PENDAHULUAN
Keliat, Yusron, & Susanti, 2011). Ditandai dengan marah-marah sendiri, sering
ini pasien sebaiknya mendapatkan perawatan yang lebih baik (Putri, 2017).
skizofrenia di Indonesia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada
rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui
benar - benar nyata dirasakan oleh klien yang mengalaminya, seperti mimpi
saat tidur. Klien mungkin tidak punya cara untuk menentukan persepsi tersebut
ramalan cuaca dan tidak lagi meragukan orang yang berbicara tentang cuaca
respon metabolik terhadap stres, gangguan neurokimiawi, lesi otak, usaha tidak
sadar untuk mempertahankan ego dan ekspresi simbolis dari pikiran yang
terpisah (Nurlaili, Nurdin, & Putri, 2019). Dampak dari gangguan halusinasi itu
Halusinasi harus menjadi fokus perhatian oleh tim kesehatan karena apabila
halusinasi tidak ditangani secara baik, maka akan menimbulkan resiko terhadap
keamanan diri pasien sendiri, orang lain dan juga lingkungan sekitarnya.
(Wahyuni et al., 2011). Pemberian tindakan asuhan keperawatan yang tepat dan
mengontrol halusinasi dengan cara ke 2 yaitu minum obat secara teratur dengan
1.3Rumusan masalah
Halusinasi Penglihatan.
Halusinasi Pendengaran.
1.5.2 Praktis
TINJAUAN TEORI
2.1 Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan, klien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada (Muhith, 2011).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra
tanda ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi
melaluipanca indra tanpa stimullus eksteren : persepsi palsu (Prabowo, 2014).
2.2 Proses Terjadinya Masalah
2.2.1 Factor Predisposisi
1. Factor Biologis
` Adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
(herediter), riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain (NAPZA).
2. Factor Psikologis
2.4.1 Tahap I :
Halusinasi bersifat menyenangkan, tingkat ansietas pasien sedang.Pada
tahap ini halusinasi secara umum menyenangkan.
Karakteristik :
Karakteristik tahap ini ditandai dengan adanya perasaan bersalah dalam
diri pasien dan timbul perasaan takut.Pada tahap ini pasien mencoba
menenangkan pikiran untuk mengurangi ansietas.Individu mengetahui bahwa
pikiran dan sensori yang dialaminya dapat dikendalikan dan bisa diatasi (non
psikotik).
Perilaku yang teramati:
1. Menyeringai / tertawa yang tidak sesuai
2. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara
3. Respon verbal yang lambat
4. Diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikan.
2.4.2 Tahap II :
Halusinasi bersifat menyalahkan, pasien mengalami ansietas tingkat berat
dan halusinasi bersifat menjijikkan untuk pasien.
Karakteristik :
Pengalaman sensori yang dialami pasien bersifat menjijikkan dan
menakutkan, pasien yang mengalami halusinasi mulai merasa kehilangan kendali,
pasien berusaha untuk menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersepsikan,
pasien merasa malu karena pengalaman sensorinya dan menarik diri dari orang
lain (nonpsikotik).
Perilaku yang teramati :
Karakteristik:
Pasien yang berhalusinasi pada tahap ini menyerah untuk
melawanpengalaman halusinasi dan membiarkan halusinasi menguasai dirinya. Isi
halusinasi dapat berupa permohonan, individu mungkin mengalami kesepian jika
pengalaman tersebut berakhir (Psikotik).
Perilaku yang teramati:
1. Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya
dari pada menolak.
2. Kesulitan berhubungan dengan orang lain.
3. Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik, gejala fisik dari
ansietas berat seperti: berkeringat, tremor, ketidakmampuan mengikuti
petunjuk.
2.4.4 Tahap IV :
Halusinasi pada saat ini, sudah sangat menaklukkan dan tingkat
ansietasberada pada tingkat panik.Secara umum halusinasi menjadi lebih rumit
dan saling terkait dengan delusi.
