Anda di halaman 1dari 29

4.1.

3 Analisa Grafik
1) Grafik hubungan antara kemiringan dasar dengan kecepatan aliran

Grafik Hubungan Antara Kemiringan Dasar dengan


Kecepatan Aliran

0.7500

0.6000

0.4500
v (m/s)

0.3000

0.1500

0.0000
-4.0 -3.0 -2.0 -1.0 0.0 1.0 2.0

θ (°)

Q₁ = 1,9444 × 10¯³ m³/s Q₂ = 8,3333 × 10¯4 m³/s

Gambar 4.1 Grafik hubungan antara kemiringan dasar dengan kecepatan aliran
Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan hasil analisa grafik diatas, menunjukan bahwa hubungan


antara kemiringan dasar dengan kecepatan aliran adalah berbanding lurus.
Artinya semakin besar nilai kemiringan dasar saluran maka nilai kecepatan
aliran semakin besar. Begitu pula sebaliknya, nilai kecepatan aliran akan
semakin kecil seiring dengan bertambahnya nilai kemiringan dasar saluran.
Pada grafik terlihat bahwa pada debit kedua mengasilkan nilai kecepatan aliran
yang lebih besar sedangkan debit pertama nilai kecepatan yang dihasilkan
lebih kecil untuk setiap nilai kemiringan dasar yang sama.
2) Grafik hubungan antara kemiringan dasar dengan tegangan geser

Grafik Hubungan Antara Kemiringan Dasar dengan


Tegangan Geser

7.0000
4.0000
1.0000
-2.0000
τ (N/m²)

-5.0000
-8.0000
-11.0000
-14.0000
-17.0000
-4.0 -3.0 -2.0 -1.0 0.0 1.0 2.0

θ (°)

Q₁ = 1,9444 × 10¯³ m³/s Q₂ = 8,3333 × 10¯4 m³/s

Gambar 4.2 Grafik hubungan antara kemiringan dasar dengan tegangan geser
Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan hasil analisa grafik diatas, menunjukan bahwa hubungan


antara kemiringan dasar dengan tegangan geser adalah berbanding lurus.
Artinya, semakin besar sudut kemiringan dasar saluran maka nilai tegangan
geser semakin besar. Begitu pula sebaliknya semakin kecil nilai kemiringan
dasar saluran maka tegangan geser semakin kecil. Pada debit pertama, nilai
tegangan geser lebih besar untuk nilai sudut kemiringan dasar positif
sedangkan untuk nilai sudut kemiringan dasar negative nilai tegangan geser
yang dihasilkan lebih kecil, begitu pula pada debit kedua, nilai tegangan geser
lebih kecil, untuk sudut kemiringan dasar positif dan nilai tegangan geser yang
lebih besar untuk sudut kemiringan negative.
3) Grafik hubungan antara kemiringan gesekan dengan koefisien keksaran
chezy

Grafik Hubungan Antara Kemiringan Gesekan dengan


Koefisien Kekasaran Chezy

35.0000
30.0000
25.0000
20.0000
C

15.0000
10.0000
5.0000
0.0000
-0.0600 -0.0400 -0.0200 0.0000 0.0200 0.0400 0.0600

Sf

Q₁ = 1,9444 × 10¯³ m³/s Q₂ = 8,3333 × 10¯4 m³/s

Gambar 4.3 Grafik hubungan antara kemiringan gesekan dengan koefisien


kekasaran chezy
Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan grafik diatas, menunjukan hubungan antara kemiringan


dengan koefisien kekasaran chezy adalah berbanding terbalik. Artinya semakin
besar nilai kemiringan gesekan maka nilai koefisien chezy akan semakin kecil,
begitu pula sebaliknya. Pada debit pertama menghasilkan nilai koefisien
keksaran chezy yang lebih kecil dan menghasilkan bilangan negative untuk
nilai kemiringan gesekan negatif. Begitupun sebaliknya pada debit kedua, nilai
koefisien kekasaran chezy yang dihasilkan lebih besar dari pada koefisien
chezy debit pertama.
4) Grafik hubungan antara kemiringan kecepatan aliran dengan gaya
dinamis

