Anda di halaman 1dari 18

Physics Education Research Journal Vol. 2 No.

2 (2020), 105 – 122


P-ISSN: 2685-6190
e-ISSN: 2714-7746

Analisis Pengetahuan Konseptual, Prosedural, dan


Metakognitif Siswa Melalui Pembelajaran Integrasi
Flipped Classroom dan PBL

H. Bintang 1, E. Darnah2 , N. Masta1*, Rinaldi2 , T. Guswantoro1, dan M.


Sianturi1

1Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Kristen Indonesia


2Sekolah Menengah Atas Negeri 37 Jakarta, Indonesia
*Email: ngia.masta@uki.ac.id

Received: June 13th, 2020. Accepted: August 19th, 2020. Published: August 31st, 2020

Abstrak
Pembelajaran berfokus pada siswa adalah sebuah pendekatan
pembelajaran yang tidak sekedar berbasis pada keaktifan siswa
dalam memeroleh pengetahuan konseptual secara mandiri,
namun hingga mencapai tahap penerapan di kehidupan sehari-
hari dalam bentuk pengetahuan prosedural dan metakognitif.
Model pembelajaran flipped classroom mampu mengaktifkan
siswa untuk dapat belajar mandiri sebelum pembelajaran tatap
muka di kelas. Problem Based Learning (PBL) adalah model
pembelajaran yang menginisiasi siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang dimilikinya dalam pemecahan masalah.
Flipped classroom maupun PBL merupakan model pembelajaran
yang mengkondisikan siswa untuk aktif mengkonstruksi
pengetahuan secara mandiri dan memicu keingintahuan dalam
penyelesaian masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis perbedaan persentase pengetahuan konseptual,
prosedural, dan metakognitif antara kelas yang mendapat
perlakuan integrasi model flipped classroom dan PBL dengan kelas
kontrol pada materi Gerak Lurus. Jenis penelitian ini adalah
kuasi eksperimen berbentuk post test only kontrol design. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIPA SMA
Negeri 37 Jakarta pada tahun ajaran 2019-2020. Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 1 sebagai kelas
eksperimen dan siswa kelas X MIPA 2 sebagai kelas kontrol.
Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik cluster
sampling. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan

doi: 10.21580/perj.2020.2.2.6208
https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 105
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 2 (2020), 105 – 122

persentase pengetahuan konseptual, prosedural dan


metakognitif kelas eksperimen masing-masing 88,9%; 77,8%; dan
88,9% yang lebih tinggi dibanding kelas kontrol dengan
persentase masing-masing 66,7%; 55,8%; dan 75%. Integrasi
model flipped classroom dan PBL dapat diterapkan pada materi
selain Gerak Lurus untuk meningkatkan pengetahuan
konseptual, prosedural, dan metakognitif.

Abstract
Student-centered learning (SCL) is a learning approach that not
only encourages to how student constructs their conceptual
knowledge, but also to achieve the involvement of their
knowledge in daily activity, in forms procedural and
metacognitive knowledge. Flipped classroom learning models
marked by reversed learning activities syntax between class and
home, which promoted student to active self-learning, before
turn into face to face class meeting. Problem Based Learning
(PBL) model provides students to apply their knowledge to
formulate strategy and solution in facing their problem. Flipped
classroom or PBL, both are student-centered learning models
that triggers student to self-constructed knowledge actively and
student’s curiosity to solve their problem. This paper attempts
to analyze the influence of integration flipped classroom and
PBL on conceptual, procedural, and metacognitive knowledge
on Linear Motion subject. This research is a quasi experimental
model with post-test only control design. The population in this
study were all students of class X MIPA SMA Negeri 37 Jakarta
in the 2019-2020 school year. The sample in this study were
students of class X MIPA 1 as the experimental class and class X
MIPA 2 as the control class. The sample was taken using cluster
sampling technique. The results obtained showed that the
percentage of conceptual, procedural and metacognitive
knowledge of the experimental class was 88.9%; 77.8%; and
88.9% which is higher than the control class with the respective
percentage 66.7%; 55.8%; and 75%. The integration of the
flipped classroom and PBL models can be applied to materials
other than Linear Motion to improve conceptual, procedural,
and metacognitive knowledge. @2020PERJ

Keywords: Flipped classroom; Problem Based Learning; conceptual knowledge;


procedural knowledge; metacognitive knowledge.