Karakteristik :
Tuk 4 Pasien dapat dukungan dari 1. Anjurkan klien untuk memberi tahu
keluarga dalm mengontrol keluarga jika mengalami halusinasi
halusinasinya 2. Diskusikan dengan keluarga pada
saat kunjungan rumah
Tuk 5 Pasien dapat memanfaatkan 1. Diskusikan dengan klien dan
obat dengan baik keluarga tentang dosis,frekuensi dan
manfaat obat
2. Anjurkan klien minta sendiri obat
pada perawat dan merasakan
manfaatnya
3. Anjurkan klien bicara dengan
dokter tentang manfaat dan efek
samping obat yang dirasakan
4. Diskusikan akibat berhenti minum
obat tanpa konsultasi
5. Bantu klien menggunakan obat
dengan prinsip benar
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 14 Desember 2020 Nomor Register : 03.71.06
Ruangan Rawat : Elang Diagnosa Medis : Skizofrenia
Tanggal Dirawat : 11 Desember 1010
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : TN. R (L)
Umur : 30 Tahun
Status Perkawinan: Cerai
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan : SMA
Alamat : Jalan Masjid RT 008/003 NO. 23A. Petukangan Utara.
Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Sumber Informasi : Bapak
2. ALASAN MASUK
Klien mengatakan diantar oleh bapak ke RSJ Soeharto Heerdjan karena manjat genting
dan berbicara meracau tidak jelas. Klien mengatan ada suara yang menyuruhnya naik ke
genting.
3. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? ( ) Ya ( √ ) Tidak
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda vital : TD : 110/70 mmHg N : 100
S : 36,4°C P : 20
b. Ukur : TB: 161cm BB : 59kg
c. Keluhan fisik : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak merasakan sakit fisik saat ini.
Masalah Keperawatan: Tidak ada
PSIKOSOSIAL
a. Genogram : Gambarkan
b. Konsep diri
1) Gambaran diri : klien mengatakan tidak ada masalah dengan tubuhnya dan merasa
baik
3) Peran : peran klien dalam keluarga adalah klien anak pertama dari 5
bersaudara.
4) Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan bekerja lagi
5) Harga diri : Klien mengatakan dia merasa berharga.
c. Aktivitas Motorik
( ) Lesu ( ) Tegang ( √ ) Gelisah ( ) Agitasi
( ) Tik( ) Grimasen ( ) Tremor ( ) Kompulsif
Jelaskan : Klien terlihat lesu dan gelisah sehinggaobat penengang
klien dinaikkan dosisnya.
Masalah Keperawatan : Halusinasi pendengaran
d. Alam perasaan
( √ ) Sedih ( √ ) Ketakutan ( ) Putus asa
( ) Khawatir ( ) Gembira berlebihan
Jelaskan : Klien mengatakan sedih karena ingin segera sembuh dan
berkumpul kembali. Ia juga merasa takut saat suara yang
menyuruhnya melakukan sesuatu terdengar.
Masalah Keperawatan : tidak ada
e. Afek
( √ ) Datar ( ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak sesuai
Jelaskan : Klien menjawab semua pertanyaan dengan wajah yang datar
h. Proses Pikir
( √ ) Sirkumstansial ( ) Tangensial
( ) Kehilangan asosiasi
( ) Flight of ideas ( ) Blocking
( ) Pengulangan pembicaraan/persevarasi
Jelaskan : Klien berbiacara berbelit-belit namun sampai pada tujuan
i. Isi pikir
( ) Obsesi ( ) Fobia ( ) Hipokondria
( √ ) Depersonalisasi ( ) Ide yang terkait ( ) Pikiran magis
Waham :
( ) Agama ( ) Somatik ( ) Kebesaran ( ) Curiga
( ) Nihilistik ( ) Sisip pikir ( ) Siar pikir ( ) Kontrol pikir
Jelaskan : Klien mengatakan asing terhadap diri sendiri, lingkungan
maupun orang lain
e. Penggunaan obat
( ) Bantuan minimal ( √) Bantuan total
f. Pemeliharaan kesehatan Ya Tidak
Perawatan lanjutan ( ) ( √)
Sistem pendukung ( ) ( √)
h. Kegiatan di dalam rumah Ya Tidak
Mempersiapkan makanan ( √ ) ( )
Menjaga kerapihan rumah ( ) ( √ )
Mencuci pakaian ( ) ( √ )
Pengaturan keuangan ( ) (√ )
Kegiatan di luar rumah Ya Tidak
Belanja ( ) ( √ )
Transportasi ( ) ( √)
Lain – lain ( ) ( √)
Jelaskan : Klien hanya diam saja ketika di rumah jika tidak bekerja
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
7. MEKANISME KOPING
Adaftif Maladaftif
( ) Bicara dengan orang lain ( ) Minum Alkohol
( ) Mampu menyelesaikan masalah ( √ ) Reaksi lambat / berlebih
( ) Teknik relaksasi ( ) Bekerja berlebihan
( ) Aktivitas konstruktif ( ) Menghindar
( ) Olahraga ( ) Mencederai diri
( ) Lainnya ………………………. ( ) Lainnya ……………….............................
