Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Halusinasi merupakan gejala positif yang timbul pada penderita

gangguan jiwa, utamanya sering dialami oleh penderita skizofrenia (Wahyuni,

Keliat, Yusron, & Susanti, 2011). Ditandai dengan marah-marah sendiri, sering

melamun, tertawa sendiri tanpa adanya stimulus.(Susilawati, 2019). Pada gejala

ini pasien sebaiknya mendapatkan perawatan yang lebih baik (Putri, 2017).

Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa gangguan jiwa berat, seperti

skizofrenia di Indonesia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per

1.000 penduduk. (Maulana et al., 2019). Pasien dengan skizofrenia, 70%

mengalami halusinasi dan 30% mengalami waham. Dari pasien yang

mengalami waham ditemukan 35% mengalami halusinasi. Pasien skizofrenia

dan psikotik lain, 20% mengalami halusinasi pendengaran dan pengelihatan

(Yusuf, Fitryasari, Nursalam, & Iskandar, 2007).

Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan

sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada

rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui

panca indra tanpa stimulus eksteren persepsi palsu(Andri, 2019). Halusinasi

benar - benar nyata dirasakan oleh klien yang mengalaminya, seperti mimpi

saat tidur. Klien mungkin tidak punya cara untuk menentukan persepsi tersebut

nyata, sama halnya seseorang seperti seseorang yang mendengarkan siaran

ramalan cuaca dan tidak lagi meragukan orang yang berbicara tentang cuaca

tersebut. Ketidakmampuan untuk mempersepsikan stimulus secara riil dapat

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 1
menyulitkan kehidupan klien (Putri, 2017). Penyebab dari halusinasi meliputi

respon metabolik terhadap stres, gangguan neurokimiawi, lesi otak, usaha tidak

sadar untuk mempertahankan ego dan ekspresi simbolis dari pikiran yang

terpisah (Nurlaili, Nurdin, & Putri, 2019). Dampak dari gangguan halusinasi itu

sendiri adalah hilangannya kontrol diri yang dapat menyebabkan seseorang

menjadi panik sehingga perilakunya dikendalikan oleh halusinasinya (Erviana

& Hargiana, 2018). Halusinasi merupakan suatu bentuk persepsi atau

pengalaman indera yang tidak dapat menstimulasi terhadap reseptornya.

Halusinasi harus menjadi fokus perhatian oleh tim kesehatan karena apabila

halusinasi tidak ditangani secara baik, maka akan menimbulkan resiko terhadap

keamanan diri pasien sendiri, orang lain dan juga lingkungan sekitarnya.

(Wahyuni et al., 2011). Pemberian tindakan asuhan keperawatan yang tepat dan

sesuai standar diharapkan mampu meningkatkan kemampuan penderita

halusinasi dalam mengontrol diri dan menurunkan gejala-gejala halusinasi

(Erviana & Hargiana, 2018).

Keliat, 2012 mengatakan pasien halusinasi dapat diberikan asuhan

keperawatan dengan cara menggunakan strategis pelaksanaan SP 1 sampai

dengan SP 4. SP 1 pasien: membantu pasien mengenali halusinasi, menjelaskan

cara-cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi

dengan cara pertama yaitu menghardik halusinasi. SP 2 pasien: melatih pasien

mengontrol halusinasi dengan cara ke 2 yaitu minum obat secara teratur dengan

menggunakan prinsip 5 benar. SP 3 pasien: melatih pasien mengontrol

halusinasi dengan cara ke 3 yaitu bercakap-cakap dengan orang lain. SP 4

pasien: ajarkan pasien cara mengontrol halusinasi dengan cara melakukan

aktivitas kegiatan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 2
1.2 Batasan masalah

Mengingat hanya pembahasan masalah keperawatan gangguan

persepsi sensori (halusinasi) pada penderita skizofrenia, maka makalah ini

penulis hanya membahas pelaksanaan Asuhan Keperawatann Jiwa Dengan

Masalah Keperawatan Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Skizofrenia.

1.3Rumusan masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah

keperawatan Halusinasi Penglihatan.

1.4 Tujuan penelitian


1.4.1 Tujuan Umum

Memperoleh gambaran dan pengalaman langsung dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan

Halusinasi Penglihatan.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah keperawatan

Halusinasi Pendengaran.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan masalah

keperawatan Halusinasi Pendengran.

3. Menyusun intervensi keperawatan pada pasien dengan masalah

keperawatan Halusinasi Pendengaran.

4. Melakukan implementasi keperawatan pada pasien dengan masalah

keperawatan Halusinasi Pendengaran

5. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan

masalah keperawatan Halusinasi Pendengaran.

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 3
1.5 Manfaat penelitian
1.5.1 Teoritis
Diharapkan hasil penelitian dapat menambah pengetahuan dalam

memberikan Asuhan Keperawan Jiwa Dengan Masalah Keperawatan

Halusinasi Penglihatan Pada Pasien Skizofrenia Tak Terinci (F 20.3).

1.5.2 Praktis

1. Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi dalam melakukan

Asuhan Keperawan Jiwa Dengan Masalah Keperawatan Halusinasi

Pendengaran Pada Pasien Skizofrenia.

2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan oleh keluarga dalam

memberikan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang

menderita gangguan persepsi sensori (halusinasi).

3. Penelitian ini dapat digunakan penderita untuk melakukan mengontrol

halusinasi sehingga dapat kembali dalam kondisi normal.

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 4
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Halusinasi

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan, klien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada (Muhith, 2011).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra
tanda ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi
melaluipanca indra tanpa stimullus eksteren : persepsi palsu (Prabowo, 2014).
2.2 Proses Terjadinya Masalah
2.2.1 Factor Predisposisi
1. Factor Biologis
` Adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
(herediter), riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain (NAPZA).
2. Factor Psikologis

Memiliki riwayat kegagalan yang berulang.Menjadi korban, pelaku


maupun saksi dari perilaku kekerasan serta kurangnya kasih sayang dari orang-
orang disekitar atau overprotektif.
3. Sosiobudaya dan lingkungan

Sebagian besar pasien halusinasi berasal dari keluarga dengan sosial


ekonomi rendah, selain itu pasien memiliki riwayat penolakan dari lingkungan
pada usia perkembangan anak, pasien halusinasi seringkali memiliki tingkat
pendidikan yang rendah serta pernah mengalami kegagalan dalam hubungan
sosial (perceraian, hidup sendiri), serta tidak bekerja.
2.2.2 Factor Presipitasi

Stressor presipitasi pasien gangguan persepsi sensori halusinasi ditemukan


adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak,
adanya riwayat kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan-kegagalan

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 5
dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan di keluarga atau
masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien serta konflik antar
masyarakat.
2.3 Jenis Halusinasi
1. Halusinasi Pendengaran (Akustik, Audiotorik)
Gangguan stimulus dimana pasien mendengar suara-suara terutama suara-
suara orang, biasanya pasien mendengar suara orang yang sedang membicarakan
apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
2. Halusinasi Penglihatan (Visual
Stimulus visual dalam bentuk beragam seperti bentuk pencaran cahaya,
gambaran geometrik, gambar kartun dan/ atau panorama yang luas dan komplesk.
Bayangan bias bisa menyenangkan atau menakutkan.
3. Halusinasi Penghidu (Olfaktori)
Gangguan stimulus pada penghidu, yamg ditandai dengan adanya bau
busuk, amis, dan bau yang menjijikan seperti : darah, urine atau feses. Kadang-
kadangterhidubauharum.Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan
dementia.
4. Halusinasi Peraba (Taktil, Kinaestatik)
Gangguan stimulus yang ditandai dengan adanya sara sakit atau tidak enak
tanpa stimulus yang terlihat. Contoh merasakan sensasi listrik datang dari tanah,
benda mati atau orang lain.
5. Halusinasi Pengecap (Gustatorik)
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk,
amis, dan menjijikkan.
6. Halusinasi Sinestetik
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti
darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan
urine.
7. Halusinasi Viseral
Timbulnya perasaan tertentu di dalam tubuhnya, meliputi :
a. Depersonalisasi adalah perasaan aneh pada dirinya bahwa pribadinya sudah
tidak seperti biasanya lagi serta tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 6
Sering pada skizofrenia dan sindrom obus parietalis. Misalnya sering merasa
dirinya terpecah dua.
b. Derealisasi adalah suatu perasaan aneh tentang lingkungan yang tidak sesuai
dengan kenyataan. Misalnya perasaan segala suatu yang dialaminya seperti
dalam mimpi.

2.4 Fase-fase Halusinasi

2.4.1 Tahap I :
Halusinasi bersifat menyenangkan, tingkat ansietas pasien sedang.Pada
tahap ini halusinasi secara umum menyenangkan.