106 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 2 (2020), 105 – 122

PENDAHULUAN oleh siswa. Guru juga harus dapat


mempersiapkan kondisi yang
Pergeseran fokus pembelajaran kondusif agar siswa dapat meramu
dari guru kepada siswa muncul pengetahuan yang diperolehnya
sebagai jawaban atas kurangnya untuk diaplikasikan dalam
keaktifan siswa dalam pembelajaran penyelesaian masalah. Apabila
(Kiernan, Ledwith, & Lynch, 2017), siswa mengalami kesulitan maka
ketidakmandirian siswa dalam guru dapat memberikan bantuan
mengkonstruksi pengetahuan dengan cara berdialog untuk
(Olusegun, 2015), dan kegagapan mengarahkan siswa dalam bentuk
siswa dalam mengaplikasikan pertanyaan penuntun atau petunjuk
pengetahuan dalam kehidupan yang dapat memancing siswa untuk
sehari-hari (Van Vliet, Winnips, & menentukan strategi pemecahan
Brouwer, 2015). Pembelajaran masalahnya sendiri (Tuwoso, 2016).
berfokus pada siswa adalah sebuah Pembelajaran adalah proses yang
pendekatan pembelajaran yang menentukan berhasil atau tidaknya
menunjukkan proses konstruksi pendidikan sehingga harus didesain
pengetahuan secara mandiri agar dapat terlaksana secara efektif
(Widari & Jazadi, 2019), pelibatan dan efisien. Pembelajaran yang
aktif secara utuh (Antika, 2014), dan efektif dan efisien ditandai dengan
kontekstual (Haryanto & Arty, 2019; keaktifan siswa dalam
Tari & Rosana, 2019). Oleh karena mengkonstruksi pengetahuan
itu, seluruh aktivitas dalam hingga dapat menunjukkan
pembelajaran dirancang agar siswa perubahan dalam pengetahuan,
dapat menggali dan meramu sikap, dan keterampilan sesuai
pengetahuan secara mandiri dan tahapan perkembangannya (Dewi &
aktif dalam aspek kognitif, Nur, 2014).
psikomotorik, dan afektif. Peran Wujud penyediaaan lingkungan
guru dalam pembelajaran yang dan kondisi yang kondusif bagi
berpusat pada siswa bukan lagi proses konstruksi pengetahuan
sebagai pengajar, namun menjadi siswa adalah dengan
fasilitator dan motivator menyelenggarakan pembelajaran
(Klemenčič, 2017; Oinam, 2017; yang dapat dilakukan di manapun
Serin, 2018). Guru harus berinovasi dan kapanpun. Setiap siswa
dalam menyediakan lingkungan memiliki jam belajar optimal yang
dan kondisi yang mendukung berbeda-beda, misalnya siswa A
proses terjadinya konstruksi lebih optimal jika belajar di pagi
pengetahuan secara aktif dan hari, sementara siswa B lebih
mandiri dalam diri siswa (Fariyani optimal di malam hari. Tempat
et al., 2020). Guru menyediakan belajar yang optimal bagi siswa juga
sumber belajar yang dapat diakses dapat berbeda-beda, misalnya siswa
dan dipahami dengan lebih mudah A lebih optimal jika belajar di

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 107
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 2 (2020), 105 – 122

sekolah, sementara siswa B lebih dilakukan tidak untuk menjabarkan


optimal jika belajar di rumah. Guru materi; tetapi untuk meluruskan
dapat menyiapkan bahan ajar konsepsi-konsepsi yang keliru,
berbasis digital yang dapat diakses melakukan pengayaan atau
baik secara online maupun offline pendalaman, melakukan kegiatan
untuk dapat mengakomodasi percobaan, melakukan pemecahan
kebutuhan siswa yang berbeda- masalah, atau mengerjakan proyek.
beda tersebut. Bahan ajar online PBB menyatakan terdapat lima
memanfaatkan teknologi informasi keterampilan yang diperlukan pada
yang digunakan dalam bentuk e- abad 21 dalam membangun
learning. Pembelajaran dalam masyarakat dunia yang cerdas,
bentuk e-learning dapat antara lain: (1) melek teknologi
memfasilitasi siswa untuk secara informasi dan media digital; (2)
mandiri belajar dimana saja dan berpikir kritis; (3) pemecahan
kapan saja, selama siswa dapat masalah; (4) komunikasi efektif; (5)
terhubung dengan jaringan internet. kolaborasi dan membangun
Selama proses konstruksi jaringan (Anriani & Fathurrohman,
pengetahuan siswa secara personal 2019). Guru dapat
melalui interaksi dengan mengimplementasikan model
lingkungan, ditemukan fakta bahwa flipped classroom untuk
konsepsi yang dihasilkan oleh siswa mengoptimalkan pencapaian lima
masih keliru, yaitu belum sesuai keterampilan tersebut.
dengan konsepsi para ahli (Fariyani Model flipped classroom membuat
et al., 2017). Ketidaksesuaian siswa mengalami pembelajaran
konsepsi siswa dengan konsep para online dan offline. Tahap online
ahli dapat disebabkan karena dilakukan di rumah dan tahap offline
pengetahuan yang diperoleh masih dilakukan di kelas. Tahap online
dalam bentuk potongan-potongan dilakukan sebelum siswa
(chunky) yang belum dapat melakukan tahap offline. Pada tahap
dihubungkan satu sama lain. online, siswa menggunakan platform
Fenomena seperti ini dapat terlihat Learning Management System (LMS)
dari cara siswa mengaplikasikan dan belajar menggunakan bahan
pengetahuannya secara inkonsisten, ajar berbasis digital, misalnya buku
bergantung pada konteks masalah elektronik, video pembelajaran, dan
yang dihadapinya (Taqwa & kuis online. Pada tahap offline siswa
Pilendia, 2018). Pembelajaran akan berdiskusi, mengerjakan
mandiri pada siswa perlu eksperimen, proyek, atau tugas
dilanjutkan dengan tahapan bersama kelompok, serta menyusun
interaksi langsung dengan guru dan melakukan presentasi.
agar dapat menghindari Pada tahap online, siswa dapat
miskonsepsi siswa. Pada tahapan mengasah keterampilan melek
lanjutan ini pembelajaran yang teknologi informasi dan media

108 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 2 (2020), 105 – 122

digital. Pada tahap offline, siswa pendekatan pembelajaran yang lain.