Jelaskan : Klien hanya lambat untuk berespon, tidak pernah melakukan
tindak kekerasan, minum alkohol, dsb
TANGGAL /
DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN
JAM
14/12/2020 DS:
Klien mengatakan mendengar Gangguan persepsi sensori:
suara-suara yang menuyuruhnya halusinasi pendengaran
untuk naik ke genting
Klien mengatakan ada yang
mengajaknya ngobrol
Klien mengatakan suara muncul
saat malam hari dan sering saat
sedang ramai
DO:
Klien tampak mondar-mandir
Klien tampak gelisah
Klien tampak ngantuk berat saat
pagi karena efek obat
Isolasi sosial
TUK 2 : 2. Klien dapat menyebutkan 1. Mengobservasi tingkah laku klien terkait dengan
Klien dapat mengenal waktu, isi, frekunsi dan halusinsinya; bicara dan tertawa tanpa stimulus
halusinasinya situasi yang menimbulkan memandang kekiri/ke kanan/ ke depan seolah-olah
halusinasi ada teman bicara
2.Bantu klien mengenal halusinasinya :
a.Jika menemukan klien yang sedang halusinasi,
Menanyakan apakah ada suara yang didengar
Menanyakan apa yang dikatakan
Mengatakan bahwa perawat percaya klien
mendengar suara itu, namun perawat sendiri
tidak mendengarnya (dengan nada bersahabat
tanpa menuduh atau menghakimi)
Mengatakan bahwa perawat akan membantu
klien.
b. Jika Klien tidak sedang berhalusinasi
klarifikasi tentang adanya pengalaman
halusinasi.
3. Diskusikan dengan klien :
Menanyakan situasi yang menimbulkan/tidak
menimbulkan halusinasi ( jika sendiri, jengkel /
sedih)
Menanyakan waktu dan frekuensi terjadinya
halusinasi (pagi, siang sore, dan malam atau
sering dan kadang-kadang)
2. Klien dapat Diskusikan dengan klien bagaimana perasaannya
mengungkapkan perasaan jika terjadi halusinasi (marah/takut, sedih, senang)
terhadap halusinasi nya dan beri kesempatan untuk mengungkapkan
perasaannya.
TUK 3 : 3. Klien dapat menyebutkan 1. Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang
Klien dapat mengontrol tindakan yang biasanya
dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah,
halusinasinya dilakukan untuk
mengendali-kan menyibukan diri dll)
halusinasinya
2. Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan
3. Klien dapat menyebutkan
cara baru klien, jika bermanfaat beri pujian
3. Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol
timbulnya halusinasi :
Katakan : “saya tidak mau dengar/lihat kamu”
(pada saat halusinasi terjadi)
Menemui orang lain (perawat/teman/anggota
keluarga) untuk bercakap cakap atau mengatakan
halusinasi yang didengar / dilihat
Membuat jadwal kegiatan sehari hari agar
halusinasi tidak sempat muncul
Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa jika
3. Klien dapat memilih cara tampak bicara sendiri
mengatasi halusinasi seperti 4. Bantu Klien memilih dan melatih cara memutus
yang telah didiskusikan halusinasi secara bertahap
dengan klien Beri kesempatan untuk melakukan cara yang
3. Klien dapat melaksanakan dilatih. Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika
cara yang telah dipilih berhasil
untuk mengendalikan 5. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas
halusinasinya kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi
3. Klien dapat mengikuti
Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa Page 27
terapi aktivitas kelompok
TUK 4 : 4. 1. Anjurkan Klien untuk memberitahu keluarga jika
Kilen dapat dukungan hubungan saling percaya mengalami halusinasi
dari keluarga dalam dengan perawat 2. Diskusikan dengan keluarga )pada saat keluarga
mengontrol 4. berkunjung/pada saat kunjungan rumah)
halusinasinya pengertian, tanda dan Gejala halusinasi yang di alami klien
tindakan untuk mengendali Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga
kan halusinasi untuk memutus halusinasi
Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di
rumah : beri kegiatan, jangan biarkan sendiri,
makan bersama, berpergian bersama
Beri informasi waktu follow up atau kapan perlu
mendapat bantuan halusinasi tidak terkontrol, dan
resiko mencederai orang lain
TUK 5 : 5. Klien dan keluarga dapat 1. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang
Klien dapat menyebutkan manfaat, dosis,efek samping dan manfaat obat
memanfaatkan obat dosis dan efek samping