Karakteristik :
Karakteristik tahap ini ditandai dengan adanya perasaan bersalah dalam
diri pasien dan timbul perasaan takut.Pada tahap ini pasien mencoba
menenangkan pikiran untuk mengurangi ansietas.Individu mengetahui bahwa
pikiran dan sensori yang dialaminya dapat dikendalikan dan bisa diatasi (non
psikotik).
Perilaku yang teramati:
1. Menyeringai / tertawa yang tidak sesuai
2. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara
3. Respon verbal yang lambat
4. Diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikan.
2.4.2 Tahap II :
Halusinasi bersifat menyalahkan, pasien mengalami ansietas tingkat berat
dan halusinasi bersifat menjijikkan untuk pasien.

Karakteristik :
Pengalaman sensori yang dialami pasien bersifat menjijikkan dan
menakutkan, pasien yang mengalami halusinasi mulai merasa kehilangan kendali,
pasien berusaha untuk menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersepsikan,
pasien merasa malu karena pengalaman sensorinya dan menarik diri dari orang
lain (nonpsikotik).
Perilaku yang teramati :

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 7
1. Peningkatan kerja susunan saraf otonom yang menunjukkan timbulnya
ansietasseperti peningkatan nadi, tekanan darah dan pernafasan.
2. Kemampuan kosentrasi menyempit.
3. Dipenuhi dengan pengalaman sensori, mungkin kehilangan kemampuan
untuk membedakan antara halusinasi dan realita.
2.4.3 Tahap III :
Pada tahap ini halusinasi mulai mengendalikan perilaku pasien,
pasienberada pada tingkat ansietas berat.Pengalaman sensori menjadi menguasai
pasien.

Karakteristik:
Pasien yang berhalusinasi pada tahap ini menyerah untuk
melawanpengalaman halusinasi dan membiarkan halusinasi menguasai dirinya. Isi
halusinasi dapat berupa permohonan, individu mungkin mengalami kesepian jika
pengalaman tersebut berakhir (Psikotik).
Perilaku yang teramati:
1. Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya
dari pada menolak.
2. Kesulitan berhubungan dengan orang lain.
3. Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik, gejala fisik dari
ansietas berat seperti: berkeringat, tremor, ketidakmampuan mengikuti
petunjuk.
2.4.4 Tahap IV :
Halusinasi pada saat ini, sudah sangat menaklukkan dan tingkat
ansietasberada pada tingkat panik.Secara umum halusinasi menjadi lebih rumit
dan saling terkait dengan delusi.
Karakteristik :

Pengalaman sensori menakutkan jika individu tidak mengikuti perintah


halusinasinya. Halusinasi bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari apabila
tidak diintervensi (psikotik).
Perilaku yang teramati :
1. Perilaku menyerang - teror seperti panik.
2. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain.

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 8
3. Amuk, agitasi dan menarik diri.
4. Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang komplek .
5. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang.

2.5 Rentang Respon

Persepsi mengacu pada identifikasi dan interprestasi awal dari suatu


stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indra. Respon
neurobiologis sepanjang rentang sehat sakit berkisar dari adaptif pikiran logis,
persepsi akurat, emosi konsisten, dan perilaku sesuai sampai dengan respon
maladaptif yang meliputi delusi, halusinasi, dan isolasi sosial.
a. Respon adaptif

Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima norma-norma sosial


budaya yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika
menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut.
Respon adaptif :
1) Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
3) Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul dari
pengalaman ahli
4) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran
5) Hubungan social adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan
lingkungan
b. Respon psikososial
Meliputi :
1) Proses pikir terganggu adalah proses pikir yang menimbulkan gangguan.
2) Ilusi adalah miss interprestasi atau penilaian yang salah tentang penerapan
yang benar-benar terjadi (objek nyata) karena rangsangan panca indra
3) Emosi berlebih atau berkurang
4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kewajaran

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 9
5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain.
c. Respon maladaptif

Respon maladaptive adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah


yang menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan lingkungan, ada pun
respon maladaptive antara lain :
1) Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakinioleh orang lain dan bertentangan dengan
kenyataan sosial
2) Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal
yang tidak realita atau tidak ada.
3) Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari
hati.Perilaku tidak terorganisirmerupakan sesuatu yang tidak teratur.
4) Isolasi sosisal adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan
diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu kecelakaan
yang negative mengancam (Damaiyanti,2012).

Rentang respon dapat digambarkan sebagai berikut:


Rentang Respon Neurobiologis

Respon adaptif Respon maladaptif

Pikiran logis Proses piker kadang terganggu


Gg. proses pikir waham
Persepsi akurat Ilusi
Halusinasi
Emosi konsisten Emosi berlebihan/kurang
Kerusakan proses emosi
Perilaku sesuai Perilaku tidak terorganisir
Perilaku tidak sesuai
Hub social harmonis Isolasi social

2.6 Mekanisme Koping

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 10
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi pasien dari pengalaman yang
menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologist.
Pada halusinasi ada 3 mekanisme koping :
1) With drawal : Menarik diri dank lien sudah asik dengan pengalaman
internalnya.
2) Proyeksi : Menggambarkan dan menjelaskan persepsi yang
membingungkan.
3) Resgresi : Berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya
untuk mengatasi ansietas, yang menyisakan sedikit energy untuk aktivitas
sehari-hari.

2.7 Pohon Masalah

2.8 Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


a. Masalah Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensosri : halusinasi
2. Isolasi sosial
3. Risiko perilaku kekerasan
4. Harga diri rendah
b. Data yang perlu dikaji

Pengkajian merupakan langkah awal di dalam pelaksanaan asuhan


keperawatan. Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada
pasien dan keluarga.

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 11
Tanda dan gejala gangguan sensori persepsi halusinasi dapat ditemukan
dengan wawancara, melalui pertanyaan sebagai berikut:
 Apakah bapak/ibu mencium bau tertentu yang menjijikan?
 Apakah bapak/ibu merasakan sesuatu yang menjalar di tubuhnya?
 Apakah bapak/ibu merasakan sesuatu yang menjijikan dan tidak
mengenakkan?
 Seberapa sering bapak/ibu mendengar suara-suara atau melihat bayangan
tersebut?
 Kapan bapak/ibu mendengar suara atau melihat bayang-bayang?
 Pada situasi apa bapak/ibu mendengar suara atau melihat bayang-bayang?
 Bagaimana perasaan bapak/ibu mendengar suara atau melihat bayang-bayang?
 Apa yang sudah bapak/ibu lakukan, ketika mendengar suara dan melihat
bayang-bayang?
Tanda dan gejala halusinasi yang dapat ditemukan melalui observasi sebagai
berikut :
 Pasien tampak bicara atau tertawa sendiri
 Marah-marah tanpa sebab
 Memiringkan atau mengarahkan telinga ke arah tertentu atau menutup telinga
 Menunjuk-nunjuk kea rah tertentu
 Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
 Menghidu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu
 Menutup hidung
 Sering meludah
 Muntah
 Menggaruk permukaan kulit
2.9 Diagnosis Keperawatan
Perubahan persepsi sensori: Halusinasi berhubungan dengan menarik diri
Tujuan umum: Pasien dapat mengontrol halusinasi yang di alaminya
Tujuan khusus :
1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya
2. Pasien dapat mengetahui halusinasinya
3. Pasien dapat mengontrol halusinasinya

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 12
4. Pasien dapat dukungan dari keluarga dalam mengpntrol halusinasinya
5. Pasien dapat menggunakan obat dengan benar
(Iskandar dkk:2012:63)
3.0 Rencana Asuhan Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Tuk 1 Pasien dapat membina 1. Sapa pasien dengan ramah baik
hubungan saling percaya verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan nama perawat
3. Tanya nama lengkap dan panggilan
pasien
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Tunjukan sikap empati dan
menerima klien apa adanya
6. Beri perhatian pada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
Tuk 2 Pasien dapat mengenali 1. Adakan kontak sering dan singkat
halusinasinya secara bertahap
2. Observasi tingkah laku klien terkait
dengan halusinasinya
3. Bantu klien mengenali
halusinasinya
4. Diskusikan dengan klien situasi
yang menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasinya,waktu
dan frekuensi terjadinya halusinasi
5. Tanyakan kepada klien apa yang
diraskan saat halusinasi
(Marah,takut,sedih atau senang)
Tuk 3 Pasien dapat mengontrol 1. Identifikasi bersama klien cara
tindakn yang dilakukan jika terjadi
halusinasinya
halusinasi(tidur,marah,menyibukkan
diri dll
2. Diskusikan manfaat cara yang
dilakukan klien jika bermanfaat beri
pujian
3. Diskusikan cara baru untuk
memutus atau mengontrol halusinasi
Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa
Page 13
4. Bantu klien memilih dan melatih
cara memutus halusinasi secara
bertahap