dapat mengasah keterampilan Model ini didesain agar dapat
berkomunikasi, berkolaborasi, dan digunakan pada mata pelajaran dan
membangun jaringan. Keterampilan kelas apapun, mulai dari sekolah
berpikir kritis dan pemecahan dasar hingga perguruan tinggi.
masalah dapat dimodifikasi untuk Model PBL sangat sesuai dengan
dimaksimalkan pada tahap online paham konstruktivisme dan
dan offline. Berdasarkan penjelasan memiliki sintaks yang lengkap
tersebut, model pembelajaran flipped dalam melakukan pembelajaran
classroom adalah salah satu model saintifik (Klemenčič, 2017; Singhal,
pembelajaran yang relevan 2017), mulai dari mengidentifikasi,
diterapkan untuk pembelajaran menyelesaikan, hingga
abad 21. mengkomunikasikan pemecahan
Pembelajaran berpusat pada masalah yang diperoleh.
siswa tidak hanya untuk Pelaksanaan model PBL dimulai
memfasilitasi siswa menggali dan dari guru/fasilitator yang
meramu pengatahuan secara memberikan masalah sesuai topik
personal, namun juga harus dapat pembelajaran, kemudian siswa
memfasilitasi siswa untuk dalam kelompok berkolaborasi
memeroleh pengetahuan dalam pemecahan masalah. Setelah
konseptual, prosedural, dan berdiskusi kelompok, siswa
metakognitif. Implementasi model mengkomunikasikan hasil
flipped classroom dapat kolaborasinya dalam bentuk
meningkatkan kemampuan presentasi dan diskusi kelas. Proses
metakognitif siswa (Van Vliet et al., tersebut dapat melatih siswa untuk
2015), termasuk kemampuan berkomunikasi secara efektif dalam
metacognitive pada pembelajaran menjelaskan hal yang telah
fisika (Umam, 2013). Procedural dikerjakan.
knowledge pada siswa juga dapat Pembelajaran flipped classroom
mengalami peningkatan setelah yang dikombinasikan dengan PBL
diberikan model flipped classroom banyak diterapkan dalam
(Chen, Liou, & Chen, 2019). pendidikan tinggi, khususnya di
Model pembelajaran berbasis bidang pendidikan kedokteran (Hu
masalah (PBL) adalah model et al., 2019). Namun kombinasi
pembelajaran yang dicirikan pembelajaran flipped classroom
dengan tersedianya permasalahan dengan PBL pada jenjang
kontekstual yang menantang untuk pendidikan menengah terutama di
diselesaikan oleh siswa Indonesia masih sangat jarang
(Peranginangin, Saragih, & Siagian, ditemukan. Penelitian tentang
2019). Model PBL dapat dengan implementasi flipped classroom yang
mudah dimodifikasi untuk dikombinasikan dengan Problem
dikombinasikan dengan model atau Based Learning baru ditemukan pada

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 109
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 2 (2020), 105 – 122

peminatan Matematika dan IPA di konseptual, prosedural dan


Sekolah Menengah Atas (SMA), di metakognitif antara kelas yang
antaranya pada pembelajaran mendapat perlakuan berupa
matematika (Ramadhani, Umam, integrasi model flipped classroom dan
Abdurrahman, & Syazali, 2019), PBL dengan kelas kontrol pada
biologi (Melyana, 2018) dan fisika materi Gerak Lurus.
(Damayanti, Santyasa, &
Sudiatmika, 2020). Implementasi METODE
flipped classroom yang
dikombinasikan dengan PBL dalam Penelitian ini merupakan
pembelajaran fisika masih sangat penelitian kuasi eksperimen dengan
terbatas, di antaranya yang telah desain Post-Test Only Control Design.
dilakukan oleh Putri (2018) dan Penelitian ini menggunakan dua
Arnata, Mardana, & Suwindra jenis kelas, yaitu kelas kontrol dan
(2020). Integrasi model flipped kelas eksperimen. Kelas kontrol
classroom dan PBL masih terbatas adalah kelas yang tidak diberi
sehingga perlu untuk perlakuan, sementara kelas
dikembangkan dan diteliti eksperimen adalah kelas yang diberi
pengaruhnya dalam pembelajaran perlakuan berupa integrasi model
fisika. flipped classroom dan PBL dalam
Berdasarkan uraian yang telah pembelajaran materi Gerak Lurus.
dijelaskan, diperlukan model Populasi dalam penelitian ini
pembelajaran yang memadukan adalah seluruh siswa kelas X MIPA
tahap pembelajaran mandiri dan SMA Negeri 37 Jakarta. Sampel
dilanjutkan dengan tahap dalam penelitian ini adalah dua dari
pendalaman untuk memecahkan empat kelas X MIPA SMA Negeri
masalah. Salah satu model 37, yaitu kelas X MIPA 1 dan kelas X
pembelajaran yang memfasilitasi MIPA 2. Kelas X MIPA 1 adalah
siswa untuk aktif dalam proses kelas eksperimen dengan jumlah
pembelajaran melalui pembelajaran sampel sebanyak 35 siswa. Kelas X
mandiri adalah model pembelajaran MIPA 2 adalah kelas kontrol yang
flipped classroom (Subagia, 2017). tidak diberi perlakuan, sejumlah 35
Oleh karena itu, integrasi flipped siswa.
classrom dan PBL diharapkan dapat Variabel terikat dalam penelitian
menyediakan kondisi dan ini adalah pengetahuan konseptual,
lingkungan yang kondusif bagi prosedural, dan metakognitif sesuai
siswa untuk memeroleh, meramu, revisi taksonomi Bloom oleh
memaknai pengetahuan secara Anderson (Şanli, 2019; Wilson,
personal, dan menumbuhkan 2016). Batasan dan uraian dari
kemandirian belajar. Penelitian ini masing-masing variabel terikat
bertujuan untuk menganalisis dalam penelitian ini diberikan pada
perbedaan persentase pengetahuan Tabel 1.