dengan baik obat 2. Anjurkan Klien minta sendiri obat pada perawat
5. Klien dapat dan merasakan manfaatnya
mendemontrasi kan
penggunaan obat dgn
3. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang
benar
manfaat dan efek samping obat yang dirasakan
5. Klien dapat informasi
tentang manfaat dan efek
samping obat 4. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa
5. Klien memahami akibat konsultasi
berhenti minum obat
tanpa konsultasi
5. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5
5. Klien dapat menyebutkan
(lima) benar
prinsip 5 benar
penggunaan obat
S=
Selasa, 15 1 1. Melatih cara menghardik “Astagfirullah, pergi kamu
Des 2020 jangan ganggu saya, kamu
11.00 suara palsu saya tidak mau
dengar”
O=
Klien sudah mulai lancer
menghardik
A=
Masalah teratasi
P=
Intervensi dilanjutkan
1. SP 2 patuh obat
S=
Rabu, 16 1 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan Klien mengatakan mandi
Des 2020 harian klien pagi hari, makan, sikat
11.00 2. Melatih klien mengendalikan gigi, ukur tensi, makan
halusinasi dengan cara bercakap- snack”
cakap dengan orang lain Klien mengatakan kemarin
3. Menganjurkan klien memasukkan belajar menghardik saat
ke dalam jadwal harian mau magrib”
Kamis, 17 1 Klien mengatakan mau
Des 2020
berlatih bercakap-cakap
10.00 pukul 12.00
O=
Klien mampu
menyebutkan kegiatan
hariannya
Kontak mata lebih baik
dari hari kemarin
Klien dapat melakukan
S=
Klien mengatakan saat tadi
Jumat, 18 3. Mengevaluasi jadwal kegiatan pagi mandi lalu makan,
Des 2020 harian klien lalu sikat gigi dan makan
11.00 4. Melatih klien mengontrol snack. Kemarin sore ia
halusinasi dengan cara melakukan berlatih menghardik
kegiatan yang biasa dilakukan sebelum tidur dan ia
5. Menganjurkan klien memasukkan bercakap- cakap dengan
ke dalam jadwal kegiatan harian pasien lain setelah makan
siang ”
Klien mengatakan berzikir
saat mendengar
halusinasinya
Klien mengatakan akan
memasukkan zikir sebagai
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan sering ada yang menyuruhnya berbicara dan menyuruhnya keluar
rumah tanpa tujuan
DO : Klien nampak tenang, kontak mata kurang
Klien nampak sering mondar mandir
Klien terkadang tampang berbicara sendiri
2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. TUK :
a. Klien mampu menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus, perasaan
b. Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan
menghardik.
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi klien dalam mengenal halusinasi
- Isi
- Waktu
- Frekuensi
- Situasi
- Respon terhadap / terjadinya halusinasi
b. Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
Topik : “Baiklah Pak Reza besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih cara kedua
mengontrol halusinasi dengan becakap-cakap dengan orang lain.”
Tempat : “Pak Reza mau dimana tempatnya? Oh Pak Reza ingin di tempat tidur yah?”
Waktu : ”Jam berapa Pak Reza bisa. Bagaimana klo jam 10 saja? Waktunya hanya 15
menit saja.”
“Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
Pertemuan :3
SP :2
Hari/ Tanggal : 16 Desember 2020
Nama Pasien (Inisial) : TN. R
Ruangan : ELANG
Data objektif :
a. Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat.
b. Klien tampak kesal dan berbicara sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan Persepsi Sensori :Halusinasi pendengaran
4. Tindakan Keperawatan.
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa.
c. Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program.
d. Jelaskan akibat bila putus obat.
e. Jelaskan cara mendapatkan obat.
f. Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar obat, benar
pasien, benar cara, benar ibuaktu, benar dosis dan kontinuitas.
B. Strategi Komunikasi.
b. Evaluasi/validasi.
Perawat :Apakahbuk Rahmi masih mendengar suara yang mengejek ibu?
Pasien : masih buk, saya masih mendengarnya
Perawat : Apakah ibu telah melakukan apa yang telah kita pelajari kemarin?
Pasien : sudah, saya sudah melakukannya
Perawat : Apakah dengan menghardik suara-suara yang ibu dengar berkurang?
Pasien : ya, suara sudah berkurang
Perawat : Bagus buk.Sekarang coba ibu praktekkan pada saya bagaimana ibu
melakukannya.