Tuk 4 Pasien dapat dukungan dari 1. Anjurkan klien untuk memberi tahu
keluarga dalm mengontrol keluarga jika mengalami halusinasi
halusinasinya 2. Diskusikan dengan keluarga pada
saat kunjungan rumah
Tuk 5 Pasien dapat memanfaatkan 1. Diskusikan dengan klien dan
obat dengan baik keluarga tentang dosis,frekuensi dan
manfaat obat
2. Anjurkan klien minta sendiri obat
pada perawat dan merasakan
manfaatnya
3. Anjurkan klien bicara dengan
dokter tentang manfaat dan efek
samping obat yang dirasakan
4. Diskusikan akibat berhenti minum
obat tanpa konsultasi
5. Bantu klien menggunakan obat
dengan prinsip benar

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 14
BAB III
TINJAUAN KASUS

N A M A : Adinda Junitha Sari


AKPER PELNI JAKARTA NIRM : 18049

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 14 Desember 2020 Nomor Register : 03.71.06
Ruangan Rawat : Elang Diagnosa Medis : Skizofrenia
Tanggal Dirawat : 11 Desember 1010

1. IDENTITAS PASIEN
Nama : TN. R (L)
Umur : 30 Tahun
Status Perkawinan: Cerai
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan : SMA
Alamat : Jalan Masjid RT 008/003 NO. 23A. Petukangan Utara.
Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Sumber Informasi : Bapak

2. ALASAN MASUK
Klien mengatakan diantar oleh bapak ke RSJ Soeharto Heerdjan karena manjat genting
dan berbicara meracau tidak jelas. Klien mengatan ada suara yang menyuruhnya naik ke
genting.
3. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? ( ) Ya ( √ ) Tidak

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 15
b. Pengobatan sebelumnya. ( ) Berhasil ( ) Kurang Berhasil
( ) Tidak Berhasil
c. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya Fisik ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Aniaya Seksual ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Penolakan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Kekerasan dalam keluarga ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Tindakan kriminal ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Jelaskan a, b dan c :
Klien mengatakan tidak pernah mengalami anaiaya fisik, kekerasan dalam
keluarga, tindakan kriminal.
Masalah Keperawatan : Tidak ada

d. Adakah anggota keluarga yg mengalami gangguan jiwa ( ) Ya ( √) Tidak


Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
Hubungan dengan keluarga ______________
baik, keluarga mensuport
____________________________________
klien untuk sembuh
______________
____________________________________

e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Klien mengatakan pernah menabrak anak kecil dengan tidak sengaja sampai anak
tersebut masuk ke rumah sakit. Klien juga sudah bercerai dengan istrinya karena merasa
sudah tidak cocok.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah

4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda vital : TD : 110/70 mmHg N : 100
S : 36,4°C P : 20
b. Ukur : TB: 161cm BB : 59kg
c. Keluhan fisik : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak merasakan sakit fisik saat ini.
Masalah Keperawatan: Tidak ada
PSIKOSOSIAL
a. Genogram : Gambarkan

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 16
Jelaskan :
Klien merupakan anak pertama dari 5 bersaudara. Klien mempunya saudara kandung 3
perempuan dan 2 laki-laki. Klien tinggal dengan kedua orang tuanya dan saudara ke
dua, Klien pernah menikah tapi sudah bercerah. Kedua kakek dan nenek pasien sudah
meninggal.
Masalah Keperawatan: Tidak ada

b. Konsep diri
1) Gambaran diri : klien mengatakan tidak ada masalah dengan tubuhnya dan merasa
baik

2) Identitas : Klien mengatakan tidak punya pekerjaan dan masih tinggal di


rumah orang tua

3) Peran : peran klien dalam keluarga adalah klien anak pertama dari 5
bersaudara.

4) Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan bekerja lagi
5) Harga diri : Klien mengatakan dia merasa berharga.

Masalah Keperawatan: tidak ada


c. Hubungan Sosial
1) Orang yang berarti : Orang tua
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :Tidak ada
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien mengatakan malas
keluar rumah
Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan : Klien bilang harus sering-sering zikir dan sholat
2) Kegiatan ibadah : Kien tidak sholat selama di rawat
5. STATUS MENTAL
a. Penampilan
( ) Tidak rapi ( ) Penggunaan pakaian tidak sesuai
( ) Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 17
Jelaskan : klien berpakaian dengan rapih dan sesuai
Masalah Keperawatan : tidak ada
b. Pembicaraan
( ) Cepat ( ) Keras ( ) Gagap ( ) Inkoheren ( )
Apatis
( √ ) Lambat ( ) Membisu ( √ ) Tidak mampu memulai
pembicaraan
Jelaskan : Klien berbicara dengan suara kecil, lambar dan tidak
mampu memulai pembicaraan

Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial

c. Aktivitas Motorik
( ) Lesu ( ) Tegang ( √ ) Gelisah ( ) Agitasi
( ) Tik( ) Grimasen ( ) Tremor ( ) Kompulsif
Jelaskan : Klien terlihat lesu dan gelisah sehinggaobat penengang
klien dinaikkan dosisnya.
Masalah Keperawatan : Halusinasi pendengaran

d. Alam perasaan
( √ ) Sedih ( √ ) Ketakutan ( ) Putus asa
( ) Khawatir ( ) Gembira berlebihan
Jelaskan : Klien mengatakan sedih karena ingin segera sembuh dan
berkumpul kembali. Ia juga merasa takut saat suara yang
menyuruhnya melakukan sesuatu terdengar.
Masalah Keperawatan : tidak ada

e. Afek
( √ ) Datar ( ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak sesuai
Jelaskan : Klien menjawab semua pertanyaan dengan wajah yang datar

Masalah Keperawatan: Isolasi sosial

f. Interaksi selama wawancara


( ) Bermusuhan ( ) Tidak kooperatif ( ) Mudah
tersinggung
( √) Kontak mata kurang ( ) Defensif ( ) Curiga
Jelaskan : saat diajak bicara terkadang klien melihat kearah lain
Masalah Keperawatan: Isolasi sosial

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 18
g. Persepsi Halusinasi
( √ ) Pendengaran ( ) Penglihatan ( ) Perabaan
( ) Pengecapan ( ) Penghidu
Jelaskan : Klien mengatakan pendengar suara yang menuyurh dia
untuk naik ke atas genting. Biasanya pada malam hari dan saat sedang sepi

Masalah Keperawatan: Gangguang persepsi sensori: halusinasi

h. Proses Pikir
( √ ) Sirkumstansial ( ) Tangensial
( ) Kehilangan asosiasi
( ) Flight of ideas ( ) Blocking
( ) Pengulangan pembicaraan/persevarasi
Jelaskan : Klien berbiacara berbelit-belit namun sampai pada tujuan

Masalah Keperawatan: tidak ada

i. Isi pikir
( ) Obsesi ( ) Fobia ( ) Hipokondria
( √ ) Depersonalisasi ( ) Ide yang terkait ( ) Pikiran magis

Waham :
( ) Agama ( ) Somatik ( ) Kebesaran ( ) Curiga
( ) Nihilistik ( ) Sisip pikir ( ) Siar pikir ( ) Kontrol pikir
Jelaskan : Klien mengatakan asing terhadap diri sendiri, lingkungan
maupun orang lain

Masalah Keperawatan: isolasi sosial


j. Tingkat Kesadaran
( √ ) Bingung ( ) Sedasi ( ) Stupor
Disorientasi :
( √ ) Waktu ( ) Tempat ( ) Orang
Jelaskan : klien terlihat sangat bingung dan sudah lupa saat
diwawancara
Memori
( ) Gangguan daya ingat jangka panjang

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 19
( ) Gangguan daya ingat jangka pendek
( ) Gangguan daya ingat saat ini
( ) Konfabulasi
Jelaskan :
Klien mengingat nama perawat saat ditanya ulang, klien juga mengingat usia dan
tanggal lahir, serta mengingat dimana saja ia pernah bekerja.
Masalah Keperawatan: tidak ada

l. Tingkat konsentrasi dan berhitung


( √ ) Mudah beralih ( ) Tidak mampu berkonsentrasi
( ) Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan :
Klien masih bisa berhitung angka ratusan sampai ribuan

Masalah Keperawatan: tidak ada


m. Kemampuan Penilaian
( ) Gangguan ringan ( √ ) Gangguan bermakna
Jelaskan : klien tidak mampu menilai orang lain

Masalah Keperawatan: tidak ada


n. Daya tilik diri
( ) Mengingkari penyakit yang di derita
( √ ) Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan : Klien mengatakan ada yang membuatnya jadi sakit seperti
sekarang (dukun)