110 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 2 (2020), 105 – 122

Tabel 1. Deskripsi variabel terikat dalam penelitian


Pengetahuan Kode
Tipe Sub Tipe
Konseptual Pengetahuan prinsip dan generalisasi Bb
1. Pengetahuan subjek khusus dan
Ca
algoritma
Prosedural 2. Pengetahuan teknik dan metode Cb
3. Pengetahuan kriteria penentuan langkah
Cc
penyelesaian
Metakognitif Pengetahuan strategi Da

Instrumen penelitian yang Modul pembelajaran Gerak Lurus; (4)


digunakan adalah tes tertulis Lembar Kerja praktikum; (5) Learning
berupa post-test berbentuk pilihan Management System (LMS); dan (6)
ganda untuk pengetahuan Platform Quizizz untuk kuis online.
konseptual, pilihan ganda dengan
alasan terbuka (open ended question) HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengetahui pengatahuan
prosedural dan bentuk esai untuk Integrasi flipped classroom dan
mengetahui tingkat pengetahuan Problem Based Learning (PBL)
metakognitif. Hasil jawaban benar Pelaksanaan integrasi flipped classroom
kemudian dirata-rata dan dibuat dan Problem Based Learning (PBL)
dalam bentuk persentase. Nilai sebagaimana disajikan pada Gambar
persentase tersebut selanjutnya 1 menunjukkan penelitian ini
direkapitulasi dalam bentuk grafik didesain untuk dua hingga tiga
dan tabel perbandingan tingkat pertemuan kelas. Apabila siswa
pengetahuan konseptual, belum terbiasa menggunakan
prosedural, dan metakognitif kelas Learning Management System (LMS),
kontrol dan kelas eksperimen. maka beberapa hari sebelumnya
Perangkat pembelajaran dalam harus dilakukan sosialisasi
penelitian disusun sesuai dengan penggunaan LMS kepada siswa yang
integrasi model flipped classroom dan disertai penjelasan pelaksanaan
PBL, berupa: (1) Rencana pembelajaran. Siswa perlu
pelaksanaan pembelajaran (RPP) memahami hal-hal yang perlu
dengan sintaks integrasi model dilakukan sebelum, saat, dan setelah
flipped classroom dan PBL (Tabel 2); pelaksanaan tatap muka di kelas
(2) Lembar Kerja Siswa (LKS); (3) (Irawati et al., 2019).

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 111
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 2 (2020), 105 – 122

Tabel 2. Deskripsi sintaks integrasi flipped classroom dan PBL


Sintaks
Kegiatan Flipped Uraian Kegiatan
PBL
Classroom
1. DI RUMAH (ON LINE)
Salam dan sapa dengan fasilitas
Pendahuluan
chatting
1. Membaca bahan ajar online
Pembelajaran
2. Menonton video
mandiri
Inti pembelajaran
(berbasis -
3. Mengumpulkan rangkuman
Learning
4. Diskusi melalui fasilitas
Management
chatting
System)
Penutup Kuis online menggunakan Quizizz
2. DI KELAS (OFFLINE)
1. Salam dan doa
2. Review jawaban kuis
3. Penjelasan materi singkat
Review singkat Orientasi
Pendahuluan jika ada yang
materi Masalah
menanyakan.
4. Orientasi siswa pada
masalah
Pengor-
Mengorganisasi siswa untuk
ganisasian
belajar
siswa
1. Membimbing siswa dalam
Pembimbi- penyelesaian masalah
Pendalaman / 2. Menyusun pemecahan
Inti ngan
praktikum /
Investigasi masalah
pengayaan
Kelompok 3. Menyajikan pemecahan
masalah
Presentasi Menganalisis, mengevaluasi
Hasil Analisis proses, dan mempresentasikan
dan Evaluasi pemecahan masalah
1. Penarikan kesimpulan
oleh siswa
Penutup 2. Pemberian informasi
tugas dan kegiatan
berikutnya

112 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 2 (2020), 105 – 122

Gambar 1. Diagram pelaksananaan integrasi flipped classroom dan PBL dalam


pembelajaran pada materi Gerak Lurus.

Penerapan flipped classroom


Pengetahuan Konseptual
dalam pembelajaran dilakukan
dalam dua bagian, yaitu eksplorasi Pengetahuan konseptual
mandiri (online) dan pendalaman ditunjukkan dengan kemampuan
materi (offline). Kegiatan menghubungkan antar elemen
merangkum dan kuis online penyusun sehingga membentuk
dilakukan untuk mengantisipasi sebuah konsep. Seseorang
siswa yang mengabaikan kegiatan dikatakan dapat membedakan
online. Pembimbingan secara online suatu konsep dengan konsep
maupun offline dilakukan untuk lainnya apabila telah berhasil
mengatasi miskonsepsi dan menggeneralisasi komponen
kesulitan belajar siswa (Fariyani et pengetahuan penyusun konsep
al., 2017). Pembimbingan secara sebelumnya (Van Vliet, Winnips, &
online dilakukan melalui fasilitas Brouwer, 2015). Proses generalisasi
chatting yang tersedia di LMS atau komponen pengetahuan (Bb)
platform media sosial lainnya sesuai ditandai dengan berlangsungnya
kesepakatan antara siswa dan guru. identifikasi terhadap hal-hal yang
Pembimbingan offline terjadi di kelas ingin dibedakan dan selanjutnya
dalam bentuk pendalaman, akan dicocokkan dengan
praktikum, atau pengayaan yang pengetahuan-pengetahuan yang
selalu disertai dengan teknik telah dimiliki sebelumnya. Apabila
pembelajaran kelompok dan komponen-komponen identifikasi
presentasi. sudah sesuai dengan pengetahuan
awal, maka seseorang akan dapat
mengenali sebuah konsep.

