnya, dengan harapan mendapat imbalan bunga.

Dalam ekonomi moneter konvensional maka tidak bisa dipisahkan dengan kebijakan moneter. Bentuk kebijakan
moneter ini terdiri dari kebijakan moneter kuantitatif dan kebijakan moneter kualitatif. Kebijakan moneter
kuantitatif merupakan suatu kebijakan umum yang bertujuan untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang
dan tingkat bunga dalam perekonomian. Yang terdiri dari operasi pesar terbuka, mengubah tingkat bunga dan
tingkat disconto, dan mengubah tingkat cadangan minimum. Sedangkan kebijakan moneter kualitatif dapat
berupa pengawasan pinjaman secara kolektif, pembujukan moral, dan mengambil asumsi.

Dalam pandangan ekonomi moneter islam, tidak mengutamakan suku bunga. Bahkan sejak zaman Rasulullah
SAW dan Khulafaur Rasyidin, kebijakan moneter dilaksanakan tanpa menggunakan instrument bunga sama
sekali. Sedangkan dalam pandangan kebijakan moneter konvensional bunga ini menjadi hal yang sangat
dominan bias di lihat dari fungsi uang dalam kebijakan ekonomi moneter salah satunya adalah tujuan
spekulasi. Maka tujuan memegang uang dalam pandangan ekonomi moneter islam terdiri dari dua keinginan,
yaitu tujuan transaksi dan tujuan berjaga-jaga.

Selain melarang riba, ekonomi moneter islam juga melarang penumpukan harta atau bisa juga di sebut iktinaz.
Iktinaz memang jarang di bahas dalam masalah perekonomian dan lebih terfokus kepada pembahasan riba.
Tapi iktinaz juga sangat berpengaruh pada keuangan suatu Negara.

Islam secara tegas melarang praktik penimbunan uang. Praktik ini adalah praktik yang sangat merusak, sama
halnya dengan riba. Menurut Imam Al-Ghazali, fitrah uang adalah Allah menciptakan uang adalah untuk di
transaksikan, bukan hanya di simpan. Pada QS At-Taubah, 9 : 34-35 di jelaskan praktik apa yang dapat dikatakan
sebagai praktik iktinaz.

This study source was downloaded by 100000800229721 from CourseHero.com on 10-18-2022 01:17:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/70850379/Diskusi-3docx/
Yaitu mereka yang hanya menyimpan uang mereka dan tidak mengeluarkan harta mereka untuk di nafkahkan
pada jalan Allah. Praktik iktinaz lainnya adalah mencetak emas dan perak untuk di jadikan ornamen-ornamen
penghias gedung dimana emas dan perak kala itu adalah mata uang. Hal itu juga mendapat perhatian Imam Al-
Ghazali sehingga beliau juga melaknat praktik itu sebab bertentangan dengan fitrah fungsi uang.

Iktinaz sebenarnya memiliki hubungan dengan riba. Kembali kepada pembahasan bahwa banyak kajian
ekonomi islam yang terfokus pada riba. Kajian-kajian tersebut mengkaji riba dimana riba berada disisi
penawaran pada kurva penawaran uang. Pada sistem moneter, penawaran uang dan permintaan uang
bersama-sama menentukan jumlah uang beredar serta harga dari uang tersebut.

Penawaran uang adalah berapa jumlah uang yang diberikan atau disediakan. Sebagai contoh bank sentral
mencetak uang bertambah sehingga jumlah uang beredar juga bertambah. Contoh lain adalah ketika bank
umum menyalurkan kredit pinjaman. Bagaimana kredit di salurkan, bagaimana uang di cetak, bagaimana
sistem perbankan bekerja didalam penyediaan uang, adalah cakupan dari pembahasan riba. Padahal iktinaz
juga penting.

Sebuah sistem moneter tidak bicara mengenai sisi penawarannya saja. Namun juga sisi permintaannya.
Permintaan uang adalah berapa banyak uang yang seoarang ingin bawa didalam dompetnya atau disimpan di
rumahnya. Ketika masyarakat sedang membutuhkan uang dalam bentuk cair . maka kemungkinan besar
permintaan uang cenderung meningkat. Maka pembahasan pada permintaan uang masuk ke dalam cakupan
bahasan iktinaz.

