Anda di halaman 1dari 3

Daeng, Hans J. 2008. Manusia Kebudayaan dan Lingkungan : Tinjauan Antropologis.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar


Menurut Eliade mitos bukan merupakan pemikiran intelektual dan bukan pula hasil logika,
melainkan lebih merupakan orientasi spiritual dan mental untuk berhubungan dengan Yang Ilahi.
Bagi masyarakat arkais tradisional, mitos berarti suatu cerita yang benar, dan cerita ini menjadi
milik mereka yang paling berharga, karena merupakan sesuatu yang suci, bermakna, menjadi
contoh model bagi manusia dalam bertindak, yang memberi makna dan nilai pada kehidupan ini.
Mitos menceritakan suatu sejarah kudus yang terjadi pada waktu primordial, pada awal mula.
Mitos menceritakan bagaimana suatu realitas mulai bereksistensi melalui tindakan makhluk
supra-natural. Mitos selalu menyangkut suatu penciptaan yang dianggap sebagai jaminan
eksistensi dunia dan manusia. (Daeng, 2008:16)
J.Van Baal (1987) mitos dikatakan sebagai cerita di dalam kerangka sistem suatu religi yang di
masa lalu atau kini telah atau sedang berlaku sebagai kebenaran keagamaan. Ilmu pengetahuan
tentang mitos atau mitologi adalah suatu cara untuk mengungkapkan, menghadirkan Yang
Kudus, Yang Ilahi, melalui konsep serta Bahasa simbolik. (Daeng, 2008:81)
Van Peursen yang mengatakan bahwa mitos adalah sebuah ceritera pemberi pedoman dan arah
tertentu kepada sekelompok orang. Mitos memberi arah kepada kelakuan manusia, dan
merupakan semacam pedoman bagi manusia untuk bertindak bijaksana. Mitos menyadarkan
manusia akan adanya kekuatan-kekuatan ajaib. Melalui mitos, manusia dibantu untuk dapat
menghayati daya-daya itu sebagai suatu kekuatan yang mempengaruhi dan menguasai alam dan
kehidupan sukunya (Daeng, 2008:81-82)
Mitos juga berfungsi sebagai pengantara manusia dan daya-daya kekuatan alam; mitos memberi
pengetahuan tentang dunia; lewat mitos manusia primitif memperoleh keterangan-keterangan
(Van Peursen dalam Daeng, 2008:82)
Masyarakat Indonesia dikatakan masyarakat majemuk, heterogen, karena terbentuk oleh ratusan
kelompok etnik yang disebut masyarakat tradisional yang mempunyai identitas tradisional.
Identitas tradisional itu dilingkarioleh batas primordial dalam ujud ikatan keluarga, desa, suku,
dan agama (Daeng, 2008:304)
Mitos adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh
yang empunya cerita, ditokohi oleh para dewa atau mahkluk setengah dewa (Bascom dalam
James Danandjaja, 1984: 2)
Manusia dalam hidupnya akan selalu berhadapan dengan berbagai kejadian yang terjadi di
alam sekitarnya. Banyak hal yang sukar dipercayai berlakunya, tetapi bagi penganutnya begitu
mempercayai suatu mitos (Umar Yunus, 1981: 94)

Mitos adalah suatu cerita yang benar dan menjadi milik mereka yang paling
berharga, karena merupakan suatu yang suci, bermakna dan menjadi contoh model bagi tindakan
manusia. Mitos bukan hanya merupakan pemikiran intelektual dan hasil logika, tetapi terlebih
dulu merupakan orientasi spiritual dan mental yang berhubungan dengan Illahi (Hari Susanto,
1987: 91)
Mitos adalah suatu sistem komunikasi yang memberikan pesan berkenaan dengan
masa lalu, ide, ingatan, dan kenangan atau keputusan yang diyakini (Barthes, 1981: 193).
Menurut Van peursen mitos berpijak pada fungsi mitos tersebut dalam kehidupan manusia. Mitos
bukan sekedar cerita mengenai kehidupan dewa-dewa, namun mitos merupakan cerita yang
mampu memberikan arah dan pedoman tingkah laku manusia sehingga bisa bersikap bijaksana
(Van Peursen, 1976: 42)
Keberadaan mitos dapat memberi suatu pengetahuan, bagaimana masyarakat
penganutnya, menghadapi kehidupan dengan keyakinan yang mereka percayai, menjadikan
mitos sesuatu yang sangat penting, yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mereka, karena
mereka percaya mitos tersebut memberi kegunaan dan manfaat bagi kehidupan.
Fungsi Mitos
Menurut Van Peurseun, fungsi mitos ada tiga macam, yaitu menyadarkan manusia bahwa
ada kekuatan gaib, memberikan jaminan pada masa kini, dan memberikan pengetahuan pada
dunia (Van Peursen, 1987: 37)
Fungsi mitos yang pertama adalah menyadarkan manusia bahwa kekuatankekuatan ajaib, berarti mitos tersebut tidak memberikan bahan informasi mengenai kekuatankekuatan itu, tetapi membantu manusia agar dapat menghayati daya-daya itu sebagai kekuatan
yang mempengaruhi dan mengusai alam dan kehidupan sukunya. Misal adalah dongeng-dongeng
dan upacara-upacara mistis.
Fungsi mitos yang kedua yaitu mitos memberikan jaminan masa kini. Misalnya
pada bulan Sura, dilakukan suatu ritual tertentu atau upacara-upacara dengan berbagai tariantarian, seperti pada jaman dahulu, pada suatu kerajaan bila tidak dilakukan suatu upacara ritual
akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Cerita serupa itu dipentaskan atau akan menampilkan
kembali peristiwa yang telah terjadi. Sehingga usaha serupa pada jaman sekarang ini.

Fungsi mitos yang ketiga adalah memberikan pengetahuan tentang dunia artinya
fungsi ini mirip dengan fungsi ilmu pengetahuan dan filsafat dalam alam pikiran modern,
misalnya cerita-cerita terjadinya langit dan bumi (Van Peursen, 1976: 37)

Anda mungkin juga menyukai