Grafik Hubungan Antara Kecepatan Aliran dengan Gaya Dinamis

1.5000

1.2000

0.9000
Fd (N)

0.6000

0.3000

0.0000
0.2000 0.3000 0.4000 0.5000 0.6000 0.7000

v (m/s)

Q₁ = 1,9444 × 10¯³ m³/s Q₂ = 8,3333 × 10¯4 m³/s

Gambar 4.4 Grafik hubungan antara kemiringan kecepatan aliran dengan gaya
dinamis
Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan grafik diatas, menunjukan hubungan antara kemiringan


kecepatan aliran dengan gaya dinamis adalah berbanding lurus. Artinya
semakin besar nilai kecepatan aliran maka nilai gaya dinamis yang dihasilkan
akan semakin besar, begitu pula sebaliknya. Semakin kecil nilai kecepatan
aliran maka nilai gaya dinamis yang dihasilkan akan lebih kecil, pada debit
pertama menghasilkan nilai kecepatan aliran dan gaya dinamis yang lebih
kecil, sedangkan pada debit kedua menghasilkan nilai kecepatan aliran dan
gaya dinamis yang lebih besar.
5) Grafik hubungan antara kedalaman saluran terhadap gaya statis

Grafik Hubungan Antara Kedalaman Saluran Terhadap


Gaya Statis

2.1000
1.8000
1.5000
1.2000
Fs (N)

0.9000
0.6000
0.3000
0.0000
0.0200 0.0300 0.0400 0.0500 0.0600 0.0700 0.0800

h (m)

Q₁ = 1,9444 × 10¯³ m³/s Q₂ = 8,3333 × 10¯4 m³/s

Gambar 4.5 Grafik hubungan antara kedalaman saluran terhadap gaya statis
Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan grafik diatas, menunjukan hubungan antara kedalaman


saluran terhadap gaya statis adalah berbanding lurus, artinya nilai gaya statis
akan semakin besar seiring dengan kenaikan nilai kefdalaman saluran.
Begitupula sebaliknya nilai gaya statis akan semakin kecil seiring dengan
kenaikan milai kedalaman saluran. Pada debit pertama dengan nilai debit yang
lebih kecil akan mengahasilkan nilai kedalaman saluran dan gaya statis yang
lebih kecil juga, sedangkan pada debit kedua dimana nilai debit lebih besar
akan menghasilkan nilai kedalaman saluran dan gaya statis yang lebih besar.
6) Grafik hubungan antara kecepatan terhadap momentum

Grafik Hubungan Antara Kecepatan Aliran Terhadap Momentum

0.0040

0.0030
M (m²)

0.0020

0.0010

0.0000
0.2000 0.3000 0.4000 0.5000 0.6000 0.7000

v (m/s)

Q₁ = 1,9444 × 10¯³ m³/s Q₂ = 8,3333 × 10¯4 m³/s

Gambar 4.6 Grafik hubungan antara kecepatan terhadap momentum


Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan grafik diatas, menunjukan hubungan antara kecepatan


terhadap momentum adalah berbanding terbalik, artinya nilai momentum akan
semakin besar seiring bertambahnya nilai kecepatan aliran begitu pula
sebaliknya, semakin kecil nilai kecepatan aliran maka nilai momentum
semakin kecil. Pada debit pertama dengan nilai debit yang lebih besar akan
mengasilkan nilai kecepatan alran dan momentum yang lebih bedasar.
4.2.3 Analisa Grafik
1) Grafik hubungan antara kemiringan dasar dengan kecepatan aliran

Grafik Hubungan Antara Kemiringan Dasar dengan Kecepatan Aliran

0.7500

0.6000

0.4500
v (m/s)

0.3000

0.1500

0.0000
-4.0 -3.0 -2.0 -1.0 0.0 1.0 2.0

θ (°)

Q₁ = 1,9444 × 10¯³ m³/s Q₂ = 8,3333 × 10¯4 m³/s

Gambar 4.7 Grafik hubungan antara kemiringan dasar dengan kecepatan aliran
Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan hasil analisa grafik diatas, menunjukan bahwa hubungan


antara kemiringan dasar dengan kecepatan aliran adalah berbanding lurus.
Artinya semakin besar nilai kemiringan dasar saluran maka nilai kecepatan
aliran semakin besar. Begitu pula sebaliknya, nilai kecepatan aliran akan
semakin kecil seiring dengan bertambahnya nilai kemiringan dasar saluran.
Pada grafik terlihat bahwa pada debit kedua mengasilkan nilai kecepatan aliran
yang lebih besar sedangkan debit pertama nilai kecepatan yang dihasilkan
lebih kecil untuk setiap nilai kemiringan dasar yang sama.
2) Grafik hubungan antara kemiringan dasar dengan tegangan geser

