Mitos
Hakikat dan Kandungan Mitos. Mitos (myths)
adalah salah satu jenis cerita lama yang sering
dikaitkan dengan dewa-dewa atau kekuatan-kekuatan
super-natural yang Iain yang melebihi batas-batas
kemampuan manusia. Lukens (2003:26) mengemukakan bahwa
mitos merupakan sesuatu yang diyakini bangsa atau masyarakat tertentu
yang pada intinya menghadirkan kekuatankekuatan supranatural. Mitos
berbicara tentang hubungan antara manusia dan dewa-dewa, atau
antardewa, dan itu merupakan suatu cara manusia
menerima dan menjelaskan keberadaan dirinya yang
berada dalam perjuangan tarikmenarik antara kekuatan baik
dan jahat (Huck dkk., 1987:308). Mitos juga sering dikaitkan dengan cerita
tentang berbagai peristiwa dan kekuatan, asalusul tempat, tingkah
laku manusia, atau sesuatu yang Iain. la hadir
dengan menampilkan cerita yang menarik, yang mengandung aksi,
peristiwa, bersuspense tinggi, dan juga berisi konflik kehidupan.
Kebenaran cerita mitos itu sendiri patut dipertanyakan, terutama lewat
sudut pandang rasionalitas dewasa ini, tetapi
masyarakat pada umumnya menerima kebenaran itu tanpa
mempertanyakannya kembali. Dalam sastra Barat, mitos sering dikaitkan
dengan mitologi Yunani klasik yang banyak mengangkat kisah tentang
dewa-dewa. Mitologi Yunani klasik memengaruhi pandangan umum tentang
cerita mitos di Eropa dewasa ini. Atau, dapat dikatakan bahwa mitologi
Yunani itu mempersatukan benua yang kini disebut Eropa, sebagaimana
halnya sastra Melayu klasik juga merupakan milik Indonesia,
Malaysia, dan Singapura, bahkan juga Brunai.
Persoalan yang menarik dapat dimunculkan,
misalnya mengapa mitos hadir di tengah masyarakat dan bersifat
universal? Mitos muncul pada berbagai Pelosok masyarakat di dunia
dan/atau kultur berkaitan dengan kebutuhan masyarakat yang bersangkutan
untuk menjawab berbagai persoalan yang tidak diketahuinya seperti
fenomena alam atau praktik religius (Saxby, 1991:121; Licciardi,
2015). Jadi, mitos hadir untuk memenuhi dan
memuaskan rasa ingin tahu, menjelaskan fenomena alam, dan
Dipindai dengan CamScanner
memenuhi kebutuhan religi Yang dipergunakan untuk mengatur
kehidupan. Oleh karena itu, mitos, Paling tidak
pada awalnya, dipandang sebagai sesuatu yang
keramat, dan bam kemudian menjadi cerita rakyat
yang diwariskan secara turun-temurun. Namun,
bagaimanapun juga, mitos tetap saja dipandang
sebagai sebuah model tingkah laku yang dapat
memberi makna dan nilai dalam kehidupan. Terlepas
dari adanya orang yang mempertanyakan atau
menolak kebenarannya, mitos tetap saja dijadikan sebagai
tempat pencarian yang bersifat spiritual terhadap masalah kebenaran dan
kehidupan.
Mitos sering dikaitkan dengan cerita yang
bersifat religius dan spiritual. Hal itu juga
dikemukakan oleh Hamilton (Mitchell, 2003:246) bahwa mitos
merupakan sebuah kebenaran, yaitu kebenaran yang diyakini oleh
masyarakat. la memberikan semacam tuntunan dan
kekuatan spiritual kepada masyarakat. la sengaja
dikreasikan masyarakat pada waktu itu untuk
memahami keajaiban dan keagungan semesta. Dalam
"kesendirian"-nya hidup di dunia, mereka melihat
ke dalam diri sendiri dan kemudian mengkreasikan
suatu penemuan untuk menjelaskan pertanyaan-
pertanyaan seperti siapa dirinya, mengapa berada
di dunia, dari mana berasal, dari mana dunia
berasal, dan lain-lain. Mitos sering menampilkan
tokoh hero yang melakukan petualangan.
Ford (Mitchell, 2003: 246) bahkan mengemukakan
bahwa mitos memandang realitas sebagaimana halnya
dengan mimpi, ia berbicara tentang kejiwaan dan kehidupan
kita. Hal itu tercermin dari tingkah laku tokoh hero yang menampilkan tingkah
laku yang penuh kebijakan, dan karenanya ia dapat dipandang
sebagai drama of the inner life. Jika dilihat sudut
luarannya saja, alur ceritanya saja, mitos bersifat
fantastis, kurang dapat diterima secara logika,
tetapi inti-dalamnya adalah suatu kebenaran. Oleh
karena itu, hingga dewasa ini pun mitos diyakini masih dipercaya
masyarakat karena berisi berbagai metafora tempat kita
Dipindai dengan CamScanner
melakukan pencarian dalam melakukan kreasi dan rekreasi
tentang diri kita (Mitchell, 2003:247).