Iktinaz juga memiliki hubungan yang erat dengan zakat. Sebagian ulama berpendapat bahwa harta yang di
tahan dan sudah di keluarkan porsi zakatnya sudah tidak dapat di kategorikan sebagai iktinaz. Namun sebagian
ulama yang lain mengatakan bahwa meskipun porsi zakatnya telaah di tunaikan, harta tersebut masih dapat di
kategorikan sebagai iktinaz. Sebab Allah memerintahkan seorang muslim untuk berzakat bukan karena agar
harta tersebut tidak di kategorikan iktinaz. Meskipun demikian, tidak di pungkiri bahwa zakat memiliki afek
disinsentif bagi orang-orang yang menimbun hartanya. Sebab zakat dikenakan kepada harta yang tidak
produktif.

Seorang muslim adalah yang berkonsumsi secara moderat, tidak bersusah payah, tidak juga bermegah-megah
sehingga seorang muslim harus cerdas menghitung kebutuhannya. Maka motif berjaga-jaga di perbolehkan
selama tidak melampaui batas dan berdasarkan atas kebutuhan bukan keinginan.

Jadi letak perbedaan permintaan uang dalam ekonomi moneter dan ekonomi islam yaitu dasar dan tujuan atau
pandangan akan permintaan uang itu sendiri. Dan juga hukum yang berlaku dalam ekonomi itu sendiri.
Permintaan uang dalam ekonomi moneter, untuk transaksi (transactionmotive), berjaga -
jaga(precautionarymotive), dan untuk spekulasi (speculationmotive). Permintaan uang untuk transaksi dan
berjaga-jaga tergantung pada tingkat pendapatan. Semakin besar pendapatan seseorang atau masyarakat
semakin besar permintaan uang untuk tujuan transaksi. Sementara itu permintaan uang untuk tujuan spekulasi
dipengaruhi oleh tingkat bunga. Permintaan uang dalam ekonomi Islam, permintaan uang untuk tujuan
transaksi dan permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga. Faktor yang mempengaruhi permintaan uang dalam
ekonomi Islam yaitu tingkat pendapatan.

Apakah faktor yang mempengaruhi permintaan uang


dalam ekonomi Islam?

Permintaan akan uang dalam suatu sistem perekonomian yang islami akan dipengaruhi oleh motif
seorang muslim dalam memegang uang. Menurut Metwally ada dua motif utama seorang muslim dalam

This study source was downloaded by 100000800229721 from CourseHero.com on 10-18-2022 01:17:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/70850379/Diskusi-3docx/
memegang uang, yaitu: (1) Motivasi transaksi, (2) Motivasi berjaga-jaga. Dengan 2 motif ini jelas, bahwa
permintaan uang untuk tujuan spekulasi sebagaimana yang dikemukakan Keynes, tidak akan ada dalam suatu
sistem perekonomian yang islami. Permintaan uang dalam ekonomi islam menurut Metwally juga dipengaruhi
oleh tingkat pendapatan. Besarnya persediaan uang tunai akan berhubungan dengan tingkat pendapatan, dan
prekuensi pengeluaran.
Mazhab Iqtishadunam, permintaan uang hanya ditujukan untuk dua tujuan pokok, yaitu transaksi dan
berjaga-jaga atau untuk investasi. Secara matematik formula permintaan uang dapat dituliskan sebagai berikut:
Md = Mdtrans + Md prec
Permintaan uang untuk transaksi merupakan fungsi dari tingkat pendapatan yang dimiliki oleh seseorang.
Dimana semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka permintaan uang untuk memfasilitasi transaksi
barang dan jasa juga akan meningkat. Fungsi permintaan uang untuk motif berjaga-jaga (meliputi juga
permintaan uang untuk investasi dan tabungan) ditentukan oleh besar kecilnya harga barang tangguh untuk
pembelian barang tidak tunai. Pada masa Rasulullah, permintaan uang hanya ada dua yaitu untuk transaksi dan
berjaga-jaga. Md = Mdtr + Mdpr apabila Mdpr maka Mdtr
Mazhab Mainstrem, landasan filosofis dari teori dasar permintaan uang ini adalah islam
mengarahkan sumber-sumber daya untuk dialokasikan secara maksimum dan efisien. Pelarangan hoarding
money atau penimbunan kekayaan merupakan “kejahatan” penggunaan uang yang harus diperangi.
Pengenaan pajak terhadap aset produktif yang menganggur merupakan strategi utama yang digunakan oleh
mazhab ini. Dues of idle cash atau pajak atas aset produktif yang menganggur bertujuan untuk mengalokasikan
setiap sumber dana yang ada pada kegiatan usaha produktif. Pengenaan kebijakan ini akan berdampak pada
pola permintaan uang untuk motif berjaga-jaga. Semakin tinggi pajak yang dikenakan terhadap aset produktif
yang anggurkan maka permintaan terhadap aset ini akan berkurang. Secara sederhana dapat dianalogikan
sebagai berikut, Ahmad yang memiliki kekayaan berupa tanah dan kemudian tanah tersebut hanya
dianggurkan saja sehingga tidak ada nilai tambah kekayaannya, maka kebijakan yang dikenakan terhadap
Ahmad agar tanah tersebut memiliki nilai tambah adalah mendorong Ahmad mendorong Ahmad untuk
bersedia mengelola kekayaannya pada kegitan yang produktif. Instrumen yang digunakan adalah pajak
terhadap pengangguran tanah tersebut. Sehingga Ahmad akan terkena risiko pembayaran pajak apabila tanah
miliknya tetap dianggurkan.
Md = Mdtrans +Md prec
Mdtrans = f(Y)
Mdprec&inv= f(Y,µ)