Masalah Keperawatan: tidak ada

6. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


a. Makan
( √ ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
b. BAB/BAK
( √ ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
c. Mandi
( √ ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Berpakaian/berhias
( √ ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Istirahat dan tidur
( √ ) Tidur siang lama : 13.00 s/d 15.00
Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa
Page 20
( √ ) Tidur malam lama : 21.00 s/d 9.00
( ) Kegiatan sebelum/sesudah tidur :
…………………………………………………………

e. Penggunaan obat
( ) Bantuan minimal ( √) Bantuan total
f. Pemeliharaan kesehatan Ya Tidak
Perawatan lanjutan ( ) ( √)
Sistem pendukung ( ) ( √)
h. Kegiatan di dalam rumah Ya Tidak
Mempersiapkan makanan ( √ ) ( )
Menjaga kerapihan rumah ( ) ( √ )
Mencuci pakaian ( ) ( √ )
Pengaturan keuangan ( ) (√ )
Kegiatan di luar rumah Ya Tidak
Belanja ( ) ( √ )
Transportasi ( ) ( √)
Lain – lain ( ) ( √)
Jelaskan : Klien hanya diam saja ketika di rumah jika tidak bekerja
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
7. MEKANISME KOPING
Adaftif Maladaftif
( ) Bicara dengan orang lain ( ) Minum Alkohol
( ) Mampu menyelesaikan masalah ( √ ) Reaksi lambat / berlebih
( ) Teknik relaksasi ( ) Bekerja berlebihan
( ) Aktivitas konstruktif ( ) Menghindar
( ) Olahraga ( ) Mencederai diri
( ) Lainnya ………………………. ( ) Lainnya ……………….............................
Jelaskan : Klien hanya lambat untuk berespon, tidak pernah melakukan
tindak kekerasan, minum alkohol, dsb

Masalah Keperawatan: tidak ada


8. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
( ) Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik keluarga tidak mengerti pemikiran
klien dan tidak tahu penyakit yang diderita oleh klien
( ) Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik isolasi sosial
Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa
Page 21
( ) Masalah dengan pendidikan, spesifik
( ) Masalah dengan pekerjaan, spesifik
( ) Masalah dengan perumahan, spesifik menarik diri terhadap teman-temannya
( ) Masalah ekonomi, spesifik klien tidak bisa mengurusi keuangannya dan dipegang
oleh ibunya
( ) Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
( ) Masalah lainnya, spesifik
( ) Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik keluarga tidak tahu dengan
penyakit yang diderita anggota keluarga dan tidak bisa mengurusnya

Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial

9. PENGETAHUAN KURANG TENTANG :


( √ ) Penyakit Jiwa ( ) Sistem pendukung ( ) Faktor presipitasi
( ) Penyakit fisik ( √ ) Koping ( ) Obat-obatan ( ) Lainnya
Masalah Keperawatan: Kurang pengetahuan
10. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Skizofrenia
Terapi medik :
Risp. 2mg 2x1
THP 2mg 2x1
Clozapine 25 mg 1x1
KSR 600mg 3x1
TFP 5mg 2x1

Jakarta,14 Desember 2020


Mahasiswa

(Adinda Junitha Sari)

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 22
11. ANALISA DATA
Initial Nama : Tn. R Ruangan : Elang No. RM : 03.71.06

TANGGAL /
DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN
JAM
14/12/2020 DS:
 Klien mengatakan mendengar Gangguan persepsi sensori:
suara-suara yang menuyuruhnya halusinasi pendengaran
untuk naik ke genting
 Klien mengatakan ada yang
mengajaknya ngobrol
 Klien mengatakan suara muncul
saat malam hari dan sering saat
sedang ramai
DO:
 Klien tampak mondar-mandir
 Klien tampak gelisah
 Klien tampak ngantuk berat saat
pagi karena efek obat

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 23
TANGGAL /
DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN
JAM
14/12/2020 DS= Isolasi sosial
 Klien mengatakan ia malas keluar
rumah
 Klien mengatakan tidak mau
berkenalan dengan temannya di
ruang rawat
 Klien mengatakan hanya diam saja
ketika di rumah jika tidak bekerja
DO=
 Klien tampak selalu menyendiri
 Klien selalu berpindah tempat ke
tempat yang sedikit orang
 Kontak mata kurang
 Wajah terlihat datar
 Klien menolak saat diajak
berkenalan dengan yang lain
 Klien tidak dapat memulai
pembicaraan

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 24
12. POHON MASALAH

Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi


pendengaran

Isolasi sosial

B. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Halusinasi pendengaran
2. Isolasi Sosia

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 25
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI

Nama Klien : TN. R ` DX. Medis :


No. CM : Ruangan : ELANG
Perencanaan
Tgl No Dx Dx Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Gangguan sensori TUM :
pesepsi : halusinasi Klien tidak mencederai 1. Ekspresi wajah bersahabat 1. Bina hubungan saling percaya dengan
pendengaran orang lain menunjukan rasa senang ada mengungkapkan prinsip komunikasi terapentik.
Tuk 1 : kontak mata. Mau berjabat  Menyapa klien dengan ramah
Klien dapat membina  Memperkenalkan diri dengan sopan
tangan, mau menyebutkan
hubungan saling percaya  Menanyakan nama lengkap klien dan nama
nama, mau menjawab salam, panggilan yang disukai klien
klien mau duduk  Melaskan tujuan pertemuan
berdampingan dengan  Jujur dan menepati janji
perawat, mau  Munjukan sikp simpati dan menerima apa adanya
mengungkapkan masalah  Memberi perhatian pada kebutuhan dasar klien
yang dihadapi.

TUK 2 : 2. Klien dapat menyebutkan 1. Mengobservasi tingkah laku klien terkait dengan
Klien dapat mengenal waktu, isi, frekunsi dan halusinsinya; bicara dan tertawa tanpa stimulus
halusinasinya situasi yang menimbulkan memandang kekiri/ke kanan/ ke depan seolah-olah
halusinasi ada teman bicara
2.Bantu klien mengenal halusinasinya :
a.Jika menemukan klien yang sedang halusinasi,
 Menanyakan apakah ada suara yang didengar
 Menanyakan apa yang dikatakan
 Mengatakan bahwa perawat percaya klien
mendengar suara itu, namun perawat sendiri
tidak mendengarnya (dengan nada bersahabat
tanpa menuduh atau menghakimi)
 Mengatakan bahwa perawat akan membantu
klien.
b. Jika Klien tidak sedang berhalusinasi
klarifikasi tentang adanya pengalaman
halusinasi.
3. Diskusikan dengan klien :
 Menanyakan situasi yang menimbulkan/tidak
menimbulkan halusinasi ( jika sendiri, jengkel /
sedih)
 Menanyakan waktu dan frekuensi terjadinya
halusinasi (pagi, siang sore, dan malam atau
sering dan kadang-kadang)
2. Klien dapat Diskusikan dengan klien bagaimana perasaannya
mengungkapkan perasaan jika terjadi halusinasi (marah/takut, sedih, senang)
terhadap halusinasi nya dan beri kesempatan untuk mengungkapkan
perasaannya.
TUK 3 : 3. Klien dapat menyebutkan 1. Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang
Klien dapat mengontrol tindakan yang biasanya
dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah,
halusinasinya dilakukan untuk
mengendali-kan menyibukan diri dll)
halusinasinya
2. Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan
3. Klien dapat menyebutkan
cara baru klien, jika bermanfaat beri pujian
3. Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol
timbulnya halusinasi :
 Katakan : “saya tidak mau dengar/lihat kamu”
(pada saat halusinasi terjadi)
 Menemui orang lain (perawat/teman/anggota
keluarga) untuk bercakap cakap atau mengatakan
halusinasi yang didengar / dilihat
 Membuat jadwal kegiatan sehari hari agar
halusinasi tidak sempat muncul
 Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa jika
3. Klien dapat memilih cara tampak bicara sendiri
mengatasi halusinasi seperti 4. Bantu Klien memilih dan melatih cara memutus
yang telah didiskusikan halusinasi secara bertahap
dengan klien Beri kesempatan untuk melakukan cara yang
3. Klien dapat melaksanakan dilatih. Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika
cara yang telah dipilih berhasil
untuk mengendalikan 5. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas
halusinasinya kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi
3. Klien dapat mengikuti
Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa Page 27
terapi aktivitas kelompok
TUK 4 : 4. 1. Anjurkan Klien untuk memberitahu keluarga jika
Kilen dapat dukungan hubungan saling percaya mengalami halusinasi
dari keluarga dalam dengan perawat 2. Diskusikan dengan keluarga )pada saat keluarga
mengontrol 4. berkunjung/pada saat kunjungan rumah)
halusinasinya pengertian, tanda dan  Gejala halusinasi yang di alami klien
tindakan untuk mengendali  Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga
kan halusinasi untuk memutus halusinasi
 Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di
rumah : beri kegiatan, jangan biarkan sendiri,
makan bersama, berpergian bersama
 Beri informasi waktu follow up atau kapan perlu
mendapat bantuan halusinasi tidak terkontrol, dan
resiko mencederai orang lain
TUK 5 : 5. Klien dan keluarga dapat 1. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang
Klien dapat menyebutkan manfaat, dosis,efek samping dan manfaat obat
memanfaatkan obat dosis dan efek samping
dengan baik obat 2. Anjurkan Klien minta sendiri obat pada perawat
5. Klien dapat dan merasakan manfaatnya
mendemontrasi kan
penggunaan obat dgn
3. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang
benar
manfaat dan efek samping obat yang dirasakan
5. Klien dapat informasi
tentang manfaat dan efek
samping obat 4. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa
5. Klien memahami akibat konsultasi
berhenti minum obat
tanpa konsultasi
5. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5
5. Klien dapat menyebutkan
(lima) benar
prinsip 5 benar
penggunaan obat