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 113
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 2 (2020), 105 – 122

Pengetahuan konseptual tentang dalam pembelajaran. Proses


Gerak Lurus dapat dibagi menjadi pembelajaran mandiri,
dua, yaitu Gerak Lurus Beraturan pembimbingan, dan penguatan
dan Gerak Lurus Berubah yang dialami selama pembelajaran
Beraturan. Konsep Gerak Lurus menghasilkan pengalaman belajar
pada penelitian ini diuji kompleks dan mendalam (Azizah et
menggunakan instrumen tes berupa al., 2019). Pengalaman belajar ini
pilihan ganda yang memberikan kemudian mendukung keberhasilan
empat pernyataan tentang konsep pembelajaran yang terlihat dari
perpindahan, kecepatan, percepatan pengetahuan konseptual.
pada Gerak Lurus Beraturan (GLB)
dan Gerak Lurus Berubah Beraturan
(GLBB). Siswa kemudian diminta
untuk memilih pernyataan yang
sesuai dengan Gerak Lurus
Beraturan (Gambar 2.a) dan Gerak
Lurus Berubah Beraturan (Gambar
2.b).
Persentase jawaban benar
terhadap butir soal pengetahuan
konseptual menunjukkan adanya
perbedaan kemampuan siswa
dalam membedakan konsep Gerak (a)
Lurus Beraturan dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan (Gambar 3)
antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol.
Kelas eksperimen memiliki rerata
persentase lebih tinggi dibanding
kelas kontrol, baik pada konsep GLB
maupun GLBB. Persentase jawaban
benar pada konsep GLB yaitu 77,8%
pada kelas eksperimen dan 55,6%
pada kelas kontrol; sedangkan
jawaban benar pada GLBB adalah
66,7% pada kelas eksperimen dan
(b)
44,4% pada kelas kontrol. Persentase Gambar 2. Butir soal pada instrumen tes
jawaban benar pada kelas untuk menguji kemampuan (a) Gerak
eksperimen yang lebih tinggi Lurus Beraturan; (b) Gerak Lurus
dibanding kelas kontrol Berubah Beraturan.
merepresentasikan pengaruh
integrasi flipped classroom dan PBL

114 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 2 (2020), 105 – 122

eksperimen, kesulitan belajar lebih


100 awal terlihat karena siswa telah
memelajari topik terlebih dahulu di
Persentase (%)

75 rumah melalui modul ajar, video,


dan membuat rangkuman. Namum
50 Kelas
Kontrol kesulitan tersebut juga diatasi lebih
awal karena siswa diberikan
25
Kelas bantuan berupa pembimbingan
0
Eksperi (offline dan online) dan review
men
GLB GLBB materi. Pembelajaran yang
dilakukan di kelas juga tidak lagi
Konsep
membahas/mengeksplorasi materi,
Gambar 3. Hasil analisis pengetahuan namun sampai ke tahapan
konseptual kelas kontrol dan kelas pendalaman materi. Pendalaman
eksperimen. yang dilakukan pada penelitian ini
adalah dalam bentuk diskusi
Pengetahuan Prosedural
pemecahan masalah dan
Kemampuan menyusun atau praktikum. Kegiatan pembelajaran
melakukan suatu solusi yang terjadi pada integrasi model
(kemampuan prosedural) adalah flipped classroom dan PBL
suatu kesanggupan untuk menghasilkan pengalaman belajar
menyusun uraian pemikiran dalam yang lebih tinggi dan frekuensi
bentuk langkah- langkah sistematis belajar lebih banyak (Chen, Liou, &
dan tepat untuk menyelesaikan Chen, 2019).
permasalahan. Kemampuan ini Pada penelitian ini, untuk
diperlukan dalam penyelesaian menggali pengetahuan prosedural
masalah yang terdiri atas beberapa digunakan butir soal berupa pilihan
tahapan jawaban atau berupa uraian ganda yang memuat sebuah
langkah-langkah. Siswa diberikan permasalahan Gerak Lurus
permasalahan yang memerlukan Beraturan dan Gerak Lurus Berubah
kombinasi dari beberapa konsep Beraturan (Gambar 4.a), namun
agar dapat menunjukkan siswa juga diminta untuk
kemampuan penyusunan solusi. menuliskan uraian jawaban agar
Saat tatap muka berlangsung, dapat diketahui pengetahuan
terlihat siswa mengalami kesulitan prosedural dalam bentuk
atau kebingungan saat berhadapan pengetahuan subjek khusus dan
dengan permasalahan yang lebih algoritma (Ca), pengetahuan teknik
kompleks. Permasalahan kompleks dan metode (Cb), serta pengetahuan
yang diberikan akan mendorong tentang kriteria untuk menentukan
siswa untuk mengkolaborasikan langkah-langkah penyelesaian (Cc).
pengetahuan-pengetahuan yang
telah diperoleh. Pada kelas

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 115
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 2 (2020), 105 – 122

hingga berhenti (Gambar 4.b). Anak


panah yang berarah ke bawah
menggambarkan alur penyelesaian
masalah, yang dapat dibagi dalam
empat langkah, yaitu: (1)
pengidentifikasian masalah; (2)
pembagian masalah ke dalam
tahapan-tahapan; (3) penyelesaian
setiap tahapan masalah; dan (4)
penyelesaian masalah secara umum.
(a) Hasil rekapitulasi persentase
kemampuan prosedural siswa kelas
eksperimen dan kontrol disajikan
pada Gambar 5. Selisih persentase
paling besar terlihat pada
komponen Ca dan selisih paling
kecil terlihat pada komponen Cc.