Grafik Hubungan Antara Kemiringan Dasar dengan Tegangan Geser

12.0000
7.0000
2.0000
-3.0000
τ (N/m²)

-8.0000
-13.0000
-18.0000
-23.0000
-4.0 -3.0 -2.0 -1.0 0.0 1.0 2.0

θ (°)

Q₁ = 1,9444 × 10¯³ m³/s Q₂ = 8,3333 × 10¯4 m³/s

Gambar 4.8 Grafik hubungan antara kemiringan dasar dengan tegangan geser
Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan hasil analisa grafik diatas, menunjukan bahwa hubungan


antara kemiringan dasar dengan tegangan geser adalah berbanding lurus.
Artinya, semakin besar sudut kemiringan dasar saluran maka nilai tegangan
geser semakin besar. Begitu pula sebaliknya semakin kecil nilai kemiringan
dasar saluran maka tegangan geser semakin kecil. Pada debit pertama, nilai
tegangan geser lebih besar untuk nilai sudut kemiringan dasar positif
sedangkan untuk nilai sudut kemiringan dasar negative nilai tegangan geser
yang dihasilkan lebih kecil, begitu pula pada debit kedua, nilai tegangan geser
lebih kecil, untuk sudut kemiringan dasar positif dan nilai tegangan geser yang
lebih besar untuk sudut kemiringan negative.
3) Grafik hubungan antara kemiringan gesekan dengan koefisien
kekasaran chezy

Grafik Hubungan Antara Kemiringan Gesekan dengan Koefisien Kekasaran Chezy

6.0000

4.0000
C

2.0000

0.0000
-0.0800 -0.0600 -0.0400 -0.0200 0.0000 0.0200 0.0400 0.0600

Sf

Q₁ = 1,9444 × 10¯³ m³/s Q₂ = 8,3333 × 10¯4 m³/s

Gambar 4.9 Grafik hubungan antara kemiringan gesekan dengan koefisien


kekasaran chezy
Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan grafik diatas, menunjukan hubungan antara kemiringan


dengan koefisien kekasaran chezy adalah berbanding terbalik. Artinya semakin
besar nilai kemiringan gesekan maka nilai koefisien chezy akan semakin kecil,
begitu pula sebaliknya. Pada debit pertama menghasilkan nilai koefisien
keksaran chezy yang lebih kecil dan menghasilkan bilangan negative untuk
nilai kemiringan gesekan negative. Begitupun sebaliknya pada debit kedua,
nilai koefisien kekasaran chezy yang dihasilkan lebih besar dari pada koefisien
chezy debit pertama.
4) Grafik hubungan antara kemiringan kecepatan aliran dengan gaya
dinamis

Grafik Hubungan Antara Kecepatan Aliran dengan Gaya Dinamis

0.4000

0.3000
Fd (N)

0.2000

0.1000

0.0000
0.0600 0.0800 0.1000 0.1200 0.1400 0.1600

v (m/s)

Q₁ = 1,9444 × 10¯³ m³/s Q₂ = 8,3333 × 10¯4 m³/s

Gambar 4.10 Grafik hubungan antara kemiringan kecepatan aliran dengan


gaya dinamis
Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan grafik diatas, menunjukan hubungan antara kemiringan


kecepatan aliran dengan gaya dinamis adalah berbanding lurus. Artinya
semakin besar nilai kecepatan aliran maka nilai gaya dinamis yang dihasilkan
akan semakin besar, begitu pula sebaliknya. Semakin kecil nilai kecepatan
aliran maka nilai gaya dinamis yang dihasilkan akan lebih kecil, pada debit
pertama menghasilkan nilai kecepatan aliran dan gaya dinamis yang lebih
kecil, sedangkan pada debit kedua menghasilkan nilai kecepatan aliran dan
gaya dinamis yang lebih besar.
5) Grafik hubungan antara kedalaman saluran terhadap gaya statis