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa Page 28


D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Initial Nama : TN. R Ruangan : ELANG No.RM : 03.71.16
HARI/ NO.DX.
NAMA/
KEP/ TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI
TGL/ JAM PARAF
SP
Senin, 14 1 b. Membina hubungan saling percaya  S=  
Des 2020 c. Mengidentifikasi jenis halusinasi  Klien menjawab salam
11.00 d. Mengidentifikasi isi halusinasi perawat
klien  “Saya mendengar suara
e. Mengidentifikasi waktu halusinasi yang menuyuh saya naik
klien ke genting saat sedang
f. Mengidentifikasin frekuensi sendiri atau ramai, pada
halusinasi klien malam hari biasanya mau
g. Mengidentifikasi respon klien magrib , dan saya takut”
terhadap halusinasi O=
 Klien mampu
menyebutkan apa yang
dirasakan/ alami
 Kontak mata kurang
 Afek datar
 kooperatif
A= masalah belum terastasi
P= Intervensi dilanjutkan
 Ajarkan cara menghadik

Selasa, 15 1 1. Mengajarkan cara menghardik


S=
Des 2020 2. Menganjurkan klien memasukkan
 “Astagfirullah, pergi kamu
10.00 ke dalam kegiatan harian
jangan ganggu saya, kamu
suara palsu saya tidak mau
dengar.”
 Klien merasa lega setelah
diajarkan cara menghardik
 Klien mengatakan akan
berlatih di jam 11.00 dan

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 29
jam 17.00
O=
 Klien masih belum terlalu
lancar menghardik
A=
 Masalah teratasi sebagian
P=
 Intervensi dilanjutkan
1. Melatih cara menghardik

S=
Selasa, 15 1 1. Melatih cara menghardik  “Astagfirullah, pergi kamu
Des 2020 jangan ganggu saya, kamu
11.00 suara palsu saya tidak mau
dengar”
O=
 Klien sudah mulai lancer
menghardik
A=
 Masalah teratasi
P=
 Intervensi dilanjutkan
1. SP 2 patuh obat

Rabu, 16 1 1. Memberikan pendidikan kesehatan


S=
Des 2020 tentang penggunaan obat
 Klien mengatakan minum
10.30 2. Menganjurkan klien memasukkan
obat 3 kali sehari
ke dalam jadwal kegiatan harian
 Klien mengatakan ada
yang obat yang ia tidak
bisa minum karena
ukurannya besar
O=
 Klien mampu melakukan

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 30
jadwal harian yang sudah
dibuat
 Klien memasukkan minum
obat ke jadwal harian klien
pada pukul 8.00, 12.00,
dan 17.00
 Klien mampu
menyebutkan nama dan
warna jenis obat
 Afek sesuai
A= Masalah teratasi
P= Intervensi dilanjutkan
1. SP 3 bercakap-cakap

S=
Rabu, 16 1 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan  Klien mengatakan mandi
Des 2020 harian klien pagi hari, makan, sikat
11.00 2. Melatih klien mengendalikan gigi, ukur tensi, makan
halusinasi dengan cara bercakap- snack”
cakap dengan orang lain  Klien mengatakan kemarin
3. Menganjurkan klien memasukkan belajar menghardik saat
ke dalam jadwal harian mau magrib”
Kamis, 17 1  Klien mengatakan mau
Des 2020
berlatih bercakap-cakap
10.00 pukul 12.00
O=
 Klien mampu
menyebutkan kegiatan
hariannya
 Kontak mata lebih baik
dari hari kemarin
 Klien dapat melakukan

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 31
cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
 Klien dapat melakukan
cara mengontrol halusinasi
dengan cara mercakap-
cakap
A= Masalah teratasi
P= Intervensi dilanjutkan
1. Motivasi klien
mengontrol
halusinasi
2. SP 4 beraktifitas

S= Klien mengatakan merasa lega


O= Klien sudah lancar meghardik
1. Berlatih cara menghardik A= Masalah teratasi
P= Intervensi dilanjtkan

S=
 Klien mengatakan saat tadi
Jumat, 18 3. Mengevaluasi jadwal kegiatan pagi mandi lalu makan,
Des 2020 harian klien lalu sikat gigi dan makan
11.00 4. Melatih klien mengontrol snack. Kemarin sore ia
halusinasi dengan cara melakukan berlatih menghardik
kegiatan yang biasa dilakukan sebelum tidur dan ia
5. Menganjurkan klien memasukkan bercakap- cakap dengan
ke dalam jadwal kegiatan harian pasien lain setelah makan
siang ”
 Klien mengatakan berzikir
saat mendengar
halusinasinya
 Klien mengatakan akan
memasukkan zikir sebagai

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 32
jadwal kegiatan setiap
pukul 15.00 dan 19.00
O=
 Klien mampu
menyebutkan jadwal
hariannya
 Klien dapat melakukan
cara mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan
kegiatan
A= Masalah teratasi
P=Intervensi dilanjutkan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 33
Pertemuan :2
SP :1
Hari/ Tanggal : 15 Desember 2020
Nama Pasien (Inisial) : TN. R
Ruangan : ELANG

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan sering ada yang menyuruhnya berbicara dan menyuruhnya keluar
rumah tanpa tujuan
DO : Klien nampak tenang, kontak mata kurang
Klien nampak sering mondar mandir
Klien terkadang tampang berbicara sendiri
2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. TUK :
a. Klien mampu menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus, perasaan
b. Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan
menghardik.
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi klien dalam mengenal halusinasi
- Isi
- Waktu
- Frekuensi
- Situasi
- Respon terhadap / terjadinya halusinasi
b. Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan


a. Orientasi :
 Salam terapeutik:
”Assalamualaikum Pak Reza, apa kabar? ”
 Memperkenalkan Diri
Pak Reza masih ingat dengan saya? Ayo, siapa coba namanya saya? Iya, betul seklai nama saya
suster Adinda yang sedang praktek disini.
 Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum:
”Bagaimana perasaan Pak Reza hari ini? Oh iya, tadi pagi Pak Reza bangun jam berapa? Kemudian

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 34
sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Pak Reza sudah mandi?”
 Evaluasi/Validasi :
“Pak Reza masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau berbincang-bincang
tentang apa? Hari ini kita bercakap-cakap tentang suara yang Pak Reza rasakan dan cara
mengontrolnya dengan menghardik. “
 Kontrak :
“Pak Reza masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Pak Reza lupa yah?
Hari ini kita akan berbincang-bincang di teras, waktunya tidak lama hanya sekitar 15 menit.
Bagaimana Pak Reza sudah siap?”
b. Kerja :
“ Apakah Pak Reza mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu?”
“Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering Pak Reza dengar
suara? Berapa kali sehari Pak Reza alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada
waktu sendiri?”
“ Apa yang Pak Reza rasakan pada saat mendengar suara itu?”
“ Apa yang Pak Reza lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu
hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?
“Pak Reza, ada tiga cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik
suara tersebut. Kedua dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, minum obat dengan
teratur.”
“ Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
“ Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung Pak Reza bilang, pergi
kamu saya tidak mau dengar, ….. Saya tidak mau dengar . Kamu suara palsu, jangan
ganggu saya. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba Pak Reza
peragakan! Nah begitu ….bagus! Coba lagi ! Ya bagus Pak Reza sudah bisa”
” Jadi ada 3 cara untuk mengontrol halusinasi, yaitu dengan cara menghardik, bercakap-
cakap, melakukan aktivitas dan minum obat secara teratur. Hari ini yang kita pelajari yaitu
dengan cara menghardik.”
C.Terminasi:
 Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaan Pak Reza setelah peragaan latihan tadi?”