Pasien : Jika saya mendengar suara itu, saya katakan “Pergi..pergi saya tidak mau
dengar.. Kamu suara palsu” (sambil menutup kedua telinganya)
Perawat : Bagus sekali buk. Coba kita lihat jadwal kegiatan hariannya ya buk
Pasien : (mengeluarkan catatan harian dan memberikan kepada Perawat)
Perawat : bagus sekali buk Rahmi. Ibuk sudah bisa melakukan kegiatan menghardik
secara mandiri ibukwalaupun masihada diingatkan oleh keluarga.
c. Kontrak.
Perawat : Baiklah buk Rahmi, sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan cara
yang kedua dari empat mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu cara
minum obat yang benar, apakah ibuk bersedia?
Pasien : saya bersedia buk ( sambil mengannguk)
Pearaibuat :Berapa lama ibuk mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Pasien : baik buk
Perawat : ibuk mau berbincang-bincang dimana?
Pasien : disini saja buk
Perawat Baiklah buk
b. Tindakan lanjut
Perawat : Jadwal minum obatnya sudah kita buat yaitu07:00, 13:00 dan 19:00 pada
jadwal kegiatan ibuk. Nah sekarang kita masukan kedalam jadwal minum obat
yang telah kita buat tadi ya ibuk.jangan lupa lakukan semua dengan teratur ya
ibuk
Pasien : baik buk
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi :
DS : Klien mengatakan sudah meminum obat sesuai jadwal
Pak Reza masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya?
“Pak Reza, sepertinya saya lihatdiam saja, dari tadi, tidak mengobrol. Bagaimana kalau kita
berbincang-bincang disini?”
4. Evaluasi / validasi
Bagaimana Pak Reza masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah
suara-suaranya masih muncul? Apakah sudah dicoba cara yang telah kita
Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara kedua untuk mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama
15 menit. Tempatnya di meja makan. Bagaimana apa Pak Reza sudah siap? “
C. Kerja :
1. Evaluasi Subjektif
” Coba Irma ulangi lagi apa yang sudah kita bicarakan. Jadi ada berapa cara
untuk mengontrol halusinasi?”
3. Rencana tindak lanjut
“Bagaimana kalau kita masukan dalam jadwal kegiatan harian Irma. Mau jam
berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta
sewaktu-waktu suara itu muncul! Nanti 30 menit lagi saya akan ke mari
lagi”.Dan kita latih lagi sesuai jadwal.
4. Kontrak
a. Topik : Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan
aktivitas terjadwal ?”
Pertemuan :5
SP :4
Hari/ Tanggal : 18 Desember 2020
Nama Pasien (Inisial) : TN. R
Ruangan : ELANG
Data objektif :
a. Klien masih tampak berbicara sendiri.
b. Klien masih tampak mengarahkan telinga kesuatu tempat.
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian.
b. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan yang
mampu klien lakukan.
c. Menganjurkan klien memasukan kegiatan ke jadwal kegiatan sehari-hari klien.
b. Evaluasi validasi.
Perawat :Bagaimana perasaan buk Rahmi hari ini? Apakah masih ada mendengar
suara-suara?
Pasien : saya baik buk, suaranya sudah jarang saya dengar
Perawat :Apakahibuk telah melakukan tiga cara yang telah dipelajari untuk
menghilangkan suara-suara yang menganggu?
Pasien : ya , saya sudah melakukannya
Perawat : Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya?
Pasien : (mengambil buku kegiatan harian dan memberikannya pada perawat)
Perawat :Bagus sekali buk, ibuk minum obatnya dengan teratur, latihan
bercakap-cakap dengan teman dan perawat juga dilakukan dengan teratur.
Sekarang coba ceritakan pada saya apakah dengan ketiga cara tadisuara-suara
yang ibu dengarkan berkurang?
Pasien : iya buk, suaranya berkurang
Perawat :Bagus sekali buk, dengan cara tersebut suara-suara itu sudah tidak akan
menganggu ibuk lagi. Coba sekarang ibuk praktekkan lagi bagaimana cara
menghardik suara-suara yang telah kita pelajari dan jelaskan kembali pada
saya 6 cara minum obat yang benar dan dengan siapa ibu bisa bercakap-
cakap?