100
Persentase (%)

75
Kelas
50 Kontrol

(b) 25 Kelas
Eksperi
Gambar 4. (a) Butir soal Gerak Lurus 0
men
untuk melihat pengetahuan prosedural; Ca Cb Cc
(b) Uraian jawaban pengetahuan
Pengetahuan Prosedural
prosedural.
Butir soal ini meminta siswa Gambar 5. Rekapitulasi persentase
untuk dapat menentukan jarak total pengetahuan prosedural (Ca, Cb, dan
dari sebuah mobil yang geraknya Cc) pada kelas kontrol dan kelas
dapat dibagi kedalam 3 tahapan. eksperimen.
Tahapan pertama terjadi pada
Selisih persentase yang besar
selang waktu 𝑡1 , pada interval ini
pada komponen Ca menunjukkan
mobil bergerak dari keadaan awal
bahwa rata-rata siswa di kelas
diam kemudian dipercepat.
eksperimen cenderung menyajikan
Tahapan ke dua terjadi pada
penyelesaian masalah dengan
interval 𝑡2 , pada tahapan ini mobil
menuliskan algoritma berupa
bergerak dengan kecepatan konstan
persamaan-persamaan atau simbol-
dan pada interval ke tiga (𝑡3 ) mobil
simbol yang sesuai dengan tahapan
bergerak maju dengan mesin direm

116 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 2 (2020), 105 – 122

penyelesaian masalah. Pada kelas kecelakaan di km 90 dengan faktor


kontrol, siswa cenderung mistis atau gaib. Fenomena
melompati tahapan penulisan kecelakaan di km 90 tol Cipularang
persamaan matematis ini dan ini kemudian digunakan dalam
langsung menuliskan angka saja. pembelajaran untuk melihat
Selisih persentase yang cenderung pengetahuan metakognitif siswa
kecil pada komponen Cc (Gambar 6). Pengetahuan
menunjukkan baik pada kelas metakognitif yang diuji melalui
kontrol maupun kelas eksperimen butir soal adalah sub tipe
menunjukkan mayoritas siswa telah pengetahuan strategis (Da),
memiliki kemampuan penyelesaian sementara pengetahuan kognitif
masalah dengan prosedur yang (Db) dan pengetahuan diri (Dc)
sistematis. tidak dibahas dalam penelitian ini.
Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan metakognitif
ditunjukkan melalui kesadaran
seseorang untuk menerapkan
pengetahuan dalam kehidupan
sehari-hari. Pengetahuan yang telah
dimiliki oleh siswa harus
mengalami proses pengaktifan agar
pengetahuan tersebut dapat
disimpan dalam memori jangka
panjang siswa. Cara mengaktifkan
pengetahuan adalah dengan
memodifikasi lingkungan belajar
yang mendorong siswa untuk
menyusun strategi dalam
menghadapi permasalahan yang
kontekstual.
Pada penelitian ini,
permasalahan kontekstual yang
digunakan untuk melihat Gambar 6. Butir soal dan cuplikan
pengetahuan metakognitif siswa uraian jawaban siswa untuk melihat
adalah fenomena kecelakaan yang pengetahuan metakognitif siswa.
sering terjadi di jalan tol Cipularang
km 90. Pada saat pembelajaran, Terdapat empat butir pertanyaan
siswa merasa tertarik untuk untuk mendeskripsikan
mempelajari fenomena tersebut dari pengetahuan strategi (Da) yang
sudut pandang saintifik karena menguji kesadaran siswa dalam
masyarakat sering mengaitkan menguraikan makna pengetahuan

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 117
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 2 (2020), 105 – 122

yang diperoleh dari pengalaman dapat dijawab dengan benar oleh


belajar untuk menemukan solusi mayoritas siswa.
permasalahan. Praktikum yang
dilakukan adalah praktikum Gerak Tabel 4. Rerata persentase kemampuan
Lurus Berubah Beraturan dengan siswa pada kelas kontrol dan kelas
memodelkan jalan tol Cipularang eksperimen
sebagai sebuah bidang miring. Jawaban Benar (%)
Kelas Konsep- Prose- Meta-
tual dural kognitif
Tabel 3. Rerata persentase pengetahuan
metakognitif (Da) pada kelas kontrol Ekspe-
88,9 77,8 88,9
dan kelas eksperimen rimen
Jawaban Benar (%) Kontrol 66,7 55.8 75,0
Butir Soal Kelas Kelas
Kontrol Eksperimen Ketiga bentuk pengetahuan yang
a 33,3 88,9 dianalisis dalam penelitian ini
b 55,6 77,8 kemudian direkapitulasi pada Tabel
c 88,9 88,9 4 untuk menentukan perbedaan
d 88,9 100 persentase kelas kontrol dan
𝑥̅𝐷𝑐 66,7 88,9 eksperimen. Rerata persentase
jawaban benar menunjukkan
Setelah diberikan perlakuan,
persentase yang lebih tinggi pada
terlihat bahwa pengetahuan strategi
kelas eksperimen dibanding kelas
siswa pada kelas eksperimen lebih
kontrol pada setiap tipe
tinggi dibandingkan kelas kontrol.
pengetahuan. Berdasarkan hasil
Komponen paling menarik adalah
tersebut, kelas yang diberi
pada butir pertanyaan c, yaitu
perlakuan integrasi model flipped
persentase jawaban benar di kelas
classroom dan PBL menunjukkan
kontrol maupun kelas eksperimen
tingkat pengetahuan konseptual,
sama besar. Berdasarkan hasil
prosedural, dan metakognitif yang
analisis butir pertanyaan c, dapat
lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
diindikasikan bahwa siswa kelas
kontrol maupun kelas eksperimen KESIMPULAN
sama-sama telah mengetahui batas
maksimum kecepatan kendaraan Berdasarkan hasil penelitian dan
saat melalui km 90 tol Cipularang. analisis data dapat disimpulkan
Hal ini dapat diterima, karena bahwa siswa dengan pembelajaran
fenomena yang digunakan dalam integrasi flipped classroom dan PBL
pembelajaran adalah fenomena memiliki kemampuan pengetahuan
yang sangat kontekstual dan konseptual, prosedural, dan
merupakan trending topic saat itu, metakognitif yang lebih baik
sehingga pertanyaan yang dibanding kelas control yang tidak
digunakan dalam butir c adalah diberi treatment. Hal ini disebabkan
sebuah pertanyaan umum yang selama pembelajaran, siswa