Evaluasi Objektif
” Coba Pak Reza ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini? Iya bagus Pak Reza”
 Rencana tindak lanjut

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 35
” Kalau suara-suara itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus berlatih ya Pak
Reza walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau
jam berapa saja latihannya?.
 Kontrak

Topik : “Baiklah Pak Reza besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih cara kedua
mengontrol halusinasi dengan becakap-cakap dengan orang lain.”
Tempat : “Pak Reza mau dimana tempatnya? Oh Pak Reza ingin di tempat tidur yah?”
Waktu : ”Jam berapa Pak Reza bisa. Bagaimana klo jam 10 saja? Waktunya hanya 15
menit saja.”
“Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 36
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan :3
SP :2
Hari/ Tanggal : 16 Desember 2020
Nama Pasien (Inisial) : TN. R
Ruangan : ELANG

A.    Proses Keperawatan


1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
a. Klien mengatakan mendengar suara laki-laki yang mengejeknya.
b. Klien mengatakan suara itu timbul ketika sendiri.

Data objektif :
a. Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat.
b. Klien tampak kesal dan berbicara sendiri.

2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan Persepsi Sensori :Halusinasi pendengaran

3. Tujuan Tindakan Keperawatan.


Pasien mampu mengontrol halusinasi pendengaran dengan enam benar minum obat.

4. Tindakan Keperawatan.
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa.
c. Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program.
d. Jelaskan akibat bila putus obat.
e. Jelaskan cara mendapatkan obat.
f. Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar obat, benar
pasien, benar cara, benar ibuaktu, benar dosis dan kontinuitas.
B. Strategi Komunikasi.

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 37
1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik.
Perawat : Assalamualaikum, Ibuk masih ingat dengan saya?
Pasien : Masih buk
Perawat : Bagaimana perasaan buk Rahmi hari ini?
Pasien : baik buk

b. Evaluasi/validasi.
Perawat :Apakahbuk Rahmi masih mendengar suara yang mengejek ibu?
Pasien : masih buk, saya masih mendengarnya
Perawat : Apakah ibu telah melakukan apa yang telah kita pelajari kemarin?
Pasien : sudah, saya sudah melakukannya
Perawat : Apakah dengan menghardik suara-suara yang ibu dengar berkurang?
Pasien : ya, suara sudah berkurang
Perawat : Bagus buk.Sekarang coba ibu praktekkan pada saya bagaimana ibu
melakukannya.
Pasien : Jika saya mendengar suara itu, saya katakan “Pergi..pergi saya tidak mau
dengar.. Kamu suara palsu” (sambil menutup kedua telinganya)
Perawat : Bagus sekali buk. Coba kita lihat jadwal kegiatan hariannya ya buk
Pasien : (mengeluarkan catatan harian dan memberikan kepada Perawat)
Perawat : bagus sekali buk Rahmi. Ibuk sudah bisa melakukan kegiatan menghardik
secara mandiri ibukwalaupun masihada diingatkan oleh keluarga.

c. Kontrak.
Perawat : Baiklah buk Rahmi, sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan cara
yang kedua dari empat mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu cara
minum obat yang benar, apakah ibuk bersedia?
Pasien : saya bersedia buk ( sambil mengannguk)
Pearaibuat :Berapa lama ibuk mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Pasien : baik buk
Perawat : ibuk mau berbincang-bincang dimana?
Pasien : disini saja buk
Perawat Baiklah buk

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 38
2. Fase Kerja.
Perawat : Ibuk sudah dapat obat dari Perawat?
Pasien : sudah buk
Perawat : Ibuk perlu meminum obat ini secara teratur agar pikiran jadi tenang, dan
tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga macam, yang warnanya
orange namanya CPZ minum 3 kali sehari gunanya supaya tenang dan
berkurang rasa marah dan mondar mandirnya, yang warnanya putih namanya
THP minum 3 kali sehari supaya relaks dan tidak kaku, yang warnanya merah
jambu ini namanya HLP gunanya untuk menghilangkan suara-suara yang ibuk
dengar. Semuanya ini harus ibuk minum 3 kali sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1
siang, dan jam 7 malam. Bila nanti mulut ibuk terasa kering, untuk membantu
mengatasinya ibuk bisa menghisap es batu yang bisa diminta pada
Perawat.Bila ibuk merasa mata berkunang-kunang, ibuk sebaiknya istirahat
dan jangan beraktivitas dulu.Jangan pernah menghentikan minum obat
sebelum berkonsultasi dengan dokter ya buk.
Sampai disini, apakah buk Rahmi mengerti ?
Pasien : ya, saya mengerti (sambil menggangguk)
Perawat : Baiklah buk Rahmi, kita lanjutkan ya. Sebelum ibuk meminum obat lihat
dulu label yang menempel di bungkus obat, apakah benar nama ibuk yang
tertulis disitu. Selain itu ibuk perlu memperhatikan jenis obatnya, berapa dosis,
satu atau dua butir obat yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus
diminum, dan cara meminum obatnya. ibuk harus meminum obat secara
teratur dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter. Sekarang
kita memasukan waktu meminum obat kedalam jadwal ya buk. Cara mengisi
jadwalnya adalah jika ibuk minum obatnya sendiri tanpa diingatkan oleh
Perawat atau teman maka di isi dengan M artinya mandiri, jika ibu meminum
obatnya diingatkan oleh Perawat atau oleh teman maka di isi B artinya
dibantu, jika ibu tidak meminum obatnya maka di isi T artinya tidak
melakukannya. Mengerti bu?
Pasien : saya mengerti
Perawat : coba ibuk ulangi kembali cara mengisi jadwal kegiatan?
Pasien : jika saya meminum obat tanpa diingatkan maka saya isi di kolom M artinya

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 39
mandiri, jika saya minum obat diingatkan oleh keluarga/ Perawat/ teman saya buat di kolom
B, jika saya tidak melakukannya saya buat di kolom T.
Perawat : Nah bagus, ibuk sudah mengerti.
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Perawat : Bagaimana perasaan ibuk setelah kita berbincang-bincang tentang obat?
Pasien : saya sekarang mengerti cara minum obat yang baik buk
Perawat : Sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara? Coba ibu
sebutkan?
Pasien : menghardik dan minum obat
Perawat : Wah, ibu benar sekali

b. Tindakan lanjut
Perawat : Jadwal minum obatnya sudah kita buat yaitu07:00, 13:00 dan 19:00 pada
jadwal kegiatan ibuk. Nah sekarang kita masukan kedalam jadwal minum obat
yang telah kita buat tadi ya ibuk.jangan lupa lakukan semua dengan teratur ya
ibuk
Pasien : baik buk

c. Kontrak yang akan datang :


Perawat : Baik lah buk. Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk melihat
manfaat minum obat dan berlatih cara untuk mengontrol halusinasi yang
ketiga yaitu bercakap-cakap dengan orang lain. apakah buk Rahmi bersedia?
Pasien : ya, saya bersedia buk
Perawat : Karena besok saya dinas siang dari pukul 14.00- 21.00 Wib, jadi kita latihan
sore saja ya buk. Kira- kira ibuk siang jam berapa ibuk bisa?
Pasien : jam 15.00 buk
Perawat : baiklah buk. Kita akan bertemu jam 15.00 disini ya buk. Saya permisi dulu
ya buk. Assalammualaikum wr.wb

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 40
Pertemuan :4
SP :3
Hari/ Tanggal : 17 Desember 2020
Nama Pasien (Inisial) : TN. R
Ruangan : ELANG

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi :
DS : Klien mengatakan sudah meminum obat sesuai jadwal

DO : Klien dapat menyebutkan nama-nama obat


Kontak mata mulai terjalin
2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3.TUK :
- Klien mampu menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
- Klien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain
4. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain (kegiatan yang biasa dilakukan pasien)
c. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
B. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
“ Assalamualaikum Pak Reza . Apa kabar hari ini?
2. Memperkenalkan Diri

Pak Reza masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya?

3. Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum

“Pak Reza, sepertinya saya lihatdiam saja, dari tadi, tidak mengobrol. Bagaimana kalau kita
berbincang-bincang disini?”
4. Evaluasi / validasi
Bagaimana Pak Reza masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah
suara-suaranya masih muncul? Apakah sudah dicoba cara yang telah kita

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 41
latih? Berkurangkan suara-suaranya Bagus !
5. Kontrak

Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara kedua untuk mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama
15 menit. Tempatnya di meja makan. Bagaimana apa Pak Reza sudah siap? “
C. Kerja :

“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah bercakap-cakap


dengan orang lain .Jadi kalau Pak Reza mulai mendengar suara-suara langsung saja cari
teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk mengobrol dengan Reza. Contohnya
begini...”Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau
ada orang dirumah misalnya teman Pak Reza katakan : ayo ngobrol dengan Pak Reza,
karena Pak Reza sedang dengar suara-suara. Begitu..coba Pak Reza lakukan seperti saya
tadi lakukan. Ya..begitu ..Pak Reza..bagus! Coba sekali lagi. Bagus..! Nah laih terus ya
Pak!”.
” Jadi cara kedua untuk mengontrol halusinasi adalah yaitu dengan bercakap-cakap
dengan orang lain ya Irma.”
D. Terminasi :

1. Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaan Irma setelah latihan ini?”