Grafik Hubungan Antara Kedalaman Saluran Terhadap Gaya Statis

12.0000

10.0000
Fs (N)

8.0000

6.0000

4.0000
0.1100 0.1200 0.1300 0.1400 0.1500 0.1600

h (m)

Q₁ = 1,9444 × 10¯³ m³/s Q₂ = 8,3333 × 10¯4 m³/s

Gambar 4.11 Grafik hubungan antara kedalaman saluran terhadap gaya statis
Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan grafik diatas, menunjukan hubungan antara kedalaman


saluran terhadap gaya statis adalah berbanding lurus, artinya nilai gaya statis
akan semakin besar seiring dengan kenaikan nilai kefdalaman saluran.
Begitupula sebaliknya nilai gaya statis akan semakin kecil seiring dengan
kenaikan milai kedalaman saluran. Pada debit pertama dengan nilai debit yang
lebih kecil akan mengahasilkan nilai kedalaman saluran dan gaya statis yang
lebih kecil juga, sedangkan pada debit kedua dimana nilai debit lebih besar
akan menghasilkan nilai kedalaman saluran dan gaya statis yang lebih besar.

6) Grafik hubungan antara kecepatan terhadap momentum


Grafik Hubungan Antara Kecepatan Aliran Terhadap Momentum

0.0130

0.0110
M (m²)

0.0090

0.0070

0.0050
0.0600 0.0800 0.1000 0.1200 0.1400 0.1600 0.1800

v (m/s)

Q₁ = 1,9444 × 10¯³ m³/s Q₂ = 8,3333 × 10¯4 m³/s

Gambar 4.12 Grafik hubungan antara kecepatan terhadap momentum


Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan grafik diatas, menunjukan hubungan antara kecepatan


terhadap momentum adalah berbanding terbaik, artinya nilai momentum akan
semakin besar seiring bertambahnya nilai kecepatan aliran begitu pula
sebaliknya, semakin kecil nilai kecepatan aliran maka nilai momentum
semakin kecil. Pada debit pertama dengan nilai debit yang lebih besar akan
mengasilkan nilai kecepatan aliran dan momentum yang lebih besar.

4.3.3 Analisa Grafik


1) Grafik hubungan antara debit dengan Ho

Grafik Hubungan Antara Debit dengan H₀

0.0540
0.0525
R² = 1
0.0510
0.0495
H₀ (m)

0.0480
0.0465
0.0450
0.0435
0.0420
0.0008 0.0009 0.0010 0.0011 0.0012 0.0013 0.0014

Q (m³/s)

Gambar 4.13 Grafik hubungan antara debit dengan Ho


Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan analisa grafik diatas, nilai R 2 sebesar 0,9984 dan lebih dari
0,97 sehingga tidak perlu dilakukan regresi. Pada grafik hubungan antara debit
aliran dengan H0 menunjukan bahwa hubungan kedua variable tersebut
berbanding lurus artinya, semakin besar nilai debit pada aliran saluran maka
nilai Ho akan semakin besar. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil nilai debit
saluran maka nilai Ho akan semakin kecil.

2) Grafik hubungan antara debit dengan H1


Grafik Hubungan Antara Debit dengan H₁

0.0580

0.0550

0.0520
R² = 0.69
H₁ (m)

0.0490

0.0460

0.0430

0.0400
0.0008 0.0009 0.0010 0.0011 0.0012 0.0013 0.0014

Q (m³/s)

Gambar 4.14 Grafik hubungan antara debit dengan H1


Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan analisa grafik diatas, nilai R 2 sebesar 0,695 dan kurang dari
0,97 sehingga dilakukan analisa regresi. Berikut analisa regresi grafik
hubungan antara debit dengan koefisien debit.