Jadi, berdasarkan kenyataan bahwa kehidupan masyarakat diikat Oleh
keyakinannya terhadap mitos, mitos tetap dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan psikologis yang paling dalam. Hal itu tidak saja berkaitan dengan
pemahaman antarbudaya, tetapi juga berkaitan
dengan perspektif historis, kultural, estetis, dan spiritual (Saxby,
1991:122). ltu, misalnya, sesuatu yang dirasakan dan
dibutuhkan oleh masyarakat Eropa terhadap mitos Yunani
klasik atau (sebagian) masyarakat di Asia Tenggara terhadap sastra rakyat
Melayu klasik (yang sebagian di antaranya berupa
mitos juga). Jadi, memiliki mitos dapat dipandang
sebagai sebuah kebanggaan, kebanggaan masyarakat bahwa
mereka memunyai sejarah masa lalu yang dalam banyak hal dipandang
sebagai wujud kebesaran, dan kini dipandang sebagai
salah satu bentuk identitas bangsa yang penting.
Jenis Mitos. Mitos dapat dibedakan ke dalam
beberapa kategori berdasarkan sudut pandang tertentu. Huck dkk.
(1987:308—309) misalnya, membedakan mitos ke dalam tiga jenis
berdasarkan isi yang dikisahkan, yaitu (a) mitos penciptaan (creation
myths), (b) mitos alam (nature myths), dan (c) mitos kepahlawanan (hero
myths). Di samping ketiga pembagian menurut Huck tersebut ada juga
mitos yang terkait dengan sejarah, maka kiranya perlu ditambahkan satu
jenis Iagi, yaitu mitos sejarah (historical myths). Di pihak lain, Mitchell
(2003:247—250) membedakan mitos berdasarkan organisasi yang terdapat
dalam buku-buku yang berisi kumpulan cerita itu. Namun demikian,
pembedaan itu tetap saja tidak bersifat eksak karena beberapa karakteristik
yang berbeda dapat saja ditemukan dalam sebuah mitos. Selain itu, yang
penting bagi kita adalah memahami pesan apa yang dikandung dalam cerita
mitos itu,
(1) Mitos Penciptaan. Mitos penciptaan 'creation myths' atau disebut
juga mitos asli 'origin myths' adalah mitos yang
2. Legenda
Hakikat Legenda. Sama halnya dengan mitos, legenda juga termasuk
bagian dari cerita rakyat. Perbedaan antara mitos dan legenda tidak pernah
jelas. Keduanya sama-sama menampilkan cerita yang menarik dengan
tokohtokoh yang hebat yang berada di luar batas-batas kemampuan manusia
lumrah. Hal yang membedakannya adalah bahwa mitos sering dikaitkan
dewa-dewa dan/atau kekuatan-kekuatan supernatural yang di luar jangkauan
manusia. Sebaliknya, walau sama-sama menghadirkan
tokoh-tokoh yang hebat, legenda tidak mengaitkan tokoh-
tokoh itu dengan atau sebagai dewa-dewa atau yang berkekuatan
supernatural, melainkan dengan tokoh, peristiwa, atau tempattempat nyata
yang memunyai kebenaran sejarah (Lukens, 2003:27).
Legenda 'legends' dapat dipahami sebagai cerita
magis yang sering dikaitkan dengan tokoh, peristiwa, dan tempat-
tempat yang nyata (Mitchell, 2003:238). Oleh karena itu,
orang sering menganggap legenda sebagai cerita yang
bersifat historis walau fakta yang dianggap sebagai fakta itu kadar
kesejarahannya masih sering dipertanyakan. Berbagai cerita yang diangkat
menjadi legenda adalah tokoh dan peristiwa yang memang nyata ada dan
terjadi di dalam sejarah. Misalnya, cerita Robin
Hood, yang sudah difilmkan dalam beberapa versi
itu, adalah tokoh sejarah yang hidup semasa
pemerintahan Raja Arthur (King Arthur) di Inggris. Atau, peristiwa
tenggelamnya kapal Titanic pada awal abad ke-20, sebuah kapal pesiar
Dipindai dengan CamScanner
mewah yangjuga sudah difilmkan, kini juga dipandang
sebagai sebuah legenda.
Demikian juga halnya dengan legenda yang berkaitan dengan
tempattempat tertentu, banyak sekali cerita yang berkisah tentang asal-
usul suatu nama, misalnya asal-usul Gunung Kendeng, Gunung
Tangkuban Perahu, Rawa Pening, Telaga Ngebel, Candi Prambanan,
Banyuwangi, Pabelan, Surakarta, Yogyakarta, dan lain-lain. Cerita tentang
asal-usul nama-nama tempat tersebut, baik nama gunung, daerah, sungai,
maupun yang lain pada umumnya dipandang sebagai sebuah
legenda. Cerita-cerita tersebut ada juga yang
melibatkan kekuatan-kekuatan supranatural, dan karenanya di dalamnya
juga terkandung unsur mitos, misalnya cerita tentang
asal-usul Goa Kiskenda yang telah dibicarakan
sebelumnya.