118 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 2 (2020), 105 – 122

mengalami pembelajaran mandiri, MA/SMA Berbasis Guided


pembimbingan, dan pendalaman Inquiry pada Materi Alat-Alat
dengan berbasis masalah Optik. Physics Education
kontekstual dan menantang, yang Research Journal, 1(1): 11–20.
menghasilkan pengalaman belajar https://doi.org/10.21580/perj
otentik. .2019.1.1.4006
Chen, Y.-T., Liou, S., & Chen, S.-M.
DAFTAR PUSTAKA 2019. Flipping the procedural
knowledge learning – a case
Anriani, N., & Fathurrohman, M. study of software learning.
2019. Pengembangan Lembar Interactive Learning
Kegiatan Siswa ( LKS ) Berbasis Environments: 1–14.
Kompetensi Abad 21 pada https://doi.org/10.1080/1049
Materi Lingkaran Kelas VIII 4820.2019.1579231
SMP / MTs. Prosiding Damayanti, S. A., Santyasa, I. W., &
Sesiomadika, 1(1): 530–537. Sudiatmika, A. A. I. A. R. 2020.
Retrieved from Pengaruh Model Problem
https://journal.unsika.ac.id/i Based Learning dengan
ndex.php/sesiomadika/article Flipped Classroom terhadap
/view/2127 Kemampuan Berfikir Kreatif.
Antika, R. R. 2014. Proses Jurnal Kependidikan Penelitian
Pembelajaran Berbasis Student Inovasi Pembelajaran, 4(1): 83–
Centered Learning (Studi 98.
Deskriptif di Sekolah https://doi.org/10.1017/CBO
Menengah Pertama Islam 9781107415324.004
Baitul ‘Izzah, Nganjuk ). Dewi, G., & Nur, L. 2014.
BioKultur, 3(1): 251–263. Pembelajaran Vokal Grup Dalam
Arnata, I. W., Mardana, I. B. P., & Kegiatan Pembelajaran Diri di
Suwindra, I. N. P. 2020. SMPN 1 Panumbangan Ciamis
Pengaruh Model Pembelajaran Universitas Pendidikan Indonesia.
Problem Based Learning repository.upi.edu
Terhadap Kemampuan Fariyani, Q., Rusilowati, A., &
Pemecahan Masalah Mitigasi Sugianto. 2017. Four-Tier
Bencana. Jurnal Pendidikan Diagnostic Test to Identify
Fisika Undiksha, 10(1): 36–48. Miscopnceptions in
Retrieved from Geometrical Optics. Unnes
http://journal.um.ac.id/index Science Education Journal, 6(3):
.php/jptpp/ 1724–1729.
Azizah, L. M., Poernomo, J. B., & Fariyani, Q., Mubarok, F. K.,
Faqih, M. I. 2019. Masfu’ah, S., & Syukur, F. 2020.
Pengembangan Modul Pedagogical Content
Pembelajaran Fisika Kelas XI Knowledge of Pre-service

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 119
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 2 (2020), 105 – 122

Physics Teachers. Jurnal Ilmiah Teams. Proceedings of the 19th


Pendidikan Fisika Al-Biruni, 9(1): International Conference on
99–107. Engineering and Product Design
https://doi.org/10.24042/jipf Education: Building Community:
albiruni.v9i1.3409 Design Education for a
Haryanto, P. C., & Arty, I. S. 2019) Sustainable Future, E and PDE
The Application of Contextual 2017: 14–19.
Teaching and Learning in Klemenčič, M. 2017. From Student
Natural Science to Improve Engagement to Student
Student’s HOTS and Self- Agency: Conceptual
efficacy. Journal of Physics: Considerations of European
Conference Series, 1233(1). Policies on Student-Centered
https://doi.org/10.1088/1742- Learning in Higher Education.
6596/1233/1/012106 Higher Education Policy, 30(1):
Hu, X., Zhang, H., Song, Y., Wu, C., 69–85.
Yang, Q., Shi, Z., Chen, W. https://doi.org/10.1057/s4130
2019. Implementation of 7-016-0034-4
Flipped Classroom Combined Melyana. 2018. Pengaruh Model
With Problem-Based Learning: Problem Based Learning (PBL)
an Approach to Promote Berbantuan Flipped Classroom
Learning About terhadap Kemampuan
Hyperthyroidism in The Memecahkan Masalah Siswa
Endocrinology Internship. pada Materi Perubahan
BMC Medical Education, 19(1): Lingkungan (Universitas
1–8. Muhammadiyah Sukabumi).
https://doi.org/10.1186/s1290 Retrieved from
9-019-1714-8 http://eprints.ummi.ac.id/id/
Irawati, E., Kurniawan, W., & Huda, eprint/537
C. 2019. Kefektifan Oinam, D. S. 2017. Student-
Pembelajaran Berbantuan Alat Centered Approach to
Peraga Perpindahan Kalor Teaching and Learning in
Secara Konduksi, Konveksi, Higher Education for Quality
Dan Radiasi untuk Enhancement. IOSR Journal of
Mendukung Pemahaman Humanities and Social Science,
Konsep Mahasiswa. Physics 22(06): 27–30.
Education Research Journal, 1(1): https://doi.org/10.9790/0837-
21. 2206132730
https://doi.org/10.21580/perj Olusegun, S. 2015. Constructivism
.2019.1.1.3932 Learning Theory: A Paradigm
Kiernan, L., Ledwith, A., & Lynch, for Teaching and Learning.
R. 2017. How Design Education IOSR Journal of Research &
Can Support Collaboration in Method in Education Ver. I, 5(6):