2. Evaluasi Objektif

” Coba Irma ulangi lagi apa yang sudah kita bicarakan. Jadi ada berapa cara
untuk mengontrol halusinasi?”
3. Rencana tindak lanjut

“Bagaimana kalau kita masukan dalam jadwal kegiatan harian Irma. Mau jam
berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta
sewaktu-waktu suara itu muncul! Nanti 30 menit lagi saya akan ke mari
lagi”.Dan kita latih lagi sesuai jadwal.
4. Kontrak

a. Topik : Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan
aktivitas terjadwal ?”

b. Tempat : “Mau di mana?. Di ruang makan?”

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 42
c. Waktu : Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00 ?”

Sampai nanti ya. Assalamualaikum”

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 43
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan :5
SP :4
Hari/ Tanggal : 18 Desember 2020
Nama Pasien (Inisial) : TN. R
Ruangan : ELANG

A.    Proses Keperawatan.


1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
a. Klien mengatakan masih mendengar suara laki-laki yang mengejeknya.
b. Klien mengatakan mendengarnya ketika sendiri.

Data objektif :
a. Klien masih tampak berbicara sendiri.
b. Klien masih tampak mengarahkan telinga kesuatu tempat.

2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran.

3. Tujuan Tindakan Keperawatan.


Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan.

4. Tindakan Keperawatan.
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian.
b. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan yang
mampu klien lakukan.
c. Menganjurkan klien memasukan kegiatan ke jadwal kegiatan sehari-hari klien.

B.     Strategi Komunikasi.


1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik.

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 44
Perawat : Asalamualaikum buk Rahmi, selamat pagi..Saya boleh duduk buk?
Pasien : Walaikumsalam wr.wb, boleh buk
Perawat : Ibu masih ingat dengan saya?
Pasien : Masih buk (sambil mengangguk)

b. Evaluasi validasi.
Perawat :Bagaimana perasaan buk Rahmi hari ini? Apakah masih ada mendengar
suara-suara?
Pasien : saya baik buk, suaranya sudah jarang saya dengar
Perawat :Apakahibuk telah melakukan tiga cara yang telah dipelajari untuk
menghilangkan suara-suara yang menganggu?
Pasien : ya , saya sudah melakukannya
Perawat : Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya?
Pasien : (mengambil buku kegiatan harian dan memberikannya pada perawat)
Perawat :Bagus sekali buk, ibuk minum obatnya dengan teratur, latihan
bercakap-cakap dengan teman dan perawat juga dilakukan dengan teratur.
Sekarang coba ceritakan pada saya apakah dengan ketiga cara tadisuara-suara
yang ibu dengarkan berkurang?
Pasien : iya buk, suaranya berkurang
Perawat :Bagus sekali buk, dengan cara tersebut suara-suara itu sudah tidak akan
menganggu ibuk lagi. Coba sekarang ibuk praktekkan lagi bagaimana cara
menghardik suara-suara yang telah kita pelajari dan jelaskan kembali pada
saya 6 cara minum obat yang benar dan dengan siapa ibu bisa bercakap-
cakap?
Pasien :Jika saya mendengar suara itu lagi, saya katakan “Pergi.. pergi saya tidak
mau dengar.. Kamu suara palsu” (sambil menutup kedua
telinganya).Sebelum saya meminum obat saya lihat dulu label yang
menempel di bungkus obat, apakah benar nama saya yang tertulis disitu,
perhatikan jenis obatnya, berapa dosis, satu atau dua butir obat yang harus
diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum, dan cara meminum
obatnya. Dan yang terakhir saya harus bercakap cakap dengan teman atau
perawat jika suara itu terdengar.

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 45
Perawat : Bagus sekali buk Rahmi !Ibu sudah bisa mempraktekkannya.

c. Kontrak.
Perawat : Baiklah ibu sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan cara yang
muncul yaitu melakukan aktivitas fisik yaitu membersih kamar tujuannya
kalau ibuk sibuk maka kesempatan muncul suara-suara akan berkurang.
Apakah ibuk bersedia?
Pasien : saya bersedia
Perawat : Berapa lama waktu kita berbincang-bincang buk? Bagaimana kalau 20
menit?
Pasien :baiklah buk

2. Fase Kerja.
Perawat : Baiklah mari kita merapikan tempat tidur. Tujuan nya agar ibuk dapat
mengalihkan suara yang didengar.Dimana kamar tidur ibu?
Pasien : Disana buk, disebelah dapur.
Perawat : (di kamar) Baiklah buk sekarang kita merapikan tempat tidur ibuk ya.
Kalau kita akan merapikan tempat tidur, kita pindahkan dulu bantal, guling
dan selimutnya. Lalu kita pasang sepraynya lagi, kita mulai dari arah atas ya
sekarang bagian kaki, tarik dan masukkan, lalu bagian pinggir
dimasukkan.Sekarang ambil bantal dan letakkan dibagian atas
kepala.Selanjutnya kita lipat dan rapikan selimutnya dan letakan dibawah
kaki.
Pasien : (mempraktekkan)
Perawat :Bagus sekali ibuk. ibuk dapat melakukannya dengan baik dan rapi.

3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Perawat : Bagaimana perasaan ibuk setelah kita membereskan tempat tidur apakah
selama kegiatan berlangsung suara-suara itu datang?
Pasien : saya senang buk dan suara itu sudah tidak terdengar lagi.
Perawat : Bagus sekali buk. Jadi selama latihan suara-suara itu tidak ada ya buk.Ibu
dapat melakukan kegiatan untuk menghilangkan suara-suara dengan sering

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 46
bekerja.Apakah ibuk bisa menjelaskan kembali langkah-langkah merapikan
tempat tidur?
Pasien : Pindahkan dulu bantal, guling dan selimutnya. Lalu pasang sepraynya,mulai
dari arah atas lalu bagian kaki, tarik dan masukkan, lalu bagian pinggir
dimasukkan. Kemudian letakkan bantal dibagian atas kepala.Selanjutnya lipat
dan rapikan selimutnya dan letakan dibawah kaki.

b. RTL :
Perawat :Bagus sekali buk sekarang masukan kedalam jadwal kegiatan harian.
Pasien : baik buk ( sambil membuka buku jadwal harian)

c. Kontrak yang akan datang


Perawat : Ibuk kita telah melakukan keempat cara untuk menghilangkan suara-suara
yang ibuk dengar. Jadi ibuk harus melakukannya setiap hari agar suara- suara
itu tidak mengganggu ibuk lagi.Bagaimana buk?Apakah ibu mengerti?
Pasien : ya saya mengerti
Perawat : Baiklah buk,saya akan menemui ibuk besok untuk melihat apakah ibuk
melakukan keempat kegiatan tersebut atau tidak. Saya permisi dulu ya buk.
Assalammualaikum wr wb

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 47
BAB IV
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

4.1 TUJUAN
1. TujuanUmum
Meningkatnya kemampuan pasien dalam membina hubungan sosial dalam kelompok
secara bertahap.
2. TujuanKhusus
Pasien mampu memperkenalkan diri sendiri :
 Nama lengkap
 Nama panggilan
 Asal
 Hobi

4.2 RENCANA KEGIATAN


1. Pengorganisasian
Leader : AgilAfrianto
Co leader : April Lili Ningsih
Observer : Angelina Gusti
Fasilitator 1 : Ana Yulianih
Fasilitator2 : Aliyyah Amanda
Fasilitator3 : AlyaRizyaPratiwi
Fasilitator4 : Adinda Junitha Sari
Fasilitator5 : Rahma Aprilia
Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa
Page 48
Fasilitator 6 : Annisa Arnindita
Leader
Bertugas :
 Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
 Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompoksebelum
kegiatan dimulai
 Menjelaskan aturan permainan
 Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok danmemperkenalkan
dirinya
 Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib
 Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
Co Leader
Bertugas :
 Mendampingi leader
 Menyampaikan informasi dan fasilitator ke leader tentang aktifitas pasien
 Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang telah
dibuat
 Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blockingdalam proses terapi
 Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
 Membuka dan menutup acara
 Mengatur musik
Observer
Bertugas :
 Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir
 Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
 Mengobservasi perilaku pasien
 Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan
 Mendampingi peserta TAK
 Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
 Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
Fasilitator
Bertugas :