No x (Q) y (H₁) xy x²
1 9,7222 x10-4 0,0418 4,060 x10-5 9,4522 x10-7

2 1,0833 x10-3 0,0498 5,397 x10-5 1,1736 x10-6

3 1,2222 x10-3 0,0486 5,936 x10-5 1,4938 x10-6

4 1,3056 x10-3 0,0508 6,632 x10-5 1,7045 x10-6

5 1,3333 x10-3 0,0511 6,807 x10-5 1,7778 x10-6

∑ 5,9167 x10-3 0,2420 2,8832 x10-4 7,0949 x10-6


n ∑ xy−∑ x . ∑ y
a= 2
n . ∑ x 2 . ∑ (x )

5 ( 2,8832 × 10-4 ) - ( 5,9167× 10-3 ) . ( 0,2420 )


¿
5 . (7,0949× 10⁻⁶ ) - (5,9167 x 10 -3 ) 2
¿ 20,930

b=
∑ y ∑ x −∑ x . ∑ xy
2
n. ∑ x 2 . ∑ (x)

(0,2420 . 7,0949 x 10−6 )−( 5,9167 ×10−3 . 2,8832 x 10−4 )


¿ 2
5. ( 7,0949 ×10−6 )−( 5,9167 × 10−3 )
¿ 0,0236

y = ax + b
= (20,930 . 9,7222 x 10−4 ) + 1,0044
= 0,0440

x y
9,7222 x10-4 0,0440

1,0833 x10-3 0,0463

1,2222 x10-3 0,0492

1,3056 x10-3 0,0510

1,3333 x10-3 0,0515


Grafik Hubungan Antara Debit dengan H₁

0.0520
R² = 1

0.0490
H₁ (m)

0.0460

0.0430

0.0400
0.0008 0.0009 0.0010 0.0011 0.0012 0.0013 0.0014

Q (m³/s)

Gambar 4.15 Grafik hubungan antara debit dengan H1


Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan analisa grafik diatas, nilai R 2 sebesar 0,9157 dan lebih dari
0,97 sehingga tidak perlu dilakukan regresi. Pada grafik hubungan antara debit
aliran dengan H1 menunjukan bahwa hubungan kedua variable tersebut
berbanding lurus artinya, semakin besar nilai debit pada aliran saluran maka
nilai H1 akan semakin besar. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil nilai debit
saluran maka nilai H1 akan semakin kecil.
3) Grafik hubungan antara debit dengan koefisien debit

Grafik Hubungan Antara Debit dengan


Koefisien Debit

0.6000
0.5800 R² = 0.94
0.5600
0.5400
0.5200
0.5000
Cd

0.4800
0.4600
0.4400
0.4200
0.4000
0.0008 0.0009 0.0010 0.0011 0.0012 0.0013 0.0014
Q (m³/s)

Gambar 4.16 Grafik hubungan antara debit dengan koefisien debit


Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan analisa grafik diatas, nilai R2 sebesar 0,9417 dan kurang


dari 0,97 sehingga dilakukan analisa regresi. Berikut analisa regresi grafik
hubungan antara debit dengan koefisien debit.
No x (Q) y (H₁) xy x²
-4 -4
1 9,7222 x10 0,5886 5,7227 x10 9,4522 x10-7

2 1,0833 x10-3 0,5247 5,6844 x10-4 1,1736 x10-6

3 1,2222 x10-3 0,4933 6,0295 x10-4 1,4938 x10-6

4 1,3056 x10-3 0,4517 5,8969 x10-4 1,7045 x10-6

5 1,3333 x10-3 0,4036 5,3817 x10-4 1,7778 x10-6

∑ 5,9167,E-03 2,4620 2,8715 x10-3 7,0949 x10-6


n ∑ xy−∑ x . ∑ y
a= 2
n . ∑ x 2 . ∑ (x )

5 ( 2,8715 × 10-3 ) - ( 5,9167× 10-3 ) . ( 2,4620 )


¿
5 . (7,0949× 10⁻⁶ ) - (5,9167 x 10 -3 ) 2
¿−446,9981

b=
∑ y ∑ x −∑ x . ∑ xy
2
n. ∑ x 2 . ∑ (x)

(2,4620 . 7,0949 x 10−6 )−( 5,9167 ×10−3 . 2,8715 x 10−3 )