120 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 2 (2020), 105 – 122

2320–7388. Taxonomy. Ege Coğrafya


https://doi.org/10.9790/7388- Dergisi, 28: 111–127.
05616670 Serin, H. 2018. A Comparison of
Peranginangin, S. A., Saragih, S., & Teacher-Centered and Student-
Siagian, P. 2019. Development Centered Approaches in
of Learning Materials through Educational Settings.
PBL with Karo Culture Context International Journal of Social
to Improve Students’ Problem Sciences & Educational Studies,
Solving Ability and Self- 5(1): 164.
Efficacy. International Electronic https://doi.org/10.23918/ijsse
Journal of Mathematics s.v5i1p164
Education, 14(2): 265–274. Singhal, D. D. 2017. Understanding
https://doi.org/10.29333/iejm Student- Centered Learning
e/5713 and Philosophies of Teaching
Putri, M. D. 2018. Penerapan Model Practices. International Journal of
Problem Based Learning Melalui Scientific Research and
Pendekatan Flipped Classroom Management, 5: 513–5129.
Termodifikasi untuk https://doi.org/10.18535/ijsr
Meningkatkan Kemampuan m/v5i2.02
Memahami Konsep dan Subagia, M. 2017. Penerapan Model
Argumentasi Ilmiah Siswa SMP Pembelajaran Flipped
pada Materi Tekanan ZaT Classroom Untuk
(Universitas Pendidikan Meningkatkan Prestasi Belajar
Indonesia). Retrieved from Ipa Siswa Kelas X Ap 5 SMK
http://repository.upi.edu/id/ Negeri 1 Amalapura Tahun
eprint/37360 Ajaran 2016 / 2017.
Ramadhani, R., Umam, R., Lampuhyang, 8(2): 14–25.
Abdurrahman, A., & Syazali, Taqwa, M. R. A., & Pilendia, D. 2018.
M. 2019. The Effect Of Flipped- Kekeliruan Memahami Konsep
Problem Based Learning Model Gaya, Apakah Pasti
Integrated with LMS-Google Miskonsepsi ? Jurnal Inovasi
Classroom for Senior High Pendidikan Fisika Dan
School Students. Journal for the Integrasinya, 01(02): 1–12.
Education of Gifted Young Tari, D. K., & Rosana, D. 2019.
Scientists, 7(2): 137–158. Contextual Teaching and
https://doi.org/10.17478/jegy Learning to Develop Critical
s.548350 Thinking and Practical Skills.
Şanli, C. 2019. Investigation of Journal of Physics: Conference
Question Types in High School Series, 1233(1).
Geography Coursebooks and https://doi.org/10.1088/1742-
Their Analysis in Accordance 6596/1233/1/012102
With The Revised Bloom’s Tuwoso. 2016. The Implementation

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 121
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 2 (2020), 105 – 122

of Constructivism Approach Constructivist Learning


for Physics Learning in Paradigm in The Introduction
Vocational High School. AIP to Education Subject. Journal of
Conference Proceedings, 1778. Education and Learning
https://doi.org/10.1063/1.496 (EduLearn), 13(1): 57–65.
5791 https://doi.org/10.11591/edu
Umam, H. I. 2013. Implementasi learn.v13i1.10424
Strategi Pembelajaran Wilson, L. O. 2016. Anderson and
Metakognitif untuk Krathwohl Bloom’s Taxonomy
Meningkatkan Kemampuan Revised Understanding the
Metakognitif dan Prestasi Belajar New Version of Bloom’s
Fisika Siswa SMA. Retrieved Taxonomy. The Second
from Principle, 1–8. Retrieved from
http://repository.upi.edu/id/ https://quincycollege.edu/co
eprint/1573 ntent/uploads/Anderson-
Van Vliet, E. A., Winnips, J. C., & and-Krathwohl_Revised-
Brouwer, N. 2015. Flipped- Blooms-
Class Pedagogy Enhances Taxonomy.pdf%0Ahttps://the
Student Metacognition and secondprinciple.com/teaching
Collaborative-Learning -essentials/beyond-bloom-
Strategies in Higher Education cognitive-taxonomy-
But Effect Does Not Persist (14). revised/%0Ahttp://thesecond
https://doi.org/10.1187/cbe.1 principle.com/teaching-
4-09-0141 essentials/beyond-bloom-cog
Widari, I., & Jazadi, I. 2019.

122 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index

Anda mungkin juga menyukai