Pasien :Jika saya mendengar suara itu lagi, saya katakan “Pergi.. pergi saya tidak
mau dengar.. Kamu suara palsu” (sambil menutup kedua
telinganya).Sebelum saya meminum obat saya lihat dulu label yang
menempel di bungkus obat, apakah benar nama saya yang tertulis disitu,
perhatikan jenis obatnya, berapa dosis, satu atau dua butir obat yang harus
diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum, dan cara meminum
obatnya. Dan yang terakhir saya harus bercakap cakap dengan teman atau
perawat jika suara itu terdengar.
c. Kontrak.
Perawat : Baiklah ibu sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan cara yang
muncul yaitu melakukan aktivitas fisik yaitu membersih kamar tujuannya
kalau ibuk sibuk maka kesempatan muncul suara-suara akan berkurang.
Apakah ibuk bersedia?
Pasien : saya bersedia
Perawat : Berapa lama waktu kita berbincang-bincang buk? Bagaimana kalau 20
menit?
Pasien :baiklah buk
2. Fase Kerja.
Perawat : Baiklah mari kita merapikan tempat tidur. Tujuan nya agar ibuk dapat
mengalihkan suara yang didengar.Dimana kamar tidur ibu?
Pasien : Disana buk, disebelah dapur.
Perawat : (di kamar) Baiklah buk sekarang kita merapikan tempat tidur ibuk ya.
Kalau kita akan merapikan tempat tidur, kita pindahkan dulu bantal, guling
dan selimutnya. Lalu kita pasang sepraynya lagi, kita mulai dari arah atas ya
sekarang bagian kaki, tarik dan masukkan, lalu bagian pinggir
dimasukkan.Sekarang ambil bantal dan letakkan dibagian atas
kepala.Selanjutnya kita lipat dan rapikan selimutnya dan letakan dibawah
kaki.
Pasien : (mempraktekkan)
Perawat :Bagus sekali ibuk. ibuk dapat melakukannya dengan baik dan rapi.
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Perawat : Bagaimana perasaan ibuk setelah kita membereskan tempat tidur apakah
selama kegiatan berlangsung suara-suara itu datang?
Pasien : saya senang buk dan suara itu sudah tidak terdengar lagi.
Perawat : Bagus sekali buk. Jadi selama latihan suara-suara itu tidak ada ya buk.Ibu
dapat melakukan kegiatan untuk menghilangkan suara-suara dengan sering
b. RTL :
Perawat :Bagus sekali buk sekarang masukan kedalam jadwal kegiatan harian.
Pasien : baik buk ( sambil membuka buku jadwal harian)
4.1 TUJUAN
1. TujuanUmum
Meningkatnya kemampuan pasien dalam membina hubungan sosial dalam kelompok
secara bertahap.
2. TujuanKhusus
Pasien mampu memperkenalkan diri sendiri :
Nama lengkap
Nama panggilan
Asal
Hobi
L P
Panduan Praktek Klinik Kep. Jiwa
Page 50 O P P F P P F P F
Keterangan
L : Leader
CL : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
6. Waktu
Hari/tanggal : Rabu, 16 Desember 2020
Jam : 10.00
Tempat : Ruang Elang
7. Langkah-langkah
a. Fase Prainteraksi
1) Membuat kontrak dengan anggota kelompok
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan (peserta duduk
melingkardalamsuasanaruang yang tenangdannyaman)
b. Fase Orientasi
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Evaluasi/validasi, menanyakan perasaan pasienhari ini
3) Kontrak :
a) Waktu : 10 menit
b) Tempat : Ruang ABCD
c) Topik : Mampu memperkenalkan diri sendiri
4) Menyampaikan tujuan aktivitas : Pasien mampu memperkenalkan diri
sendirikepada anggota kelompok
5) Menjelaskan aturan main :
a) Setiap peserta harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan akhir
b) Bila ingin ke kamar kecil harus mengangkat tangan dan izin kepada
pemimpin TAK
c. Fase Kerja
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Pemimpin TAK menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) PemimpinTAK memberi pujian atas keberhasilan kelompok
2) Rencanatindaklanjut
a) Menganjurkantiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
dengan orang lain di kehidupan sehari-hari
b) Memasukkankegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan
harianpasien.
3) Kontrak yang akandatang
a) Waktu : 10 menit
b) Tempat : Ruang ABCD
c) Topik : Memperkenalkan diri dan berkenalan dengan anggota
kelompok lainnya
4. 3 ANTISIPASI
1. Tata TertibPelaksanaan TAK
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAKS sampai dengan selesai
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAKS dimulai
c. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
d. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan
TAKSberlangsung