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 49
 Mendampingi pasien dalam pelaksanaan TAK
 Mengingatkan pasien tentang aturan permainan
 Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
 Ikut serta dalam kegiatan kelompok
 Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok
untuk aktif mengikutijalannya terapi
2. Metode
 Dinamika kelompok
 Diskusidan Tanya jawab
 Bermainperan/simulasi
3. Persiapanpasien
a. Kriteriapasien
 Pasien dengan isolasi sosial menarik diri dengan kondisi mulai menunjukkan
kemampuan untuk melakukan interaksi interpersonal
 Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai
dengan stimulus yang diberikan
b. Proses seleksi
 Mengidentifikasi pasien yang masuk dengan criteria pasien
 Mengumpulkan pasien yang masuk dengan criteria pasien
 Membuat kontrak dengan pasien yang setuju untuk mengikuti TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan aturan
main dalam kelompok
4. Persiapanalat
 Laptop/handphone
 Musik/lagu
 Bola
 Bukucatatandanpulpen
 Labelnama
 Jadwalkegiatanpasien
5. Setting tempat
CL F P P F P P F

L P
Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa
Page 50 O P P F P P F P F
Keterangan
L : Leader
CL : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien

6. Waktu
Hari/tanggal : Rabu, 16 Desember 2020
Jam : 10.00
Tempat : Ruang Elang
7. Langkah-langkah
a. Fase Prainteraksi
1) Membuat kontrak dengan anggota kelompok
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan (peserta duduk
melingkardalamsuasanaruang yang tenangdannyaman)
b. Fase Orientasi
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Evaluasi/validasi, menanyakan perasaan pasienhari ini
3) Kontrak :
a) Waktu : 10 menit
b) Tempat : Ruang ABCD
c) Topik : Mampu memperkenalkan diri sendiri
4) Menyampaikan tujuan aktivitas : Pasien mampu memperkenalkan diri
sendirikepada anggota kelompok
5) Menjelaskan aturan main :
a) Setiap peserta harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan akhir
b) Bila ingin ke kamar kecil harus mengangkat tangan dan izin kepada
pemimpin TAK
c. Fase Kerja

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 51
1) Hidupkan musik dan edarkan bola berlawanan dengan arah jarum jam
2) Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat
giliran untuk memperkenalkandiri : salam, nama lengkap, nama panggilan,
hobi dan asal, dimulai oleh pemimpin TAK sebagai contoh
3) Tulis nama panggilan pada kertas atau papan nama dan tempel atau pakai
4) Ulangi nomor 1, 2 dan 3 sampai semua anggota kelompok dapat
memperkenalkan diri
5) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberikan
tepuk tangan

d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Pemimpin TAK menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) PemimpinTAK memberi pujian atas keberhasilan kelompok
2) Rencanatindaklanjut
a) Menganjurkantiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
dengan orang lain di kehidupan sehari-hari
b) Memasukkankegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan
harianpasien.
3) Kontrak yang akandatang
a) Waktu : 10 menit
b) Tempat : Ruang ABCD
c) Topik : Memperkenalkan diri dan berkenalan dengan anggota
kelompok lainnya

4. 3 ANTISIPASI
1. Tata TertibPelaksanaan TAK
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAKS sampai dengan selesai
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAKS dimulai
c. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
d. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan
TAKSberlangsung

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 52
e. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangankanan
dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari permainan
g. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAKS selesai
h. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAKS telah habis,sedangkan
permainan belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota
untuk memperpanjang waktu TAKS
2. AntisipasiKejadian Yang TidakDiinginkanPada Proses TAK
a. Penanganan pasien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
1) Memanggilpasien.
2) Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab sapaan perawat
atau pasien yang lain
b. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit
1) Panggil nama pasien
2) Tanya alasan pasien meninggalkan permainan
3) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasanpada
pasien bahwa pasien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu pasien
boleh kembali lagi
c. Bila ada pasien lain ingin ikut
1) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada pasien yang telah
dipilih
2) Katakan pada pasien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat
diikuti oleh pasien tersebut
3) Jika pasien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
peran pada permainan tersebut

4.4 RENCANA EVALUASI


Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja
untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS Sesi I dievaluasi
kemampuan pasien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal.
1. Kemampuan verbal
a. Pasien mampu menyebutkan nama lengkap

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 53
b. Pasien mampu menyebutkan nama panggilan
c. Pasien mampu menyebutkan nama asal
d. Pasien mampu menyebutkan hobi
2. Kemampuan non verbal
a. Pasien mampu berkontak mata
b. Pasien mampu duduk tegak
c. Pasien mampu menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
d. Pasien mampu mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 54
Lampiran: Strategi Pelaksanaan
STRATEGI PELAKSANAAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI SESI 1

I. Strategi Strategi Komunikasi Komunikasi


a. Salam Terapeutik
Selamat pagi bapak-bapak. Sebelumnya kami akan memperkenalkan
diridulu. Nama saya Agil, disamping saya ada Lili, disebelah kanan
dankiriadaadinda, aliyyah, alya, ana, angel, dita, rahma, bapak-bapak sudah pada
kenal belum sama perawat yang ada disini. ?
b. Evaluasi / validasi Evaluasi / validasi
Bagaimana kabar bapak-bapak pagi ini. Apa semuanya sehat? bapak-bapak
sudah pada mandi dan sarapan sarapan belum, sudah pada minum obat belum?
bapak-bapaksudah ada yang kenal dengan teman – teman nyayang ada disini.
Bagus.
c. Kontrak
Saya mau tanya ada yang belum pernah ikut TAK sebelumnya.
Bagussemuanya sudah pernah ya mengikuti TAK. bapak-bapak tahu tidak TAK
kita kali ini tentang apa. TAK kita kali ini yaitu menyampaikan topik yangingin
dibicarakan. bapak-bapak, sebelumnya memperkenalkan diri sendirilalu bapak-
bapak berkenalan dengan teman-teman yang ada disini. TAK ini akan
berlangsung selama 20 menit di ruangan ini. Nanti selamapermainan permainan
ini berlangsung bapak-bapak tidak boleh meninggalkantempat ini ya. Kalaupun
ada yang ingin buang air ( BAK ) bapak-bapak harus minta izin dulu sama
perawat yang ada di sebelah kanan dan kiribapak. Oke.....
d. Tujuan
Tujuan TAK kita kali ini adalah agar bapak-bapak bisa menyampaikantopik
yang ingin dibicarakan.

II. Fase kerja


Baiklah bapak-bapak, sekarang kita mulai permainannya. Tapi sebelumnyaSaya
kasih tahu dulu ya cara dan peraturannya. Oke.... bapak-bapak nantiakan dengar lagu
yang sudah disetel. Ini lagunya... Coba dengarkan. Dan inijuga ada bola. Nanti bola

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 55
ini dipegang oleh bapak-bapak lalu diedarkan keteman yang ada disamping bapak-
bapak (bola diedarkan berlawanan denganarah jarum jam) terus bola diedarkan
sampai lagu yang didengarkan berhenti / tidak terdengar.Nah... apabila lagu berhenti
dan bola beradaditangan bapak….. berarti bapak yang memegang bola harus
menyampaikantopik yang ingin dibicarakan (misal cara bicara yang baik).
Sebelumnya bapak yang memegang bola memperkenalkan diri dulu dengan cara
yaitu memberisalam terlebih dahulu, terus menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan,asal dan juga hobi. Nah... Setelah itu bapak memegang bola
menanyakannama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi kepada teman yang
adadisebelah kanannya. Sekarang saya akan memberikan contohnya terlebihdahulu.
Lalu bapak dengarkan lagi lagu yang sudah disetel kemudian boladiedarkan lagi ke
teman-teman yang ada disamping bapak-bapak. Boladiedarkan terus sampai lagu itu
berhenti. Lalu apabila lagu berhenti dan bapak-bapak yang memegang bola
harusmenyampaikan topik yang ingindibicarakan. Sekarang saya akan memberikan
contohnya terlebih dahulu.

III. Fase Terminasi


a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak-bapak setelah kita melakukan TAK hari ini.
Apa semuanya senang. Sekarang sudah tahu nama teman-temannya ya.Dan
bapak-bapak juga bisa ya.......
b. Evaluasi objektif
Bagus bapak-bapak hebat ya....Bisa menyampaikan topik
c. Rencana tindak lanjut
Saya berharap bapak-bapak bisa terus berlatih menyampaikan topik dengan
teman dengan teman-teman yang lain. Ya. Dan juga memasukan kegiatan ini
kedalam jadwal kegiatan bapak ya.
d. Kontrak yang akan datang
Saya harap bapak-bapak mau mengikuti TAK lagi ya. Tempat dan
waktuakan disesuaikan nanti. Sekarang bapak-bapak bisa melanjutkan
kembalikegiatannya masing – masing.

Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa


Page 56

Anda mungkin juga menyukai