¿ 2
5 . ( 7,0949 ×10−6 )−( 5,9167 ×10−3 )
¿ 1,0213

y = ax + b
= (−446,9981. 9,7222 x 10−4) + 1,0213
= 0,5868

x y
9,722,E-04 0,5868

1,083,E-03 0,5371

1,222,E-03 0,4750

1,306,E-03 0,4378

1,333,E-03 0,4253
Grafik Hubungan Antara Debit dengan
Koefisien Debit

0.6000
R² = 1
0.5500

0.5000
Cd

0.4500

0.4000
0.0008 0.0009 0.0010 0.0011 0.0012 0.0013 0.0014

Q (m³/s)

Gambar 4.17 Grafik hubungan antara debit dengan koefisien debit


Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan analisa grafik diatas, nilai R 2 sebesar 1 dan lebih dari 0,97
sehingga tidak perlu dilakukan regresi. Pada grafik hubungan antara debit
aliran dengan koefisien debit menunjukan bahwa hubungan kedua variable
tersebut berbanding lurus artinya, semakin besar nilai debit pada aliran saluran
maka nilai koefisien debit akan semakin besar. Begitu pula sebaliknya,
semakin kecil nilai debit saluran maka nilai koefisien debit akan semakin kecil.
4.4.3 Analisa Grafik
1) Grafik hubungan antara debit terhadap resultan gaya

Grafik Hubungan Antara Debit Terhadap Resultan Gaya pada Pintu Sorong

0.0000

-20.0000 R² = 1

-40.0000
Fg (N)

-60.0000

-80.0000

-100.0000
0.0007 0.0008 0.0009 0.0010 0.0011 0.0012 0.0013 0.0014

Q (m³/s)

Gambar 4.18 Grafik hubungan antara debit terhadap resultan gaya


Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan hasil analisa grafik diatas, menunjukan bahwa hubungan


antara debit terhadap resultan gaya adalah berbanding lurus. Hal ini,
disebabkan nilai resultan gaya dipengaruhi oleh besarnya nilai debit pada
saluran, semakin besar nilai debit maka resultan gaya yang dihasilkan juga
semakin besar begitu pula sebaliknya.
2) Grafik hubungan antara debit terhadap gaya hidrostatis

Grafik Hubungan Antara Debit Terhadap Gaya Hidrostatis

0.0450
0.0400
R² = 0.96
0.0350
0.0300
0.0250
Fhyd (N)

0.0200
0.0150
0.0100
0.0050
0.0000
0.0008 0.0009 0.0010 0.0011 0.0012 0.0013 0.0014 0.0015

Q (m³/s)

Gambar 4.18 Grafik hubungan antara debit terhadap gaya hidrostatis


Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan analisa grafik diatas, nilai R2 sebesar 0,9643 dan kurang


dari 0,97 sehingga dilakukan analisa regresi. Berikut analisa regresi grafik
hubungan antara debit dengan koefisien debit.

x (Q) y (Fhyd) xy x²
9,7222,E-04 0,0422 4,1011,E-05 9,4522,E-07

1,2222,E-03 0,0067 8,2491,E-06 1,4938,E-06

1,3333,E-03 0,0017 2,2498,E-06 1,7778,E-06

3,5278,E-03 0,0506 5,1510,E-05 4,2168,E-06

n ∑ xy−∑ x . ∑ y
a= 2
n . ∑ x 2 . ∑ (x )

3 ( 5,151 0 × 10- 5 ) - ( 3,5278 × 10 -3 ) . ( 0,0506 )


¿
3 . ( 4,2168 × 10 ⁻⁶ ) - ( 3,5278 x 10 -3 )2
¿ 9,1419
2

b=
∑ y ∑ x −∑ x . ∑ xy
2
n. ∑ x 2 . ∑ (x)

(0,0506 . 4,2168 x 10−6)−( 3,5278 ×10−3 . 5,1510 x 10−5 )


¿ 2
5 . ( 4,2168× 10−6 ) −( 3,5278 ×10−3 )
¿ 0,0037

y = ax + b
= (9,1419 . 9,7222 x 10−4 ) + 0,0037
= 0,0126

x y
9,7222,E-04 0,0126

1,2222,E-03 0,0148

1,3333,E-03 0,0159

Grafik Hubungan Antara Debit Terhadap Gaya Hidrostatis

0.0450
0.0400
0.0350
0.0300
0.0250
Fhyd (N)

0.0200
0.0150
R² = 1
0.0100
0.0050
0.0000
0.0008 0.0009 0.0010 0.0011 0.0012 0.0013 0.0014 0.0015

Q (m³/s)

Gambar 4.19 Grafik hubungan antara debit terhadap gaya hidrostatis


Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020
Berdasarkan hasil analisa grafik diatas, menunjukan bahwa hubungan
antara debit terhadap gaya hidrostatis adalah berbanding lurus. Hal ini,
disebabkan nilai gaya hidrostatis dipengaruhi oleh besarnya nilai debit pada
saluran, semakin besar nilai debit maka gaya hidrostatis yang dihasilkan juga
semakin besar begitu pula sebaliknya.
4.5.3 Analisa Grafik
1) Grafik hubungan antara debit terhadap kedalaman kritis

Grafik Hubungan Antara Debit Terhadap


Kedalaman Kritis

0.0300

0.0280

0.0260
yc (m)

0.0240

0.0220

0.0200
0.0009 0.0010 0.0011 0.0012 0.0013 0.0014 0.0015

Q (m³/s)

Gambar 4.19 Grafik hubungan antara debit terhadap kedalaman kritis


Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan hasil analisa grafik diatas, menunjukan bahwa hubungan


antara debit terhadap kedalaman kritis adalah berbanding lurus. Artinya
semakin besar nilai debit saluran maka kedalaman kritis pada saluran juga
semakin besar, beitipunsebaliknya semakin kecil debit saluran maka semakin
kecil juga nilai koefisien krtisnya.
2) Grafik hubungan antara debit terhadap koefisien debit

Grafik Hubungan Antara Debit Terhadap


Kecepatan Kritis

0.5400

0.5200

0.5000
vc (m/s)

0.4800

0.4600

0.4400

0.4200
0.0009 0.0010 0.0011 0.0012 0.0013 0.0014 0.0015

Q (m³/s)

Gambar 4.20 Grafik hubungan antara debit terhadap koefisien debit


Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan hasil analisa grafik diatas, menunjukan bahwa hubungan


antara debit terhadap koefisien debit adalah berbanding lurus. Artinya semakin
besar nilai debit saluran maka koefisien debit pada saluran juga semakin besar,
beitipun sebaliknya semakin kecil debit saluran maka semakin kecil juga nilai
koefisien debit.
3) Grafik hubungan antara debit terhadap Energi spesifik (E1)

Grafik Hubungan Antara Debit Terhadap


Energi Spesifik (E₁)

0.0530

0.0520

0.0510
E₁ (m)

0.0500

0.0490

0.0480

0.0470
0.0009 0.0010 0.0011 0.0012 0.0013 0.0014 0.0015

Q (m³/s)

Gambar 4.21 Grafik hubungan antara debit terhadap Energi spesifik (E 1)


Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan hasil analisa grafik diatas, menunjukan bahwa hubungan


antara debit terhadap Energi spesifik adalah berbanding lurus. Artinya semakin
besar nilai debit saluran maka Energi spesifik pada saluran juga semakin besar,
beitipun sebaliknya semakin kecil debit saluran maka semakin kecil juga nilai
Energi spesifik.
4) Grafik hubungan antara debit terhadap Energi spesifik (E2)

Grafik Hubungan Antara Debit Terhadap


Energi Spesifik (E₂)

0.0500

0.0470

0.0440
E₂ (m)

0.0410

0.0380

0.0350
0.0009 0.0010 0.0011 0.0012 0.0013 0.0014 0.0015

Q (m³/s)

Gambar 4.22 Grafik hubungan antara debit terhadap Energi spesifik (E 2)


Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan hasil analisa grafik diatas, menunjukan bahwa hubungan


antara debit terhadap Energi spesifik adalah berbanding lurus. Artinya semakin
besar nilai debit saluran maka Energi spesifik pada saluran juga semakin besar,
beitipun sebaliknya semakin kecil debit saluran maka semakin kecil juga nilai
Energi spesifik.
5) Grafik hubungan antara kedalaman kritis terhadap kecepatan kritis

Grafik Hubungan Antara Kedalaman Kritis Terhadap Kecepatan Kritis

0.6000

0.5600

0.5200
vc (m/s)

0.4800

0.4400

0.4000
0.0200 0.0220 0.0240 0.0260 0.0280 0.0300

yc (m)

Gambar 4.23 Grafik hubungan antara kedalaman kritis terhadap kecepatan


kritis
Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan hasil analisa grafik diatas, menunjukan bahwa hubungan


antara kedalaman kritis terhadap kecepatan kritis adalah berbanding lurus.
Artinya semakin besar kedalaman kritis maka kecepatan kritis juga semakin
besar, beitipun sebaliknya semakin kecil kedalaman kritis maka semakin besar
juga nilai kecepatan kritis
4.6.3 Analisa Grafik
1) Grafik sifat aliran Hydraulic Jump

Grafik Sifat Aliran Hydraulic Jump


4
3.55
3
3.15
2
2.75
2.35 1
ΔH/d₁
1.95 0
Variabel Tinjauan

Fr₂
1.55 -1
d₂/d₁
1.15 -2 Lr/d₁
0.75 -3

0.35 -4
-0.05 -5
-0.45 -6
0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0

Fr₁

Gambar 4.24 Grafik sifat aliran Hydraulic Jump


Sumber : Hasil analisa data kelompok 5 RIL, 2020

Berdasarkan hasil analisa grafik sifat aliran Hydraulic Jump,


menunjukan sifat-sifat aliran pada hydraulic jump berdasarkan bilangan
Froude (Fr) terhadap nilai-nilai ΔH/d1, Fr2, d2/d1, dan Lr/d1. Berdasarkan
tipe aliran dan bilangan Froude dimana jika Fr < 1 maka kondisi aliran
subkrtis. Pada gambar 4.24 terlihat bahwa sifat-sifat aliran Ketika mendekati
Fr1 = 1, maka terjadi perubahan-perubahan nilai yang berarti terjadi perubahan
kondisi alam.

Anda mungkin juga menyukai

  • Skripsi Hasil Agit
    Skripsi Hasil Agit
    Dokumen76 halaman
    Skripsi Hasil Agit
    Waode Melinda Amelia Wijaya
    Belum ada peringkat
  • BAB II Saja Orifice - A4s #1
    BAB II Saja Orifice - A4s #1
    Dokumen23 halaman
    BAB II Saja Orifice - A4s #1
    Waode Melinda Amelia Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii HSN
    Bab Ii HSN
    Dokumen11 halaman
    Bab Ii HSN
    Waode Melinda Amelia Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Senyawa
    Senyawa
    Dokumen2 halaman
    Senyawa
    Waode Melinda Amelia Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Indikator PP
    Indikator PP
    Dokumen10 halaman
    Indikator PP
    Waode Melinda Amelia Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Kop
    Kop
    Dokumen1 halaman
    Kop
    Waode Melinda Amelia Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Sampul Hasna
    Sampul Hasna
    Dokumen67 halaman
    Sampul Hasna
    Waode Melinda Amelia Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Autocad N Denah
    Autocad N Denah
    Dokumen88 halaman
    Autocad N Denah
    Waode Melinda Amelia Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Soal TB Menggambar Rekayasa Revisi
    Soal TB Menggambar Rekayasa Revisi
    Dokumen10 halaman
    Soal TB Menggambar Rekayasa Revisi
    Waode Melinda Amelia Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Contoh Laporan Gambar
    Contoh Laporan Gambar
    Dokumen28 halaman
    Contoh Laporan Gambar
    Waode Melinda Amelia Wijaya
    0% (1)
  • Bioindikator Sebagai Fitomonitoring Polutan
    Bioindikator Sebagai Fitomonitoring Polutan
    Dokumen19 halaman
    Bioindikator Sebagai Fitomonitoring Polutan
    Waode Melinda Amelia Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Kerja Indonesia Ku
    Kerja Indonesia Ku
    Dokumen6 halaman
    Kerja Indonesia Ku
    Waode Melinda Amelia Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 B4
    Bab 1 B4
    Dokumen8 halaman
    Bab 1 B4
    Waode Melinda Amelia Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 B4
    Bab 3 B4
    Dokumen90 halaman
    Bab 3 B4
    Waode Melinda Amelia Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Bernoulli Fiqram
    Bernoulli Fiqram
    Dokumen2 halaman
    Bernoulli Fiqram
    Waode Melinda Amelia Wijaya
    Belum ada peringkat