Secara matematis, permintaan uang untuk mashab ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Tingkat dues if idle fund diwakili oleh nilai µ, semakin tinggi nilai µ, maka semakin kecil permintaan
uang untuk motif berjaga-jaga karena pada tingkat µ yang tinggi biaya risiko yang harus dikeluarkan untuk
membayar pajak terhadap uang kas tersebut menjadi naik.dalam kondisi seperti ini seseorang akan berusaha
memperkecil pajak yang dia bayarkan kepada pemerintah dengan cara mengurangi kekayaan yang idle. Begitu

This study source was downloaded by 100000800229721 from CourseHero.com on 10-18-2022 01:17:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/70850379/Diskusi-3docx/
juga sebaliknya apabila nilai µ relatif rendah, maka memegang atau menyimpan uang kas relatif tidak memiliki
risiko yang tinggi.
Mazhab Alternatif, permintaan uang dalam mazhab ketiga ini, sangat erat kaitannya dengan konsep
endogenous uang dalam islam. Teori endogenous dalam islam secara sederhana dapat diartkian bahwa
keberadaan uang pada hakikatnya adalah repsentasi dari volume transaksi yang ada dalam sektor riil. Teori
inilah yang kemudian menjembatani dan tidak mendikotomikan antara pertumbuhan uang di sektor moneter
dan pertumbuhan nilai tambah uang di sektor riil. Islam menganggap bahwa perubahan nilai tambah ekonomi
tidak dapat didasarkan semata-mata pada perubahan waktu. Nilai tambah uang terjadi jika dan hanya jika ada
pemanfaatan secara ekonomis selama uang tersebut dipergunakan. Sehinnga tidak selalu nilai uang harus
bertambah walau waktu terus bertambah, akan tetapi niali tambahnya akan tergantung dari hasil yang
diusahakan dengan uang itu. Secara makroekonomi, nilai tambah uang dan jumlahnya hanyalah repsentasi dari
perubahan dan pertambahan di sektor riil. Konsep inilah yang kemudian menjadikan landasan sistem moneter
islam selalu berpijak pada sektor mikro ekonomi.

Sumber :
BMP EKONOMI MONETER ESPA4237
https://www.kompasiana.com/yuliamys/59b4dcf508e6ba4e3400b902/perbedaan-konsep-ekonomi-moneter-
konvensional-dan-konsep-ekonomi-moneter-islam?page=2
http://susantiismail.blogspot.com/2015/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html#:~:text=Permintaan%20akan
%20uang%20dalam%20suatu,bernilai%20nol%20dalam%20ekonomi%20islam.

This study source was downloaded by 100000800229721 from CourseHero.com on 10-18-2022 01:17:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/70850379/Diskusi-3docx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai